Model Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus dan Layanannya BAB I
PENDAHULUAN
1.1 latar belakan
Layanan pendidikan merupakan satu kajian penting untuk memenuhi kebutuhan anak-anak berkebutuhan khusus (ABK), yang memiliki me miliki keunikan tersendiri dalam jenis dan karakteristiknya, dan membedakan mereka dari anak-anak normal pada umumnya. Keadaan inilah yang menuntut adanya penyesuaian dalam pemberian layanan pendidikan yang dibutuhkan. dibu tuhkan. Keragaman yang terjadi, memang meman g terkadang menyulitkan guru dalam upaya pemberian layanan pendidikan yang sesuai. Namun apabila guru telah memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai cara memberikan layanan yang baik, maka akan dapat dilakukan secara optimal.
ada bagian unit ini saudara akan mengkaji konsep umum mengenai layanan pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus, yang dilengkapi dengan beberapa ilustrasi yang akan memudahkan saudara untuk mengkajinya. !elain itu juga akan disampaikan model-model layanan pendidikan yang sesuai untuk anak berkebutuhan khusus. "i bagian akhir kajian ini, secara khusus akan dibahas mengenai pendidikan inklusi# anak-anak berkebutuhan berkeb utuhan khusus di sekolah umum.
$ntuk memperdalam kajian saudara dalam unit ini, saudara juga diminta untuk mengerjakan latihanlatihan yang disediakan. "engan demikian usai mengikuti kajian ini saudara akan memiliki pengetahuan dan keterampilan k eterampilan dalam memberikan layanan pendidikan pend idikan bagi anak berkebutuhan khusus.
endidikan inklusi merupakan seseuatu yang baru di dunia pendidikan %ndonesia. %stilah pendidikan %stilah pendidikan inklusif atau atau inklusi inklusi,, mulai mengemuka sejak tahun &'', ketika kon#erensi dunia tentang pendidikan untuk semua, yang diteruskan dengan pernyataan salamanca tentang pendidikan inklusi# pada tahun &''.
Pendidikan inklusif memiliki prinsip dasar bah*a selama memungkinkan, semua anak seyogyanya belajar bersama-sama tanpa memandang kesulitan ke sulitan ataupun perbedaan yang mungkin ada pada mereka. +etapi yang membedakan adalah masyarakatnya, mereka berpandangan bah*a sekolah inklusi# hanya untuk sis*a berkebutuhan khusus dan belum sepenuhnya *ali murid percaya pada sekolah inklusi# ada yang lebih memilih home schooling untuk anak mereka, yang menjadi pertanyaan disini adalah bagaimana agar sekolah inklusi# tidak dipandang dipan dang rendah oleh masyarakat dan da n bagaimana sekolah
inklusi# mendapat kepercayaan dari masyarakat agar anak-anak mereka yang berkebutuhan khusus disekolahkan di sekolah inklusi# itulah yang menjadi tugas pemerintah untuk memberdayakan sekolah inklusi# lebih baik lagi dan mendapat kepercayaan dikalangan masyarakat
1.! "umusan masalah
&.
Bagai aim mana mod odeel layan anan an pend ndiidika kan n bag agii ana nak k berkebu buttuh uhaan kh khus usus us
.
Apa yang dimaksud dengan pendidikan insklusi#
.
Bagaimana mo model pe pendidikan in insklusi#
.
Baga Ba gaim iman anaa kur kurik ikul ulum um yan ang g ter terda dapa patt di di dal dalam am pe pend ndiidi dika kan n ana anak k ber berke kebu butu tuha han n khu khussus us 1.# $ujuan
&.
$ntuk mengetahui lay ayaanan bagi anak berkebutuhan khusus
.
/enge gettahui da dan n mem memaaha ham mi mod model el lay ayan anaan ba bagi ana nak k ber berke keb butuha han n khu khussus
.
/eng /e nget etah ahui ui pe peng nger erti tian an da darri pen pendi didi dika kan n ink inkllus usi# i# se sert rtaa baga bagaim iman anaa imp imple lem men enttas asiiny nyaa BAB II
PEMBAHA%AN
!.1 Model Layanan Pend&d&kan Ba& Anak Berkebutuhan Khusus
Anak berkebutuhan khusus yang mengalami kecacatan #isik, yaitu tunanetra, tunarungu0*icara, tuna daksa, tunamental, tunalaras, dan anak berbakat. $ntuk mengenal lebih lanjut layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus terlebih dahulu akan diuraikan beberapa bentuk atau jenis layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus secara umum dan khusus. !etelah mengikuti uraian ini diharapkan saudara memiliki kompetenti untuk menjelaskan bentuk layanan pendidikan bagi anak bekebutuhan khusus
&).Bentuk Layanan
/enurut 1allahan dan Kau##man (&''&) bentuk penyelenggaraan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus ada berbagai pilihan, yaitu2
&.
3eguler 4lass 5nly (Kelas biasa dengan guru biasa)
.
3eguler 4lass *ith 4onsultation (Kelas biasa dengan konsultan guru LB)
.
%tinerant +eacher (Kelas biasa dengan guru kunjung)
.
3esource +eacher (6uru sumber, yaitu kelas biasa dengan guru biasa, namun dalam beberapa kesempatan anak berada di ruang sumber dengan guru sumber)
7.
usat "iagnostik-rescripti#
8.
1ospital or 1omebound %nstruction (endidikan di rumah atau di rumah sakit, yakni kondisi anak yang memungkinkan belum masuk ke sekolah biasa).
9.
!el#-contained 4lass (Kelas khusus di sekolah biasa bersama guru LB)
:.
!pecial "ay !chool (!ekolah luar biasa tanpa asrama)
'.
3esidential !chool (!ekolah luar biasa berasrama)
!amuel A. Kirk (&':8) membuat gradasi layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus bergradasi dari model segregasi ke model mainstreaming seperti tersebut di ba*ah ini2
&.
Least3estrecti;e
.
meanstreamingsegregation3eguler 4lassroom +eacher 4onsultant(!ekolah 3eguler dengan 6uru Konsultan)
.
3esidential %nstitution(%nstitusi Khusus)
.
3esidential !chool(!ekolah Berasrama)
7.
!pecial "ay !chool(!ekolah Khusus 1arian)
8.
3eguler4lassroom %tenerant+eacher(!ekolah 3eguler dengan 6uru Kunjung)
9.
3eguler4lassroom 3esource 3oom(!ekolah 3eguler dengan 3. !umberBelaj)
:.
art-time !pecial class(!ekolah 3eguler aruh =aktu)
'.
!el# 4ontained !pecial 4lasses(Kelas Khusus +tppd !ek. 3eg.) Berdasarkan kedua pendapat tersebut di atas, bentuk-bentuk layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus dapat dikelompokkan menjadi kelompok besar, yaitu2
&.
Bentuk Layanan Pend&d&kan %ereras&
!istem layanan pendidikan segregasi adalah sistem pendidikan yang terpisah dari sistem pendidikan anak normal. endidikan anak berkebutuhan khusus melalui sistem segregasi maksudnya adalah penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakan secara khusus, dan terpisah dari penyelenggaraan pendidikan untuk anak normal. "engan kata lain anak berkebutuhan khusus diberikan layanan pendidikan pada lembaga pendidikan khusus untuk anak berkebutuhan khusus, seperti !ekolah Luar Biasa atau !ekolah "asar Luar Biasa, !ekolah /enengah ertama Luar Biasa, !ekolah /enangah Atas Luar Biasa. !istem pendidikan segregasi merupakan sistem pendidikan yang paling tua. ada a*al pelaksanaan, sistem ini diselenggarakan karena adanya kekha*atiran atau keraguan terhadap kemampuan anak berkebutuhan khusus untuk belajar bersama dengan anak normal. !elain itu, adanya kelainan #ungsi tertentu pada anak berkebutuhan khusus memerlukan layanan pendidikan dengan menggunakan metode yang sesuai dengan kebutuhan khusus mereka. /isalnya, untuk anak tunanetra, mereka memerlukan layanan khusus berupa braille, orientasi mobilitas. Anak tunarungu memerlukan komunikasi total, bina persepsi bunyi> anak tunadaksa memerlukan layanan mobilisasi dan aksesibilitas, dan layanan terapi untuk mendukung #ungsi #isiknya.
Ada empat bentuk penyelenggaraan pendidikan dengan sistem segregasi, yaitu2
&) !ekolah Luar Biasa (!LB)
Bentuk !ekolah Luar Biasa merupakan bentuk sekolah yang paling tua. Bentuk !LB merupakan bentuk unit pendidikan. Artinya, penyelenggaraan sekolah mulai dari tingka t persiapan sampai dengan tingkat lanjutan diselenggarakan dalam satu unit sekolah dengan satu kepala sekolah. ada a*alnya penyelenggaraan sekolah dalam bentuk unit ini berkembang sesuai dengan kelainan yang ada (satu kelainan saja), sehingga ada !LB untuk tunanetra (!LB-A), !LB untuk tunarungu (!LB-B), !LB untuk tunagrahita (!LB-4), !LB untuk tunadaksa (!LB-"), dan !LB untuk tunalaras (!LB-<). "i setiap !LB tersebut ada tingkat persiapan, tingkat dasar, dan tingkat lanjut. !istem pengajarannya lebih mengarah ke sistem indi;idualisasi.
!elain, ada !LB yang hanya mendidik satu kelainan saja, ada pula !LB yang mendidik lebih dari satu kelainan, sehingga muncul !LB-B4 yaitu !LB untuk anak tunarungu dan tunagrahita> !LB-AB4",
yaitu !LB untuk anak tunanetra, tunarungu, tunagrahita, dan tunadaksa. 1al ini terjadi karena jumlah anak yang ada di unit tersebut sedikit dan #asilitas sekolah terbatas.
) !ekolah Luar Biasa Berasrama
!ekolah Luar Biasa Berasrama merupakan bentuk sekolah luar biasa yang dilengkapi dengan #asilitas asrama. eserta didik !LB berasrama tinggal diasrama. engelolaan asrama menjadi satu kesatuan dengan pengelolaan sekolah, sehingga di !LB tersebut ada tingkat persiapan, tingkat dasar, dan tingkat lanjut, serta unit asrama. Bentuk satuan pendidikannyapun juga sama dengan bentuk !LB di atas, sehingga ada !LB-A untuk anak tunanetra, !LB-B untuk anak tunarungu, !LB-4 untuk anak tunagrahita, !LB-" untuk anak tunadaksa, dan !LB-< untuk anak tunalaras, serta !LB-AB untuk anak tunanetra dan tunarungu.
ada !LB berasrama, terdapat kesinambungan program pembelajaran antara yang ada di sekolah dengan di asrama, sehingga asrama merupakan tempat pembinaan setelah anak di sekolah. !elain itu, !LB berasrama merupakan pilihan sekolah yang sesuai bagi peserta didik yang berasal dari luar daerah, karena mereka terbatas #asilitas antar jemput.
) Kelas jauh0Kelas Kunjung
Kelas jauh atau kelas kunjung adalah lembaga yang disediakan untuk memberi pelayanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus yang tinggal jauh dari !LB atau !"LB. engelenggaraan kelasjauh0kelas kunjung merupakan kebijaksanaan pemerintah dalam rangka menuntaskan *ajib belajar serta pemerataan kesempatan belajar. Anak berkebutuhan khusus tersebar di seluruh pelosok tanah air, sedangkan sekolah-sekolah yang khusus mendidik mereka masih sangat terbatas di kota0kabupaten. 5leh karena itu, dengan adanya kelas jauh0kelas kunjung ini diharapkan layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus semakin luas.
"alam penyelenggaraan kelas jauh0kelas kunjung menjadi tanggung ja*ab !LB terdekatnya. +enaga guru yang bertugas di kelas tersebut berasal dari guru !LB-!LB di dekatnya. /ereka ber#ungsi sebagai guru kunjung (itenerant teacher). Kegiatan administrasinya dilaksanakan di !LB terdekat tersebut.
) !ekolah "asar Luar Biasa
"alam rangka menuntaskan kesempatan belajar bagi anak berkebutuhan khusus, pemerintah mulai elita %% menyelenggarakan !ekolah "asar Luar Biasa (!"LB). "i !"LB merupakan unit sekolah
yang terdiri dari berbagai kelainan yang dididik dalam satu atap. "alam !"LB terdapat anak tunanetra, tunarungu, tunagrahita, dan tunadaksa.
+enaga kependidikan di !"LB terdiri dari kepala sekolah, guru untuk anak tunanetra, guru untuk anak tunarungu, guru untuk anak tunagrahita, guru untuk anak tunadaksa, guru agama, dan guru olahraga. !elain tenaga kependidikan, di !"LB dilengkapai dengan tenaga ahli yang berkaitan dengan kelainan mereka antara lain dokter umum, dokter spesialis, #isiotherapis, psikolog, speech therapist, audiolog. !elain itu ada tenaga administrasi dan penjaga sekolah.
Kurikulum yang digunakan di !"LB adalah kurikulum yang digunakan di !LB untuk tingkat dasar yang disesuikan dengan kekhususannya. Kegiatan belajar dilakukan secara indi;idual, kelompok, dan klasikal sesuai dengan ketunaan masing-masing. endekatan yang dipakai juga lebih ke pendekatan indi;idualisasi. !elain kegiatan pembelajaran, dalam rangka rehabilitasi di !"LB juga diselenggarakan pelayanan khusus sesuai dengan ketunaan anak. Anak tunanetra memperoleh latihan menulis dan membaca braille dan orientasi mobilitas> anak tunarungu memperoleh latihan membaca ujaran, komunikasi total, bina persepsi bunyi dan irama> anak tudagrahita memperoleh layanan mengurus diri sendiri> dan anak tunadaksa memperoleh layanan #isioterapi dan latihan koordinasi motorik.
Lama pendidikan di !"LB sama dengan lama pendidikan di !LB kon;ensional untuk tingka dasar, yaitu anak tunanetra, tunagrahita, dan tunadaksa selama 8 tahun, dan untuk anak tunarungu : tahun. !ejalan dengan perbaikan sistem perundangan di 3%, yaitu $$ 3% No. tahun &':' dan No. 9 tahun &''&, dalam pasal No. 9 tahun &''& satuan pendidikan luar biasa terdiri dari2
&.
a) !ekolah "asar Luar Biasa (!"LB) dengan lama pendidikan minimal 8 tahun
.
b) !ekolah Lanjutan +ingkat ertama Luar Biasa (!L+LB) minimal tahun
.
c) !ekolah /enengah Luar Biasa (!/LB) minimal tahun. !elain itu, pada pasal 8 No. 9 tahun &''& juga dimungkinkan pengelenggaraan +aman Kanakkanak Luar Biasa (+KLB) dengan lama pendidikan satu sampai tiga tahun.
&.
Bentuk Layanan Pend&d&kan $er'adu(Interas&
Bentuk layanan pendidikan terpadu0integrasi adalah sistem pendidikan yang memberikan kesempatan kepada anak berkebutuhan khusus untuk belajar bersama-sama dengan anak biasa (normal) di sekolah umum. "engan demikian, melalui sistem integrasi anak berkebutuhan khusus bersama-sama dengan anak normal belajar dalam satu atap.
!istem pendidikan integrasi disebut juga sistem pendidikan terpadu, yaitu sistem pendidikan yang memba*a anak berkebutuhan khusus kepada suasana keterpaduan dengan anak normal. Keterpaduan tersebut dapat bersi#at menyeluruh, sebagaian, atau keterpaduan dalam rangka sosialisasi. ada sistem keterpaduan secara penuh dan sebagaian, jumlah anak berkebutuhan khusus dalam satu kelas maksimal & ? dari jumlah sis*a keseluruhan. !elain itu dalam satu kelas hanya ada satu jenis kelainan. 1al ini untuk menjaga agar beban guru kelas tidak terlalu berat, dibanding jika guru harus melayani berbagai macam kelainan.
$ntuk membantu kesulitan yang dialami oleh anak berkebutuhan khusus, di sekolah terpadu disediakan 6uru embimbing Khusus (6K). 6K dapat ber#ungi sebagai konsultan bagi guru kelas, kepala sekolah, atau anak berkebutuhan khusus itu sendiri. !elain itu, 6K juga ber#ungsi sebagai pembimbing di ruang bimbingan khusus atau guru kelas pada kelas khusus. Ada tiga bentuk keterpaduan dalam layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus menurut "epdiknas (&':8). Ketiga bentuk tersebut adalah2
&) Bentuk Kelas Biasa
"alam bentuk keterpaduan ini anak berkebutuhan khusus belajar di kelas biasa secara penuh dengan menggunakan kurikulum biasa. 5leh karena itu sangat diharapkan adanya pelayanan dan bantuan guru kelas atau guru bidang studi semaksimal mungkin dengan memperhatikan petunjuk-petunjuk khusus dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar di kelas biasa. Bentuk keterpaduan ini sering juga disebut keterpaduan penuh.
"alam keterpaduan ini guru pembimbing khusus hanya ber#ungsi sebagai konsultan bagi kepala sekolah, guru kelas0guru bidang studi, atau orangtua anak berkebutuhan khusus. !eagai konsultasn, guru pembimbing khusus ber#ungsi sebagai penasehat mengenai kurikulum, maupun permasalahan dalam mengajar anak berkebutuhan khusus. 5leh karena itu perlu disediakan ruang konsultasi untuk guru pembimbing khusus.
endekatan, metode, cara penilaian yang digunakan pada kelas biasa ini tidak berbeda dengan yang digunakan pada sekolah umum. +etapi untuk beberapa mata pelajaran yang disesuaikan dengan ketunaan anak. /isalnya, anak tunanetra untuk pelajaran menggambar, matematika, menulis, membaca perlu disesuaikan dengan kondisi anak. $ntuk anak tunarungu mata pelajaran kesenian, bahasa asing0bahasa %ndonesia (lisan) perlu disesuaikan dengan kemampuan *icara anak.
) Kelas Biasa dengan 3uang Bimbingan Khusus
ada keterpaduan ini, anak berkebutuhan khusus belajar di kelas biasa dengan menggunakan kurikulum biasa serta mengikuti pelayanan khusus untuk mata pelajaran tertentu yang tidak dapat diikuti oleh anak berkebutuhan khusus bersama dengan anak normal. elayanan khusus tersebut diberikan di ruang bimbingan khusus oleh guru pembimbing khusus (6K), dengan menggunakan pendekatan indi;idu dan metode peragaan yang sesuai. $ntuk keperluan tersebut, di ruang bimbingan khusus dilengkapi dengan peralatan khusus untuk memberikan latihan dan bimbingan khusus. /isalnya untuk anak tunanetra, di ruang bimbingan khusus disediakan alat tulis braille, peralatan orientasi mobilitas. Keterpaduan pada tingkat ini sering disebut juga keterpaduan sebagian.
) Bentuk Kelas Khusus
"alam keterpaduan ini anak berkebutuhan khusus mengikuti pendidikan sama dengan kurikulum di !LB secara penuh di kelas khusus pada sekolah umum yang melaksanakan program pendidikan terpadu. Keterpaduan ini disebut juga keterpaduan lokal0bangunan atau keterpaduan yang bersi#at sosialisasi.
ada tingkat keterpaduan ini, guru pembimbing khusus ber#ungsi sebagai pelaksana program di kelas khusus. endekatan, metode, dan cara penilaian yang digunakan adalah pendekatan, metode, dan cara penilaian yang biasa digunakan di !LB. Keterpaduan pada tingkat ini han ya bersi#at #isik dan sosial, artinya anak berkebutuhan khusus dapat dipadukan untk kegiatan yang bersi#at non akademik, seperti olahraga, keterampilan, juga sosialisasi pada *aktu jam-jam istirahat atau acara lain yang diadakan oleh sekolah.
!.! Pend&d&kan Inklus&)
Konsep inklusi, dimana sistem suatu institusi atau lembaga yang menyesuaikan dengan kebutuhan sis*a. !elain itu, integrasi lebih ber#okus pada kurikulum dan diatur oleh guru, sedangkan inklusi berpusat pada sis*a, dan dikembangkannya interaksi yang komunikati# dan dialogis.
"ari uraian tersebut sesungguhnya dikemukakan, bah*a konsep inklusi# lebih menekankan pada upaya pemenuhan kebutuhan pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus. endidikan inklusi# menurut !apon-!he;in dalam 5@Neil (&''0&''7) dide#inisikan sebagai suatu sistem layanan pendidikan khusus yang mensyaratkan agar semua anak berkebutuhan khusus dilayani di sekolah-sekolah terdekat di kelas biasa bersama teman-teman seusianya. $ntuk itu perlu adanya restrukturisasi di sekolah sehingga menjadi komunitas yang mendukung pemenuhan kebutuhan khusus bagi setiap anak. !ejalan dengan konsep ini, !mith (827) mengemukakan, bah*a inklusi dapat berarti penerimaan anak-
anak yang mengalami hambatan ke dalam kurikulum, lingkungan, interaksi sosial dan konsep diri (;isi-misi) sekolah. 6agasan utama mengenai pendidikan inklusi# ini menurut ohnsen (2&:&), adalah sebagai beriku2
&.
Bah*a setiap anak merupakan bagian integral dari komunitas lokalnya dan kelas dan kelompok reguler.
.
Bah*a kegiatan sekolah diatur dengan sejumlah besar tugas belajar yang kooperati#, indi;idualisasi pendidikan dan #leksibilitas dalam pilihan materinya.
.
Bah*a guru bekerjasama dan memiliki pengetahuan tentang strategi pembelajaran dan kebutuhan pengajaran umum, khusus dan indi;idual, dan memiliki pengetahuan tentang cara menghargai tentang pluralitas perbedaan indi;idual dalam mengatur akti;itas kelas. endidikan inklusi mempercayai bah*a semua anak berhak mendapatkan pelayanan pendidikan yang baik sesuai dengan usia atau perkembangannya, tanpa memandang derajat, kondisi ekonomi, ataupun kelainannya. enting bagi guru untuk disadari, bah*a di sekolah mereka dapat membuat penyesuaian pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus, manakala mereka memiliki pandangan pendidikan yang komprehensi# , yang terpusat pada anak. /eskipun mungkin masih memerlukan pelatihan tentang metode atau strategi khusus yang akan diterapkan di sekolah.
Kesadaran tersebut juga perlu dibangun, terutama berkenaan dengan pengembangan pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing anak secara indi;idual. %ni didasari atas pertimbangan, bah*a anak memiliki hak untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas sesuai dengan potensi dan kebutuhannya. /ereka juga memiliki hak untuk belajar bersama dengan teman-teman sebayanya.
Adapun +ujuan dan man#aat pendidikan inklusi#2
endidikan inklusi# dimaksudkan sebagai sistem layanan pendidikan yang mengikut-sertakan anak berkebutuhan khusus belajar bersama dengan anak sebayanya di sekolah reguler yang terdekat dengan tempat tinggalnya. enyelenggaraan pendidikan inklusi# menuntut pihak sekolah melakukan penyesuaian baik dari segi kurikulum, sarana d an prasarana pendidikan, maupun sistem pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan indi;idu peserta didik.
/an#aat pendidikan inklusi# adalah 2
/embangun kesadaran dan konsensus pentingnya pendidikan inklusi# sekaligus menghilangkan sikap dan nilai yang diskriminati#.
/elibatkan dan memberdayakan masyarakat untuk melakukan analisis situasi pendidikan lokal, mengumpulkan in#ormasi semua anak pada setiap distrik dan mengidenti#ikasi alasan mengapa mereka tidak sekolah.
/engidenti#ikasi hambatan berkaitan dengan kelainan #isik, sosial dan masalah lainnya terhadap akses dan pembelajaran.
/elibatkan masyarakat dalam melakukan perencanaan dan monitoring mutu pendidikan bagi semua anak.
&.
endidikan inklusi# memiliki ciri-ciri antara lain2
.
ABK belajar bersama-sama dengan anak rata-rata lainnya
.
setiap anak memperoleh layanan pendidikan yang layak, menantang dan bermutu
.
setiap anak memperoleh layanan pendidikan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya
7.
system pendidikan menyesuaikan dengan kondisi anak.
8.
endidikan inklusi# memiliki keuntungan antara lain2
9.
dapat memenuhi hak pendidikan bagi semua orang (education #or all)>
:.
mendukung proses *ajib belajar>
'.
pembelajaran emosi-sosial bagi ABK>
&.
pembelajaran emosi-sosial-spiritual bagi anak rerata lainnya>
&&.
pendidikan ABK lebih e#isien. $&a alasan mena'a ABK memerlukan layanan 'end&d&kan khusus , yaitu
&.
Individual differences , manusia diciptakan +uhan berbeda-beda. memiliki kapasitas
intelektual, sosial, #isik, suku, agama yang berbeda, sehingga memerlukan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhannya. .
otensi sis*a akan berkembang optimal dengan adanya layanan pendidikan khusus
.
!is*a ABK akan lebih terbantu dalam melakukan adaptasi sosial. !.# Model Pend&d&kan Inklus&)
endidikan inklusi# pada dasarnya memiliki dua model.
&.
model &nklus& 'enuh * full inclusion+. /odel ini menyertakan peserta didik berkebutuhan
khusus untuk menerima pembelajaran indi;idual dalam kelas reguler. .
model &nklus&) 'ars&al * partial inclusion+. /odel parsial ini mengikutsertakan peserta didik
berkebutuhan khusus dalam sebagian pembelajaran yang berlangsung di kelas reguler dan sebagian lagi dalam kelas-kelas pull out dengan bantuan guru pendamping khusus. /odel lain misalnya dikemukakan oleh Brent Hardin dan Marie Hardin. Brent dan /aria mengemukakan model pendidikan inklusi# yang mereka sebut inklusi# terbalik (reverse inclusive). "alam model ini, peserta didik normal dimasukkan ke dalam kelas yang berisi peserta didik berkebutuhan khusus. /odel ini berkebalikan dengan model yang pada umumnya memasukkan peserta didik berkebutuhan khusus ke dalam kelas yang berisi peserta didik normal.
/odel inklusi# terbalik agaknya menjadi model yang kurang laim dilaksanakan. /odel ini mengandaikan peserta didik berkebutuhan khusus sebagai peserta didik dengan jumlah yang lebih banyak dari peserta didik normal. "engan pengandaian demikian seolah sekolah untuk anak berkebutuhan khusus secara kuantitas lebih banyak dari sekolah untuk peserta didik n ormal, atau bisa juga tidak. /odel pendidikan inklusi# seperti apapu n tampaknya tidak menjadi persoalan berarti sepanjang mengacu kepada konsep dasar pendidikan inklusi#.
/odel pendidikan inklusi# yang diselenggarakan pemerintah %ndonesia yaitu model pendidikan inklusi# moderat. endidikan inklusi# moderat yang dimaksud yaitu2
&.
endidikan inklusi# yang memadukan antara terpadu dan inklusi penuh
.
/odel moderat ini dikenal dengan model mainstreaming Model 'end&d&kan mainstreaming merupakan model yang memadukan antara pendidikan untuk anak
berkebutuhan khusus (!ekolah Luar Biasa) dengan pendidikan reguler. eserta didik berkebutuhan khusus digabungkan ke dalam kelas reguler hanya untuk beberapa *aktu saja.
Ciloso#inya tetap pendidikan inklusi#, tetapi dalam praktiknya anak berkebutuhan khusus disediakan berbagai alternati# layanan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya. Anak berkebutuhan khusus dapat berpindah dari satu bentuk layanan ke bentuk layanan yang lain, seperti2
&.
Bentuk kelas reuler 'enuh , Anak berkebutuhan khusus belajar bersama anak lain (normal)
sepanjang hari di kelas reguler dengan menggunakan kurikulum yang sama. .
Bentuk kelas reuler denan cluster , Anak berkebutuhan khusus belajar bersama anak lain
(normal) di kelas reguler dalam kelompok khusus. .
Bentuk kelas reuler denan pull out , Anak berkebutuhan khusus belajar bersama anak lain
(normal) di kelas reguler namun dalam *aktu-*aktu tertentu ditarik dari kelas reguler ke ruang sumber untuk belajar dengan guru pembimbing khusus. .
Bentuk kelas reuler denan cluster dan pull out, Anak berkebutuhan khusus belajar
bersama anak lain (normal) di kelas reguler dalam kelompok khusus, dan dalam *aktu-*aktu tertentu ditarik dari kelas reguler ke ruang sumber untuk belajar bersama dengan guru pembimbing khusus. 7.
Bentuk kelas khusus denan berbaa& 'en&nteras&an , Anak berkebutuhan khusus belajar
di kelas khusus pada sekolah reguler, namun dalam bidang-bidang tertentu dapat belajar bersama anak lain (normal) di kelas reguler. 8.
Bentuk kelas khusus 'enuh d& sekolah reuler , Anak berkebutuhan khusus belajar di dalam
kelas khusus pada sekolah reguler. "engan demikian, pendidikan inklusi# seperti pada model di atas tidak mengharuskan semua anak berkebutuhan khusus berada di kelas reguler setiap saat dengan semua mata pelajarann ya (inklusi penuh). 1al ini dikarenakan sebagian anak berkebutuhan khusus dapat berada di kelas khusus atau ruang terapi dengan gradasi kelainannya yang cukup berat. Bahkan bagi anak berkebutuhan khusus yang gradasi kelainannya berat, mungkin akan lebih banyak *aktunya berada di kelas khusus pada sekolah reguler (inklusi lokasi). Kemudian, bagi yang gradasi kelainannya sangat berat, dan tidak memungkinkan di sekolah reguler (sekolah biasa), dapat disalurkan ke sekolah khusus (!LB) atau tempat khusus (rumah sakit).
!., Im'lementas& Inklus&)
endidikan inklusi# sebenarnya merupakan perkembangan lebih lanjut dari program mainstreaming yang sudah beberapa dekade ini diterapkan secara luas oleh para pendidik di berbagai negra untuk
anak- anak berkebutuhan khusus, meskipun orientasi dan implementasinya berbeda. Ada beberapa #aktor yang harus dipertimbagkan dalam implementasi pendidikan inklusi#, beberapa #aktor dimaksud menurut skjorten, /iriam " (27-7:) adalah>
Kebijakan D hukum- undang-undang D ekonomi, yaitu perlunya ada undang-undang khusus yang mengakomodasi kepentingan anak berkebutuhan khusus, sertu dukungan dana dalam implementasinya>
!ikap D pengalaman- pengetahuan, yaitu berkenaan dengan pengakuan hak anak serta kemampuan dan potensinya>
Kurikulum lokal, reginal, dan nasional>
erubahan pendidikan yang potensial, inklusi harus didukung oleh reorientasi di lapangan, dalam bidang pendidikan guru dan penelitian>
Kerjasama lintas sektoral>
Adaptasi lingkungan, dan
enciptaan lapangan kerja. "i %ndonesia sendiri elaksanaan pendidikan inklusi# di sekolah didasarkan pada beberapa landasan, #iloso#is dan yuridis-empiris. !ecara #iloso#is, implementasi inklusi mengacu pada beberapa hal, diantaranya, bah*a2
&.
endidikan adalah hak mendasar bagi setiap anak, termasuk anak berkebutuhan khusus
.
Anak adalah pribadi yang unik yang memiliki karakteristik, minat, kemampuan dan kebutuhan belajar yang berbeda
.
enyelenggaraan pendidikan menjadi tanggung ja*ab bersama antara orang tua masyarakat dan pemerintah
.
!etiap anak berhak mendapat pendidikan yang layak
7.
!etiap anak berhak memperoleh akses pendidikan yang ada di lingkungan sekitarnya !edangkan landasan yuridis-empirisnya mengacu pada2
&.
$$!N No tahun , asal 7 Ayat (&), ()
.
$ $ " &'7 pasal & ayat (&) E (). dan ()
.
ermen No dan +ahun 8
.
"eklarasi 1ak Asasi /anusia, &':
7.
Kon;ensi 1ak Anak, &':'
8.
Kon#erensi "unia tentang endidikan untuk !emua, &''
9.
3esolusi BB nomor :0'8 tahun &'' tentang
:.
ersamaan Kesempatan bagi 5rang Berkelainan
'.
ernyataan !alamanca (&'') tentang endidikan %nklusi Komitmen "akar () mengenai endidikan untuk !emua "eklarasi Bandung () E 3ekomendasi Bukittinggi (7) komitmen Fpendidikan inklusi#G. Kendati demikian, selama ini masih ada beberapa persoalan prinsip yang menyangkut pelaksanaan pendidikan inklusi# di sekolah. "i satu sisi, sesuai dengan perunda ngan yang ada pendidikan inklusi# hanya berlaku bagi anak-anak berkebutuhan khusus yang kemampuan intelektualnya tidak berada di ba*ah rata-rata. !edangkan secara konsep #iloso#is, sebenarnya inklusi adalah *adah semua an ak berkebutuhan khusus, termasuk diantaranya anak-anak yang kemampuan intelektualnya berada di ba*ah rata-rata.
!.- Kur&kulum ABK
Kurikulum adalah seperangkat rencana pembelajaran yang didalamnya menampung pengaturan tentang tujuan, isi, proses, dan e;aluasi. "engan demikian kurikulum tingkat satuan pendidikan (K+!) adalah kurikulum yang dirancang, diberlakukan dan diimplementasikan dalam satu lembaga atau satuan pendidikan tertentu. !elanjutnya silabus merupakan rancangan pembelajaran yang disusun oleh guru selama satu semester. !edangkan 3 sebagai rencana pembelajaran yang di susun guru untuk satu atau bebrapa pertemuan dengan peserta didik.
"alam pembelajaran inklusi#, model kurikulum bagi ABK dapat dikelompokan menjadi empat, yakni2
&.
"uplikasi Kurikulum
Hakni ABK menggunakan kurikulum yang tingkat kesulitannya sama dengan sis*a rata-rata0regular. /odel kurikulum ini cocok untuk peserta didik tunanetra, tunarungu *icara, tunadaksa, dan tunalaras. Alasannya peserta didik tersebut tidak mengalami hambatan intelegensi. Namun demikian perlu memodi#ikasi proses, yakni peserta didik tunanetra menggunkan huru# Braille, dan tunarungu *icara menggunakan bahasa isyarat dalam penyampaiannya.
.
/odi#ikasi Kurikulum Hakni kurikulum sis*a rata-rata0regular disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan0potensi ABK. /odi#ikasi kurikulum ke ba*ah diberikan kepada peserta didik tunagrahita dan modi#ikasi kurikulum ke atas (eskalasi) untuk peserta didik gi#ted and talented.
.
!ubstitusi Kurikulum Hakni beberapa bagian kurikulum anak rata-rata ditiadakan dan diganti dengan yang kurang lebih setara. /odel kurikulum ini untuk ABK dengan melihat situasi dan kondisinya.
.
5misi Kurikulum Haitu bagian dari kurikulum umum untuk mata pelajaran tertentu ditiadakan total, karena tidak memungkinkan bagi ABK untuk dapat ber#ikir setara dengan anak rata-rata.
!. %ekolah Penyelenara
!ekolah penyelenggara pendidikan inklusi#, tentulah sekolah umum yang telah memenuhi beberapa persyaratan yang telah ditentukan. Beberapa persyaratan dimaksud diantaranya berkenaan dengan keberadaan sis*a berkebutuhan khusus, komitmen, manajemen sekolah, sarana prasarana, dan ketenagaan. !ekolah penyelenggara pendidikan inklusis haruslah memiliki sis*a berkebutuhan khusus, memiliki komitmen terhadap pendidikan inklusi, penuntasan *ajib belajar maupun terhadap komite sekolah. !elain itu juga harus memiliki jaringan kerjasama dengan lembaga-lembaga terkait, yang didukung dengan adanya #asilitas dan sarana pembelajaran yang mudah diakses oleh semua anak.
!ekolah penyelenggara pendidikan inklusi juga harus menciptakan lingkungan yang ramah terhadap pembelajaran, yang memungkinkan semua sis*a dapat belajar dengan nyaman dan menyenangkan. Berbagai metode, atau strategi belajar sangat mungkin dikembangkan pada sekolah-sekolah penyelenggara pendidikan inklusi, untuk menciptakan situasi pembelajaran yang ak ti# dan #leksibel. Adanya penghargaan terhadap diri anak, memoti;asi dan menumbuhkan kepercayaan diri anak, dengan
menggunakan kata-kata atau nada suara yang baik. Ada beberapa kemampuan yang harus dimiliki guru pendidikan inklusi, sebagaimana dikemukakan /irriam ! (7), yaitu 2
&.
engetahuan tentang perkembangan anak
.
emahaman akan kebutuhan dan nilai interaksi komunikasi dan pentingnya dialog di kelas
.
emahaman akan pentingnya mendorong rasa penghargaan diri anak berkaitan dengan perkembangan, moti;asi dan belajar melalui suatu interaksi positi# dan berorientasikan sumber
.
emahaman tentang GKon;ensi 1ak AnakG dan implikasinya terhadap implementasi pendidikan dan perkembangan semua anak
7.
emahaman tentang pentingnya menciptakan lingkungan yang ramah terhadap pembelajaran yang berkaitan dengan isi, hubungan sosial, pendekatan dan metode dan bahan pembelajaran
8.
emahaman arti pentingnya belajar akti# dan pengembangan pemikiran kreati# dan logis
9.
emahaman pentingnya e;aluasi dan asesmen berkesinambungan oleh guru
:.
emahaman konsep inklusi dan pengayaan serta cara pelaksanaan inklusi dan pembelajaran yang berde#erensi
'.
emahaman terhadap hambatan belajar termasuk yang disebabkan oleh kecacatan #isik atau mental
&.
emahaman konsep pendidikan berkualitas dan kebutuhan akan implementasi pendekatan dan metode baru. Kurikulum yang diterapkan, dapat menggunakan kurikulum tingkat satuan pendidikan (K+!) dikembangkan sekolah sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk anak-anak normal penuh, modi#ikasi, atau secara khusus dikembangkan program pembelajaran indi;idual (%)
bagi anak-anak berkebutuhan khusus. !ekolah juga harus mempersiapkan guru pendamping khusus, yang bisa didatangkan dari sekolah untuk anak berkebutuhan khusus (!LB) sebagai sekolah basis, ataupun guru di sekolah umum yang telah memperoleh pelatihan khusus sebagai guru pendamping untuk anak-anak berkebutuhan khusus di sekolah umum penyelenggara pendidikan inklusi#.
3angkuman endidikan inklusi# merupakan suatu sistem layanan pendidikan khusus yang mensyaratkan agar semua anak berkebutuhan khusus dilayani di sekolah-sekolah terdekat di kelas
biasa bersama teman-teman seusianya. 1al ini berkenaan dengan adanya hak setiap anak untu memperoleh pendidikan yang baik. endidikan
BAB III
PENU$UP
KE%IMPULAN
"ari berbagai pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bah*a anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki perbedaan-perbedaan baik perbedaan interindi;idual maupun intraindi;idual yang signi#ikan dan mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan lingkungan sehingga untuk mengembangkan potensinya dibutuhkan pendidikan enanganan pendidikan untuk anak-anak ABK dapat berbentuk model segregasi (4ontohnya !LB), kelas khusus, !"LB, guru kunjung, sekolah terpadu, dan pendidikan inklusi. !edangkan ersonil0tenaga yang terlibat dalam pelaksanaan pelayanan pendidikan ABK, meliputi2 guru, konselor, tenaga medis, psikolog dan personil lain yang dibutuhkan.
%A"AN
!eharusnya pemerintah lebih memperhatikan sekolah inklusi# sehingga anak yang berkebutuhan khusus yang berbakat dapat menyakurkan bakat mereka. emerintah juga harus mensosialisasikan adanya sekolah inklusi# agar sekolah inklusi# diketahui keberadaanya, dan masyarakat tidak lagi meremehkan sekolah inklusi# bah*a anak-anak inklusi# juga bisa berprestasi layaknya anak normal. memberikan layanan bagi Anak Berkebutuhan Khusus dengan baik dan benar, dan kita bisa memberikan pelayanan terbaik bagi anak yang berkebutuhan khusus.
DA/$A" PU%$AKA
42I$sersICennyI"o*nloadsI"ocumentsIendidikanJAnakJKebutuhanJKhususJ$N%+J.pd#
https200asruly*ulandari.*ordpress.com0tag0abk0
https200ciskakhoerunnisa.*ordpress.com0&070&0model-dan-bentuk-layanan-anak-berkebutuhankhusus0 https200#itriyani.*ordpress.com0&700'0model-pembelajaran-anak-berkebutuhan-khusus-danlayanannya0
Metode Pengajaran ABK BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang
Pendidikan
berkebutuhan
khusus
menganut
prinsip-prinsi
pedagogi
yang
sehat
yang
dapat
menguntungkan semua anak. Berbagai kondisi anak dengan segala perbedaannya adalah normal dan oleh karenanya pembelajaran itu harus disesuaikan dengan kebutuhan anak, bukannya anak yang disesuaikan dengan kecepatan dan hakekat proses belajar. Pemebelajaran yang berpusat pada anak akan lebih efektif dan menguntungkan bagi semua pihak, khususnya bagi anak secara keseluruhan. Di dalam sekolah inklusif, anak yang berkebutuhan khusus seyogyanya menerima segala dukungan tambahan yang mereka butuhkan untuk menjamin efektifnyanpendidikan mereka. Sekolah inklusif ini juga merupakan alat yang paling efektif untuk membangun karakter anak bagi anak yang berkebutuhan khusus, juga akan menumbuhkan solidaritas antara anak berkebutuhan khusus dengan teman-teman sebayanya. Dalam seting pembelajaran, sekolah mengakomodasi semua anak tanpa memandang kondisi fisik, intelektual, sosial, emosi, ataupun kondisi-kondisi lainnya. Sekolah inklusif seyogyanya memungkinkan semua anak belajar bersama tanda memandang kesulitan ataupun perbedaan yang mungkin ada pada diri mereka. B.
Rumusan Masalah
Masalah yang dijadikan pusat pengamatan dalam penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan layanan bimbingan yang dilakukan guru dalam memenuhi kebutuhan anak berkebutuhan khusus. Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: .
!pa yang dilakukan guru dalam menyusun program bimbingan bagi anak berkebutuhan khusus"
#. $.
Bagaimana pelaksanaan kurikulum dan bimbingan bagi anak yang berkebutuhan khusus" Bagaimana metode pengajaran bagi anak berkebutuhan khusus"
C.
ujuan
%ujuan utama penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana metode pengajaran anak berkebutuhan khusus. &ntuk itu, diperlukan gambaran yang mendalam tentang pelaksanaan bimbingan dalam PBM pada anak berkebutuhan khusus. Dengan demikian, tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: .
&ntuk mengetahui apa yang dilakukan guru dalam menyusun program bimbingan bagi anak berkebutuhan khusus.
#.
&ntuk mengetahui bagaimana pelaksanaan kurikulum dalam bimbingan bagi anak yang berkebutuhan
khusus. $. &ntuk mengetahui bagaimana metode pengajaran bagi anak berkebutuhan khusus.
BAB II PEMBAHA!AN A.
Pelaksanaan Kur"kulum dalam B"m#"ngan #ag" Anak Berke#utuhan Khusus
'urikulum sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan anak bukan sebaliknya. (leh karena itu sekolah hendaknya memberikan kesempatan kurikuler yang disesuaikan dengan anak yang memiliki bermacammacam kemampuan dan minat. !nak berkebutuhan khusus akan lebih baik memperoleh pembelajaran tambahan dalam konteks kurikulum reguler, bukan kurikulum yang berbeda. Prinsip yang dijadikan pedoman harus memberikan pendidikan yang sama kepada semua anak, dengan memberikan bantuan dan dukungan tambahan bagi anak yang memerlukannya. Pendidikan seyogyanya berisi hal-hal yang menimbulkan kesanggupan untuk mencapai standar yang lebih tinggi dan memenuhi kebutuhan indi)idu demi memungkinkannya berpartisipasi secara penuh. Dalam pembangunan pengajaran akan lebih baik jika dihubungkan dengan pengalaman sis*a sendiri dan dikaitkan dengan hal-hal yang praktis agar mereka lebih termoti)asi. Bagi anak berkebutuhan khusus disediakan dukungan yang berkesinambungan yang berkisar dari bantuan minimal di kelas reguler hingga program pelajaran tambahan di sekolah itu dan bila perlu diperluas dengan penyediaan bantuan dari +uru kelas, assistant, pendamping sesuai kebutuhan , dan guru pendukung. B.
Program B"m#"ngan Anak Berke#utuhan Khusus
&ntuk menciptakan pembelajaran yang efektif maka sekolah bagi anak berkebutuhan khusus membuat program bimbingan untuk kemajuan pendidikan anak. Sesuai kebutuhannya maka ada baiknya sekolah mengadakan kegiatan-kegiatan untuk memoti)asi anak dalam menambah pengalaman. .
'egiatan Sekolah . #. $.
Mengorganisasikan, mengarahkan, dan menge)aluasi kegiatan khusus sekolah, yaitu: open house, porseni, special *eek atatan: mengajar library time 'egiatan Sis*a .
/ield trip #0 dalam semester
#.
1arasumber sesuai dengan kebutuhan dan tema
$. 2. 4.
!ssembly 0 dalam seminggu, berdasarkan jadual dan dilakukan secara bergiliran 3iking untuk special need bulan sekali 5kskul
6.
Special *eek kali per semester
7. 8.
Pertandingan di dalam atau ke luar sekolah 9earning Support
.
Profil 'elas
Satu kelas terdiri dari : .
Murid maksimal #4 anak
#.
+uru kelas, assistant, pendamping sesuai kebutuhan , dan guru pendukung
$.
Penilaian . Penilaian !fektif Pemberian respon, sikap, apresiasi, minat #. $. 2.
C.
'ehadiran sis*a Perhatian terhadap guru Sikap terhadap tugas, teman, orang tua
Metode Pengajaran Anak Berke#utuhan Khusus
Dalam mengajar sesuatu pada anak berkebutuhan khusus, adalah penting untuk memilih strategi pengajaran tertentu yang dianggap paling efektif untuk anak tertentu. Pemilihan ini akan tergantung
pada gaya belajar dan materi yang diajarkan. Berikut berbagai metode pengajaran yang umumnya digunakan oleh guru anak berkebutuhan khusus. . ommunication Sis*a dalam belajar tidak akan lepas dari komunikasi baik sis*a antar sis*a, sis*a dengan fasilitas belajar, ataupun dengan guru. 'emampuan komunikasi setiap indi)idu akan mempengaruhi proses dan hasil belajar yang bersangkutan dan membentuk kepribadiannya. Proses ini dapat mencakup keterampilan )erbal dan non-)erbal, serta berbagai jenis simbol katr, faco, gambar. #. %ask !nalisis !nalisis tugas adalah prosedur dimana tugas-tugas dipecah kedalam rangkaian komponen-komponen langkah atau bagian kecil satu tujuan akhir atau sasaran. !nalisis tugas dimaksudkan untuk mendeskripsikan tugas-tugas yang harus dilakukan ke dalam indikator-indikator kompetensi. !nalisis tugas untuk menentukan daftar kompetensi. Berdasarkan analisis tugas-tugas yang harus dilakukan oleh guru di sekolah sebagai tenaga professional, yang pada giliranya ditentukan kompetensi-kompetensi apa yang diperlukan , sehingga dapat pula diketahui apakah seorang sis*a telah melakukan tugasnya sesuai dengan kompetensi yang dituntut kepadanya. 'ompetensi dasar berfungsi untuk mengarahkan guru dan fasilitator mengenai target yang harus dicapai dalam pembelajaran. $. Direct ;nstruction ;ntruksi langsung adalah metode pengajaran yang menggunakan pendekatan selangkah-selangkah yang terstruktur dengan cermat, dalam instruksi atau perintah. Metode ini memberikan pengalaman belajar yang positif dengan demikian dapat meningkatkan kepercayaan diri dan moti)asi untuk berprestasi. Pelajaran disampaikan dalam bentuk yang mudah dipelajari sehingga anak mencapai keberhasilan pada setiap tahap pembelajaran. Sintaknya adalah orientasi, Prsentasi,
latihan terstruktur, latihan
terbimbing, refleksi, latihan mandiri, dan e)aluasi. 2. Prompts Prompt adalah setiap bantuan yang diberikan pada anak untuk menghasilkan respon yang benar. Prompts memberikan anak informasi tambahan atau bantuan untuk menjalankan instruksi. !dapun jenis prompts adalah sebagai berikut: a.
Physical Prompts adalah melibatkan kontak fisik, physical prompts digunakan hanya bila prompts yang lain tidak memberikan informasi cukup pada anak untuk mengerjakan tugas atau bila anak belum sampai mengembangkan kemampuan fisik yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut. e. Peer %uturial Peer tutorial adalah dimana seorang sis*a yang mampu pandai dipasangkan dengan temannya yang mengalami kesulitan=hambatan. Didalam pemasangan seperti ini sis*a yang mampu bertindak sebagai tutor pengajar. f. ooperati)e 9earning ooperati)e learning merupakan salah satu cara yang paling efektif dan menyenangkan untuk mengarahkan beberapa sis*a dengan berbagai derajat kemampuan untuk bekerja sama dalam menyelesaikan salah satu tugas. ooperati)e learning mengembangkan lingkungan yang positif dan mendukung, yang mendorong penghargaan pada diri sendiri, menghargai pendapat orang lain dan menerima perbedaan indi)idu. BAB III PENUUP A.
Kes"m$ulan
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan, bah*a kurikulum pembelajarn khusus bagi anak berkebutuhan khusus harus fleksibel dan disesuaikan dengan kebutuhan anak. &ntuk menciptakan pembelajaran yang efektif maka sekolah bagi anak berkebutuhan khusus membuat program bimbingan untuk kemajuan pendidikan anak.
Sesuai kebutuhannya maka ada baiknya sekolah mengadakan
kegiatan-kegiatan untuk memoti)asi anak dalam menambah pengalaman. Sangat penting dalam memilih strategi dan metode pengajaran dalam mengajar pada anak berkebutuhan khusus. &ntuk itu seorang guru harus dapat melilih strategi dan metode pengajaran yang paling efektif untuk anak berkebutuhan khusus. B.
!aran
Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan, penulis dapat memberikan saran sebagai berikut: .
!gar dapat menerapkan metode pengajaran bagi anak berkebutuhan khusus, maka yang perlu diperhatikan adalah apa yang anak butuhkan.
#.
Metode pengajaran yang disampaikan akan lebih baik jika dalam penerapannya memperhatikan gaya belajar dan materi yang akan diajarkan.
https://nayyanrises.wordpress.com/materiku-2/paper/137-2/