1
"VIP CLASS" BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH FORMAL SEBAGAI SOLUSI UNTUK MENYESUAIKAN DIRI
Diusulkan Oleh:
Esti Laras Wastiti S.Pd
SMP PGRI 2 BONOROWO
KEBUMEN
2017
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Kegiatan : "VIP CLASS"Bagi Anak Berkebutuhan Khusus
di Sekolah Formal sebagai Solusi untuk
menyesuaikan diri
Ketua Pelaksana Kegiatan
Nama Lengkap : Esti Laras Wastiti
Alamat Rumah dan Telp / HP : Kebumen/085870860697
Alamat E-mail :
[email protected]
Semarang, 23 November 2017
Menyetujui,
Kepala Sekolah Ketua Pelaksana Kegiatan
(Timbul Nugroho S.Pd) (Esti Laras Wastiti S.Pd)
LEMBAR OTORITAS
Bersama surat ini,kami:
Nama Lengkap Peserta: Esti Laras Wastiti S.Pd
Asal Sekolah : SMP PGRI 2 BONOROWO
Judul Essay : "VIP CLASS"Bagi Anak Berkebutuhan Khusus
di Sekolah Formal sebagai Solusi untuk menyesuaikan diri
Menyatakan bahwa surat tersebut merupakan asli pribadi dan belum pernah mendapat penghargaan dalam lomba sejenis.Apabila di kemudian hari ditemukan ketidak sesuaian pernyataan maka pihak panitia berhak melakukan disfakualifikasi.Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya dengan penuh kesadaran.
Semarang, 23 Oktober 2017
Esti Laras Wastiti S.Pd
"VIP CLASS" BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH FORMAL SEBAGAI SOLUSI UNTUK MENYESUAIKAN DIRI
Kondisi permasalahan yang terjadi sekarang
Pendidikaan merupakan aspek terpenting yang harus diperoleh oleh anak, sesuai dengan amanat Undang-Undang dasar 1945 pasal 31 ayat 4 dan undang undang nomer 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional Bab 2 IV pasal 5 ayat 1 "bahwa setiap warga negara mempunyai kesempatan yang sama dalam memperoleh pendidikan yang bermutu" dalam hal ini termasuk anak-anak yang berkebutuhan khusus (ABK). Sistem pendidikan anak berkebutuhan khusus yang terpisah dengan anak-anak pada umumnya, sehingga anak-anak berkebutuhan khusus sulit menyesuaikan diri setelah lulus dengan masyarakat umum. Tamatan sekolah luar biasa juga tidak mudah diterima oleh masyarakat hal ini disebabkan oleh penyelengaraan sistem pendidikan yang terpisah dengan anak-anak umum, jika sistem ini dibiarkan terus menerus dampak nya anak-anak yang memiliki kondisi normal tidak akan ada rasa sadar bahwa anak-anak yang berkebutuhan khusus merupakan anak biasa yang ingin meperoleh pengakuan dari orang lain dan juga ingin mengenyam pendidikan yang sama dengan mereka.
Orang tua dari anak berkebutuhan khusus juga punya andil yang besar dalam pendidikan anak-anaknya hal ini dikarenakan anak berkebutuhan khusus memiliki hambatan apabila berangkat menuju ke sekolah sendiri oleh karena itu orang tua harus bersedia mengantarkan anak-anak mereka ke sekolah. Tetapi tempat sekolah anak berkebutuhan khusus seperti TKLB, SDLB, SMPLB, SMALB baik negeri maupun swasta tidak mesti terdapat dalam satu kecamatan apalagi pada daerah-daerah terpencil. Menurut data statistik 2015/2017 jumlah Sekolah Luar Biasa (SLB) 2070 baik negeri maupun swasta sementara itu menurut pendataan referensi
KEMENDIKBUD seperti tabel di bawah ini:,
Dari tabel diatas terlihat jumlah sekolah yang belum merata di daerah Padahal jumlah anak berkebutuhan khusus terdapat di berbagai daerah kurang nya infrastruktur ini yang membuat pendidikan di indonesiatidak merata. Hal ini berbanding terbalik dengan jumlah sekolah anak-anak normal dari SD/MI sampai dengan SMA/SMK menurut data dari KEMENDIKBUD tahun 2017 berjumlah 302,097
Sangat tidak sebanding jumlah sekolah anak berkebutuhan khusus dengan jumlah sekolah formal ditambah lokasi-lokasi sekolah anak berkebutuhan khusus yang hanya berada di daerah kota-kota besar dan daerah daerah yang mudah terjamaah. Hal ini belum pantas jika dikatakan pendidikan merata dan berkeadilan sesuai dengan undang undang dasar. Memang ini bukanlah sepenuhnya salah yang disengaja oleh pemerintah. Ini murni hanya keterbatasan keuangan dan karena kondisi geografis Indonesia yang berbeda-beda antara satu tempat dengan tempat yang lain. Pemerintah telah berupaya dengan sunguh-sunguh untuk perluasan dan pemerataan pendidikan khusus yang berkeadilan. Karena mutlaknya, semua yang dilakukan oleh negara itu akhirnya untuk kehidupan yang berkeadilan sosial bagi seeluruh rakyatnya tanpa terkecuali.
Berdasarkan permasalahan diatas maka penulis mengusung konsep "Vip Class" sebagai inovasi untuk mengatasi jumlah sekolah anak berkebutuhan khusus yang sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah sekolah formal pada umumnya agar para orang tua anak berkebutuhan khusus tidak keberatan apabila mengantar anak-anaknya ke tempat sekolah luar biasa (SLB) yang jauh dan juga agar para anak-anak yang mempunyai kondisi normal lebih peduli kepada anak berkebutuhan khusus.
Konsep "Vip Class" Sebagai Solusi Inovatif
Konsep "Vip Class" didasarkan pada prinsip solusi inovatif yaitu menerima anak-anak berkebutuhan khusus pada sekolah formal dan menempatkan pada kelas khusus anak-anak berkebutuhan khusus dan mengajar mereka dengan guru yang ahli. Konsep ini untuk mengatasi jumlah sekolah anak berkebutuhan khusus yang sedikit dan hanya terdapat pada perkotaan selain sebagai pembelajaran kepada anak-anak yang memiliki kondisi normal bahwa anak-anak berkebutuhan khusus juga ingin merasa dihargai dan juga ingin merasakan bersekolah disekolah-sekolah pada umumnya.
Konsep "Vip Class" ini juga berdampak pada psikologi anak-anak berkebutuhan khusus yaitu bertambah semangat untuk bersekolah karena merasa dihargai bisa bersekolah pada sekolah umum, menjadi motivasi belajar anak-anak berkebutuhan khusus untuk memperoleh prestasi di sekolah. Para orang tua juga bersemangat untuk mengantarkan anaknya bersekolah karena jarak tempuh yang dekat dan merasa kondisi anaknya yang berbeda dengan anak-anak lainya tetapi tidak ada hal yang membatasi, sehingga pemerintah daerah dan aparat desa tidak perlu melakukan sosialisasi berkali-kali ke masyarakat yang memiliki anak berkebutuhan khusus supaya mengantarkan ke sekolah karena sudah sadar atas perhatian pemerintah yang begitu besar kepada pendidikan anak nya. Setelah konsep ini berjalan diharapkan para anak-anak berkebutuhan khusus bisa menyesuaikan diri dengan masyarakat setelah lulus karena sudah terbiasa di sekolah berinteraksi dengan anak-anak normal dan tidak memiliki rasa minder lagi apabila bersaing bersama anak normal. Konsep ini juga ikut mensukseskan program pemerintah yaitu wajib belajar 12 tahun.
Pengajar yang digunakan pada konsep ini haruslah tenaga guru ahli di bidang PLB (Pendidikan Luar Biasa) agar para siswa dapat memahami pembelajaran yang berlangsung dan juga pengajar mengerti apa yang diinginkan para anak berkebutuhan khusus hal ini merupakan salah satu cara untuk mewujudkannya pendidikan yang berkeadilan sesuai amanat undang undang dasar Negara Republik Indonesia. "mencerdaskan kehidupan bangsa"
Prediksi Keberhasilan Gagasan
Konsep "Vip Class" adalah menerima anak-anak berkebutuhan khusus pada sekolah formal dan menempatkan pada kelas khusus anak-anak berkebutuhan khusus dan mengajar mereka dengan guru yang ahli. Dalam konsep ini nanti nya anak-anak berkebutuhan khusus akan beriinteraksi ke anak-anak normal membuat mereka menjadi semangat belajar dan tidak lagi merasa minder atas kekurangan yang dimiliki. Jika ana-ankberkebutuhankhusus dibimbing dengan benar bukan tidak mungkin anak-anak berkebutuhan khusus mendapat prestasi karena notaben nya setiap manusia memiliki kelebihan nya masing" termasuk anak-anak berkebutuhan khusus. Selain itu para orang tua anak-anak berkebutuhan khusus juga bangga apabila anak'nya mendapat prestasi meskipun memiliki keterbatasan. Sehingga pendidikan di indonesia merata sebelah jika konsep ini diterapkan.
DAFTAR PUSTAKA
KEMENDIKBUD. 2017. Ikhtisari data pendidikan sekolah formal, Jakarta : pusat data dan statistik pendidikan dan kebudayaan
KEMENDIKBUD. 2017 .Ikhtisari data pendidikan sekolah anak berkebutuhan khusus, Jakarta : pusat data dan statistik pendidikan dan kebudayaan.
Aqila Smart.2010. Anak Cacat Bukan Kiamat Metode Pembelajaran dan terapi untuk Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta: Katahati.