DISUSUN OLEH :
KELOMPOK III NAMA :
1. FILDA SAHLI 2. RIZKA KH KHAIRANI 3. RIZK RIZKI I PE PERM RMAT ATA A AULI AULIA A 4. MUHA MUHAMM MMAD AD FAJ FAJAR ARUL UL FAL FALAH AH 5. SRI SRI REZK REZKI I HAND HANDAY AYAN ANI I 6. ULWIYAH 7. ZUL HAMDI 8. UMMI SA SAKILAH
URU PEM!IM!IN : H". NUR AMALI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Transfusi Darah adalah proses pemindahan darah dari donor yang sehat kepada penderita. Individu atau orang yang menyumbangkan darahnya, dengan tujuan untuk membantu yang lain khususnya yang pada kondisi memerlukan suplai darah dari luar, karena sampai saat ini darah belum bisa di sintesa sehingga ketika diperlukan harus diambil seseorang/in seseorang/individ dividu. u. Pada tahun 19 Dr. !oustiner !oustiner menemukan menemukan " ma#am golongan darah. " ma#am golongan darah $ 1. %olongan darah & '. %olongan darah ( ). %olongan darah &( ". %olongan darah *elain itu tahun 19" ditemukan golongan darah baru yaitu +hesus aktor positif dan rhesus faktor negatif pada sel darah merah -erythro#yt. +hesus aktor positif banyak terdapat pada orang &sia dan egatif pada orang 0ropa, &merika, &ustralia. Transfusi diberikan untuk$
meningkatkan kemampuan darah dalam mengangkut oksigen
memperbaiki volume darah tubuh
memperbaiki kekebalan
memperbaiki masalah pembekuan Tergantung ergantung kepada kepada alasan dilakuka dilakukannya nnya transfusi, transfusi, bisa diberikan diberikan darah darah lengkap lengkap atau
komponen
darah rah
-misal salnya
sel sel
darah rah
merah,
trom rombosit sit,
fak faktor
pembekuan, plasma segar yang dibekukan/bagian #airan dari darah atau sel darah putih. ika memungkinkan, akan lebih baik jika transfusi yang diberikan hanya terdiri dari komponen darah yang diperlukan oleh resipien. 2emberikan komponen tertentu lebih aman dan tidak boros. Teknik penyaringan darah sekarang ini sudah jauh lebih baik, sehingga transfusi lebih aman dibandingkan sebelumnya. Tetapi etapi masih masih ditemu ditemukan kan adanya adanya resiko resiko untuk untuk resipie resipien, n, seperti seperti reaksi reaksi &lerg &lergii dan infeksi.
2eskipun kemungkinan terkena &ID* atau 3epatitis melalui transfusi sudah ke#il, tetapi harus tetap 4aspada akan resiko ini dan sebaiknya transfusi hanya dilakukan jika tidak ada pilihan lain. B. Rumusan masalah
1. &pa syarat5syarat seseorang yang dapat menjadi pendonor darah6 '. Dalam keadaan apakah orang yang tidak bisa menjadi pendonor darah6 ). &pa tujuan donor darah6 ". (agaimana proses transfusi darah6 C. Manfaat
1. &gar mengetahui syarat5syarat seseorang yg dapat menjadi pendonor darah. '. &gar menegetahui dalam keadaan apakah seseorang tidak dpat menjadi pendonor darah. ). &gar mengetahui tujuan donor darah. ". &gar mengetahui proses transfusi darah.
BAB II PEMBAHASAN A. OLONAN DARAH a! Def"n"s" %olongan darah adalah #iri khusus darah dari suatu individu karena adanya
perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan & ( 7 dan +hesus -faktor
+h.
Di
dunia
ini
sebenarnya
dikenal
sekitar
"8
jenis antigen selain antigen &(7 dan +h, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok , dan kematian. #!
%olongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut$ Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen & di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen ( dalam serum darahnya. *ehingga, orang dengan golongan darah &5negatif hanya
dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah &5negatif atau 75negatif. Individu dengan golongan darah ( memiliki antigen ( pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen & dalam serum darahnya. *ehingga, orang dengan golongan darah (5negatif hanya dapat menerima darah dari
orang dengan dolongan darah (5negatif atau 75negatif Individu dengan golongan darah &( memiliki sel darah merah dengan antigen & dan ( serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen & maupun (. *ehingga, orang dengan golongan darah &(5positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah &(7 apapun dan disebut resipien universal . amun, orang dengan golongan darah &(5positif tidak dapat mendonorkan darah ke#uali pada sesama &(5
positif. Individu
dengan
golongan
darah 7 memiliki
sel
darah
tanpa
antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen & dan (. *ehingga, orang dengan golongan darah 7 5 negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah &(7 apapun dan disebut donor universal . amun, orang dengan golongan darah 75negatif hanya dapat menerima darah dari sesama 75 negatif. *e#ara umum, golongan darah 7 adalah yang paling umum dijumpai di
dunia, meskipun di beberapa negara seperti *4edia dan or4egia, golongan darah & lebih dominan. &ntigen & lebih umum dijumpai dibanding antigen (. arena golongan darah &( memerlukan keberadaan dua antigen, & dan (, golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia. Ilmu4an &ustria, arl !andsteiner ,
memperoleh
penghargaan obel dalam
bidang isiologi dan
edokteran pada tahun 19) untuk jasanya menemukan #ara penggolongan darah $!
&(7. %rekuens" Penyebaran golongan darah &, (, 7 dan &( bervariasi di dunia tergantung populasi atau ras. *alah satu pembelajaran menunjukkan distribusi golongan darah terhadap populasi yang berbeda5beda.
P&'ulas"
(
A
B
AB
1:
5
5
5
"<.:
'1.":
'9.1:
".<:
".":
<<.8:
=
=
'.>:
"1.9:
11.:
".':
''.:
'".:
)>.':
1<.?:
1>.':
<".8:
".>:
1'.":
*uku pribumi &merika *elatan 7rang ;ietnam *uku &borigin di &ustralia 7rang erman *uku (engalis *uku *aami
Pe)ar"san *a#el 'e)ar"san g&l&ngan +arah ke'a+a anak
IBU
A,AH O
A
B
AB
O
7
7, &
7, (
&, (
A
7, &
7, &
7, &, (, &(
&, (, &(
B
7, (
7, &, (, &(
7, (
&, (, &(
AB
&, (
&, (, &(
&, (, &(
&, (, &(
+!
Rhesus
enis penggolongan darah lain yang #ukup dikenal adalah dengan memanfaatkan faktor Rhesusatau faktor Rh. ama ini diperoleh dari monyet jenis +hesus yang diketahui memiliki faktor ini pada tahun 19" oleh arl !andsteiner . *eseorang yang tidak memiliki faktor +h di permukaan sel darah merahnya memiliki golongan darah +h5. 2ereka yang memiliki faktor +h pada permukaan sel darah merahnya disebut memiliki golongan darah +h@. enis penggolongan ini seringkali digabungkan dengan penggolongan &(7. %olongan darah 7@ adalah yang paling umum dijumpai, meskipun pada daerah tertentu golongan & lebih dominan, dan ada pula beberapa daerah dengan >: populasi dengan golongan darah (. e#o#okan faktor +hesus amat penting karena ketidak#o#okan golongan. 2isalnya donor dengan +h@ sedangkan resipiennya +h5 dapat menyebabkan produksi antibodi terhadap antigen +h-D yang mengakibatkan hemolisis. 3al ini terutama terjadi pada perempuan yang pada atau di ba4ah usia melahirkan karena faktor +h dapat memengaruhi janin pada saat kehamilan. e!
&l&ngan +an *"'e Darah Darah tersusun dari beberapa unsur yang mempunyai peran utama dalam
terapi tranfusi darah. omponen ini meliputi antigen, antibody, tipe +h, dan antigen 3!&. &ntigen adalah Aat yang mendatangkan respon imun spesifik bila terjadi kontak dengan benda asing. *istem imun tubuh berespon dengan memproduksi antibody untuk memusnahkan penyerang. +eaksi &ntigen -&g dan &ntibodi -&( ini diperlihatkan dengan aglutinasi atau hemolisis. &ntibodi dalam serum berespon terhadap antigen penyerang dengan mengelompokkan sel5sel darah merah bersama5 sama dan menjadikan mereka tidak efektif atau memusnahkan sel darah merah. *istem penggolongan darah didasarkan pada reaksi &g5&( yang menentukan kompabilitas darah. %olongan darah yang paling penting untuk tranfusi darah ialah sistem &(7, yang meliputi golongan berikut$ &, (, 7, &(. Penetapan penggolongan darah didasarkan pada ada tidaknya antigen sel darah merah & dan (. Individu5individu dengan golongan darah & mempunyai antigen & yang terdapat pada sel darah merahB individu dengan golongan darah ( mempunyai antigen (, dan individu dengan golongan darah 7 tidak mempunyai kedua antigen tersebut.
&glutinin, atau antibody yang bekerja mela4an antigen & dan (, disebutagglutinin anti A dan agglutinin anti B. &glutinin ini terjadi se#ara alami. Individu dengan golongan darah & memproduksi aglutinin anti ( di dalam plasmanya se#ara alami. (egitu juga dengan individu dengan golongan darah (, akan memproduksi agglutinin anti & di dalam plasma se#ara alami. Individu dengan golongan darah 7 se#ara alami memproduksi kedua aglutinin tersebut, inilah sebabnya individu dengan golongan darah 7 disebut sebagai donor universal. Individu golongan &( juga menghasilkan antibodi &(, oleh karena itu individu dengan golongan &( disebut resipien universal. (ila darah yang ditranfusikan tidak sesuai, maka akan timbul reaksi tranfusi. *etelah system &(7, tipe +h merupakan kelompok antigen sel darah merah dengan kepentingan klinis besar. Tidak seperti anti5& dan anti5(, yang terjadi pada individu normal dan tidak diimunisasi, antibody +h tidak terbentuk tanpa stimulasi imunisasi. Individu dengan antibodi D disebut +h positif, sedangkan yang tidak memiliki antibodi D disebut +h negatif, tidak menjadi soal apakah ada antibodi +h lainnya. &ntibody D dapat menyebabkan destruksi sel darah merah, seperti dalam kasus reaksi tranfusi hemolitik lambat. Penggolongan darah mengidentifikasi penggolonga &(7 dan +h dalam donor
darah.
Pen#o#ok
silangan
-crossmatching
kemudian
menentukan
kompatibilitas &(7 dan +h adalah penting dalam pemberian terapi tranfusi darah. *ystem 3!& merupakan komponen berikutnya untuk dipertimbangkan dalam pemberian tranfusi. *ystem 3!& didasarkan pada antigen yang terdapat dalam leukosit, trombosit dan sel5sel lainnya. Penggolongan dan pen#o#oksilangan 3!& f!
kadang5kadang diperlukan sebelum tranfusi trombosit diulangi. In+"kas" Pasien dengan kehilangan darah dalam jumlah besar -operasi besar, perdarahan postpartum, ke#elakaan, luka bakar hebat, penyakit kekurangan kadar 3b atau penyakit kelainan darah. Pasien dengan syok hemoragi.
g!
Ma$am-ma$am &m'&nen Darah C Darah lengka' /)h&le #l&&+! Tranfusi darah lengkap hanya untuk mengatasi perdarahan akut dan masif,
meningkatkan dan mempertahankan proses pembekuan. Darah le ngkap diberikan dengan golongan &(7 dan +h yang diketahui. Infuskan selama ' sampai ) jam, maksimum " jam/unit. Dosis pada pediatrik rata5rata ' ml/kg, diikuti dengan
volume yang diperlukan untuk stabilisasi. (isanya tersedia dalam volume "5< ml dengan masa hidup '1 hari. 3indari memberikan tranfusi saat klien tidak dapat menoleransi masalah sirkulasi. 3angatkan darah jika akan diberikan dalam jumlah besar. In+"kas": 1. Penggantian volume pada pasien dengan syok hemoragi, trauma atau luka bakar '. lien dengan perdarahan masif dan telah kehilangan lebih dari '< persen dari volume darah total C Pa$ke+ Re+ Bl&&+ $ells /RBCs! omponen ini mengandung sel darah merah, *DP, dan trombosit karena sebagian plasma telah dihilangkan -> :. Tersedia volume '< ml. Diberikan selama ' sampai " jam, dengan golongan darah &(7 dan +h yang diketahui. 3indari menggunakan komponen ini untuk anemia yang mendapat terapi nutrisi dan obat. 2asa hidup komponen ini '1 hari. In+"kas" :
1. Pasien dengan kadar 3b rendah '. Pasien anemia karena kehilangan darah saat pembedahan ). Pasien dengan massa sel darah merah rendah
C 0h"te Bl&&+ Cells /0BC atau leuk&s"t! omponen ini terdiri dari darah lengkap dengan isi seperti +(s, plasma dihilangkan > : , biasanya tersedia dalam volume 1< ml. Dalam pemberian perlu diketahui golongan darah &(7 dan sistem +h. &pabila diresepkan berikan dipenhidramin. (erikan antipiretik, karena komponen ini bisa menyebabkan demam dan dingin. Entuk pen#egahan infeksi, berikan tranfusi dan disambung dengan antibiotik. In+"kas" :
Pasien sepsis yang tidak berespon dengan antibiotik -khususnya untuk pasien dengan kultur darah positif, demam persisten /)>,)F dan granulositopenia C Leuk&s"t 1'&&r RBCs
omponen ini sama dengan +(s, tapi leukosit dihilangkan sampai 9< :, digunakan bila kelebihan plasma dan antibody tidak dibutuhkan. omponen ini tersedia dalam volume ' ml, 4aktu pemberian 1 G sampai " jam. In+"kas": 1. Pasien dengan penekanan system imun -imunokompromise
C Platelet2tr&m#&s"t omponen ini biasanya digunakan untuk mengobati kelainan perdarahan atau jumlah trombosit yang rendah. ;olume bervariasi biasanya )<5< ml/unit, untuk pemberian biasanya memerlukan beberapa kantong. omponen ini diberikan se#ara #epat. 3indari pemberian trombosit jika klien sedang demam. lien dengan ri4ayat reaksi tranfusi trombosit, berikan premedikasi antipiretik dan antihistamin. *helf life umumnya 8 sampai ?' jam tergantung pada kebijakan pusat di mana trombosit tersebut didapatkan. Periksa hitung trombosit pada 1 dan '" jam setelah pemberian
In+"kas":
1. Pasien dengan trombositopenia -karena penurunan tr ombosit, peningkatan peme#ahan trombosit '. Pasien dengan leukemia dan marro4 aplasia C %resh %r&3en Plasma /%%P! omponen ini digunakan untuk memperbaiki dan menjaga volume akibat kehilangan darah akut. omponen ini mengandung semua faktor pembekuan darah -fa#tor ;, ;III, dan IH. Pemberian dilakukan se#ara #epat, pada pemberian P dalam jumlah besar diperlukan koreksi adanya hypokalsemia, karena asam sitrat dalam P mengikat kalsium. *helf life 1' bulan jika dibekukan dan 8 jam jika sudah men#air. Perlu dilakukan pen#o#okan golongan darah &(7 dan system +h. In+"kas":
1. Pen#egahan perdarahan postoperasi dan syok '. Pasien dengan defisiensi faktor koagulasi yang tidak bisa ditentukan ). lien dengan penyakit hati dan mengalami defisiensi faktor pembekuan.
C Al#um"n 4 5 +an al#um"n 64 5 omponen ini terdiri dari plasma protein, digunakan sebagai ekspander darah dan pengganti protein. omponen ini dapat diberikan melalui piggybag. ;olume yang diberikan bervariasi tergantung kebutuhan pasien. 3indarkan untuk men#ampur albumin dengan protein hydrolysate dan larutan alkohol. In+"kas" :
1. Pasien yang mengalami syok karena luka bakar, trauma, pembedahan atau infeksi '. Terapi hyponatremi
Pert"m#angan Pe+"atr"k +an er&nt"k
C Pe+"atr"k 1. Pada anak5anak, < ml darah pertama harus diinfuskan lebih dari ) menit. (ila tidak ada reaksi terjadi, ke#epatan aliran ditingkatkan dengan sesuai untuk menginfuskan sisa '?< ml lebih dari periode ' jam '. Darah untuk bayi baru lahir di#o#ok silangkan dengan serum ibu karena mungkin mempunyai antibody lebih dari bayi tersebut dan memungkinkan identifikasi yang lebih mudah tentang inkompabilitas ). Dosis untuk anak5anak bervariasi menurut umur dan berat badan -hitung dosis dalam milliliter per kilogram berat badan ". Tranfusi sel darah merah memerlukan 4aktu infus yang ketat -untuk mempermudah deteksi dini reaksi hemolitik yang mungkin terjadi <. Penggunaan penghangat darah men#egah hipotermi yang menimbulkan disritmia 8. %unakan pompa infus elektronik untuk memantau dan mengontrol akurasi ke#epatan tetesan ?. %unakan vena umbilikalis pada bayi baru lahir sebagai tempat akses vena >. Tranfusi pada bayi baru lahir hanya boleh dilakukan oleh pera4at atau dokter yang kompeten dan berpengalaman -prosedur ini memerlukan ketrampilan tingkat tinggi 9. Tinjau kembali ri4ayat tranfusi anak C er&nt"k a +i4ayat sebelumnya -anemia dengan gagal sumsum tulang, anemia yang berhubungan dengan keganasan, perdarahan gastrointestinal kronik, gagal ginjal kronik
b Terdapat kemungkinan bahaya pada jantung, ginjal, dan sistem pernafasan -atur ke#epatan aliran jika klien tidak mampu menoleransi aliran yang telah ditetapkan, sehingga 4aktu tranfusi lebih lambat. # Defisit sensori dapat terjadi -konsultasikan dengan rekam medik atau anggota keluarga terhadap reaksi tranfusi darah sebelumnya d Premedikasi dapat menyebabkan mengantuk e Integritas vena mungkin melemah, pastikan kepatenan kateter atau jarum sebelum melakukan tranfusi.
B. *RANS%USI DARAH a! Def"n"s" Penggantian darah atau tranfusi darah adalah suatu pemberian darah lengkap atau
komponen darah seperti plasma, sel darah merah kemasan atau trombosit melalui I;. 2eskipun tranfusi darah penting untuk mengembalikan homeostasis, tranfusi darah dapat membahayakan. (anyak komplikasi dapat ditimbulkan oleh terapi komponen darah, #ontohnya reaksi hemolitik akut yang kemungkinan mematikan, penularan penyakit infeksi dan reaksi demam. ebanyakan reaksi tranfusi yang mengan#am hidup diakibatkan oleh identifikasi pasien yang tidak benar atau pembuatan label darah atau komponen darah yang tidak akurat, menyebabkan pemberian darah yang inkompatibel. Pemantauan pasien yang menerima darah dan komponen darah dan pemberian produk5produk ini adalah tanggung ja4ab kepera4atan. Pera4at bertanggung ja4ab untuk mengkaji sebelum dan selama tranfusi yang dilakukan. &pabila klien sudah terpasang selang I;, pera4at harus mengkaji tempat insersi untuk melihat tanda infeksi atau infilrasi. #!
S7arat-s7arat sese&rang 7ang +a'at men8a+" 'en+&n&r +arah97a"tu: Emur 1? = 8 tahun - Pada usia 1? tahun diperbolehkan menjadi donor bila
mendapat ijin tertulis dari orangtua. *ampai usia tahun donor masih dapat menyumbangkan darahnya dengan jarak penyumbangan ) bulan atas pertimbangan
dokter (erat badan < kg atau lebih Temperatur tubuh $ )8,8 5 )?,< derajat adar 3emogblin 1',< g/dl atau lebih Tekanan darah 1'/1"/> = 1 mm3g adi <51/menit teratur
$! 1. '. ). ". <. 8. ?. >. 9.
Tidak berpenyakit jantung, hati, paru5paru, ginjal, ken#ing manis, penyakit perdarahan, kejang, kanker, penyakit kulit kronis. Tidak hamil, menyusui, menstruasi -bagi 4anita (agi donor tetap, penyumbangan < -lima kali setahun
Orang ,ang *"+ak Da'at Men8a+" Pen+&n&r *eseorang tidak boleh menjadi donor darah pada keadaan$ Pernah menderita hepatitis (. Dalam jangka 4aktu 8 bulan sesudah kontak erat dengan penderita hepatitis. Dalam jangka 4aktu 8 bulan sesudah transfusi. Dalam jangka 4aktu 8 bulan sesudah tattoo/tindik telinga. Dalam jangka 4aktu ?' jam sesudah operasi gigi. Dalam jangka 4ktu 8 bulan sesudah operasi ke#il. Dalam jangka 4aktu 1' bulan sesudah operasi besar. Dalam jangka 4aktu '" jam sesudah vaksinasi polio, influenAa, #holera, tetanus
dipteria atau profilaksis. 1. Dalam jangka 4aktu ' minggu sesudah vaksinasi virus hidup parotitis epidemi#a, 11. 1'. 1). 1". 1<. 18. 1?. 1>. 19. '. '1. ''.
measles, tetanus toin. Dalam jangka 4aktu 1 tahun sesudah injeksi terakhir imunisasi rabies therapeuti#. Dalam jangka 4aktu 1 minggu sesudah gejala alergi menghilang. Dalam jangka 4aktu 1 tahun sesudah transpalantasi kulit. *edang hamil dan dalam jangka 4aktu 8 bulan sesudah persalinan. *edang menyusui. etergantungan obat. &lkoholisme akut dan kronik. *ifilis. 2enderita tuberkulosa se#ara klinis. 2enderita epilepsi dan sering kejang. 2enderita penyakit kulit pada vena -pembuluh balik yang akan ditusuk. 2empunyai ke#enderungan perdarahan atau penyakit darah, misalnya, defisiensi
%8PD, thalasemia, polibetemiavera. '). *eseorang yang termasuk kelompok masyarakat yang mempunyai resiko tinggi untuk mendapatkan 3I;/&ID* -homoseks, morfinis, berganti5ganti pasangan seks, pemakai jarum suntik tidak steril. '". Pengidap 3I;/ &ID* menurut hasil pemeriksaan pada saat donor darah.
+!
*u8uan 2eningkatkan volume sirkulasi darah setelah pembedahan, trauma atau perdarahan 2eningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk mempertahankan kadar
hemoglobin pada klien yang mengalami anemia berat.
2emberikan komponen seluler yang terpilih sebagai terapi pengganti -misal $ faktor pembekuan plasma untuk membantu mengontrol perdarahan pada klien yang menderita hemofilia
e! 1 ' )
Pr&ses *ransfus" Darah Pengisian ormulir Donor Darah. Pemeriksaan Darah Pemeriksaan golongan, tekanan darah dan hemoglobin darah. Pengambilan Darah
&pabila persyaratan pengambilan darah telah dipenuhi barulah " <
dilakukan
pengambilan darah. Pengelolahan Darah (eberapa usaha pen#egahan yang di kerjakan oleh P2I sebelum darah diberikan kepada penderita adalah penyaringan terhadap penyakit di antaranya$
8 ?
f!
a.
Penyakit 3epatitis (
b.
Penyakit 3I;/&ID*
#.
Penyakit 3ipatitis
d.
Penyakit elamin -;D+!
Jaktu yang di butuhkan pemeriksaan darah selama 15' jam Penyimpanan Darah Darah disimpan dalam (lood (ank pada suhu '8 derajat #el#ius. Darah ini dapat dipisahkan menjadi beberapa komponen seperti $ P+ Thrombo#yt Plasma ryo pre#ipitat
Efek sam'"ng tranfus"
C Alerg" Penyebab$ 1
&lergen di dalam darah yang didonorkan
'.
Darah hipersensitif terhadap obat tertentu %ejala$ &naphilaksis -dingin, bengkak pada 4ajah, edema laring, pruritus, urtikaria, 4heeAing9 demam9 nausea dan vomit, dyspnea, nyeri dada, #ardia# arrest, kolaps sirkulasi Intervensi$
a b # d e
!ambatkan atau hentikan tranfusi (erikkan normal saline 2onitor vital sign dan lakukan +P jika diperlukan (erikan oksigenasi jika diperlukan 2onitor reaksi anafilaksis dan jika diindikasikan berikan epineprin dan
f
kortikosteroid &pabila diresepkan, sebelum pemberian tranfusi berikan diphenhidramin C Anaf"laks"s Penyebab$ Pemberian protein Ig& ke resipien penderita defisiensi Ig& yang telah membentuk antibodi Ig& %ejala$ Tidak ada demam, syok, distress pernafasan -mengi, sianosis, mual, hipotensi, kram abdomen, terjadi dengan #epat setelah pemberian hanya beberapa milliliter darah atau plasma. Intervensi$
1 ' ) " < 8
3entikan tranfusi !anjutkan pemberian infus normal saline (eritahu dokter dan bank darah Ekur tanda vital tiap 1< menit (erikan ephineprine jika diprogramkan !akukan resusitasi jantung paru -+P jika diperlukan Pen#egahan$ Tranfusikan sel darah merah -*D2 yang sudah diproses dengan memisahkan plasma dari *D2 tersebut, gunakan darah dari donor yang menderita defesiensi Ig&.
C Se's"s Penyebab$ omponen darah yang terkontaminasi oleh bakteri atau endotoksin. %ejala$ 2enggigil, demam, muntah, diare, penurunan tekanan darah yang men#olok, syok Intervensi$ 1. 3entikan tranfusi '. &mbil kultur darah pasien ). Pantau tanda vital setiap 1< menit
". (erikan antibiotik, #airan I;, vasoreseptor dan steroid sesuai program Pen#egahan$ aga darah sejak dari donasi sampai pemberian
C Urt"kar"a Penyebab$ &lergi terhadap produk yang dapat larut dalam plasma donor
%ejala$ 0ritema lokal, gatal dan berbintik5bintik, biasanya tanpa demam Intervensi$ 1. '. ). ".
3entikan tranfusi Ekur vital sign tiap 1< menit (erikan antihistamin sesuai program Tranfusi bisa dimulai lagi jika demam dan gejala pulmonal tidak ada lagi Pen#egahan$ (erikan antihistamin sebelum dan selama pemberian tranfusi C ele#"han s"rkulas" Penyebab$ ;olume darah atau komponen darah yang berlebihan atau diberikan terlalu #epat %ejala$ Dyspnea, dada seperti tertekan, batuk kering, gelisah, sakit kepala hebat, nadi, tekanan darah dan pernafasan meningkat, tekanan vena sentral dan vena jugularis meningkat Intervensi$
1. '. ). ".
Tinggikan kepala klien 2onitor vital sign Perlambat atau hentikan aliran tranfusi sesuai program (erikan morfin, diuretik, dan oksigen sesuai program Pen#egahan$ e#epatan pemberian darah atau komponen darah disesuaikan dengan kondisi klien, berikan komponen *D2 bukan darah lengkap, apabila diprogramkan minimalkan pemberian normal saline yang dipergunakan untuk menjaga kepatenan I;
C Hem&l"t"k Penyebab$ &ntibody dalam plasma resipien bereaksi dengan antigen dalam *D2 donor, resipien menjadi tersensitisasi terhadap antigen *D2 asing yang bukan dalam system &(7 %ejala$ emas, nadi, pernafasan dan suhu meningkat, tekanan darah menurun, dyspnea, mual dan muntah, menggigil, hemoglobinemia, hemoglobinuria, perdarahan abnormal, oliguria, nyeri punggung, syok, ikterus ringan. 3emolitik akut terjadi bila sedikitnya 151< ml darah yang tidak kompatibel telah diinfuskan, sedangkan reaksi hemolitik lambat dapat terjadi ' hari atau lebih setelah tranfusi. Intervensi$ 1 ' ) " < 8
2onitor tekanan darah dan pantau adanya syok 3entikan tranfusi !anjutkan infus normal saline Pantau keluaran urine untuk melihat adanya oliguria &mbil sample darah dan urine Entuk hemolitik lambat, karena terjadi setelah tranfusi, pantau pemeriksaan darah untuk anemia yang berlanjut Pen#egahan$ Identifikasi klien dengan teliti saat sample darah diambil untuk ditetapkan golongannya dan saat darah diberikan untuk tranfusi -penyebab paling sering karena salah mengidentifikasi.
C Demam N&n-Hem&l"t"k Penyebab$ &ntibody anti53!& resipien bereaksi dengan antigen leukosit dan trombosit yang ditranfusikan. %ejala$ Demam, flushing, menggigil, tidak ada hemolisis *D2, nyeri lumbal, malaise, sakit kepala Intervensi$ 1. 3entikan tranfusi '. !anjutkan pemberian normal saline ). (erikan antipiretik sesuai program
". Pantau suhu tiap " jam Pen#egahan$ %unakan darah yang mengandung sedikit leukosit -sudah difiltras i
C H"'erkalem"a Penyebab$ Penyimpanan darah yang lama melepaskan kalium ke dalam plasma sel %ejala$ *erangan dalam beberapa menit, 0% berubah, gelombang T meninggi dan K+* melebar, kelemahan ekstremitas, nyeri abdominal
C H"'&kalem"a Penyebab$ (erhubungan dengan alkalosis metabolik yang diindikasi oleh sitrat tetapi dapat dipengaruhi oleh alkalosis respiratorik %ejala$ *erangan bertahap, 0% berubah, gelombang T mendatar, segmen *T depresi, poliuria, kelemahan otot, bising usus menurun C H"'&term"a Penyebab$ Pemberian komponen darah yang dingin dengan #epat atau bila darah dingin diberikan melalui kateter vena sentral. %ejala$ 2enggigil, hipotensi, aritmia jantung, henti jantung/#ardia# arrest Intervensi$ a b # d e
3entikan tranfusi 3angatkan pasien dengan selimut iptakan lingkungan yang hangat untuk pasien 3angatkan darah sebelum ditranfusikan Periksa 0% Infeks" 7ang +"tularkan melalu" tranfus"
C AIDS
Penyebab$ Darah donor 3I; seropositif %ejala$ Demam, keringat malam, letih, berat badan menurun, adenopati, lesi kulit seropositif terhadap virus 3I;
C &ntam"nas" #akter" Penyebab$ ontaminasi pada saat penyumbangan atau persiapan, bakteri endotoksin melepaskan endotoksin. %ejala$ *erangan dalam ' jam tranfusi -menggigil, demam, nyeri abdomen, syok, hipotensi yang nyata
C C7t&megal&"rus /CM;! ;irus 2; dapat berada pada orang de4asa yang sehat. Pasien5pasien dengan imunosupresi berisiko tinggi tertular 2; %ejala$ !etih, lemah, adenopati, demam derajat rendah
C He'at"t"s 3epatitis & dan hepatitis ( jarang, penyakit hati kronik lebih umum dengan 3epatitis daripada hepatitis ( %ejala$ Terjadi dalam dalam beberapa minggu sampai bulan setelah tranfusi, mual, muntah, ikterus, malaise, kadar enAim hati tinggi
C ;HD /Graft versus host desease) Penyebab$ !imfosit donor yang normal bereproduksi di dalam tubuh resipien yang mengalami gangguan kekebalan, limfosit menyerang jaringan resipien karena dianggap sebagai protein asing.
%ejala$ Demam, ruam kulit, diare, infeksi, gangguan fungsi hati -jaundi#e, supresi sumsum tulang Intervensi$ (erikan metotresat dan kortikosteroid jika diprogramkan Pen#egahanB (erikan darah yang tidak diradiasi jika diprogramkan, berikan darah yang telah di#u#i dengan saline jika diprogramkan Mana8emen efek tranfus"
Pedoman untuk mengatasi reaksi tranfusi yang dibuat oleh American Assotiation of Blood Banks adalah$ a 3entikan tranfusi untuk membatasi jumlah darah yang diinfuskan b (eritahu dokter # Pertahankan jalur I; tetap terbuka dengan infus normal saline d Periksa semua label, formulir, dan identifikasi pasien untuk menentukan apakah pasien menerima darah atau komponen darah yang benar e *egera laporkan reaksi tranfusi yang di#urigai pada petugas bank darah f irimkan sample darah yang diperlukan ke bank darah sesegera mungkin, bersama5 sama dengan kantong darah yang telah dihentikan, set pemberian, larutan I; yang diberikan, dan semua formulir dan label yang berhubungan. g irim sampel lainnya -misal urin h !engkapi laporan institusi atau formulir Lreaksi tranfusi yang di#urigaiM i Peralatan yang harus disiapkan -obat5obatan seperti$ aminophilin, difenhidramin, hidroklorida, dopamine, epinefrin, heparin, hidrokortison, furosemid, asetaminofen, aspirinB set oksigenasiB kit kateter foleyB botol kultur darahB #airan I;B selang I; Hal-hal 7ang 'erlu +"'erhat"kan
1. '. ). ". <. 8.
ondisi pasien sebelum ditranfusi e#o#okan darah yang akan dimasukkan !abel darah yang akan dimasukkan %olongan darah klien Periksa 4arna darah -terjadi gumpalan atau tidak 3omogenitas -darah ber#ampur semua atau tidak. Pers"a'an Pas"en
1. elaskan prosedur dan tujuan tranfusi yang akan dilakukan '. elaskan kemungkinan reaksi tranfusi darah yang keungkinan terjadi dan pentingnya melaporkan reaksi dengan #epat kepada pera4at atau dokter
). elaskan kemungkinan reaksi lambat yang mungkin terjadi, anjurkan untuk segera melapor apabila reaksi terjadi ". &pabila klien sudah dipasang infus, #ek apakah set infusnya bisa digunakan untuk pemberian tranfusi <. &pabila klien belum dipasang infus, lakukan pemasangan dan berikan normal saline terlebih dahulu 8. Pastikan golongan darah pasien sudah teridentifikasi g! *"n+akan Pen$egahan < Reaks" era$unan Entuk meminimalkan kemungkinan terjadinya reaksi selama transfusi, dilakukan beberapa tindakan pen#egahan. *etelah diperiksa ulang bah4a darah yang akan diberikan memang ditujukan untuk resipien yang akan menerima darah tersebut, petugas se#ara perlahan memberikan darah kepada resipien, biasanya selama ' jam atau lebih untuk setiap unit darah. arena sebagian besar reaksi ketidak#o#okan terjadi dalam1< menit pertama, , maka pada a4al prosedur, resipien harus dia4asi se#ara ketat. *etelah itu, petugas dapat memeriksa setiap )5 "< menit dan jika terjadi reaksi ketidak#o#okan, maka transfusi harus dihentikan. *ebagian besar transfusi adalah aman dan berhasilB tetapi reaksi ringan kadang bisa terjadi, sedangkan reaksi yang berat dan fatal jarang terjadi. +eaksi yang paling sering terjadi adalah demam dan reaksi alergi -hipersensitivitas, yang terjadi sekitar 15':pada setiap transfusi. %ejalanya berupa$ 5 gatal5gatal 5 kemerahan 5 pembengkakan 5 pusing 5 demam 5 sakit kepala. %ejala yang jarang terjadi adalah kesulitan pernafasan, bunyi mengi dan kejang otot. Nang lebih jarang lagi adalah reaksi alergi yang #ukup berat. Jalaupun dilakukan penggolongan dan #ross5mat#hing se#ara teliti, tetapi kesalahan
masih mungkin terjadi sehingga sel darah merah yang didonorkan segera dihan#urkan setelah ditransfusikan -reaksi hemolitik. (iasanya reaksi ini dimulai sebagai rasa tidak nyaman atau ke#emasan selama atau segera setelah dilakukannya transfusi.
adang terjadi kesulitan bernafas, dada terasa sesak, kemerahan di 4ajah dan nyeri punggung yang hebat. 2eskipun sangat jarang terjadi, reaksi ini bisa menjadi lebih hebat dan bahkan bisa berakibat fatal.
Entuk memperkuat dugaan terjadinya reaksi hemolitik ini, dilakukan pemeriksaan untuk melihat apakah terdapat hemoglogin dalam darah dan air kemih penderita.
+esipien bisa mengalami kelebihan #airan. Nang paling peka akan hal ini adalah resipien penderita penyakit jantung, sehingga transfusi dilakukan lebih lambat dan dipantau se#ara ketat.
Penyakit graft5versus5host merupakan komplikasi yang jarang terjadi, yang terutama mengenai orang5orang yang mengalami gangguan sistem kekebalan karena obat atau penyakit. Pada penyakit ini, jaringan resipien -host diserang oleh sel darah putih donor -graft. %ejalanya berupa demam, kemerahan, tekanan darah rendah, kerusakan jaringan dan syok.
BAB III PENU*UP A. ESIMPULAN 1 *eorang pendonor harus mengetahui golongan darahnya ' *eorang #alon pendonor yang akan mendonorkan darahnya harus memiliki fisik
) "
tubuh yang baik dan sehat. *eorang #alon pendonor darah harus memenuhi syarat seorang pendonor darah. *eorang pendonor harus memperhatikan keadaannya sebelum mendonorkan
<
darahnya kepada penderita *eorang pendonor harus mempersiapkan diri dengan baik
B. SARAN 1 Pemba#a yang memba#a makalah ini agar dapat memberikan saran dan
masukkan terhadap makalah yang telah kami ja4ab