MAKALAH ELEKTIF MANAGEMEN PERAWATAN ULTERI ULCER
Oleh : Kelompok 5
1. Amalia Nur Fahima
(1410009)
2. Edwin Yuri
(1410037)
3. Monika Sriyanti W
(1410065)
4. Niluh Ayu Yolanda B
(1410071)
5. Varinta Putri P
(1410103)
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA TAHUN 2017-2018
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Manajemen Arteri Ulcer ” dengan tepat waktu. Makalah “Manajemen Arteri Ulcer ” disusun untuk melengkapi tugas Mata Kuli ah Wound Care. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Pembimbing Mata Kuliah Wound Care serta pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu karena Beliau banyak membantu dalam proses penulisan, penyusunan dan diskusi. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Surabaya, 10 April 2018
Penulis
i
DAFTAR ISI Cover Kata pengantar.............................................................................................i Daftar isi ....................................................................................................... ii BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 2 1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................... 2 1.3.1 Tujuan Umum ........................................................................................... 2 1.3.2 Tujuan Khusus .......................................................................................... 2 1.4 Manfaat Penulisan ....................................................................................... 3 1.4.1 Manfaat Mahasiswa .................................................................................. 3 1.4.2 Manfaat Perawat ....................................................................................... 3 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 4 2.1 Konsep Ulkus Diabetikum ........................................................................... 4 2.1.1 Definisi Ulkus Diabetikum ........................................................................ 4 2.1.2 Klasifikasi Ulkus Diabetikum .................................................................. 5 2.1.3 Etiologi Ulkus Diabetikum ....................................................................... 6 2.1.4 Patofisiologi Ulkus Diabetikum ............................................................... 6 2.1.5 Manifestasi Klinis Ulkus Diabetikum ...................................................... 9 2.1.6 Pentalaksanaan Ulkus Diabetikum ........................................................... 9 2.2 Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Ulkus Diabetikum ...... 10 2.2.1 Pengkajian Keperawatan .......................................................................... 10 2.2.2 Diagnosis Keperawatan ............................................................................ 11 2.2.3 Intervensi Keperawatan ............................................................................ 11 BAB 3 PENUTUP ............................................................................................. 16 3.1 Simpulan ...................................................................................................... 16 3.2 saran ............................................................................................................. 16 SOP Manajemen Ulteri Ulcer
ii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang
Ulteri ulcer atau yang disebut Ulkus arterial, disebabkan oleh perfusi buruk (pengiriman darah kaya nutrisi) ke ekstremitas bawah. Kulit dan jaringan di atasnya kemudian kehilangan oksigen, membunuh jaringan jaringan ini dan menyebabkan area tersebut membentuk luka terbuka. Selain itu, kurangnya suplai darah dapat menyebabkan goresan kecil atau luka yang gagal sembuh dan akhirnya berkembang menjadi bisul. Penyebab utama ulser diabetik karena penyakit diabetes melitus yang mengganggu sistem neuropati, penyakit arteri, dan deformitas kaki atau yang sering disebut luka ganggren. Arteri ulcer dapat memepengaruhi sensorik, motorik, dan otonom sistem saraf perifer. Biasanya ditandai dengan nyeri tekan lebih sering pada kaki karena tumpuan tubuh manusia. Menurut the Wound Healing Society, sekitar 15% orang dewasa yang lebih tua di AS menderita luka kronis, termasuk ulkus stasis vena dominan, ulkus tekanan (arteri ulcer), dan ulkus kaki diabetik (neuropatik). Setiap tahun 2 hingga 3 juta lebih banyak orang Amerika didiagnosis dengan berbagai jenis luka kronis. Perkiraan insiden tahunan ulkus arteri di Inggris dan Swiss masing-masing adalah 3,5 dan 0,2 per 1.000 individu. Prevalensi ulkus vaskular di AS diperkirakan mencapai 500.000 hingga 600.000
dan
meningkat
seiring
bertambahnya
usiaWorld
Health
Organization (WHO) mengestimasi prevalensi diabetes mellitus (DM) pada usia lebih dari 18 tahun mencapai 8,5%, dimana angka kejadian tertinggi terdapat di Asia Tenggara. Di Indonesia Data IDF tahun 2015 memperkirakan jumlah penyandang DM di Indonesia yang sangat besar(menduduki peringkat ke 5 duniadari 10 negara penyandang DM terbanyak) yaitu sekitar9,1 juta prevalensi yang meningkat terus setiap tahun dari 5,7%(tahun 2007) menjadi 6,9% (tahun 2013). Hilangnya jaringan tubuh yang terjadi karena adanya suatu faktor yang mengganggu sistem perlindungan tubuh. Faktor utama terjadinya
1
luka tersebut bisa disebabkan seperti terkena trauma, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik, atau gigitan hewan. Bentuk dari luka sangat berbeda tergantung penyebabnya, ada yang terbuka dan tertutup. Salah satu contoh luka terbuka adalah insisi dimana terdapat robekan linier pada kulit dan jaringan di bawahnya. Salah satu contoh luka tertutup adalah hematoma dimana pembuluh darah yang pecah menyebabkan berkumpulnya darah di bawah kulit. Berdasarkan latar belakang diatas perlu dilakukan penelitian guna mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Ibu dalam melakukan pemeriksaan lanjutan pasca deteksi dini IVA di Puskesmas Menur Surabaya.
1.2
Rumusan Masalah
“Bagaimana management perawatan pada arteri ulcer ?”
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1
Tujuan Umum
Untuk mengetahui konsep arteri ulcer serta management perawatan luka. 1.3.2
Tujuan Khusus
1.
Untuk mengetahui definisi arteri ulcer
2.
Untuk mengetahui mekanisme terjadiya arteri ulcer
3.
Untuk mengetahui etiologi arteri ulcer
4.
Untuk mengetahui patofisiologi dari arteri ulcer
5.
Untuk mengetahui manifestasi klinis pada arteri ulcer
6.
Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik pada arteri ulcer
7.
Untuk mengetahui penatalaksanaaan pada arteri ulcer
8.
Untuk mengetahui perbedaan arteri ulcer dan vena ulcer
9.
Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien dengan arteri ulcer pada pasien diabetes mellitus
2
1.4
Manfaat
1.4.1
Teoritis
Makalah ini bermanfaat untuk memberikan informasi tentang kejadian arteri ulcer, yaitu meliputi: definisi, etiologi, kalsifikasi, patofisiologi, tanda dan gejala, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan, komplikasi, dan asuham keperawatan pada management arteri ulcer. 1.4.2
Praktis
1.
Bagi Peneliti Mampu sebagai media penerapan ilmu tentang keperawatan wound care
yang telah diperoleh dalam perkuliahan dan dapat mengetahui konsep management arteri ulcer sampai dengan asuhan keperawatan pada pasien diabetes mellitus dengan arteri ulcer 2.
Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan
dan informasi bagi masyarakat mengenai penyakit diabetes mellitus dengan arteri ulcer dan mengetahui cara pengobatan yang tepat. 3.
Bagi Peneliti Lain Sebagai masukan dalam rangka pengembangan ilmu dan sebagai bahan
referensi yang berguna bagi profesi keperawatan khususnya dalam ilmu pengetahuan wound care management perawatan luka penyakit arteri ulcer. 4.
Bagi Profesi Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi tenaga kesehatan
untuk terus mempromosikan atau memberikan informasi serta memberikan pendidikan kesehatan serta menggencarkan program penunjang tentang penyakit arteri ulcer pada penyakit diabetes mellitus.
3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Konsep Arteri Ulcer
2.1.1
Definisi Arteri Ulcer
Ulkus atau ulser adalah suatu kerusakan lapisan epitel yang berbatas jelas yang membentuk cekungan. Arteri adalah pembuluh darah berotot yang berfungsi membawa darah dari jantung dengan
tujuan
sebagai
sistemik tubuh, kecuali apulmonalis yang membawa darah menuju paru untuk dibersihkan dan mengikat oksigen. Arteri terbesar yang ada dalam tubuh adalah aorta, yang keluar langsung dari ventrikel kiri jantung. Ulkus arterial adalah ulkus yang disebabkan karena gangguan aliran darah pada pembuluh darah arteri dan paling sering disebabkan oleh arterosklerosis. Penyebab lainnya adalah ulkus diabetikum, vaskulitis, thalasemia, gangrenosum pioderma atau penyakit sel sabit. Kelainan tersebut mengakibatkan berkurangnya aliran darah sehingga terjadi iskemia dan penurunan perfusi darah yang menyebabkan kerusakan jaringan ulserasi (Saputra, 2016). Sebab lain dari iskemia meliputi atritis reumatoid dan diabetes melitus, yang cenderung untuk mempengaruhi arteri-arteri distal yang lebih kecil. Embolisme arteri dan trauma dapat menyebabkan iskemia akut, yang tentunya secara potensial sangat merusak (selain mengancam hidup) karena tubuh tidak mempunyai waktu untuk mengembangkan
terjadinya
sirkulasi
koleteral
untuk
mengadakan
kompensasi (Morison, 2003). Arterial ulcer biasa juga disebut ischemic ulcer merupakan luka pada kaki yang disebabkan oleh tidak adekuatnya perfusi pada kaki. Hal ini disebabkan oleh sumbatan partial atau total artery yang menyuplai darah ke extrimitas inferior. Penyakit paling umum yaitu arteriosclerosis dimana dinding arteri menjadi menebal, biasa juga disertai dengan atherosclerosis dimana terjadi pembentukan plak pada lapisan terdalam dari pembuluh darah.
4
2.1.2
Mekanisme Arteri Ulkus
Ulkus dapat terbentuk melalui 3 mekanisme: 1. Strangulasi ekstramural 2. Penabalan dinding otot 3. Restriksi aliran darah intramural 2.1.3
Etiologi
Arterial ulcer biasa juga disebut ischemic ulcer merupakan luka pada kaki yang disebabkan oleh tidak adekuatnya perfusi pada kaki. Hal ini disebabkan oleh sumbatan partial atau total arteri yang menyuplai darah ke ekstermitas inferior. Penyakit paling umum yaitu arteriosclerosis dimana dinding
arteri
menjadi
menebal,
biasa
juga
disertai
dengan atherosclerosis dimana terjadi pembentukan plak pada lapisan terdalam dari pembuluh darah. Penderita diabetes, seperti orang tanpa diabetes, kemungkinan akan menderita penyakit atherosklerosis pada arteri besar dan sedang, misalnya pada aortailiaca, dan femoropoplitea. Secara keseluruhan, penderita diabetes mempunyai kemungkinan besar menderita atherosklerosis, terjadi penebalan membran basalis kapiler, hialinosis arteriolar, dan proliferasi endotel. Peningkatan viskositas darah yang terjadi pada pasien diabetes timbul berawal pada kekakuan membran sel darah merah sejalan dengan peningkatan aggregasi eritrosit, Karena sel darah merah bentuknya harus lentur ketika melewati kapiler, kekakuan pada membran sel darah merah dapat menyebabkan hambatan aliran dan kerusakan pada endotelial. Arterial ulser disebabkan oleh penurunan suplai darah ke bagian distal atau area ektremitas bawah. 1.
Paling sering, ulkus arterial berkembang setelah cedera ringan yang lambat untuk sembuh karena suplai darah yang buruk ke luka.
2.
Pada
penyakit
arterial
berat,
kematian
sel
spontan
dapat
menyebabkan kerusakan kulit tanpa cedera yang memuncak.
5
3.
Alternatif lain, endapan kolesterol yang melapisi dinding pembuluh darah dapat pecah dan tersangkut di pembuluh yang lebih kecil di hilir, menyebabkan penyumbatan aliran tiba-tiba dan lengkap; proses ini disebut oklusi embolik.
2.1.4
Patofisiologi
Ulserasi arteri (atau ulserasi iskemik) dapat disebabkan oleh salah satu
aterosklerosis
progresif
atau
embolisasi
arteri.
Keduanya
menyebabkan iskemia dan ulserasi pada kulit. Ulserasi arteri muncul akibat berkurangnya pasokan darah arteri keekstremitas bawah. Penyebab paling umum adalah penyakit aterosklerosis pada arteri berukuran sedang atau
besar.
Penyebab
lainnya
termasuk
diabetes,
thromboangitis,
vaskulitis, pioderma gangren osum, thalassemia, dan penyakit selsabit, beberapa di antaranya mungkin predisposisi pembentukan ateroma. Kerusakan lebih lanjut pada sistem arteri terjadi pada hipertensi bersamaan dengan kerusakan lapisan tunika intima arteri. Penurunan suplai darah berakibat pada hipoksia dan kerusakan jaringan. Episode trombotik dan athero embolic dapat menyebabkan kerusakan jaringan dan pembentukan ulkus. 2.1.5
Tanda Dan Gejala
1.
Full-thickness
2.
Tampilan menekan keluar
3.
Tepi luka halus
4.
Tidak ada perubahan pada ukuran luka selama lebih dari 2 minggu
5.
Warna luka biasa hitam
6.
Sangat nyeri apalagi jika kaki ditinggikan
7.
Terletak terutama di kaki lateral, tetapi dapat terjadi di mana saja pada tungkai bawah atau kaki
8.
Ekstremitas bawah dingin
9.
Kulitpucat, mengkilap, kencang, dan tipis
10. Periwound kulit pucat 11. Pertumbuhan rambut pada tungkai bawah minimal/ tidak ada
6
12. Drainase minimal 13. Dasar luka mengandung jaringan granulasi merah terang 14. Mungkin akibat dari penyakit arteri perifer 2.1.6
2.1.7
Faktor Resiko
1.
Insufisiensi vaskular
2.
Diabetes Mellitus dengan kontrol glikemik yang buruk
3.
Mobilitas sendi terbatas
4.
Alas kaki tidak memadai
5.
Kelainan struktural kaki.
6.
Retinopati
7.
Penyakit ginjal
8.
Riwayat ulkus
9.
Peningkatan usia diatas 45 tahun
Pemeriksaan Diagnostik
Penyebab yang mendasari untuk tukak kaki didiagnosis dengan mengambil riwayat pasien secara menyeluruh dan pemeriksaan yang cermat. Tes samping tempat tidur meliputi: 1. Capilary refill time (CRT), ini adalah waktu yang diambil dalam hitungan detik untuk pembuluh darah kecil di permukaan kulit (misalnya, di jari kaki) untuk diisi dengan darah setelah dikompresi. Waktu pengisian kapiler yang berkepanjangan dapat menunjukkan kekurangan arteri pada pasien dengan ulkus ekstremitas bawah, tetapi ini adalah tanda yang tidak spesifik. 2. Tes Buerger, ini melibatkan pasien berbaring telentang dan mengangkat kaki 45 derajat di atas horizontal selama 1 menit. Tes positif yang menunjukkan penyakit arteri ditandai dengan kaki pasien yang memucat ketika diangkat dan kemudian menjadi merah cerah ketika diturunkan di bawah tempat tidur. 3. Ankle Brachial Pressure Index (ABPI), ini adalah tempat probe Doppler digunakan untuk mengukur tekanan darah di kedua
7
pergelangan kaki dan lengan. Jika rasio kedua nilai ini <0,9, penyakit arteri mungkin. Nilai ≤ 0,5 menunjukkan penyakit berat. 4. Oksimetri transkutan, ini adalah pengukuran kandungan oksigen kulit di sekitar luka. Pengukuran <40 mmHg menunjukkan insufisiensi vaskular dan <20 mmHg menunjukkan insufisiensi berat 2.1.8
Pengobatan Arteri ulcer
Pengobatan untuk ulkus arteri melibatkan mengatasi faktor-faktor relevan yang berkontribusi terhadap insufisiensi arteri dan perkembangan ulkus berikutnya pada individu. Ini mungkin melibatkan: 1.
Perubahan gaya hidu, seperti berhenti merokok dan perubahan diet untuk mengurangi lemak darah dan kadar kolesterol atau mengontrol gula darah.
2.
Perawatan luka, menjaga ulkus tetap bersih dan lembab dengan mengganti balutan luka secara teratur dan debridemen fisik atau kimia (menghilangkan area jaringan yang mati).
3.
Mengobati infeksi luka, perlu dicatat bahwa meskipun bakteri menjajah hampir semua borok kaki, antibiotik sistemik tidak diperlukan kecuali ada tanda-tanda klinis infeksi.
4.
Pemberian obt antibiotik dan antimikroba dapat mempercepat laju penyembuhan luka.
2.1.9
Perbedaan Arteri Ulcer dan Vena Ulcer
Karakteristik vena leg ulcer Lokasi luka
Dibawah 1/3 kaki Lokasi pretibial (terletak didepan tibia) Anterior to medial malleous
Ciri khas pada kaki
Kemerahan pigmentasi coklat dikenal sebagai Hemosiderin Bukti ulkus masa lalu sembuh Edema yang mungkin bocor dan menyebabkan maserasi, varises eksim, kulit gatal dan skala Melebar dan vena superfisial berliku-liku Kaki mungkin menjadi hangat
8
Riwayat Penyakit Dahulu
Umumnya memiliki riwayat: Deep Vein Thrombosis (DVT) Obesity / kegemukan penurunan fungsi pompa otot betis ketidakmampuan pada katup vena berlubang superfisial
Rambut pada kaki Kaki normal dan berdenyut Karakteristik Luka
Ulkus memiliki tepi yang tidak rata jaringan granulasi Ruddy (merah sehat) Tidak ada jaringan mati Sakit sedang hingga tidak sakit sama sekali Nyeri ini mereda dengan menaikkan kaki
Karakteristik vena leg ulcer Lokasi luka
Pada ujung jari kaki dan di antara jari kaki Atas kepala phalangeal Di atas maleolus lateral, di atas kepala metatarsal, di sisi atau telapak kaki
Ciri khas pada kaki
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat umumnya Penuaan Diabetes Penyempitan pembuluh nadi Merokok hipertensi
Minimal / tidak ada rambut Tipis, kering dan mengkilat kulit kuku jari kaki menebal Kaki mungkin dingin Kaki menjadi pucat ketika ditinggikan Mungkin memiliki neuropati Nol atau berkurang tungkai dan denyut nadi kaki Karakteristik Luka
dasar pucat dalam tepi didefinisikan dengan baik jaringan hitam atau nekrotik Sangat menyakitkan Nyeri berkurang dengan menurunkan kaki ke posisi tergantung
9
2.2
Asuhan keperawatan pada klien dnegan masalah arteri ulcer
2.2.1
Pengkajian keperawatan
Saat pasien datang pertama kalinya dengan ulkus, maka pengkajian pasien secara umum diperlukan untuk menentukan penyebab utama terjadinya
ulkus,
masalah
lokal
pada
daerah
luka
yang
dapat
memperlambat penyembuhan luka, kondisi medis umum lainnya, keadaan sosial pasien dan lingkungan yang optimum untuk perawatan. Pada pengkajian mungkin ditemukan nyeri saat berjalan dan hilang saat istirahat, hal ini dikenal sebagai intermittent claudication. Nyeri juga bisa terjadi di malam hari ketika pasien berbaring dan hilang bila kaki ditinggikan. Riwayat kesehatan masa lalu perlu dikaji adanya peripheral vascular disease atau arterial surgery. Riwayat merokok juga perlu untuk diperhatikan. Kaki mungkin teraba dingin saat palpasi, dan nampak mengkilap serta bulu-bulu kaki mungkin berkurang sampai menghilang. Kaki nampak pucat bila ditinggikan dan kemerahan/kebiruan bila direndahkan. Nadi dorsal pedis mungkin menurun bahkan menghilang. Apabila terjadi ischemic maka pemeriksaan ABPI dibawah 0.9. Bila pasien telah terkena intermittent claudication maka nilai ABPI antara 0.5-0.9. Adanya nyeri saat istirahat dengan nilai ABPI dibawah 0.5 menunjukkan adanya critical ischemia sehingga pasien perlu dirujuk ke bedah vascular. 2.2.2
Diagnosis keperawatan
1.
Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan gangguan sirkulasi akibat adanya obstruksi pembuluh darah.
2. Nyeri berhubungan dengan agen cidera biologis 3.
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan perubahan bentuk salah satu anggota tubuh
10
2.2.3
No
Intervensi keperawatan
Diagnosa
Tujuan dan Kriteria
Intervensi
Rasional
Hasil 1.
Kerusakan
TJ: mempertahankan
1.
integritas
sirkulasi
untuk melakukan
mobilisasi
jaringan
tetap normal
mobilisasi
meningkatkan
2.
sirkulasi darah
perifer
berhubungan dengan
KH:
gangguan
1.
Ajarkan pasien
Ajarkan tentang
faktor-faktor yang Denyut nadi
1. Dengan
2. Meningkatkan
dapat meningkatkan
dan
sirkulasi akibat perifer teraba kuat
aliran darah: tinggikan
melancarkan
adanya
dan reguler
kaki sedikit lebih
aliran
obstruksi
2.
Warna kulit
rendah dari jantung
sehingga tidak
pembuluh
disekitar luka tidak
(posisi elevasi pada
terjadi
darah.
pucat/sianosis
waktu istirahat),
oedema.
3. Kulit sekitar luka
hindari penyilangan
teraba hangat
kaki, hindari
tinggi
4.
penggunaan bantal di
mempercepat
terjadi dan luka tidak
belakang lutut dan
terjadinya
bertambah parah
sebagainya, hindari
arterosklerosis
5.
balutan ketat
,merokok
Oedem tidak
Sensorik dan
motorik membaik
3.
Ajarkan tentang
darah
3. Kolesterol dapat
dapat
modifikasi faktor-
menyebabkan
faktor resiko berupa:
terjadinya
hindari diet tinggi
vasokontriksi
kolesterol, teknik
pembuluh
relaksasi,
darah,
menghentikan
relaksasi untuk
kebiasaan merokok,
mengurangi
dan penggunaan obat
efek stres.
vasokontriksi. 4.
Kolaborasi
4. Pemberian vasodilator
11
dengan tim kesehatan
akan
lain dalam pemberian
meningkatkan
vasodilator,
dilatasi
pemeriksaan gula
pembuluh
darah secara rutin dan
darah sehingga
terapi oksigen.
perfusi jaringan dapat diperbaiki, sedangkan pemeriksaan gula
darah
secara
rutin
dapat mengetahui perkembangan dan
keadaan
pasien,
terapi
oksigen untuk memperbaiki oksigenisasi daerah ulkus/gangren 2.
Nyeri
TJ
:Setelah
1.
berhubungan
dilakukan
tindakan
frekuensi, dan reaksi
mengetahui
dengan
keperawatan selama
nyeri yang dialami
berapa berat
4 x 24 jam rasa nyeri
pasien.
nyeri
hilang/berkurang
2.
dialami
KH :
pasien tentang sebab-
a.
sebab timbulnya nyeri.
agen
cidera biologis
Penderita secara
verbal
mengatakan
3.
Kaji tingkat,
Jelaskan pada
Ciptakan
1.
untuk
yang
pasien. 2. pemahaman pasien
nyeri berkurang atau
lingkungan yang
tentang
hilang.
tenang.
penyebab
12
b.
Penderita dapat
nyeri
yang
distraksi dan relaksasi.
terjadi
akan
atau tindakan untuk
5.
mengurangi
mengatasi nyeri.
senyaman mungkin
ketegangan
c.
sesuai keinginan
pasien
pasien.
memudahkan
6.
pasien untuk
melakukan
metode
Elspresi wajah
klien rileks. d.
Tidak
keringat tanda
vital
ada
dingin, dalam
4.
Ajarkan teknik
Atur posisi pasien
Lakukan massage
dan
saat rawat luka .
diajak
7.
bekerjasama
Kolaborasi
batas normal.(S : 36
dengan dokter untuk
dalam
– 37,50 C, N: 60 –
pemberian analgesik.
melakukan
80 x /menit, T : 120/80mmHg, RR :
tindakan. 3.
18 – 20 x /menit ).
Rangsang yang berlebihan dari lingkungan akan memperberat rasa nyeri.
4.
Teknik distraksi dan relaksasi dapat mengurangi rasa
nyeri
yang dirasakan pasien. 7.
Obat-obat analgesik dapat
13
membantu mengurangi nyeri pasien Hambatan
TJ:
mobilitas fisik
mencapai
berhubungan
kemampuan
dengan
aktivitas
perubahan
optimal.
2.
KH:
tentang
1. Pergerakan
melakukan
paien
untuk menjaga kadar
pentingnya
gula
aktivitas
bentuk satu tubuh.
salah anggota
Pasien
dapat tingkat
1.
Kaji
identifikasi kekuatan
yang
bertambah
luas. 2. Pasien
dapat
melaksanakan aktivitas
tingkat otot
pada
kaki pasien. Beri
1.
Untuk
mengetahui derajat kekuatan otot-otot
penjelasan
pasien.
pentingnya
2.
aktivitas
darah
dalam
keadaan normal. 3.
sesuai
dan
Anjurkan
kaki
Pasien
mengerti
sehingga dapat pasien
kooperatif
untuk
dalam tindakan
dengan
menggerakkan/mengan
keperawatan.
kemampuan (duduk,
gkat ekstrimitas bawah
3.
berdiri, berjalan).
sesui kemampuan.
melatih otot –
3. Rasa
4.
otot
nyeri
berkurang.
Bantu
dalam
4. Pasien
dapat
memenuhi sendiri
secara
bertahap
sesuai
dengan
kemampuan.
memenuhi
kebutuhannya. 5.
kebutuhan
pasien
Kerja
Untuk
kaki
sehingg berfungsi
sama
dengan baik.
dengan tim kesehatan
4.
lain
kebutuhan
:
dokter
(
Agar
pemberian analgesik )
pasien
dan tenaga fisioterapi.
dapat terpenuhi. 5.
tetap
Analgesik
dapat membantu mengurangi rasa fisioterapi
14
nyeri,
untuk
melatih
pasien melakukan aktivitas secara bertahap benar.
2.3
Manejemen Ulserasi Arteri
Manajemen ulkus arteri salah satunya dilakukan dengan meningkatkan suplai darah kedaerah yang terpengaruh. Memposisikan ekstremitas dalam posisi tergantung dapat memfasilitasi aliran darah oleh gravitasi melalui pembuluh kolateral. Debridement jaringan yang rusak tidak harus dilakukan dengan adanya iskemia karena aliran darah tidak cukup untuk menyembuhkan luka yang baru. Luka tanpa aliran arteri yang memadai harus tetap kering-kontras dengan prinsip penyembuhan luka lembab untuk ulkus dengan suplai darah yang cukup. Kelembaban menyediakan tempat pertumbuhan bakteri jika terdapat eschar, slough, atau gangren pada luka. Luka dengan suplai darah yang memadai dan yang memungkinkan untuk sembuh harus menggunakan dressing dengan produk yang mendukung prinsip-prinsip penyembuhan luka lembab. Dressing ini termasuk hydrokoloid, film tipis, foam dan, jika tidak tersedia, kasa saline lembab dapat digunakan. Jaringan sekitarnya yang utuh harus dilindungi dari akumulasi cairan, yang dapat membasahi kulit yang sehat di tepiluka. Barikut manajemennya:
15
dan
a)
Manajemen Pencegahan. 1.
Hindari paparan suhu panas atau dingin atau perubahan temperature secara tiba-tiba.
2.
Hindari penggunaan celana yang ketat dan sepatu yang sempit.2
3.
Perawatan kaki secara teratur.
4.
Duduk dengan kaki dalam posisi netral atau menggantung (dependent).
b)
5.
Tinggikan sisi kepala tempat tidur.
6.
Gunakan celana yang bisa menyerap keringat.
Manajenen Debridement. 1.
Surgical atau Conservative sharp wound debridement (dengan mengunakan gunting dan scalpel).
2.
Autolytic debridement; dengan menggunakan: Hydrogels, Hydrocolloid paste/powder, atau Hydrocolloid dressing.
3.
Mechanical Debridement, dengan menggunakan kompressi normal saline.
4.
Enzymatic Debridement, dengan menggunakan varidase atau elase.
5.
Manajemen Infeksi.
6.
Perawatan kaki secara umum.
7.
Cuci kaki dengan air hangat atau bersihkan dengan normal saline.
8.
Penggunaan antibiotic sistemik apabila ata tanda-tanda klinis infeksi.
9.
Tulle gras (bila dengan antiseptic gunakan dalam waktu yang tidak lama).
10.
Calcium alginate.
11.
Kompressi dengan normal saline (untuk intensive cleaning).
12.
Foam dressing.
16
13.
Manajemen Dermatitis/Eczema
14.
Perawatan kaki secara umum.
15.
Cuci dengan air hangat atau bilas dengan normal saline
16.
Test lergi.
17.
Hindari penggunaan allergen.
18.
Kortikosteroid topical.
19.
Pemilihan balutan yang tepat sesuai dengan jenis luka (hindarkan balutan sintetik).
20.
Balutan yang dianjurkan; Cotton tulle gras, hydrogel, hydrocolloid, calcium alginate, atau foam dressing.
Bila pasien mengalami nyeri hebat, pain control merupakan esensi utama dalam manajemen arterial ulcer. Pasien sebaiknya dianjurkan berhenti merokok. Latihan ringan pada tungkai bisa mendukung pembentukan collateral pembuluh darah sehingga bisa meningkatkan perfusi jaringan. Tungkai juga dipertahankan tetap hangat sebab dingin dapat menstimulasi nyeri. Tujuan utama manajemen arterial ulcer adalah melepaskan jaringan nekrotik dan mencegah infeksi (dealey). Pemilihan balutan yang tepat bergantung pada penampakan luka, jumlah eksudat dan posisi ulcer. Yang perlu diperhatikan bahwa apapun balutan yang digunakan harus dipastikan bahwa balutan tersebut tidak mengganggu aliran darah, oleh karena itu penggunaan terapi kompressi (compression bandage) sebaiknya tidak digunakan.
17
BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan
Ulkus arterial adalah ulkus yang disebabkan karena gangguan aliran darah pada pembuluh darah arteri dan paling sering disebabkan oleh arterosklerosis. Penyebab lainnya adalah ulkus diabetikum, vaskulitis, thalasemia, gangrenosum pioderma atau penyakit sel sabit. Ulkus dapat terbentuk melalui 3 mekanisme: strangulasi ekstramural, penabalan dinding otot, restriksi aliran darah intramural Penanganan ulkus diabetes terdiri dari penentuan dan perbaikan penyakit dasar penyebab ulkus, perawatan luka yang baik, dan pencegahan kekambuhan ulkus. Tindakan perawatan luka pada diabetes foot ulcer terdiri dari Debridement, Offloading, Penanganan Infeksi , Negative Pressure Wound Therapy (NPWT).
3.2 Saran
Kita sebagai tenaga kesehatan, agar meningkatkan pemahaman tentang pengkajian dan manajemen perawatan luka ulkus arterial dengan harapan perawat mempunyai respon yang tinggi terhadap keluhan pasien sehingga intervensi yang diberikan dapat membantu menyelesaikan masalah.
18
DAFTAR PUSTAKA
http://www.sidenreng.com/2010/01/penyakit-arteri-tungkai-dan-lengan Carville.
Wound
Care
Manual
3 rd ed.St.
Osborne
Park:
Silver
Chain
Foundation;1998. Bryant: Acute & Chronic Wounds, Current Management Concepts 3 rd ed.St. Louis: Mosby;2007. Saputra, Debby K.A. 2016. Panduan Klinis Manajemen Luka. EGC : Jakarta Amy Dendale, Medical Student, University of Auckland, New Zealand. DermNet NZ Editor in Chief: A/Prof Amanda Oakley, Dermatologist, Hamilton, New Zealand. December 2016. http://www.woundsource.com/patientcondition/arterial-ulcers
19