LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN TERMOREGULASI HIPERTERMIA DI RUANG MAWAR RSUD AMBARAWA
Disusun oleh : NAHFI LUTFIATI P1337420615037
PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN SEMARANG POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG TAHUN 2016
I.
KONSEP DASAR A. Definisi
Hipertermi merupakan keadaan ketika individu mengalami atau berisiko mengalami kenaikan suhu tubuh <37,8 oC (100oF) per oral atau 38,8 oC (101oF) per rektal yang sifatnya menetap karena faktor eksternal (Lynda Juall, 2012). Hipertermi adalah suhu inti tubuh diatas kisaran normal diurnal karena kegagalan termoregulasi (NANDA, 2015). Hipertermi adalah keadaan suhu tubuh seseorang yang meningkat diatas rentang normalnya (NIC NOC, 2007). Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh inti akibat kehilangan mekanisme termoregulasi (Ensiklopedia Keperawatan). Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh yang lebih besar dari jangkauan normal (Doenges Marilynn E.). Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hipertermi adalah keadaan dimana suhu inti tubuh diatas batas normal fisiologis sehingga menyebabkan peningkatan suhu tubuh dari individu. B. Etiologi
Hipertermi dapat disebabkan karena gangguan otak atau akibat bahan toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu. Zat yang dapat menyebabkan efek perangsangan terhadap pusat pengaturan suhu sehingga menyebabkan demam yang disebut pirogen. Zat pirogen ini dapat berupa protein, pecahan protein, dan zat lain. Terutama toksin polisakarida, yang dilepas oleh bakteri toksi/ pirogen yang dihasilkan dari degenerasi jaringan tubuh dapat menyebabkan demam selama keadaan sakit. Faktor penyebabnya : 1. Dehidrasi 2. Penyakit atau trauma 3. Ketidakmampuan atau menurunnya kemampuan untuk berkeringat 4. Pakaian yang tidak layak 5. Kecepatan metabolisme meningkat 6. Pengobatan/ anesthesia 7. Terpajan pada lingkungan yang panas (jangka panjang) 8. Aktivitas yang berlebihan
C. Patofisiologi
Substansi yang menyebabkan demam disebut pirogen dan berasal baik dari oksigen maupun endogen. Mayoritas pirogen endogen adalah mikroorganisme atau toksik, pirogen endogen adalah polipeptida yang dihasilkan oleh jenis sel penjamu terutama monosit, makrofag, pirogen memasuki sirkulasi dan menyebabkan demam pada tingkat termoregulasi di hipotalamus. Peningkatan kecepatan dan pireksi atau demam akan engarah pada meningkatnya kehilangan cairan dan elektrolit, padahal cairan dan elektrolit dibutuhkan dalam metabolism di otak untuk menjaga keseimbangan termoregulasi di hipotalamus anterior. Apabila seseorang kehilangan cairan dan elektrolit (dehidrasi), maka elektrolitelektrolit yang ada pada pembuluh darah berkurang padahal dalam proses metabolisme di hipotalamus anterior membutuhkan elektrolit tersebut, sehingga kekurangan cairan dan elektrolit
mempengaruhi
fungsi
hipotalamus
anterior
dalam
mempertahankan
keseimbangan termoregulasi dan akhirnya menyebabkan peningkatan suhu tubuh.
D. Manifestasi Klinis
1. Suhu tinggi 37,8 oC (100oF) per oral atau 38,8 oC (101oF) 2. Takikardia 3. Hangat pada sentuhan 4. Menggigil 5. Dehidrasi 6. Kehilangan nafsu makan E. Komplikasi
1. Kerusakan sel-sel dan jaringan 2. Kematian F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium 1) Pemeriksaan darah lengkap : mengindetifikasi kemungkinan terjadinya resiko infeksi 2) Pemeriksaan urine 3) Uji widal : suatu reaksi oglufinasi antara antigen dan antibodi untuk pasien thypoid 4) Pemeriksaan elektrolit : Na, K, Cl
G. Penatalaksaan Keperawatan
Penatalaksanaan keperawatan yang diberikan yaitu : 1) Observasi keadaan umum pasien Rasional : mengetahui perkembangan keadaan umum dari pasien 2) Observasi tanda-tanda vital pasien Rasional : mengetahui perubahan tanda-tanda vital dari pasien 3) Anjurkan pasien memakai pakaian yang tipis Rasional : membantu mempermudah penguapan panas 4) Anjurkan pasien banyak minum Rasional : mencegah terjadinya dehidrasi sewaktu panas 5) Anjurkan pasien banyak istirahat Rasional : meminimalisir produksi panas yang diproduksi oleh tubuh 6) Beri kompres hangat di beberapa bagian tubuh, seperti ketiak, lipatan paha, leher bagian belakang Rasional : mempercepat dalam penurunan produksi panas 7) Beri Health Education ke pasien dan keluarganya mengenai pengertian, penanganan, dan terapi yang diberikan tentang penyakitnya Rasional : meningkatkan pengetahuan dan pemahaman dari pasien dan keluarganya. H. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis yang diberikan : 1) Beri obat penurun panas seperti paracetamol, asetaminofen Rasional : membantu dalam penurunan panas
II.
PATHWAYS
Infeksi atau cedera jaringan Inflamasi Akumulasi monosit, makrofag, sel T helper dan fibroblas Pelepasan pirogen endogen (sitokin) Interleukin-1 Interluekin-6
Merangsang saraf fagus
Menembus sawar otak
Sinyal mencapai sistem saraf pusat
Pembentukan prostaglandin otak
Merangsang hipotalamus meningkatkan titik patokan suhu (set point)
Menggigil, meningkatkan suhu basal
Hipertermi III.
ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian
Merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan data-data. Tahap pengkajian terdiri atas : pengumpulan data, analisa data, merumuskan masalah, anilsa masalah. 1. Data Subjektif a. Pasien mengeluh panas b. Pasien mengatakan badannya terasa lemas/ lemah
2. Data Objektif a. Suhu tubuh >37 oC b. Takikardia c. Mukosa bibir kering
B. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi oleh virus yang ditandai dengan suhu tubuh pasien >37 oC, akral hangat/ panas, takikardia, dan nafas cepat. 2. Hipertermi berhubungan dengan ketidakefektifan regulasi suhu sekunder terhadap usia yang ditandai dengan pasien mengeluh panas, lemas, dan pusing.
3. Hipertermi berhubungan dengan ketidakcukupan hidrasi untuk aktivitas yang berat yang ditandai dengan pasien mengeluh haus, badan pasien panas, dehidrasi dan mukosa bibir kering.
C. Perencanaan
Perencanaan keperawatan adalah suatu pemikiran tentang perumusan tujuan , tindakan, dan penilaian rangkaian asuhan keperawatan pada pasien berdasarkan analisa pengkajian agar dapat teratasi masalah kesehatan/ keperawatannya (Azis, 2004). Tahap awal perencanaan adalah prioritas masalah. Prioritas masalah berdasarkan mengancam jiwa pasien, tahap kedua yaitu rencana prioritas. 1. Prioritas masalah a. Hipertermi 2. Tujuan Setelah diberikan tindakan asuhan keperawatan diharapkan masalah hipertermi teratasi 3. Kriteria hasil a. Menunjukkan penurunan suhu tubuh b. Akral pasien tidak teraba hangat/ panas c. Pasien tampak tidak lemas d. Mukosa bibir lembab
4. Rencana Tindakan NO 1
INTERVENSI Observasi keadaan umum pasien
NO 1
RASIONAL Mengetahui perkembangan keadaan umum dari pasien
2
Observasi tanda-tanda vital pasien
2
Mengetahui perubahan tanda-tanda vital pasien
3
Anjurkan pasien untuk banyak minum
3
Mencegah terjadinya dehidrasi sewaktu panas
4
Anjurkan pasien untuk banyak istirahat
4
Meminimalisir produksi panas yang
diproduksi oleh tubuh 5
Anjurkan pasien untuk memakai pakaian
5
yang tipis 6
Beri kompres hangat di beberapa bagian
panas 6
tubuh 7
Beri Health Education ke pasien dan
Membantu mempermudah penguapan
Mempercepat dalam penurunan produksi panas
7
Meningkatkan pengetahuan dan
keluarganya mengenai pengertian,
pemahaman dari pasien dan
penanganan, dan terapi yang diberikan
keluarganya
tentang penyakitnya 8
Kolaborasi/ delegatif dalam pemberian
8
Membantu dalam penurunan panas
obat sesuai indikasi, contohnya : paracetamol
D. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan tahap ke empat dalam proses keperawatan dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan) yang telah diberikan (A. Aziz Alimul H. 2006).
E. Evaluasi
Evaluasi tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan keperawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang diberikan, yaitu: 1) Mampu menunjukkan penurunan suhu tubuh ke batas normal (36,5-37,4 oC) 2) Akral pasien tidak teraba hangat/ panas 3) Pasien tampak tidak lemas 4) Mukosa bibir lembab.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien . Jakarta : Salemba Medika. Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Definisi dan Klasifikasi. Jakarta : EGC. Doengoes, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC. Herlman, T. Heather.2012. NANDA International Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC.