LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DIARE AKUT
OLEH: Subhan, S.Kep NIM 010030170B
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN FAKULT AKULTAS KEDOKTERAN KEDOKTE RAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA 2002 LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DIARE DIAR E AKUT KARENA INFEKSI
KONSEP MEDIS
Pengertian
Diare Diare adalah adalah buang buang air besar besar (defek (defekasi asi)) dengan dengan tinja tinja berbent berbentuk uk cairan cairan atau atau setengah cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari keadaan normal yakni 100-200 ml/sekali defekasi (Hendarwanto, 1999). Menurut WHO (1980) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari. Diare akut adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat dalam beberapa jam atau beberapa hari.
Penyebab
Diare akut karena infeksi (gastroenteritis) dapat ditimbulkan oleh: 1. Bakt Bakter erii : Esch Escher eric ichi hiaa col coli, Sal Salmone monellla typh typhii, Salm Salmon onel ellla para para typh typhii A/B/ A/B/C, C, Shigella dysentriae, Shigella flexneri, Vivrio cholera, Vibrio eltor, Vibrio parahemolyticus, Clostridium perfrigens, Campilobacter (Helicobacter) jejuni, Staphylococcus sp, Streptococcus sp, Yersinia intestinalis, Coccidiosis. 2. Paras Parasit it : Prot Protozo ozoaa (Ent (Entam amoe oeba ba hyst hystol olit itic ica, a, Giar Giardi diaa lambl lamblia ia,, Tricho Trichomo monas nas hom homin inis is,, Isospora Isospora sp) dan Cacing ( A. lumbricodes, lumbricodes, A. duodenale, duodenale, N. americanus, americanus, T. trichiura, O. velmicularis, S. stercoralis, T. saginata dan T. solium) 3. Virus
: Rotavirus, Ad Adenovirus da dan No Norwalk.
Penelitian di RS Persahabatan Jakarta Timur (1993-1994) pada 123 pasien dewasa yang dirawat di bangsal diare akut didapatkan hasil isolasi penyebab diare akut terbanyak adalah E. coli (38 %), V. cholera Ogawa (18 %) dan Aeromonas sp. 14 %).
2
Patofisiologi
Sebanyak kira-kira 9-10 liter cairan memasuki saluran cerna setiap hari yang berasal dari luar (asupan diet) dan dari dalam tubuh sendiri (sekresi cairan lambung, empedu dan sebagainya). Sebagia Sebagian n besar besar jumlah jumlah terseb tersebtt direso diresorbs rbsii di usus usus halus halus dan sisan sisanya ya sebanya sebanyak k 1500 ml memasuki usus besar. Sejumlah 90% dari cairan usus besar akan diresorbsi sehingga tersisa sejumlah 150-250 ml cairan ikut membentuk tinja. Faktor-faktor fisiologis yang menyebabkan diare sangat erat hubungannya satu sama lain. Misalnya, cairan dalam lumen usus yang mengkat akan menyebabkan terangsangnya usus secara mekanis karena meningkatnya meningkatnya volume sehingga sehingga motilitas motilitas usus meningkat. meningkat. Sebaliknya Sebaliknya bila waktu henti makanan di usus terlalu cepat akan menyebabkan gangguan waktu penyentuhan makanan dengan mukosa usus sehingga penyerapan elektrolit, air dan zat-zat lain terganggu. Bagan patofisiologi diare dan mekanisme kompensasi dengan larutan gula garam secara sederhana dapat dilihat pada gambar berikut: Dinding Epitel Lumen Usus
Entero toksin
Sel Epitel Usus
AMP Siklik Cl (H2O, K +, Na+, HCO3) Glukosa Na+
Cl diiringi H2O, K +, Na+, HCO3 Glukosa diiringi H 2O, Na+, K +, Cl-, HCO3
Na+ diiringi H2O, K +, Cl-,
Glukosa HCO3 H2O HCO3 Cl Na+ K + Vaskuler Mekanisme Kerja Enterotoksin AMP Siklik dan Cara Kompensasi dengan Larutan Gula Garam
Patogenesis
3
Dua hal umum yang patut diperhatikan pada keadaan diare akut karena infeksi adalah faktor kausal (agent) dan faktor penjamu (host). Faktor penjamu adalah kemampuan tubuh untuk mempertahankan diri terhadap organisme yang dapat menimbulkan diare akut yang terdiri atas faktor-faktordaya tahan tubuh atau lingkungan intern traktus intestinalis seperti keasaman lambung, motilitas usus dan juga mencakup flora normal usus. Penurunan keasaman lambung pada infeksi shigella telah terbukti dapat menyebabkan serangan infeksi yang lebih berat dan menyebabkan kepekaan lebih tinggi terhadap infeksi V.cholera. Hipomotilitas usus pada infeksi usus memperlama waktu diare dan gejala penyakit serta mengurangi kecepatan eliminasi agen sumber penyakit. Peran imunitas tubuh dibuktikan dengan didapatkannya frekuensi Giardiasis yang lebih tinggi pada mereka yang kekurangan Ig-A Ig-A.. Perco Percobaa baan n lain lain memb membukt uktik ikan an bahwa bahwa bila bila lume lumen n usus usus dira dirangs ngsan ang g suatu suatu toks toksoi oid d berulangkali
akan terjadi sekresi antibodi. Percobaan
pada binatang menunjukkan
berkurangnya perkembangan S. typhi murium pada mikroflora usus yang normal. Faktor kausal yang mempengaruhi patogenitas antara lain daya penetrasi yang dapat merusak sel mukosa, kemampuan memproduksi toksin yang mempengaruhi sekresi cairan usus halus serta daya lekat kuman pada lumen usus. Kuman dapat membentuk membentuk koloni-koloni koloni-koloni yang dapat menginduksi diare. Berdasarkan kemampuan invasi kuman menembus mukosa usus, bakteri dibedakan atas: 1. Bakteri Bakteri non-in non-invas vasif if (enter (enteroto otoksi ksigeni genik) k) Misalnya V. cholera/eltor, Enterotoxigenic E Coli (ETEC) dan C. perfringens tidak merusak mukosa, mengeluarkan toksin yang terikat pada mukosa usus halus 15-30 menit sesudah diproduksi yang mengaktivasi sekresi anion klorida dari sel ke dalam lumen usus yang diikuti air, ion bokarbonat, natrium dan kalium sehingga tubuh akan kekurangan cairan dan elektrolit yang keluar bersama tinja. 2. Bakt Bakter erii enter enterov ovas asif if Misalnya Misalnya Enteroinvas Enteroinvasive ive E. Coli (EIEC), Salmonella, Salmonella, Shigella, Shigella, Yersinia, Yersinia, dan C. perfringens type CV. cholera/eltor, Enterotoxigenic E Coli dan C. perfringens. Dalam hal ini, diare terjadi akibat nekrosis dan ulserasi dinding usus. Sifat diarenya sekretorik eksudatif., dapat tercampur lendir dan darah. Walaupun demikian, infeksi oleh kuman-kuman ini dapat juga bermanifestasi sebagai suatu diare koleriformis.
Manifestasi Klinis
Diar Diaree akut akut karena karena infe infeks ksii dapat dapat dise disert rtai ai munt muntahah-mu munt ntah, ah, demam demam,, tenes tenesmu mus, s, hemat hematos osche chezi zia, a, nyeri nyeri perut perut dan atau atau kejang kejang perut perut.. Akib Akibat at palin paling g fata fatall dari dari diar diaree yang yang berlangsung lama tanpa rehidrasi yang adekuat adalah kematian akibat dehidrasi yang menimbulkan menimbulkan renjatan renjatan hipovolemik hipovolemik atau gangguan biokimiawi biokimiawi berupa asidosis metabolik yang berlanjut. Seseoran yang kekurangan cairan akan merasa haus, berat badan berkurang, 4
mata cekung, lidah kering, tulang pipi tampak lebih menonjol, turgor kulit menurun serta suara menjadi serak. Keluhan dan gejala ini disebabkan oleh deplesi air yang isotonik. Karena kehilangan bikarbonat (HCO3) maka perbandingannya dengan asam karbonat berkurang mengakibatkan penurunan pH darah yang merangsang pusat pernapasan sehingga frekuensi pernapasan meningkat dan lebih dalam (pernapasan Kussmaul) Gangguan kardiovaskuler pada tahap hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (> 120 x/menit), tekanan darah menurun sampai tidak terukur. Pasien mulai gelisah, muka pucat, akral dingin dan kadang-kadang sianosis. Karena kekurangan kalium pada diare akut juga dapat timbul aritmia jantung. Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun sampai timbul oliguria/anuria. Bila keadaan ini tidak segera diatsi akan timbul penyulit nekrosis tubulus ginjal akut yang berarti suatu keadaan gagal ginjal akut.
Prinsip Penatalaksanaan
Penatalaksanaan diare akut karena infeksi pada orang dewasa terdiri atas: 1.
Rehid Rehidra rasi si seba sebagai gai pri prior orit itas as utam utamaa terap terapi. i.
2.
Tata Tata kerja kerja terar terarah ah untuk untuk mengi mengident dentifk ifkasi asi penye penyebab bab infe infeksi ksi..
3.
Memb Member erik ikan an ter terap apii simt simtom omat atik ik
4.
Memb Member erik ikan an ter terap apii defi defini niti tif. f.
1.
Rehid Rehidras rasii sebag sebagai ai prio priorit ritas as utam utama a tera terapi. pi.
Ada 4 hal yang penting penting diperhatikan diperhatikan agar dapat memberikan memberikan rehidrasi yang cepat dan akurat, yaitu: 1) Jenis Jenis cair cairan an yang yang hendak hendak digu digunaka nakan. n. Pada saat ini cairan Ringer Laktat merupakan cairan pilihan karena tersedia cukup banyak di pasaran meskipun jumlah kaliumnya rendah bila dibandingkan dengan kadar kalium tinja. Bila RL tidak tersedia dapat diberiakn NaCl isotonik (0,9%) yang sebaiknya ditambahkan dengan 1 ampul Nabik 7,5% 50 ml pada setiap satu liter NaCl isotonik. Pada keadaan diare akut awal yang ringan dapat diberikan cairan oralit untuk mencegah dehidrasi dengan segala akibatnya. 2) Jumlah Jumlah cair cairan an yang yang hendak hendak diber diberika ikan. n. Pada prinsipnya jumlah cairan pengganti yang hendak diberikan harus sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan. Jumlah kehilangan cairan dari badan dapat dihitung dengan cara/rumus: -
Mengukur BJ Plasma
Kebutuhan cairan dihitung dengan rumus: BJ Plasma – 1,025 ------------------------------------------- x BB x 4 ml 5
0,001 -
Metode Pierce
Berdasarkan keadaan klinis, yakni:
-
* diar diaree ring ringan an,, kebu kebutu tuha han n cair cairan an
= 5% 5% x kg kg BB
* diar diaree sedan sedang, g, kebu kebutu tuha han n cair cairan an
= 8% 8% x kg kg BB
* dia diare re ringa ringan, n, kebut kebutuha uhan n cai caira ran n
= 10% 10% x kg kg BB BB
Metode Daldiyono
Berdasarkan skoring keadaan klinis sebagai berikut: * Rasa haus/muntah * BP sistolik 60-90 mmHg * BP sistolik <60 mmHg * Frekuensi nadi >120 x/mnt * Kesadaran apatis * Kesa Kesadar daran an somn somnol olen en,, sopo soporr atau atau kom komaa * Frekuensi napas >30 x/mnt * Facies cholerica * Vox cholerica * Turgor kulit menurun * Washer women’s hand * Ekstremitas dingin * Sianosis * Usia 50-60 tahun * Usia >60 tahun
=1 =1 =2 =1 =1 =2 =1 =2 =2 =1 =1 =1 =2 =1 =2
Kebutuhan cairan = Skor -------- x 10% x kgBB x 1 ltr 15
3) Jalan Jalan masuk masuk atau atau cara cara pember pemberian ian caira cairan n Rute pemberian cairan pada orang dewasa meliputi oral dan intravena. Larutan orali dengan komposisi berkisar 29 g glukosa, 3,5 g NaCl, 2,5 g NaBik dan 1,5 g KCl stiap liternya diberikan per oral pada diare ringan sebagai upaya pertama dan juga setelah rehidrasi inisial untuk mempertahankan hidrasi.
4) Jadua Jaduall pemb pember eria ian n caira cairan n Jadua Jaduall rehi rehidr dras asii inis inisia iall yang yang dihi dihitu tung ng berdas berdasar arkan kan BJ plas plasma ma atau atau sist sistem em skor skor diberik diberikan an dalam dalam waktu waktu 2 jam dengan dengan tujuan tujuan untuk untuk mencapa mencapaii rehidra rehidrasi si optima optimall secepat secepat mungkin mungkin.. Jadual Jadual pember pemberian ian cairan cairan tahap tahap kedua kedua yakni yakni untuk untuk jam ke-3 ke-3 didasa didasarka rkan n pada kehil kehilang angan an cair cairan an sela selama ma 2 jam jam fase fase inis inisia iall sebel sebelum umnya nya.. Dengan Dengan demi demiki kian, an, rehi rehidr dras asii diharapkan lengkap pada akhir jam ke-3.
2.
Tata kerj kerja a terar terarah ah untuk untuk mengide mengidentif ntifkasi kasi pen penyeba yebab b infeks infeksi. i.
6
Untuk mengetahui penyebab infeksi biasanya dihubungkan dengan dengan keadaan klinis diare tetapi penyebab pasti dapat diketahui melalui pemeriksaan biakan tinja disertai dengan pemeriksaan urine lengkap dan tinja lengkap. Gangg Gangguan uan kesei keseimb mbang angan an cair cairan, an, elek elektr trol olit it dan asam asam basa basa dipe diperj rjel elas as mela melalu luii pemeri pemeriksa ksaan an dara darah h leng lengkap kap,, anal analisa isa gas darah, darah, elektr elektroli olit, t, ureum, ureum, kreati kreatinin nin dan BJ plasma plasma.. Bila ada demam tinggi dan dicurigai adanya infeksi sistemik pemeriksaan biakan empedu, empedu, Widal, Widal, prepara preparatt malari malariaa serta serta serolo serologi gi Helico Helicobact bacter er jejuni jejuni sangat sangat dianju dianjurka rkan. n. Pemeriksaan khusus seperti serologi amuba, jamur dan Rotavirus biasanya menyusul setelah melihat hasil pemeriksaan penyaring. Secara klinis diare karena infeksi akut digolongkan sebagai berikut: 1) Koleriform Koleriform,, diare dengan dengan tinja tinja terutama terutama terdiri terdiri atas atas cairan cairan saja. 2) Disentrif Disentriform, orm, diare diare dengan tinja tinja bercampur bercampur lendir lendir kental dan kadang-kad kadang-kadang ang darah. Pemeriksaan penunjang yang telah disinggung di atas dapat diarahkan sesuai manifestasi klnis diare.
3.
Memb Member erik ikan an tera terapi pi simt simtom omat atik ik
Terapi simtomatik harus benar-benar dipertimbangkan kerugian dan keuntungannya. Antimotilitas usus seperti Loperamid akan memperburuk diare yang diakibatkan oleh bakteri enter entero-i o-inva nvasi siff karen karenaa memp memper erpa panj njan ang g wakt waktu u konta kontak k bakt bakter erii dengan dengan epite epitell usus usus yang yang seyogyanya cepat dieliminasi.
4.
Memb Member erik ikan an tera terapi pi defi defini niti tif. f.
Terapi kausal dapat diberikan pada infeksi: 1) Kolera-elto Kolera-eltor: r: Tetrasikli Tetrasiklin n atau Kotrimoksas Kotrimoksasol ol atau Kloramfeni Kloramfenikol. kol. 2) V. paraha parahaem emol olyt ytic icus us,, 3) E. coli, coli, tidak tidak memerl memerluka uka terapi terapi spesi spesifik fik 4) C. perfri perfringen ngens, s, spesif spesifik ik 5) A. aur aureus eus : Klo Klora ramf mfeni enikol kol 6) Salmo Salmonel nello losi sis: s: Ampi Ampisi sili lin n atau atau Kotr Kotrim imok oksa saso soll atau atau golong golongan an Quinol Quinolon on sepe sepert rtii Siprofloksasin 7) Shigellosis Shigellosis:: Ampisilin Ampisilin atau Kloramfenikol Kloramfenikol 8) Helico Helicobact bacter: er: Eritro Eritromis misin in 9) Amebiasis: Amebiasis: Metronidazol Metronidazol atau Trinid Trinidazol azol atau atau Secnidazol Secnidazol 10) Giardiasis: Quinacrine atau Chloroquineitiform atau Metronidazol 11) Balantidiasis: Tetrasiklin 12) Candidiasis: Candidiasis: Mycostatin 13) Virus: simtomatik simtomatik dan suportif KONSEP KEPERAWATAN
7
Riwayat Keperawatan dan Pengkajian Fisik:
Berdasarkan klasifikasi Doenges dkk. (2000) riwayat keperawatan yang perlu dikaji adalah
4. Aktiv Aktivit itas as/i /ist stir iraha ahat: t: Gejala: -
Kele Kelele lela laha han, n, kel kelem emah ahan an ata atau u mal malai aise se umum umum
-
Inso Insomn mnia ia,, tida tidak k tidu tidurr sema semala lama man n kare karena na dia diare re
-
Gelisah da dan an ansietas
5. Sir Sirkulasi: Tanda: -
Takika Takikardi rdiaa (reapo (reapon n terha terhadap dap dehi dehidra drasi, si, demam, demam, proses proses infl inflama amasi si dan dan nyer nyeri) i)
-
Hipotensi
-
Kuli Kulit/ t/me memb mbra ran n mukos mukosaa : turgor turgor jel jelek ek,, kerin kering, g, lidah lidah peca pecahh-pe pecah cah
6. Inte Integr griitas tas ego: ego: Gejala: -
Ansi Ansiet etas as,, keta ketakut kutan an,, ,, emo emosi si kes kesal al,, pera perasa saan an tak tak ber berday dayaa
Tanda: -
Resp Respon on men menol olak ak,, perh perhat atia ian n meny menyem empi pit, t, dep depre resi si
7. Eliminas nasi: Gejala: -
Tekstu Teksturr feses feses cair, cair, berlen berlendir dir,, dise diserta rtaii dara darah, h, bau anyir/ anyir/bus busuk. uk.
-
Tene Tenesm smus us,, nyer nyerii/kra /kram m abdo abdome men n
Tanda: -
Bisi Bising ng usus usus menu menuru run n atau atau men meniingka ngkatt
-
Oliguria/anuria
8. Maka Makana nan n dan dan cair cairan an:: Gejala: -
Haus
-
Anoreksia
-
Mual/muntah
-
Penurunan berat badan
8
-
Into Intole lera rans nsii diet diet/s /sen ensi siti tiff terh terhad adap ap buah buah sega segar, r, sayu sayur, r, prod produk uk susu susu,, maka makana nan n berlemak
Tanda: -
Penu Penuru runa nan n lema lemak k sub sub kuta kutan/ n/ma mass ssaa otot otot
-
Kele Kelema maha han n ton tonus us otot otot,, tur turgo gorr kul kulit it buru buruk k
-
Memb Membra ran n muko mukosa sa pucat pucat,, luka luka,, inf infla lama masi si rongg ronggaa mul mulut ut
9. Hygiene: Tanda: -
Keti Ketidak dakma mamp mpuan uan memp memper erta tahan hankan kan perawa perawata tan n diri diri
-
Badan berbau
10. Nyeri dan Kenyamanan: Kenyamanan: Gejala: -
Nyeri/ Nyeri/nyer nyerii tekan tekan kuadran kuadran kanan kanan bawah bawah,, mungk mungkin in hilang hilang dengan dengan defekas defekasii
Tanda: -
Nyer yeri tek tekan an abdo abdome men, n, dist disten ensi si..
11. Keamanan Keamanan:: Tanda: -
Peni Pening ngka kata tan n suhu suhu pad padaa inf infek eksi si akut akut,,
-
Penu Penuru runa nan n ting tingka katt kesa kesada dara ran, n, geli gelisa sah h
-
Lesi kulit sekitar an anus
12. Seksual Seksualita itass Gejala: -
Kema Kemamp mpua uan n men menur urun un,, li libido bido menu menuru run n
13. Interaksi Interaksi sosial sosial Gejala: -
Penur nurunan akti ktivit vitas so sosial
14. Penyuluhan/pem Penyuluhan/pembelajar belajaran: an: Gejala: -
Riwa Riwaya yatt angg anggot otaa kelu keluar arga ga deng dengan an diar diaree
-
Pros Proses es penu penula lara ran n infe infeks ksii feka fekall-or oral al
-
Personal higyene
-
Rehidrasi 9
Tes Diagnostik
Lihat konsep medis.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
15. Kekurangan Kekurangan volume cairan cairan b/d kehilangan kehilangan berlebihan berlebihan melalui melalui feses feses dan muntah serta serta intake terbatas (mual). 16. Perubah Perubahan an nutrisi nutrisi kurang dari kebutuhan kebutuhan tubuh tubuh b/d gangguan gangguan absorbsi absorbsi nutrien nutrien dan peningkatan peristaltik usus. 17. Nyeri (akut) (akut) b/d hiperperi hiperperistalt staltik, ik, iritasi iritasi fisura fisura perirekt perirektal. al. 18. 18. Kecem Kecemas asan an b/d b/d peru perubah bahan an stat status us keseha kesehata tan, n, peruba perubahan han stat status us sosi sosioo-ek ekono onomi mis, s, perubahan fungsi peran dan pola interaksi. 19. Kurang pengetahua pengetahuan n tentang kondisi, kondisi, prognosi prognosiss dan kebutuhan kebutuhan terapi terapi b/d pemaparan pemaparan informasi terbatas, salah interpretasi informasi dan atau keterbatasan kognitif.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx.1 Kekurangan Kekurangan volume cairan b/d kehilangan kehilangan berlebihan berlebihan melalui feses dan muntah serta serta intake terbatas (mual) Intervensi dan Rasional: 20. Berikan Berikan cairan cairan parenteral parenteral sesuai sesuai dengan program program rehidra rehidrasi si -
Sebagai Sebagai upaya upaya rehi rehidras drasii untuk untuk menggant menggantii cairan cairan yang yang keluar keluar bersam bersamaa feses. feses.
21. 21. Panta Pantau u intake intake dan dan output output.. -
Member Memberika ikan n informas informasii status status keseim keseimbang bangan an cairan cairan untuk untuk menetapka menetapkan n kebutuhan kebutuhan cairan pengganti.
22. Kaji tanda tanda vital, tanda/geja tanda/gejala la dehidrasi dehidrasi dan hasil pemeriksaa pemeriksaan n laboratorium laboratorium -
Menilai Menilai stat status us hidra hidrasi, si, elek elektro trolit lit dan dan kesei keseimban mbangan gan asam asam basa. basa.
23. Kolaborasi Kolaborasi pelaksanaan pelaksanaan terapi definitif. definitif. -
Pemberi Pemberian an obat-oba obat-obatan tan secar secaraa kausal kausal penting penting setela setelah h penyebab penyebab diare diare diketah diketahui. ui.
Dx.2 Perubah Perubahan an nutris nutrisii kurang kurang dari kebutuhan kebutuhan tubuh b/d gangguan gangguan absorbsi absorbsi nutrien nutrien dan peningkatan peristaltik usus. Intervensi dan Rasional: 1. Pertahankan Pertahankan tirah tirah baring baring dan pembatasan pembatasan aktivit aktivitas as selama selama fase fase akut. -
Menu Menuru runk nkan an kebu kebuttuhan uhan meta metabo bollik.
2. Pertah Pertahanka ankan n status status NPO (puasa) (puasa) selama selama fase akut/ket akut/keteta etapan pan medis dan segera segera mulai mulai pemberian makanan per oral setelah kondisi ko ndisi klien mengizinkan
10
-
Pem Pembatasan diet per per oral mung ungkin kin ditetapka apkan n selama fase ase akut unt untuk menurunkan peristaltik sehingga terjadi kekurangan nutrisi. Pemberian makanan sesegera mungkin penting setelah keadaan klinis klien memungkinkan.
3. Kolaborasi Kolaborasi pemberian pemberian roborantia roborantia seperti seperti vitamin vitamin B 12 dan dan asam folat. folat. -
Diare Diare menye menyebab babkan kan gangg gangguan uan fung fungsi si ileu ileuss yang yang beraki berakibat bat terj terjadi adinya nya mala malabsor bsorbsi bsi vitamin B 12; penggantian diperlukan untuk mengatasi depresi sum sum tulang, meningkatkan produksi SDM.
4.
Defisi Defisiens ensii asam asam folat folat dapat dapat terja terjadi di bila bila diare diare berlan berlanjut jut akibat akibat mala malabso bsorbs rbsi. i.
Kolabor Kolaborasi asi pemb pemberi erian an nutris nutrisii parent parentera erall sesuai sesuai indi indikas kasi. i. -
Mengi Mengist stir irah ahat atka kan n kerj kerjaa gastr gastroi oint ntes esti tinal nal dan menga mengata tasi si/m /menc encega egah h kekur kekurang angan an nutrisi lebih lanjut.
Dx.3
Nyeri (akut) b/d hiperperistaltik, iritasi fisura perirektal.
Intervensi dan Rasional: 1.
Atur Atur posisi posisi yang yang nyama nyaman n bagi klien, klien, misa misalnya lnya denga dengan n lutut lutut fleks fleksi. i. -
2.
Menu Menuru runk nkan an tegan eganga gan n abdo abdome men. n.
Laku Lakuka kan n akti aktivi vita tass peng pengal alih ihan an untu untuk k memb member erik ikan an rasa rasa nyam nyaman an sepe sepert rtii masa masase se punggung dan kompres hangat hang at abdomen -
Meni Meningk ngkat atkan kan relak relaksa sasi si,, menga mengali lihka hkan n fokus fokus perhat perhatia ian n klie klienda ndan n meni meningk ngkat atka kan n kemampuan koping.
3.
Bers Bersih ihkan kan area area anore anorekt ktal al dengan dengan sabun sabun ringan ringan dan airs airset etel elah ah defe defekas kasii dan berik berikan an perawatan kulit -
4.
Meli Melindu ndungi ngi kulit kulit dar darii keas keasam aman an fes feses es,, mence mencegah gah iri irita tasi si..
Kolabor Kolaborasi asi pember pemberian ian obat analg analgeti etika ka dan atau atau antikoli antikolinerg nergik ik sesuai sesuai indika indikasi si -
Anal Analge geti tik k seba sebagai gai agen agen anti anti nyeri nyeri dan antik antikol olin iner ergi gik k untuk untuk menuru menurunka nkan n spasme spasme traktus GI dapat diberikan sesuai indikasi klinis.
5.
Kaji Kaji keluhan keluhan nyeri nyeri (skala (skala 1-10), 1-10), peruba perubahan han karakt karakteri eristi stik k nyeri, nyeri, petunjuk petunjuk verbal verbal dan non verbal -
Dx.4
Mengeval Mengevaluasi uasi perkem perkembang bangan an nyer nyerii untuk untuk meneta menetapkan pkan interv intervens ensii sela selanju njutny tnya. a.
Kecema Kecemasan san b/d perubaha perubahan n status status kesehat kesehatan, an, perubah perubahan an status status sosiososio-ekon ekonomi omis, s,
perubahan fungsi peran dan pola po la interaksi. Intervensi dan Rasional: 1.
Doro Dorong ng klien klien untuk untuk memb membic icar araka akan n kecem kecemas asan an dan berik berikan an umpan umpan bali balik k tent tentang ang mekanisme koping yang tepat. -
Memb Memban antu tu meng mengid iden enti tifi fika kasi si peny penyeb ebab ab kece kecema masa san n dan dan alte altern rnat atif if peme pemeca caha han n masalah.
11
2.
Tekanka Tekankan n bahwa bahwa kecemasan kecemasan adala adalah h masalah masalah yang yang umum terj terjadi adi pada pada orang orang lain yang yang mengalami masalah yang sama dengan klien. -
Memb Memban antu tu menu menuru runk nkan an stre stress deng dengan an meng menget etah ahui ui bahw bahwaa kli klien buka bukan n satu satu-satunya orang yang mengalami masalah yang demikian.
3.
Cipt Ciptaka akan n lingk lingkung ungan an yang tenang, tenang, tunju tunjukka kkan n sika sikap p rama ramah h tama tamah h dan tulus tulus dalam dalam membantu klien. -
4.
Kolabor Kolaborasi asi pember pemberian ian obat sedatif sedatif bila bila diper diperluk lukan. an. -
5.
Mengura Mengurangi ngi rangsa rangsang ng ekster eksternal nal yang dapat dapat memi memicu cu peningka peningkatan tan kecamas kecamasan. an.
Dapat Dapat digunak digunakan an sebagai sebagai anti anti ansita ansitass dan mening meningkat katkan kan relaksa relaksasi. si.
Kaji Kaji perubah perubahan an tingka tingkatt kecema kecemasan san (misa (misalny lnyaa dengan dengan indeks indeks HARS) HARS) -
Menge ngeval valuas uasi
per perkembang angan
kece ecemasan
unt untuk
mene enetapkan
interv ervens ensi
selanjutnya.
Dx.5
Kurang pengetah pengetahuan uan tentang tentang kondisi, kondisi, prognosis prognosis dan kebutuha kebutuhan n terapi b/d b/d pemaparan pemaparan
informasi terbatas, salah interpretasi informasi dan atau keterbatasan kognitif. Intervensi dan Rasional: 1.
Kaji Kaji kesi kesiap apan an klie klien n mengi mengikut kutii pembel pembelaj ajar aran an,, term termas asuk uk penge pengeta tahua huan n klie klien n tent tentang ang penyakit dan perawatannya. -
Efek Efekti tivi vita tass pembe pembela laja jara ran n dipen dipenga garu ruhi hi oleh oleh kesi kesiap apan an fisik fisik dan menta mentall sert sertaa lata latar r belakang pengetahuan sebelumnya.
2.
Jela Jelask skan an tent tentan ang g pros proses es peny penyak akit it,, peny penyeb ebab ab dan dan akib akibat atny nyaa terh terhad adap ap gang ganggu guan an aktivitas sehari-hari. -
Pemah Pemaham aman an tenta tentang ng masal masalah ah ini penti penting ng untuk untuk meningk meningkat atkan kan parti partisi sipas pasii klien klien dan keluarga dalam proses perawatan klien.
3.
Jelask Jelaskan an tentang tentang tujuan tujuan pember pemberian ian obat, obat, dosis, dosis, frek frekuens uensii dan cara cara pemberia pemberian n serta efek samping yang mungkin timbul. -
4.
Meni Meningk ngkat atkan kan pem pemaha ahama man n dan part partis isip ipas asii klien klien dala dalam m pengo pengobat batan. an.
Jelask Jelaskan an dan tunj tunjukka ukkan n cara peraw perawata atan n perineal perineal sete setelah lah defek defekasi asi.. -
Meningka Meningkatka tkan n kemand kemandiri irian an dan dan kontr kontrol ol kli klien en terha terhadap dap kebut kebutuhan uhan perawa perawatan tan diri. diri.
12
DAFTAR PUSTAKA Carpenito (2000), Diagnosa (2000), Diagnosa Keperawatan-Aplikasi pada Praktik Klinis, Klinis, Ed.6, EGC, Jakarta
Doenges at al (2000), Rencana (2000), Rencana Asuhan Keperawatan Keperawa tan,, Ed.3, EGC, Jakarta
Price & Wilson (1995), Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit , Buku 1, Ed.4, EGC, Jakarta
Soeparman & Waspadji (1990 ), Ilmu Penyakit Dalam, Dalam, Jilid I, Ed. Ke-3, BP FKUI, Jakarta.