Pengertian
Diare Diare adalah adalah buang buang air besar besar (defek (defekasi asi)) dengan dengan tinja tinja berbent berbentuk uk cairan cairan atau atau setengah cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari keadaan normal yakni 100-200 ml/sekali defekasi (endar!anto, 1""")# $enurut %& (1"'0) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari# Diare akut adalah diare yang a!alnya mendadak dan berlangsung singkat dalam beberapa jam atau beberapa hari#
Penyebab
Diare akut karena infeksi (gastroenteritis) dapat ditimbulkan oleh 1# akt akter erii *sch *scher eric ichi hiaa coli coli,, +alm +almon onel ella la typh typhi, i, +alm +almon onel ella la para para typh typhii // //, , +higella dysentriae, +higella fle.neri, irio cholera, ibrio eltor, ibrio parahemolyticus, lostridium perfrigens, ampilobacter (elicobacter) jejuni, +taphylococcus sp, +treptococcus sp, ersinia intestinalis, occidiosis# 2# aras arasit it rot roto3o o3oaa (*nt (*ntam amoe oeba ba hyst hystol olit itic ica, a, 4iar 4iardi diaa lambl lamblia ia,, 5richo 5richomo monas nas hom homin inis is,, 6sospora 6sospora sp) dan acing ( # lumbricodes, lumbricodes, # duodenale, 7# americanus, americanus, 5# trichiura, elmicularis, +# stercoralis, 5# saginata dan 5# solium) 8# irus
9otairus, d denoirus da dan 7o 7or!alk#
enelitian di 9+ ersahabatan :akarta 5imur (1""8-1"";) pada 128 pasien de!asa yang dira!at di bangsal diare akut didapatkan hasil isolasi penyebab diare akut terbanyak adalah *# coli (8' <), # cholera &ga!a (1' <) dan eromonas sp# 1; <)#
Patofisiologi
+ebanyak kira-kira "-10 liter cairan memasuki saluran cerna setiap hari yang berasal dari luar (asupan diet) dan dari dalam tubuh sendiri (sekresi cairan lambung, empedu dan sebagainya)# +ebagia +ebagian n besar besar jumlah jumlah terseb tersebtt direso diresorbs rbsii di usus usus halus halus dan sisan sisanya ya sebanya sebanyak k 1=00 ml memasuki usus besar# +ejumlah "0< dari cairan usus besar akan diresorbsi sehingga tersisa sejumlah 1=0-2=0 ml cairan ikut membentuk tinja#
>aktor-faktor fisiologis yang menyebabkan diare sangat erat hubungannya satu sama lain# $isalnya, cairan dalam lumen usus yang mengkat akan menyebabkan terangsangnya usus secara mekanis karena meningkatnya olume sehingga motilitas usus meningkat# +ebaliknya bila !aktu henti makanan di usus terlalu cepat akan menyebabkan gangguan !aktu penyentuhan makanan dengan mukosa usus sehingga penyerapan elektrolit, air dan 3at-3at lain terganggu# agan patofisiologi diare dan mekanisme kompensasi dengan larutan gula garam secara sederhana dapat dilihat pada gambar berikut Dinding *pitel ?umen @sus
*ntero toksin
+el *pitel @sus
$ +iklik l (2&, A B, 7aB, &8)
l diiringi 2&, A B, 7aB, &8
4lukosa 7aB
4lukosa diiringi 2&, 7aB, A B, l-, &8
7aB diiringi 2&, A B, l-,
4lukosa &8 2& &8 l 7aB A B
askuler
$ekanisme Aerja *nterotoksin $ +iklik dan ara Aompensasi dengan ?arutan 4ula 4aram
Patogenesis
Dua hal umum yang patut diperhatikan pada keadaan diare akut karena infeksi adalah faktor kausal (agent) dan faktor penjamu (host)# >aktor penjamu adalah kemampuan tubuh untuk mempertahankan diri terhadap organisme yang dapat menimbulkan diare akut yang terdiri atas faktor-faktordaya tahan tubuh atau lingkungan intern traktus intestinalis seperti keasaman lambung, motilitas usus dan juga mencakup flora normal usus# enurunan keasaman lambung pada infeksi shigella telah terbukti dapat menyebabkan serangan infeksi yang lebih berat dan menyebabkan kepekaan lebih tinggi terhadap infeksi 2
#cholera# ipomotilitas usus pada infeksi usus memperlama !aktu diare dan gejala penyakit serta mengurangi kecepatan eliminasi agen sumber penyakit# eran imunitas tubuh dibuktikan dengan didapatkannya frekuensi 4iardiasis yang lebih tinggi pada mereka yang kekurangan 6g-# ercobaan lain membuktikan bah!a bila lumen usus dirangsang suatu toksoid berulangkali
akan terjadi sekresi antibodi# ercobaan
pada binatang
menunjukkan
berkurangnya perkembangan +# typhi murium pada mikroflora usus yang normal# >aktor kausal yang mempengaruhi patogenitas antara lain daya penetrasi yang dapat merusak sel mukosa, kemampuan memproduksi toksin yang mempengaruhi sekresi cairan usus halus serta daya lekat kuman pada lumen usus# Auman dapat membentuk koloni-koloni yang dapat menginduksi diare# erdasarkan kemampuan inasi kuman menembus mukosa usus, bakteri dibedakan atas 1# akteri non-inasif (enterotoksigenik) $isalnya # cholera/eltor, *nteroto.igenic * oli (*5*) dan # perfringens tidak merusak mukosa, mengeluarkan toksin yang terikat pada mukosa usus halus 1=-80 menit sesudah diproduksi yang mengaktiasi sekresi anion klorida dari sel ke dalam lumen usus yang diikuti air, ion bokarbonat, natrium dan kalium sehingga tubuh akan kekurangan cairan dan elektrolit yang keluar bersama tinja# 2# akteri enteroasif $isalnya *nteroinasie *# oli (*6*), +almonella, +higella, ersinia, dan # perfringens type # cholera/eltor, *nteroto.igenic * oli dan # perfringens# Dalam hal ini, diare terjadi akibat nekrosis dan ulserasi dinding usus# +ifat diarenya sekretorik eksudatif#, dapat tercampur lendir dan darah# %alaupun demikian, infeksi oleh kuman-kuman ini dapat juga bermanifestasi sebagai suatu diare koleriformis#
Manifestasi Klinis
Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam, tenesmus, hematosche3ia, nyeri perut dan atau kejang perut# kibat paling fatal dari diare yang berlangsung lama tanpa rehidrasi yang adekuat adalah kematian akibat dehidrasi yang menimbulkan renjatan hipoolemik atau gangguan biokimia!i berupa asidosis metabolik yang berlanjut# +eseoran yang kekurangan cairan akan merasa haus, berat badan berkurang, mata cekung, lidah kering, tulang pipi tampak lebih menonjol, turgor kulit menurun serta suara menjadi serak# Aeluhan dan gejala ini disebabkan oleh deplesi air yang isotonik# Aarena kehilangan bikarbonat (&8) maka perbandingannya dengan asam karbonat berkurang mengakibatkan penurunan p darah yang merangsang pusat pernapasan sehingga frekuensi pernapasan meningkat dan lebih dalam (pernapasan Aussmaul) 4angguan kardioaskuler pada tahap hipoolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (C 120 ./menit), tekanan darah menurun sampai tidak 8
terukur# asien mulai gelisah, muka pucat, akral dingin dan kadang-kadang sianosis# Aarena kekurangan kalium pada diare akut juga dapat timbul aritmia jantung# enurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun sampai timbul oliguria/anuria# ila keadaan ini tidak segera diatsi akan timbul penyulit nekrosis tubulus ginjal akut yang berarti suatu keadaan gagal ginjal akut#
Prinsip Penatalaksanaan
enatalaksanaan diare akut karena infeksi pada orang de!asa terdiri atas 1#
9ehidrasi sebagai prioritas utama terapi#
2#
5ata kerja terarah untuk mengidentifkasi penyebab infeksi#
8#
$emberikan terapi simtomatik
;#
$emberikan terapi definitif#
1.
Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi.
da ; hal yang penting diperhatikan agar dapat memberikan rehidrasi yang cepat dan akurat, yaitu 1) :enis cairan yang hendak digunakan# ada saat ini cairan 9inger ?aktat merupakan cairan pilihan karena tersedia cukup banyak di pasaran meskipun jumlah kaliumnya rendah bila dibandingkan dengan kadar kalium tinja# ila 9? tidak tersedia dapat diberiakn 7al isotonik (0,"<) yang sebaiknya ditambahkan dengan 1 ampul 7abik ,=< =0 ml pada setiap satu liter 7al isotonik# ada keadaan diare akut a!al yang ringan dapat diberikan cairan oralit untuk mencegah dehidrasi dengan segala akibatnya# 2) :umlah cairan yang hendak diberikan# ada prinsipnya jumlah cairan pengganti yang hendak diberikan harus sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan# :umlah kehilangan cairan dari badan dapat dihitung dengan cara/rumus -
Mengukur BJ Plasma
Aebutuhan cairan dihitung dengan rumus : lasma E 1,02= ---------------------- . . ; ml 0,001 -
Metode Pierce
erdasarkan keadaan klinis, yakni F diare ringan, kebutuhan cairan
G =< . kg
F diare sedang, kebutuhan cairan
G '< . kg
F diare ringan, kebutuhan cairan
G 10< . kg
;
-
Metode Daldiyono
erdasarkan skoring keadaan klinis sebagai berikut F 9asa haus/muntah F sistolik H0-"0 mmg F sistolik IH0 mmg F >rekuensi nadi C120 ./mnt F Aesadaran apatis F Aesadaran somnolen, sopor atau koma F >rekuensi napas C80 ./mnt F >acies cholerica F o. cholerica F 5urgor kulit menurun F %asher !omenJs hand F *kstremitas dingin F +ianosis F @sia =0-H0 tahun F @sia CH0 tahun
G1 G1 G2 G1 G1 G2 G1 G2 G2 G1 G1 G1 G2 G1 G2
Aebutuhan cairan G +kor -------- . 10< . kg . 1 ltr 1=
8) :alan masuk atau cara pemberian cairan 9ute pemberian cairan pada orang de!asa meliputi oral dan intraena# ?arutan orali dengan komposisi berkisar 2" g glukosa, 8,= g 7al, 2,= g 7aik dan 1,= g Al stiap liternya diberikan per oral pada diare ringan sebagai upaya pertama dan juga setelah rehidrasi inisial untuk mempertahankan hidrasi#
;) :adual pemberian cairan :adual rehidrasi inisial yang dihitung berdasarkan : plasma atau sistem skor diberikan dalam !aktu 2 jam dengan tujuan untuk mencapai rehidrasi optimal secepat mungkin# :adual pemberian cairan tahap kedua yakni untuk jam ke-8 didasarkan pada kehilangan cairan selama 2 jam fase inisial sebelumnya# Dengan demikian, rehidrasi diharapkan lengkap pada akhir jam ke-8#
2.
ata ker!a terarah untuk mengidentifkasi penyebab infeksi.
@ntuk mengetahui penyebab infeksi biasanya dihubungkan dengan dengan keadaan klinis diare tetapi penyebab pasti dapat diketahui melalui pemeriksaan biakan tinja disertai dengan pemeriksaan urine lengkap dan tinja lengkap# 4angguan keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa diperjelas melalui pemeriksaan darah lengkap, analisa gas darah, elektrolit, ureum, kreatinin dan : plasma# ila ada demam tinggi dan dicurigai adanya infeksi sistemik pemeriksaan biakan empedu, %idal, preparat malaria serta serologi elicobacter jejuni sangat dianjurkan# =
emeriksaan khusus seperti serologi amuba, jamur dan 9otairus biasanya menyusul setelah melihat hasil pemeriksaan penyaring# +ecara klinis diare karena infeksi akut digolongkan sebagai berikut 1) Aoleriform, diare dengan tinja terutama terdiri atas cairan saja# 2) Disentriform, diare dengan tinja bercampur lendir kental dan kadang-kadang darah# emeriksaan penunjang yang telah disinggung di atas dapat diarahkan sesuai manifestasi klnis diare#
".
Memberikan terapi simtomatik
5erapi simtomatik harus benar-benar dipertimbangkan kerugian dan keuntungannya# ntimotilitas usus seperti ?operamid akan memperburuk diare yang diakibatkan oleh bakteri entero-inasif karena memperpanjang !aktu kontak bakteri dengan epitel usus yang seyogyanya cepat dieliminasi#
#.
Memberikan terapi definitif.
5erapi kausal dapat diberikan pada infeksi 1) Aolera-eltor 5etrasiklin atau Aotrimoksasol atau Aloramfenikol# 2) # parahaemolyticus, 8) *# coli, tidak memerluka terapi spesifik ;) # perfringens, spesifik =) # aureus Aloramfenikol H) +almonellosis mpisilin atau Aotrimoksasol atau golongan Kuinolon seperti +iprofloksasin ) +higellosis mpisilin atau Aloramfenikol ') elicobacter *ritromisin ") mebiasis $etronida3ol atau 5rinida3ol atau +ecnida3ol 10) 4iardiasis Kuinacrine atau hloroLuineitiform atau $etronida3ol 11) alantidiasis 5etrasiklin 12) andidiasis $ycostatin 18) irus simtomatik dan suportif K$%&'P K'P'R()((%
Ri*ayat Kepera*atan dan Pengka!ian +isik,
erdasarkan klasifikasi Doenges dkk# (2000) ri!ayat kepera!atan yang perlu dikaji adalah
;# ktiitas/istirahat 4ejala H
-
Aelelelahan, kelemahan atau malaise umum
-
6nsomnia, tidak tidur semalaman karena diare
-
4elisah dan ansietas
=# +irkulasi 5anda -
5akikardia (reapon terhadap dehidrasi, demam, proses inflamasi dan nyeri)
-
ipotensi
-
Aulit/membran mukosa turgor jelek, kering, lidah pecah-pecah
H# 6ntegritas ego 4ejala -
nsietas, ketakutan,, emosi kesal, perasaan tak berdaya
5anda -
9espon menolak, perhatian menyempit, depresi
# *liminasi 4ejala -
5ekstur feses cair, berlendir, disertai darah, bau anyir/busuk#
-
5enesmus, nyeri/kram abdomen
5anda -
ising usus menurun atau meningkat
-
&liguria/anuria
'# $akanan dan cairan 4ejala -
aus
-
noreksia
-
$ual/muntah
-
enurunan berat badan
-
6ntoleransi diet/sensitif terhadap buah segar, sayur, produk susu, makanan berlemak
5anda -
enurunan lemak sub kutan/massa otot
-
Aelemahan tonus otot, turgor kulit buruk
-
$embran mukosa pucat, luka, inflamasi rongga mulut
"# ygiene
5anda -
Aetidakmampuan mempertahankan pera!atan diri
-
adan berbau
10# 7yeri dan Aenyamanan 4ejala -
7yeri/nyeri tekan kuadran kanan ba!ah, mungkin hilang dengan defekasi
5anda -
7yeri tekan abdomen, distensi#
11# Aeamanan 5anda -
eningkatan suhu pada infeksi akut,
-
enurunan tingkat kesadaran, gelisah
-
?esi kulit sekitar anus
12# +eksualitas 4ejala -
Aemampuan menurun, libido menurun
18# 6nteraksi sosial 4ejala -
enurunan aktiitas sosial
1;# enyuluhan/pembelajaran 4ejala -
9i!ayat anggota keluarga dengan diare
-
roses penularan infeksi fekal-oral
-
ersonal higyene
-
9ehidrasi
es Diagnostik
?ihat konsep medis#
D-(%$&( K'P'R()((%
1=# Aekurangan olume cairan b/d kehilangan berlebihan melalui feses dan muntah serta intake terbatas (mual)# 1H# erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrien dan peningkatan peristaltik usus# '
1# 7yeri (akut) b/d hiperperistaltik, iritasi fisura perirektal# 1'# Aecemasan b/d perubahan status kesehatan, perubahan status sosio-ekonomis, perubahan fungsi peran dan pola interaksi# 1"# Aurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi b/d pemaparan informasi terbatas, salah interpretasi informasi dan atau keterbatasan kognitif#
-%'R/'%&- K'P'R()((%
D.#1 Aekurangan olume cairan b/d kehilangan berlebihan melalui feses dan muntah serta intake terbatas (mual) 6nterensi dan 9asional 20# erikan cairan parenteral sesuai dengan program rehidrasi -
+ebagai upaya rehidrasi untuk mengganti cairan yang keluar bersama feses#
21# antau intake dan output# -
$emberikan informasi status keseimbangan cairan untuk menetapkan kebutuhan cairan pengganti#
22# Aaji tanda ital, tanda/gejala dehidrasi dan hasil pemeriksaan laboratorium -
$enilai status hidrasi, elektrolit dan keseimbangan asam basa#
28# Aolaborasi pelaksanaan terapi definitif# -
emberian obat-obatan secara kausal penting setelah penyebab diare diketahui#
D.#2 erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrien dan peningkatan peristaltik usus# 6nterensi dan 9asional 1# ertahankan tirah baring dan pembatasan aktiitas selama fase akut# -
$enurunkan kebutuhan metabolik#
2# ertahankan status 7& (puasa) selama fase akut/ketetapan medis dan segera mulai pemberian makanan per oral setelah kondisi klien mengi3inkan -
embatasan diet per oral mungkin ditetapkan selama fase akut untuk menurunkan peristaltik sehingga terjadi kekurangan nutrisi# emberian makanan sesegera mungkin penting setelah keadaan klinis klien memungkinkan#
8# Aolaborasi pemberian roborantia seperti itamin 12 dan asam folat# -
Diare menyebabkan gangguan fungsi ileus yang berakibat terjadinya malabsorbsi itamin 12M penggantian diperlukan untuk mengatasi depresi sum sum tulang, meningkatkan produksi +D$#
;#
Defisiensi asam folat dapat terjadi bila diare berlanjut akibat malabsorbsi#
Aolaborasi pemberian nutrisi parenteral sesuai indikasi#
"
-
$engistirahatkan kerja gastrointestinal dan mengatasi/mencegah kekurangan nutrisi lebih lanjut#
D.#8
7yeri (akut) b/d hiperperistaltik, iritasi fisura perirektal#
6nterensi dan 9asional 1#
tur posisi yang nyaman bagi klien, misalnya dengan lutut fleksi# -
2#
$enurunkan tegangan abdomen#
?akukan aktiitas pengalihan untuk memberikan rasa nyaman seperti masase punggung dan kompres hangat abdomen -
$eningkatkan relaksasi, mengalihkan fokus perhatian kliendan meningkatkan kemampuan koping#
8#
ersihkan area anorektal dengan sabun ringan dan airsetelah defekasi dan berikan pera!atan kulit -
;#
$elindungi kulit dari keasaman feses, mencegah iritasi#
Aolaborasi pemberian obat analgetika dan atau antikolinergik sesuai indikasi -
nalgetik sebagai agen anti nyeri dan antikolinergik untuk menurunkan spasme traktus 46 dapat diberikan sesuai indikasi klinis#
=#
Aaji keluhan nyeri (skala 1-10), perubahan karakteristik nyeri, petunjuk erbal dan non erbal -
D.#;
$engealuasi perkembangan nyeri untuk menetapkan interensi selanjutnya#
Aecemasan b/d perubahan status kesehatan, perubahan status sosio-ekonomis,
perubahan fungsi peran dan pola interaksi# 6nterensi dan 9asional 1#
Dorong klien untuk membicarakan kecemasan dan berikan umpan balik tentang mekanisme koping yang tepat# -
$embantu mengidentifikasi penyebab kecemasan dan alternatif pemecahan masalah#
2#
5ekankan bah!a kecemasan adalah masalah yang umum terjadi pada orang lain yang mengalami masalah yang sama dengan klien# -
$embantu menurunkan stres dengan mengetahui bah!a klien bukan satusatunya orang yang mengalami masalah yang demikian#
8#
iptakan lingkungan yang tenang, tunjukkan sikap ramah tamah dan tulus dalam membantu klien# -
;#
Aolaborasi pemberian obat sedatif bila diperlukan# -
=#
$engurangi rangsang eksternal yang dapat memicu peningkatan kecamasan#
Dapat digunakan sebagai anti ansitas dan meningkatkan relaksasi#
Aaji perubahan tingkat kecemasan (misalnya dengan indeks 9+) 10
-
$engealuasi
perkembangan
kecemasan
untuk
menetapkan
interensi
selanjutnya#
D.#=
Aurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi b/d pemaparan
informasi terbatas, salah interpretasi informasi dan atau keterbatasan kognitif# 6nterensi dan 9asional 1#
Aaji kesiapan klien mengikuti pembelajaran, termasuk pengetahuan klien tentang penyakit dan pera!atannya# -
*fektiitas pembelajaran dipengaruhi oleh kesiapan fisik dan mental serta latar belakang pengetahuan sebelumnya#
2#
:elaskan tentang proses penyakit, penyebab dan akibatnya terhadap gangguan aktiitas sehari-hari# -
emahaman tentang masalah ini penting untuk meningkatkan partisipasi klien dan keluarga dalam proses pera!atan klien#
8#
:elaskan tentang tujuan pemberian obat, dosis, frekuensi dan cara pemberian serta efek samping yang mungkin timbul# -
;#
$eningkatkan pemahaman dan partisipasi klien dalam pengobatan#
:elaskan dan tunjukkan cara pera!atan perineal setelah defekasi# -
$eningkatkan kemandirian dan kontrol klien terhadap kebutuhan pera!atan diri#
11
D(+(R P0&(K( arpenito (2000), Diagnosa Keperawatan-Aplikasi pada Praktik Klinis, *d#H, *4, :akarta
Doenges at al (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, *d#8, *4, :akarta
rice N %ilson (1""=), Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit , uku 1, *d#;, *4, :akarta
+oeparman N %aspadji (1""0 ), Ilmu Penyakit Dalam, :ilid 6, *d# Ae-8, >A@6, :akarta#