DIARE
A. Definisi Diare
Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya. Perubahan yang terjadi berupa perubahan peningkatan volume, keenceran, dan frekuensi dengan atau tanpa lender darah, seperti lebih dari 3 kali/hari dan pada neonates lebih dari 4 kali/hari (Hidayat, Aziz Alimul 2008). Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer dan cair (Suriadi dan Rita Yuliani, 2006). . B. Klasifikasi Diare Menurut Depkes RI (2005), berdasarkan jenisnya diare dibagi empat yaitu: -
Diare Akut Diare akut yaitu, Diare yang berlangsung kurang dari 14 hari (umumnya kurang dari 7 hari). Akibatnya adalah dehidrasi, sedangkan dehidrasi merupakan penyebab utama kematian bagi penderita diare.
-
Disentri Disentri yaitu, diare yang disertai darah dalam tinjanya. Akibat disentri adalah anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat, dan kemungkinan terjadinya komplikasi pada mukosa.
-
Diare persisten Diare persisten, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari secara terus menerus. Akibat diare persisten adalah penurunan berat badan dan gangguan metabolism.
-
Diare dengan masalah lain Anak yang menderita diare (diare akut dan diare persisten) mungkin juga disertai dengan penyakit lain, seperti demam, gangguan gizi atau penyakit lainnya.
c. Etiologi Menurut
Suraatmaja
(2005)
dalam
bukunya
yang
berjudul
“Gastroenterologi Anak” menyebutkan bahwa etiologi diare dibagi menjadi beberapa faktor, yaitu : -
Faktor infeksi
a. Infeksi lateral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada anak. 1) Infeksi virus: Rotavirus, Enteroovirus, Norwalk, Astrovirus, Calcivirus, Coronavirus, Minirotavirus. 2) Infeksi
bakteri:
Campylobakter
Aeromonas jejuni,
hydrophila,
Clostridium
Bacillus
defficile,
cereus,
Clostridium
perfringens, E. Coli, Plesiomonas, Shigelloides, Salmonella spp, Staphylococcus enterocoliticia.
aureus,
Vibrio
cholerae
dan
Yersinia
3) Infeksi parasit: Balantidium coli, Capillaria philippinensis, Cryptosporodium, Isospora
billi,
Entamoeba Fasiolopsis
hystolitica, buski,
Giardia
Sarcocystis
lamblia,
suihominis,
Strongiloides strecoralis, dan Trichuris trichiura b. Infeksi parenteral yaitu infeksi dibagian tubuh lain di luar alat pencernaan, seperti Otitis Media Akut (OMA), Tonsilofaringitis, Bronchopneumonia, Ensefalitis dan sebagainya keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun. -
Faktor malabsorbsi:
a. Malabsorbsi karbohidrat; Disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Pada bayi dan anak terpenting dan sering ialah intoleransi laktosa. b. Malabsorbsi lemak c. Malabsorbsi protein -
Faktor makanan, seperti makan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
-
Faktor psikologis, seperti rasa takut dan cemas. Namun hal ini jarang dapat menimbulkan diare terutama pada anak yang lebih besar (Uripi, 2004).
D.
Patofisiologi
Menurut RSCM (2007), Patofisiologi penyakit diare dimulai dari virus yang dapat secara lansung merusak vili usus halus sehingga mengurangi luas dan mempengaruhi mekanisme enzimatik. Rotavirus menghasilkan enterotoksin yang menginduksi sekresi dan menyebabkan diare yang cair. Bakteri mengakibtkan diare melalui beberapa mekanisme
yang berbeda. Bakteri invasif mengakibatkan ulserasi mukosa dan pembentukan abses yang diikuti oleh respon inflamasi. Toksin bakteri dapat mempengaruhi proses selular baik di dalam usus maupun diluar usus. Enterotoksin Eschercia coli yang tahan panas akan mengaktifkan guanilat siklase E. Coli enterohemoragik dan Shigella menghasilkan verotoksin yang menyebabkan kelainan sistemik seperti kejang dan sindrom hemolitik uremik. Bakteri noninvasif dan protozoa lainnya dapat melekat pada dinding usus dan menyebabkan peradangan.
E.
Manifestasi Klinis Menurut Suraatmaja (2005), manifestasi klinis dari penyakit diare ditandai dengan bayi/balita menjadi cengeng, gelisah, suhu badan meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Diare akut dapat disertai keadaan muntah-muntah (Muntaber) dan/atau demam, tenesmus, hematoschezia, nyeri perut atau kejang perut. Diare yang berlangsung beberapa waktu tanpa penanggulangan medis yang adekuat dapat menyebabkan kematian karena kekurangan cairan di badan yang mengakibatkan kematian dan mengakibatakan renjatan hipovolemik atau karena gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang lanjut. Karena kehilangan cairan, seseorang akan merasa haus, berat badan berkurang, mata menjadi cekung, lidah kering, tulang pipi menonjol, turgor kulit menurun serta suara menjadi serak. Anak-anak yang tidak mendapatkan perawatan yang baik selama diare akan jatuh pada keadaan-keadaan seperti dehidrasi, gangguan keseimbangan asam-basa, hipoglikemia, gangguan gizi, gangguan sirkulasi. (Asnil et al, 2005).
F.
Komplikasi
Akibat kehilangan cairan dan elektrolit dari dalam tubuh secara mendadak sehingga dapat terjadi komplikasi sebagai berikut: -
Hipokalemia (Gejalanya meteorismus, hipotoni otot, lemah, bradikardi,
perubahan pada elektrokardiogram). -
Hipoglikemia (Kadar glukosa dalam darah rendah)
-
Cardiak dysrhythmias akibat hipokalemi dan hipokalsemi
-
Hiponatremia
-
Syok hipovolemik
-
Asidosi
-
Dehidrasi (ringan, sedang, berat)
(Suriadi & Rita, 2006)
G. Diagnosa Keperawatan 1.
Diare berhubungan dengan inflamasi, iritasi atau malabsorbsi usus.
Intervensi . -
Observasi dan catat frekuensi defekasi kataristik jumlah dan factor pencetus.
-
Observasi bising usus.
-
Berikan makanan rendah serat.
-
Tingkatkan tirah baring.
-
Berikan makanan peroral secara bertahap.
-
Observasi demam, takikardi, penurunan protein, ansietas dan kelesuhan.
-
Observasi intake dan output.
-
Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat.
-
Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet.
Implementasi -
Mengobservasi dan catat frekuensi defekasi,karakterristik,jumlah dan factor pencetus.defekasi 6 kali sehari,lunak berair,sering makan yang pedas.
-
Mengobservasi bising usus peristaltic
-
Menganjurkan/memberikan makanan yang rendah serat
-
Tingkatkan tirah baring,berikan alat-alat disamping klien
-
Mengidentifikasi
makanan
dan
cairan
pencetus
diare
seperti
sereal,bumbu,minuman jarbonat,produk susu -
Memberikan pemasukan peroral secara bertahap,hidaru\i minuman dingin
-
Mengobservasi demam,takikardi,penurunan protein,ansietas dan kelesuhan
-
Kerjasama denganDR dalam pemberian obat seperti antikolinergikatropine
Evaluasi -
Melaporkan penurun frekuensi defekasi,kosistensikembali normal
-
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan buang air besar encer, muntah dan status hipermetabolik.
2.
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan buang air besar encer, muntah dan status hipermetabolik.
Intervensi. -
Pertahankan masukakan dan haluaran,awasi karakter,dan jumlah feses.
-
Kaji membrane mukosa/kulit dan pengisian kapiler
-
Ukur BB tiap hari
-
Pertahankan pembatasan oral,tirah baring,hidari kerja
-
Awasi peningkatan mual muntah,kram abdomen,kelemahan,kejang.
-
Kerjasama dengan tim DR dalam pemberian cairan iv,elektrolit,dan vit.k.
Implementasi. -
Mempertahankan masukan dan haluaran,karakter feses lunak bariar,jumlah 6 kali sehari
-
Mengkaji membrane mukosa/kulit (pucat,lembab/kering),dan pengisian kapiler < 3 dtk.
-
Mengukur BB setiap hari (meninkat atau menurun)
-
Mempertahakan pembatasan oral,istirahat,tirah baring
-
Mengawasi mual dan muntah yang terjadi,kram abdomen,kelemahan pada tungkai,kejang pada daerah tubuh.
-
Kerjasama
dengan
tim
DR
dalam
pemberian
iv,antiemetic,anti
diare,elektrolit,dan vit.k.
Evaluasi -
Menunjukan keseibangan cairan adekuat dibuktikan oleh TTV stabil membrane mukosa lembab,turgor elastic,pengisian kapiler baik,urine normal,tak ada muntah.
3.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan menurunnya absorbsi makanan / cairan dan status metaboli
Intervensi. -
Lakukan pemeriksaan abdomen, karakter bunyi usus, distensi abdomen, dan keluhan mual muntah.
-
Monitor intake dan output.
-
Berikan makanan dengan porsi kecil tapi sering.
-
Timbang berat bdan setiap hari.
-
Pada bayi Asi tetap diberikan.
-
Bila bayi tidak toleran dengan Asi berikan formula yang rendah laktosa.
-
Kolaborasi denan tom medis dalam pemberian obat.
-
Kolaborasi dengan ahli gazi dalam pemberian diet klien.
Implementasi -
Melakukan pemeriksaan abdomen, karakter bunyi peristaltic, distensi abdomen,mual muntah.
-
Memberikan masukan diit,berikan makanan dengan porsi kecil tapi sering.
-
Melakukan perawayan mulut sebelum makan
-
Membantu kl;ien dalam menyeleksi makanan/minuman yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi
-
Menimbang BB setiap hari
-
Konsul pada ahli gizi dalam pemberian nutrsi sesuai kebutuhan klen,dengan tiggi kalori dan tiggi potein dan rendah serat sesuai indikasi
-
Kerjasama
dengan
DR
dalam
pemberian
obat
seperti
suplemen
vitamin,antiemetic,nutrisi perenteral.
Evaluasi -
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhantubuh dapat teratasi/status nutrisi adekuat
4.
Nyeri berhubungan dengan hiperperistaltik,diare lama,iritasi kulit jaringan
Intervensi. -
Observasi dan catat lokasi,beratnya dan karakter nyeri
-
Tingkatkan tirah baring,berikan posisi yang nyaman
-
Kaji ulang factor-faktor yang meningkatkan atau menghilangkan nyeri
-
Berikan rendam duduk dengan tepat
-
Observasi peningkatan suhu tubuh,TD
-
Dorong menggunakan technik relaksasi
-
Kerjasama dengan DR dalam pemberian obat sesuai indikasi
Implementasi -
Mengobservasi dan mencatat lokasi nyeri pada abdomen,beratnya pada skala 7 ,karakter nyeri hilang timbul.
-
Meningkatkan tirah baring dengan memberikan posisi semi fowler dan membrikan mesase pada daerah yang nyeri.
-
Menkaji ulang factor-faktor yang atau menghilangkan nyeri
-
Memberikan rendam duduk
-
Mengajarkan technik rileksasi dengan mengajurkan klien untuk membaca buku,memikirkan yang senang-senang,nonton tv.
-
Kerjasama dengan DR dalam pemberian obat seperti analgesic
Evalusi -
Melaporkan nyeri hilang/tercontrol
-
Menunjukan penggunaan rileksasi dan aktivitas hiburan sesuai indikasi
DAFTAR PUSTAKA
E. Dongoes, Marlyn. Dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta; EGC. Carpenito, L.Jual. 2000. Diagnosa Keperawatan. Jakarta; EGC. Mansjoer, Ariff. Dkk. 2000 Kapita Selekta Kedokteran. Jilid II.Jakarta; Media Aescupulus. Suriyadi, S. Kep. Dkk. Asuhan Keperawatan Anak. Edisi I. Jakarta.