27
v (kecepatan) m/s
Tegangan (N)
v (kecepatan) m/s
Tegangan (N)
Tanggal Percobaan
Kamis, 3 Desember 2015
Judul Percobaan
Gelombang Stasioner
Tujuan Percobaan
Untuk menyelidiki hubungan antara cepar rambat gelombang dengan tegangan dawai dan kerapatan dawai dengan hukum Melde.
Alat dan Bahan
Alat
No.
Nama Alat
Jumblah
Spesifikasi
Gambar
1.
Mechmical Wave Driver
1 set
-
2.
Digital Function Generato/ Amplifier
1 buah
-
3.
Katrol dengan klem meja
1 buah
-
4.
Neraca ohaus
1 buah
batas ukur sebesar 0 – 310 gram dan Nst sebesar 0,01 gram
5.
Papan landasan vibrator
1 buah
-
6.
Beban gantungan
5 buah
-
7.
Kabel penghubung
2 buah
-
8.
Penggaris
1 buah
batas ukur 0-100 cm dan nst 0,1 cm
Bahan
No.
Nama Bahan
Jumblah
Spesifikasi
Gambar
1.
Tali
Secukupnya
-
Landasan Teori
Setiap gangguan yang diberikan kepada suatu benda akan menimbulkan getaran pada benda tersebut dan getaran ini akan merambat dari suatu tempat ke tampat lain melalui suatu medium (perantara) tertentu. Dalam hal ini, peristiwa perambatan getaran dari suatu tempat ke tempat lain melalui suatu medium perantara tertentu ataupun tanpa memerlukan medium perantara disebut gelombang. Dengan kata lain, gelombang merupakan getaran yang merambat dan getaran sendiri merupakan sumber gelombang. Terdapat banyak jenis gelombang, seperti gelombang yang memerlukan medium sebagai media perambatannya sering disebut gelombang mekanik. Gelombang yang tidak memerlukan medium adalah gelombang elektromagnetik.
Gelombang adalah getaran yang merambat dari suatu lokasi ke lokasi lainnya (Umar E, 2008). Di dalam perambatannya tidak diikuti oleh berpindahnya partikel-partikel perantaranya. Pada hakekatnya, gelombang merupakan rambatan energi (energi getaran). Gelombang dibedakan menjadi dua jenis menurut mediumnya.Yaitu gelombang elektromagnetik yang merambat tanpa melalui medium atau perantara. Contoh gelombang elektromagnetik adalah gelombang cahaya dan gelombang bunyi. Sedangkan gelombang yang merambat melalui suatu medium atau perantara yaitu gelombang mekanik.Terdapat dua jenis gelombang mekanik, berdasarkan arah gerakan partikel terhadap arah perambatan gelombang, yaitu (Umar E, 2008):
Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah perambatannya searah dengan arah getaran partikelnya. Contoh gelombang longitudinal adalah gelombang pada pegas.
Gelombang transversal adalah gelombang yang arah perambatannya tegak lurus dengan arah getaran partikelnya.Contoh gelombang transversal adalah gelombang pada tali.
Hasil gabungan dari dua gelombang berjalan dengan frekuensi dan amplitude yang sama tetapi dengan arah yang berbeda itulah yang dapat membentuk gelombang baru. Gelombang baru ini akan memiliki amplitudo yang berubah-ubah tergantung pada posisinya dan dinamakan gelombang stasioner. Gelombang stasioner merupakan perpaduan dua gelombang yang mempunyai frekuensi, cepat rambat, dan amplitudo yang sama besar namun merambat dalam arah yang berlawanan. Singkatnya, gelombang stasioner merupakan perpaduan atau super posisi dari dua gelombang yang identik namun berlawanan arah (Instafisika, 2015). Sebagai contoh gelombang tali yang diikat di salah satu ujungnya, kemudian ujung yang lain kita ayunkan naik turun. Bentuk gelombangnya dapat Anda lihat seperti Gambar 1. Pada proses pantulan gelombang, terjadi gelombang pantul yang mempunyai amplitudo dan frekuensi yang sama dengan gelombang datangnya, hanya saja arah rambatannya yang berlawanan. Hasil interferensi (perpaduan) dari kedua gelombang tersebut disebut Gelombang Stasioner Atau Gelombang Diam. Gelombang stasioner dapat dibentuk dari pemantulan suatu gelombang. Contohnya pada gelombang tali. Tali dapat digetarkan di salah satu ujungnya dan ujung lain diletakkan pada pemantul. Berdasarkan ujung pemantulnya dapat dibagi dua yaitu ujung terikat dan ujung bebas. Gelombang stasioner adalah gelombang hasil superposisi dua gelombang berjalan yang amplitudo sama, frekuensi sama dan arah berlawanan.
Amplitudo pada gelombang stasioner tidak konstan, besarnya amplitudo pada setiap titik sepanjang gelombang tidak sama. Pada simpul amplitudo nol, dan pada perut gelombang amplitudo maksimum. Periode gelombang (T) adalah waktu yang diperlukan oleh gelombang untuk menempuh satu panjang gelombang penuh. Panjang gelombang (λ) adalah jarak yang ditempuh dalam waktu satu periode. Frekuensi gelombang adalah banyaknya gelombang yang terjadi tiap satuan waktu. Cepat rambat gelombang (v) adalah jarak yang ditempuh gelombang tiap satuan waktu. Secara umum, cepat rambat gelombang dapat dirumuskan sebagai berikut:
……………………………………………………….(1)
keterangan:
v = kecepatan gelombang (m/s)
= panjang gelombang (m)
f = frekuensi (Hz)
Dalam hal ini terdapat percobaan melde yang menyelidiki cepat rambat gelombang tranversal pada kawat atau dawai (Suardana, 2007). Salah satu percobaan yang berhasil membuktikan hubungan antara panjang gelombang atau frekuensi dengan kecepatan gelombang adalah Percobaan Melde. Percobaan ini juga memberikan interpretasi terhadap hubungan antara tegangan tali dan frekuensi gelombang. Percobaan Melde yang menyelidiki cepat rambat gelombang transversal pada kawat atau dawai.
Gambar 1. Rangkaian Percobaan Melde
WTWT
W
T
W
T
Gambar 2. Hubungan T dan W
Dari gambar 2, terlihat bahwa T = W. Hal ini sesuai dengan hukum I Newton. Menurut hukum 1 Newton,
Dengan Hukum I Newton ini dapat diketahui, bahwa nilai dari T adalah sama dengan W, yaitu diperoleh dengan mengalikan antara massa dan percepatan gravitasi.
Jika dalam dawai tersebut diberikan getaran secara kontinu maka pada suatu saat ketika dua gelombang yang sama merambat pada sederetan partikel (sepanjang dawai), akan menghasilkan gejala yang disebut gelombang stasioner. Gelombang stasioner sering disebut dengan gelombang berdiri, ini terjadi apabila dua gelombang yang berada dalam satu medium tersebut memiliki amplitude yang sama sehingga akan terjadi interfrensi, baik interfrensi konstruktif ataupun interfrensi distruktif. Gelombang ini bisa dihasilkan dari gelombang longitudinal atau gelombang transversal.
Ketika sebuah dawai yang ringan, salah satu ujungnya dicantolkan pada sebuah vibrator (Gambar 1) dan ujung lainnya diberi beban dan dilewatkan pada sebuah katrol, maka gelombang merambat menuju ke katrol dan kemudian dipantulkan. Jika tegangan dan panjang dawai diatur sedemikian rupa, maka kedua gelombang yang dihasilkan tadi (yang berlawanan arah), dilapiskan pada setiap lintasan pada dawai memberikan bergantian daerah tanpa getaran N dan daerah dengan getaran maksimum A. Lokasi N dan A masing-masing disebut Nodes (simpul) dan antinodes (perut), segment di antara dua simpul disebut satu loop. Jika salah satu berubah, misalnya tegangan dari getaran dawai, akan menyebabkan perubahan jumlah loop itu, yang kan menghasilkan perubahan panjang gelombang. Kita harus mengingat kemungkinan panjang gelombang dipengaruhi oleh perubahan ukuran atau massa dawai, atau oleh perubahan panjang dawai. Juga beberapa faktor yang harus dipertimbangkan antara lain: frekuensi dan kecepatan gelombang yang mungkin mempunyai hubungan pada panjang gelombang. Karena itu panjang gelombang dari gelombang yang terdiri pada kawat penggetar mungkin merupakan fungsi dari tegangan, massa kawat, frekuensi sumber dan kecepatan gelombang. Bila salah satu ujung tali diikat pada suatu tumpuan yang tetap dan ujung lainnya digetarkan secara terus-menerus, maka pada tali akan terjadi interferensi antar gelombang datang dengan gelombang pantul, yang akhirnya menghasilkan gelombang berdiri (standing wave). Pada titik pantul simpangannya sama dengan nol, karena gelombang yang terpantul berbalik fase 180o, dan titik-titik simpul berikutnya terpisah setiap ½ λ, karena gelombang merambat dalam medium yang sama maka baik gelombang datang maupun gelombang pantul atau gelombang berdiri pada tali (dawai) merambat dengan kecepatan sebesar:
………………………………………………………(2)
Keterangan:
v = cepat rambat gelombang (m/s)
T = gaya tegangan kawat atau dawai
= massa kawat tiap satu satuan panjang (kg/m).
Berdasarkan persamaan (1) dan (2) diperoleh harga frekuensi yang diberikan oleh dawai sebagai berikut:
, maka ……………………………..…...(3)
Untuk nada dasar (n = 1), diperoleh hubungan L = ½ λ atau λ = 2L
………………………………………………………..(4)
Keterangan:
n = 1,2,3, dan seterusnya
L = panjang dawai.
Karakteristik dari gelombang berdiri adalah energi gelombang bergetar melalui suatu titik, tetapi tidak ada perambatan energi (Suardana, 2007).
Langkah Percobaan
Menyiapkan segala alat dan bahan yang diperlukan dalam melakukan percobaan Gelombang Stasioner.
Mengkalibrasi alat ukur yang akan digunakan pada saat praktikum.
Mengukur massa beban yang digunakan dalam praktikum. Dalam praktikum ini menggunakan 3 buah beban dengan masing-masing massanya yaitu beban 1 massanya 100,00 gram, beban 2 massanya 70,00 gram, dan beban 3 massanya 50,00 gram.
145145Menyusun alat dan bahan yang diperlukan dalam percobaan Gelombang Stasioner seperti gambar di bawah ini.
1
4
5
1
4
5
Gambar 3. Set Up Percobaan
Keterangan: 1 = tali, 2 = penjepit, 3 = vibrator, 4 = kantrol, dan 5 = beban
Menggunakan kerapatan kawat penggantar atau medium yang paling kecil dan menggantungkan beban dengan massa 100,00 gram dan mencatat nilai L (panjang kawat dari ujung klem hingga ke katrol/kawat yang membentuk gelombang), dan m (massa) total gantungan.
Mengubah penggerak (pengatur) frekuensi untuk memperoleh paling sedikit 1 pola gelombang berdiri (n = 1). Untuk setiap pola, mencatat n tingkat mode (nilai n =1 setiap ½ ), kemudian mengukur frekuensi (f) dan panjang gelombang ().
Mengulangi langkah 6 dengan mengubah pengatur frekuensi untuk n = 2, n = 3, n = 4, dan n = 5.
Mengulangi percobaan dan perhitungan-perhitungan pada langkah 5, 6, dan 7 dengan mengubah beban sebanyak 4 kali. Untuk setiap perubahan catat massa gantungan (m) dan tegangan (T).
Mencatat hasil pengamatan pada Tabel data pengamatan.
mtali = ........... L =..................
g = 10 m/s2
Tabel 1. Data Hasil Percobaan
No
m (gr)
T = m g (N)
n
f (Hz)
(m)
1
2
3
2
3
4
Teknik Analisi Data
Adapun teknik analisis data yang dilakukan untuk mencapai hasil yang diinginkan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
Data yang diperoleh pada percobaan gelombang stasioner pada dawai dengan variasi m digunakan untuk mencari hubungan antara cepat rambat v dan tegangan T. Sebagai dasar analisis adalah persamaan (2) yang dalam bentuk lainnya adalah:
……………………………………………………………….………(5)
Dengan vavg meruapakan nilai rata-rata dari v. Persamaan (4) identik dengan persamaan regresi linier sederhana:
Y = a + bX……………………………………………………………….………(6)
Dengan konstanta a = 0
Dengan demikian, maka analisis data digunakan teknik analisis regresi linier sederhana berdasarkan azas kuadrat terkecil sebagai hasil modifikasi dari persamaan (6) yaitu:
Yi = bXi………………………………………………………………….………(7)
Dengan Yi = T dan Xi = v2avg, masing-maisng menyatakan tegangan beban dan kuadrat rerata kecepatan gelombang dari masing-maisng beban yang terukur. Berdasarkan persamaan (5) dan (7), maka konstanta b memenuhi persamaan adalah b = yang diperoleh dari
………………………………………………....(8)
N adalah banyaknya variasi T sebagai fungsi v2avg. Simpangan baku (b) ditentukan dengan persamaan:
…………………………………………………..(9)
Sy adalah penduga terbaik untuk nilai b terhadap garis lurus Yi = bXi yang dapat dihitung menggunakan persamaan berikut:
…(10)
Untuk mempermudah proses kerja dalam perhitungan nilai dari Sy, b, dan b digunakan tabel bantuan sebagai berikut.
Tabel 2. Analisi Data Hasil Percobaan
No.
Y = T (N)
X = ῡ2
X2
Y2
XY
1
2
3
….
….
….
….
….
Analisis data variasi m secara ekstrapolasi grafik. Data variasi m nilai kerapatan massa linier di samping dapat dianalisis secara regresi linier, dapat juga dianalisis secara ekstrapolasi grafik sebagai hubungan T = f(vavg2).
Data Hasil Percobaan
mtali=0,92 gram
member=6,39 gram
l=108,5 cm
μ=mtalil
μ=0,92 gram108,5 cm
μ=0,008479grcm
g=10ms2
Tabel 2. Data Hasil Percobaan
No.
Massa beban (gr)
Tegangan (N)
n
Frekuensi (Hz)
λ (cm)
1.
61,86
2
29,2
108,5
3
42,6
72,3
4
59,6
54,3
2.
71,18
2
31,1
108,5
3
47,4
72,3
4
64,3
54,3
3.
101,10
2
37,3
108,5
3
57,0
72,3
4
76,4
54,3
4.
111,35
2
38,3
108,5
3
59,1
72,3
4
78,8
54,3
5.
120,67
2
39,9
108,5
3
62,7
72,3
4
84,2
54,3
Analisi Data
mtali=0,92 gram=0,00092 kg
member=6,39 gram=0,00639 kg
l=108,5 cm=1,085 m
μ=mtalil
μ=0,92 gram108,5 cm
μ=0,008479grcm=0,0008479 kgm
g=10ms2
Tabel 3. Data Hasil Percobaan
No.
Massa beban total (kg)
Tegangan (N)
n
Frekuensi (Hz)
λ (cm)
1.
0,06825
0,6825
2
29,2
1,085
3
42,6
0,723
4
59,6
0,543
2.
0,07757
0,7757
2
31,1
1,085
3
47,4
0,723
4
64,3
0,543
3.
0,10749
1,0749
2
37,3
1,085
3
57,0
0,723
4
76,4
0,543
4.
0,11774
1,1774
2
38,3
1,085
3
59,1
0,723
4
78,8
0,543
5.
0,12706
1,2706
2
39,9
1,085
3
62,7
0,723
4
84,2
0,543
Berdasarkan tabel 3 tersebut, maka dibuat tabel bantu seperti berikut guna memudahkan perhitungan rumus regresi linier sederhana.
Tabel 4. Tabel bantu perhitungan
No.
Yi=T
Xi=v2
Yi2
Xi2
XiYi
1.
0,6825
999,4997944
0,46580625
998999,8389
682,1586096
2.
0,7757
1177,144078
0,60171049
1385668,179
913,110661
3.
1,0749
1685,559554
1,15541001
2841111,011
1811,807965
4.
1,1774
1794,177573
1,38627076
3219073,164
2112,464675
5.
1,2706
2005,373786
1,61442436
4021524,021
2548,027932
4,981
7661,754
5,223
12466376,210
8067,569
Menentukan nilai b
b=
b=58067,569-(7661,754)(4,9811)512466376,21-(7661,754)2
b=40337,849-38163,96662331881,07-58702486,4
b=2173,8824523629394,683
b=0,000598966
b=5,989×10-4
Menentukan nilai Sy
Sy2=1N-2
Sy2=15-25,223-12466376,214,98112-27661,7548067,5694,981+5(8067,569)2512466376,21-(7661,754)2
Sy2=135,223-(309307713,4)-(615780934,6)+(325428415,8)62331881,07-58702486,4
Sy2=135,223-18955194,63629394,683
Sy2=135,223-5,22268759
Sy2=130,00093428
Sy2=0,00031143
Sy=0,00031143
Sy=0,01764729
Sy=0,018
Menentukan nilai ketidakpastian b ( b)
b=Sy
b=0,0185512466376,21-(7661,754)2
b=0,01853629394,683
b=0,0181,37764×10-6
b=0,018(1,773729×10-3)
b=0,207131×10-4
b=0,207×10-4
Karena b = dan b = , maka nilai kerapatan linier pada percobaan ini adalah sebagi berikut:
μ=μ± μ
μ=(5,989±0,207)×10-4kgm
Dengan kesalahan relative dari percobaan sebesar:
KR= μμ×100%
KR=0,207×10-45,989×10-4×100%
KR=3,456%
Untuk memperoleh besarnya cepat rambat dari kecepatan gelombang pada dawai, tentunya diperoleh berdasarkan perumusan:
Percobaan Pertama
Untuk percobaan pertama, dengan tegangan tali sama dengan massa beban 0,06825 kg, diperoleh nilai dari v adalah sebagai berikut.
v=Tμ
v=0,68255,989
v=1139,464496
v=33,75595496
v=33,756ms
Dengan nilai ketidakpastian dari nilai v adalah sebagai berikut.
v=vuTΔμ+vTuΔT
Δv=δ(T12.μ-12)δμΔμ+δ(T12.μ-12)δTΔT
Δv=12TμμΔμ+12TμΔT
Δv=120,68255,9895,9890,207+12(0,6825)(5,989)0,005
Δv=0,002234682+0,123648
Δv=0,125882869
Δv=0,126
Dengan kesalahan relative dari percobaan sebesar:
KR= vv×100%
KR=0,12633,756×100%
KR=0,373%
Percobaan Kedua
Untuk percobaan kedua, dengan tegangan tali sama dengan massa beban 0,07757 kg, diperoleh nilai dari v adalah sebagai berikut.
v=Tμ
v=0,77575,989
v=1295,066094
v=35,98702675
v=35,987ms
Dengan nilai ketidakpastian dari nilai v adalah sebagai berikut.
v=vuTΔμ+vTuΔT
Δv=δ(T12.μ-12)δμΔμ+δ(T12.μ-12)δTΔT
Δv=12TμμΔμ+12TμΔT
Δv=120,77575,9895,9890,207+12(0,7757)(5,989)0,005
Δv=0,002382282+0,115982425
Δv=0,118364806
Δv=0,118
Dengan kesalahan relative dari percobaan sebesar:
KR= vv×100%
KR=0,11835,987×100%
KR=0,328%
Percobaan Ketiga
Untuk percobaan ketiga, dengan tegangan tali sama dengan massa beban 0,10749 kg, diperoleh nilai dari v adalah sebagai berikut.
v=Tμ
v=1,07495,989
v=1794,593973
v=42,3626832
v=42,363ms
Dengan nilai ketidakpastian dari nilai v adalah sebagai berikut.
v=vuTΔμ+vTuΔT
Δv=δ(T12.μ-12)δμΔμ+δ(T12.μ-12)δTΔT
Δv=12TμμΔμ+12TμΔT
Δv=121,07495,9895,9890,207+12(1,0749)(5,989)0,005
Δv=0,002804455+0,098527
Δv=0,101331407
Δv=0,101
Dengan kesalahan relative dari percobaan sebesar:
KR= vv×100%
KR=0,10142,363×100%
KR=0,239%
Percobaan Keempat
Untuk percobaan keempat, dengan tegangan tali sama dengan massa beban 0,11774 kg, diperoleh nilai dari v adalah sebagai berikut.
v=Tμ
v=1,17745,989
v=1965,72234
v=44,33646738
v=44,336ms
Dengan nilai ketidakpastian dari nilai v adalah sebagai berikut.
v=vuTΔμ+vTuΔT
Δv=δ(T12.μ-12)δμΔμ+δ(T12.μ-12)δTΔT
Δv=12TμμΔμ+12TμΔT
Δv=121,17745,9895,9890,207+12(1,1774)(5,989)0,005
Δv=0,002935124+0,094141
Δv=0,097075746
Δv=0,097
Dengan kesalahan relative dari percobaan sebesar:
KR= vv×100%
KR=0,09744,336×100%
KR=0,218%
Percobaan Kelima
Untuk percobaan kelima, dengan tegangan tali sama dengan massa beban 0,12706 kg, diperoleh nilai dari v adalah sebagai berikut.
v=Tμ
v=1,27065,989
v=2121,323939
v=45,05783254
v=46,058ms
Dengan nilai ketidakpastian dari nilai v adalah sebagai berikut.
v=vuTΔμ+vTuΔT
Δv=δ(T12.μ-12)δμΔμ+δ(T12.μ-12)δTΔT
Δv=12TμμΔμ+12TμΔT
Δv=121,27065,9895,9890,207+12(1,2706)(5,989)0,005
Δv=0,00304908+0,090622211
Δv=0,093671291
Δv=0,094
Dengan kesalahan relative dari percobaan sebesar:
KR= vv×100%
KR=0,09446,058×100%
KR=0,203%
Selain melalui analisis data diatas terdapat juga analisis data variasi m secara ekstrapolasi grafik. didapatkan juga hubungan antara besarnya kecepatan pada dawai terutama pada kecepatan gelombangnya tergantung dari besarnya massa beban/tegangan tali. Jika dilukiskan pada sebuah grafik hubungan dari tegangan dan kecepatan akan diperoleh grafik sebagai berikut.
Grafik Hubungan v terhadap T
Berdasarkan grafik di atas, terlihat bahwa besarnya kecepatan dipengaruhi oleh besarnya tegangan tali. Semakin besar tegangan maka kecepatan gelombang semakin besar. Berdasarkan hal tersebut maka dapat dikatakan bahwa tegangan tali mempengaruhi kecepatan dari tali tersebut. Garis yang menghubungkan antara titik-titik kordinat tersebut merupakan nilai dari rapat massa tali yang diperoleh pada analisa data yang sudah penulis lakukan. Sehingga nilai dari rapat massa tersebut merupakan kemiringan dari kurva tersebut.
Hasil dan Pembahasan
Hasil
Percobaan Pertama
m=0,06825 kg
v=33,756±0,126ms
Dengan kesalahan relative 0,373%
Percobaan Kedua
m=0,07757 kg
v=35,987±0,118ms
Dengan kesalahan relative 0,328%
Percobaan Ketiga
m=0,10749 kg
v=42,363±0,101ms
Dengan kesalahan relative 0,239%
Percobaan Keempat
m=0,11774 kg
v=44,336±0,097ms
Dengan kesalahan relative 0,218%
Percobaan Kelima
m=0,12706 kg
v=46,058±0,094ms
Dengan kesalahan relative 0,203%
Pembahasan
Berdasarkan hasil yang diperoleh di atas, nilai Kesalahan Relatif (KR) yang diperoleh kurang dari 10% sehingga hasil percobaan yang diperoleh masih dapat diterima atau ditoleransi. Selain itu, didapatkan juga hubungan antara besarnya kecepatan pada dawai terutama pada kecepatan gelombangnya tergantung dari besarnya massa beban/tegangan tali. Jika dilukiskan pada sebuah grafik hubungan dari tegangan dan kecepatan akan diperoleh grafik sebagai berikut.
Grafik Hubungan v terhadap T
Berdasarkan grafik di atas, terlihat bahwa besarnya kecepatan dipengaruhi oleh besarnya tegangan tali. Semakin besar tegangan maka kecepatan gelombang semakin besar. Berdasarkan hal tersebut maka dapat dikatakan bahwa tegangan tali mempengaruhi kecepatan dari tali tersebut. Garis yang menghubungkan antara titik-titik kordinat tersebut merupakan nilai dari rapat massa tali yang diperoleh pada analisa data yang sudah penulis lakukan. Sehingga nilai dari rapat massa tersebut merupakan kemiringan dari kurva tersebut.
Adapun kesalahan-kesalahan yang dialami pada saat melakukan percobaan adalah sebagai berikut.
Kesalahan umum, yaitu kesalahan yang terjadi akibat dari kekeliruan yang dilakukan oleh pengamat (manusia). Misalnya kesalahan di dalam pembacaan skala pada penggaris pada saat mengukur panjang tali, serta kesalahan dalam mengkonversi satuan.
Kesalahan sistematis, yaitu kesalahan yang terjadi akibat kekeliruan dari instrumen atau alat yang digunakan. Misalnya, klem katrol dapat bergerak-gerak sehingga mempengaruhi bentuk gelombang. Selain itu, keadaan dari Amplifier yang kurang baik sehingga agak sulit di dalam pencarian frekuensi gelombang yang sesuai.
Kesalahan acak, yaitu kesalahan yang tidak diketahui penyebabnya, namun dapat mempengaruhi hasil dari percobaan yang dilakukan.
Selain kesalahan-kesalahan tersebut, terdapat juga beberapa kendala-kendala yang dihadapi pada saat proses pengambilan dan pengolahan data yaitu:
Kesulitan pada saat menentukan frekuensi yang sesuai, gelombang yang terbentuk hampir sama pada frekuensi yang berbeda-beda.
Kesulitan dalam menentukan besarnya massa beban yang diletakkan pada cawan pengait. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan antara massa yang satu dan yang lain dalam hal ukuran.
Kesulitan dalam menentukan ujung gelombang terutama pada ujung yang berhubungan dengan sumber getaran.
Kurang telitinya praktikan dalam memperhatikan satuan yang ditunjukkan oleh alat ukur sehingga data pada jurnal percobaan masih menunjukkan satuan yang rancu.
Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
Percobaan Pertama
m=0,06825 kg
v=33,756±0,126ms
Dengan kesalahan relative 0,373%
Percobaan Kedua
m=0,07757 kg
v=35,987±0,118ms
Dengan kesalahan relative 0,328%
Percobaan Ketiga
m=0,10749 kg
v=42,363±0,101ms
Dengan kesalahan relative 0,239%
Percobaan Keempat
m=0,11774 kg
v=44,336±0,097ms
Dengan kesalahan relative 0,218%
Percobaan Kelima
m=0,12706 kg
v=46,058±0,094ms
Dengan kesalahan relative 0,203%
Selain itu, besarnya tegangan tali berpengaruh terhadap cepat rambat gelombang. Apabila tegangan pada tali diperbesar, maka cepat rambat gelombang akan membesar. Sebaliknya jika diperkecil maka cepat rambat akan mengecil. Rapat dawai atau tali juga berpengaruh terhadap besarnya nilai dari kecepatan. Semakin rapat, maka akan semakin kecil kecepatan gelombangnya, begitu juga sebaliknya.
Jawab Pertanyaan
Soal:
Tentukan besar cepat rambat gelombang stasioner pada dawai, dan lakukan analisis sederhana terhadap hasil yang anda peroleh!
Sebutkan kendala-kendala yang anda temukan selama proses pengambilan data dan tunjukkan cara mengatasinya!
Simpulkan hasil percobaan anda!
Jawab:
Berdasarkan analisis data yang dilakukan, diperoleh besarnya kecepatan tali dari masing-masing massa beban yaitu sebagai berikut.
Percobaan Pertama
m=0,06825 kg
v=33,756±0,126ms
Dengan kesalahan relative 0,373%
Percobaan Kedua
m=0,07757 kg
v=35,987±0,118ms
Dengan kesalahan relative 0,328%
Percobaan Ketiga
m=0,10749 kg
v=42,363±0,101ms
Dengan kesalahan relative 0,239%
Percobaan Keempat
m=0,11774 kg
v=44,336±0,097ms
Dengan kesalahan relative 0,218%
Percobaan Kelima
m=0,12706 kg
v=46,058±0,094ms
Dengan kesalahan relative 0,203%
Kendala yang dialami adalah:
Kesulitan pada saat menentukan frekuensi yang sesuai, gelombang yang terbentuk hampir sama pada frekuensi yang berbeda-beda.
Kesulitan dalam menentukan besarnya massa beban yang diletakkan pada cawan pengait. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan antara massa yang satu dan yang lain dalam hal ukuran.
Kesulitan dalam menentukan ujung gelombang terutama pada ujung yang berhubungan dengan sumber getaran.
Kurang telitinya praktikan dalam memperhatikan satuan yang ditunjukkan oleh alat ukur sehingga data pada jurnal percobaan masih menunjukkan satuan yang rancu.
Simpulan dari percobaan yang telah dilakukan adalah:
Besar kecepatanyang diperoleh pada saat praktikum dengan mempergunakan variasi beban adalah:
Percobaan Pertama
m=0,06825 kg
v=33,756±0,126ms
Dengan kesalahan relative 0,373%
Percobaan Kedua
m=0,07757 kg
v=35,987±0,118ms
Dengan kesalahan relative 0,328%
Percobaan Ketiga
m=0,10749 kg
v=42,363±0,101ms
Dengan kesalahan relative 0,239%
Percobaan Keempat
m=0,11774 kg
v=44,336±0,097ms
Dengan kesalahan relative 0,218%
Percobaan Kelima
m=0,12706 kg
v=46,058±0,094ms
Dengan kesalahan relative 0,203%
Selain itu, besarnya tegangan tali berpengaruh terhadap cepat rambat gelombang. Apabila tegangan pada tali diperbesar, maka cepat rambat gelombang akan membesar. Sebaliknya jika diperkecil maka cepat rambat akan mengecil. Rapat dawai atau tali juga berpengaruh terhadap besarnya nilai dari kecepatan. Semakin rapat, maka akan semakin kecil kecepatan gelombangnya, begitu juga sebaliknya.