Kredit Syari’ah dan Kredit Konvensional 1. Penger gertian ian
adalah akad shahih akad shahih dalam fiqh Muamalah karena basis Kredit Syari’ah adalah akadnya akadnya adalah jual beli. “Kredit “Kredit syariah” adalah membeli barang dengan harga yang yang berb berbed edaa antar antaraa pemba pembaya yara ran n dala dalam m bentu bentuk k tuna tunaii denga dengan n pemb pembay ayar aran an tenggang tenggang waktu (karena ekonomi Islam juga mengakui adanya asumsi asumsi economic value of money). money). Akad ini dikenal dengan istilah bai` bit taqshid atau bai` bitstsaman `ajil . Atau biasa dikenal dikenal dengan skema Bai’ skema Bai’ murabahah (jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yg disepakati. Murabahah adalah perjanjian adalah perjanjian jual-beli antara bank antara bank dengan dengan nasabah. Bank
syariah membeli barang yang diperlukan nasabah kemudian menjualnya kepada nasabah nasabah yang bersangkutan bersangkutan sebesar sebesar harga perolehan ditambah dengan margin margin keuntungan yang disepakati antara bank syariah dan nasabah. Murabahah, Murabahah, dalam konotasi Islam pada dasarnya berarti penjualan. penjualan. Satu hal yang membedakannya dengan cara penjualan yang lain adalah bahwa penjual dalam murabahah secara jelas memberi tahu kepada pembeli berapa nilai pokok barang tersebut dan berapa besar keuntungan yang dibebankannya pada nilai tersebut. Keuntungan tersebut bisa berupa lump sum atau berdasarkan persentase. Jika seseorang melakukan penjualan komoditi/barang dengan harga lump sum tanp tanpaa memb member erii tahu tahu bera berapa pa nila nilaii poko pokokn knya ya,, maka maka buka bukan n term termas asuk uk murabahah, murabahah, walaupun ia juga mengambil keuntungan dari penjualan penjualan tersebut. musawamah. Penjualan ini disebut musawamah. Ada beberapa Ketentuan umum murabahah dalam bank syariah : riba. a. Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba. b. Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syariah Islam.
c.
Bank membiayai membiayai sebagi sebagian an atau seluru seluruh h harga pembeli pembelian an barang barang yang telah telah disepaka disepakati ti kualifikasinya.
d. Bank Bank membeli membeli barang barang yang yang diper diperluk lukan an nasaba nasabah h atas atas nama nama bank bank sendi sendiri, ri, dan
pembelian ini harus sah dan bebas r iba. e. Bank Bank harus harus menyamp menyampaik aikan an semua hal yang berkaita berkaitan n dengan dengan pembeli pembelian, an, misalny misalnyaa jika pembelian dilakukan secara hutang. f.
Bank Bank kemudian kemudian menjua menjuall barang barang tersebu tersebutt kepada kepada nasaba nasabah h (pemesan (pemesan)) dengan dengan harga jua juall seni senila laii harg hargaa beli beli plus plus keun keuntu tung ngan anny nya. a. Dala Dalam m kait kaitan an ini ini Bank Bank haru haruss memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan.
g. Nasabah Nasabah membayar membayar harga harga barang yang yang telah telah disepakati disepakati terseb tersebut ut pada jangka jangka waktu waktu tertentu yang telah disepaki. h. Untuk Untuk menceg mencegah ah terjad terjadiny inyaa penyal penyalahg ahguna unaan an atau atau kerus kerusaka akan n akad akad terseb tersebut, ut, pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan nasabah. i.
Jika Jika bank hendak hendak mewakil mewakilkan kan kepada kepada nasaba nasabah h untuk untuk membeli membeli barang barang dari pihak pihak ketiga, ketiga, akad jual beli murabahah murabahah harus dilakukan dilakukan setelah barang, secara prinsip prinsip menjadi milik bank.
Ada penjelasan singkat tentang jual beli murabahah, yaitu sebagai berikut : a.
Bank melaksanakan realisai permintaan orang yang bertransaksi dengannya dengan dengan dasar dasar pihak pihak pertam pertamaa (Bank) (Bank) membel membelii yang yang dimint dimintaa pihak pihak kedua kedua (nasabah) (nasabah) dengan dana yang dibayarkan dibayarkan bank –secara –secara penuh atau sebagiansebagiandan itu dibarengi dengan keterikatan pemohon untuk membeli yang ia pesan tersebut dengan keuntungan yang disepakati didepan (diawal transaksi).
b. b. Lemb Lembag agaa keuan keuanga gan n bers bersep epaka akatt denga dengan n nasa nasabah bah agar agar lemb lembag agaa keuan keuangan gan melakukan pembelian barang baik yang bergerak (dapat dipindah) atau tidak. Kemudian nasabah terikat untuk membelinya dari lembaga keuangan tersebut setelah itu dan lembaga keuangan itupun terikat untuk menjualnya kepadanya. Hal itu dengan harga didepan atau dibelakang dan ditentukan nisbat tambahan (profit) padanya atas harga pembeliaun dimuka. c.
Orang yang ingin membeli membeli barang mengajukan mengajukan permohonan kepada lembaga lembaga keuangan, karena ia tidak memiliki dana yang cukup untuk membayar kontan nilai barang tersebut dan karena penjual (pemilik barang) tidak menjualnya secara tempo. Kemudian lembaga keuangan membelinya dengan kontan dan menjualnya kepada nasabah (pemohon) dengan tempo yang lebih tinggi.
d.
Ia adalah yang terdiri dari tiga pihak; penjual, pembeli dan bank dengan tinjauan sebagai pedagang perantara antara penjual pertama (pemilik barang) dan pembel pembeli. i. Bank Bank tidak tidak membel membelii barang barang terseb tersebut ut disini disini kecual kecualii setela setelah h pembeli menentukan keinginannya dan adanya janji memberi dimuka. Bank Syariah dirasakan lebih adil dan lebih memberikan kenyamanan karena
prinsip-prinsip dasar yang berjalan di bank-bank syariah yang menjadikan sebuah perbedaan mendasar dengan bank Konvensional banyak terletak pada pelayanan nasabah diantaranya : 1. Prinsip Titipan atau Simpanan (Al-Wadiah)
Al-Wadiah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki (Syafi’I Antonio, 2001). Secara umum terdapat dua jenis al-wadiah, yaitu: a. Wadiah Yad Al-Amanah (Trustee Depository) adalah akad penitipan bar baran ang/ g/ua uang ng
dim dimana ana
piha pihak k
pene peneri rim ma
titi itipan pan
tidak dak
dipe diperk rken enan anka kan n
menggunakan menggunakan barang/uang yang dititipkan dititipkan dan tidak bertanggung bertanggung jawab atas kerusakan atau kehilangan barang titipan yang bukan diakibatkan perbuatan atau kelalaian penerima titipan. Adapun aplikasinya dalam perbankan syariah berupa produk safe safe deposit box. box. b. Wadiah Yad adh-Dhamanah adh-Dhamanah (Guarantee (Guarantee Depository) Depository) adalah adalah akad akad penitipan penitipan barang/uang dimana pihak penerima penerima titipan titipan dengan atau tanpa izin pemili pemilik k barang/ barang/uang uang dapat dapat memanf memanfaatk aatkan an barang/ barang/uan uang g titipa titipan n dan harus harus bertanggung jawab terhadap kehilangan atau kerusakan barang/uang titipan. Semua manfaat dan keuntungan yang 17 dipero diperoleh leh dalam dalam pengguna penggunaan an barang barang/ua /uang ng titipa titipan n menjad menjadii hak peneri penerima ma titipan. Prinsip ini diaplikasikan dalam produk giro dan tabungan. 2. Prinsip Bagi Hasil (Profit Sharing)
Sistem ini adalah suatu sistem yang meliputi tatacara pembagian hasil usaha usaha antar antaraa penye penyedi diaa dana dana denga dengan n penge pengelo lola la dana dana.. Bent Bentuk uk prod produk uk yang yang berdasarkan prinsip ini adalah: a. Al-Mudharabah a. Al-Mudharabah
Al-Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pihak pertam pertamaa (shahib (shahibul ul maal) maal) meny menyedi ediak akan an selu seluru ruh h (100 (100%) %) moda modal, l, (mudharib). Keuntungan usaha sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola (mudharib). secara mudharabah dibagi dibagi menuru menurutt kesepak kesepakata atan n yang yang dituang dituangkan kan dalam dalam kontrak kontrak,, sedangk sedangkan an apabila apabila rugi rugi ditang ditanggung gung oleh oleh pemil pemilik ik modal modal selama selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian ini diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut. Akad mudharabah secara umum terbagi menjadi dua jenis: 1). Mudharabah Muthlaqah Adalah bentuk kerjasama antara shahibul maal dan mudharib yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis. 18 2). Mudharabah Muqayyadah shahibul maal dan maal dan mudharib dimana Adalah bentuk kerjasama antara antara shahibul mudharib member memberika ikan n batasa batasan n kepada kepada shahi shahibul bul maal mengenai tempat, cara, dan obyek investasi. b. Al-Musyarakah b. Al-Musyarakah
Al-musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu tertentu dimana dimana masing-masi masing-masing ng pihak memberikan memberikan kontribusi kontribusi dana dengan dengan kesepa kesepakat katan an bahwa bahwa keuntu keuntunga ngan n dan risiko risiko akan akan ditang ditanggung gung bersama sesuai dengan kesepakatan.
Dua jenis al-musyarakah: al-musyarakah: 1). Musyarakah pemil pemilika ikan, n, tercip tercipta ta karena karena warisa warisan, n, wasiat wasiat,, atau atau kondis kondisii lainny lainnyaa yang yang mengaki mengakibat batkan kan pemili pemilikan kan satu satu aset aset oleh oleh dua orang atau lebih. 2). Musyarakah akad, tercipta tercipta dengan cara kesepakatan dimana dua orang atau lebih setuju bahwa tiap orang dari mereka memberikan modal musyarakah. 3. Prinsip Jual Beli (Al-Tijarah)
Prinsip ini merupakan suatu sistem yang menerapkan tata cara jual beli, dima dimana na bank bank akan akan memb membel elii terl terlebi ebih h dahul dahulu u baran barang g yang yang dibu dibutu tuhk hkan an atau atau mengangkat nasabah sebagai agen bank melakukan pembelian barang atas nama bank, bank, kemudi kemudian an bank menjua menjuall barang barang terseb tersebut ut kepada kepada nasabah nasabah dengan dengan harga harga sejumlah harga beli ditambah keuntungan (margin). (margin). Implikasinya berupa: 19 a. Al-Murabahah a. Al-Murabahah Murabahah adal adalah ah akad akad jual jual beli beli bara barang ng deng dengan an meny menyat atak akan an harga harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. b. Salam Salam adal adalah ah akad akad jual jual beli beli bara barang ng pesana pesanan n denga dengan n penan penangg gguha uhan n pengi pengiri riman man oleh oleh penjua penjuall dan pelunas pelunasann annya ya dilaku dilakukan kan segera segera oleh oleh pembel pembelii sebelum barang pesanan tersebut diterima sesuai syarat-syarat tertentu. Bank dapat bertindak bertindak sebagai pembeli atau penjual penjual dalam suatu transaksi salam. salam. Jika bank bertindak sebagai penjual kemudian memesan kepada pihak lain untuk untuk menyed menyediak iakan an barang barang pesana pesanan n dengan dengan cara cara salam salam maka maka hal ini disebu disebutt salam paralel . c. Istishna’ c. Istishna’
Istishna’ adalah akad jual beli antara pembeli dan produsen yang juga berti bertinda ndak k sebaga sebagaii penjua penjual. l. Cara Cara pembay pembayara aranny nnyaa dapat dapat berupa berupa pembay pembayara aran n dimuka, cicilan, atau ditangguhkan sampai jangka waktu tertentu. Barang pesanan harus diketahui karakteristiknya secara umum yang meliputi: jenis, spesifikasi teknis, kualitas, dan kuantitasnya. Bank dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual. Jika bank bertindak sebagai penjual kemudian memesan kepada pihak lain 20 untuk menyediakan barang pesanan dengan cara istishna maka hal ini disebut istishna paralel . 4. Prinsip Sewa (Al-Ijarah)
Al-ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan hak kepemilikan atas barang itu sendiri. Al-ijarah terbagi kepada dua jenis: (1) Ijarah (1) Ijarah,, sewa murni. (2) ijarah al muntahiya bit tamlik merupakan tamlik merupakan penggabungan sewa dan beli, dimana si penyewa mempunyai hak untuk memiliki barang pada akhir masa sewa. 5. Prinsip Jasa (Fee-Based Service)
Prinsip ini meliputi seluruh layanan non-pembiayaan yang diberikan bank. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini antara lain: a. Al-Wakalah a. Al-Wakalah Nasab Nasabah ah member memberii kuasa kuasa kepada kepada bank bank untuk untuk mewaki mewakili li diriny dirinyaa melakukan pekerjaan jasa tertentu, seperti transfer. b. Al-Kafalah b. Al-Kafalah Jamina Jaminan n yang yang diberi diberikan kan oleh oleh penangg penanggung ung kepada kepada pihak pihak ketiga ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung.
c. Al-Hawalah c. Al-Hawalah Adalah pengalihan utang dari orang yang berutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya. 21 Kontrak hawalah dalam dalam perban perbankan kan biasan biasanya ya ditera diterapka pkan n pada pada Factoring (anjak Post-dated check (anjak piutang), piutang), Post-dated , dima dimana na bank bank berti bertind ndak ak sebagai juru tagih tanpa membayarkan dulu piutang tersebut. d. Ar-Rahn d. Ar-Rahn Adal Adalah ah mena menaha han n sala salah h satu satu harta harta mili milik k si pemi peminj njam am seba sebaga gaii jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut memi memili liki ki nila nilaii ekono ekonomi mis. s. Deng Dengan an demik demikia ian, n, pihak pihak yang yang mena menaha han n memp memper erol oleh eh jami jamina nan n untu untuk k dapat dapat menga mengamb mbil il kemba kembali li selu seluru ruh h atau atau sebagi sebagian an piutan piutangny gnya. a. Secara Secara sederh sederhana ana dapat dapat dijela dijelaska skan n bahwa bahwa rahn adalah semacam jaminan utang atau gadai. e. Al-Qardh e. Al-Qardh Al-qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengha mengharap rapkan kan imbala imbalan. n. Produk Produk ini diguna digunakan kan untuk untuk membant membantu u usaha usaha kecil dan keperluan sosial. Dana ini diperoleh dari dana dana zakat, infaq dan shadaqah. shadaqah. Kredit Konvensional Konvensional adal adalah ah akad akad bath bathil il kare karena na tiada tiadany nyaa trans transaks aksii
“penyeimbang” atau “penganti” yang berupa transaksi bisnis atau komersial yang melegitimasi adanya penambahan atau margin tertentu secara adil sesuai syariah. Kredit Kredit konvensional konvensional berbasiskan berbasiskan bunga karena beramsumsi beramsumsikan kan time time value value of money, bahwa uang yang sejatinya hanyalah alat tukar (medium (medium of exchange) exchange) berubah berubah menjadi menjadi komoditas komoditas yang dapat beranak pinak hanya karena kesempatan dan faktor waktu saja, tanpa faktor peran manusia yang mengusahakannya.
UU No. 10 tahun tahun 1998 1998 menyeb menyebutk utkan an bahwa bahwa kredit kredit adalah adalah penyedi penyediaan aan uang atau tagihan tagihan yang dapat dipersamak dipersamakan an dengan itu, berdasarkan berdasarkan persetujuan persetujuan atau atau kesepa kesepaka kata tan n pinj pinjam am memi meminj njam am antar antaraa bank bank denga dengan n piha pihak k lain lain yang yang mewaji mewajibkan bkan pihak pihak peminj peminjam am untuk untuk meluna melunasi si utangny utangnyaa setela setelah h jangka jangka watu watu tertentu dengan pemberian bunga. Jika seseorang menggunakan jasa kredit, maka ia akan akan dikenak dikenakan an bunga bunga tagiha tagihan. n. Sement Sementara ara pemili pemilik k modal modal hanya hanya tingga tinggall menunggu uang, tanpa harus melakukan sesuatu. Ketika Bank atau atau Lembag Lembagaa Pembia Pembiayaa yaan n member memberika ikan n pinjam pinjaman an uang uang kepada nasabah, nasabah, Bank atau atau Lembaga Lembaga Pembia Pembiayaa yaan n tentu tentu saja saja mengha mengharap rapkan kan uangnya kembali. Karenanya, untuk memperkecil risiko (uangnya tidak kembali, sebagai contoh), dalam memberikan kredit Bank atau Bank atau Lembaga Pembiayaan harus mempertim mempertimbangkan bangkan beberapa hal yang terkait dengan itikad baik (willingness to pay) pay) dan kemampuan membayar (ability (ability to pay) pay ) nasabah untuk melunasi kembali Character (kepribadian), pinjaman beserta bunganya. Hal-hal tersebut terdiri dari Character (kepribadian), Capacity (kapasitas), Capital (modal), Colateral (jaminan), (jaminan), dan Condition Condition of Economy (keadaan perekonomian). Ada beberapa hal yang diperjanjikan dalam kredit yaitu sebagai berikut : a. Jang Jangka ka wakt waktu u kre kredi ditt b. Suku bun bunga c.
Cara pembayaran
d. Aguna Agunan/ n/ jami jamina nan n kre kredi ditt e. Biay Biayaa admi admini nist stra rasi si f. Asur Asuran ansi si jiwa jiwa dan dan tag tagih ihan an Namun perlu kita ketahui bahwa, Kredit Syariah (bai` bit taqshid atau bai` bits-tsaman `ajil atau Bai’murabahah) Bai’murabahah) pada awalnya merupakan konsep jual bel belii yang yang tidak tidak ada ada hubu hubunga ngann nnya ya deng dengan an pemb pembia iaya yaan an financing ( ), ) , namu namun n demiki demikian an bentuk bentuk jual jual beli beli ini kemudi kemudian an diguna digunakan kan oleh oleh Lembaga Lembaga Keuanga Keuangan n Syariah semisal FIF syariah, perbankan syariah untuk menyalurkan pembiayaanya dan sebagai Contract engginering untuk menghindar dari “bunga” dan kredit
syariah syariah ini bukan merupakan instrument instrument ideal untuk mengembangkan mengembangkan tujuan tujuan riil ekonomi Islam. Instru Instrumen men ini hanya hanya diguna digunakan kan sebaga sebagaii langkah langkah transi transisi si yang yang diambi diambill dalam dalam proses proses ISLAMI ISLAMISAS SASII EKONOM EKONOMI, I, dan diguna digunakan kan sebata sebatass pada kasus2 kasus2 dimana akad-akad bagi hasil tidak atau belum dapat diterapkan.
1. Persama Persamaan an Kredit Kredit Syari’a Syari’ah h dan Kredit Kredit Konven Konvension sional al
a. sisi sisi tekn teknis is pen pener erim imaan aan uan uang, g, b. persam persamaan aan dalam dalam hal hal mekanis mekanisme me trans transfer fer,, c.
teknol teknologi ogi komput komputer er yang yang diguna digunakan kan maupun maupun dalam dalam hal syara syarat-s t-syar yarat at umum umum untuk untuk mend mendapa apatt pemb pembia iaya yaan an sepe sepert rtii KTP, KTP, NPWP NPWP,, prop propos osal al,, laporan keuangan dan sebagainya. Dalam hal persamaan ini semua hal yang terjadi pada Bank Syariah itu sama persis dengan yang terjadi pada Bank Konvensional, nyaris tidak ada perbedaan.
d.
Persamaan untuk kartu kredit syari’ah dan kartu kredit konv ensional adalah Memiliki Iuran tahunan i.
Pagu limit limit berdasark berdasarkan an jenis jenis kartu, kartu, yaitu yaitu kartu kartu hijau, hijau, kartu kartu emas, emas, dan kartu platinum
ii. Menggunakan Menggunakan jasa jasa layanan layanan penyedia penyedia kartu kartu global global (MasterC (MasterCard) ard) iii. iii. Dapat digunakan digunakan untuk kegiatan kegiatan dasar, yaitu yaitu pembayaran pembayaran secara kredit di merchant penyedia kartu global tersebut dan pembayaran tagihan bulanan, seperti listrik, air, dan telepon
1. Perbeda Perbedaan an Kredit Kredit Syari’a Syari’ah h dan Kredit Kredit Konven Konvension sional al
Perbedaan meliputi aspek akad dan legalitas, struktur organisasi, usaha yang dibiayai dan lingkungan kerja.
Yang Yang pert pertam amaa tent tentan ang g akad akad dan lega legali lita tas. s. Akad Akad dan dan lega legali lita tass ini ini meru merupa paka kan n kunc kuncii utam utamaa yang yang memb membed edaka akan n anta antara ra bank bank syar syaria iah h dan dan bank bank konvensional. “inn “innama amall a’malu a’malu bin niat niat ”, ” , sesu sesungg ngguh uhny nyaa seti setiap ap amal amalan an itu itu ber berga gant ntun ung g dar dari niat niatny nya. a. Dan Dan dala dalam m hal hal ini berg bergan antu tung ng dar dari aqad aqadny nya. a. Perbedaannya untuk aqad-aqad yang berlangsung pada bank syariah ini hanya aqad yang halal, seperti bagi hasil, jual beli atau sewa menyewa. Tidak ada unsur riba’ dalam riba’ dalam bank syariah ini. Perbedaan selanjutnya yaitu dalam hal struktur organisasi bank. Dalam bank syariah ada keharusan untuk memiliki Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam struktur organisasinya. organisasinya. DPS ini bertugas untuk mengawasi operasional operasional bank dan produk-produknya agar sesuai dengan garis-garis syariah. DPS biasanya ditempatkan pada posisi setingkat dengan dewan komisaris. DPS ini ditetapkan pada saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) setiap tahunnya. Selanjutnya, perbedaan antara bank syariah dan bank konvensional adalah pada usaha yang dibiayai. Ada aturan bahwa usaha-usaha yang dibiayai oleh bank syariah ini hanya lah usaha yang halal. Sedangkan untuk usaha yang haram, seperti usaha asusila, usaha yang merusak masyarakat atau sejenisnya itu tidak akan dibiayai oleh bank syariah. Kemudian Kemudian perbedaan perbedaan lainnya lainnya adalah pada lingkungan kerja bank syariah. syariah. Jika kita pergi ke bank syariah, pasti ketika kita memasuki kantor bank tersebut ada nuansa nuansa tersen tersendir diri. i. Nuansa Nuansa yang yang dicipt diciptakan akan untuk untuk lebih lebih bernua bernuansa nsa islami islami.. Mulai dari cara berpakaian, beretika dan bertingkahla bertingkahlaku ku dari para karyawannya karyawannya.. Yang Yang pasti pasti jika jika masuk masuk ke kantor kantor bank syaria syariah h Insya Insya Allah Allah benar-b benar-bena enarr sejuk sejuk nuansanya. Kredit di Bank Syariah
a. Islam Islam memandang memandang harta harta yang yang dimili dimiliki ki oleh manusia manusia adalah adalah titipan/ titipan/ama amanah nah Allah SWT sehingga sehingga cara memperoleh, mengelola, mengelola, dan memanfaatk memanfaatkannya annya harus sesuai ajaran Islam
b. Bank Bank syari syariah ah mendor mendorong ong nasabah nasabah untuk mengupaya mengupayakan kan pengelola pengelolaan an harta harta nasabah (simpanan) sesuai ajaran Islam c. Bank syaria syariah h menempatkan menempatkan karakte karakter/si r/sikap kap baik nasabah nasabah maupun pengelolaan pengelolaan pada posisi yang sangat penting dan menempatkan sikap akhlakul karimah sebagai sikap dasar hubungan antara nasabah dan bank d. Adanya Adanya kesamaan kesamaan ikatan ikatan emosiona emosionall yang yang kuat kuat didasa didasarka rkan n prinsi prinsip p keadil keadilan, an, prins prinsip ip kesede kesederaj rajata atan n dan prinsi prinsip p ketent ketentram raman an antara antara Pemegan Pemegang g Saham, Saham, Pengelola Bank dan Nasabah atas jalannya usaha bank syariah e. Prin Prinsi sip p bag bagii hasi hasil: l: i.
Penent Penentuan uan besarn besarnya ya resik resiko o bagi hasil hasil dibu dibuat at pada pada waktu waktu akad dengan dengan berpedoman pada kemungkinan untung dan rugi
ii. Besarnya Besarnya nisbah nisbah bagi hasil hasil berdasa berdasarkan rkan pada pada jumlah jumlah keuntungan keuntungan yang diperoleh iii. iii. Jumlah Jumlah pembagi pembagian an bagi bagi hasil hasil mening meningkat kat sesuai sesuai dengan dengan peningka peningkatan tan jumlah pendapatan iv. Tidak ada ada yang meraguk meragukan an keuntungan keuntungan bagi bagi hasil hasil v. Bagi hasil hasil tergant tergantung ung kepada keuntungan keuntungan proyek proyek yang yang dijalankan. dijalankan. Jika Jika pro proye yek k itu itu tidak tidak menda mendapa patk tkan an keun keuntu tung ngan an maka maka keru kerugi gian an akan akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak Kredit di Bank Konvensional a.
Pada Pada bank bank konve konvens nsio ional nal,, kepen kepenti ting ngan an pemi pemili lik k dana dana (dep (depos osan an)) adala adalah h memperoleh imbalan berupa bunga simpanan yang tinggi, sedang kepentingan pemegang saham adalah diantaranya memperoleh spread yang optimal antara suku bunga simpanan dan suku bunga pinjaman (mengoptimalkan interest diff differ eren ence) ce).. Dila Dilain in piha pihak k kepen kepenti tinga ngan n pemaka pemakaii dana dana (deb (debit itor or)) adal adalah ah memper memperole oleh h tingka tingkatt bunga bunga yang yang rendah rendah (biaya (biaya murah) murah).. Dengan Dengan demiki demikian an terhadap ketiga kepentingan dari tiga pihak tersebut terjadi antagonisme yang sulit sulit diharm diharmoni oniska skan. n. Dalam Dalam hal ini bank bank konvens konvension ional al berfun berfungsi gsi sebagai sebagai lembaga perantara saja
b. Tidak adanya adanya ikatan ikatan emosiona emosionall yang kuat kuat antara antara Pemegang Pemegang Saham, Saham, Pengelol Pengelolaa Bank dan Nasabah karena masing-masing pihak mempunyai keinginan yang bertolak belakang c. Sist Sistem em bung bunga: a: i.
Penent Penentuan uan suku suku bunga bunga dibuat dibuat pada pada waktu waktu akad akad dengan dengan pedoma pedoman n harus harus selalu untung untuk pihak Bank
ii. ii. Besa Besarn rnya ya pros prosen enta tase se berd berdas asar arkan kan pada pada juml jumlah ah uang uang (moda (modal) l) yang yang dipinjamkan. iii. iii. Juml Jumlah ah
pemb pembay ayar aran an
bung bungaa
tida tidak k
meng mengik ikat at
mesk meskip ipun un
juml jumlah ah
keuntungan berlipat ganda saat keadaan ekonomi sedang baik iv. Eksistens Eksistensii bunga diragukan diragukan kehalalannya kehalalannya oleh semua semua agama termasuk termasuk agama Islam v. Pembay Pembayara aran n bunga bunga tetap seperti seperti yang dijanji dijanjikan kan tanpa pertimb pertimbang angan an proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi.
Apabila disajikan berdasarkan tabel, ada beberapa perbedaan antara Bank Syari’ah dan Bank Konvensional Bank syariah Bank Konvensional a. Melakukan investasi-investasi yang halal saja. 1. a. Investasi yang halal dan haram.
2.
b. Berdasa Berdasarkan rkan prinsip prinsip bagi bagi hasil, hasil, jual beli, beli, atau ata2. u b. Memakai perangkat bunga. sewa.
3. c. Profit c. Profit oriented
3. c. Berori Berorient entasi asi pada pada keunt keuntung ungan an (profit oriented) 4. d. Hubungan dengan nasabah dan kemakmuran dan kebahagian dunia akhirat 4.
dalam membentuk
d. Hubu Hubung ngan an deng dengaan nasa nasaba bah h dala dalam m bent bentuk uk be hubungan kemitraan.
5. e. Tidak terdapat dewan sejenis.
5. e. Penghimpunan Penghimpunan dan penyaluran dana dana harus sesuai sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah
hubungan kreditur-debitur. kreditur-debitur.
Sistem Sistem Bunga Bunga (Asums (Asumsii selalu selalu untung) untung) Didasa Didasarka rkan n pada jumlah jumlah uang (pokok) pinjaman, Nasabah kredit harus tunduk pada pemberlakuan perubahan tingkat suku bunga tertentu secara sepihak oleh bank sesuai deng fluktuasi tingkat suku suku bunga bunga di pasa pasarr uang. uang. Pemb Pembay ayar aran an bunga bunga yang yang sewa sewakt ktuu-wa wakt ktu u dapat dapat meningkat/menurun tdk dapat dihindari nasabah dlm masa pembayaran angsuran kreditnya kreditnya Tidak tergantung tergantung pada kinerja kinerja usaha. Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat meskipun untung besar Sistem Bagi Hasil (Ada kemungkinan untung rugi) Didasarkan pada rasio bagi bagi hasil hasil dari dari pendapa pendapatan tan/ke /keunt untunga ungan n yang yang dipero diperoleh leh nasaba nasabah h pembia pembiayaa yaan n Margin Margin keuntun keuntungan gan untuk untuk bank ditamb ditambah ah pokok pokok pembia pembiayaa yaan n berlak berlaku u sebagai sebagai harga jual yang tetap sama hingga akhir masa akad. Porsi bagi hasil berdasarkan nisbah nisbah tetap sama sesuai akad hingga akhir masa perjanjian perjanjian pembiayaan pembiayaan (untuk (untuk pembiayaan konsumtif) Jumlah pembagian bagi hasil berubah-rubah tergantung kinerja usaha
1. Contoh
Fasi Fasili lita tass
peng penggu guna naan an kart kartu u
kred kredit it syar syaria iah h
meru merupa paka kan n
bagi bagian an dari dari
pengembangan produk yang dilakukan oleh perbankan syariah untuk menjaring para nasabah. Sekaligus Sekaligus memberikan memberikan pelayanan kepada nasabah nasabah dengan lebih maksimal. maksimal. Penerbitan Penerbitan kartu kredit syariah untuk memberikan memberikan kemudahan dan memberikan memberikan keamanan dalam transaksi. transaksi. Adanya Adanya kartu kredit syariah semakin menambah variasi dari produk perbankan syariah, dengan harapan bank syariah akan lebih berkembang berkembang dan mampu bersaing dengan bank-bank bank-bank konvensional konvensional sebagai kompetitornya.
Gambar : Kartu Kredit Syari’ah Bank BNI Dewan Syariah Nasional telah menetapkan fatwa tentang bagaimana produk kartu kredit syariah dijalankan NO: 54/DSN-MUI/X/2006 dengan ketentuan sebagai berikut : Pertama : Ketentuan Umum
Dalam fatwa ini, yang dimaksud dengan: 1.
adalah kartu kartu yang yang berfun berfungsi gsi sepert sepertii Kartu Kartu Kredi Kreditt yang yang Syariah Card adalah
hubungan hukum (berdasarkan sistem yang sudah ada) antara para pihak berdasarkan prinsip Syariah sebagaimana diatur dalam fatwa ini. 2.
Para pihak sebagaimana sebagaimana dimaksud dimaksud dalam butir a adalah pihak penerbit
kartu kartu (mushdi (mushdir r al-bithaqah) al-bithaqah), pem pemegan egang g kart kartu u (hamil al-bithaqah al-bithaqah)) dan al-bithaqah). penerima kartu (merchant, (merchant, tajir atau qabil al-bithaqah). 3.
Members Membership hip Fee (rusum (rusum al-'udhw al-'udhwiyah iyah)) adalah adalah iuran iuran keanggo keanggotaa taan, n,
termas termasuk uk perpan perpanjan jangan gan masa masa keanggot keanggotaan aan dari dari pemega pemegang ng kartu, kartu, sebaga sebagaii imba imbala lan n
izin izin
meng menggu guna naka kan n
kart kartu u
yang yang
pemb pembay ayar aran anny nyaa
berd berdas asar arka kan n
kesepakatan. 4.
Merchant Fee adalah fee yang diberikan oleh merchant kepada penerbit
kartu kartu sehu sehubun bunga gan n denga dengan n tran transa saks ksii yang yang meng menggun gunak akan an kartu kartu seba sebagai gai upah/imbalan (ujrah (ujrah)) atas jasa perantara (samsarah (samsarah), ), pemasaran (taswiq (taswiq)) dan penagihan (tahsil (tahsil al-dayn); al-dayn);
5.
Fee Penarikan Uang Tunai adalah fee adalah fee atas penggunaan fasilitas untuk
penarikan uang tunai (rusum (rusum sahb al-nuqud ). ). Ta'widh adalah ganti rugi terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan oleh
6.
pene penerb rbit it kartu kartu akib akibat at kete keterl rlam ambat batan an pemega pemegang ng kartu kartu dalam dalam memb membay ayar ar kewajibannya yang telah jatuh tempo. Denda keterlambatan keterlambatan (late late charge charge)) adalah adalah denda denda akibat akibat keterl keterlamb ambata atan n
7.
pembayaran kewajiban yang akan diakui seluruhnya sebagai dana sosial. Kedua : Hukum
Syariah Card dibolehkan, Card dibolehkan, dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam fatwa ini.
Ketiga : Ketentuan Akad
Card adalah Akad yang digunakan dalam Syariah Card adalah 1.
(kafil ) bagi Kafalah dalam hal ini Penerbit Kartu adalah penjamin (kafil
Pemegang Kartu terhadap Merchant atas semua kewajiban bayar (dayn (dayn)) yang timbul dari transaksi antara Pemegang Kartu dengan Merchant, dan/atau penarikan tunai dari selain bank atau ATM bank Penerbit Kartu. Atas pemberian Kafalah, penerbit kartu dapat menerima fee (ujrah (ujrah kafalah). kafalah). 2.
muqridh)) Qardh dalam hal ini Penerbit Kartu adalah pemberi pinjaman ((muqridh
kepada Pemegang Kartu (muqtaridh (muqtaridh)) melalui penarikan tunai dari bank atau ATM Bank Penerbit Kartu. 3.
dalam m hal hal ini ini Pene Penerb rbit it Kart Kartu u adal adalah ah peny penyed edia ia jasa jasa sist sistem em Ijarah dala
pem pemba baya yara ran n dan pelay pelayana anan n terh terhad adap ap Peme Pemega gang ng Kart Kartu. u. Atas Atas Ijar Ijarah ah ini, ini, Pemegang Kartu dikenakan membership fee. fee. Keempat : Ketentuan tentang Batasan ( Dhawabith ( Dhawabith wa Hudud ) Syariah Card
1. Tida Tidak k meni menimb mbul ulkan kan riba riba.. 2. Tidak digunakan digunakan untuk untuk transaksi transaksi yang tidak tidak sesuai sesuai dengan syari syariah. ah.
3.
Tidak mendorong pengeluaran pengeluaran yang berlebihan berlebihan (israf ), ), dengan cara antara
lain menetapkan pagu maksimal pembelanjaan. pembelanjaan. 4. Peme Pemega gang ng kart kartu u utam utamaa haru haruss memi memili liki ki kema kemamp mpua uan n fina finans nsia iall untu untuk k melunasi pada waktunya. 5.
Tidak memberikan fasilitas yang bertentangan dengan syariah
Kelima : Ketentuan Fee a. Iuran keanggotaan (membership ( membership fee) fee)
al-'udhwiyah) Penerbit Kartu berhak menerima iuran keanggotaan (rusum (rusum al-'udhwiyah) termasuk perpanjangan masa keanggotaan dari pemegang Kartu sebagai imbalan (ujrah (ujrah)) atas izin penggunaan fasilitas kartu. b. Merchant b. Merchant fee
Penerbit Kartu boleh menerima fee yang diambil dari harga objek transaksi atau pelayanan sebagai upah/imbalan (ujrah (ujrah)) atas perantara ( samsarah), samsarah), al-dayn). pemasaran (taswiq (taswiq)) dan penagihan (tahsil (tahsil al-dayn). c. Fee penarikan uang tunai
Penerbit kartu boleh menerima fee menerima fee penarikan uang tunai (rusum (rusum sahb al-nuqud ) sebagai fee sebagai fee atas pelayanan dan penggunaan fasilitas yang besarnya tidak dikaitkan dengan jumlah penarikan. d. Fee Kafalah
Penerbit kartu boleh menerima fee menerima fee dari Pemegang Kartu atas pemberian Kafalah. Kafalah. Keenam : Ketentuan Ta'widh dan Denda a . Ta'widh
Penerbit Kartu dapat mengenakan ta'widh, yaitu ganti rugi terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan oleh Penerbit Kartu akibat keterlambatan pemegang kartu dalam membayar kewajibannya yang telah jatuh tempo. b. Denda keterlambatan (late ( late charge) charge)
Penerbit kartu dapat mengenakan denda keterlambatan pembayaran yang akan diakui seluruhnya sebagai dana sosial. Contoh Kartu Kredit Konvensional
Kartu kredit konvensional mengutamakan adanya bunga sebesar 2-4% per bulan sebagai bentuk pengambilan keuntungan terhadap pelunasan tagihan yang dicicil. Nilai ini berbentuk bunga berbunga, sehingga dalam 1 tahun saja, bunganya saja bisa mendekati nilai transaksi awal.
KREDIT SYARI’AH DAN KREDIT KONVENSIONAL
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Semester Individu Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam II Pada Program Studi S1 Akuntansi Universitas Widyatama Bandung
Oleh
FITRI PUTRI ANDINI
01. 09. A062 Kelas : L
UNIVERSITAS WIDYATAMA FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI BANDUNG 2010
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah S.W.T atas limpahan rahmat dan karuniaNya sehing sehingga ga makala makalah h ini dapat dapat penulis penulis selesa selesaika ikan n sesuai sesuai yang yang dihara diharapkan pkan.. Dalam Dalam makalah ini penulis membahas tentang Kredit Syariah dan Kredit Konvensional. Makala Makalah h ini dibuat dibuat dalam dalam rangka memperd memperdala alam m
pemaham pemahaman an Defini Definisi, si,
Persamaan, dan Perbedaan antara Kredit Syariah dengan Kredit Konvensional dan sekali sekaligus gus melak melakukan ukan apa apa yang menjad menjadii tugas tugas
akhir akhir semest semester er mahasi mahasiswa swa
yang yang
mengikuti mata kuliah “Pendidikan Agama Islam II” Dalam proses pendalama pendalaman n materi Kredit Syariah Syariah dan Kredit Konvensional Konvensional ini, tentunya penulis mendapatkan bimbingan, bimbingan, arahan, koreksi dan saran. Untuk itu rasa terima kasih kasih yang dalam-dalamnya kami sampaikan kepada :
Bapak Asep Nasruddin Farid, S.Ag
selaku dosen mata kuliah “Pendidikan Agama Islam II”. Semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan bagi pembaca nantinya.
Bandung, Mei 2010 Penyusun