KASUS 1 (F R A K T U R )
Tuan A berumur 35 tahun, dirawat diruang bedah orthopedic dengan keluhan nyeri pada kaki kiri karena kecalakaan mobil. Saat pengkajian ,tuan A mengeluh nyeri pada tungkai kiri yang terpasang skin traksi. Ekstremitas bawah kanan lebih panjang 2 cm dari ekstremitas bawah kiri. Tungkai kaan terpasang fiksasi internal yang terbalut kasa pada tibia 1/3 proksimal (OREF (OREF ). ). Nyeri dirasakan seperti disayatsayat bneda tajam. Nyeri bertambah bila sedang dilakukan perawatan luka, skala nyeri 4 pada rentang 0-5. Nyeri berkurang bila sedang diistirahatkan. Berdasarkan pengkajian fisik: RR 18 kali/menit, nadi 80 kali/menit, tekanan darah 120/80 mmHg, CRT 3 detik pada kuku kaki. Data lab: HB 11.7 g/dl, hematokrit 36%, leukosit 9000/mm3, trombosit 450000 mm3/gr dl. Protein total 6,8 g/dl. Pasien mendapatkan terapi metronidazol 2 x 500 mg drip, vitamin B kompleks 3x1 tablet, vitamin C 3x1 tablet, infuse NaCl 5 tetes/menit, Calc 3x1 tablet, diet TKTP.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN a) Biodata
Nama
: Tn. A
Umur
: 35 tahun
TTL
:-
Jenis kelamin
: pria
Alamat
:-
Agama
:-
Pekerjaan
:-
Hobby
:-
b) Keluhan utama: Nyeri pada kaki kiri
c) Riwayat kesehatan
Riwayat penyakit sekarang :
P
Kecelakaan mobil
Q
Nyeri terasa seperti disayat-sayat benda tajam, nyeri bertambah apabila dilakukan perawatan luka dan berkurang bila diistirahatkan.
R
Tungkai kiri
S
Skala 4 pada rentang 0-5
T
Bertambah nyeri saat dilakukan perawatan luka
Riwayat penyakit genetik & kongenital: Riwayat penyakit lain: Riwayat pembedahan skeletal: Pola hidup (Lifestyle): (Lifestyle): -
d) Pemeriksaan fisik :
Inspeksi
: Ekstremitas bawah kanan lebih panjang daripada ekstremitas bawah kiri, tungkai kanan terpasang fiksasi eksternal yang terbalut kassa pada tibia 1/3 proksimal.
Auskultasi
:-
Palpasi
: CRT 3 detik.
Perkusi
:-
e) Pengkajian Psikososio spiritual :
Psikologis: Spiritual: Sosial-cultural : -
f) Data Objektif :
BB = 55 kg
Hb = 11,7 gr/dL
RR = 18 x/mnt
Ht = 36%
Nadi = 80 x/mnt
Leukosit = 9.000/mm3
TD = 120/80 mmHg
Trombosit = 450.000 mm3/gr dL
CRT = 3 detik (pada kuku kaki)
Protein total = 6,8 gr/dL
Ekstremitas bawah kanan lebih panjang 2 cm daripada ekstremitas bawah kiri. Tungkai kanan dipasang fiksasi eksternal yang dibalut kassa pada tibia 1/3 proximal. Skala nyeri 4 pada rentang 0-5.
g) Data subjektif:
Pasien mengeluh nyeri akibat kecelakaan mobil pada tungkai kiri yang
dipasang skin traksi
Nyeri dirasakan seperti disayat-sayat benda tajam
Nyeri bertambah apabila dilakukan perawatan luka dan berkurang bila diistirahatkan
Terapi :
-
Terapi metronidazol 2 x 100mg drip
-
Vitamin B complex 3x1 tablet
-
Vitamin C 3x1 tablet
-
Kalsium 3x1 tablet
-
Diet TKTP
-
Infus NaCl 5 tetes/menit Pemeeriksaan diagnostik yang mungkin dilakukan:
-
Hematologi rutin
-
Kimia darah
-
Radiografi (X-ray, CTscan, Elektromiografi, USG, Bone scan, MRI) untuk mengetahui lokasi dan luas cedera.
-
Biopsi otot dan tulang
-
Urin : mioglobulin, creatinin clearance
ANALISA DATA Data
Etiologi
Masalah Keperawatan
Trauma
DO:
langsung
pada Resiko tinggi infeksi
Fiksasi eksternal ekstremitas bawah (OREF)
yang ↓
terbalut pada tibia Fraktur 1/3 proximal
↓
DS:
Port de entri Nyeri
tungkai
pada ↓ yang Resiko tinggi infeksi
terpasang skin traksi
Trauma
DO:
langsung
pada Gangguan
Skala nyeri 4 ekstremitas bawah pada rentang 0-5
↓
DS:
Fraktur
kenyamanan (nyeri)
Klien mengeluh ↓ nyeri seperti disayat- Diskontinuitas
jaringan
sayat benda tajam, tulang bertambah
bila ↓
dilakukan perawatan Hambatan mobilitas fisik luka dan berkurang ↓ jika diistirahatkan
Nyeri
DO:
Trauma
langsung
Pemasangan ekstremitas bawah fiksasi
eksternal ↓
(OREF), gips, dan Fraktur
pada Ansietas
traksi
↓
DS:
Pemasangan
traksi,
gips,
OREF ↓
Keterbatasan
pergerakan
fisik, tirah baring lama ↓
Perubahan dalam
peran
biaya
keluarga
operasi
dan
perubahan gaya hidup ↓
Ansietas Trauma
DO:
langsung
pada Gangguan
Tungkai kanan ekstremitas bawah terpasang
fiksasi ↓
eksternal (OREF)
Fraktur
DS:
↓
Tungkai
fisik
kiri Diskontinuitas
terpasang skin traksi
jaringan
tulang ↓
Gangguan mobilitas fisik
mobilitas
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL PADA KASUS
1. Nyeri yang berhubungan dengan fraktur cruris. 2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan diskontinuitas jaringan tulang. 3. Ansietas berhubungan dengan keterbatasan pergerakan fisik, tirah baring lama. 4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan port de entri.
ASKEP PADA FRAKTUR DIAGNOSA Nyeri
TUJUAN
yang Nyeri
INTERVENSI
dapat
Kaji jenis dan
RASIONAL
Nyeri dan nyeri tekan
berhubungan
berkurang atau lokasi nyeri serta kemungkinan
dengan
hilang
diskontinuitas
criteria hasil :
jaringan yang
dengan ketidaknyamanan
Nyeri
pasien.
akan
dirasakan pada fraktur dan kerusakan jaringan lunak;spasme
otot
ditandai
oleh berkurang atau
skala nyeri 4
terjadi sebagai respons
hilang
terhadap Klien
cedera
dan
imobilisasi.
tampak tenang
Pengkajian
nyeri
Kaji merupakan dasar bagi ketidaknyamanan
perencanaan intervensi
pasien.
keperawatan
Gunakan upaya mengontrol nyeri:
Mencegah
cedera
selanjutnya;meminimal
Membidai dan kna gerakan fragmen menyangga daerah fraktur. cedera.
Mengurangi spasme Melakukan otot.
perubahan
posisi
dengan perlahan.
Mengontrol edema dengan
memperbaiki
Meninggikan drainase. ekstremitas cedera
yang
Es akan mengurangi
setinggi nyeri dan mengontrol
jantung.
perdarahan dan edema.
Memberikan kompres
es
perlu.
Edema
dan
bila perdarahan ke dalam jaringan
yang
Memantau mengalami pembengkakan dan akan
trauma
menyebabkan
status
ketidaknyamanan;nyeri
neuromuskuler.
yang tidak tertahankan menunjukkan sindrom
kompartemen. Jaringan yang rusak menyebabkan nyeri;imobilisasi mengurangi ketidaknyamanan Berikan akibat gerakan frgmen penjelasanupaya
tulang;dengan
keperawatan untuk pemahaman mengontrol
nyeri, nyeri dapat mengurangi
pembengkakan, dan
penyebab
persepsi
pasien
kerusakan terhadap nyeri.
jarinagan
Tekanan
tambahan.
tonjolan
pada
tubuh
disuse
dan
menyumbang
terjadinya ketidaknyamanan.
Dorong latihan
Pembengkakan dapat
rentang gerak aktif terjadi dan
pasif
pada
jaringan
pada cedera bila posisinya
sendi yang tidak di tergantung; imobilisasi; dorong pembengkakan untuk
melakukan menyebabkan
perubahan
posisi ketidaknyamanan.
sebatas yang bias dilakukan
dengan
alat imobilisasi.
Minimalkan waktu
ekstremitas
yang cedera dalam posisi menggantung.
Intoleransi
Klien
mampu Mandiri :
aktivitas yang melaksanakan aktivitas
dengan
sesuai
diskontinuitas
kemampuannya peningkatan
jaringan
dengan criteria kerusakan.
ada
dengan observasi
nyeri hasil :
sekunder
yang
mobilitas
berhubungan
tulang,
fisik
kaji
Mandiri :
secara
dan kemampuan adanya dalam
ikut
pergerakan
dalam program imobilisasi
fragmen
latihan
tulang.
serta
Atur
Kaji
melakukan
Imobilisasi
yang
teratur adekuat
dapat
mengurangi pergerakan
posisi fragmen tulang yang pada menjadi unsur utama
tungkai kiri.
penyebab nyeri pada
tidak
tungkai kiri.
mengalami
Gerakan
kontraktur
memberikan
sendi
tonus, klien
dan
aktif masssa, kekuatan
otot serta memperbaiki
menunjukkan tindakan untuk
klien
aktivitas.
klien dapat fungsi motorik.
akibat
Mengetahui tingkat
fungsi Ajarkan
jantung
klien pernafasan.
meningkatkan
melakukan gerakan
mobilitas
aktif
pada mempertahankan
ekstremitas
yang fleksibilitas
tidah sakit.
dan
Untuk
sendi
sesuai kemampuan.
Kolaborasi :
Kemampuan imobilisasi ekstremitas Bantu
klien dapat
melakukan latihan dengan
ditingkatkan latihan
fisik
ROM
dan dari tim fisioterapi.
perawatan
diri
sesuai toleransi.
Kolaborasi :
Kolaborasi dengan ahli
fisioterapi
untuk melatih fisik klien. Anxietas yang Anxietas hilang berhubungan
atau kurang
Kaji tanda verbal dan
reaksi
nonverbal nonverbal
dengan
ansietas,
perubahan
klien, dan lakukan agitasi,
fungsi
tindakan bila klien gelisah.
peran
dapat
damping menunjukkan
dalam
menunjukkan
keluarga,
perilaku merusak.
krisis situasional
verbal/
marah,
dan
kronfrontasi dapat meningkatkan
Hindari marah, konfrontasi
rasa
rasa
menurunkan
kerjasama dan mungkin memperlambat penyembuhan. Mengurangi rangsangan
eksternal
yang tidak perlu.
Mulai
lakukan
tindakan
untuk
mengurangi
Control sensasi klien (dalam
mengurangi
ansietas.
Beri ketakutan) dengan cara
lingkungan
yang memberikan informasi
tenang dan suasana tentang keadaan klien, penuh istirahat.
menekankan
Tingkatkan penghargaan control
terhadap
sensasi sumber-sumber koping
klien.
(pertahanan diri) yang positif,
membantu
relaksasi dan teknikteknik pengalihan, serta memberikan
umpan
balik yang efektif. Dapat menghilangkan ketegangan
terhadap
kekhawatiran
yang
tidak di ekspresikan. Memberikan waktu untuk mengekspresikan perasaan
serta
Beri kesempatan mengghilangkan klien
untuk anxietas dan perilaku
mengungkapkan
adaptasi.
ansietasnya.
keluarga teman
Adanya dan
teman-
yang
dipilih
Berikan privasi klien untuk melakukan kepada klien dan aktivitas
dan
orang terdekat.
pengalihan
perhatian
(membaca)
akan
mengurangi
perasaan
terisolasi.
Resiko infeksi
tinggi Dalam yang jam
berhubungan
patah
adanya
infeksi
pemasangan
terjadi.
3x24 Mandiri : setelah
Mandiri :
Lakukan
tulang, perawatan
Teknik
perawatan
luka luka secara steril dapat
tidak secara steril.
mengurangi kontaminasi kuman.
OREF.
Fiksasi
ekternal
mempunyai
resiko
tinggi
tulang
infeksi
karena
adanya
hubungan
langsung
dari tulang luar. Peran perawat
dalam
melakukan
perawatan
luka secara steril sangat penting
dengan
mengompreskan larutan
antiseptic
sekitar
di
fiksasi
eksternal. Pantau
atau
batasi pengunjung.
Mengurangi resiko kontak
infeksi
dari
orang lain. Bantu perawatan diri
Menunjukkan
dan kemampuan
secara
keterebatasan
umum
dan
kekuatan
aktivitas
sesuai otot serta merangsang
toleransi.
Bantu pengembalian
program latihan.
system
imun. Pengetahuan diberikan
Ajarkan klien dan mengurangi
yang dapat resiko
keluarga mengenai trauma
akibat
perawatan
fiksasi
eksternal
fiksasi pemasangan apabila eksternal.
pulang ke rumah.
Kolaborasi :
Satu
atau
beberapa
agens diberikan yang Kolaborasi :
Berikan
bergantung pada sifat
antibiotic pathogen dan infeksi
sesuai indikasi.
yang terjadi.
Intervensi Keperawatan Khusus untuk Pasien dengan Gips, Traksi, Reduksi Terbuka dengan Fiksasi Internal (orif) dan Fiksator Eksternal.
1. Defisit perawatan diri b.d keterbatasan fisik sekunder terhadap gips (diterapkan pada pasien dengan gips, orif, dan fiksator eksternal). Tujuan : dalam 48 jam pemasangan gips, pasien mendemonstrasikan kemandirian
dalam ADL intervensi
·
berikan latihan terstruktur yang akan meningkatkan kekuatan dan ketahanan. Arahkan latihan pengembangan kelompok otot yang diperlukan untuk kekurangan aktivitas pasien
·
gunakan alat bantu secara bebas (misalkan stik pengambil barang atau dudukan toilet yang ditinggikan)
·
atasi nyeri untuk memulai kembali perawatan diri dan memastikan pasien dalam keadaan nyaman
·
ajarkan orang terdekat cara membantu pasien untuk melakukan perawatan diri
·
jika tepat, gunakan pakaian adaptif (mis. Pengencang velcro) yang didesain untuk mengakomodasi gips. 2. Risiko terhadap kerusakan integritas kulit b.d iritasi dan tekanan sekunder terhadap adanya gips/orif/alat gerak pasif tujuan: pasien tidak mengalami ketidaknyamanan dibawah gips, dan kulit utuh bila
gips dilepas intervensi
·
ketika memasang gips, pastikan bahwa bantalan yang adekuat diberikan pada ekstremitas yang sakit sebelum dipasang gips
·
sementara gips mengeras (kering), pegang hanya dengan telapak tangan untuk menghindari titik tekan oleh lekukan jari. Pastikan permukaan terpajan untuk memudahkan pengeringan
·
tutupi tepi plaster gips dengan plaster untuk mencegah serpihan gips jatuh ke dalam gips dan menyebabkan nekrosis tekanan
·
instruksikan pasien tidak memasukan apapun diantara gips dan kulit. Jika pasien mengalami gatal-gatal berat anjurkan untuk memberitahu dokter yang akan memberi resep obat penghilang gatal
·
beritahu pasien indikator nekrosis tekanan dalam gips: nyeri, sensasi terbakar, bau tidak sedap dari gips terbuka, drainase dari gips. 3. Kurang pengetahuan : fungsi fiksasi eksternal, perawatan pen, dan tanda gejala infeksi sisi pen. Tujuan : pasien mengungkapkan pengetahuan tentang indikator infeksi pada sisi pen.
Intervensi
·
jelaskan alasan penggunaan fiksator dengan tipe fraktur atau cedera pasien, tekankan keuntungan pada pasien
·
diskusikan
cara-cara
pasien
dapat
menyesuaikan
gaya
hidupnya
untuk
menggunakan fiksator (mis. Dengan memakai pakaian adaptif yang tepat dengan alat) ·
ajarkan pasien dengan orang terdekat mengenai perawatan pasien dengan hidrogen peroksida atau larutan pHisHex, alkohol. Pen fiksator eksternal harus dibersihkan denagn alkohol setiap hari dan hindari larutan iodin untuk mencegah korosi
·
instruksikan pasien dan orang terdekat untuk tidak menggunakan fiksator eksternal sebagai penyokong ekstremitas. Ajarkan mereka untuk menyokong ekstremitas dengan bantal, dua tangan, ambin, dan alat lain jika perlu untuk mencegah tekanan berlebihan pada pen rangka
·
ajarkan pasien bagaimana memantau sisi pen terhadap indikator infeksi (kemerahan menetap, bengkak, drainase, peningkatan nyeri, suhu >38,3 derajat, dan hangat lokal), dan mewaspadai migrasi pen atau ''tenting'' kuliat pada pen, yang dapat menandakan gerakan pen atau infeksi. Instruksikan pasien untuk melapor jika ada temuan yang bermakna
·
ajarkan pada pasien tentang perlunya perawatan lanjutan untuk menjamin alat berfungsi dengan tepat dan mempertahankan imobilisasi yang adekuat terhadap fraktur. 4. kurang pengetahuan : potensial terhadap fraktur ulang karena kerentanan yang disebabkan adanya fiksator internal (diterapkan pada pasien dengan orif) tujuan : minimum 24 jam sebelum pemulangan, pasien mengungkapkan pengetahuan
tentang potensial fraktur ulang dan memenuhi regimen yang telah ditentukan untuk pencegahan. Intervensi
·
beritahu pasien bahwa meskipun alat fiksasi internal menambah kekuatan tulang pada sisi fraktur pada tahap dini pemulihan, implan akan memperlemah kekuatan tulang selanjutnya. Alat fiksasi internal yang lebih besar mengubah vektor tekanan yang ditempatkan pada tulang, yang mengubah keseimbangan fisiologis normal di
antara osteoblas dan osteoklas, yang mengakibatkan sebuah tulang yang lama dipasang implan menjadi lemah ·
pastikan pasien mengungkapkan pemahaman tentang proses ini dan memenuhi regimen penggunaan ekstremitas dan ambulasi
·
pastikan pasien mengetahui bahwa kawat atau batang intramedular dan plat besar mungkin akan dilepaskan setahun.
Penyuluhan Pasien-Keluarga dan Perencanaan Pemulangan
Berikan informasi verbal dan tertulis kepada pasien dan orang terdekat mengenai hal berikut: 1. Obat-obatan, meliputi nama obat, tujuan, jadwal, tindakan pencegahan, interaksi obat/obat, makanan/obat, dan potensial efek samping 2. Pentingnya istirahat, elevasi, dan penggunaan termoterapi 3. Alasan untuk terapi setelah pemulangan, dan penjelasan bagaimana terapi akan diselesaikan 4. Tindakan pencegahan terapi: ·
gips: perawatan gips; memeriksa status neurovaskuler dari ekstremitas distal,
mewaspadai tanda nekrosis tekanan dibawah gips; melakukan latihan yang diprogramkan; mencegah maserasi kulit. ·
alat fiksasi internal : perawatan luka; memperhatikan tanda infeksi luka;
mencegah fraktur ulang pada ekstremitas; melakukan latihan yang diprogramkan; dan memantau infeksi lambat ·
fiksator eksternal: perawatan pen; mengetahui kapan menginformasikan tentang masalah fiksator; melakukan latihan yang diprogramkan; memeriksa status neurovaskuler ekstremitas; dan memantau sisi pen terhadap tanda infeksi 5. Cara-cara mengontrol ketidaknyamanan (lihat nyeri) 6. Penggunaan alat bantu dan alat bantu ambulasi. Pastikan pasien mengulang demonstrasi mandiri sebelum pengulangan 7. Bahan- bahan yang diperlukan untuk perawatan di rumah dan agen yang menyuplainya
8. Jika pasien akan memerlukan bantuan di rumah, perawat rumah sakit dan agen perawatan komunitas harus berkolaburasi untuk memastikan kontinuitas perawatan. Agen yang tepat harus melihat pasien sebelum pemulangan.
DAFTAR PUSTAKA
Mutaqin, arif.2008.buku ajar asuhan keperawatan klien dengan gangguan system musluloskeletal. Jakarta:EGC Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah dari Brunner & Suddarth, Edisi 8. EGC : Jakarta. Doenges, Marilyn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3. EGC : Jakarta
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7. EGC : Jakarta. http://catatanperawat.byethost15.com/asuhan-keperawatan/asuhan-keperawatan fraktur/ http://911medical.blogspot.com/2007/06/fraktur-patella.html http://askep-kesehatan.blogspot.com/2009/11/askep-fraktur.html http://id.wikipedia.org/wiki/Bedah_ortopedi