BAB I PENDAHULUAN
1.1
Skenario Kasus Skenario Kasus Seorang laki-laki berusia 25 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan tidak dapat
mencium bau sama sekali, hal ini sudah dirasakan selama 14 hari sehingga klien 1.2
sangat cemas Analisa Analisa Kasus Kasus 1. Lang Langka kah h 1 (Kat (Kataa Sul Sulit it)) a. nosmia !a"aban kata sulit nosmia # Kelainan pada indra penciuman, Ketidak mampuan mencium ( $angguan pada indra penciuman ) 2. Lang Langka kah h 2 (%ert (%ertan& an&aan aan)) a. pa pa pen& pen&eb ebab ab dari dari nosm nosmia ia ' b. dakah hubungan atau pengaruh pengaruh bulu hidung pada pen&akit pen&akit ini ' c. Klien tidak tidak mampu mampu mencium mencium bau apakah apakah ada ada anatomi anatomi &ang &ang terganggu terganggu ' d. asalah asalah kepe kepera" ra"ata atan n apa &ang &ang muncu muncull ' e. pakah pakah lu lu biasa biasa berb berbeda eda deng dengan an nosm nosmia ia ' . pakah pakah ada ada tanda tanda ge*ala ge*ala lain lain selain selain ketidak ketidak mampuan mampuan mencium mencium bau ' g. Komplikasi Komplikasi apa &ang &ang ter*adi ter*adi dan dan bagaiman bagaimanaa kelan*utan kelan*utann&a n&a ' h. pakah pakah pen&a pen&akit kit ini ini bisa bisa diceg dicegah ah ' i. +agaima +agaimana na pena penanga ngann& nn&aa pada pada pen& pen&aki akitt ini ini ' *. pa diagnosa kepera"atann&a ' k. pakah pakah *enis *enis kelam kelamin in berp berpeng engaru aruh h' l. pa pa sa*a sa*a pem pemer erik iksaa saan n penu penun*a n*ang ngn& n&aa ' . Langka Langkah h (!a"ab (!a"aban an dari dari istil istilah ah sulit sulit)) a. Kare Karena na pros proses es inl inlam amas asii dan dan *uga *uga pera perada dang ngan an pada pada penc penciu iuma man, n,*e *eni niss kelamin,usia,kebiasaan merokok b. da karena bulu hidung ungsin&a melindungi irus,*ika bulu hidung sedikit akan lebih mudah irus masuk c. da da &ait &aitu u sist" sist"em em s&ara s&ara otak otak untu untuk k penc penciu iuma man n misal misaln& n&aa bulu bulu hidu hidung ng tidak tidak bisa bisa men&arin menå g masuk masuk ke sistem sistem sara sara *adi *adi makan& makan&aa tergan terganggu ggu penciumann&a d. idak bisa mencium e. . g. h.
bau,tidak
bisa
membedakan
bau
kesehatann&a,kehilangan nasu makan +erbeda +erbeda karena karena anosmia anosmia tidak tidak bisa bisa menggu menggunakan nakan indra penciuman penciuman da ,kurangn&a ,kurangn&a nasu makan karena penciumann& penciumann&aa tergang terganggu gu +isa ter*adi tomur tomur kelan*ut kelan*utann&a ann&a bisa ter*adi cancer +isa +isa terg tergant antun ung g dari dari pen& pen&eba ebabn bn&a &a misal misalka kan n iru iruss *adi *adi diri diri kita kita haru haruss higien,hindari merokok,gunakan masker untuk perlindungan diri
1
untuk
i.
/ilihat dari pen&ebabn&a misalkan dari irus sistem sara ,diba"a ke 0S
*.
dan di obati oleh tim medis /iagnosa kepera"atann&a 1) $angguan persepsi sensori berhubungan dengan hilangn&a sensori
penciuman 2) idak nasu makan berhubungan dengan penurunan penciuman ) Ketidak seimbangan nasu makan k. +erpengaruh,karena perempuan bulu hidungn&a lebih sedikit dari laki-laki l.
dan perempuan cenderung tidak merokok S,es ungsi bau,03 kepala,0ontgen kepala atau engkorak
4. Langkah 4 (skema, pohon masalah, alur piker sistematis)
2
Patofsiolo gi Etiologi
Maniestas i Klinis
Defnisi Anosmia Penangan an
Komplikasi
Pemeriksa an Penunjang
Diagnosa dan intervensi Keperawat an
5. Langkah 5 (learning ob*ectie) ampu men*elaskan tentang konsep pen&akit dan konsep asuhan kepera"atan dan pendidikan kesehatan pada pasien dengan pen&akit nosmia
BAB II PEMBAHASAN
3
2.1
Definisi Anosmia
nosmia merupakan suatu tidak adan&ahilangn&a sensasi penciuman, dalam hal ini berarti hilangn&a kemampuan mencium atau membau dari indera penciuman. ilangn&a sensasi ini bisa parsial ataupun total. nosmia adalah keadaan kehilangan atau menurun&a penciuman &ang disebabkan oleh gangguan saluran hidung, cedera kepala dan tumor sulkus olaktorius. (eurologi edisi delapan. !akarta#%enerbit 6rlangga,tahun 2775)8 2.2
Etiologi Anosmia
.
rauma kepala rauma kepala dapat men&ebabkan kehilangan sebagian atau seluruh ungsi penghidu. al ini disebabkan kerusakan pada epitel olaktorius dan gangguan aliran udara dihiung. dan&a trauma men&ebabkan hematom pada mukosa hidung, atau luka pada epitel olaktorius. Kerusakan dapat ter*adi pada serat sara olaktorius, bulbus olaktorius dan kerusakan otak di region rontal, orbitorontal, dan temporal. %realensi gangguan penghidu &ang disebabkan trauma kepala ter*adi kurang lebih 15-79 dari kasus gangguan penghidu.
+.
3neksi saluran naas atas 3neksi saluran naas atas &ang sering men&ebabkan gangguan penghidu &aitu common cold. Kemungkinan mekanismen&a adalah kerusakan langsung pada epitel olaktorius atau *alur sentral karena irus itu sendiri &ang dapat merusak sel reseptor olaktorius. %realensi gangguan penghidu &ang disebabkan oleh ineksi saluran naas atas kurang lebih 11-479 dari kasus gangguan penghidu. $angguan penghidu &ang disebabkan oleh ineksi saluran naas atas tidak seberat gangguan penghidu &ang disebabkan trauma kepala.
.
%en&akit sinonasal $angguan penghidu pada pen&akit sinonasal seperti rinosinusitis kronik atau rhinitis alergi disebabkan inlamasi dari saluran naas &ang men&ebabakan berkurangn&a aliran udara dan odoran &ang sampai ke mukosa olaktorius.
4
$angguan penghidu pada rinosinusitis kronik dan rhinitis alergi dapat berupa gangguan kondukti atau sara. %erubahan pada aliran udara di celah olaktorius &ang disebabkan rinosinusitis kronik &aitu edema tau adan&a polip &ang men&ebabkan gangguan konduksi. 3nlamasi pada epitel olaktorius menghasilkan mediator inlamsi &ang akan merangsang hipersekresi dari kelen*ar bo"man:s. hal ini akan mengubah konsentrasi ion pada mucus olaktorius &ang akan mengganggu pada tingkat konduksi atau tranduksi. ediator inlamasi &ang dilepaskan oleh limosit, magroag, dan eosinophil &aitu sitokin &ang bersiat toksik terhadap reseptor neuron olaktorius. /isini &ang terlibat adalah proses di sara. %roses inlamasi kronik bisa men&ebabkan kerusakan permanen pada reseptor olaktorius. /.
%en&akit lain &ang men&ebabkan gangguan penghidu adalah pen&akit endokrin (hiptiroid, diabetes mellitus, gagal gin*al, pen&akit lier), kallmann s&ndrome, pen&akit degeneratie (l;heimer, %arkinson, multipelsklerosis), pasca laringektomi, paparan terhadap ;at kimia toksik, peminum alcohol, ski;orenia, tumor intranasal atau intracranial.
6.
59. %enelitian lain mendapatkan gangguan penhidu pada usia lebih dari 57 tahun sebesar 249.
<.
3neksi saluran pernaasan atas berulang &ang akan merusak mukosa olaktorius (merokok merupakan contributorlebih lan*ut ) dancedera kepala ( dengan penegangan neoron olaktorius saat melintas disentral melalui lempeng kribriormis osetmoid ). (eurologi edisi delapan. !akarta#%enerbit 6rlangga,tahun 2775)
2. Manifestasi Klinis 5
a. +erkurangn&a kemampuan dan bahkan sampai tidak bisa mendeteksi bau. b.
$angguan pembauan &ang timbul bersiat total tidak bisa mendeteksi seluruh bau.
c.
/apat bersiat bersial han&a se*umlah bau &ang dapat dideteksi
d.
/apat *uga bersiat spesiik ( han&a satu se*umlah kecil &ang dapat dideteksi)
e.
Kehilangan kemampuan merasa mendeteksi rasa dalam makanan &ang dimakan
.
+erkurangn&a nasu makan
g.
%erubahan padasuara
h.
Sakit kepala dan kebiasaan mengengkur imbul polip &ang memblokir saluran udara &ang bisa mengarah pada sinusitis. (eurologi edisi delapan. !akarta#%enerbit 6rlangga,tahun 2775)
2.!
Pat"#a$ Dan Patofisologi
3ndra penciuman dan pengecapan tergolong ke dalam s&stem penginderaan kimia(chemosensation). %roses &ang kompleks dari mencium dan mengecap di mulai ketika molekul?molekul dilepaskan oleh substansi di sekitar kita &ang menstimulasi sel s&ara khusus dihidung, mulut atau tenggorokan. Sel?sel ini men&alurkan pesan ke otak, dimana bau dan rasa khusus di identiikasi. Sel ? sel olaktori (sara penciuman) di stimulasi oleh bau busuk di sekitar kita. ontoh aroma dari ma"ar adonan pada roti. Sel?sel sara ini ditemukan di sebuah tambahan kecil dari *aringan terletak diatas hidung bagian dalam, dan mereka terhubung secara langsung ke otak penciuman (olaktori) ter*adi karena adan&a molekul?molekul &ang menguap dan masuk kesaluran hidung dan mengenal olactor& membrane. anusia memiliki kira?kira 17.777 sel reseptor berbentuk rambut. +ila molekul udara masuk, maka sel?sel ini mengirimkan impuls sara (Loncent, 1@==). %ada mekanisme terdapat gangguan atau kerusakan dari sel?sel olaktorus men&ebabkan reseptor dapat mengirimkan impuls menu*u susunan sara pusat. taupun terdapat kerusakan dari saran&a sehingga tidak dapat mendistribusikan impuls reseptor menu*u eektor, ataupun terdapat kerusakan dari sara pusat di otak sehingga tidak dapat
!
menter*emahkan inormasi impuls &ang masuk. ($u&ton c. al !l eAbook B edical %h&siolog&. 6d Ke 11. %hiladelphia. Saunder 6lseier. 2717. h. >>->C7). 2.%
Kom&likasi
nosmia dapat *uga sebagai komplikasi akibat adan&a cedera pada bagian kepala (ur
Pemeriksaan Penun(ang
a.
Scan dan 03 dibutuhkan untuk men&ingkirkan neoplasma pada possakrani anterior &ang tidak diduga sebelumn&a, sinusitis paranasolikdan neoplasma pada rongga hidung dan sinus paranasalis
b.
Laboratorium
darah.
(eurologi
edisi
delapan.
!akarta#
%enerbit
6rlangga,tahun 2775) 2.)
Penatalaksanaan
a.
%engobatan &ang dapat digunakan untuk memperbaiki kehilangan penciuman antara lain antihistaminbila diindikasi penderita elergi
b.
+erhenti merokok dapat meningkatkan ungsi penciuman.
c.
Koreksi operasi &ang memblok isik dan mencegah kelebihan dapat digunakan dekongostan nasal.
d.
Suplemen ;ink kadang direkomendasikan
e.
Kerusakan neuro olaktorius akibat ineksi irus prognosisn&a buruk, karena tidak dapat di obati.
.
erapi itamin sebagian besar dalam bentuk itamin (eurologi edisi delapan. !akarta#%enerbit 6rlangga,tahun 2775)
2.* "
Diagnosa Ke&era#atan Dan Inter+ensi
1.
%erubahan persepsi sensori penciuman bd kerusakan sel olaktori akibat ineksi sinus hidung &ang serius 3nterensi
2.
a.
Ka*i keta*aman pembau pasien
b.
Kolaborasi dengan ahli isioterapi
c.
+eri stimulasi bau-bau tertentu
%erubahan persepsi sensori rasa bd penurunan perasa 3nterensi
.
a.
Ka*i penciuman keta*aman perasa pasien
b.
+erikan stimulasi rasa tertentu
%erubahan pola nutrisi bdanoreksia 3nterensi
#
a.
Sa*ikan makanan selagi masih hangat
b.
+erikan makanan sedikit tapi sering
c.
Kolaborasi pemberian diet dengan ahli gi;i
BAB III PENU,UP
A. Kesim&ulan
+erdasarkan pembahasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bah"a anosmia adalah kelainan pada indra penciuman atau dalam kata lain adalah ketidakmampuan seseorang mencium bau, ketidakmampuan penciuman atau penghidu sebagian atau total kehilangan sensasi penciuman. nosmia ter*adi akibat obstruksi saluran kelen*ar hidung atau kerusakan s&ara. nosmia biasan&a disebabkan proses natural dari penuaan ataupun keban&akan karena common cold (inluen;a) &ang lama.Sensasi penghidu menghilang karena kelainan seperti tumor atau polip, sinus nasal atau trauma kepala. /apat *uga disebabkan karena asap rokok dengan konsentrasi terban&ak dari polusi &ang dapat men&ebabkan seorang menderita anosmia. B. Saran
1. Segera periksakan ke dokter apabila ter*adi gangguan pada indera penciuman untuk mengetahui diagnosis a"al. 2. engurangi atau menghindari merokok karena asap rokok sebagai salah satu pen&ebab anosmia. . %erban&ak makan &ang mengandung ;inc atau seng dan itamin . 4. ingkatkan peran serta keluarga dalam upa&a pen&embuhan maupun pencegahan anosmia.
1$
DA-,A PUS,AKA
6& uri&ati, /kk Journal Gangguan Fungsi Penghidu Dan Pemeriksaannya 277@ # %adang $u&ton c. Half Jl Texbook Of Medical Physiology. Ed e !!. %hiladelphia. Saunder 6lseier. 2717. h. >>->C7). "eurologi edisi dela#an, 2775. !akarta#%enerbit 6rlangga ur
11