PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PERMINTAAN UANG DI INDONESIA PERIODE 2011.1-2013.12 Muhammad Pipin Andrianto Mahasiswa Ilmu Ekonomi Pembangunan FE Sultan Ageng Tirtayas (UNTIRTA) Serang Email:
[email protected] Pembimbing Tony S. Chendrawan, S.T., S.E., M.Si Dr. H.M Kuswantoro S.E., M.Si
Abstract Money has a very important role in the modern economy. Money demand function is often used by central banks in various state as a tool to determine the target growth of money or the money supply. Make up money supply to encourage excessive price increases that exceed the level expected in the long run can undermine economic growth. Conversely, if the increase in the money supply to low the debility economic will happen. The purpose of this research is to knowing effect money supplay on money demand. Results showed the money supply effect the money demand in Indonesia period 2011.1-2013.12 with F-statistic of 20.14749 and Prob (F-statistic) 0.000078 , the value of R-squared = 0.372085 , which means 37.02 percent fluctuation of the money demand in Indonesia is influenced by the money supply, while the remaining 62.98 percent is influenced by other variables not included in the model. Keyword: Money demand, Money supply
I. PENDAHULUAN
Uang merupakan sesuatu benda yang diterima secara umum oleh masyarakat, sehingga untuk melakukan transaksi ekonomi tidak mengalami kesulitan, karena salah satu fungsi dari uang adalah sebagai standart nilai, maka seluruh barang atau jasa dinilai dengan satuan uang. Uang merupakan unsur terpenting dalam suatu sistem perekonomian modern. Kehadiran uang sudah melembaga dalam masyarakat, sehingga segala aktivitas masyarakat dipengaruhi, diukur dan banyak ditentukan oleh uang. Dengan adanya uang, transaksi yang dilakukan oleh manusia menjadi lebih mudah, cepat, dan tidak terlalu dibatasi lagi oleh dimensi waktu. Peranan uang dalam perekonomian antara lain dapat meningkatkan efisiensi baik bagi produsen, konsumen dan kegiatan ekonomi pada umumnya. Uang yang beredar pada masyarakat yaitu uang kartal, uang giral, dan uang kuasi. Dalam perkembangannya, jumlah uang yang beredar yang ada di Indonesia tidak tertutup kemungkinan untuk mengalami kenaikan atau penurunan jumlah uang beredar. Gejala bertambahnya jumlah uang beredar merupakan fenomena ekonomi, karena berkaitan dengan fungsi
uang sebagai alat tukar, yang semakin dibutuhkan pada saat perekonomian semakin berkembang. Ekonomi yang tumbuh dan berkembang mempunyai konsekuensi meningkatkan transaksi, yang membutuhkan uang guna mempermudah proses pembayaran. Perkembangan perekonomian dunia dewasa ini ditandai dengan perekonomian antar negara yang semakin terintegrasi. Indonesia mengikuti perkembangan tersebut melalui serangkaian deregulasi keuangan dan perbankan yang di mulai tahun 1983. Implikasi dari deregulasi tersebut adalah semakin meningkatnya integrasi dan interaksi antar berbagai unsur ekonomi yang menyebabkan struktur ekonomi menjadi dinamis dan kompleks. Struktur ekonomi yang kompleks akan merubah perilaku pelaku ekonomi yang diindikasikan dengan munculnya berbagai fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. Perkembangan industri keuangan non bank seperti pasar modal akan mendorong terjadinya perubahan perilaku investasi (Wordskripsi.blogspot.com). Jumlah Uang Beredar (JUB) teramat penting karena peranannya sebagai alat transaksi penggerak perekonomian. Besar kecilnya jumlah
uang beredar akan mempengaruhi daya beli riil masyarakat dan juga tersedianya komoditi kebutuhan masyarakat (Setyawan, 2005:11). Jumlah uang beredar yang ada di tangan masyarakat harus berkembang secara wajar. Hal ini tentunya akan memberikan pengaruh positif terhadap perekonomian, namun perkembangan yang terlalu meningkat tajam akan dapat memicu inflasi yang tentunya memberikan pengaruh negatif terhadap pertumbuhan perekonomian suatu negara. jumlah uang beredar harus dapat dikendalikan sesuai dengan kapasitas perekonomian suatu negara, yaitu diupayakan agar jumlah uang yang beredar tidak terlalu banyak, dan juga tidak terlalu sedikit. Pengendalian jumlah uang beredar perlu dilakukan oleh Bank Sentral sebagai otoritas moneter dengan kebijakankebijakannya dalam mengendalikan jumlah uang
beredar. Pada kenyatannya peredaran jumlah uang dipengaruhi oleh aktivitas pasar, dimana Bank Sentral, Lembaga Keuangan dan masyarakat saling berinteraksi dalam menetapkan jumlah uang yang beredar. Oleh karena itu, Bank Indonesia sebagai Bank Sentral di Indonesia membutuhkan informasi tentang perkembangan dan perilaku jumlah uang beredar di masyarakat. Hal ini digunakan agar Bank Indonesia selaku otoritas moneter dapat menentukan kebijakan moneter dengan baik dan tepat, sehingga roda perekonomian dapat berjalan dengan baik. Berdasarkan data statistik jumlah perkembangan Jumlah Uang Beredar di Indonesia mengalami pertumbuhan yang meningkat setiap tahunya. Perkembangan jumlah uang kartal dan uang giral di Indonesia dalam kurun waktu 2004 hingga tahun 2013 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.1 Permintaan Uang di Indonesia Periode 2010-2013 Bulan
Tahun 2010 Tahun 2011 M1 M1 Agustus 662.806 772.429 September 656.096 469.952 Oktober 665.000 448.864 November 667.587 474.334 Desember 722.991 479.755 Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia
Tahun 2013 M1 855.783 867.715 856.171 870.455 887.064
Tabel 1.2 Jumlah Uang Beredar di Indonesia Periode 2010-2013 Bulan
Tahun 2010 Tahun 2011 M2 M2 Agustus 2.621.346 3.089.011 September 2.643.331 3.125.533 Oktober 2.677.787 3.161.726 November 2.729.538 3.205.129 Desember 2.877.220 3.304.645 Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia
II. TINJAUAN PUSTAKA, PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
KERANGKA
2.1 Teori Permintaan Uang Keynes Teori permintaan akan uang Keynes adalah teori yang bersumber pada teori Cambridge, tetapi Keynes memang mengemukakan sesuatu yang betul-betul berbeda dengan teori moneter tradisi klasik. Pada hakekatnya perbedaan ini terletak pada penekanan oleh Keynes pada fungsi
Tahun 2013 M2 3.502.420 3.584.081 3.576.869 3.614.520 3.727.696 3.727.696
uang yang lain, yaitu sebagai store of value value dan bukan hanya means of exchange. exchange . Teori ini kemudian dikenal dengan nama teori Liquidity Preference (Boediono,1994:27). Keynes menjelaskan, masyarakat (memegang) uang untuk 3 tujuan: 1.
meminta
Permintaan uang untuk transaksi
Uang sangat penting peranannya untuk melancarkan kegiatan ekonomi dan transaksi atau
jual-beli. Spesialisasi yang tinggi hanya mungkin bisa wujud apabila pertukaran dilakukan dengan menggunakan uang karena si pemilik uang dapat dengan mudah menggunakannya untuk membeli barang dan jasa yang diperlukan. Keadaaan ini akan mendorong orang untuk melakukan spesialisasi dalam pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya dan memaksimumkan pendapatan dari pekerjaan tersebut. Keynes (dalam Nopirin, 2011:117) mengatakan, permintaan uang untuk tujuan transaksi ini tergantung dari pendapatan. Makin tinggi tingkat pendapatan, makin besar keinginan uang kas untuk tujuan transaksi. Orang yang tingkat pendapatannya tinggi, biasanya melakukan transaksi yang lebih banyak dibanding orang yang pendapatannya rendah.Jadi jika pendapatan nasional suatu negara meningkat, jumlah uang yang diminta masyarakat untuk keperluan transaksi juga meningkat. 2.
Permintaan uang untuk berjaga-jaga
Di samping untuk membiayai transaksi, uang diminta masyarakatuntuk menghadapi masalah yang tidak terduga di masa depan. Untuk menghadapi masa depan yang tidak pasti, sebagian uang yang dimintamasyarakat digunakan untuk menghadapi masalah seperti itu, seperti:sakit, kehilangan pekerjaan, dan kehilangan kemampuan untuk bekerja. Permintaan uang untuk berjaga-jaga ini juga dipengaruhi olehtingkat pendapatan. Makin tinggi tingkat pendapatan, uang yang diminta untuk berjaga-jaga juga semakin tinggi. 3.
Permintaan uang untuk spekulasi
Dalam perekonomian yang sudah modern, uang juga digunakan digunakan untuk tujuan spekulasi, yaitu disimpan atau digunakan untuk membeli surat-surat berharga (misalnya: obligasi pemerintah, saham perusahaan,treasury bill). Dalam menggunakan uang untuk tujuan spekulasi ini, suku bunga atau dividen yang diperoleh dari surat berharga tersebut sangat penting dalam menentukan besarnya jumlah permintaan uang. Apabila suku bunga/dividen tinggi, masyarakat akan menggunakan uang untuk membeli surat berharga tersebut, sebaliknya jika suku bunga dan tingkat pengembalian modal rendah, masyarakat lebih suka menyimpan uangnya daripada membeli surat berharga. Menurut Keynes (Pohan, 2008:30), untuk memperoleh keuntungan dalam transaksi surat berharga (seperti obligasi), pembelian obligasi dilakukan pada waktu harga obligasi murah dan penjualan obligasi dilakukan pada waktu harga obligasi mahal. Jadi, apabila harga obligasi turun, permintaan uang berkurang karena masyarakat membelanjakan uangnya untuk membeli obligasi. Dan sebaliknya apabila harga obligasi naik, jumlah uang yang diminta bertambah karena masyarakat lebih suka memegang uang daripada obligasi.
Teori permintaan akan uang, bentuk sederhana dari fungsi teori permintaan akan uang dari keynes adalah :
adalah permintaan total akan uang
dalam arti riil; suku pertama dalam kurung, yaitu k Y adalah permintaan akan uang untuk transaksi berjaga-jaga, yang dinyatakan sebagai suatu proporsi (k) dari pendapatan nasional riil; Ø (R,W) adalah permintaan akan uang untuk motif spekulasi yang dinyatakan sebagai fungsi dari tingkat bunga yang berlaku (R) dan nilai riil dari aset (kekayaan atau wealth) wealth) yang ada di masyarakat (W). Variabel W ini dimasukkan karena permintaan akan uang untuk motif spekulasi dinyatakan sebagai bagian dari W yang dipegang dalam bentuk uang tunai. Teori moneter Keynes mempunyai implikasi teoritis maupun kebijakan yang penting : a.
Teori Keynes mempunyai implikasi bahwa sektor volume uang yang beredar dan tingkat harga umum bisa saling mempengaruhi. b. Teori permintaan akan uang dari Keynes mempunyai implikasi bahwa fungsi permintaan akan uang (Liquidity Preference) adalah fungsi yang tidak stabil, dalam arti bahwa fungsi ini bisa bergeser dan berubah posisi dengan cepat dari waktu ke waktu.
2.2 Definisi Jumlah Uang Beredar Konsep uang berdedar dapat ditinjau dari dua sisi, penawaran dan permintaan. Interaksi antara keduanya menentukan jumlah uang beredar di masyarakat. Uang beredar ini tidak haya dikendalikan oleh pelaku ekonomi yaitu bank-bank umum (sektor perbankan) dan masyarakat umum. Perilaku dan reaksi kedua pelaku ini ikut menentukan berapa jumlah uang beredar pada suatu saat, walaupun secara umum memang benar otoritas moneter yang merupakan penentu utamanya. Penawaran uang atau uang beredar (money supply) supply) adalah jumlah uang yang tersedia dalam suatu perekonomian. Definisi uang beredar dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu: 1.
Uang beredar dalam arti sempit sempit (narrow money) money) yang di simbolkan dengan M1 yaitu meliputi: uang kartal (kertas+logam) yang ada dalam peredaran ditambah dengan uang giral (uang bank) yaitu
deposito yang disimpan dalam bank-bank umum dan dapat ditarik dengan menggunakan cek. 2. Uang beredar dalam arti luas (broad money) money) yang disimbolkan dengan M2 yaitu meliputi: M1 ditambah uang kuasi (tabungan dan deposito berjangka) di bank-bank umum. 3. Uang beredar dalam arti lebih luas yang disimbolkan M3 yaitu meliputi: M2 ditambah deposito dan tabungan berjangka di lembaga-lembaga keuangan lain di luar bank umum (Sukirno, 2000: 421).
Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
, Variabel jumlah uang beredar (M2) tidak berpengaruh signifikan terhadap permintaan uang (M1)
, Variabel jumlah uang beredar (M2) berpengaruh signifikan terhadap permintaan uang (M1)
2.3 Teori Kuantitas David Ricardo Menurut teori ini jumlah uang yang beredar ada hubungannya dengan tingkat harga. Rumus teori kuantitas adalah: Dimana: M : Jumlah uang yang beredar pada suatu periode. K : Konstanta P : Harga Teori ini menyatakan bahwa kuat atau lemahnya nilai uang sangat tergantung pada jumlah uang yang beredar. Apabila jumlah uang berubah menjadi dua kali lipat, maka nilai uang akan menurun menjadi setengah dari semula, dan juga sebaliknya. 2.4 Kerangka Pemikiran
JUB (X)
merupakan hubungan antar variabel penelitian dengan menggunakan teori-teori dan perlu dibuktikan karena sifatnya masih sementara.
III. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis permintaan uang di Indonesia dimana permintaan uang sebagai variabel dependen (Y) dan jumlah uang beredar (M2) sebagai variabel independen (X). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data periode januari 20112013. Dengan periode waktu tersebut, maka dapat digunakan analisis time series. series. Data yang digunakan dalam penelitian ini data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data serta dipublikasikan pada masyarakat pengguna data. Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil publikasi Bank Indonesia dan berbagai website serta artikel dan literatur lain yang terkait dengan penelitian ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode regresi linear berganda dengan menggunakan Eviews 7. Adapun persamaan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
PU (Y)
2.5 Hipotesis
PU = β0 + β1 JUB + εi ; εi = 5%
Hipotesis diartikan sebagai jawaban dari sebuah rumusan masalah penelitian yang
Operasional Variabel Variabel JUB (David Ricardo)
PU (Keynes)
Konsep Jumlah uang beredar yang digunakan adalah jumlah uang beredar secara luas yaitu M2 yang terdiri dari uang beredar dalam arti sempit (M1) dengan deposito berjangka (time deposite) deposite) dan tabungan (saving) (saving) baik dalam bentuk rupiah maupun baluta asing yang di simpan di bank-bank. Periode 20112013 yang diterbitkan Bank Indonesia Permintaan uang yang digunakan berdasarkan jumlah permintaan uang kartal
Skala Rasio
Rasio
dan uang giral. Periode 2011-2013 yang di terbitkan Bank Indonesia dan BPS
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.2 Hasil pengujian hipotesis Berdasarkan model regresi yang telah dijelaskan dengan menggunakan alat analisis Eviews 7, hubungan antara Jumlah Uang Beredar (JUB) terhadap Permintaan Uang (PU) dapat disimpulkan sebagai berikut: PU = 117106.6 + 0.195317 JUB + μ ; 5% Hasil pengolahan data yang yang di dapat r kolerasi (R-Squared) = 0.372085 dan koefisien determinasi (Adjusted R-squared) = 0.353617. hal ini menunjukan bahwa permintaan uang dipengaruhi sebesar 37,20% oleh JUB, sedangkan sisanya 62,80% dipengaruhi faktor lain. R-squared berkisar antara 0 sampai 1, semakin kecil a ngka Rsquared maka semakin lemah hubungan kedua variabel tersebut. Jadi kolerasi Jumlah Uang Beredar (JUB) terhadap permintaan uang yaitu sangat lemah. 4.1 Asumsi Klasik a. Hasil Uji Normalitas Berdasarkan Hasil Uji Normalitas hasil yang di peroleh nilai jarque-bera test sebesar 50.39633 > α = 0.05 maka H0 di tolak dan H1 di terima yang artinya data berdistribusi normal. b. Hasil Multikolinearitas Berdasarkan Hasil Coefficient Covariance Matrix dapat di ketahui bahwa tidak terdapat multikolinearitas. Hal ini di ketahui dari koefisien korelasi yang dihasilkan sebesar -5729.792 < 0.08. 0.08. c. Hasil Uji Autokorelasi Berdasarkan Hasil LM Test dapat di ketahui bahwa nilai probabilitas Obs*R-Square Obs*R- Square < α 0,05, yaitu 18.84787 > 0.05 yang artinya terdapat autokorelasi. d. Uji Heteroskedastisitas Dari hasil Uji White di dapat nilai probabilitas sebesar 0.0915 dengan Obs*R-squared = 4.783416 lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti tidak terdapat heteroskedastisitas.
1. Uji Signifikansi Parameter Individual/Parsial (Uji-t) Apabila T hitung > Ttabel maka H0 ditolak, artinya signifikan. T hitung < Ttabel maka H0 diterima artinya tidak signifikan. T tabel diperoleh dari n-k (36-2) (36-2) = 34 dengan nilai 1.69092 (α = 5%) terhadap permintaan uang secara parsial adalah sebagai berikut : a. Nilai probabilitas JUB adalah 0.0001 < nilai probabilitas 0.05 atau T hitung > Ttabel 4.88595 > 1.69092 dengan demilkian H0 ditolak, maka terdapat pengaruh JUB terhadap permintaan uang. 2 Uji Pengaruh Simultan (Uji-F) Apabila Fhitung ≥ Ftabel maka H0 ditolak, artinya signifikan. F hitung ≤ F tabel maka H0 diterima artinya tidak signifikan. F tabel diperoleh dari Dk. Pembilang = k, dimana k = variabel x; Dk. Penyebut n-k-1 dimana n = banyaknya data, k = variabel x. F hitung > Ftabel 20.14749 > 4.14 maka H0 ditolak, artinya signifikan. Terdapat pengaruh jumlah uang beredar terhadap permintaan uang.
V. KESIMPULAN
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji pengaruh Jumlah Uang Beredar (JUB) terhadap Permintaan Uang (PU) di Indonesia selama periode Januari 2011- Desember 2013 dengan menggunakan Model Analisis Regresi Berganda. Hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan yaitu;
Jumlah Uang Beredar (JUB) berpengaruh terhadap Permintaan Uang (PU) di Indonesia periode Januari 2011-Desember 2013. Di lihat dari F-hitung > F-tabel sebesar 20.14749 > 4.14 dan nilai probabilitas yaitu sebesar 0.000078 lebih kecil dari α = 5%.