EKONOMI MONETER I
PENGARUH UANG DALAM PEREKONOMIAN AKIBAT ADANYA PERMINTAAN UANG DAN JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA
DISUSUN OLEH:
HAFSAH AZI FIANNI C1A012069
WIWIT YUNI TRIYANTI C1A012070
MICHAEL SUSANTO C1A012089
SRI LESTARI C1A012111
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN
PURWOKETO
2014
BAB
PENDAHULUAN
Latarbelakang
Uang memiliki peranan strategis dalam perekonomian suatu negara.Walaupun saat ini berkembang penggunaan transaksi secara elektronik, namun tidak mengurangi pentingnya transaksi tunai.Terlebih lagi dalam masyarakat Indonesia sebagian besar masyarakat masih menggunakan uang kartal (uang kertas).Peran uang yang begitu pentingnya telah menumbuhkan keinginan manusia untuk memiliki dan menimbun uang sebanyak-banyaknya.
Uang sudah digunakan untuk segala keperluan sehari-hari dan merupakan suatu kebutuhan dalam suatu kehidupan perekonomian uang merupakan sesuatu yang sangat penting dan sangat dominan dalam menentukan kestabilan dan pertumbuhan perekonomian suatu negara. Dalam Masyarakat modern sekarang ini uang merupakan bagian Integral dari kehidupan dan darah perekonomian, dimana lalu lintas barang dan jasa serta semua kegiatan ekonomi tadi menggunakan uang sebagai alat nya.Penghasilan upah, honor, sewa, bunga, keuantungan, tabungan, kekayaan, yang diterima/dimiliki kemudian digunakan untuk pemenuhan kebutuhan dalam bentuk biaya, pembayaran, cicilan.Demikian juga dalam bidang produksi distribusi dan konsumsi lainnya dalam suatu arus yang disebut sebagaai peredaran sirkulasi uang.
Dewasa ini sistem pembayaran non tunai menunjukkan perkembangan yang cepat seiring dengan perkembangan teknologi dan inovasi di pasar uang.Namun demikian, keberadaan uang kertas dan uang logam yang disebut dengan uang kartal masing memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia.Uang kartal masih merupakan alat pembayaran yang efisien khususnya untuk transaksi yang bersifat retail dan bernilai nominal relatif kecil.Selain dengan uang kartal, kini peredaran uang giral pun semakin meningkat terutama di negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang baik.Peningkatan Jumlah Uang Beredar yang ada dalam masyarakat dapat memberikan pengaruh terhadap permintaan uang yang ada dalam masyarakat. Oleh karena itu, dalam makalah yang dibuat ini akan membahas mengenai pengaruh uang dalam perekonomian akibat adanya permintaan uang dan jumlah uang beredar di indonesia.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang yang ada diatas, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut, antaralain :
Apa pengertian mengenai uang, fungsi-fungsi uang, dan jenis-jenis uang, serta teori tentang kuantitas uang ?
Apa arti pentingnya uang dalam perekonomian suatu negara ?
Bagaimana pengaruh uang dalam perekonomian akibat adanya permintaan uang dan jumlah uang beredar di indonesia?
Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan diatas, adapun tujuan dari pembahasan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
Untuk mengetahui mengenai arti uang, dan fungsi uang serta untuk mengetahui mengenai teori kuantitas uang.
Untuk menganalisis dan mengetahui mengenai pentingnya keberadaan uang dalam perekonomian suatu negara.
Untuk mengetahui dan menjelaskan mengenai pengaruh uang dalam perekonomian akibat adanya permintaan uang dan jumlah uang beredar di indonesia.
BAB
PEMBAHASAN
Pengertian Uang, Fungsi Uang, Jenis Uang dan Teori Kuantitas Uang
Pengertian Uang
Uang adalah segala sesuatu yang dapat dipakai atau diterima untuk melakukan pembayaran baik barang, jasa maupun hutang dan disahkan undang-undang.
Definisi uang menurut para ahli
Menurut Iswardono (1993;43). Uang adalah sesuatu yang secara umum diterima dalam pembayaran untuk pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta pembayaran utang-utang Dengan kata lain, uang merupakan alat yang dapata digunakan dalam melakukan pertukaran baik barang maupun jasa dalam wilayah tertentu saja.
Menurut Robertson (dalam bukunya Money Tahun 1922). Uang adalah segala sesuatu yang umum diterima dalam pembayaran barang-barang.
Menurut Rollin G. Thomas (dalam bukunya Our Modern Banking and Monetary System tahun 1957). Uang adalah sesuatu yang siap sedia dan pada umumnya diterima umum dalam pembayaran pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta untuk pembayaran hutang.
Menurut A.C. Pigou (dalam bukunya The Veil of Money). Uang adalah segala sesuatu yang umum diterima sebagai alat tukar.
Menurut Albert Gailort Hart (dalam bukunya Money, Debt and Economic Activity). Uang adalah kekayaan dimana siempunya dapat melunaskan hutangnya dalam jumlah tertentu pada waktu itu juga.
Definisi uang berdasarkan tingkat likuiditasnya:
M1= adalah uang kertas dan logam ditambah simpanan dalam bentuk rekening koran (demand deposit). Paling likuiditas sebab proses menjadikannya uang kas sangat cepat dan tanpa adanya kerugian nilai.
M2 = adalah M1 + tabungan + deposito berjangka (time deposit) pada bank-bank umum. Karena mencangkup deposito berjangka maka likuiditasnya lebih rendah. Untuk menjadikannya uang kas, deposito berjangka perlu waktu (3, 6 atau 12 bulan). Dan apabila dijadikan uang kas sebelum jangka waktu tersebut kena pinalti atau denda.
M3 = adalah M2 + tabungan + deposito berjangka pada lembaga-lembaga tabungan nonbank. Kurang likuiditas.
Fungsi Uang
Pada umumnya fungsi uang dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu fungsi dasar dan fungsi tambahan dari uang yang meliputi (Insukindro, 1997;14). Fungsi dasar dari peranan uang tersebut adalah :
Uang sebagai alat tukar (medium exchange)
Uang sebagai alat tukar ini mendasar adanya spesialisasi dan distribusi dalam memproduksi suatu barang, karena dengan adanya uang tersebut orang tidak harus menukar yang diingikan dengan barang yang diproduksinya di pasar dan dengan uang yang diperolehnya, dari hasil penjualan tersebut dibelanjakan atau dibelikan kepada barang-barang yang diinginkannya.
Uang sebagai alat penyimpan nilai atau daya beli (store of value)
Fungsi tersebut terkait dengan sifat manusia sebagai pengumpul kekayaan. Pemengangan uang merupakan salah satu cara utnuk menyimpan kekayaan. Kekayaan tersebut dapat berupa barang yaitu tanah, rumah, mobil, perhiasan, dan lain sebagainya. Syarat utama untuk ini adalah bahwa uang harus bisa menyimpan daya beli atau nilai.
Fungsi tambahan uang adalah :
Uang sebagai satuan hitung (unit of account)
Fungsi uang tersebut, uang mempermudah tukar menukar, dengan fungsi ini maka nilai suatu barang dapat diukur dan di perbandingkan. Misalnya, seorang petani mempunyai padi yang harus dijual sedangkan dia menginginkan membeli sebuah alat pertanian yaitu traktor atau alat-alat pertanian yang lain. Maka dalam hal ini akan mengalami kesulitan dalam nilai tukar tersebut dan juga dalam mencari pembeli padi sekaligus penjualan alat alat pertanian tersebut.
Uang sebagai alat untuk pembayaran masa depan (standard for deffered payments)
Sebagai alat pembayaran masa depan, uang terkait dengan transaksi pinjam meminjam/ transaksi kredit artinya barang yang berfungsi sebagai media perantara dan merupakan alat pembayaran yang sah. Dengan sendirinya nilai yang ditentukan berdasarkan pada standar moneter kepercayaan, ini menunjukkan bahwa nilai uang rupiah tidak dijamin oleh seberat logam tertentu (emas) tetapi ditetapkan oleh pemerintah melalui Bank Indonesia. Hal ini karena Bank Indonesia adalah lembaga yang mempunyai hak untuk mencetak dan mengedarkan uang rupiah sebagai uang kartal.
Pengertian pertama uang beredar adalah seluruh uang kartal dan uang giral yang tersedia untuk digunakan oleh masyarakat (Boediono, 1993;86). Uang beredar dalam arti sempit atau M1 merupakan kewajiban sistem moneter kepada sektor swasta domestik yang terdiri dari uang kartal yang dipegang oleh masyarakat dan berada di luar Bank Indonesia serta kas kas negara yang ditambah uang giral.
Uang kartal adalah uang tunai yang dikeluarkan oleh pemerintah atau bank sentral yang langsung dibawah kawasan umum yang menggunakan uang kertas atau uang logam pemerintah (bank sentral) yang disimpan di dalam lemari besi bank-bank atau di bank sentral sendiri tidak termasuk uang kartal. Hanya uang kertas atau uang logam yang dikeluarkan pemerintah yang berada di luar bank-bank umum dan bank sentralah yang termasuk dalam pengertian uang kartal tersebut.
Adapun uang giral adalah seluruh nilai saldo rekening koran atau giro yang dimiliki masyarakat pada bank-bank umum. Saldo ini merupakan bagian dari uang yang beredar kerena sewaktu-waktu bisa digunakan oleh pemiliknya (masyarakat) untuk kebutuhan transaksi, berjaga-jaga, spekulasi, persis seperti halnya uang kartal. Saldo rekening koran (giro) milik suatu badan pada bank lain bukan uang giral.
Secara matematis, uang dalam arti sempit (narrow money) ini dapat dituliskan dalam persamaan sebagai berikut :
M1 = K + D
Dimana :
K : uang kartal
D : uang giral
M1 : uang beredar dalam arti sempit
Jenis Uang
Jenis-jenis uang dibagi dalam berdasarkan nilai, bahan, kawasan, dan lembaga penerbit.
Jenis uang berdasarkan Nilai
Uang bernilai penuh (full bodied money), merupakan uang yang nilai intrinsiknya sama dengan nilai nominalnya, misalnya uang logam.
Uang Tidak Bernilai Penuh (representative full bodied money), merupakan uang yang nilai intrinsiknya lebih kecil dari nominalnya, seperti uang kertas. Uang jenis ini sering disebut uang bertanda atau token money.
Jenis Uang Berdasarkan Bahan
Uang Logam, merupakan uang dalam bentuk koin yang terbuat dari logam, misalnya aluminium, emas, perak, perunggu, dan bahan lainnya.
Uang Kertas, merupakan uang yang terbuat dari kertas, plastik, atau bahan lainnya. Uang jenis ini biasanya bernominal tinggi, dan berkualitas tinggi sehingga tidak mudah robek dan luntur.
Jenis Uang Berdasarkan Kawasan
Uang Lokal, berlaku di suatu Negara tertentu, seperti Rupiah di Indonesia atau Ringgit di Malaysia.
Uang Regional, berlaku di kawasan tertentu yang lebih luas dari uang lokal, misalnya uang Euro yang berlaku di benua Eropa.
Uang Internasional, merupakan uang yang berlaku antarnegara dan menjadi standard pembayaran internasional, seperti US dollar.
Jenis Uang Berdasarkan Lembaga Penerbit
Uang Kartal, merupakan uang yang diterbitkan oleh Bank Sentral, baik uang logam maupun uang kertas.
Uang Giral, merupakan uang yang diterbitkan oleh Bank Umum, seperti cek, bilyet giro, traveler's check, atau credit card.
Teori Kuantitas Uang
Persamaan Kuantitas
Salah satu tujuan seseorang memegang uang adalah untuk membeli jasa atau barang atau bisa disebut bertransaksi. Dalam bukunya Mankiw(2006) berpendapat bahwa semakin banyak uang yang dibutuhkan untuk bertransaksi, semakin banyak uang yang akan dipegang. Jadi, kuantitas uang dalam suatu perekonomian sangat erat kaitannya dengan jumlah uang yang digunakan dalam bertransaksi. Hubungan antara uang dan transaksi ditunjukkan dalam persamaan berikut :
Uang x Perputaran = Harga x Transaksi
Atau
M x V = P x T
Persamaan disebut juga Persamaan Kuantitas.Sisi kanan dari persamaan identitas tersebut mencerminkan transaksi yang terjadi di dalam suatu perekonomian, dimana P adalah harga rata-rata (average price) dan T adalah jumlah transaksi yang terjadi di dalam perekonomian selama periode tertentu.
Sisi kiri dari persamaan di atas mencerminkan jumlah uang yang digunakan untuk melakukan transaksi yang dilakukan di dalam suatu perekonomian selama periode tertentu.M adalah kuntitas uang, sedangkan V adalah perputan uang transaksi (transaction velocity of money) untuk mengukur tingkat dimana uang bersikulasi dalam perekonomian.
Persamaan kuantitas adalah sebuah identitas: definisi dari empat variable membuatnya benar. Persamaan ini berguna karena menunjukan bahwa jika satu dari variabel-variabel itu berubah, satu atau lebih variable juga harus berubah untuk menjaga persamaan (Mankiw,2006).
Akan tetapi persamaan diatas mempunyai permasalahan, yaitu bahwa transaksi sulit untuk diukur. Maka Mankiew berpendapat bahwa untuk memecahkan permasalahan ini, jumlah transaksi T diganti menjadi menjadi output total dari perekonomian Y.Transaksi dan output berkaitan dikarenakan semakin banyak perekonomian berproduksi maka semakin banyak pula barang/jasa dibeli atau dijual, namun keduanya tidaklah sama. Maka persamaanya menjadi :
Uang x Perputaran = Harga x Output
Atau
M x V = P x Y
Karena Y juga merupakan pendapatan total, maka V dalam persamaan kuntitas versi ini menjadi perputaran pendapatan uang (income velocity of money).Perputaran pendapatan uang menyatakan berapa kali uang masuk ke dalam pendapatan seseorang dalam periode waktu tertentu.
Arti Pentingnya Uang Dalam Perekonomian Negara
Uang sudah digunakan untuk segala keperluan sehari-hari dan merupakan suatu kebutuhan dalam suatu kehidupan perekonomian uang merupakan sesuatu yang sangat penting dan sangat dominan dalam menentukan kestabilan dan pertumbuhan perekonomian suatu negara.
Dalam Masyarakat modern sekarang ini uang merupakan bagian Integral dari kehidupan dan darahperekonomian, dimana lalu lintas barang dan jasa serta semua kegiatan ekonomi tadi menggunakan uangsebagai alat nya.Penghasilan upah, honor, sewa, bunga, keuantungan, tabungan, kekayaan, yangditerima/dimiliki kemudian digunakan untuk pemenuhan kebutuhan dalam bentuk biaya, pembayaran,cicilan.Demikian juga dalam bidang produksi distribusi dan konsumsi lainnya dalam suatu arus yang disebut sebagai peredaran sirkulasi uang.
Uang memegang peranan yang begitu penting dalam perekonomian di suatu negara. Adapun peranan uang atau arti pentingnya keberadaan uang dalam perekonomian negara, antaralain sebagai berikut :
Produksi
Produsen memproduksi dan menjual barang atau jasa sehingga menerima keuntungan dalam bentuk uang pada investasi kapitalnya. Bila keuntungan diperoleh dengan mudah. Misalnya pada masa makmur, jumlah uang yang ditanamkan pada pabrik-pabrik dan peralatan baru meningkat. Investasi ini menguntungkan bagi masyarakat karena adanya aliran barang-barang dan jasa-jasa di pasar yang akan semakin meningkat.
Pertukaran dan Konsumsi
Uang yang diterima secara umum dan digumnakan secara luas dalam pertukaran uang akan merangsang aliran barang-barang dari produsen ke konsumen. Pendapatan konsumen dalam bentuk : upah, gaji, ataupun sewa, akan memudahkan mereka untuk memenuhi keinginan untuk menukarkan uang tersebut dengan barang-barang dan jasa-jasa. Kelancaran dari pada sistem pertukaran uang ini meningkatkan standar hidup masyarakat sebagaimana dengan meningkatkan produksi dan selanjutnya dipasarkan untuk ditukarkan dengan uang.
Arti Uang pada masyarakat
Umumnya masyarakat menggunakan uang untuk membeli barang-barang dan jasa-jasa, dimana ini menjamin kesediaan masyarakat dalam menukarkan uangnya dengan barang-barang dan jasa-jasa. Sehingga setiap orang akan puas pada pekerjaannya yang sudah sesuai untuk mendapatkan penghasilandalam bentuk uang. Pembagian spesialisasi (tugas) merupakan ciri khas daripada masyarakat modern yang akan meningkatkan produksi, pertukaran dan kesejahteraan masyarakat.
Pengaruh Uang Dalam Perekonomian Akibat Adanya Permintaan Uang dan JUB di Indonesia
Jumlah Uang Beredar
Menurut Mankiw (2006), pengertian jumlah uang beredar (JUB) secara sederhana ialah jumlah uang yang tersedia. Dalam perekonomian yang menggunakan uang komoditas, jumlah uang beredar adalah jumlah dari komoditas itu.Dalam perekonomian yang menggunakan uang atas-unjuk, seperti sebagai perekonomian dewasa ini, pemerintah mengendalikan jumlah uang beredar, peraturan resmi memberi pemerintah hak untuk memonopoli pencetakan uang.Kontrol atas jumlah uang beredar disebut kebijakan moneter.
Di Indonesia, kebijakan moneter didelegasikan kepada Bank Indonesia sebagai bank sentral di Indonesia.Mata uang dalam peredaran adalah seluruh jumlah uang yang telah dikeluarkan dan diedarkan oleh Bank Sentral. Mata uang tersebut terdiri dari dua jenis yaitu uang logam dan uang kertas. Dengan demikian mata uang dalam peredaran sama dengan uang kartal. Sedangkan uang beredar adalah semua jenis uang yang ada di dalam perekonomian yaitu jumlah dari mata uang dalam peredaran ditambah dengan uang giral dalam bank-bank umum.
Konsep uang beredar dapat ditinjau dari dua sisi, penawaran dan permintaan. Interaksi antara keduanya menentukan jumlah uang beredar di masyarakat. Uang beredar ini tidak haya dikendalikan oleh pelaku ekonomi yaitu bank-bank umum (sektor perbankan) dan masyarakat umum. Perilaku dan reaksi kedua pelaku ini ikut menentukan berapa jumlah uang beredar pada suatu saat, walaupun secara umum memang benar otoritas moneter yang merupakan penentu utamanya.
Penawaran uang atau uang beredar (money supply) adalah jumlah uang yang tersediadalam suatu perekonomian. Definisi uang beredar dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu:
Uang beredar dalam arti sempit (narrowmoney) yang di simbolkan dengan M1 yaitu meliputi: uang kartal (kertas+logam) yang ada dalam peredaran ditambah dengan uang giral (uang bank) yaitu eposito yang disimpan dalam bank-bank umum dan dapat ditarik dengan menggunakan cek.
Uang beredar dalam arti luas(broad money) yang disimbolkan dengan M2yaitu meliputi: M1 ditambah uang kuasi(tabungan dan deposito berjangka) dibank-bank umum.
Uang beredar dalam arti lebih luas yang disimbolkan M3 yaitu meliputi: M2 ditambah deposito dan tabungan berjangka di lembaga-lembaga keuangan lain di luar bank umum (Sukirno, 2000: 421).
Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Uang Beredar
Pengaruh Tingkat Suku Bunga terhadap JUB
Menurut Dornbusch (2008:356), menyatakan bahwa permintaan keseimbanganuang riil berespon negatif terhadap tingkat suku bunga. Kenaikan suku bunga akanmenurunkan permintaan uang.apabila suku bunga dinaikan atau mengalami peningkatan,maka jumlah uang beredar akan mengalami penurunan. Sebaliknya apabila suku bungaditurunkan atau mengalami penurunan, maka jumlah uang beredar akan mengalamipeningkatan.
Pengaruh Output Terhadap JUB
Menurut Keynes (Mishkin,2001:193), menyatakan bahwa output berhubungan positif terhadap jumlah uang beredar. Apabila output mengalami peningkatan, makajumlah uang beredar akan mengalami peningkatan. Begitu juga sebaliknya apabila terjadipenurunan output, maka jumlah uang beredar akan mengalami penurunan.
Para ekonom klasik (tapi tidak semua) condong untuk mengartikan uang beredar sebagai currency.Pengertian currency sebagai uang beredar bahkan tidak semua uang kertas dan uang logam, tetapi hanya uang kertas dan uang logam yang ada di tangan masyarakat umum (di luar bank dan kas negara). Alasannya adalah bahwa hanya uang tunai yang dipegang masyarakat umumlah yang biasanya langsung dibelanjakan barang dan jasa, sedangkan uang tunai yang ada di bank maupun di kantor-kantor kas negara tidak terkait langsung dengan "pasar barang".
Pengertian uang beredar sebagai uang kartal tersebut sudah semakin ditinggalkan dengan semakin berkembangnya peranan bank dalam perekonomian. Sekarang sudah banyak dari masyarakat umum yang menyimpan uang tunainya di bank-bank, demi keselamatan atau untuk kemudahan-kemudahan lain, dalam bentuk rekening koran atau rekening giro. Di negara-negara maju sebagian besar dari pembelian barang dan jasa dibayar dengan cek.Peredaran uang semakin hari, semakin berkembang dengan pesat hal ini tentunya berpengaruh juga terhadap keadaan perekonomian dalam suatu negara.
Teori Permintaan Uang
Pada dasarnya nilai uang dapat diukur berdasarkan harga barang yang ada di sebuah negara. Dengan pemahaman ini, nilai uang dapat dibedakan menjadi :
Internal Value of Money, menunjukkan jumlah komoditi yang dapat dibeli/diperoleh dengan sejumlah uang tertentu menunjukkan daya beli uang (Purchasing Power)
External Value of Money, menunjukkan nilai suatu mata uang bila diukur dengan mata uang dari negara lain Exchange Rate, misalnya Rp 9.200= US $ 1
Internal Value of Money
Daya beli uang sangat ditentukan oleh harga barang tersebut, semakin tinggi harga komoditi (barang dan jasa), maka semakin sedikit kooditi yang bisa diperoleh dengan sejumlah uang, yang berarti daya beli (Purcahsing Power) akan menurun. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah harga komoditi, maka semakin banyak jumlah komoditi yang bisa diperoleh, yang berarti daya beli uang tersebut meningkat. Kondisi ini dapat dijelaskan dengan model berikut ini.
N =
dimana :
N = Purchasing Power
P = Harga komoditi
Teori moneter yang dapat menjelaskan masalah Internal Value of Money di atas, antara lain adalah :
Teori Kuantitas Sederhana
Teori ini termasuk teori klasik yang dikembangkan oleh David Hume pada tahun 1752. Inti dari teori ini adalah bahwa Perubahan harga komoditi akan berbanding lurus secara proporsional dengan perubahan Jumlah Uang yang Beredar (JUB). Jika JUB naik 2 kali maka harga komoditi akan naik 2 kali juga. Formulanya :
P = f(JUB)
dimana :
P = Harga komoditi
JUB = Jumlah Uang yang Beredar
Asumsi yang mendasari teori ini adalah :
Uang hanya digunakan oleh masyarakat hanya untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga saja
Velocity uang dianggap tetap
Jumlah produksi komoditi (barang dan jasa) dianggap tetap, sesuai asumsi perekonomian berada pada kondisi full employment.
Kondisi Full Employment sendiri dilatarbelakangi oleh pemikiran ahli ekonomi klasik bernama JB. Say, yang mengatakan bahwa penawaran selalu akan menciptakan permintaan, sehingga perekonomian tidak akan pernah mengalami under emplyoment. Pendapat ini juga diperkuat oleh pandangan Adam Smith dengan invisible hand-nya. Apabila seseorang ingin bekerja tapi belum memperolehnya, maka ia akan menurunkan 'tarif'-nya sampai ada pengusaha yang mau mempekerjakannya. Begitupula bila ada pengusaha yang tidak dapat menjual seluruh hasil produksinya, maka ia akan menurunkan hargnya sampai habis sisa produknya.
Transaction Equation
Teori ini berangkat dari penyempurnaan yang dilakukan terhadap teori moneter yangdikemukakan oleh Irwing Fisher dengan konsep utamanya :
MV = PT
dimana :
M : Jumlah uang
V : Velocity, Tingkat perputaran uang, yakni berapa kali suatu mata uang
berpindah tangan
P : Harga barang
T : Volumen/Jumlah barang yang menjadi objek transaksi
Persamaan di atas dapat diartikan bahwa seluruh pembayaran masyarakat(MV)dikatakan sebagai perkalian antara harga dan kuantitasnya atau volumen perdaganan yang terjadi di masyarakat (PT). Atau dengan kata lain, pembayaran oleh masyarakat identik dengan penerimaan pegusaha. Dalam teori klasik ini, dianggap bahwa motivasi masyarakat memegang uang adalah untuk transaksi dan berjaga-jaga.Persamaan tersebut juga dapat dirubah menjadi :
P =
Dengan demikian ada tiga faktor yang mempengaruhi harga komoditi, yaitu jumlahuang yang beredar (M), Veocity (V), dan Jumlah komoditi yang diperdagangkan. Permintaan uang untuk tujuan transaksi tersebut akan meningkat dikarenakan dua halberikut ini :
Perbedaan waktu antara penerimaan dan pengeluaran yang semakin besar
Ketidaksempurnaan di dalam pasar kredit, karena jika pasar kreditnya baik maka masyarakat tidak memerlukan uang kas untuk menjembatani kekurangan 'gap' antara penerimaan dan pengeluarannya.
Pada tahap selanjutnya, kebutuhan uang untuk transaksi ini berkembang secara proporsional dengan tingkat pendapatan nasional, seperti terlihat dalam model persamaan berikut :
Mt = k .Y
Persamaan ini dikembangkan oleh Alfred Marshall, Dimana :
Mt = Kebutuhan uang untuk transaksi di suatu waktu
Y = Pendapatan nasional
K = Besar kecilnya keinginan masyarakat untuk memegang bagian dari pendapatan atau kekayaannya dalam bentuk kas.
Gambar di atas yang merupakan model lain dari persamaan sebelumnya.Semakin tinggi pendapatan nasional (kesejahteraan suatu negara), semakin tinggi pula
permintaan uang untuk tujuan transaksi, dan sebaliknya.Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam Teori Kuantitas :
Tambahan Jumlah Uang yang Beredar akan dibelanjakan seluruhnya tanpa terpikir untuk ditabung sebagian.
Velocity dan Jumlah komoditi dianggap tetap dan perubahannya hanya dipengaruhi oleh faktor di luar moneter.
Jumlah Uang yang Beredar tidak akan mempengaruhi sektor riil, sektor ini hanya dipengaruhui oleh teknologi dan sumber daya Manusia.
Tingkat harga akan selalu berubah secara proporsional mengikuti perubahan Jumlah Uang yang beredar.
Teori Kuantitas Modern
Teori ini dipopulerkan dan dikembangkan oleh Milton Friedman, dengan mengatakan bahwa permintaan uang itu sejalan dan identik dengan permintaan untuk komoditi tahan lama. Secara singkat model persamaan yang diberikan mempunyai kemiripan dengan model persamaan kuantitas dari salah satu teori klasik, yaitu:
M = k.Y = (1/v) . Y
Dimana :
M = Jumlah Uang yang Beredar
K =Besar kecilnya keinginan masyarakat untuk memegang bagian dari pendapatan atau kekayaannya dalam bentuk kas
Y = Pendapatan nasional
V = Velocity
Perbedaannya adalah :
Pada persamaan klasik yang dimaksud Y adalah current income, sementara menurut Friedman Y adalah Permanent Income, yakni
pendapatan rata-rata yang diharapkan masyarakat selama periode tertentu menurut teori klasik, yang dimaksud M adalah M1,
sementara menurut Friedman adalah M2, dimana M2 = M1 + Time Deposit
Dalam teori klasik, nilai v aalah konstan, namun dalam persamaan Friedman nilai v berfluktuasi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :
Inflasi
Tingkat harga umum
Penghasilan dari saham
Penghasilan dari obligasi, dll
Kesimpulan dari Teori Kuantitas Friedman adalah :
JUB masih merupakan variabel kunci dalam penentuan kebijakan untuk mengendalikan tingkat harga dan pendapatan
Inflasi dan deflasi dapat diatasi apabila perubahan JUB per unit output dapat dijaga kenaikan atau penurunnya
Velocity JUB relatif masih stabil
Efektifitas kebijakan fiskal, dalam hal ini defisit APBN, masih dapat diatasi bila dibiayai dengan pinjaman masyarakat, dan bukan dari penambahan pencetakan uang.
Teori Permintaan Uang Keyns
Secara umum, Keynes menyetujui dua hal, yaitu :
Motifasi masyarakat membutuhkan atau memegang uang adalah untuk transaksi dan berjaga-jaga, dan ini tergantung dari pendapatan masyarakat tersebut. Umumnya masyarakat dengan pendapatan tinggi akan melakukan transaksi yang lebih banyak dibanding masyarakat dengan pendapatan rendah.
Masyarakat juga memiliki motivasi lainnya yaitu untuk kepentingan spekulasi, dan hal ini sangat dipengaruhi oleh tingkat bunga. Bagi Keynes, motivasi inilah yang lebih memberikan pengearuh pada perekonomian.
Pengaruh Uang Dalam Perekonomian Akibat Permintaan Uang dan JUB
Akibat adanya permintaan uang dan juga penawaran uang (uang beredar) maka dapat menyebabkan terjadinya fluktuasi terhadap mata uang yang ada dinegara tersebut.Ada beberapa faktor-faktor penentu fluktuasi mata uang.Seperti halnya komoditi lainnya, mata uang pada dasarnya dapat dianggap sebagai komoditi selain sebagai alat pembayaran. Dengan demikian harga atau daya beli satu mata uang terhadap mata uang negara lain ditentukan oleh hukum pasar melalui kekuatan permintaan dan penawaran. Fluktuasi mata uang yang terjadi karena mekanisme pasar dapat ditentukan oleh beberapa faktor.
Menurut Sartono, Agus (2005) faktor- faktor yang menyebabkan fluktuasi mata uang adalah:
Jumlah Permintaan Barang dan Jasa
Jumlah permintaan barang dan jasa dari satu negara kepada negara lain akan mempengaruhi nilai mata uang, misalnya perubahan nilai tukar antara Rupiah dan Dollar Amerika dimana Indonesia dan Amerika Serikat melakukan transaksi ekspor dan impor. Permintaan Rupiah ditentukan oleh permintaan barang dan jasa buatan Indonesia oleh orang Amerika Serikat.Semakin banyak impor Amerika Serikat dari Indonesia maka semakin besar kebutuhan Rupiah untuk membayar impor dari Indonesia. Transaksi impor dari Indonesia juga akan mempengaruhi penawaran Dollar Amerika, semakin besar impor dari Indonesia berarti penawaran Dollar Amerika meningkat, karena semakin banyak Dollar Amerika harus ditukar / ditawarkan terhadap Rupiah untuk membayar impor tersebut. Akibatnya Rupiah akan terapresiasi terhadap Dollar Amerika.
Sedangkan permintaan Dollar Amerika ditentukan oleh permintaan orang Indonesia atas barang dan jasa buatan Amerika Serikat.Semakin banyak permintaan barang dan jasa dari Amerika Serikat atau semakin besar impor Indonesia dari Amerika Serikat, maka semakin besar permintaan Dollar Amerika.Ini berarti semakin besar pula penawaran Rupiah untuk ditukarkan dengan Dollar Amerika guna membayar impor dari Amerika Serikat. Akibatnya Rupiah akan terdepresiasi terhadap Dollar Amerika. Nilai tukar antara Rupiah dan Dollar Amerika akan menuju keseimbangan baru sesuai dengan arus barang dan jasa diantara kedua negara.
Tingkat Inflasi
Menurut Boediono(1995) inflasi adalah kecendrungan harga naik secara terus menerus dan konsisten. Tingkat inflasi ternyata berpengaruh terhadap nilai tukar mata uang. Tingkat inflasi di Indonesia pada tahun 1998 mencapai 80% berarti terjadi kenaikan harga barang-barang secara umum sebesar 80%. Sementara itu inflasi di Amerika Serikat pada tahun yang sama hanya sekitar 4%. Akibat inflasi yang tinggi di Indonesia tersebut maka orang indonesia akan melihat bahwa barang-barang buatan Amerika Serikat menjadi relatif lebih murah. Akibatnya orang Indonesia akan meminta atau mengimpor barang dan jasa dari Amerika Serikat lebih banyak. Impor yang meningkat mengakibatkan permintaan Dollar Amerika meningkat untuk membayar impor tersebut. Di sisi lain barang-barang dan jasa buatan Indonesia akan mengalami kenaikan harga akibat inflasi yang tinggi. Hal itu menyebabkan barang dan jasa buatan Indonesia akan terlihat relatif lebih mahal dari sudut pandang orang Amerika Serikat. Akibatnya permintaan orang Amerika Serikat atas barang dan jasa buatan Indonesia turun atau ekspor Indonesia ke Amerika Serikat berkurang, barang dan jasa tidak lagi kompetitif dan perolehan devisa Dollar Amerika menurun berarti penawaran Dollar Amerika turun. Kedua hal tersebut mengakibatkan Rupiah akan mengalami depresiasi terhadap Dollar Amerika sebagai akibat inflasi di Indonesia yang lebih tinggi dibanding inflasi di Amerika Serikat.
Tingkat Bunga
Tingkat bunga ternyata juga berpengaruh terhadap fluktuasi nilai tukar.Jika inflasi di Indonesia sekitar 80% maka tingkat bunga deposito Rupiah secara teoritis harus di atas 80%.Sementara itu apabila tingkat inflasi di Amerika Serikat sebesar 4% maka tingkat bunga deposito Dollar Amerika di atas 4%. Tetapi apabila dalam kenyataannya tingkat bunga Rupiah hanya 50% berarti keuntungan riil penabung di Indonesia akan mengalami penurunan. Jika ini terjadi maka pemilik modal lebih senang menanamkan dananya dalam bentuk Dollar Amerika. Akibatnya permintaan Dollar Amerika meningkat karena orang lalu menukarkan Rupiah menjadi Dollar Amerika untuk didepositokan dalam Dollar Amerika, sehingga Rupiah akan mengalami depresiasi terhadap Dollar Amerika. Begitu juga sebaliknya jika keuntungan deposito Dollar Amerika ternyata lebih rendah dibandingkan dengan Rupiah maka diperkirakan Rupiah akan mengalami apresiasi terhadap Dollar Amerika.
Pengharapan Pasar atau Market Expectation
Apabila berpengharapan inflasi akan tinggi dimasa datang, maka pemilik modal akan segera membelanjakan uangnya untuk membeli barang yang diperkirakan mengalami kenaikan harga ataupun untuk dibelanjakan / ditukarkan dalam bentuk mata uang lain yang nilainya stabil. Transaksi yang dilakukan bersama-sama oleh pelaku pasar yang memiliki pengharapan yang sama bahwa inflasi tinggi semula masih diharapkan akan terjadi benar-benar menjadi kenyataan. Dari sudut pandang yang lain, mata uang pada dasarnya tidak berbeda dengan komoditas lain yang diperdagangkan, sehinga kesediaan orang untuk mempertahankan atau memiliki suatu mata uang sangat dipengaruhi oleh pengharapan akan nilai mata uang tersebut di masa datang. Jika diperkirakan nilainya akan mengalami penurunan di masa datang maka orang cenderung untuk mengurangi risiko penurunan nilai dengan cara menukarkan dengan mata uang lain yang dianggap lebih stabil. Cara-cara seperti ini dengan sendirinya akan berpengaruh terhadap nilai tukar mata uang tesebut.
Intervensi Bank Sentral
Bank Sentral sebagai pegendali pembayaran pemerintah juga perlu melakukan intervensi, baik melalui mekanisme tingkat bunga ataupun melalui operasi pasar. Apabila dipandang depresiasi Rupiah terlalu besar maka bank sentral dapat melakukan intervensi dengan cara menjual Dollar Amerika langsung di pasar atau dengan cara menaikan tingkat bunga. Dan sebaliknya apabila Rupiah diperkirakan mengalami apresiasi terlalu tinggi maka bank sentral melakukan intervensi dengan membeli Dollar Amerika atau menurunkan tingkat bunga.
BAB
PENUTUP
Kesimpulan
Uang adalah segala sesuatu yang dapat dipakai atau diterima untuk melakukan pembayaran baik barang, jasa maupun hutang dan disahkan undang-undang. fungsi uang dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu fungsi dasar dan fungsi tambahan, fungsi dasar uang meliputi uang sebagai alat tukar (medium exchange) Uang sebagai alat penyimpan nilai atau daya beli (store of value) dan fungsi tambahan meliputi Uang sebagai satuan hitung (unit of account) dan Uang sebagai alat untuk pembayaran masa depan (standard for deffered payments).
Uang memegang peranan yang begitu penting dalam perekonomian di suatu negara.uang merupakan bagian Integral dari kehidupan dan darahperekonomian, dimana lalu lintas barang dan jasa serta semua kegiatan ekonomi tadi menggunakan uangsebagai alat nya. Adapun peranan uang atau arti pentingnya uang dalam perekonomian negara, antara lain dalam proses produksi, pertukaran dan konsumsi.
Akibat adanya permintaan uang dan juga penawaran uang (uang beredar) maka dapat menyebabkan terjadinya fluktuasi terhadap mata uang yang ada dinegara tersebut.Fluktuasi mata uang yang terjadi karena mekanisme pasar dapat ditentukan oleh beberapa factor seperti Jumlah permintaan barang dan jasa dari satu negara kepada negara lain akan mempengaruhi nilai mata uang, tingkat inflasi atau kenaikan harga secara terus menerus berpengaruh terhadap nilai tukar mata uang, Pengharapan Pasar atau Market Expectation,dan intervensi bank sentral.
Saran
Di suatu negara baik di negara indonesia maupun negara lain peredaran jumlah uang yang terlalu banyak di dalam masyarakat dapat menyebabkan suatu masalah salah satunya yaitu terjadinya inflasi, untuk mengatasi masalah tersebut peredaran dan permintaan uang harus di kendalikan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.Uang dan Standar Moneter dalam Perekonomian.https://www.academia.edu/8160493/Uang_dan_Standar_Moneter_dalam_Perekonomian. Diakses 8 November 2014 pukul 20.30 WIB
Nopirin. 2000. Ekonomi Moneter, Buku II, Edisi ke 1, Cetakan Kesepuluh.Yogyakarta: BPFE UGM.
Purwanto, Priyono. BAB 1 Ekonomi Uang Dan Bank I. http://priyo.staff.gunadarma.ac.id .Diakses 8 November 2014 pukul 16.45 WIB.
Purwanto, Catt Priyo. Teory Permintaan Uang ( Berapa Kebutuhan (Jumlah/Nilai) Uang Dalam Suatu Perekonomian? ). http://priyo.staff.gunadarma.ac.idDiakses 8 November 2014 pukul 15.45 WIB.
Anonim.BAB 7 Teori Permintaan Uang.http://elearning.gunadarma.ac.idDiakses 9 November 2014 pukul 13.45 WIB.
Anonim.Perhitungan Uang Kartal Yang Diedarkan.http://banking.blog.gunadarma.ac.id diakses 9 November 2014 Pukul 14.30 WIB.
Hayati, Isra. Analisis Permintaan Dan Penawaran Uang Di Indonesia.Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Setyawan, Aris B. Bahan Kulian Ekonomi Moneter. https://www.scribd.com/. Diakses 6 November 2014 pukul 19.30 WIB
Andi, Winarto. 2009. Beberapa Faktor yang Memengaruhi Permintaan Uang di Indonesia.http://e-journal.uajy.ac.id/.Diakses 6 November 2014 pukul 20.15 WIB.