KESESUAIAN DERAJAT PENEKANAN RADIKS SARAF PADA MRI LUMBOSAKRAL BERDASARKAN PFIRMANN DENGAN DERAJAT NYERI SKIATIKA BERDASARKAN VAS PADA PENDERITA HERNIA NUKLEUS PULPOSUS Correlation of nerve root compression degree based on Pfirmann in Lumbosacral MRI examination with sciatic pain degree based on VAS in HNP patiens Yosefina Rempe, Muhammad Ilyas , Bachtiar Murtala , Abdul Muis, Frans Liyadi, dan Burhanuddin Bahar
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menilai kesesuaian derajat penekanan radiks saraf berdasarkan Pfirmann pada MRI Lumbosakral dengan derajat nyeri skiatika berdasarkan VAS pada penderita Hernia Nukleus Pulposus. Penelitian ini bersifat analitik dengan metode potong lintang yang dilaksanakan di RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar Makassar dari bulan Februari sampai dengan dengan Juli 2010. Sebanyak 80 orang penderita penderita Hernia Nukleus Pulposus yang menjalani pemeriksaan MRI Lumbosakral dan menjalani penilaian derajat nyeri skiatika berdasarkan VAS, dipilih sebagai sampel dengan metode “ consecutive sampling” . Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang bermakna antara derajat penekanan radiks saraf pada MRI Lumbosakral berdasarkan Pfirman dengan derajat nyeri skiatika berdasarkan VAS ( p=0,01). Dari penelitian ini didapatkan kesimpulan kesimpulan bahwa terdapat korelasi korelasi linear positif antara derajat derajat penekanan radiks saraf pada MRI lumbosakral berdasarkan Pfirmann dengan derajat nyeri skiatika berdasarkan VAS dimana semakin tinggi derajat penekanan radiks saraf berdasarkan Pfirmann, semakin berat pula derajat nyeri skiatika berdasarkan VAS. Penekanan radiks saraf berdasarkan Pfirmann derajat 1 dan 2 sesuai dengan VAS sedang, sedangkan penekanan radiks saraf menurut Pfirmann derajat 3 sesuai dengan VAS berat. Lumbosakral, Derajat Pfirmann, Visual Analogue Analogue Scale. Kata kunci : MRI : MRI Lumbosakral, ABSTRACT This study aim to evaluate evaluat e the correlation corre lation of nerve root compression compr ession degree based bas ed on Pfirmann Pfirma nn in lumbosacral MRI examination with sciatic pain degree based o n VAS in HNP patient. This analityc study with cross sectional method which held in wahidin sudirohusodo hospital on February until july 2010. Eighty patient with HNP underwent lumbosacral MRI Examination and VAS examination for evaluate sciatic pain, as sample with consecutive sampling method. Result of this study showed there are significant correlation between nerve nerve root compression degree in lumbosacral MRI examination examination and VAS VAS axamination axamination for sciatic sciatic pain (p=0,01). The conclusion of this study are: there is positive linier correlation between nerve root compression degree in lumbosacral MRI examination examination and VAS axamination axamination for sciatic pain, which which more higher the nerve root root compression degree based on Pfirmann so more higher higher the sciatic pain pain degree based on VAS. The first and second nerve nerve root compression degree based on Pfirmann Pfirmann are related moderate VAS, otherwise the third nerve root compression compressi on degree based on pfirmann pfirman n is related relat ed to severe VAS. Keyword: lumbosacral Keyword: lumbosacral MRI, Pfirmann degree, visual analogue scale
1
PENDAHULUAN LATAR BELAKANG MASALAH Nyeri punggung bawah (NPB) adalah nyeri yang dirasakan dirasakan di daerah punggung bawah, dapat berupa nyeri lokal ataupun disertai disertai nyeri radikuler atau keduanya yang disebabkan disebabkan oleh iritasi atau kompresi radiks radiks pada satu atau beberapa radiks lumbosakral yang dapat disertai dengan kelemahan motorik, gangguan sensorik dan menurunnya menurunnya refleks fisiologik (Meliala et al ,2000). Iskialgia Iskialgia merupakan suatu nyeri radikuler radikuler yang dirasakan menjalar dari bokong sampai di bawah lutut sesuai dengan daerah dermatom saraf iskiadikus iskiadikus (Olmaker et al 1998, Karppinen J,2001) Masalah NPB menjadi penting penting karena diperkirakan 80% penduduk penduduk selama hidup pernah merasakan merasakan nyeri punggung punggung bawah. Setiap saat lebih lebih dari 10 % penduduk menderita menderita NPB. Insidens di beberapa negara negara berkembang lebih kurang kurang 15-20% dari total populasi. populasi. Diperkirakan 15% dari dari jumlah penduduk menderita menderita nyeri punggung bawah. ( Lubis I,2003). Salah satu penyebab yang paling sering dari nyeri punggug bawah adalah hernia nukleus pulposus. Di Amerika Serikat dilaporkan total pengeluaran untuk biaya kesehatan yang berhubungan dengan NPB berkisar 60 milyar dollar per tahun .Karena penduduk US pada umumnya banyak yang berumur diatas 50 tahun, prevalensi terlihat terlihat meningkat,dengan pertumbuhan 18 juta setiap decade ( Awad JN, 2006) Berbagai modalitas radiologik dapat digunakan dalam mengevaluasi herniasi diskus intervertebralis seperti foto polos, myelografi, myelografi, CT Scan, dan MRI. Dalam beberapa penelitian penelitian dilaporkan MRI memiliki sensitivitas dan spesifitas yang lebih tinggi dibanding modalitas radiologik lainnya dalam mengevaluasi herniasi diskus intervertebralis. (Karppinen 2001). Manifestasi klinik HNP tergantung dari radiks saraf yang mengalami lesi. Gejala klinik yang paling sering adalah iskialgia berupa nyeri radikuler sepanjang perjalanan saraf iskiadikus. Pengukuran nyeri dilakukan dengan berdasarkan pada pola pribadi pasien, atau kesimpulan yang diambil dokter berdasarkan perilaku penderita. Derajat nyeri yang dinyatakan dengan Visual Analoque Scale (VAS) yang dipopulerkan oleh Huskisson menggunakan menggunakan skala 0 – 10 . Untuk penilaian diikatakan nyeri ringan bila VAS 0-3, nyeri sedang bila VAS >3-7, nyeri berat bila VAS >7-10. ( Averbuch M, Katzper M,2004). Berbagai penelitian telah dilakukan dalam membandingkan beratnya gejala klinik dengan gambaran MRI lumbosakral. Karppinen J.et al (2001) menyimpulkan menyimpulkan bahwa derajat kompresi kompresi radiks saraf, mempunyai mempunyai hubungan dangan beratnya keluhan nyeri pada penderita dengan nyeri skiatika. Weishaupt D, S chmid MR, Zanetti M et al ( 2000) dalam penelitian penelitian tentang penentuan posisi posisi pada MRI lumbal lumbal menyatakan bahwa kompresi kompresi radiks saraf dan ukuran foramen memiliki korelasi dengan gejala klinik nyeri yang ditentukan dengan menggunakan VAS. Penelitian mengenai hubungan antara derajat penekanan radiks saraf berdasarkan MRI Lumbosakral Lumbosakral dengan derajat nyeri pada pada penderita hernia nukleus pulposus pulposus dengan menggunakan menggunakan visual analoque scale (VAS) belum pernah dilakukan di Indonesia, karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian penelitian mengenai mengenai kesesuaian antara derajat penekanan penekanan radiks saraf berdasarkan MRI lumbosakral lumbosakral dengan derajat nyeri nyeri skiatika pada penderi penderita ta HNP. TUJUAN PENELITIAN Menilai kesesuaian derajat derajat penekanan radiks saraf pada MRI lumbosakral berdasarkan berdasarkan Pfirmann dengan dengan derajat nyeri skiatika berdasarkan VAS pada penderita penderita HNP. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian analitik dengan metode cross-sectional. Populasi penelitian adalah semua penderita yang dikirim ke bagian radiologi RS Wahidin Sudirohusodo untuk menjalani pemeriksaan MRI Lumbosakral dengan gejala gejala klinik iskialgia akibat akibat HNP yang termasuk kriteria inklusi inklusi kemudian kemudian diolah dengan uji korelasi Spearman .
2
HASIL PENELITIAN Penelitian dilakukan dilakukan dari bulan Februari – Juli 2010. Sampel penelitian penelitian terdiri dari dari 80 orang .Penderita laki-laki 44 orang (55 %) dan dan perempuan 36 orang (45%) . Tabel 1. Gambaran Gambaran statistik kesesuaian kesesuaian penekanan radiks radiks berdasarkan berdasarkan VAS
VAS
Berat Sedang Ringan Total
Jumlah Pfirmann Jumlah Pfirmann Jumlah Pfirmann Jumlah Pfirmann
1,00 0 0% 2 66,7% 1 33,3% 3 100,0%
Pfirmann 2,00 4 9,5% 35 83,3% 3 7,1% 42 100,0%
Pfirmann dengan nyeri nyeri skiatika
Total 3,00 24 68,6% 11 31,4% 0 ,0% 35 100,0%
28 35,0% 48 60,0% 4 5,0% 80 100,0%
Pada Tabel 1 tidak terlihat penekanan radiks saraf derajat 0. Penekanan radiks saraf berdasarkan Pfirmann derajat 1 memberikan keluhan VAS ringan pada 1 sampel, VAS sedang pada 2 sampel.Pada Penekanan dengan Pfirmann derajat 2 ada 3 sampel dengan VAS ringan, 35 sampel dengan VAS sedang dan 4 sampel dengan VAS berat. Pada penekanan radiks saraf berdasarkan Pfirmann derajat 3 tidak terdapat VAS ringan, VAS sedang pada 11 sampel dan VAS berat pada 24 sampel. Diagram 1. Persentase kesesuaian kesesuaian derajat penekanan radiks saraf berdasarkan Pfirmann dengan dengan derajat nyeri skiatika berdasarkan VAS
Pada Diagram 1 tidak terlihat penekanan derajat 0 berdasarkan Pfirmann, pada penekanan radiks saraf berdasarkan Pfirmann derajat 1 paling banyak ditemukan VAS sedang yaitu 66,7 %, diikuti VAS ringan 33,3%) dan tidak ditemukan VAS berat. Pada penekanan radiks saraf berdasarkan Pfirmann derajat 2 yang paling banyak ditemukan adalah VAS sedang ( 83,3), diikuti VAS berat ( 9,5%) dan terakhir VAS
3
ringan ( 7,1%) dan pada penekanan penekanan radiks saraf berdasarkan Pfirmann Pfirmann derajat 3 yang paling banyak ditemukan adalah VAS beret ( 68,6%) diikuti VAS sedang ( 31,4 %) dan tidak ditemukan VAS ringan. Tabel 2. Hasil uji statistik kesesuaian kesesuaian derajat penekanan penekanan radiks saraf berdasarkan Pfirmann Pfirmann dengan derajat nyeri skiatika berdasarkan VAS
Pfirmann Spearman's rho
Pfirmann
VAS
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
VAS
1,000
630(**)
. 80
,001 80
630(**)
1,000
,001 80
. 80
** Correlation is significant significant at the 0.01 level (2-tailed). (2-tailed). Dari hasil diatas diperoleh nilai p = 0,001 yang menunjukkan bahwa korelasi antara derajat penekanan radiks saraf berdasarkan Pfirmann dengan nyeri skiatika berdasarkan VAS adalah bermakna. Nilai korelasi Spearman Spearman sebesar 63,0 % menunjukkan menunjukkan korelasi positif dengan kekuatan kekuatan korelasi yang cukup kuat. PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian pada penderita dengan gejala klinik iskhialgia akibat HNP yang datang ke bagian Radiologi RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo untuk dilakukan dilakukan pemeriksaan MRI Lumbosakral pada bulan februari sampai bulan Juni 2010, yang memenuhi kriteria inklusi penelitian, yaitu sebanyak 80 sampel. Pada penelitian ini didapatkan usia termuda penderita iskialgia akibat HNP adalah umur 21 tahun. Pada penelitian Swedish Spine Register, Iskhialgia akibat HNP sudah ditemukan pada usia 18 tahun . Kemampuan menahan air dari nukleus pulposus berkurang secara progresif dengan bertambahnya usia. Mulai usia 20 tahun terjadi perubahan degeneratif degeneratif yang ditandai dengan dengan penurunan vaskularisasi kedalam kedalam diskus disertai berkurangnya kadar air dalam nukleus sehingga diskus mengkerut, sebagai akibat nukleus menjadi kurang elastik. Pada diskus yang sehat , bila mendapat tekanan maka nukleus pulposus menyalurkan menyalurkan gaya tekan ke segala arah dengan sama besar. Kemampuan menahan air mempengaruhi sifat fisik dari nukleus. Penuruan kadar air nukleus mengurangi fungsinya sebagai bantalan, sehingga bila ada gaya tekan maka akan disalurkan ke annulus secara asimetris akibatnya bisa terjadi cedera atau robekan pada annulus.. (Purwanto, 2003) Usia rata-rata laki-laki dan perempuan pada penelitian tersebut sama pada laki-laki dan perempuan yaitu 42 tahun,sementara pada penelitian kaprinen 2001, usia rata-rata pasien laki-laki adalah 46,2 tahun sedang pasien perempuan adalah 48,5 tahun. Usia rata-rata pada penelitian ini adalah 46,1 tahun. Umur terbanyak pada penelitian ini adalah pada kelompok umur 41-50 tahun. Laki-laki lebih banyak ditemukan dibanding perempuan dengan perbandingan laki-laki dan perempuan adalah 1,2:1. Hal ini sesuai dengan penelitian dari Swedish Spine Register dimana perbandingan laki-laki dengan perempuan adalah 1,2:1 (Stromqvist F, Ahmad M, Hildingsson C et al , 2008). Penekanan radiks saraf pada MRI Lumbosakral dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan menggunaka n derajat Pfirmann . Berdasarkan Pfirmann, Pfirmann, penekanan radiks saraf terdiri terdiri atas derajat 0 sampai derajat 3, yang paling banyak ditemukan ditemukan adalah Pfirmann derajat 2 yaitu sebanyak sebanyak 86 lesi, diikuti oleh Pfirmann derajat 1 sebanyak 83 lesi, Pfirmann derajat 3 sebanyak 45 lesi dan yang terakhir Pfirmann derajat 0 sebanyak 12 lesi. Menurut Kaprinen 2001, tidak ada perbedaan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan dalam derajat penekanan radiks saraf . Dalam penelitian tersebut didapatkan bahwa penekanan derajat 0 didapatkan sebanyak 115 laki-laki dan 94 perempuan, derajat 1 terdapat pada 57 laki-laki dan 49 perempuan, derajat 2 terdapat pada 29 laki-laki dan 21 perempuan sedang derajat 3 terdapat pada 77 laki-laki laki-laki dan 58 perempuan.
4
Pada studi ini lesi yang terdapat pada level L4-L5 lebih banyak dari lesi pada L5-S1 dimana pada L4L5 terdapat 116 (51,33%) lesi lesi sedangkan pada L5-S1 L5-S1 terdapat 110 (48,67%) lesi. lesi. Hal ini sesuai sesuai dengan penelitian Nathan W dimana herniasi diskus intervertebra lumbal terlihat paling sering pada level L4-L5 (50%) dan pada level L5-S1 ( 46,3%). Sementara menurut stromqvist F et al (2008), yang paling banyak mengalami herniasi adalah adalah L5-S1 baik pada laki-laki maupun perempuan, perempuan, diikuti oleh L4-L5. L4-L5. (Stromqvist F, Ahmad M, Hildingsson C et al , 2008). Pada penelitian ini terdapat korelasi linear positif antara derajat penekanan radiks saraf pada MRI Lumbosakral Lumbosakral berdasarkan Pfirmann dengan derajat derajat nyeri skiatika skiatika berdasarkan VAS pada penderita iskialgia iskialgia akibat HNP dimana semakin tinggi derajat penekanan radiks saraf berdasarkan Pfirmann, semakin tinggi pula derajat nyeri nyeri skiatika berdasarkan VAS. VAS. Penekanan radiks saraf berdasarkan Pfirmann derajat derajat 1 dan 2 sesuai dengan VAS sedang sedang sedangkan penekanan penekanan radiks saraf berdasarkan Pfirmann derajat 3 sesuai dengan dengan VAS berat, dengan nilai p = 0,001 yang menunjukkan kekuatan korelasi yang cukup kuat. Hal ini sesuai dengan dengan hasil penelitian Karprinen et al (2001) bahwa bahwa derajat penekanan penekanan radiks saraf berkorelasi dengan derajat nyeri subjektif yang dirasakan oleh pasien dan a tau level dari kelainan fungsional baik dengan menggunakan VAS. KESIMPULAN 1. Penekanan radiks saraf menurut Pfirmann yang paling banyak ditemukan adalah Pfirmann derajat 2(38,05%) diikuti diikuti Pfirmann derajat derajat 1(36,73%) , Pfirmann Pfirmann derajat 3(19,91%) dan terakhir terakhir derajat 0(5,31%). 2. Nyeri Skiatika Skiatika berdasarkan VAS yang paling banyak ditemukan adalah VAS VAS sedang (60%) , diikuti VAS berat (35%) dan yang terakhir VAS ringan(5%) 3. Derajat Penekanan radiks saraf menurut Pfirmann berkorelasi linier positif dengan derajat nyeri skiatika berdasarkan VAS dimana semakin tinggi derajat penekanan radiks saraf berdasarkan Pfirmann, semakin semakin tinggi pula pula derajat nyeri nyeri skiatika berdasarkan berdasarkan VAS. Penekanan radiks radiks saraf berdasarkan Pfirmann Pfirmann derajat 1 dan 2 sesuai dengan dengan VAS sedang, sedangkan sedangkan penekanan radiks saraf menurut Pfirmann derajat derajat 3 sesuai dengan dengan VAS berat. DAFTAR PUSTAKA Meliala L. Suryamiharja A.Purba JS,Anggraini H. Penuntun Praktis Penanganan Nyeri Neuropatik. Kelompok Studi Nyeri PERDOSSI.2000 hal 1-3 Olmaker K.Myers RR.Pathogenesis of Sciatic Pain:Role of Herniated Nucleus pulposus and Deformation of Spinal Nerve Root and Dorsal Root Ganglion. 1998;p78-105 Karppinen J.Sciatica.Studies of Symptoms, Genetic Factots and Treatment with Periradicular Infiltration.8 th Ed. Oulu University University Press,2001;198-203 P ress,2001;198-203 Lubis I. Epidemiologi Nyeri Punggung Bawah dalam Nyeri Punggung Bawah. Kelompok Stydi nyeri Perhimpunan Diokter Diokter Spesialis Saraf Sara f indonesia ( PERDOSSI) ; 1-2 Awad JN.Moskovich R.Lumbar Disc Herniation.Clinical Orthopaedic and Related R eseach 2006;183-97 Purwanto ET. Hernia Nukleus Pulposus Pulposus Lumbalis dalam Nyeri Punggung Bawah. Bawah. Kelompok Studi Nyeri Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf I ndonesia ndonesia ( PERDOSSI) P ERDOSSI) ;133-48 Visual Analog Versus Versus Categorical Scale for Measurement Measurement of Averbuch M, Katzper M. Assesment of Visual Osteoarthritis Pain. http://jcp.sagepub.com Last up date sep 2004
Rijn JC, Klemenso N, reitsma JB et al. Observer variation in Diagnosis Lumbar Disc Herniation and Root Compression in Spiral Spiral CT compere MRI. The British Journal Journal of Radiology vol 79 .2006; 372-377
5
Ross JS. Spine Anatomy. Anatomy. Diagnostic Imaging Spine, Spine, Amirsys, Canada 2004; II-1-2-5 II-1-2-5 Meschan I. an Atlas of Anatom Basic to Radiology 1. W.B.sanders Company.Philadelphia.1975; 511-80 Grossman RI, Yousem DM. Anatomi and Degenerative Disease of Disease of The Spine . Neuroradiology 2 nd Ed. Elsevier. Elsevier. Philadelphia. Philadelphia. 1994; 751-72 Crock HV. Normal and Pathological Anatomy of the Lumbar Spinal Nerve Root Canals. British Editorial Society of Bone and Joint Surgery. Vol 63 no 4 1991 Aulina S.Patofisiologi S.Patofisiologi Nyeri Pinggang Bawah dalam Nyeri Punggung Bawah. Bawah. Kelompok Studi Nyeri Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia ( PERDOSSI) ; 5-15 Ohnmeiss DD et al. Degree of Disc Disruption and Lower Extremity Pain. Spine.1997;1600-1665 Alvarez MD, et al l. Lumbar Spine Stenosis: A Common Cause of Back and Leg Pain.Journal of American Family Physician vol .57 no 8 .Apr 15 1998; Fardon DF, Milette PC;Nomenclature and classification of lumbar disc pathology. American Society of Spine Radiology, and American Society of Neuroradiology.Spine. 2001 ; 93-113 Byers MR.Bonica JJ. Peripheral Pain Mechanism and Nociceptor Plasticity in Loeses JD et al(eds) .Bonica’s Management of Pain. Lippincott Lippincott William & Wilkins .Philadelphia .Philadelphia 2001;p 27-72 Devor M,Seltzer Z.Pathophysiology of Damege Nerves in Relation to Chronic Pain in Wall PD, Melzack th R(eds).Textbook of Pain. 4 ed.Churchill.Livingstone.London ed.Churchill.Livingstone.London.1999;p .1999;p 129-64 Ropper AH,Brown RH.Pain in the Back, Neck and ExtremitasAdams and Victor’s Principles of Neurology. 8 Ed.Vol I.Mc.Graw-Hill I.Mc. Graw-Hill Companies.Medical Publishing Division USA.2005; 168-91 Hogan GH.Back Pain and Radiculopathy in Abraham SE.Haddox JD ( eds).Pain Clinic Manual.2 Lippincott Lippincott Williams and a nd Wilkins.Philadelphia.2000;157-66
nd
ed.
George J, Jaovisida S,Siriwongpairat P. Disease of the spine in Wilfred CG.Hiramatsu Y. The Acian Oceanian textbookn of Radiology.National Radiology.National Library Board.Singapore.2003;995-1001 Wong TM,Leung HB,Wong WC. Correlation Between MRI and Radiographic Measurement of Cervical Spine in Cervical Myelophatic Patiens. Pa tiens. Journal of Or thopaedic thopaedic Surgery.2004;12(2): Sur gery.2004;12(2):239-42 239-42 Sutton D.Neuroradiology of the Spine in Sutton D. A Textbook of Radiology and Imaging. Vol I 5 Churchil Livingstone Edinburg.1993; 1407-44
st
Ed
Brant M, Zawaddzki, Central spinal cord syndrom dalam Diagnostic Imaging, Spine, 1 St edition, Amirsys, Canada, 2004; II-I-116-20 Dahnert W. Radiology Review Manual 2 ed.William a nd Wilkins.USA.1993;125 Witte RJ, Miller GM.Spine in Berquist TH. MRI of the Musculoskeletal System . 4 thEd.Lippicott William and Wilkins.USA.2001;105 Wilkins.USA.2001;105-23. -23. Beattie PF, Meyers SP.Magnetic Resonance Imaging in Low Back Pain; General Principles and Clinical Issues. Physical Therapy 1998;78:738-53 1998;78:738-53
6
Stark D, Bradley WG.Magnetic Resonance Imaging,USA;Mosby Company; 1988:666-69 Pfirmann CW.Dora C.Schmid MR et al. MR Image-based Grading of Lumbar Nerve Root Compromise:Due to Disc Herniation: H erniation: Reliability Study with Surgical S urgical Correlation.Radiology.2004;250:583-588 Correlation.Radiology.2004;250:583-588 Worz R, Muller S,Stroehmann I et al. Back Pain; Guidelines for Drug Therapy. Utilize the Therapeutic Spectrum. MMW Fortschr.Med 2000;142:27-33 Wibowo S. Farmakoterapi Farmakoterapi Nyeri Punggung Bawah dalam Nyeri Punggung Bawah. Kelompok Studi Nyeri Nyeri Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia ( PERDOSSI) ; 171-80
RIWAYAT HIDUP PENULIS Nama NIP Pangkat / Golongan Agama Tempat / tanggal lahir Alamat
: : : : : :
Pendidikan
:
Nama Ayah / Ibu Nama Suami :
:
Yosefina Rempe 140 362 220 Penata / III c Protestan Makale,6 April 1973 Bumi Tamalanrea Permai Blok B no 202 Makassar Fakultas Kedokteran Kedokteran Universitas Universitas Hasanuddin Makassar, 1998 - PPDS Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Makassar, periode Juli 2006 sampai periode 2010. Drs Cornelius Bu’tu / Dorcas Nari Moses D.Tumbuan,ST
Desember Desember Hasanuddin
7