BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar
Belakang Permasalahan
Setiap orang mempunyai tekanan darah, jika tidak darah tidak akan beredar ke seluruh tubuh. Jika tekanan darah menjadi terlalu tinggi, akan merusak dinding arte arteri ri (pem (pembu bulu luh h
dara darah) h)..
Sete Setela lah h
bebe bebera rapa pa
tahu tahun, n,
keru kerusa saka kan n
ini ini
akan akan
meningkatkan meningkatkan risiko risiko terkena terkena penyakit jantung jantung coroner, gagal jantung, jantung, stroke, stroke, perda perdarah rahan an atau atau lepasn lepasnya ya retina retina (bagia (bagian n belaka belakang ng mata), mata), dan gagal gagal ginjal ginjal.. Hipert Hipertens ensii itu sendir sendirii bukanl bukanlah ah penyak penyakit it,, tetapi tetapi merupa merupakan kan penyeb penyebab ab dari dari penyakit – penyakit serius yang sesungguhnya dapat diobati dan dapat dicegah. (Tudor & Fahey, 2010) Dari Dari
kelo kelomp mpok ok
peny penyak akit it
kard kardio iova vask skul uler er
hipe hipert rten ensi si
pali paling ng
bany banyak ak
ditemui.Antara 10 – 15% orang dewasa menderita kelainan ini. (Tagor GM, 1998) Hipertensi dikenal sebagai salah satu penyebab utama kematian di Amerika Serikat. Sekitar seperempat jumlah penduduk dewasa menderita hipertensi, dan inside insidensi nsinya nya lebih lebih tinggi tinggi di kalanga kalangan n Afro Afro – Amerik Amerikaa setela setelah h usia usia remaja remaja.. Penderita hipertensi tidak hanya berisiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh darah. Makin tinggi tekanan darah, makin besar risikonya. (Wilson & Price, 2006). Data Data epide epidemi miol olog ogis is menu menunj njuk ukka kan n bahwa bahwa deng dengan an maki makin n meni meningk ngkat atnya nya populasi usia lanjut, maka jumlah pasien dengan hipertensi kemungkinan besar jug jugaa akan akan berta bertamb mbah, ah, dima dimana na baik baik hiper hiperte tens nsii sist sistol olik ik maup maupun un komb kombin inas asii hipertensi sistolik dan diastolic sering timbul pada lebih dari separuh orang yang berusia > 65 tahun. Selain itu, laju pengendalian tekanan darah yang dahulu terus meningkat, dalam dekade terakhir tidak menunjukkan kemajuan lagi (pola kurva mendatar), dan pengendalian tekanan darah ini hanya mencapai 34% dari seluruh pasien hipertensi. Sampai saat ini, data hipertensi yang lengkap sebagian besar
1
berasal dari Negara-negara yang yang sudah maju. Data dari The National Health and Nutrition Nutrition Examination Examination Survey (NHNES) (NHNES) menunjukkan bahwa dari tahun 1999 – 2000, insidensi hipertensi pada orang dewasa adalah sekitar 29 – 31 %, yang yang berart berartii terdap terdapat at 58 – 65 juta juta orang orang hipert hipertens ensii di Amerik Amerika, a, dan terjad terjadii penin peningka gkatan tan 15 juta juta dari dari data data NHANES NHANES III tahun tahun 1988 1988 – 1991. 1991. Hipert Hipertens ensii esensial sendiri merupakan 95% dari seluruh kasus hipertensi. (Yogiantoro,M. 2007). Tujuan pengobatan penderita hipertensi idiopatik atau esensial adalah untuk mencega mencegah h morbid morbidit itasd asdan an mortal mortalita itass yang yang diseba disebabka bkan n oleh oleh ganggua gangguan n dengan dengan menggunakan cara yang paling nyaman. Tujuan utamanya adalah untuk mencapai tekanan darah kurang dari 140/90 mmHg dan mengendalikan setiap faktor risiko kardiovaskular melalui perubahan gaya hidup. (Wilson & Price, 2006). Pengoba Pengobatan tan hipert hipertens ensii terdir terdirii dari dari dua hal, hal, yaitu yaitu farmak farmakolo ologi gi dan non – farmakologi, pengobatan non - farmakologi yang utama adalah perubahan gaya hidup (lifestyle (lifestyle modification) modification) berupa diet garam, berhenti merokok, mengurangi konsumsi alkohol, aktivitas fisik yang teratur dan penurunan berat badan bagi pasie pasien n dengan dengan berat berat badan badan lebih. lebih. Selain Selain dapat dapat menuru menurunkan nkan tekanan tekanan darah, darah, perubahan gaya hidup juga terbukti meningkatkan efektivitas obat antihipertensi dan menurunkan risiko kardiovaskular. (Nafrialdi, 2007). Napol Napoleon eon Bonapar Bonaparte, te, seoran seorang g pahlaw pahlawan an besar besar pranci pranciss berkat berkata, a, “terap “terapiku iku adal adalah ah puas puasa” a”.. Seme Sement ntar ara, a, K.H. K.H. Wa Wahi hid d Hasy Hasyim im,, menur menurut ut Hamk Hamka, a, sela selama ma hayatnya hamper setiap hari mantan menteri Agama RI tahun 1949 – 1952 ini berpuasa dalam rangka diet. Dengan terapi puasa ini, beliau merasakan khasiatnya yang sangat besar untuk mengurangi mengurangi penyakit penyakit gulanya. Salah satu hikmah puasa bagi kesehatan fisiki ialah fungsi puasa sebagai terapi penyembuhan penyakit. Para dokter dan pakar kesehatan di Negara – Negara maju telah membuktikan fakta ini. Karena itu, mereka menyarankan kepada sekian banyak pasien untuk
2
berpuasa dalam rangka menyembuhkan penyakitnya. Dokter dan pakar kesehatan nonm nonmus usli lim m pun sepe sepert rtii Delo Delore re dan lain lainny nyaa meng mengan anju jurk rkan an agar agar turu turutt sert sertaa berpuasa bersama – sama orang islam. (Hawari,D. 2003) Di beber beberapa apa negar negaraa sepe sepert rtii Jepan Jepang, g, Kore Korea, a, Pran Pranci cis, s, Cina Cina,, Taiw Taiwan, an, dan dan Amerika Serikat, puasa telah dijadikan sebagai sarana pengobatan penyakit. Dua kota kota di Jepang, Jepang, Osaka Osaka Kyoto Kyoto misal misalnya nya,, ada sanit sanitari arium um (klini (klinik) k) puasa puasa yang yang dijadikan sebagai tempat pengobatan dan terapi kesehatan. Penyakit yang dapat diusahakan diusahakan penyembuhann penyembuhannya ya dengan puasa antara lain; pengerasan pembuluh darah, penyempitan pembuluh darah, tekanan darah tinggi, tukak lambung,dan lain sebagainya. Dokter Abdul Aziz Ismail dari Mesir mengatakan bahwa puasa dapat digunakan sebagai terapi untuk mencegah berbagai penyakitpada umumnya. Sekian Sekian banyak banyak penyaki penyakitt yang yang bisa bisa diatas diatasii dengan dengan puasa puasa di muka muka merupa merupakan kan kebenaran dari jaminan Rasulullah SAW, seperti dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Sunni dan Abu Nuaim, yang artinya “Berpuasalah, niscaya kamu sehat”. (Hawari, D. 2003).
1.2Perumusan
Masalah
Berdas Berdasark arkan an latar latar belaka belakang ng di atas, atas, maka maka masala masalah h peneli penelitia tian n ini yakni yakni : Apakah terdapat hubungan antara puasa Ramadhan dengan keberhasilan terapi Hipertensi pada pasien Hipertensi di Desa Semingkir, Kecamatan Randudongkal, Kabupaten Pemalang.
1.3 Tujuan Penelitia Penelitian n
3
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa hubungan puasa Ramadhan dengan keberhasilan terapi Hipertensi pada pasien Hipertensi di Desa Semingkir, Kecamatan Randudongkal, Kabupaten Pemalang.
1.4 Keaslian Keaslian Penelit Penelitian ian Penelitian tentang hubungan puasa Ramadhan terhadap penurunan tekanan darah darah pada pasien pasien hipert hipertens ensii di Desa Desa Seming Semingkir kir,, kecamat kecamatan an Randudon Randudongka gkal, l, Kabu Kabupa pate ten n Pema Pemala lang ng belu belum m pern pernah ah dite diteli liti ti,, namu namun n ada ada pene peneli liti tian an yang yang menyerupai, yaitu : •
Pengaruh Puasa Ramadhan terhadap faktor-faktor Risiko Aterosklerosis studi pada Profil Lipid, Gula Darah, Tekanan Darah dan Berat Badan, Tesis ini ditulis oleh dr. Abdul Mughni, Fakultas kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang.
•
Penelitian yang sama juga dilakukan oleh dr. H. Probosuseno, Sp.PD
1.5 Manfaat Penelitian Secara umum, penelitian ini diharapkan dapat memberi bahan masukan bagi kita semua dalam memperhatikan pasien hipertensi. Secara khusus, manfaat penelitian ini antara lain : •
Bermanfaat bagi penulis dan pembaca dalam menambah wawasan mengenai hubungan puasa Ramadhan dengan keberhasilan terapi Hipertensi pada pasien Hipertensi.
4
•
Hasil yang didapatkan dapat digunakan sebagai pertimbangan warga Desa Semingkir untuk meningkatkan ibadah puasa secara rutin meskipun bukan bulan ramadhan (puasa sunnah).
•
Menambah wawasan serta dapat dijadikan pembanding oleh peneliti untuk daerah lain.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hipertensi 2.1.1. Definisi Hipertensi Hipertensi didefinisikan didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah yang menetap menetap di atas batas normal yang disepakati, yaitu distolik 90 mmHg atau sistolik 140 mmHg. Menu Menuru rutt defi defini nisi si ini, ini, seki sekita tarr 18% 18% dari dari pendu pendudu duk k Amer Amerik ikaa Seri Serikat kat mend mender erit itaa Hipert Hipertens ensi. i. Namun, Namun, seban sebanyak yak 50% 50%
indivi individu du mungkin mungkin menderi menderita ta gangguan gangguan ini pada pada
usia 65 tahun. (Wilson & Price, 2006). Di dalam bukunya Speaking of High Blood Pressure , Hans Peter Wolff mengemukakan; menurut penelitian yang banyak dilakukan oleh tim medis dan ahli – ahli kesehatan, setidaknya satu dari lima orang yang ditengarai mengidap penyakit hipertensi, maka sepertiga dari mereka tidak menyadari. (Isnawati & Rusdi,2009 ) 2.1.3. Etiologi Sekitar Sekitar 90% kasus hipertensi hipertensi tidak diketahui diketahui penyebabnya penyebabnya dan hipertensi hipertensi ini disebut hipertensi esensial (etiologi dan patogenesisnya tidak diketahui). Penyebab kenaikan tekanan darah jangka pendek yang hanya berlangsung beberapa detik atau menit memang sudah diketahui dengan baik, tetapi ini bukanlah bukanlah apa yang umumnya umumnya
5
diartikan dengan tekanan darah tinggi. Tekanan darah yang tinggi menjadi sesuatu yang penting hanya bila tekanan ini bertahan selama berbulan – bulan atau bertahun – tahun, tekanan darah yang rata – rata tinggi yang signifikan, bukan tekanan darah tinggi yang kadang – kadang terjadi. (Tudor & Fahey, 2010) 2.1.4. Klasifikasi Hipertensi Hipertensi dapat diklasifi diklasifikasik kasikan an berdasarkan berdasarkan tingginya tingginya tekanan tekanan darah dan berdasarka berdasarkan n etiologiny etiologinya.Berda a.Berdasarkan sarkan tingginya tingginya tekanan tekanan darah seseorang seseorang dikatakan dikatakan hipertensi bila tekanan darahnya > 140/90 mmHg. Untuk pembagian yang lebih rinci, The Joint National National Committee on prevention, prevention, detection, detection, evaluation and treatment treatment of high blood pressure (JNC), membuat klasifikasi yang mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Pada JNC V (1992) hipertensi dibagi dalam 4 tingkat : ringan, sedang, berat dan sangat berat, pada JNC VI (1997) hipertensi dibagi menjadi tingkat 1, tingka tingkatt 2 dan tingkat tingkat 3 ditamb ditambah ah satu satu kelomp kelompok ok hipert hipertens ensii sistol sistolik ik teriso terisolas lasi; i; sedangkan klasifikasi terbaru (JNC VII, 2003) hanya membagi hipertensi menjadi tingkat 1 dan tingkat 2 dan menghilangkan kelompok hipertensi sistolik terisolasi. (Nafrialdi, 2007). Klasifikasi Tekanan Darah Untuk Usia 18 Tahun Atau Lebih Berdasarkan JNC VI, 1997 Klasifikasi Sistol (mmHg) Diastol (mmHg) Optimal < 120 < 80 Normal < 130 < 85 Normal tinggi 130 –139 85 – 89 Hipertensi - Tingkat 1 140 – 159 90 – 99 - Tingkat 2 160 – 179 100 – 109 > 180 > 110 - Tingkat 3 HT sistolik terisolasi >140 < 90 Dikutip dari Buku Farmakologi dan Terapi FK UII, 2007
6
Klasifikasi Tekanan Darah untuk Usia 18 Tahun atau Lebih Berdasarkan JNC VII, 2003 Klasifikasi Sistol (mmHg) Diastole (mmHg) Normal < 120 < 80 Prehipertensi 120 – 139 80 – 89 Hipertensi 140 – 159 90 – 99 - Tingkat 1 >160 >100 - Tingkat 2 Dikutip dari Buku Farmakologi dan Terapi FK UII, 2007 Berdasarkan Berdasarkan etiologiny etiologinyaa hipertensi hipertensi dibagi menjadi menjadi hipertensi hipertensi esensial dan hipertensi sekunder. (Nafrialdi, 2007) •
Hipertensi Esensial. Hipertensi esensial atau hipertensi primer atau idiopatik adalah hipertensi tanpa kelainan dasar patologi yang jelas. Lebih dari 90% kasus kasus yang yang merupa merupakan kan hipert hipertens ensii esensi esensial. al. Penyeb Penyebabny abnyaa multif multifakt aktori orial al melipu meliputi ti faktor faktor genetic genetic dan lingkun lingkungan gan.. Faktor Faktor geneti genetik k mempeng mempengaru aruhi hi kepekaan kepekaan terhadap terhadap natrium, natrium, kepekaan kepekaan terhadap terhadap stres, stres, reaktivit reaktivitas as pembuluh pembuluh darah terhadap vasokonstriktor, resistensi insulin dan lain – lain. Sedangkan yang termasuk faktor lingkungan antara lain diet, kebiasaan merokok, stress emosi, obesitas dan lain – lain.
•
Hipertensi Sekunder. Meliputi 5 – 10% kasus hipertensi. Termasuk dalam kelompok ini antara lain hipertensi akibat penyakit ginjal (hipertensi renal), hipert hipertens ensii endokr endokrin, in, kelain kelainan an saraf saraf pusat, pusat, obat – obatan obatan dan lain lain – lain. lain. (Nafrialdi, 2007)
7
2.1.5. Faktor Risiko Jika dilihat dari faktor penyebabnya, maka terjadinya terjadinya hipertensi secara umum dapat disebabkan oleh empat faktor, yaitu faktor keluarga, kegemukan, faktor obat, dan faktor lingkungan. a. Fakt Faktor or Kel Kelua uarrga Mereka yang anggota keluarganya mempunyai sejarah tekanan darah tinggi, penyakit kardiovaskuler atau diabetes, maka biasanya penyakit itu juga akan menurun kepada anak – anaknya. Menurut beberapa penelitian, hampir 70 – 80% kasus hipertensi esensial, terjadi karena adanya riwayat hipertensi di dalam keluarga.Selain itu, hipertensi juga banyak dijumpai pada penderita kembar monozigot (satu telur), apabila diketahui salah satu di antara keduanya mender menderita ita hipert hipertens ensi.D i.Duga ugaan an ini dengan dengan sendir sendiriny inyaa hendak hendak membukt membuktika ikan n hendak membuktikan bahwa faktor genetik dapat menjadi faktor penyebab bagi terjadinya hipertensi. b. b. Fakt Faktor or lin lingk gkun unga gan n Faktor lingkungan juga merupakan faktor yang dapat menyebabkan terj terjadi adiny nyaa
hipe hipert rten ensi si sese seseor oran ang. g. Kead Keadaa aan n
kead keadaa aan n
sepe sepert rtii stre stress juga juga
berpengaruh memicu terjadinya hipertensi esensial. Hubungan antara stress dengan hipertensi, diduga terjadi akibat aktivasi saraf simpatis (saraf yang bekerja bekerja pada saat kita beraktivitas). beraktivitas). Aktivitas Aktivitas saraf simpatis simpatis yang bekerja secara aktif dan meningkat juga dapat memicu terjadinya peningkatan tekanan darah secara intermitten (tidak menentu). Seseorang yang mengalami stress berkepanjan berkepanjangan, gan, maka ia berpotensi berpotensi mengalami tekanan darah menetap menetap yang
8
cukup tinggi. Selain faktor lingkungan, faktor usia biasanya juga menjadi pemicu terjadinya hipertensi. Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih tua dari itu, juga sangat berpotensi terkena hipertensi.
c. Fakt Faktor or Kege Kegemu muka kan n Orang yang memiliki kelebihan berat badan, kegemukan atau obesitas sangat berpotensi berpotensi terkena terkena hipertensi hipertensi apabila tidak segera dilakukan upaya penurunan penurunan berat badan.Bahkan, badan.Bahkan, kegemukan kegemukan dikatakan dikatakan sebagai sebagai faktor faktor yang merupakan ciri khas dari terjadinya populasi hipertensi.Walaupun sampai saat ini belum ada penelitian yang dapat menjelaskan hubungan antara obesitas dan hipert hipertens ensii esensi esensial, al, tetapi tetapi beberap beberapaa penyeli penyelidik dikan an telah telah membuk membuktik tikan an bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas deng dengan an hipe hipert rten ensi si lebi lebih h ting tinggi gi diba diband ndin ingk gkan an deng dengan an pend pender erit itaa
yang yang
mempunyai berat badan normal. Hal inilah kemudian yang dijadikan landasan bahwa orang memiliki berat badan berlebihan berpeluang terkena hipertensi. d. Fakt Faktor or Oba Obatt – oba obata tan n Faktor terjadinya hipertensi karena pengaruh obat – obatan pada dasarnya lebi lebih h pote potens nsia iall dial dialami ami oleh oleh kaum kaum perem perempu puan an,, teru teruta tama ma mere mereka ka yang yang mengkonsumsi obat – obatan kontrasepsi oral.Hipertensi bisa juga disebabkan oleh oleh terj terjad adin inya ya kesa kesala lahan han dala dalam m meng mengko kons nsum umsi si obat, obat, over over dosi dosis, s, dan keracu keracunan nan obat sehing sehingga ga merusa merusak k beberap beberapaa jaring jaringan an saraf saraf dalam dalam tubuh. tubuh. (Isnawati& Rusdi, 2009). 2.1.6. Perjalanan Klinis Hipertensi
9
Meka Mekani nism smee terj terjad adin inya ya hiper hiperte tens nsii adal adalah ah denga dengan n mela melalu luii terb terben entu tukn knya ya angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin I – converting enzyme (ACE). ACE memegang peran fisiologis memegang peran fisiologis yang sangat penting terutama dalam mengatur tekanan darah dalam tubuh. Darah mengandung angiotensin yang diproduksi diproduksi oleh hati. Selanjutnya, Selanjutnya, oleh adanya hormon, renin (yang diproduksi diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I. angiotensin I diubah menjadi Angiotensin II oleh ACE yang ada di paru – paru. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aktivitas utama. Aktivitas pertama adalah meningkatkan sekresi hormone antidiuretik (ADH) dan rasa haus.ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal ginjal untuk mengatur osmolalitas osmolalitas dan volume urin.Dengan urin.Dengan meningkatny meningkatnyaa ADH, sangat sedikit urin yang disekresikan disekresikan ke luar tubuh (antidiures (antidiuresis), is), sehingga menjadi menjadi pek pekat at
dan dan
ting tinggi gi
osmo osmola lali lita tasn snya ya..
Untu Untuk k
meng mengen ence cerk rkan anny nya, a,
volu volume me
cair cairan an
ekstraselu ekstraseluler ler akan ditingkatk ditingkatkan an dengan cara menarik menarik cairan cairan dari bagian intraselu intraseluler. ler. Akibatnya, volume darah meningkat, yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan dara darah. h.Ak Akti tivi vita tass
kedu keduaa
adal adalah ah
mens mensti timu mula lasi si sekr sekres esii
aldos aldoste tero ron n
dari dari korte korteks ks
adrenal.Ald adrenal.Aldoster osterone one merupakan merupakan hormone hormone steroid steroid yang memiliki memiliki peranan penting terutama pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosterone akan bekerja mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginj ginjal al..
Naik Naikny nyaa
kons konsen entr tras asii
NaCl NaCl
akan akan
dien dience cerk rkan an
kemb kembal alii
deng dengan an
cara cara
meningkatkan meningkatkan volume cairan cairan ekstraselul ekstraseluler er yang pada gilirannya gilirannya akan meningkatkan meningkatkan volume dan tekanan darah. (Isnawati & Rusdi, 2009) Perjalanan penyakit hipertensi sangat perlahan. Penderita hipertensi mungkin tidak menunjukkan gejala selama bertahun – tahun. Masa laten ini menyelubungi perkembangan penyakit sampai terjadi kerusakan organ yang bermakna. Bila terdapat gejala maka biasanya non – spesifik, misalnya sakit kepala atau pusing. Apabila hipertensi tetap tidak diketahui dan tidak dirawat, mengakibatkan kematian karena payah jantung, infark miokardium, stroke, atau gagal ginjal. Namun deteksi dini dan 10
per peraw awat atan an hiper hiperte tens nsii yang yang efek efekti tiff dapat dapat menur menurun unkan kan juml jumlah ah morb morbid idit itas as dan dan mortalita mortalitas. s. Dengan demikian, pemeriksaan pemeriksaan takanan takanan darah secara teratur teratur mempunyai mempunyai arti arti pent pentin ing g dala dalam m pera perawa wata tan n hipe hipert rten ensi si.. Meka Mekani nism smee lain lain yang yang dike dikemu muka kakan kan mencakup perubahan – perubahan berikut : Ekskresi natrium dan air oleh ginjal, kepekaan baroreseptor, respons vascular, dan sekresi Renin. (Wilson & Price, 2006). Peni Peningk ngkat atan an teka tekanan nan dara darah h sist sistem emik ik meni meningk ngkat atkan kan resi resist sten ensi si terh terhada adap p pemom pemompaa paan n darah darah dari dari ventrik ventrikel el kiri, kiri, sehing sehingga ga beban beban kerja kerja jantun jantung g bertam bertambah bah.. Sebag Sebagai ai akiba akibatn tnya ya,, terj terjad adii hipe hipert rtro rofi fi ventr ventrik ikel el untuk untuk meni mening ngkat katka kan n kekua kekuata tan n kontraksi. Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi kompensasi akhirnya terlampaui, dan terjadi dilatasi dan payah jantung. (Wilson & Price, 2006) 2.1.7. Gambaran Klinis Sebelum menyebabkan kerusakan organ, tekanan darah tinggi itu sendiri tidak menimbulkan menimbulkan gejala apapun.Pada apapun.Pada kenyataannya, kenyataannya, ada beberapa beberapa bukti bahwa orang dengan tekanan darah tinggi yang tidak disertai faktor penyulit merasa lebih sehat, lebi lebih h sidap sidap dan dan lebi lebih h bere berene nerg rgii ketim ketimba bang ng oran orang g deng dengan an tekan tekanan an darah darah yang yang rendah.Gejala dapat tidak diketahui meskipun sudah mulai terjadi kerusakan pada orga organ. n.Ba Bahka hkan n pada pada teka tekanan nan yang yang sanga sangatt ting tinggi gi,, sang sangat at berba berbahay hayaa dan suda sudah h menyeb menyebabka abkan n ginjal ginjal yang yang serius serius,, kadang kadang – kadang kadang gejala gejala baru baru muncul muncul sesuda sesudah h beberapa bulan kemudian. (Tudor & Fahey, 2010) 2.1.9. Tujuan dan Penatalaksanaan Pengobatan Hipertensi. Tujuan pengobatan pasien hipertensi adalah : •
Targ Target et teka tekana nan n darah darah <140/ <140/90 90 mmHg mmHg,, untu untuk k indi indivi vidu du beri berisi siko ko ting tinggi gi (diabetes, gagal ginjal proteinuria) <130/90 mmHg
•
Penurunan morbiditas dan mortalitas kardiovaskular.
11
•
Menghambat laju penyakit ginjal proteinuria.
Selain Selain pengobatan pengobatan hipertensi, hipertensi, pengobatan terhadap faktor faktor risiko risiko atau kondisi penyerta lainnya seperti diabetes mellitus atau dislipidemia juga harus dilaksanakan hingga mencapai target terapi masing – masing kondisi. Pengobatan Pengobatan hipertensi hipertensi terdiri dari terapi terapi nonfarmakol nonfarmakologis ogis dan farmakolog farmakologis. is. Terapi nonfarmakologi nonfarmakologiss harus dilaksanakan dilaksanakan oleh semua pasien pasien hipertensi hipertensi dengan tujuan menurunkan tekanan darah dan mengendalikan faktor – faktor risiko serta penyakit penyerta lainnya. Terapi nonfarmalogis terdiri dari : •
Menghentikan merokok
•
Menurunkan berat badan berlebih
•
Menurunkan konsumsi alkohol berlebih
•
Latihan fisik
•
Menurunkan asupan garam
•
Meningkatkan konsumsi buah dan sayur serta menurunkan asupan lemak
Jenis – jenis obat antihipertensi untuk terapi farmakologis hipertensi yang dianjurkan oleh JNC 7 : •
Diuretika, terutama jenis Thiazide (Thiaz) atau Aldosterone atau Aldosterone Antagonist (Aldo Antagonist (Aldo Ant)
•
•
Beta Blocker (BB) Blocker (BB) Calcium Channel Blocker atau Blocker atau Calcium antagonist (CCB) antagonist (CCB)
12
•
Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI) Inhibitor (ACEI)
•
Angiotensin II Reseptor Blocker atau Blocker atau AT AT 1 receptor antagonist/blocker (ARB). antagonist/blocker (ARB). (Yogiantoro, M. 2007). Tujuan Tujuan pengoba pengobatan tan hipert hipertens ensii adalah adalah untuk untuk menuru menurunkan nkan mortal mortalita itass dan
morbid morbidit itas as kardio kardiovas vaskul kular. ar. Penuru Penurunan nan tekanan tekanan sistol sistolik ik harus harus menjad menjadii perhat perhatian ian utama, karena pada umumnya tekanan diastolik akan terkontrol bersamaan dengan terkontrol terkontrolnya nya tekanan sistolik. sistolik. Target tekanan darah bila tanpa kelainan penyerta adalah <140/90 mmHg, sedangkan pada pasien dengan DM atau kelainan ginjal, tekanan darah harus diturunkan di bawah 130/80 mmHg.Terdapat hubungan yang nyata antara tekanan darah dengan kejadian kardiovaskular.Untuk individu berusia di atas 40 tahun, tiap peningkatan tekanan darah sebesar 20/10 mmHg meningkatkan risiko kejadian kardiovaskular dua kali lipat.Hal ini berlaku pada rentang tekanan darah 115/75 sampai 185/115 mmHg. (Nafrialdi, 2007) Strategi pengobatan hipertensi harus dimulai dengan perubahan gaya hidup (lifestyle modification) modification ) berupa berupa diet diet rendah rendah garam, garam, berhen berhenti ti merokok merokok,, mengur mengurang angii konsumsi alkohol, aktivitas fisik yang teratur dan penurunan berat badan bagi pasien dengan berat badan lebih. Selain dapat menurunkan tekanan darah, perubahan gaya hidup juga terbukti terbukti meningkatkan meningkatkan efektivitas efektivitas obat antihipert antihipertensida ensidan n menurunkan menurunkan risiko kardiovaskular. Untuk hipertensi tingkat 1 tanpa faktor risiko dan tanpa target organ organ damage damage (TOD (TOD), ), peru peruba baha han n pola pola hidu hidup p dapat dapat dico dicoba ba samp sampai ai 12 bula bulan. n. Sedang Sedangkan kan bila bila disert disertai ai kelain kelainan an penyer penyerta ta (compelling compelling indications indications)) sepert sepertii gagal gagal jantu jantung, ng, pasca pasca infark infark miokar miokard, d, penyaki penyakitt jantun jantung g coroner coroner,, diabet diabetes es mellit mellitus us dan riwaya riwayatt stroke, stroke, maka maka terapi terapi farmak farmakolo ologi gi harus harus dimula dimulaii dari dari hipert hipertens ensii tingka tingkatt 1. Bahkan untuk pasien dengan kelainan kelainan ginjal ginjal atau diabetes, diabetes, pengobatan pengobatan dimulai pada tahap prehipertensi dengan target TD <130/80 mmHg. (Nafrialdi, 2007). Tabel 3. Tatalaksana Hipertensi menurut JNC 7
13
Klasifikasi
TDS
TDD
Perbaikan
Tekanan
(mmHg)
(mmHg)
pola hidup
Terapi Obat Awal
Darah Tanpa Indikasi
Dengan
yang memaksa
Indikasi yang memaksa
Normal <120 Prehipertensi 120 - 139
< 80 atau 80 – 89
Dianjurkan Ya
Tidak indikasi
Obat
obat
–
obatan untuk indikasi yang memaksa
Hipertensi
140 - 159
90 – 99
Ya
derajat 1
Diuretika
jenis
Thia Thiazi zide de
untu untuk k
seba sebagi gian an
besa besar r
kasus,
dapat
dipertimbangkan ACEI,
ARB,
BB, BB, CCB CCB atau atau Hipertensi derajat 2
≥ 160
≥ 100
Ya
kombinasi Kombinasi
2
obat
untuk
seba sebagi gian an
besa besar r
kasus umumnya umumnya diur diuret etik ikaa
jeni jeniss
Thiazide
dan
ACEI atau ARB atau
BB
atau
14
CCB Dikutip dari Buku Ajar Penyakit Dalam FK UI, edisi IV, jilid I Pasien yang telah mulai mendapat pengobatan harus datang kembali untuk evaluasi lanjutan dan pengaturan dosis obat sampai target tekanan darah tercapai. Setelah tekanan darah tercapai dan stabil, kunjungan selanjutnya dengan interval 3 – 6 bula bulan, n, teta tetapi pi frek frekue uens nsii kunj kunjun unga gan n ini ini juga juga dite ditent ntuk ukan an oleh oleh ada ada tida tidakn knya ya komorbiditas seperti gagal jantung, penyakit yang berhubungan seperti diabetes, dan kebutuhan akan pemeriksaan laboratorium. (Yogiantoro, M. 2007).
2.1.8. Evaluasi Hipertensi Evaluasi pada pasien Hipertensi bertujuan untuk : -
Menila Menilaii pola pola hidup hidup dan identi identifi fikas kasii faktor faktor – faktor faktor risik risiko o kardio kardiovas vaskul kular ar lainnya atau menilai adanya penyakit penyerta yang mempengaruhi prognosis dan menentukan pengobatan.
-
Mencari penyebab kenaikan tekanan darah.
-
Menentukan ada tidaknya kerusakan target organ dan penyakit kardiovaskular
Evaluasi Evaluasi pasien pasien hipertensi hipertensi adalah dengan melakukan anamnesis tentang keluhan pasie pasien, n, riwaya riwayatt penyak penyakit it dahulu dahulu dan penyaki penyakitt keluar keluarga, ga, pemeri pemeriksa ksaan an fisis fisis serta serta pemeriksaan penunjang. Anamnesis meliputi : lama menderita hipertensi dan derajat tekanan darah, indikasi adanya hipertensi sekunder, faktor – faktor risiko, gejala kerusa kerusakan kan organ, organ, pengoba pengobatan tan antihi antihiper perten tensi si sebelu sebelumy mya, a, faktor faktor – faktor faktor pribad pribadi, i, keluarga dan lingkungan. Pemeriksaan fisis selain memeriksa tekanan darah, juga
15
untuk evaluasi adanya penyakit penyerta, kerusakan organ target serta kemungkinan adanya hipertensi sekunder. (Yogiantoro, M. 2007).
16
2.2. Puasa 2.2.1. Definisi Puasa Puasa dalam bahasa Arab disebut shiyam disebut shiyam atau shaum atau shaum secara bahasa berarti “menahan diri” (berpantang) dari suatu perbuatan. Sikap Maryam, ibunda Nabi Isa a.s. yang menahan diri dari berbicara denngan siapapun msialnya, dikatakan di dalam Alquran sebagai istilah “shaum” (Maryam : 26). Adapun menurut istilah hokum Islam, puasa berarti menahan, berpantang, atau mengendalikan diri dari makan, minum, seks, dan hal – hal lain yang membatalkan dari terbit fajar (waktu subuh) hingga terbenam matahari (waktu maghrib). (Syarifuddin, A., 2003) Dalam dunia kesehatan puasa bisa membersihkan toksin dan zat-zat yang menump menumpuk uk dalam dalam selura seluran n pencer pencernaa naan, n, ginjal ginjal,, dan organ organ yang yang lain lain akibat akibat bahan bahan pengawet, zat pewarna, pemanis buatan, zat karsinogenik yang menyebabkan kanker, asap rokok dan lain-lainnya yang menumpuk bertahun-tahun. Walaupun tubuh kita sendiri mempunyai kemampuan mekanisme untuk mengobati sediri, tapi kapasitas tubuh sendiri juga ada batasnya. Dengan puasa ini kerja tubuh melindungi organorgannya bisa lebih sempurna. Dalam Islam puasa yang kita lakukan dalam bulan ramadhan maupun puasa sunah di luar Ramadhan membuat kita bisa menjadi lebih taqwa dan lebih sabar, bila yang halal saja dapat kita tahan dengan puasa, apalagi yang haram. (http://www.scribd.com/doc/6224538/Puasa-Dalam-Kajian-Islam-Dan Kesehatan-by-dr-Liza-Pasca-Sarjana-Stain-Cirebon). Kesehatan-by-dr-Liza-Pasca-Sarjana-Stain-Cirebon ). Pengertian puasa secara harfiah adalah tidak makan dan minum, sedangkan puasa menurut agama Islam kurang lebih adalah menahan nafsu, yaitu tidak makan, minum, dan melakukan hubungan suami istri di siang hari. Kesehatan adalah suatu keadaan bebas dari penyakit fisik, mental, sosial, bahkan ada yang menyampaikan sampai ekonomi. Kita sebagai muslim diwajibkan oleh Allah SWT untuk berpuasa selama satu bulan dalam satu tahun, Allah SWT memberikan pelajaran kepada kita,
17
salah satu anggota tubuh kita khususnya saluran pencernaan pencernaan agar diberi kesempatan beris beristi tirah rahat at sement sementara ara waktu. waktu. Bukan Bukan itu saja, saja, jadwal jadwal makana makanan n pun relati relatiff lebih lebih tera teratu tur. r. Agam Agamaa Isla Islam m tela telah h meng mengat atur ur agar agar kita kita hidu hidup p seha sehat, t, sala salah h satu satuma ma menyeb menyebutk utkan an kebersi kebersihan han adalah adalah sebagi sebagian an dari dari iman. iman. Dengan Dengan demiki demikian, an, menuru menurutt kesehatan orang itu bisa sehat dengan cara melaksanakan puasa secara teratur, artinya pola pola hidup hidup kita kita harus harus diatur diatur,, salah salah sa-tun sa-tunya ya pola pola makan makan dalam dalam kehidupa kehidupan n harus harus diperh diperhati atikan. kan. Karena Karena dari dari pola pola makan makan yang yang salah salah dapat dapat timbu timbull berbaga berbagaii macam macam pemakit dalam tubuh manusia, seperti penyakit kencing manis (diabetes melitus), penyakit physihosomatic (mag), darah tinggi (hipertensi), dll. (Sitrisno, H., 2010). 2.2.2. Tujuan Puasa Tujuan ibadah puasa adalah untuk menahan nafsu dari berbagai syahwat, sehingga ia siap mencari sesuatu yang menjadi puncak kebahagiaannya, menerima sesuatu sesuatu yang menyucikannya, menyucikannya, yang di dalamnya terdapat kehidupannya kehidupannya yang abadi, mematahkan permusuhan nafsu terhadap lapar dan dahaga serta mengingatkannya dengan keadaan orang-orang yang menderita kelaparan di antara orang-orang miskin, menyem menyempit pitkan kan jalan jalan setan setan pada diri diri hamba hamba dengan dengan menyem menyempit pitkan kan jalan jalan aliran aliran makana makanan n dan minuma minuman, n, puasa puasa adalah adalah untuk untuk Tuhan Tuhan semest semestaa alam, alam, tidak tidak sepert sepertii amalan amalan-ama -amalan lan yang yang lain, lain, ia berart berartii mening meninggal galkan kan segala segala yang yang dicint dicintai ai karena karena kecintaannya kepada Allah SWT. Puasa merupakan rahasia antara hamba dengan Tuhannya, sebab para hamba mungkin bisa diketahui bahwa ia meninggalkan hal – hal yang membatalkan puasa secara nyata, tetapi keberadaan dia meninggalkan halhal hal
ters ersebut ebut
mengetahuinya,
kare karena na
Semba embaha hann nny ya, da n
itulah
maka aka
tak tak
hakikat
seor seoran angp gpun un
manu manusi siaa
yang ang
puasa. (http://www.mail-
archive.com/
[email protected]/msg01669.html ). ).
18
2.2.3. Manfaat Puasa Para ahli kesehatan sudah banyak yang meneliti bahwa puasa sangat besar manfaatnya bagi kesehatan. Puasa yang dilakukan dengan baik dan benar sesuai dengan syarat dan rukunnva berpengaruh positif bagi kelangsungan hidup manusia, baik diri pribadi, masyarakat, maupun bangsa. Puasa akan mewujudkan sikap yang jujur. Dia tidak akan berbuka selama belum waktunya. Kalau pun sudah tiba waktu untuk berbuka puasa, orang harus sanggup menahan agar tidak makan dan minum berlebihan karena tidak baik bagi kesehatan. •
Puasa dapat mewujudkan sikap toleran dan santun. Selama ini, organ saluran pencer pencernaan naan dimula dimulaii dari dari mulut mulut sampai sampai anus, anus, dipaks dipaksaa bekerj bekerjaa keras keras untuk untuk memenuhi kebutuhan yang ada dalam sistem tubuh manusia sehingga organ tubuh yang lain merasakan hasil dari pencernaan tersebut.
•
Puasa Puasa dapat dapat mewuju mewujudka dkan n ketenan ketenangan gan berpik berpikir ir.. Dengan Dengan puasa, puasa, kita kita dapat dapat menghilangkan menghilangkan resah dan gelisah. gelisah. Orang tua yang berpuasa berpuasa tidak akan buruk sangka dan akan terhindar dari penyakit stres.
•
Puasa menaati peraturan yang berlaku. Apabila kita ingin hidup sehat, ikuti tatanan hidup atau gaya hidup sehat jangan sampai terbawa pola gaya hidup tidak sehat.
•
Pada waktu buka puasa agar disunahkan diawali dengan makanan buah kurma atau buah-buahan dan yang manis (madu). Ajaran ini mengandung makna kesehat kesehatan an karena karena buah-b buah-buaha uahan n kurma kurma mengand mengandung ung glukos glukosaa yang yang dapat dapat memulihkan tenaga yang seharian tidak disuplai makanan dan akan terjadi energi yang berperan dalam tubuh manusia.
•
Anjuran sahur, bukan untuk semata - mata untuk mendapatkan tenaga, tetapi kita perlu persiapan agar selama berpuasa, produktivitas kerja dan aktivitas kerja sehari - hari tidak terganggu sehingga pada waktu sahur asupan gizi perlu diperhatikan.
19
Kesimpulan pengaruh mekanisme puasa terhadap kesehatan jasmani meliputi berbagai aspek kesehatan, diataranya memberikan kesempatan istirahat kepada alat pencernaan. Pada hari-hari tidak puasa, alat pencernaan bekerja keras, Allah SWT mengat mengatur ur dengan dengan cara cara puasa puasa agar alat alat pencer pencernaa naan n dapat dapat istira istirahat hat sesaat sesaat.. Puasa Puasa membersihkan tubuh dari racun dan kotoran (detoktifikasi (detoktifikasi), ), membatasi kalori yang masuk masuk dalam dalam tubuh tubuh kita kita sehing sehingga ga mengha menghasil silkan kan enzim enzim an-tio an-tioksi ksidan dan yang yang dapat dapat membersihkan zat-zat yang bersifat racun dan karsinogen serta mengeluarkannya dari dalam tubuh. Puasa menambah sel-sel darah putih, putih, yang berfungsi untuk menangkal penyakit,
sehingga
dapat
neningkatkan
kekebalan
tubuh.
(http://bataviase.co.id/node/348697 , Dr. dr. H. Herman Sitrisno. M.M ) Hasil penelitian menunjukkan, puasa sangat baik dilakukan oleh orang yang kadar kolesterol di dalam darahnya tinggi. Bukan rahasia lagi, kadar kolesterol darah yang tinggi secara jangka panjang bisa mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah. Bila hal ini terjadi di otak, maka terjadilah stroke, dan bila terjadi di daerah jantung maka timbullah penyakit jantung. Dari hasil penelitian pula diketahui, puasa bisa mening meningkat katkan kan kolest kolestero eroll 'baik' 'baik' (HDL) (HDL) sebany sebanyak ak 25 titik titik,, dan menuru menurunka nkan n lemak lemak trigliserol sekitar 20 titik. Lemak trigliserol merupakan bahan pembentuk kolesterol 'jahat' (LDL). Puasa juga akan mengurangi produksi senyawa oksigen yang bersifat racun (radikal bebas oksigen). Radikal bebas oksigen yang berlebihan di dalam tubuh akan akan meng mengur uran angi gi akti aktivi vita tass kerja kerja enzim enzim,, meny menyeba ebabk bkan an terj terjadi adiny nyaa muta mutasi si,, dan kerusa kerusakan kan dindin dinding g sel. sel. Ada sekita sekitarr 50 penyak penyakit it degener degenerati atif, f, termas termasuk uk penyak penyakit it jant jantun ung g dan dan stro stroke, ke, dice dicetu tusk skan an dan dipe diperp rpar arah ah oleh oleh seny senyawa awa radi radika kall beba bebas. s. (http://www.gizi.net/gaya-hidup/Jurus-sehat-puasa-Republika.pdf ). ). Bagi orang yang sehat, puasa juga akan mengurangi risiko terkena penyakit diabet diabetes es tipe-2 tipe-2.. Ini karena karena saat saat puasa, puasa, dengan dengan sendir sendiriny inyaa konsums konsumsii kalori kalori secara secara fisiologis akan berkurang. Hal ini akan mengurangi sirkulasi hormon insulin dan kadar gula darah. Lebih jauh, hal ini akan meningkatkan meningkatkan sensitivit sensitivitas as hormon insulin insulin
20
dalam dalam menorm menormalka alkan n kadar kadar gula gula darah. darah. Pengon Pengontro trolan lan gula gula darah darah yang yang baik baik akan akan mencegah penyakit diabetes tipe-2. Selain Selain itu, itu, sepert sepertii dijela dijelaska skan n oleh oleh dokter dokter Probos Probosuse useno no SpPD, SpPD, spesia spesiali liss penyakit dalam dari Rumah Sakit Dr. Sardjito, Yogyakarta, ada beberapa manfaat lain dari puasa untuk kesehatan, yaitu: •
Mendorong terjadinya rejuvinasi (pergantian) sel-sel tubuh.
•
Membantu menurunkan tekanan darah bagi yang menderita tekanan darah tinggi. Berat badan juga akan turun.
•
Dispepsia (maag) fungsional kebanyakan akan membaik berkat puasa.
•
Penyakit kulit khususnya jamur akan lebih cepat membaik.
•
Puasa dapat meningkatkan volume semen, persentase spermatozoa hidup dan jum jumla lah h
total otal
sper permat matozoa ozoa..
http://www.gizi.net/gaya-hidup/Jurus-sehat(
puasa-Republika.pdf ). ). 2.2.4. Jenis – Jenis Puasa Puasa ditilik dari segi hukumnya, bermacam – macam. Ada yang fardhu ada pula yang tathawu’ atau tathawu’ atau denngan kata lain, puasa ada yang wajib, puasa sunah, puasa haram, dan puasa makruh. (Qardhawi, Y.2006). Puasa Wajib, ada tiga macam yaitu ; •
Fardhu’ain, Fardhu’ain, yaitu puasa yang diwajibkan Allah pada waktu tertentu, yaitu puasa Ramadhan.
•
Fardhu karena sebab tertentu, yang menjadi hak Allah SWT. Yaitu puasa kafarat (tebusan). kafarat (tebusan).
21
•
Puasa wajib yang diwajibkan untuk dirinya d irinya sendiri, yaitu puasa nazar.
2.3. Landasan Teori Dokte Dokterr Abdu Abdull Aziz Aziz Isma Ismail il dari dari Mesi Mesirr meng mengat ataka akan n bahw bahwaa puasa puasa dapa dapatt digun digunak akan an seba sebaga gaii tera terapi pi untu untuk k mence mencega gah h berba berbagai gai penya penyaki kitt pada pada umum umumny nya. a. Semakin tinggi kemajuan ilmu pengetahuan, semakin tersingkap rahasia dan hikmah puasa sebagai upaya penyembuhan penyakit – penyakit tertentu. Hasil penelitian menunjukkan, puasa sangat baik dilakukan oleh orang yang kadar kolesterol di dalam darahnya tinggi. Bukan rahasia lagi, kadar kolesterol darah yang tinggi secara jangka panjang bisa mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah. Bila hal ini terjadi di otak, maka terjadilah stroke, dan bila terjadi di daerah jantung maka timbullah penyakit jantung. Dari hasil penelitian pula diketahui, puasa bisa mening meningkat katkan kan kolest kolestero eroll 'baik' 'baik' (HDL) (HDL) sebany sebanyak ak 25 titik titik,, dan menuru menurunka nkan n lemak lemak trigliserol sekitar 20 titik. Lemak trigliserol merupakan bahan pembentuk kolesterol 'jahat' (LDL). Puasa juga akan mengurangi produksi senyawa oksigen yang bersifat racun (radikal bebas oksigen). Radikal bebas oksigen yang berlebihan di dalam tubuh akan akan meng mengur uran angi gi akti aktivi vita tass kerja kerja enzim enzim,, meny menyeba ebabk bkan an terj terjadi adiny nyaa muta mutasi si,, dan kerusa kerusakan kan dindin dinding g sel. sel. Ada sekita sekitarr 50 penyak penyakit it degener degenerati atif, f, termas termasuk uk penyak penyakit it jantung dan stroke, dicetuskan dan diperparah oleh senyawa radikal bebas. Selain Selain itu, itu, sepert sepertii dijela dijelaska skan n oleh oleh dokter dokter Probosu Probosusen seno, o, spesia spesiali liss penyak penyakit it dalam dari Rumah Sakit Dr. Sardjito, Yogyakarta, ada beberapa manfaat lain dari puasa untuk kesehatan, yaitu: •
Mendorong terjadinya rejuvinasi (pergantian) sel-sel tubuh.
•
Membantu menurunkan tekanan darah bagi yang menderita tekanan darah tinggi. Berat badan juga akan turun.
22
•
Dispepsia (maag) fungsional kebanyakan akan membaik berkat puasa.
•
Penyakit kulit khususnya jamur akan lebih cepat membaik.
•
Puasa dapat meningkatkan volume semen, persentase spermatozoa hidup dan jumlah total spermatozoa. 2.4. Hipotesis Berdasarkan latar belakang, permasalahan, dan tinjauan pustaka yang telah
dikemukakan di depan maka diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut: terdapat hubunga hubungan n puasa puasa Ramadh Ramadhan an dengan dengan keberh keberhasi asilan lan terapi terapi Hipert Hipertens ensii pada pasien pasien Hipertensi.
2.5. Kerangka Konsep
Variabel bebas : puasa Ramadhan Varia Variabel bel
pengg penggan anggu ggu
terkendali :
Variabel pengganggu tidak terkendali :
-
Umur
-
Genetik
-
Penyakit
-
Obesitas
-
Terapi obat
-
Variabel tergantung : Keberhasilan terapi Hipertensi
Gambar 1. Kerangka Konsep
23
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional (non eksperimental) dengan sectional untuk mengetahui adanya hubungan antar variable rancang bangun cross sectional untuk bebas dan variabel tergantung. 3.1.2. Waktu dan tempat Penelitian dilakukan di Desa Semingkir, Kecamatan Randudongkal, Kabupaten Pemalang Agustus 2010 sampai September 2010.
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.1. Populasi Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasien Hipertensi Desa Semingkir, Randudongkal, Pemalang. Sampel penelitian adalah subyek yang memenuhi kriteria penelitian yaitu : a. Krit Kriter eria ia Inkl Inklus usii Kriteria inklusi subyek meliputi : -
Bersedia menjadi subyek penelitian
-
Pasien hipertensi yang berusia 15 sampai dengan 60 tahun
b. Krit Kriter eria ia Eksk Eksklu lusi si Kriteria eksklusi subyek meliputi :
24
-
Pasien hipertensi dengan Diabetes Mellitus, maupun penyakit kronik lainnya.
-
Pasien dalam keadaan mengkonsumsi jenis obat – obatan tertentu, misalnya obat kontrasepsi oral.
-
Pasien yang sedang mengkonsumsi obat – obatan yang dapat meningkatkan tekanan darah.
-
Pasien yang memiliki kebiasaan merokok.
3.2.2. Besar sampel dan pengambilan sampel Besar sampel yang akan kami ambil dihitung berdasarkan rumus besar sampel dengan presisi 10% adalah n=
N 1 + N (e)2
Keterangan n
: Sampel minimum
N
: Proporsi besar populasi (jumlah pasien hipertensi di Desa Semingkir)
e
: Tingkat ketepatan presisi 10% (0,1)
n=
300 1 + 300(0,1)2
=
75 Sehingga besar sampel minimal yang diambil adalah 75 Subjek. Pengambilan
sampel sampel pada pada penelit penelitian ian ini menggun menggunaka akan n consecutive consecutive sampling. sampling. Pengambilan Pengambilan ini
25
dilakukan melalui tempat yang dapat dijangkau oleh peneliti dalam hal tenaga dan waktu.
3.3. Variabel Penilitian Variabel penelitian terdiri dari : 1. Variabel Bebas yaitu Puasa Ramadhan 2. Variabel Tergantung yaitu Keberhasilan Terapi Hipertensi 3. Variabel pengganggu yang tidak dapat dikendalikan yaitu genetik dan obesitas
3.4. Definisi Operasional 3 .4 .1
Hiper pertensi nsi Hipertensi adalah hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan
darah yang menetap di atas batas normal yang disepakati, yaitu distolik 90 mmHg atau sistolik 140 mmHg. 3.4.2.
Keberhasilan terapi Hipertensi Terapi hipertensi dinyatakan berhasil apabila target tekanan darah
sistolik < 140 mmHg dan diastolik < 90 mmHg, untuk individu berisiko tinggi (diabetes, gagal ginjal proteinuria) < 130/90 mmHg 3.4. 3.4.3. 3. Puas Puasaa Rama Ramadh dhan an Puasa Ramadhan adalah menahan lapar, dahaga,dan seks,serta hal – hal yang mampu membatalkannya seama kurang lebih 14 jam, yakni dari terbit fajar (waktu subuh) hingga terbenam matahari (waktu maghrib).
26
3.4.4. Usia Pasien hipertensi berusia 15 tahun sampai 60 tahun di wilayah Desa Semingkir, Randudongkal, Pemalang. 3.4. 3.4.5. 5. Peny enyaki akit Penyakit – penyakit yang merupakan faktor risiko adalah hyperlipidemia pada pasien atau keluarganya, Diabetes Mellitus pada pasien atau keluarganya. 3.4.6. Merokok kok Orang yang memiliki kebiasaan menghisap rokok ≥ 1 batang rokok. 3.4. 3.4.7. 7. Obes Obesiitas tas Obesitas didefinisikan sebagai suatu kelainan yang ditandai denga n penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan (WHO, 2000). 3.4.8.
Penyakit Genetik Sebuah kondisi yang disebabkan kelainan oleh satu atau lebih gen
yang menyebabkan sebuah kondisi fenotipe kondisi fenotipe klinis.
3.5. Instrumen Penelitian Alat yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah berupa data terstruktur dan alat pengukur tekanan darah. Hasil pemeriksaan yang didapat merupakan data primer yang tepat sesuai dengan tujuan penelitian.
3 .6 .
Tahap penelitian
27
Penilitian melalui beberapa tahap yaitu : 1. Tahap Tahap Peng Pengaju ajuan an Judu Judull dan dan Propos Proposal al Pada tahap ini dilakukan pengajuan judul dan proposal penelitian. 2. Taha Tahap p Pers Persia iapa pan n Setelah penulisan proposal selesai dan dilakukan revisi, selanjutnya dilakukan seminar proposal penelitian. Tahapan selanjutnya adalah pengurusan ijin penelitian dan melengkapi dan melengkapi instrument penelitian. 3.
Tahap Pelaksanaan Pengumpulan data melalui observasi yang dilakukan oleh peneliti pada bulan Agustus 2010 hingga Oktober 2010. Setelah data primer diperoleh, dilakukan pengecekan data.
4. Tahap Akh Akhir Tahap akhir penelitian meliputi kegiatan analisis data sesuai metode statistik yang dipilih, menyusun laporan hasil penelitian dan pembahasan sesuai dengan referensi dan hasil penelitian. 5. Sem Seminar nar Has Hasiil Selanjutnya hasil penelitian akan dipresentasikan dalam seminar hasil penelitian pada bulan Oktober sampai bulan Desember
3 . 7.
Rencan cana An Analisis Da Data
28
Data yang didapat akan dianalisis dengan chi square dan fisher dan fisher untuk untuk mengetahui hubungan yang bermakna antara 2 variabel, yaitu variabel bebas dan variabel tergantung.
3 .8.
Etika Penelitian
Penelitian dilakukan dengan menerangkan maksud dan tujuan kepada pasien hipertensi selaku subyek penelitian. Wawancara dan pemeriksaan dilakukan setelah mendapatkan persetujuan pasien. 3.9. Jadwal Penelitian
Jadwal tahap
Desember
Januar Febru
Mare
Apri
Mei
Juni
Juli
Agustu
Septem
Oktober
penelitian
2009
i 2010
ari
t
l
201
201
201
s 2010
ber
2010
2010
2010
2010
0
0
0
2010
Tahap pengajuan judul dan proposal Tahap persiapan Tahap pelaksanaan Tahap akhir Tahap hasil
29
DAFTAR PUSTAKA
Anonym, 2005. Jurus Sehat Berpuasa. http://www.gizi.net/gaya-hidup/Jurus-sehat puasa-Republika.pdf . diakses pada tanggal 22 september 2010 Isnawati, N., Rusdi. 2009. Awas! 2009. Awas! Anda Bisa Mati Cepat Akibat Hipertensi dan Diabetes. Diabetes. Yogyakarta : Power books (IHDINA) Liza, 2009. Puasa Dalam Kajian Islam dan Kesehatan. http://www.google.co.id/url? http://www.google.co.id/url? sa=t&source=web&cd=1&ved=0CBIQFjAA&url=http%3A%2F%2Ftabibmuda.blogspot.com%2F2009%2F11%2Fislam-dan-kesehatan-healthy-inislam.html&rct=j&q=Puasa-Dalam-Kajian-Islam-Dan-Kesehatan-by-dr-Liza Pasca-Sarjana-StainCirebon.htm&ei=NbmuTIFOhtlxk9fQtg0&usg=AFQjCNF88LWuol0rbHsnxhu W-qG8Ib2E-Q&cad=rja.. Diakses pada 22 September 2010 W-qG8Ib2E-Q&cad=rja Mughni, A., 2007, Pengaruh Puasa Ramadhan Terhadap Faktor - Faktor Risiko Aterosklerosis Studi Pada Profil Lipid, Gula darah, Tekanan darah dan Berat Badan, Tesis, S2 dan Program Pendidikan Dokter Spesialis I Bedah, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro. Nafrialdi, 2007. Farmakologi 2007. Farmakologi dan Terapi (5 ed.). Jakarta : Fakultas kedokteran UI. Penyakit (6 Price, S., Wilson, L., 2006. Patofisiologi 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit (6 ed.). Jakarta : EGC. Puasa. Solo : Era Intermedia. Qardhawi, Y., 2006. Fiqih 2006. Fiqih Puasa. Sitrisno, H., 2010. Efek Puasa Terhadap Kesehatan. http://bataviase.co.id/node/348697 . diakses pada 22 September 2010. Psikis. Jakarta : Gema Insani Syarifuddin, A., 2003. Puasa 2003. Puasa Menuju Sehat Fisik dan Psikis. Press. Kardiologi. Jakarta : Fakultas Kedokteran UI. Tagor, G., 1998. Buku 1998. Buku Ajar Kardiologi.
30
Tudor, J., Fahey, T., 1999. High 1999. High Blood Pressure: The ‘At Your Fingertips’ Guide (2nd ed.). Juwono, L., 2003 (Alih Bahasa), Penerbit Arcan, Jakarta. Yogiantoro, M., 2006. Buku 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Dalam. Jakarta : Fakultas Kedokteran UI.
31