1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Kualitas tidur sangat penting terhadap dunia kesehatan karena dua alasan yang utama. Pertama, keluhan terhadap kualitas tidur menjadi semakin sering. Survei epidemiologi mengindikasi bahwa 15-35% dari populasi remaja dan orang dewasa mengeluhkan gangguan kualitas tidur yang sering mereka alami, seperti gangguan memasuki tidur atau gangguan mempertahankan tidur sehingga durasi tidur menjadi memendek (Karakan, et al, 1976). Kedua, kualitas tidur yang buruk dapat dijadikan simptom dan gejala yang penting untuk banyak penyakit tidur dan penyakit medis lainnya (Kripke, et al, 1979). Beberapa studi telah menunjukkan hubungan antara kualitas tidur yang buruk sebagai faktor resiko terjadinya hipertensi selain obesitas, stres, kurang berolahraga. Meskipun
penyebabnya masih belum diketahui secara pasti,
beberapa teori menyatakan bahwa kualitas tidur yang tidak baik dapat menyebabkan gangguan metabolik dan endokrin. Beberapa penelitian bahkan melaporkan bahwa buruknya kualitas tidur seseorang dapat menyebabkan impaired glucose intolerance yang dapat berujung kepada penyakit diabetes mellitus (Javaheri, et al,2008).
Tekanan darah tinggi, atau yang sering disebut dengan hipertensi, merupakan salah satu faktor resiko re siko penyakit kardiovaskuler dengan prevalensi dan angka kematian yang cukup tinggi terutama di perkotaan negara berkembang seperti Indonesia dan negara-negara maju. Di Indonesia, angka prevalensi hipertensi berkisar antara 0,65-28,6%. Hipertensi juga dikenal sebagai silent killer karena tidak menimbulkan gejala seperti pada penyakit-penyakit lainnya sehingga kebanyakan pasien pada umumnya tidak mengetahui bahwa dirinya sedang menderita hipertensi dan kebanyakan pasien mengetahui dirinya menderita hipertensi secara kebetulan ketika memeriksa penyakit lain ke dokter. Selain itu, peningkatan tekanan darah tidak atau jarang menunjukkan gejala patologik yang
2
spesifik selama beberapa tahun terjadinya hipertensi kecuali apabila telah timbul hipertensi yang kronis (Darmojo, 2001). Survei menunjukkan 43,9 persen penderita hipertensi tidak mengetahui mereka sedang menderita hipertensi (Parsudi dan Darmojo, 1988). Tekanan darah tinggi merupakan penyakit multifaktorial yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu faktor individu seperti umur, jenis kelamin, faktor genetik serta faktor lingkungan seperti obesitas, stres, kualitas tidur, asupan garam, alkohol, dan lain-lain (Kaplan, 1993). Tekanan darah secara normal menurun ketika sedang tidur normal (sekitar 10-20% masih dianggap normal) dibandingkan ketika sedang kita dalam keadaan sadar, dan keadaan ini dihubungkan karena penurunan aktifitas simpatis pada keadaan tidur. Apabila tidur mengalami gangguan, maka tidak terjadi penurunan tekanan darah saat tidur sehingga akan meningkatkan resiko terjadinya hipertensi yang berujung kepada penyakit kardiovaskular. Setiap 5% penurunan normal yang seharusnya terjadi dan tidak dialami oleh seseorang, maka kemungkinan 20% akan terjadi peningkatan tekanan darah. Selain itu salah satu faktor dari kualitas tidur yang buruk yaitu kebiasaan durasi tidur yang pendek juga dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah terutama pada kalangan remaja. Insomnia dengan durasi tidur singkat yang objektif juga dihubungkan dengan resiko hipertensi. Selain itu masih banyak gangguan tidur yang dikaitkan dengan hipertensi, seperti obstructive sleep apneu syndrome (OSAS), restless legs syndrome (RLS), dan lain-lain (Calhoun dan Harding, 2012).
Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah, serta diperlukan untuk memberi informasi apakah pencegahan hipertensi harus juga diperhatikan pada faktor mengoptimalisasikan kualitas tidur selain faktor-faktor lain yang sudah jelas seperti mencegah obesitas, meningkatkan latihan-latihan fisik, mengurangi stres, dan lain-lain. Penelitian ini menggunakan sampel mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun masuk 2009 karena penelitian tentang kualitas tidur pada mahasiswa fakultas kedokteran masih sangat terbatas dan menurut
3
peneliti, kemungkinan pola hidup mahasiswa fakultas kedokteran seperti belajar hingga tengah malam dapat menyebabkan kualitas tidur menjadi buruk sehingga perlu dilakukan penelitian untuk memperoleh informasi lebih lanjut.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, didapatkan rumusan masalah berupa: “Apakah ada hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah pada mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun masuk 2009?”
1.3.Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah pada mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun masuk 2009.
1.3.2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui
kualitas
tidur
mahasiswa
fakultas
kedokteran
Universitas Sumatera Utara tahun masuk 2009. 2. Mengetahui tekanan darah mahasiswa fakultas
kedokteran
Universitas Sumatera Utara tahun masuk 2009.
1.4.Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat : a) Memberikan informasi kepada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara mengenai hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah. b) Memberikan pengetahuan, wawasan, kepada peneliti apakah terdapat hubungan antara kualitas tidur dengan perubahan tekanan darah. c) Sebagai bahan atau referensi bagi penelitian berikutnya.