Diet Rumah Sakit
Malnutrisi Rumah Sakit
Malnutrisi: salah satu masalah penting pasien rawat inap di Rumah Sakit (baik negara berkembang ataupun negara maju) > 40% awal perawatan 75% selama perawatan 10% malnutrisi berat
Malnutrisi Rumah Sakit
Malnutrisi: salah satu masalah penting pasien rawat inap di Rumah Sakit (baik negara berkembang ataupun negara maju) > 40% awal perawatan 75% selama perawatan 10% malnutrisi berat
Penyebab Malnutrisi Disease Inflammatory response Pro/anti inflammatory Cytokine balance
Tissue damages
Oxidant
Tissue loss Nutrient depletion
MEP MORBIDITY-MORTALITY
Anorexia
Malnutrisi RS Morbiditas LOS >> beban biaya >> Appropriate nutritional management in response to the needs of inividual pts (nutritional support team/ NST)
Skrining/Pengkajian Gizi Diagnosis status gizi, st metabolik & fungsi sal cerna Pelaksanaan Monitoring/evaluasi
Skrining Pasien rawat jalan
Pasien dirawat selama 1-3 hari
APAKAH MEMBUTUHKAN ASUHAN GIZI KHUSUS?
Nama Jenis kelamin Umur TB BB IMT BB ideal % BB ideal dibanding BB actual
• •
Riwayat perubahan BB 2 mgg-6 bln terakhir Perubahan nafsu makan +/- disfagi +/- mual, muntah, diare Kadar albumin serum Kadar Hb dan hematokrit Kadar limfosit dan leukosit
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
1 x/ 1 atau 2 minggu
NST
Skrining
Data sos-ek
Suku, agama, keadaan ekonomi
status gizi pasien
Data antropometri
BB, TB, BB ideal, IMT TLK (triseps dan subskapular) LLA
Data laboratorium
Biokimia darah, urin, dan jaringan
Data medik
Data riwayat gizi
Riwayat medik
Food recall 24 jam terakhir Frek konsumsi makan Catatan konsumsi makanan 3 hr Penggunaan suplemen zat gizi Pengetahuan ttg gizi Sikap terhadap makanan Alergi makanan Aktivitas fisik Penggunaan obat
Diagnosis
Penegakan diagnosis:
Status gizi
Status sal cerna
Status metabolisme
Penetapan diet, tujuan diet, dan strategi mencapai tujuan
Pelaksanaan
Oral
Suplementasi makanan
Parenteral
Enteral
Gaster
Duodenum
Nasogastric tube Faringostomi Esofagostomi Gastrostomi (PEG; Bedah) Nasosuodenal tube Extended gastrostomy
Yeyunum
Nasoyeyunom tube Extended gastrostomy Yeyunostomy (direct access; fine needle catheter)
Pemberian
Bolus: sejumlah diet cair diberikan dengan jumlah yang telah ditentukan perlahan-lahan dengan spuit (> 50 cc) waktu yang ditentukan. Jumlah tidak melebihi 30 cc/mnt Intermiten: diet cair diberikan selama 24 jam dengan waktu istirahat tiap 2-3 jam Kontinu: diet cair diberikan sampai 20 jam tanpa berhenti (pH<2,5) Intoleransi GRV / 4 jam >200 cc selang nasoenteral > 100 cc selang gastrostomia
Kesulitan:
Mual muntah yang hebat Pankreatitis akut Ileus paralitik Ileus obstruksi Perdarahan traktus gastrointestinal atas Hemodinamik tidak stabil Pasien akses gastrointestinal yang baik (luka bakar luas atau trauma multiple) –
PARENTERAL
Komplikasi
Selang berpindah aspirasi Selang pada sal cerna nekrosis, ulserasi, abses pada mukosa yang dilewati selang Pembersihan tidak adekuat, terpuntir, dan ada sisa obat sumbat Pemberian melalui stoma kebocoran dan infeksi stoma Komplikasi metabolisme: hiperglikemia, hipernatremia, kontaminasi bakteri, dan kolonisasi kuman
Nutrisi parenteral total
Indikasi: kegagalan intestinal
4 indikasi:
Sindroma usus pendek (setelah reseksi intestinal)
Enteritis radiasi
Pankreatitis akut
Ileus (lama)
Monitoring/evaluasi
Nilai biokimia darah
Urin
Antropometri
Asupan makanan
Perkembangan penyakit
Sikap terhadap makanan
Pengetahuan ttg diet yang harus dijalani
Jenis diet RS
DIET KHUSUS Diet sesuai dengan penanganan gizi khusus: Diet DM Diet penyakit jantung Diet penyakit sal. cerna dll
DIET PEMERIKSAAN Diet pemeriksaan toleransi glukosa Diet pemeriksaan benzidin Diet pemeriksaan kolonoskopi Diet pemeriksaan kolesistografi Diet pemeriksaan pielografi intravenous Diet pemeriksaan keseimbangan lemak
Bentuk makanan RS
Makanan biasa
Makanan lunak
Makanan saring
Makanan cair
Jernih
Penuh
Kental
Makanan Biasa
= makanan sehari-hari yang beraneka ragam, bervariasi bentuk, tekstur, dan aroma normal. gizi seimbang dan AKG Tujuan: memberikan makanan sesuai kebutuhan gizi untuk mencegah dan mengurangi kerusakan tubuh Indikasi: pasien yang tidak memerlukan diet khusus yang berhub dg penyakitnya
Mak. biasa
1. 2. 3. 4. 5. 6.
7.
Syarat diet makanan biasa: Energi sesuai kebutuhan (istirahat) Protein 10-15% KET Lemak 10-25% KET KH 60-75% KET Cukup vitamin, mineral, dan serat Tidak merangsang sal cerna (berlemak tinggi, terlalu manis, terlalu berbumbu, beralkohol) Beraneka ragam dan bervariasi
Makanan Lunak
= makanan yang memiliki tekstur yang mudah dikunyah, ditelan, dan dicerna
Tujuan: memberikan makanan yang mudah ditelan sesuai kebutuhan gizi dan keadaan penyakit Indikasi:
Post operasi
Penyakit infeksi dengan kenaikan suhu
Kesulitan menelan & mengunyah
Perpindahan makanan saring ke makanan biasa
Makanan lunak
Syarat diet makanan lunak:
1.
Komposisi zat gizi cukup
2.
3.
4.
Makanan diberikan dalam bentuk cincang atau lunak Diberi dalam porsi sedang (3x makan lengkap, 2 x selingan) Makanan mudah dicerna, rendah serat dan tidak mengandung bumbu tajam
Makanan Saring
= makanan semi padat yang mempunyai tekstur lebih halus dari makanan lunak Tujuan: memberikan makanan dalam bentuk semi padat sejumlah yang mendekati kebutuhan gizi pasien untuk jangka waktu pendek sebagai proses adaptasi terhadap bentuk makanan yang lebih padat Indikasi:
Post operasi Infeksi akut (infeksi sal cerna) Pasien kesulitan menelan Perpindahan mak cair kental mak lunak 1-3 hari saja (kurang vitamin dan serat)
Makanan saring
1.
2.
3.
Syarat diet makanan saring: Hanya diberikan dalam waktu singkat 1-3 hari (kurang energi, vitamin, dan serat) Rendah serat, diberikan dalam bentuk saring atau di blender Diberikan dalam porsi kecil dan sering yaitu 6-8 kali sehari
Makanan cair
Terbagi 3:
Makanan cair jernih
Makanan cair penuh
Makanan cair kental
Makanan Cair
1.
2.
1. 2. 3.
4.
= makanan yang mempunyai konsistensi cair hingga kental Tujuan: Memberikan makanan bentuk cair yang memenuhi kebutuhan tubuh yang mudah diserap dan sedikit sisa Mencegah dehidrasi dan menghilangkan haus Indikasi: Pre-post operasi gangguan mengunyah dan menelan Penurunan kesadaran, suhu tinggi, mual-muntah, paska perdarahan sal cerna Nilai gizi rendah ok hy terdiri dari karbohidrat
Makanan cair jernih
1.
2. 3. 4. 5. 6.
Makanan yang disajikan dalam bentuk cairan jernih pada suhu ruang dengan residu minimal dan tembus pandang bila diletakkan dalam wadah bening
Syarat: Makanan diberikan dalam bentuk cair yang tembus pandang Makanan hanya terdiri dari KH saja Tidak merangsang dan mudah dicerna Sangat rendah sisa Diberi hy 1-2 hari Porsi kecil dan diberikan sering
Makanan cair penuh
1.
2.
Makanan yang berbentuk cair atau semi cair pada suhu ruang dengan kandungan serat minimal dan tidak tembus pandang bila diletakkan dalam wadah bening Tujuan: memberikan makanan dalam bentuk cair dan setengah cair yang memenuhi kebutuhan gizi Meringankan kerja sal cerna
Makanan cair penuh
1. 2.
3.
4.
5.
6.
Syarat: Tidak merangsang sal cerna Bila diberikan > 3 hari harus dapat memenuhi kebutuhan energi dan protein Kandungan energi minimal 1 kkal/ml. Konsentrasi cairan dapat diberikan secara bertahap dari ½, ¾ sampai penuh Dalam btk: rendah atau bebas laktosa, MCT, protein terhidrolisa, tanpa susu, dengan serat, dsb Untuk memenuhi kebutuhan, diberi tambahan ferosulfat, vit B kompleks, dan vit C Osmolaritas < 400 Mosml
Formula makanan cair penuh
Formula RS
Formula komersial
Formula RS No
Jenis FRS
Indikasi
1.
Dg susu (whole skim)
Normal: lambung, kolon, usus halus
2.
Makanan blender
Memerlukan tambahan makanan berserat
3.
Rendah laktosa
4.
Tanpa susu
Lactose intolerance Tidak tahan protein susu
Formula komersial No.
Jenis FK
Indikasi pemberian
1.
Rendah/bebas laktosa
Lactose intolerance
2.
Dengan MCT
Malabsorpsi lemak
3.
Dengan BCAA
Sirosis hati
4.
Protein tinggi
Katabolisme meningkat
5.
Protein rendah
Gagal ginjal
6.
Protein terhidrolisa
Alergi protein
7.
Tanpa susu
Tidak tahan protein susu
8.
Dengan serat
Perlu suplemen serat
9.
Rendah sisa
Reseksi usus
10.
Indeks glikemik rendah
DM
Makanan Cair Kental
1. 2. 3. 4. 5.
= makanan yang mempunyai konsistensi kental atau semi padat pada suhu kamar, yang tidak membutuhkan proses mengunyah dan mudah ditelan Tujuan: memberikan makanan yang tidak membutuhkan proses mengunyah, mudah ditelan, dn mencegah terjadinya aspirasi memenuhi kebutuhan gizi Indikasi: Pasien yang tidak mampu mengunyah/menelan Mencegah aspirasi Penyakit radang Ulkus peptikum Gangguan motorik pada rongga mulut
Makanan cair kental
Syarat:
1.
Mudah ditelan & tidak merangsang sal cerna
2.
Cukup energi dan protein
3.
Diberikan bertahap menuju makanan lunak
4.
Porsi diberikan kecil dan sering (tiap 2-3 jam)