DEFISIENSI ZINC
PENDAHULUAN
Zinc (Zinc) yang biasanya juga disebut dengan Zinc merupakan zat gizi yang esensial dan telah mendapat perhatian yang cukup besar akhir-akhir ini. Zinc berperan di dalam bekerjanya lebih dari 10 macam enzim. Berperan di dalam sintesa Dinukleosida Adenosin (DNA), Ribonukleosida Adenosin (RNA), dan protein. Maka bila terjadi defisiensi zinc dapat menghambat pembelahan sel, pertumbuhan dan perbaikan jaringan (Shanker dan Prasad, 1998). Zinc umumnya ada di dalam otak, dimana zinc mengikat protein. protein. Kekurangan zinc akan berakibat fatal terutama pada pembentukan struktur otak, fungsi otak dan mengganggu respon tingkah laku dan emosi (Black, 1998).
Menurut Eschlemen Eschlemen
(1996), zinc adalah suatu komponen dari beberapa sistem enzim, yang berfungsi di dalam sintesa sintesa protein, transport karbon dioksida dan di dalam proses penggunaan vitamin A.
Prasad dan Halsted mengatakan bahwa defisiensi zinc menyebabkan
stunting dan hypogonadism pada anak laki-laki petani Iranian. Mereka kemudian menegaskan dalam hipotesis mereka pada remaja di Egyptian dan Iranian melalui penelitian tentang metabolisme zinc dan percobaan terapeutik. Defisiensi Defisiensi zinc juga diketahui terjadi pada anak-anak dan orang dewasa dewasa di beberapa beberapa negara, dan menjadi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting (Reeport of Meeting Baltimore, Baltimore, 1996). Penelitian konservatif menyatakan bahwa 25%
dari populasi di dunia berisiko
terhadap defisiensi zinc. Suatu meta analisis dari 25 penelitian tentang pengaruh suplementasi zinc
pada pertumbuhan anak yang yang dilakukan oleh Brown (1998),
menunjukkan bahwa
pemberian suplementasi zinc secara statistik bermakna
memberikan efek yang yang lebih
baik terhadap pertumbuhan secara linier linier dan
pertambahan berat badan anak. Umur juga merupakan faktor yang yang penting dalam hubungan antara defisiensi zinc dengan perkembangan kognitif anak. Karena selama masa pertumbuhan dan perkembangan cepat, seperti pada masa remaja jika konsumsi konsumsi makan tidak cukup
dan seimbang, seimbang, maka anak akan kekurangan zat-zat yang
1
dibutuhkan oleh tubuh
untuk pertumbuhan dan perkembangan tersebut
seperti
protein, vitamin dan mikronutrien tertentu. Anak-anak Anak-anak yang yang berasal berasal dari pedesaan dan dari keluarga dengan penghasilan rendah ditemukan mempunyai konsentrasi zinc dalam plasma yang rendah selama masa pertumbuhan dan masa remaja (Black, (Black, 1998) dan keadaan gizi anak
yang berasal dari keluarga
yang berpenghasilan
menengah menderita menderita defisiensi zinc yang sedang selama masa pertumbuhan (Allen, 1998). Pada anak yang masih masih menyusui, air susu ibu ibu tidak dapat mensuplai mensuplai zinc dalam jumlah yang cukup. Dan sulit untuk memenuhi kebutuhan zinc bayi bayi dan anak selama masa transisi transisi dari air susu susu ibu ke makanan padat. Dari hasil penelitian penelitian
yang
dilakukan oleh Brown (1998) menunjukkan bahwa zinc yang dibutuhkan dari makanan tambahan berbeda dengan zinc
yang
yang harus dipenuhi setiap hari
(diperkirakan 2,8 mg/hari untuk usia 6 -24 bulan) dan asupan z inc dari air susu ibu. Makanan tambahan harus menyediakan 84 -89% zinc yang dibutuhkan bayi pada usia 6 -24 bulan. bulan. Berdasarkan rata-rata asupan asupan ASI di negara berkembang, bayi yang berusia 6 -9 bulan membutuhkan 50 -70 gr hati atau daging daging yang tidak berlemak setiap hari atau kira-kira 40 gr ikan segar, untuk memenuhi memenuhi tambahan zinc yang dianjurkan dari makanan padat. Dari analisa ini mereka menyarankan untuk memberikan suplementasi zinc atau fortifikasi zinc selama masa pertumbuhan pertumbuhan karena bayi dan anak di negara berkembang tidak mungkin mungkin memenuhi kebutuhan
zinc
mereka dari makanan.
PATOFISIOLOGI
Penyerapan zinc terjadi pada bagian atas usus halus. Dalam plasma, sekitar 30% Zinc Zinc berikatan dengan 2 alfa makroglobulin, sekitar 66% berikatan dengan albumin dan sekitar 2% membentuk senyawa kompleks dengan histidin dan sistein. Komplek zincalbumin disebut ligan zinc makromolekul utama sedangkan ligan mikromolekul adalah kompleks zinc-histidin dan zinc-sistein yang berfungsi untuk menstransport
2
zinc ke seluruh jaringan termasuk kehati, otak, dan sel-sel darah merah(Hsu, J.M. & H.S. Hsich, 1981). Zinc diabsorbsi lebih efisien dalam jumlah kecil dan bila seseorang dengan status zinc yang rendah mengabsorbsi zinc lebih efisien dibandingkan dengan status zinc yang tinggi. Zinc diangkut oleh albumin dan transferin masuk kealiran darah dan dibawa ke hati. Kelebihan zinc akan disimpan dalam hati dalam bentuk metalotionein, sedangkan yang lainnya dibawa kepancreas dan jaringan tubuh lain. Didalam pancreas, zinc digunakan untuk membuat enzim pencernaan, yang pada waktu makan dikeluarkan kedalam saluran pencernaan. Dengan demikian saluran cerna memiliki dua sumber zinc, yaitu dari makanan dan cairan pencernaan pancreas.
Gambar. Absorbsi Zinc
Absorbsi zinc diatur oleh metalotionein yang disintesis didalam sel dinding saluran pencernaan. Bila konsumsi zinc tinggi, didalam sel dinding cerna akan diubah menjadi metalotionein sebagai simpanan, sehingga absorbsi berkurang. Metalotionein didalam hati mengikat zinc hingga dibutuhkan oleh tubuh. Metalotionein diduga mempunyai peranan dalam mengatur kandungan zinc didalam cairan intraseluler (Hsu, J.M. & H.S. Hsich, 1981) Metalotionein sangat kaya akan asam amino sistein dan dapat mengikat 9 gram atom logam untuk setiap protein. Protein ini sangat terikat erat dengan mineral-mineral
3
zinc. Beberapa penelitian membuktikan bahwa sintesis thionein dirangsang oleh adanya mineral. Metalotionein-III (MT-III) merupakan bagian yang spesifik dari metalonein yang terdapat pada otak yang mengikat zinc dan berfungsi sebagai simpanan (cadangan) zinc dalam otak. Metalonein-III merupakan senyawa kompleks zinc yang kemungkinan berperan dalam utilisasi zinc sebagai neuromodulator. Setelah masuk kedalam enterosit, zinc diikat oleh suatu protein intestinal yang kaya sistein (CRIP =C ystein±Rich ystein±Rich Intestinal Protein) Protein) yang kemudian memindahkan zinc ke metallothionin atau melintasi sisi basolateral enterosit untuk berikatan dengan albumin serta dibawa ke darah portal (Almatsier S, 2001). Banyaknya zinc yang diserap berkisar antara 15-40%. Absorbsi zinc dipengaruhi oleh status zinc dalam tubuh. Bila lebih banyak zinc yang dibutuhkan, lebih banyak pula zinc yang diserap. Begitu pula jenis makanan mempengaruhi absorbsi. Serat dan fitat menghambat ketersediaan biologik zinc, sebaliknya protein histidin, metionin dan sistein dapat meningkatkan penyerapan. Tembaga dalam jumlah melebihi kebutuhan faal menghambat penyerapan zinc. Nilai albumin dalam plasma merupakan penentu utama penyerapan zinc. Albumin merupakan alat transpor utama zinc. Penyerapan zinc menurun bila nilai albumin darah menurun, misalnya dalam keadaan gizi kurang atau kehamilan. Absorpsi menurun bila ada agen chelat (agen chelat (agen pengikat logam seperti aluminium hidroksida) dan bila intake kalsium ka lsium fosfat tinggi (Almatsier S, 2001). Sebagian zinc menggunakan alat transpor transferin, yang juga merupakan alat transportasi besi. Bila perbandingan antara besi dan zinc lebih dari 2 :1, transferin yang tersedia untuk zinc berkurang, sehingga menghambat zinc. zinc. Sebaliknya, dosis dosis tinggi zinc menghambat penyerapan besi. Zinc diekskresikan melalui feses. Disamping itu zinc dikeluarkan melalui urine dan keringat serta jaringan tubuh yang dibuang, seperti kulit, sel dinding usus, cairan haid dan mani. Jumlah zinc yang dibuang melalui urine berkisar antara 0.3-0.7 mg sedangkan melalui keringat antara 1 sampai 3 mg (Almatsier S, 2001).
4
Adapun 4 faktor yang berperan dalam terjadinya defisiensi zinc : 1. Absorbsi yang inadekuat : Keadaan malnutrisi, vegetarian, pemberian nutrisi enteral dan parenteral / diet untuk mengatasi inborne error metabolism, metabolism, infestasi intestinal, interaksi zat gizi antara komponen d iit iit dan obat o bat ± obatan. 2. Maldigesti
dan
malabsorbsi:
mekanisme
abosorbsi
karena
imaturitas,
akrodermatitis, enterohepatika, pembedahan lambung / reseksi usus dan enteropati. 3. Pembuangan yang meningkat: keadaan katabolisme, enteropati dengan loss protein, gagal ginjal, renal dialysis, dialysis, terapi diuretik, chelating agent (spesifik agent (spesifik dan nonspesifik), dermatosis eksfoliatif. 4. Kebutuhan yang meningkat : sintesa jaringan yang cepat, konvalesen paska katabolik, penyakit neoplasma, dan resolving anaemias. Dimana intinya jika terjadi ketidakseimbangan antara asupan makanan dengan pengeluaran nantinya disini akan menyebabkan terjadinya defisiensi zinc (Hsu, J.M. & H.S. Hsich, 1981).
MANIFESTASI
KLINIS
Gambaran klinis defisiensi zinc pada manusia sangat bervariasi, tergantung pada beberapa hal, antara lain usia mulai terjadi defisiensi, derajat dan lamanya defisiensi, penyakit dan kelainan yang merupakan latar belakang penyebab primer defisiensi, besarnya masukan zinc dan interaksi dengan nutrien atau faktor-faktor lain dalam makanan. Misalnya, wanita hamil dan menyusui rentan terhadap kekurangan zinc. Usia lanjut juga mudah menderita defisiensi, terutama jika mengkonsumsi makanan rendah zinc dan jika terdapat gangguan absorpsi (Reviana Ch, 2004). Manifestasi klinis pada defisiensi zinc berbeda- beda pada setiap orang. Gejala defisiensi ini bervariasi dan non-spesifik, sehingga sulit untuk menegakkan diagnosis hanya dengan melakukan pemeriksaan fisik. Gejala defisiensi juga cenderung memburuk dan mengurangi cadangan dalam tubuh setiap waktunya. Tidak terdapat
5
manifestasi yang spesifik pada defisiensi ini. Kebanyakan gejala bersifat general dan berhubungan dengan masalah kesehatan lainnya (Jerome Nriagu, 2007). Defisiensi zinc berefek pada beberapa hal, diantaranya: (Hiroyuki Yanagisawa, 2004) 1. Reproduksi Zinc berperan penting dalam sintesis dan sekresi Luteininzing Hormones (LH) dan Follicle-stimulating Hormones (FSH), diferensiasi gonad, serta fertilisasi. Defisiensi zinc menyebabkan masalah fertilitas (termasuk hipogonad, kegagalan maturitas seksual, prognatitis jinak pada laki-laki, dan kram saat menstruasi pada wanita). Dapat pula menyebabkan kelenjar kelamin mengecil pada anak laki-laki. 2. Kehamilan dan perkembangan prenatal Defisiensi zinc maternal dapat mengganggu fungsi normal tropoblast, komponen yang berasal dari embrionik pada plasenta yang berperan dalam implantasi, produksi dan sekresi hormone. Disfungsi dari tropoblast dihubungkan dengan perkembangan fetus yang terganggu, dan gangguan lain seperti aborsi spontan, prolonged gestation, berat badan lahir rendah, dan komplikasi lainnya pada kelahiran. Malformasi yang berkaitan dengan defisiensi zinc diantaranya abnormalitas fungsi mata dan otak, bibir sumbing dan palatum, dan abnormalitas pada jantung, paru, dan system urogenital. Fetus pada ibu hamil yang mengalami defisiensi zinc dapat menunjukkan retardasi mental dan abnormalitas skeletal. Selain itu, dapat menyebabkan perkembangan postnatal yang terganggu dan efek laten yang dapat bertahan seumur hidup. Bayi dengan defisiensi zinc secara umum memiliki morbiditas tinggi yang ditandai dengan rickets, anemia, dystrophy, dermatitis atopic dan beberapa tipe alergi, dan gangguan pencernaan serta meningkatkan kerentanan terhadap infeksi. Defisiensi zinc juga berpengaruh pada perkembangan central nervous system (CNS).
Disfungsi
CNS
merupakan
manifestasi
klinis
pada
kebanyakan
acrodermatitis enteropathica dan defek genetic yang berhubungan dengan sindrom defisiensi zinc. Defisiensi zinc juga berpengaruh pada kognitif anak, seperti gangguan motorik, perkembangan lokomotif, berbicara, dan kemampuan orientasi o rientasi..
6
3. Immunitas Zinc berperan dalam kebanyakan sel yang terlibat dalam imunitas dan defisiensi zinc dapat mengurangi imunokompeten dan resistensi terhadap infeksi. Defisiensi zinc menurunkan proliferasi dan sekresi sitokin pada mitogen-activated leukocytes. leukocytes. Tanda defisiensi zinc adalah terjadinya atrofi thymic dan lymphopenia. Defisiensi zinc menyebabkan infeksi oportunistik opo rtunistik yang frekuen. 4. Pertumbuhan Zinc berperan dalam pertumbuhan tulang melalui sejumlah hormone yang terlibat dalam metabolism tulang dan berhubungan dengan calcium metabolic pathway. Diantaranya,
berperan
dalam
crosslinking
kolagen
serta
menstimulasi
pembentukan tulang, menurunkan resorpsi tulang dan mineralizatin. Manifestasi defisiensi zinc adalah retardasi pertumbuhan (dwarfism) dan hipogonadism. Defisiensi zinc juga dapat menyebabkan retardasi pertumbuhan intrauterine. 5. Efek klinis lainnya (Jerome Nriagu, 2007). -
Efek dermatologis disebabkan oleh defisiensi zinc berat dan pada pasien yang menderita acrodermatitis enteropathica. Gangguan berupa erythematous scaling eruptions pada lipatan nasolabial dan retro-auricular, dengan dermatitis yang menyebar pada kepala dan ekstremitas dan dapat menjadi eksudat pada defisiensi zinc yang berkelanjutan. Defisiensi dapat pula menyebabkan jerawat dan striae.
-
Diare
merupakan
manifestasi
klinis
utama
pada
kebanyakan
kasus
acrodermatitis enteropathica, syndrome defisi de fisiensi ensi zinc. -
Metabolism zinc dan homeostatis berhubungan dengan proses penuaan dan gangguan neurodegenerative. Beberapa studi menunjukkan defisiensi zinc berhubungan dengan terjadinya Parkinson disease yang berkorelasi dengan gangguan perlihatan, gangguan penciuman dan perasa.
-
Defisiensi zinc berhubungan dengan terganggunya proses penyembuhan luka (inflamasi, proliferasi selular dan remodeling) dan waktu yang lama untuk perbaikan jaringan. Beberapa studi menunjukkan defisiensi zinc berhubungan dengan peningkatan risiko luka kronis dan penyembuhan luka yang terlambat. 7
Suatu
-
studi
menemukan
bahwa
defisiensi
zinc
berhubungan
dengan
pathogenesis dari anorexia nervosa. Selain itu, kelainan ini juga dapat menyebabkan gangguan perasa, sekresi saliva dan hilangnya penciuman yang menjadi predisposisi terhadap penurunan nafsu makan. Bintik putih pada kuku kadang dihubungkan dengan defisiensi zinc.
-
Penurunan adaptasi terhadap gelap, terjadi pada kasus defisiensi zinc moderate.
-
Abnormalitas mental (depresi) dapat terjadi pada kasus defisiensi zinc yang
-
berat.
PENILAIAN NUTRISI 1. Asupan Pangan
Penilaian nutrisi berdasarkan asupan pangan meliputi ingatan pangan 24 jam, kuesioner
frekuensi pangan, riwayat riwayat pangan, catatan pangan, dan
eighing W eighing
method . Ingatan Pangan 24 jam adalah estimasi jumlah pangan dan minuman yang dimakan oleh seseorang selama 24 jam yang lalu sebelum wawancara dilakukan. Kuesioner frekuensi pangan terdiri dari dua komponen yaitu daftar jenis pangan, dan frekuensi konsumsi pangan. Riwayat pangan dimaksudkan untuk menemukan pola inti pangan sehari-hari pada jangka waktu lama serta untuk melihat antara intake pangan dan kejadian penyakit tertentu. Catatan pangan yaitu mencatat semua pangan dan minuman yang dikonsumsi selama seminggu. Pencatatan dilakukan oleh seorang responden dengan menggunakan ukuran rumah tangga(urt) atau menimbang langsung berat pangan yang dimakan. eighing W eighing
method adalah mengukur secara langsung berat setiap jenis pangan
yang dikonsumsi oleh seseorang pada hari wawancara (Yuniastuti,2008). Table 1: Angka Kecukupan Gizi 2004 bagi Orang Indonesia (Hartriyanti,2008) No Kelompok Umur Zinc(mg) Anak 1
0-6 bulan
No Kelompok Umur
Zinc(mg)
Wanita 1,3
13 10-12
12,6
8
2
7-12 bulan
7,5
14 13-15 tahun
15,4
3
1-3 tahun
8,2
15 16-18 tahun
14
4
4-6 tahun
9,7
16 19-29 tahun
9,3
5
7-9 tahun
11,2
17 30-49 tahun
9,8
18 50-64 tahun
9,8
19 60+ tahun
9,8
Laki-laki
6
10-12 tahun
14
7
13-15 tahun
17,4
8
16-18 tahun
17
20 Trimester 1
1,7
9
19-29 tahun
12,1
21 Trimester 2
4,2
10 30-49 tahun
13,4
22 Trimester 3
9,0
11 50-64 tahun
13,4
12 60+ tahun
13,4
Hamil(+an)
Menyusui(+an) 23 6 bln pertama
+4,6
24 6 bln kedua
+4,6
2. Antropometri
Antropometri adalah pengukuran yang paling sering digunakan sebagai metode Penilaian Status Gizi (PSG) secara langsung untuk menilai dua masalah utama gizi, yaitu : kurang energi protein(KEP) khususnya pada anak-anak dan ibu hamil, serta obesitas pada semua kelompok umur. Pengukuran antropometri adalah pengukuran terhadap dimensi d imensi tubuh dan komposisi tubu (Hartriyani,2008). Pengukuran status gizi pada balita dan anak dapat dilakukan menggunakan indeks antropometri sebagai berikut : (Williams, 2001) 1. Indeks berat badan menurut umur(BB/U) 2. Indeks berat badan menurut panjang atau tinggi badan (BB/TB) 3. Indeks panjang atau tinggi badan menurut umur(TB/U) umur(TB/U) 4. Indeks gabungan(BB/U; BB/TB; TB/U)
9
5. Indeks lingkar lengan atas(LILA) 6. Indeks lingkar kepala menurut umur(LK/U) 7. Tebal lipatan lemak di bawah ku lit(TLBK) Tabel.2 Kategori status gizi pada berbagai ukura n antropometri (Anonim,2010) BB/U
PB/U
BB/PB
Gizi lebih(>2,0 SD Normal( 2,0 SD baku
Gemuk (>2,0 SD baku
baku WHO NCHS)
WHO NCHS)
WHO NCHS)
Gizi baik (-2,0 SD s/d +2,0 SD) Gizi
Normal (-2,0 SD s/d +2,0 Pendek/stntewd<-2,0 SD
kurang(<-2,0
SD)
SD) Kurus (<-2,0 SD s/d -3,0 SD) Sangat kurus(<-3SD)
Gizi buruk (<-3,0 SD)
3.
Klinis
Zinc merupakan mikronutrien kunci yang memiliki peran penting dalam tumbuh kembang, fungsi sistem imun, pengecap, pembau, penyembuhan luka, sintesis protein dan pemeliharaan kulit dan rambut. Defisiensi Defisiensi zinc akan menimbulkan menimbulkan tanda dan gejala baik khas maupun tidak. Defisiensi zinc akan mempengaruhi tumbuh kembang dan mengakibatkan retardasi pertumbuhan, hypogonadism, osteopenia dan kehilangan berat badan. Pada sistem saraf, defisiensi zinc akan menyebabkan tremor, depresi, gangguan konsentrasi, nystagmus, dysarthria, rabun senja, hypogeusia, anosmia, dan dementia (Malcolm JJ, 1999). Defisiensi zinc juga dapat mempengaruhi kulit dan sistem pencernaan dimana dapat mengakibatkan alopesia, dermatitis, paronychia, dan stomatitis pada kulit serta gangguan sistem pencernaan berupa anorexia, nyeri abdominal, diare, dan glossitis. Tanda lain yang dapat dialami adalah lemah, penyembuhan luka yang lambat, demam, pica, mudah infeksi, blepharitis, igt, dan infertilitas. Manifestasi dari defisiensi zinc berat adalah acrodermatitis enteropathica. Biasanya tejadi
10
pada bayi dan tampak dengan vesicular dermatitis, diare, retardasi pertumbuhan dan infeksi. Acrodermatitis enteropathica jarang terjadi pada orang dewasa dengan defisiensi nutrisi (Malcolm JJ, 1999). 4.
Biokimia
Status zinc pada tubuh dapat ditentukan dengan pengukuran konsentrasi zinc serum, konsentrasi zinc eritrosit, leukosit, netrofil, dan konsentrasi zinc pada rambut. Sementara itu, penentuan status zinc marjinal dapat diukur dengan metallothionin sel darah merah. Konsentrasi metallothionin sel darah merah memiliki respon yang baik terhadap perubahan asupan zinc, ketika zinc serum tidak menunjukkan perubahan. Zinc serum adalah indikator yang secara luas sering dipakai untuk menentukan status zinc saat ini, namun tidak selalu menggambarkan secara tepat kadar zinc dalam tubuh karena zinc berikatan terutama dengan albumin, sehingga akan berubah bila kadar albumin berubah (Hambidge M, 2003). Kadar zinc rambut yang rendah merupakan indikator yang baik untuk mengetahui adanya defisiensi zinc ringan maupun sedang. Hal ini disebabkan karena bila dalam tubuh terjadi defisiensi zinc maka zinc rambut akan diambil sebagai zinc endogen
untuk
mencukupi
kebutuhan
zinc,
maka
akan
mempengaruhi
pertumbuhan rambut. Sehingga analisa terhadap zinc rambut lebih tepat menggambarkan kecukupan zinc. Pada seseorang dengan defisiensi zinc berat, konsentrasi zinc rambut akan rendah. Konsentrasi zinc akan kembali normal dalam serum bila diberi suplementasi zinc (Hambidge M, 2003).
DIAGNOSIS
Apabila seseorang tidak dapat memenuhi asupan makanan yang cukup mengandung zinc, mungkin dapat mengakibatkan terjadi defisiensi zinc. Faktor lain lain yang dapat menimbulkan defisiensi zinc selain karena asupan makanan yang mengandung zinc yang tidak cukup adalah pemasukan zinc yang kurang, absorbsi zinc berkurang,
11
pengeluaran zinc yang berlebihan, utilisasi zinc berkurang, dan kebutuhan zinc yang meningkat (Jackson MJ, 1989). Kelompok
yang paling rentan terhadap defisiensi zinc adalah anak dalam masa masa
pertumbuhan, masa produktif dan masa penyembuhan. Gambaran klinis defisiensi zinc pada manusia sangat bervariasi, tergantung pada beberapa hal yaitu umur pada saat mulai terjadi defisiensi, derajat dan lamanya defisiensi, penyakit dan kelainan yang merupakan latar belakang penyebab primer defisiensi, besarnya masukan zinc dan interaksi dengan nutrien atau faktor-faktor lain dalam makanan (Samsudin, 1992). Dilihat dari gejala klinis orang yang kemungkinan mengalami defisiensi zinc,yaitu : (Samsudin, 1992) Defisiensi zinc ringan
Defisiensi zinc berat
Oligospermi
Alat-alat kelamin mengecil
Dermatitis
Infeksi
Pertumbuhan terhambat
Diare
Penyembuhan luka terhambat
Perubahan neurologis
Gangguan adaptasi gelap
Kematian
Perubahan emosi
Selain anamnesis, gejala klinis dan pemeriksaan fisik yang dapat menegakkan diagnosis juga diperlukan parameter yang banyak digunakan menetapkan status zinc adalah konsentrasi zinc plasma atau serum, konsentrasi zinc eritrosit, konsentrasi zinc lekosit dan netrofil, konsentrasi zinc rambut, konsentrasi zinc urine, konsentrasi zinc air liur, uji pengecapan, keseimbangan metabolisme zinc, studi isotop, respon pertumbuhan dan perkembangan seksual terhadap suplementasi zinc, enzim yang tergantung pada zinc misalnya akt ivitas alkali fosfatase (Jackson MJ, 1989).
12
Dari begitu banyak parameter yang ada, yang sering dimanfaatkan dalam pelayanan kesehatan adalah pemerikasaan konsentrasi zinc plasma dan fosfatase alkali. Parameter lain hanya untuk keperluan penelitian, karena tidak praktis dan rumit. Dari berbagai pemeriksaan tersebut, jika kadar zinc < 40 ug/dl maka disebut defisiensi berat; dan jika berkisar antara 40-60 ug/dl maka disebut defisiensi ringan (Samsudin, 1992).
PENGOBATAN 1. Pengobatan Primer
Zinc merupakan mineral penting yang diperlukan tubuh agar tetap sehat. Tanpa zinc, semua fungsi organ tubuh akan terhambat. Kekurangan zinc bisa menyebabkan labilnya kadar gula darah, melambatnya metabolisme tubuh, melemahnya kemampuan indera mencium dan merasa. Defisiensi zinc biasanya jarang terjadi, namun pencegahan terjadinya defisiensi harus tetap dilakukan. Menurut sumber dari Recommended Dietary Allowance (RDA), zinc yang diperlukan tubuh berdasarkan usia adalah sebagai berikut (Anonim, 2010) : 1. Bayi (0-6 bulan): 2 mg per hari 2. Bayi (7-11 bulan): 3 mg per hari 3. Anak (1-3 tahun): 3 mg per hari 4. Anak (4-8 tahun): 5 mg per hari 5. Anak (9-13 tahun): 8 mg per hari 6. Pria dewasa (di atas 14 tahun): 11 mg per hari 7. Wanita (14-18 tahun): 9 mg per hari 8. Wanita (di atas 19 tahun): 8 mg per hari 9. Wanita hamil (18 tahun ke atas): at as): 11-12 mg per hari 10. Wanita menyusui (18 tahun ke atas): 12-13 mg per hari Karena tubuh tidak bisa memproduksi sendiri mineral ini, maka sangat penting untuk menyertakan makanan kaya zinc dalam menu harian. Beberapa makanan
13
kaya zinc antara lain seperti tiram, kepiting, hati sapi, kuaci, dan lobster. Berikut merupakan tabel kandungan zinc pada beberapa bahan-bahan makanan: SUMBER
KANDUNGAN
SUMBER
KANDUNGAN ZINC
MAKANAN
ZINC (mg)
MAKANAN
(mg)
Tiram
25,8
Oatmeal, ¼ cup
0,86
Kepiting
6,48
Avocado
0,73
Hati sapi
6,07
Kentang
0,65
panggang Ayam
tanpa 2,80
Asparagus
0,43
kulit Kuaci
2,51
Roti
0,42
Lobster
2,48
Apricot
0,28
Kedelai
1,98
Pisang
0,19
Yogurt
1,34
Orange jus
0,13
Susu skim
0,98
Lemak, gula
minyak, Bukan sumber yang penting
Absorpsi zinc dipercepat oleh protein kedelai, glukosa, dan laktosa. Vitamin A dan vitamin B6 juga membantu absorpsi zinc. Absorpsi zinc dihalangi oleh tembaga, zat besi, mangan, dan tinggi kalsium. Fitat yang terdapat pada makanan kaya zinc seperti kacang-kacangan, biji-bijian, gandum dan padi-padian dapat mengikat zinc, sehingga sulit bagi tubuh untuk dapat mengabsorpsinya. Obat diuretik dapat mengurangi absorpsi zinc dengan cara meningkatkan ekskresi. Kontrasepsi oral dapat menurunkan kadar zinc dalam darah. Zinc dapat menurunkan jumlah tetrasiklin yang diserap dalam darah, sehingga mengurangi efisiensi (Lipoeto, 2009). Karena tubuh tidak bisa memproduksi sendiri mineral ini, maka sangat penting untuk menyertakan makanan kaya zinc dalam menu harian. Beberapa makanan kaya zinc antara lain seperti tiram, kepiting, daging sapi, kuaci, udang, jamur, dan
14
bayam. Absorpsi zinc dipercepat oleh protein kedelai, glukosa, dan laktosa. Vitamin A dan vitamin B6 juga membantu absorpsi zinc. Absorpsi zinc dihalangi oleh tembaga, zat besi, mangan, dan tinggi kalsium. Fitat yang terdapat pada makanan kaya zinc seperti kacang-kacangan, biji-bijian, gandum dan padi-padian dapat mengikat zinc, sehingga sulit bagi tubuh untuk dapat mengabsorpsinya. Obat diuretik dapat mengurangi absorpsi zinc dengan cara meningkatkan ekskresi. Kontrasepsi oral dapat menurunkan kadar zinc dalam darah. Zinc dapat menurunkan jumlah tetrasiklin yang diserap dalam darah, sehingga mengurangi efisiensi (Lipoeto, 2009). 2. Pengobatan Sekunder
Hal terpenting yang harus dilakukan saat mengobati pasien dengan defisiensi zinc adalah meningkatkan asupan makanan yang banyak mengandung zinc untuk memenuhi kekurangannya. Makanan yang banyak mengandung zinc
adalah
kacang tanah, daging merah, telor gandum, labu dan jamur. Diberikan pula asupan vitamin berupa vitamin A, E dan B6 serta asupan mineral berupa magnesium, fospor dan kalsium, yang dapat membantu penyerapan zinc dengan lebih baik. Zinc akan diabsorpsi dengan lebih baik pula ketika dimakan bersamaan dengan daging yang mengandung protein (Adams & Mike, 2010). Defisiensi zinc zinc yang berat bisa ditangani dengan pemberian suplemen zinc. Zinc Zinc tersedia dalam dua bentuk : z incsulfate incsulfate dan z inc inc gluconate dengan dosis yang disarankan berkisar antara 15-300 mg. Terdapat pula dalam bentuk yang lainnya yaitu z inc inc acetat dan z inc inc picolinate. picolinate.
Zinc dalam bentuk z inc inc chelate sangat
direkomendasikan. Namun z inc inc sulfate menjadi suplemen yang paling sering digunakan namun harganya relatif mahal. Zinc sulfate mudah diserap namun mungkin akan menyebabkan gangguan pencernaan. Jenis zinc yang yang lebih mudah diserap adalah zinc dalam bentuk z inc inc picolinate, z inc inc citrate, z inc inc acetate, z inc inc glycerate, and z inc inc monomethionine. monomethionine. Sebelum merekomendasikan pemberian suplemen, perlu dipertimbangkan resiko dan interaksi sejumlah besar pemberian zinc (Anonim. 2006).
15
KESIMPULAN
Zinc (Zinc) yang biasanya juga disebut dengan Zinc merupakan zat gizi yang esensial dan telah mendapat perhatian yang cukup besar akhir-akhir ini. Zinc berperan di dalam bekerjanya lebih dari 10 macam enzim. Berperan di dalam sintesa Dinukleosida
Adenosin
(DNA),
Ribonukleosida
Adenosin
(RNA),
dan
protein.Penyerapan zinc terjadi pada bagian bagian atas usus halus. halus. Dalam plasma, sekitar 30% zinc berikatan dengan 2 alfa makroglobulin, sekitar 66% berikatan dengan albumin dan sekitar 2% membentuk senyawa kompleks dengan histidin dan sistein. Absorbsi zinc diatur oleh metalotionein yang disintesis didalam sel dinding saluran pencernaan. Metalotionein sangat kaya akan asam amino sistein dan dapat mengikat 9 gram atom logam untuk setiap protein. Protein ini sangat terikat erat dengan mineralmineral zinc. Zinc diekskresikan melalui feses. Disamping itu zinc dikeluarkan melalui urine dan keringat serta jaringan tubuh yang dibuang, seperti kulit, sel dinding usus, cairan haid dan da n mani. Gambaran klinis defisiensi zinc pada manusia sangat bervariasi, tergantung pada beberapa hal, antara lain usia mulai terjadi defisiensi, derajat dan lamanya defisiensi, penyakit dan kelainan yang merupakan latar belakang penyebab primer defisiensi, besarnya masukan zinc dan interaksi dengan nutrien atau faktor-faktor lain dalam makanan. Gejala defisiensi ini bervariasi dan non-spesifik, sehingga sulit untuk menegakkan diagnosis hanya dengan melakukan pemeriksaan fisik. Diagnosis dapat ditegakkan melalui anamnesis, gejala klinis dan pemeriksaan fisik. Selain itu untuk menegakkan
diagnosis
juga
diperlukan
parameter
yang
banyak
digunakan
menetapkan status zinc adalah konsentrasi zinc plasma atau serum, konsentrasi zinc eritrosit, konsentrasi zinc lekosit dan netrofil, konsentrasi zinc rambut, konsentrasi zinc urine, konsentrasi zinc air liur, uji pengecapan, keseimbangan metabolisme zinc, studi isotop, respon pertumbuhan dan perkembangan seksual terhadap suplementasi zinc, enzim yang tergantung t ergantung pada zinc misalnya akt ivitas ivitas alkali fosfatase.
16
Hal terpenting yang harus dilakukan saat mengobati pasien dengan defisiensi zinc adalah meningkatkan asupan makanan yang banyak mengandung zinc untuk memenuhi kekurangannya. Karena tubuh tidak bisa memproduksi sendiri mineral ini, maka sangat penting untuk menyertakan makanan kaya zinc dalam menu harian. Beberapa makanan kaya zinc antara lain seperti tiram, kepiting, daging sapi, kuaci, udang, jamur, dan bayam. Absorpsi zinc dipercepat oleh protein kedelai, glukosa, laktosa, vitamin A dan vitamin B6.
17