PENERAPAN “ANGKRINGAN ZONE”
UNTUK MENINGKATKAN PASIENT SAFETY
DISUSUN OLEH: TIM RUANG DLOSORAN
LOMBA KAIZEN TAHUN 2017 HUT SE ABAD RSUD DR ISKAK TULUNGAGUNG
TIM : RUANG DLOSORAN Ketua / kepala ruang
: bejo pinarak
Wakil kepala
: mangku dewo
Anggota
: 1. Sinten remen 2. slamet dunyo 3. mugi jodho 4. joko lelono 5... dst
BAB I IDENTIFIKASI WASTE
NO KATEGORI WASTE 1
2
3
4
5
6
7
8
WASTE
(LA) Ekstra prosesing
a. Pencatatan billing pasien di buku manual b. Pendaftaran periksa radiologi dengan buku manual c. dll (CAK) a. mengantarkan pasien Pre-Operasi oleh non Non-Utilized talent (tidak cakap) perawat b. mengantarkan pasien pindah ruang oleh non-perawat/medis c. melakukan tindakan keperawatan / medis oleh non medis/perawat d. dll. (GU) a. menunggu proses pasien pulang Menunggu b. menunggu jadwal operasi elektif c. dll (RAK) a. daftar USG harus secara manual dengan Motion / gerak buku b. dll (CACAT) a. misskomunikasi pada saat operan antar Defect / cacat proses dan hasil ruang b. dll (SI) a. pemeriksaan laborat yang tidak penting tuk Over produksi / hasil berlebihan pasien b. dll (DIA) a. penyimpanan barang kebutuhan unit cost Inventory / persediaan diruangan berlebihan b. dll (LUR) a. permintaan diet pasien di gizi secara manual Transportasi / alur proses b. dll
Dst.......................................................
BAB II FAKTA DAN DATA
Kegiatan asuhan keperawatan di butuhkan yaitu kemahiran dalam berkomunikasi, dan komunikasi yang baik itu mudah di mengerti, singkat, jelas. Komunikasi juga sangat perlu saat melakukan segala hal dalam kegiatan seharihari perawat dalam tindakan keperawatan maupun dalam bentuk Operan. Dalam operan ini lah sering terjadi kekeliruan ataupun kesalahpahaman informasi, dan disinilah perawat sangat di butuhkan dalam kemahiran berkomunikasi. Pada saat operan antar perawat, diperlukan suatu komunikasi yang jelas tentang kebutuhan pasien, intervensi yang sudah dan yang belum dilaksanakan, serta respons yang terjadi pada pasien. Komunikasi yang efektif dalam lingkungan perawatan kesehatan membutuhkan pengetahuan, keterampilan dan empati. Ini m encakup mengetahui kapan harus berbicara, apa yang harus dikatakan dan bagaimana mengatakannya serta
memiliki
kepercayaan diri
dan
kemampuan untuk
memeriksa bahwa pesan telah diterima dengan benar. Meskipun digunakan setiap hari dalam situasi klinis, keterampilan komunikasi perlu dipelajari, dipraktekkan dan disempurnakan oleh semua perawat sehingga mereka dapat berkomunikasi dengan jelas, singkat dan tepat dalam lingkungan yang serba cepat dan menegangkan. Operan pasien dilakukan baik anatr jaga shif ataupun antar ruangan/unit. Justru ketika operan antar unit inilah sering ditemukan misskomunikasi sehingga berpengaruh pada menurunnya kualitas asuhan keperawatan ke pasien, pasien safety menurun bahkan beresiko terjadi Kejadian Tidak Diarapkan (KTD)
Fakta dilapangan sering ditemukan operan antar ruangan sering terjadi misskomunikasi. Baik itu kelengkapan dokumen, kelengkapan operan status pasien, pengobatan yang sudah diterima, program terapi selanjutnya dan lain-lain. Setiap hari di ruang dlosoran ada penerimaan pasien baru rata-rata 8 pasien, dari 8 pasien tersebut 4 pasien di kategorikan tidak lengkap atau misskomunikasi. Artinya ada 50% misskomunikasi dalam operan pasien setiap hari. Banyak faktor sebagai penyebab, diantaranya belum adanya standar baku teknik operan antar ruang, personal petugas yang kurang memahami konsep operan yang benar, tidak adanya sarana prasarana pendukung yang mempermudah operan, personal petugas yang tidak memahami cara komuniaksi efektif dan lain-lainnya. Oleh karena itu untuk menurunkan misskomunikasi dalam operan antar ruang sehingga menurunkan resiko KTD dan meningkatkan pasien safety maka diperlukan pendekatan sistematik untuk memperbaiki nya salah satunya adalah dengan cara penerapan konsep “angkringan zone”. Konsep ini tujuan utamanya mempermudah teknis komunikasi antar petugas pengiriman dan penerima pasien, dengan menerapkan pola komunikasi efektif dua arah cek dan ricek, penentuan lokasi (zone) operan, alat bantu berupa poster cara operan yang benar.
BAB III PROSES BISNIS DI RUANG NDLOSORAN Miss
1.ASSESMEN AWAL PERAWAT
Komunikasi
5.EVALUASI
3.RENCANA ASKEP
O er an
1.1. Perawat menerima Px baru
1.2 perawat melakukan
3.1 perawat
5.1 perawat membuat
membuat rencana
SOAP awal
asuhan keperawatan
1.3 perawat
3.2 perawat
mendokumentasikan
mendokumentasikan
hasil asssmen
rencana asuhan
an terukur 5.2 perawat membuat
5.3 perawat membuat
SOAP lanjutan/shif
SOAP akhir
PASIEN
PASIEN
MASUK
KRS
6.2 Perawat malakukan dokumentasi
4.3 perawat melakukan dokumentasi intervensi
2.1 perawat mendokumentasikan
2.1 perawat menentukan dia nosa ke 2.1 perawat melakukan 4.1 perawat melakukan intervensi mandiri keperawatan
analisa data
2.DIAGNOSA KEPRWTAN
4.2 perawat melakukan intervensi kolaboratif dengan dokter, gizi, farmasi dll
4.IMPLEMENTASI
6.1 Perawat malakukan persiapan pasien KRS
6.DISCHRAGE PASIEN
BAB IV IDE PERBAIKAN (KAIZEN)
Waste yang dipilih untuk dilakukan perbaikan adalah misskomunikasi operan antar ruang (CACAT). Ide perbaikan dari waste tersebut adalah menggunakan konsep “angkringan zone”. Inti dari konsep ini adalah untuk mempermudah teknis komunikasi antar petugas pengiriman dan penerima pasien, dengan menerapkan pola komunikasi efektif dua arah cek dan ricek, penentuan lokasi (zone) operan dan alat bantu berupa poster cara operan yang benar. A. Manfaat Manfaat
dari
penerapan
konsep
“angkringan
zone”
ini
adalah
BAB IV IDE PERBAIKAN (KAIZEN)
Waste yang dipilih untuk dilakukan perbaikan adalah misskomunikasi operan antar ruang (CACAT). Ide perbaikan dari waste tersebut adalah menggunakan konsep “angkringan zone”. Inti dari konsep ini adalah untuk mempermudah teknis komunikasi antar petugas pengiriman dan penerima pasien, dengan menerapkan pola komunikasi efektif dua arah cek dan ricek, penentuan lokasi (zone) operan dan alat bantu berupa poster cara operan yang benar. A. Manfaat Manfaat
dari
penerapan
konsep
“angkringan
zone”
ini
adalah
meningkatkan komunikasi efektif antara petugas pengirim dan penerima pasien, sehingga meningkatkan kualitas pelayanan, menurunkan resiko insiden keselamatan pasien dan pasien safety meningkat. B. Pihak yang terlibat Pihak yang terlibat dalam pelaksanaan konsep “angkringan zone” ini adalah mulai dari pihak managemen untuk menetapkan kebijakan, standar operasional prosedur dari konsep ini. Pihak ruang perawatan mulai dari garda terdepan pelayanan IGD dan Poli rawat jalan sampai ruang rawat inap.
C. Tahapan pelaksanaan Tahapan dari pelaksanaan ide perbaikan tersebut adalah : 1. Menyusun konsep “angkringan zone” a) Membuat zona atau titik di area rawat inap untuk melakukan operan pasien, dimana pada zona tersebut diberi tanda di lantai berupa bentuk garis kotak warna merah. Di zona itulah tempat dimana pengirim dan penerima pasien melakukan komunikasi efektif operan pasien. (gambar dilampiran) b) Membuat poster berisikan panduan poin-poin apas aja yang harus di cek dan ricek antara pengirim dan penerima pasien, poster tersebut di letakan/ditempel di dekat zona operan. Bertujuan untuk membantu mempermudah mengingat poin-poin komunikasi apasaja yang harus disampaikan oleh pengirim dan penerima pasien. (gambar dilampiran) 2. Melakukan uji coba efektifitas dan efisiensi dari ide perbaikan tersebut, jika berhasil positif, karena melibatkan pihak diluar ruangan/instalasi maka dilanjutkan; berkoordinasi dengan manajemen RS untuk dibuatkan kebijakan, standar operasional prosedur sebagai payung hukum kegiatan. 3. Pelaksanaan kebijakan, SPO konsep “angkringan zone” dan evaluasi berkala.
Lampiran 1. Zona angkringan ruang dlosoran
KAMAR RAWAT INAP SELASAR
NERS
TAMAN
STASI ON
SELA SAR
SELASAR
KAMAR RAWAT INAP
2. Lokasi poster
KAMAR RAWAT INAP SELASAR
NERS STASI
TAMAN
SELA SAR
ON SELASAR
KAMAR RAWAT INAP
POSTER ANGKRINGAN ZONE
SERAH TERIMA PASIEN DENGAN AMAN
Panduan Komunikasi Aman Antara Pengirim Dan Penerima Pasien PENGIRIM
PENERIMA
1.
TANYA PASIEN
2.
CEK GELANG IDENTITAS
3.
CEK LABEL PASIEN PADA FORM TRANSFER
SEBUTKAN PESANAN KAMAR PASIEN
1. 2. 3.
CEK FORMULIR TRANSFER NOMOR KAMAR KEBUTUHAN OKSIGEN
SBUTKAN STATUS KESADARAN, TEKANAN
1. 2. 3.
CEK STATUS KESADARAN CEK PERNAPASAN PASIEN CEK SKALA NYERI
SEBUTKAN NAMA LENGKAP DAN TANGGAL
DARAH, NADI, NAPAS DAN SKALA NYERI
CEK DIAGNOSA PADA FORM TRANSFER
SEBUTKAN DIAGNOSA
SEBUTKAN DPJP
1.
CEK NAMA DPJP PADA FORM TRANSFER
2.
TANYAKAN APA SUDAH DI HUBUNGI ATAU BELUM
CEK DAFTAR TERAPI DAN TINDAKAN PADA FORM SEBUTKAN TERAPI DAN TINDAKAN YANG
TRANSFER
SUDAH DILAKUKAN
CEK INTRUKSI DOKTER PEMERIKSAAN PENUNJANG SEBUTKAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
DIAGNOSIS PADA FORM TRANSFER
YANG BELUM SELESAI
CEK INTRUKSI PEMAKAIAN ALAT PADA FORM SEBUTKAN PEMAKAIAN ALAT MEDIS
TRANSFER
1. SEBUTKAN TERAPI DAN TINDAKAN YANG HARUS SEGERA DIBERIKAN
2. 3.
CEK INTRUKSI DOKTER PADA FORM TRANSFER CEK KETERSEDIAAN OBAT ATAU YANG DIPERLUKAN CEK KEBUTUHAN LAINNYA