PETUNJUK PELAKSA PEL AKSANAAN NAAN SUPERVISI PEMETAAN DASAR RUPABUMI VERSI 1.0
2011
i
ISBN 978-602-99393-1-6
TIM PENYUSUN
Pengarah: Ir. Edwin Hendrayana Kepala Pusat Pemetaan Dasar Rupabumi
Penanggungjawab: Ir. Bambang Sudarto Kepala Bidang Pemetaan Dasar Rupabumi
Penyusun: Efrianto, S.T., M.T Elyta Widyaningrum, S.T., M.Sc Agus Hikmat, S.T Andita Putri Damayanti, S.T Batoro Wisnu, S.T Dinar Maulana, S.T Dini Nuraeni, S.T Intan Yulia Antasari, S.T Yudith Octora, S.T Yofri Furqani Hakim, S.T Nur Mersariany Massar, A.Md
i
PRAKATA
Pemetaan digital merupakan suatu teknik pekerjaan dan proses pembuatan peta rupabumi yang dilakukan secara dijital. Peta Rupabumi Indonesia (RBI) yang merupakan bagian dari Informasi Geospasial Dasar (IGD) adalah salah satu produk utama dari Bakosurtanal. Proses pembuatan peta RBI yang kompleks, dibagi dalam beberapa tahap pelaksanaan pekerjaan. Setiap tahap harus dilakukan secermat mungkin dan mengikuti tahapan serta prosedur yang berlaku, dengan didukung teknologi digital, sehingga kualitas peta yang dihasilkan baik, teliti, akurat, dan informatif. Salah satu kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan Pusat Pemetaan Dasar Rupabumi (PPDR) adalah melakukan kegiatan supervisi pekerjaan pembuatan peta RBI. Pelaksanaan pekerjaan supervisi disesuaikan dengan tahapan proses pekerjaan pembuatan peta RBI, yang diawali dengan persiapan dan tahapan pekerjaan seperti: stereoplotting , updating atau pemutakhiran data, editing 3D (DTM dan kontur), survei kelengkapan lapangan, lapangan,
cleaning data,
editing atribut
dan
pembuatan
entry data basis
data,
gasetir/toponim, yang diakhiri dengan penyajian data dalam format dijital dan pencetakan peta. Penyusunan
petunjuk
pelaksanaan
supervisi
ini
dimaksudkan
untuk
menyeragamkan pelaksanaan pekerjaan supervisi yang dilaksanakan di PPDR. Petunjuk pelaksanaan ini disusun oleh tim teknis Bidang Pemetaan Dasar Rupabumi, Pusat Pemetaan Dasar Rupabumi, Deputi Bidang Pemetaan Dasar, Bakosurtanal. Semua masukan dari pelaksana supervisi, terutama dari pengalaman para supervisor dijabarkan, didiskusikan, dan dituangkan dalam dokumen ini.
Cibinong, Mei 2011 Pusat Pemetaan Dasar Rupabumi
Tim Penyusun
ii
KATA PENGANTAR
Kami menyambut baik atas terbitnya Petunjuk Pelaksanaan Supervisi Pemetaan Dasar Rupabumi ini. Petunjuk pelaksanaan supervisi ini menjadi rujukan bagi semua supervisor dalam melaksanakan kegiatan supervisi pekerjaan, khususnya di Pusat Pemetaan Dasar Rupabumi, Bakosurtanal.
Terbitnya Petunjuk Pelaksanaan Supervisi Pemetaan Dasar Rupabumi ini akan meminimalisir kesalahan akibat subjektivitas supervisor yang kadang kala terjadi akibat perbedaan wawasan dan pengetahuan yang dimiliki oleh para supervisor. Perbedaan persepsi antar supervisor merupakan salah satu penyebab terhambatnya proses pelaksanaan pekerjaan serta kerancuan dalam mengatasi suatu masalah. Dengan adanya rujukan Petunjuk Pelaksanaan Supervisi ini, persoalan tersebut kami harapkan bisa teratasi.
Kami ucapkan terima kasih kepada Tim Teknis Bidang Pemetaan Dasar Rupabumi, Bakosurtanal, yang telah berhasil menerbitkan Petunjuk Pelaksanaan Supervisi Pemetaan Dasar Rupabumi ini. Semoga
Penerbitan
Petunjuk
Pelaksanaan
Supervisi
ini
dapat
bermanfaat dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Cibinong, Mei 2011 Kepala Pusat Pemetaan Dasar Rupabumi Bakosurtanal
Ir. Edwin Hendrayana
iii
DAFTAR ISI
P E TU N J U K P E L A K S A N A A N S U P ER V IS I
i
P E M ET A A N D A S A R R U P A B U M I
i
TIM PENYUSUN
i
PRAKATA
ii
KA TA PENGANTAR
iii
DA FTA R ISI
iv
DAFTAR GAMB AR
vi
DAFTA R TAB EL
v iii
D A F T A R L A M P IR A N 1.
2.
ix
PENDAHULUAN
1
1.1 Ruang Lingkup
1
1.2 Petunjuk Pelaksanaan Supervisi
2
1.3 Istilah dan Definisi
2
1.4 Diagram Pelaksanaan Supervisi
5
P E TU N J U K P E L A K S A N A A N S U P ER V IS I
2.1 Tahap Persiapan
6
6
2.1.1
Foto Udara
6
2.1.2
Radar
8
2.2 Tahap Stereoplotting
9
2.2.1
Hidrografi (perairan)
9
2.2.2
Hipsografi
10
2.2.3
Perhubungan (Transportasi)
13
2.2.4
Permukiman dan Bangunan
15
2.2.5
Utilitas
15
2.2.6
Penutup Lahan
15
2.2.7
Uji Akurasi Hasil Plotting
16
2.3 Tahap Pemutakhiran Data
17
iv
2.4 Tahap Editing 3D, DEM, dan Kontur
17
2.4.1
Editing Planimetris
17
2.4.2
Editing DEM dan Kontur
21
2.4.3
Edgematching Antar Sheet Peta (NLP) Batas Peta
29
2.5 Tahap Survei Kelengkapan Lapangan
30
2.5.1
Persiapan dan Perencanaan Survei Kelengkapan Lapangan
30
2.5.2
Pelaksanaan Survei Kelengkapan Lapangan
31
2.5.3
Entry Data Lapangan
33
2.6 Tahap Cleaning Data dan Editing Atribut
33
2.6.1
Cek Pada Software Autocad
33
2.6.2
Cek Pada Software Arcgis
34
2.7 Tahap Basis Data Toponimi
36
2.7.1
Pembuatan Daftar Nama Rupabumi (Gasetir)
36
2.7.2
Penempatan Nama-Nama Rupabumi
37
2.8 Final Check List dan Hasil Akhir
3.
41
2.8.1
Final Check List
42
2.8.2
Hasil pekerjaan
48
PENUTUP
51
LAMPIRAN
ix
v
DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Flowchart pelaksanaan supervisi ..................................................................... 5 Gambar 2 Perlengkapan peralatan analog plotter Wild A8 untuk stereoplotting ...............6 Gambar 3 Perlengkapan peralatan analitical plotter planicomp P3 untuk stereoplotting harus dikalibrasi dengan alat plate grid .............................................................................7 Gambar 4 Perlengkapan peralatan softcopy photogrammetry untuk stereoplotting .......... 8 Gambar 5 Mass point lebih tinggi dari breakline akan menyebabkan kontur .................. 11 Gambar 6 Mass point yang terlalu dekat dengan breakline akan merusak kontur .......... 12 Gambar 7 Mass point terlalu dekat dengan sungai maka akan membentuk kontur yang kasar ............................................................................................................................... 12 Gambar 8 Mass point di dalam unsur hidrografi.............................................................. 12 Gambar 9 Ketinggian spot height sama dengan ketinggian garis kontur ........................ 13 Gambar 10 Pada saat plotting , sungai tidak disnapkan pada bagian perpotongan/ undershoot ................................................................................................. 18 Gambar 11 Arah balik aliran disebabkan karena plotting elevasi sungai ........................ 18 Gambar 12 Alur menggantung ....................................................................................... 19 Gambar 13 Sungai yang tampak mengapung/melayang ................................................ 19 Gambar 14 Elevasi nol pada alur/sungai ........................................................................ 20 Gambar 15 Jalan tidak snap ........................................................................................... 20 Gambar 16 Kontur bergerigi terbentuk karena peletakan mass point yang .................... 22 Gambar 17 Kontur kasar terbentuk karena kesalahan peletakan mass point yang tidak mengikuti bentuk terrain dan jarak antar vertex sungai terlalu jauh. ............................... 22 Gambar 18 Kontur kasar di daerah yang datar terbentuk karena penentuan ground tanah dan tinggi rendah mass point di daerah datar kurang konsisten ................................... 23 Gambar 19 Elevasi garis tepi pulau tidak sama tinggi dengan garis tepi ........................23 Gambar 20 Nilai minus mass point ................................................................................. 24 Gambar 21 Blunder mass point ....................................................................................... 25
vi
Gambar 22 Kontur cekungan/ blunder mass point terbentuk karena mask point yang lebih rendah dari sungai dan daerah sekitarnya ............................................................. 25 Gambar 23 Nilai ketinggian mass point yang lebih rendah dari mass point sekitarnya...26 Gambar 24 Kesalahan plotting mask point pada daerah datar (1) .................................. 26 Gambar 25 Kesalahan plotting mask point pada daerah datar (2) .................................. 26 Gambar 26 Peletakan mass point selang-seling di pinggir saluran akan merusak bentuk DEM ................................................................................................................................ 27 Gambar 27 Mass point praediting dan pascaediting ....................................................... 27 Gambar 28 Kesalahan peletakan spot height tidak diletakkan di dalam kontur puncak.. 28 Gambar 29 Breakline yang tidak snap ............................................................................ 28 Gambar 30 Breakline praediting dan pascaediting .......................................................... 29 Gambar 31 Diskusi dengan aparat kecamatan/desa ...................................................... 31 Gambar 32 Foto lapangan bangunan Kantor Bupati....................................................... 32 Gambar 33 Toponim nama sungai sudah ada dalam peta manuskrip, tetapi pada tabel atribut objek data-nya belum dicantumkan. .................................................................... 34 Gambar 34 Contoh kesalahan poligon administrasi desa yang belum lengkap atributnya ........................................................................................................................................ 35
vii
DAFTAR TABEL Tabel 1 Penempatan nama rupabumi ............................................................................. 38 Tabel 2 Check list peta rupabumi skala 1:10.000............................................................ 42 Tabel 3 Check list peta rupabumi skala 1 : 50.000.......................................................... 45
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kode Unsur RBI ............................................................................................ ix
ix
1. PENDAHULUAN Penataan ruang dan pemanfaatan sumber daya alam nasional secara optimal memerlukan suatu proses perencanaan yang matang dan akurat. Perencanaan yang akurat tersebut hanya dapat dikembangkan apabila terpenuhinya ketersediaan data-data dasar keruangan/spasial sesuai dengan yang dibutuhkan. Peta dasar rupabumi, baik dalam format digital maupun analog, merupakan salah satu sumber data utama yang digunakan sebagai acuan pada proses analisis keruangan. Pusat
Pemetaan
Dasar
Rupabumi
dan
Tata
Ruang
(PPDRTR)
Bakosurtanal yang pada tahun 2010 berubah nama menjadi Pusat Pemetaan Dasar Rupabumi (PPDR), memiliki tugas pokok dan fungsi menyelenggarakan dan membina program pemetaan dasar rupabumi. Sebagai penerapan tugas pokok tersebut, sejak tahun 2003 kegiatan Bidang Pemetaan Dasar Rupabumi adalah melakukan pemetaan dasar rupabumi skala 1:50.000 dan skala 1:10.000 yang diprioritaskan pada daerah yang belum memiliki data dasar. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan sistem kontrak ke pihak swasta.
1.1
Ruang Lingkup Ruang lingkup pelaksanaan supervisi meliputi tahap pekerjaan yang tercantum di bawah ini : a.
Persiapan
b.
Tahap pengumpulan data melalui model stereo (foto/IFSAR)
c.
Tahap pemutakhiran data
d.
Tahap editing 3D, pembentukan DEM dan kontur
e.
Tahap survei kelengkapan lapangan
f.
Tahap entry data lapangan
g.
Tahap data cleaning dan editing atribut
h.
Tahap penyusunan daftar nama rupabumi/gasetir.
i.
Final check list dan hasil akhir.
1.2
Petunjuk Pelaksanaan Supervisi Petunjuk pelaksanaan supervisi ini ditujukan sebagai acuan pada pelaksanaan supervisi pembuatan peta Rupabumi Indonesia (RBI) skala 1:50.000 dan 1:10.000 di lingkungan PPDR khususnya dan Bakosurtanal pada umumnya yang disesuaikan dengan kerangka acuan kerja pekerjaan pemetaan skala 1:50.000 dan 1:10.000.
1.3
Istilah dan Definisi peta rupabumi peta garis yang menggambarkan kenampakan muka bumi yang terdiri dari garis pantai, garis kontur, perairan, nama rupabumi, batas administratif, perhubungan, bangunan dan fasilitas umum, serta penutup lahan. break line
garis bantu punggung bukit pada plotting DEM
Digital Elevation Model DSM
Digital Surface Model DTM
Digital Terrain Model edgematching
pengecekan dan penggabungan koreksi sisi-sisi peta floating mark
titik apung pada model fotogrametrik g ap
celah/jeda ketiadaan data GIS
Geographic Information System hidrografi berkaitan dengan perairan, laut, sungai, danau, dll hipsografi berkaitan dengan ketinggian, kontur, mass point , TTG, dll 2
kalibrasi pengecekan tingkat ketelitian peralatan key-interpretation
kunci-kunci interpretasi citra line
garis hasil plotting /digitasi mass point
titik-titik pada model yang tak teratur untuk membangun TIN nlp nomor lembar peta node
titik/ point /nodal ORI
Ortho Rectified Image ORRI
Ortho Rectified Radar Images overlap
pertampalan (area) overshoot
line yang berlebih plotter alat untuk dijitasi plotting tiga dimensi plotter analitik alat plotting analitik plotter s e m i - a n a l y t i c alat plotting semi analitik point
titik polyline
gabungan dari line polygon
gabungan dari titik dan garis yang closed area.
3
raster
data citra radar
Radio Detections and Ranging SRTM
Shuttle Radar Topographic Missions SHP
format data base dalam Arc-Info, Arc GIS, CAD, dll. spot height
titik-titik tinggi pemetaan segmen bagian dari line, area SUMMIT
software untuk plotting digital 3D TIN
Triangulated Irregular Network ttg titik tinggi geodesi terrain
lereng/kemiringan lahan undershoot
line yang terputus USGS
United States Geological System vektor data hasil digitasi/plotting
4
1.4
Diagram Pelaksanaan Supervisi Diagram pelaksanaan supervisi di PPDR dapat dilihat pada flowchart di bawah ini:
Persiapan Stereoplotting
Pemutakhiran Data (Updating Data)
Editing 3D, Pembentukan DTM dan Kontur
Survei Kelengkapan Lapangan
QC/SUPERVISI
Entry Data
Data Cleaning, Editing Attribut, Pembentukan Basis Data
Penyusunan Daftar Nama Rupabumi DTM (BIL) dan USGS DEM
Album DEM
Album Peta
Gambar 1 Flowchart pelaksanaan supervisi
5
BasisData CAD/SHP/ MetaData
2. PETUNJUK PELAKSANAAN SUPERVISI Petunjuk
pelaksanaan
supervisi
ini
disusun
berdasarkan
tahapan
pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan di PPDR, Bakosurtanal. Supervisi dilaksanakan oleh tim yang telah ditetapkan sesuai dengan bidang keahliannya dan ditugaskan untuk mengawasi pekerjaan pembuatan peta RBI dengan spesifikasi dan acuan yang telah ditentukan.
2.1
Tahap Persiapan Pada tahap ini, pekerjaan pengecekan dibedakan berdasarkan sumber data yang digunakan yaitu foto udara atau radar.
2.1.1
Foto Udara Pada tahap ini, tim supervisi melakukan pengecekan terhadap beberapa
hal
yang
berkaitan
dengan
penggunaan
foto
udara,
diantaranya: a.
Indeks wilayah yang akan dipetakan serta indeks kemajuan pekerjaan.
b.
Kelengkapan dan kondisi sumber data, yang meliputi overlap kerapatan data foto udara, kerapatan DEM, alur sungai, dan gap.
c.
Kelengkapan dan kelayakan peralatan yang digunakan pelaksana pekerjaan pada proses pekerjaan stereoplotting foto udara, yaitu: Plotter semi-analytical , seperti A8, dll.
Gambar 2 Perlengkapan peralatan analog plotter Wild A8 untuk stereoplotting harus dikalibrasi dengan alat plate grid
6
Plotter analytical , seperti ST-2000 (alat stereo), PRO MAP, P3, P2, dll.
Gambar 3 Perlengkapan peralatan analitical plotter planicomp P3 untuk stereoplotting harus dikalibrasi dengan alat plate grid
d.
Sistem operasi yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan plotting .
e.
Kalibrasi alat yang dilakukan oleh perusahaan dengan ketentuan kalibrasi terbaru.
f.
Pengetesan hasil kalibrasi terhadap kestabilan floating-mark yang tergantung pada kelayakan sistem optisnya. Pada encoder juga dilakukan pengujian orientasi relatif dan orientasi absolut.
g.
Pengetesan kelayakan optis dan elemen orientasi dengan cara melakukan tes orientasi relatif dan tes orientasi absolut.
h.
Menjamin bahwa unsur-unsur yang di- plotting sesuai dengan kerangka acuan kerja.
i.
Kode unsur
yang digunakan saat plotting harus sesuai dengan
kerangka acuan kerja. j.
Pengetesan tingkat kemampuan tenaga pelaksana/operator pada plotting foto udara, misalnya: cara menarik garis sungai di model yang benar dari hulu ke hilir dalam 3D, cara meletakkan mass point di-terrain.
7
2.1.2
Radar Pada tahap ini, tim supervisi melakukan pengecekan terhadap beberapa hal yang berkaitan dengan penggunaan radar, diantaranya : a.
Indeks wilayah yang akan dipetakan serta indeks kemajuan pekerjaan.
b.
Kelengkapan dan kondisi sumber data, yang meliputi overlap kerapatan data radar, kerapatan DEM, alur sungai, dan gap.
c.
Kelengkapan dan kelayakan peralatan yang digunakan pelaksana pekerjaan pada proses pekerjaan stereoplotting radar, yaitu Softcopy photogrammetry untuk stereoplotting
Gambar 4 Perlengkapan peralatan softcopy photogrammetry untuk stereoplotting
d.
Base ratio yang disesuaikan dengan daerah yang akan dipetakan (daerah bergunung atau daerah datar).
e.
Strategi untuk mengatasi kesulitan interpretasi citra radar.
f.
Perencanaan
pekerjaan
plotting
(memprioritaskan
daerah
perbatasan sheet /NLP terlebih dahulu). g.
Pemotongan sisi-sisi data radar harus dilebihkan (200 meter untuk skala 1:50.000 dan 1:10.000).
h.
Kode unsur untuk layer yang digunakan saat plotting harus sesuai dengan kerangka acuan kerja.
i.
Penggambaran alur sungai yang bergabung dengan rawa yang dikaitkan dengan mass point dan pembuatan DEM. 8
j.
Updating data apakah image/citra yang digunakan diregistrasi terhadap peta manuskrip.
k.
Data radar yang menggunakan data DEM lain (misal SRTM) harus diregistrasi terhadap image radar (ORI).
l.
Interpretasi
radar harus
mencermati ketinggian
detail unsur,
terutama unsur pohon. m. Pada peta skala 1:10.000 dan 1:50.000 unsur-unsur yang di plotting harus sesuai dengan kerangka acuan kerja.
2.2
Tahap Stereoplotting Tim supervisi melakukan pengecekan hasil plotting meliputi unsur-unsur: hidrografi, hipsografi, permukiman dan/atau bangunan, transportasi, dan penutup lahan. Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh tim supervisi diantaranya kualitas hasil penarikan pada model stereo, posisi floatingmark pada saat penarikan harus ditempatkan secara benar, tidak boleh mengapung
atau
tenggelam
tetapi
harus
tepat
di
permukaan
tanah/terrain. Selain itu harus diperhatikan juga kelengkapan unsur yang di- plot sudah lengkap atau belum.
2.2.1
Hidrografi (perairan) Tim supervisi harus melakukan pengecekan sebagai berikut : a.
Plotting hidrografi diawali dari unsur garis pantai, semua jenis perairan yang terlihat serta bisa diidentifikasi di model harus di- plot (mengacu kepada kode unsur rupabumi).
b.
Plotting (digitasi) unsur sungai penarikannya dilaksanakan dari hulu ke muara sesuai dengan arah aliran sungai dimulai dari sungai dua garis (60108) kemudian satu garis (kode unsur 60110), dilanjutkan dengan sungai musiman (kode unsur 60112). Penarikan sungai dimulai dari segmen yang terpanjang dan
tidak terputus-putus.
Pada penarikan unsur hidrografi harus memperhatikan shadow (bayangan), tekstur dan pattern (pola) secara stereo. c.
Saat penarikan sungai, jarak antar node disesuaikan dengan skala peta. Untuk peta skala1:10.000 berjarak sepuluh sampai dengan 20
9
meter dan pada peta skala 1:50.000 berjarak 20 meter sampai dengan 30 meter. d.
Pada setiap perpotongan/pertemuan unsur hidrografi harus snap dan mempunyai vertex dengan elevasi yang sama.
e.
Plotting sungai harus memperhatikan ketinggian DEM/terrain di kiri dan kanan sungai agar hasil plotting sungai tidak lebih tinggi dari daerah sekitarnya.
f.
Garis tepi danau (kode unsur 60104), air rawa (kode unsur 60106), garis pantai (kode unsur 60102), air empang, air penggaraman, dll., harus mempunyai elevasi yang sama pada setiap vertex -nya (3D polyline atau polyline dengan satu elevasi).
g.
Kode unsur 60000 digunakan untuk garis tepi perairan lainnya, yang tidak ada dalam kode unsur rupabumi.
h.
Pada plotting sungai dua garis, ketinggian vertex kiri kanan sungai harus pada relatif yang sama, untuk menghindari kontur masuk ke sungai karena perbedaan ketinggian.
i.
Plotting pulau/delta dalam sungai ketinggiannya harus sama dengan ketinggian kiri dan kanan sungai, kode unsurnya 60102.
j.
Seluruh drainase yang terlihat di model harus ditarik.
k.
Lebar sungai dua garis yang harus ditarik untuk skala 1:10.000 adalah lima meter, sedangkan untuk pemetaan skala 1:50.000 adalah dua puluh (20) meter.
2.2.2
Hipsografi Hipsografi terdiri atas mass point , spot height dan breakline . Penarikan hipsografi diawali dengan breakline, mass point , dan spot height . Tim supervisi harus melakukan pengecekan sebagai berikut:
2.2.2.1 Breakline a. Semua pola patahan dan cekungan, galian, dan depresi harus ditarik breakline, terutama di daerah pegunungan, perbukitan, kode unsur breakline di daerah pegunungan adalah 30210 sedangkan kode unsur breakline di daerah patahan, cekungan, galian, dan depresi 10
adalah 30212. Di daerah datar tidak diperlukan pembuatan breakline, kecuali pada dinding kiri dan kanan sungai dan irigasi yang
besar,
apabila
diperlukan breakline,
boleh
ditarik
dan
dimasukkan pada kode unsur 30212. b. Plotting breakline tidak boleh lebih rendah dari mass point disekitarnya.
Gambar 5 Mass point lebih tinggi dari breakline akan menyebabkan kontur menjadi kasar
c. Perhatikan breakline yang melewati ketinggian atas pohon yang diakibatkan kesalahan operator.
2.2.2.2 Mass point a. Pengumpulan data (sampling ) mass point dilakukan dengan pola acak (kode unsur 30202) atau teratur (kode unsur 30204). Untuk peta skala 1:50.000 dilakukan dengan kerapatan maksimum 100 meter untuk terrain dengan kemiringan <10% dan 70 meter untuk terrain dengan kemiringan >10%, sedangkan untuk skala 1:10.000 kerapatan mass point maksimum 20 meter untuk terrain dengan kemiringan <10% dan 10 meter untuk terrain kemiringan >10%. Peletakan mass point harus berada tepat di terrain/tanah. b. Peletakan mass point tidak boleh terlalu dekat/berimpit dengan sungai atau breakline karena akan merusak kontur.
11
Gambar 6 Mass point yang terlalu dekat dengan breakline akan merusak kontur
Gambar 7 Mass point terlalu dekat dengan sungai maka akan membentuk kontur yang kasar
c. Pada area perairan tidak boleh ada mass point (dilihat pada model).
Gambar 8 Mass point di dalam unsur hidrografi
12
d. Daerah yang tidak ada foto udara (berawan atau gap), diisi dari data model stereo yang dibangun dari citra/image dan SRTM.
2.2.2.3 Spot Height a. Spot height (kode unsur 30104) harus ditempatkan pada saddle (antar dua bukit), cekungan pada titik terendah ( pit-point) dan puncak tertinggi pada breakline (pickpoint). b. Pada daerah datar diberi satu spot height setiap grid -nya dan ditempatkan pada posisi kurang lebih di tengah grid . c. Teks elevasi spot height (kode unsur 30101) harus sama dengan elevasi point spot height . d. Teks spot height tidak boleh sama dengan harga interval kontur.
Gambar 9 Ketinggian spot height sama dengan ketinggian garis kontur
2.2.3
Perhubungan (Transportasi)
2.2.3.1 Jalan a. Semua jalan harus terhubung satu sama lain dan membentuk suatu jaringan.
Untuk
kondisi
tertentu
misalkan
daerah pedalaman
Kalimantan dan Papua ada juga jalan yang tidak terhubung ke tempat lain karena daerah tersebut memang terisolir, pada kondisi demikian antar jalan di daerah tersebut tetap harus terhubung satu
13
sama lain, tetapi biasanya tidak terhubung ketempat lain tetapi berakhir di sungai atau lapangan terbang. b. Semua jalan yang terlihat pada model harus di- plot . c. Penarikan jalan dimulai dengan jalan arteri, kolektor, lokal, lain, dan setapak. d. Untuk skala 1:50.000 jalan dibuat satu garis di-center (tengah), untuk skala 1:10.000 jalan dengan lebar lebih dari tujuh meter harus ditarik dua garis (untuk data yang terlihat dalam model). e. Jalur hijau dengan lebar minimal tiga meter untuk skala 1:10.000 harus ditampilkan.
2.2.3.2 Landas Pacu Landas pacu digambar sesuai dengan bentuknya pada peta skala 1:50.000 dan skala 1:10.000 diberi kode unsur dengan tanah kosong (TK) dan layer garisnya sesuai dengan jenis landasan pacu.
2.2.3.3 Dermaga Bangunan
dermaga
digambarkan
sesuai
dengan
bentuknya
di
lapangan pada peta skala 1:50.000, dan 1:10.000. Dermaga sungai dan dermaga laut bisa ditampilkan sebagai point , line dan area (poligon).
2.2.3.4 Jembatan Jembatan yang terlihat pada model harus di- plot . Untuk sungai dua garis digambarkan sebagai line dan area serta untuk sungai satu garis dengan point .
2.2.3.5 Tambangan Pada jalan yang melalui sungai dua garis tanpa jembatan, apabila terlihat ada perahu/rakit dimungkinkan adanya tambangan, maka diberi simbol tambangan.
2.2.3.6 Jalan Kereta Api dan Lori Semua jalan kereta api dan lori yang terlihat pada model harus di- plot.
14
2.2.4
Permukiman dan Bangunan Tim supervisi harus melakukan pengecekan sebagai berikut : a.
Untuk peta skala 1:50.000 permukiman digambarkan dalam blok area, sedangkan bangunan terpencar digambarkan dengan point . Gedung yang terlihat pada model harus di- plot. Semuanya menggunakan kode unsur 10000.
b.
Untuk peta skala 1:10.000 gedung/bangunan (kode unsur 10000) digambarkan sesuai dengan bentuknya dan dalam bentuk poligon yang dibentuk dari point to point , bangunan mengelompok yang jumlahnya
lebih
dari
lima
bangunan
yang
berdekatan
dan
mengelompok (jarak mengacu pada KAK) diberi deliniasi batas permukiman (kode unsur 50100).
2.2.5
Utilitas Tim supervisi harus melakukan pengecekan sebagai berikut : a.
Jaringan listrik Jaringan listrik (menara saluran udara tegangan ekstra tinggi/sutet, transmisi kabel listrik, dan gardu listrik) yang terlihat di model harus di- plot , penarikan jaringan sutet berupa point to point . Untuk penarikan gardu tergantung kepada ukuran gardu,bisa berupa point atau area.
b.
Jalur pipa Jalur pipa air, pipa gas, tangki minyak yang terlihat dimodel harus di- plot , penarikan jalur pipa berupa point to point . Tangki minyak di plot sebagai point atau area.
c.
Tower/menara Semua tower/menara yang terlihat di model harus di- plot sebagai point.
2.2.6
Penutup Lahan Supervisor harus melakukan pengecekan sebagai berikut: a.
Plotting terhadap unsur penutup lahan dilakukan dalam bentuk 3D polyline.
15
b.
Penarikan dan deliniasi jenis penutup lahan pada model harus memperhatikan kunci interpretasi (key interpretation) terkait dengan adanya perbedaan bentuk, tekstur, dan pola pada tiap-tiap penutup lahan.
c.
Jenis-jenis penutup lahan, yaitu: Skala 1:50.000 -
Hutan
-
Sawah (sawah irigasi dan sawah tadah hujan)
-
Perkebunan
-
Belukar
-
Tanah ladang/tegalan
-
Permukiman
-
Bukit pasir darat, bukit pasir laut, dll. (mengacu kode unsur RBI untuk pemetaan skala 1:50.000)
Skala 1:10.000 -
Hutan
-
Sawah (sawah irigasi dan sawah tadah hujan)
-
Perkebunan
-
Belukar
-
Tanah ladang/tegalan
-
Tanah kosong/rumput
-
Permukiman dan bangunan
-
Bukit pasir darat, bukit pasir laut, dll (mengacu kode unsur RBI untuk pemetaan skala 1:10.000)
-
Untuk pemetaan skala 1:10.000 juga dilakukan penarikan bangunan yang terlihat pada model.
2.2.7
Uji Akurasi Hasil Plotting a.
Tim plotting merencanakan dan menentukan point yang akan diuji akurasinya di lapangan
b.
Dipilih enam puluh (60) point yang tersebar merata di area kerja mewakili semua objek yang ada pada daerah pemetaan dan dilakukan pengamatan di lapangan. 16
c.
Dibuat tabel yang menginformasikan diberi nama point , ID/tanda (bisa berupa huruf/numerik), beserta daftar koordinatnya dalam format excel.
d.
Objek yang dipilih untuk uji akurasi harus jelas dan mudah dikenali di lapangan maupun di model misalnya ujung landasan, pojok lapangan, ujung jembatan, persimpangan jalan dll.
Catatan: Besaran penyimpangan di lapangan dimasukkan ke dalam tabel uji akurasi sebagai catatan laporan dari tim supervisi.
2.3
Tahap Pemutakhiran Data Pemutakhiran data dengan citra satelit a.
Citra satelit yang digunakan harus data terbaru, memiliki informasi yang lebih banyak dari data plotting , dan resolusi sesuai dengan kesepakatan yang tercantum dalam kontrak.
b.
Citra
yang
digunakan
untuk pemutakhiran
harus
diregistrasi
terhadap peta manuskrip/peta hasil plotting . c.
Objek yang diambil adalah semua data yang belum ada dan data yang berubah dari peta hasil plotting .
2.4 2.4.1
Tahap Editing 3D, DEM, dan Kontur Editing Planimetris
2.4.1.1 Perairan Supervisor harus melakukan pengecekan sebagai berikut : a.
Semua garis perairan harus 3D- polyline
b.
Sungai harus snap (river QC)
17
Gambar 10 Pada saat plotting , sungai tidak disnapkan pada bagian perpotongan/ undershoot
c.
Arah aliran sungai (river QC)
Gambar 11 Arah balik aliran disebabkan karena plotting elevasi sungai yang naik turun
d.
Tidak boleh ada sungai yang menggantung. Perlu diperhatikan pada
kasus
wilayah
tertentu
memang
ditemui
sungai
menggantung karena aliran sungai masuk ke dalam tanah kemudian muncul lagi di daerah lain sehingga terkesan alur sungai terputus. Kasus sungai menggantung ini banyak ditemui pada wilayah pegunungan Karst.
18
Gambar 12 Alur menggantung
e.
Sungai lebih tinggi dibandingkan mass point daerah sekitarnya Plotting sungai tidak tepat pada ketinggian tanah/batas perairan, apabila dilihat dalam model sungai tampak mengapung, hal ini terjadi
karena
pada
saat plotting kurang
memperhatikan
ketinggian mass point di daerah sekitarnya.
Gambar 13 Sungai yang tampak mengapung/melayang
19
f.
Elevasi nol pada alur atau sungai menyebabkan adanya kontur nol ditengah aliran sungai
Gambar 14 Elevasi nol pada alur/sungai
g.
Kode unsur perairan harus sesuai dengan spesifikasi kode unsur RBI.
2.4.1.2 Perhubungan/Transportasi Supervisor harus melakukan pengecekan sebagai berikut : a.
Jalan harus dalam 3D- polyline.
b.
Tiap perpotongan jalan harus memiliki node.
c.
Overshoot dan undershoot jalan
Gambar 15 Jalan tidak snap
d.
Pendekatan kelas jalan untuk memudahkan kegiatan survei lapangan. 20
2.4.1.3 Permukiman dan Bangunan Terpencar Supervisor harus melakukan pengecekan sebagai berikut : a.
Pemberian nama administrasi (toponim) dari data sekunder untuk mendukung kegiatan survei lapangan.
b.
Poligon pemukiman harus snap terhadap jalan dan sungai.
c.
Bangunan harus berbentuk siku (rectangle) dan bangunan yang spesifik (sekolah, masjid) diberi kode unsur yang sesuai dengan spesifikasi.
d.
Semua pemukiman dan bangunan terpencar harus dalam 3D polyline.
2.4.1.4 Penutup Lahan ( Landcover ) Supervisor harus melakukan pengecekan sebagai berikut : a.
Teks harus ada disetiap poligon penggunaan lahan.
b.
Tidak ada overshoot dan undershoot dalam garis penggunaan lahan.
c.
Hilangkan poligon penutup lahan yang terlalu kecil (diameter poligon dibawah dua milimeter peta manuskrip)
d.
Penutup lahan buatan manusia seperti sawah dan perkebunan polanya beraturan.
e.
Garis penutup lahan harus dalam satu segmen (tidak boleh bertumpuk dan terputus).
2.4.2
Editing DEM dan Kontur
2.4.2.1 Kontur Supervisor harus melakukan pengecekan sebagai berikut:
21
a.
Kontur kasar/bergerigi biasa terjadi karena peletakan mass point naik turun, peletakan mass point tidak merata, dan belum dilakukan smoothing .
Gambar 16 Kontur bergerigi terbentuk karena peletakan mass point yang selang-seling di daerah pinggir saluran.
Gambar 17 Kontur kasar terbentuk karena kesalahan peletakan mass point yang tidak mengikuti bentuk terrain dan jarak antar vertex sungai terlalu jauh.
22
Gambar 18 Kontur kasar di daerah yang datar terbentuk karena penentuan ground tanah dan tinggi rendah mass point di daerah datar kurang konsisten
b.
Ketepatan harga garis kontur terhadap vertex/node aliran sungai (software yang dianjurkan untuk digunakan ArcGIS dan Mc Dig).
c.
Kontur terputus-putus dijadikan dalam satu segmen, dalam bentuk lowpolyline dan harus memiliki ketinggian.
d.
Cek kontur yang masuk ke dalam salah satu aliran sungai dua garis, kontur itu mengindikasikan adanya perbedaan ketinggian kiri dan kanan sungai, atau proses smoothing kontur yang terlalu besar.
Gambar 19 Elevasi garis tepi pulau tidak sama tinggi dengan garis tepi kanan kiri sungai
23
e.
Kontur bantu hanya ditampilkan pada daerah datar dan pantai, untuk skala 1:50.000 ditampilkan ketinggian 12,5 (dua belas koma lima)
meter,
sedangkan
untuk
skala
1:10.000
ditampilkan
ketinggian 2,5 (dua koma lima) meter dan 7,5 (tujuh koma lima) meter. f.
Khusus untuk skala 1:10.000 tidak boleh ada kontur yang memotong/melewati bangunan.
g.
Tidak boleh ada garis kontur yang bersentuha /touching dengan garis kontur lain.
2.4.2.2 Mass point Supervisor harus melakukan pengecekan sebagai berikut : a.
Mass point yang bernilai nol atau minus, dapat diidentifikasi dari bentuk kontur dan DEM. `
Gambar 20 Nilai minus mass point
24
b. Nilai mass point lebih rendah dari daerah sekitarnya (blunder mass point )
Gambar 21 Blunder mass point
Gambar 22 Kontur cekungan/ blunder mass point terbentuk karena mask point yang lebih rendah dari sungai dan daerah sekitarnya
25
Gambar 23 Nilai ketinggian mass point yang lebih rendah dari mass point sekitarnya
Gambar 24 Kesalahan plotting mask point pada daerah datar (1)
Gambar 25 Kesalahan plotting mask point pada daerah datar (2)
26
Gambar 26 Peletakan mass point selang-seling di pinggir saluran akan merusak bentuk DEM
c.
Jarak antar mass point harus sesuai dengan spesifikasi.
d.
Didaerah perairan tidak boleh ada mass point dan spot height.
Gambar 27 Mass point praediting dan pascaediting
2.4.2.3 Spot Height Supervisor harus melakukan pengecekan sebagai berikut: a.
Teks spot height harus sesuai dengan ketinggian spot height .
b.
Teks spot height tidak boleh sama dengan harga kontur.
c.
Tidak boleh menempatkan spot height diantara garis kontur
27
d.
Teks spot height untuk pemetaan skala 1:50.000 tanpa koma (pembulatan), sedangkan untuk skala 1:10.000 ditulis satu angka di belakang koma.
e.
Di setiap kontur puncak, di daerah saddle/cekungan dan di daerah depresi, harus diwakili dengan spot height .
Gambar 28 Kesalahan peletakan spot height tidak diletakkan di dalam kontur puncak
2.4.2.4 Breakline Supervisor harus melakukan pengecekan sebagai berikut : a.
Antar punggung bukit/breakline harus sudah snap/tersambung satu sama lain. Breakline yang tidak snap mengakibatkan kontur yang terbentuk menjadi kasar.
Gambar 29 Breakline yang tidak snap
28
b.
Breakline yang berpotongan harus memiliki elevasi sama.
c.
Breakline harus berbentuk 3D- polyline.
Gambar 30 Breakline praediting dan pascaediting
2.4.3
Edgematching Antar Sheet Peta (NLP) Batas Peta Pengecekan edgematching dilakukan untuk seluruh data antar batas peta (dalam hal ini NLP) pada satu pelaksana pekerjaan dan antar pelaksana pekerjaan. Diutamakan edgematching antar pelaksana pekerjaan terlebih dahulu agar perbedaan/gap data tidak terlalu besar. Pengecekan edgematching meliputi: a.
Perairan,
b.
Hipsografi,
c.
Transportasi,
d.
Permukiman,
e.
Penggunaan lahan dan
f.
DEM.
Dalam pengecekan ini yang perlu diperhatikan oleh tim supervisi adalah penggunaan frame 80200 dan index sheet yang sama (satu sumber referensi), untuk menghindari perbedaan/gap yang terlalu jauh antar NLP.
29
2.5 2.5.1
Tahap Survei Kelengkapan Lapangan Persiapan dan Perencanaan Survei Kelengkapan Lapangan Sebelum tim survei berangkat ke lapangan, supervisor akan melakukan pengarahan sekaligus memeriksa kesiapan personil, kelengkapan alat survei, data, dokumen, dan peralatan yang harus dibawa oleh surveyor. Tahapan ini untuk mempersiapkan segala keperluan yang dibutuhkan sebelum berangkat ke lapangan, yang meliputi : a.
Persiapan peta manuskrip yang terdiri dari 3 (tiga) macam, yaitu : -
Peta manuskrip A berisi kontur dan sungai hasil plotting untuk ditambah dengan nama-nama unsur topografis (nama sungai, nama gunung, dll).
-
Peta manuskrip B berisi kontur, sungai, dan lokasi pemukiman hasil plotting untuk ditambah batas administrasi dan namanama wilayah administratif (kabupaten, kecamatan, desa, kampung, …).
-
Peta manuskrip C berisi penutup lahan objek buatan manusia hasil plotting untuk ditambah dengan anotasi dan simbol di lapangan (sekolah, kantor desa, klasifikasi jalan…).
b.
Perencanaan rute perjalanan survei, basecamp, flying basecamp, dan
waktu
perkiraan
yang
diperlukan
untuk
penyelesaian
pekerjaan. c.
Daftar koordinat untuk uji akurasi dalam format excel (keterangan lengkap terlampir).
d.
Penyiapan
formulir
nama-nama
geografi
termasuk
berkas
informasi lainnya. e.
Mengumpulkan informasi pendukung mengenai daerah yang akan disurvei.
f.
Laptop.
g.
GPS navigasi untuk masing-masing tim.
h.
Kompas.
i.
Kamera digital untuk masing-masing tim.
j.
Surat tugas dan surat ijin dari Pemerintah Daerah.
30
k.
Peralatan keselamatan standar (kotak P3K, senter,
jas hujan,
pelampung, dll).
2.5.2
Pelaksanaan Survei Kelengkapan Lapangan Pelaksanaan survei kelengkapan lapangan, meliputi: a.
Supervisi wajib mendampingi tim survei untuk melakukan akuisisi toponimi
dan
verifikasi
lapangan
(bisa
dibuktikan
dengan
dokumentasi lapangan). b.
Supervisi wajib mengecek pekerjaan lapangan dan hasil pekerjaan setiap hari.
c.
Nama-nama rupabumi yang dikumpulkan di lapangan, di- plot posisinya pada peta kerja (peta manuskrip), kemudian dicatat pada lembar formulir, dan didiskusikan dengan aparat pemerintah setempat untuk mendapat pengesahan.
Gambar 31 Diskusi dengan aparat kecamatan/desa
d.
Untuk menjamin keabsahan data, maka setiap data lapangan yang diserahkan oleh pelaksana pekerjaan harus dilengkapi dengan foto lapangan, koordinat way-point GPS, dan data tracking GPS.
e.
Tata cara pengisian formulir sebagai berikut: -
Nama-nama rupabumi ditulis pada manuskrip peta pada grid yang
benar
dan
pada
formulir
disahkan/diketahui oleh pejabat setempat 31
pengesahan
untuk
-
Nama-nama
unik
dan
harus
ditampilkan
di
peta,
didokumentasikan dengan foto pada tempat-tempat resmi yang memajang nama tersebut (seperti papan nama kantor-kantor pemerintah) -
Nama-nama yang masih diperdebatkan di daerah tersebut (misalnya oleh dua etnis yang berbeda) harus diberi tanda di dalam formulir nama-nama rupabumi dan yang ditulis di atas peta adalah yang disahkan oleh pemerintah setempat
-
Sebagai alat validasi, surveyor perlu membuat foto obyek dengan nama rupabuminya (misalnya nama papan kantor desa atau sekolah) atau merekam cara pengucapan nama-nama tersebut.
f.
Peta kerja dan formulir toponimi harus disahkan oleh pihak berwenang setempat.
Gambar 32 Foto lapangan bangunan Kantor Bupati g.
Penulisan nama-nama rupabumi harus benar dan konsisten serta sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baku dengan mengikuti
kaidah
penulisan
yang
dikeluarkan
oleh
Panitia
Pembakuan Nama Rupabumi (PPNR) yang bersifat Nasional. Tiga hal yang diperiksa pada penamaan unsur-unsur geografi, yaitu: -
Pengkodean nama (daftar terlampir). 32
2.5.3
-
Penempatan posisi nama.
-
Cara penulisan nama.
Entry Data Lapangan Pemeriksaan hasil key in data lapangan harus dilakukan di lapangan, meliputi: a.
Semua informasi dan data hasil lapangan.
b.
Hasil uji geometri.
c.
Survei toponimi (nama-nama rupabumi) di lapangan, apabila suatu obyek memiliki dua nama, pemberian nama pada peta harus menggunakan nama yang ditetapkan oleh aparat resmi setempat.
2.6
Tahap Cleaning Data dan Editing Atribut Secara umum hal-hal yang harus diperhatikan pada tahap cleaning data dan editing atribut adalah sebagai berikut Pada poligon, adanya poligon yang tidak terbentuk, overlap maupun gap. Pada garis/line, adanya duplikasi/overlap, overshoot, undershoot maupun pergeseran dengan poligon bentukannya. Pada titik, adanya duplikasi/overlap. Pada atribut, adanya fitur (garis, titik, poligon) tanpa atribut atau dengan atribut ganda maupun tidak sesuai dengan kode unsur RBI dan hasil survei lapangan. Ketidaksesuaian antara pengisian kode unsur pada atribut dengan kenyataan sebenarnya. Misal, suatu poligon diidentifikasi sebagai semak belukar (50204) namun pada atribut diisikan hutan rimba (50202). Setelah semua informasi dimasukkan ke peta, dimulai tahapan cleaning, dan editing atribut, yang meliputi :
2.6.1
Cek Pada Software Autocad a.
Semua kode unsur yang ada pada NLP harus sesuai dengan ketentuan layer peta RBI; 33
b.
Cek apakah semua layer sudah memiliki objek data (OD) sesuai dengan standar objek data yang ditentukan dalam pemetaan RBI;
Gambar 33 Toponim nama sungai sudah ada dalam peta manuskrip, tetapi pada tabel atribut objek data-nya belum dicantumkan.
c.
Nama pulau, nama rawa dan nama danau harus masuk dalam objek data (OD) “toponim”.
2.6.2 Cek Pada Software Arcgis a.
Cek Layer Administrasi Overlay layer administrasi poligon (4AR) dengan layer administrasi line (4LN) untuk mendeteksi adanya poligon administrasi yang belum terbentuk maupun pergeseran antara administrasi line dengan administrasi poligon. Jika ada poligon yang belum terbentuk, periksa kembali layer administrasi line, biasanya hal ini terjadi bila ada line yang belum snap dengan line lainnya. Langkah perbaikannya adalah snapkan line tersebut dengan terlebih dahulu mengaktifkan fungsi Snapping pada ArcMap. Kemudian bentuk kembali poligon administrasi dengan tool yang ada pada Arc-Toolbox (Feature to Polygon). Buatlah layer 4TX yang berfungsi sebagai label untuk mempermudah pembentukan atribut pada saat proses pembentukan poligon. 34
Setelah poligon terbentuk pastikan atribut poligon administrasi sudah terisi sesuai dengan kode unsur RBI dan hasil survei di lapangan.
Gambar 34 Contoh kesalahan poligon administrasi desa yang belum lengkap atributnya
b.
Cek Penutup Lahan Overlay layer penutup lahan poligon (5AR) dengan layer penutup lahan line (5LN) yang merupakan garis batas vegetasi, juga dengan layer pembentuk lainnya seperti jalan (2LN) dan perairan (6LN) untuk mendeteksi adanya poligon penutup lahan yang overlap maupun gap. Sertakan juga 5TX sebagai label untuk mendeteksi poligon
penutup
lahan
yang
belum
terbentuk
maupun
ketidaksesuaian antara label dengan atribut. Jika kesalahan seperti belum terbentuknya poligon, overlap ataupun gap terjadi, periksa kembali snapping antar layer-layer pembentuk penutup lahan. Setelah itu lakukan pembentukan poligon penutup lahan seperti langkah pembuatan poligon administrasi. 5TX dapat berfungsi sebagai label untuk mengisi atribut secara otomatis pada saat proses pembentukan poligon. Oleh karena itu pastikan disetiap area yang membentuk poligon memiliki 5TX (label) didalamnya. Hindari adanya dua label pada satu poligon. Setelah terbentuk poligon cek atributnya.
35
2.7 2.7.1
Tahap Basis Data Toponimi Pembuatan Daftar Nama Rupabumi (Gasetir) Nama rupabumi atau toponim adalah nama yang diberikan pada unsur rupabumi. Unsur rupabumi adalah bagian permukaan bumi yang dapat dikenal identitasnya sebagai unsur alam dan unsur buatan manusia, misalnya sungai, danau, gunung, tanjung, desa dan bendungan. Gasetir adalah daftar nama rupabumi yang dilengkapi dengan informasi tentang
jenis unsur,
posisi, lokasi dalam wilayah administratif, dan
informasi lain yang diperlukan. Unsur generik adalah unsur yang menerangkan dan menggambarkan ciri khas geografis (misalnya, sungai, danau, gunung, bukit, lembah, tanjung,
teluk,
dan
pulau).
Unsur
spesifik
adalah
unsur
yang
menerangkan nama diri suatu unsur generik (misal: Merapi, Jakarta, dan Serayu).
Tata cara penulisan endonim adalah sebagai berikut: -
Jika nama unsur generiknya menunjukkan ciri fisiografik unsur geografis yang diakuinya, nama unsur generik ditulis terpisah dengan nama unsur spesifiknya dan huruf pertama kata ditulis dengan huruf
kapital. Contoh: Pulau Nias, Danau Toba, Krueng
Aceh, Kota Bandung. -
Jika nama unsur geografis memakai nama unsur generik yang tidak mencerminkan ciri fisiografiknya, maka penulisannya serangkai. Contoh: Gunungsitoli, Bandarlampung, Tanjungpriok, Sungailiat, Muaraenim, Muarajambi .
-
Jika nama unsur spesifik diikuti penunjuk arah atau kata sifat dan nama spesifiknya merupakan nama induk, maka penulisannya terpisah. Contoh: Jawa Barat, Tabalong Kiwa, Cikeas Hijau, Kranggan
Permai,
Desatengah
Selatan,
Pargarutan
Jae,
Panyabungan Tonga. -
Jika nama unsur spesifik terdiri atas kata ulang penulisannya serangkai dengan menggunakan tanda hubung. Contoh : Mukomuko, Bagansiapi-api, Sigura-gura, Toli-toli. 36
-
Jika nama unsur spesifik terdiri atas dua nama unsur generik, penulisannya
serangkai.
Contoh : Paranpadang,
Hutapadang,
Hutadolok, Lumbandolok. -
Jika nama unsur spesifik terdiri atas tiga kata yang masing-masing dua kata unsur generik diikuti kata sifat, penulisannya serangkai. Contoh: Torlukmuaradolok.
-
Jika nama unsur spesifik terdiri atas tiga kata yang masing-masing dua kata unsur generik diikuti kata benda, penulisannya serangkai. Contoh: Muarabatangangkola.
-
Jika nama unsur spesifik memakai nama orang, penulisannya disesuaikan
dengan
ejaan
yang
berlaku.
Contoh:
Bandara
Soekarno-Hatta, Jalan Sudirman, Benteng Somba Opu. -
Jika nama unsur spesifik terdiri atas empat kata atau lebih yang masing-masing terdiri atas unsur generik/spesifik, penulisan dipisah dari
kata
yang
ketiga,
kelima,
dan
seterusnya.
Contoh:
Purbasinomba Mandalasena, Dalihannatolu Hutaraja. Catatan:
Walaupun tidak ada daerahnya atau merupakan daerah yang sudah ditinggalkan maupun daerah pengembangan pemukiman baru (sudah direncanakan), inventarisasi nama-nama rupabumi tetap perlu dilakukan agar dapat digunakan sebagai petunjuk arah orientasi pelacakan daerah lain. Bila terdapat nama yang sangat panjang, tetapi nama tersebut yang sangat khusus dan populer dengan nama singkatan, maka dapat ditulis (kependekan dari nama yang bersangkutan) contohnya: Ogan Komering Ulu populer disebut OKU. Jika nama terdiri dari 3 (tiga) generik, pemisahannya disesuaikan dengan
aturan
tata
bahasa
Indonesia
yaitu
Ejaan
Yang
Disempurnakan (EYD).
2.7.2
Penempatan Nama-Nama Rupabumi Penempatan nama-nama rupabumi dan penjelasannya disertai dan dilengkapi dengan gambar. Nama-nama rupabumi yang ditampilkan 37
pada peta dasar rupabumi Indonesia harus disesuaikan dengan letak dan posisinya, meliputi: a.
Nama gunung/bukit
b.
Nama pegunungan
c.
Nama lembah
d.
Nama danau
e.
Nama selat
f.
Nama tanjung
g.
Nama teluk
h.
Nama laut
i.
Nama kampung
j.
Satu area permukiman satu nama
k.
Satu area permukiman dua kampung atau lebih
l.
Dua area permukiman atau lebih tapi satu nama kampung
m. Nama ibukota desa/kecamatan/kabupaten/kota
Tabel 1 Penempatan nama rupabumi
No.
1.
Penempatan Nama-nama Geografi
Keterangan
Nama gunung/bukit
38
2.
Nama pegunungan
3.
Nama danau
4.
Nama selat
39
5.
Nama tanjung
6.
Nama teluk
7.
Nama kampung
40
8.
9.
Satu area permukiman satu nama
Satu area permukiman dua kampung atau lebih
Dua area permukiman atau 10.
lebih
tapi
satu
nama
kampung
2.8
Final C h e c k L i s t dan Hasil Akhir Pada tahap terakhir pekerjaan pemetaan rupabumi adalah melakukan final check
list terhadap
semua
tahapan
pekerjaan
yang
telah
dilaksanakan oleh pelaksana pekerjaan. Final check list yang dilakukan terdiri atas pekerjaan pemetaan skala 1:10.000 dan skala 1:50.000. 41
2.8.1
Final Check List Tabel 2 Check list peta list peta rupabumi skala 1:10.000
Final C h e c k L i s t Peta RBI Skala 1:10.000 1.
Periksa kelengkapan dan posisi jembatan pada perpotongan sungai dan jalan ( point point ))- Cross-check dengan Cross-check dengan [2LN] dan 6[LN].
1PT
2.
Periksa kelengkapan tonggak kilometer. - Cross-check dengan Cross-check dengan [2LN].
3.
Periksa unsur lainnya seperti monumen, titik kontrol, dan lain sebagainya.
4.
Periksa kelengkapan dan kesesuaian atributnya.
1.
Periksa kelengkapan dan posisi jembatan pada perpotongan sungai dan jalan (line (line)) - Cross-check dengan Cross-check dengan [2LN] dan [6LN].
1LN
2.
Periksa edgematching antar edgematching antar NLP.
3.
Periksa edgematching antar edgematching antar blok pelaksana pekerjaan.
4.
Periksa kelengkapan dan kesesuaian atributnya.
1.
Periksa keberadaan dan kelengkapan bangunan pemerintahan [KD, KL, KC, KB, KG] terhadap daerah administrasinya [4AR]. Jika lokasi bangunan tersebut diluar NLP, periksa terhadap foto lapangan dan tracking GPS-nya. tracking GPS-nya.
2.
Periksa bangunan penting lainnya, seperti: MS, SK, RS, dan lainnya dan nama bangunan sudah masuk dalam atributnya.
3. 1AR
Periksa geometri bangunan jika terdapat saling memotong atau bersentuhan.
4.
Periksa jika ada bangunan terpotong oleh kontur.
5.
Periksa kelengkapan dan posisi jembatan pada perpotongan sungai dan jalan (poligon).
6.
Periksa edgematching antar edgematching antar NLP dengan cara dissolve. dissolve.
7.
Periksa edgematching antar blok pelaksana pekerjaan dengan cara dissolve. dissolve.
2LN
8.
Periksa kelengkapan dan kesesuaian atributnya.
1.
Periksa kelas jalan: arteri, kolektor, lokal, lain, setapak, atau jalan kereta api.
2.
Periksa atribut nama jalan pada field TOPONIM. field TOPONIM.
3.
Periksa edgematching antar edgematching antar NLP. 42
2AR
3PT
4.
Periksa edgematching antar blok pelaksana pekerjaan.
5.
Periksa vertex disetiap perpotongan jalan.
6.
Periksa kelengkapan dan kesesuaian atributnya
1.
Landas pacu.
2.
Periksa kelengkapan dan kesesuaian atributnya.
1.
Periksa format DEM rasternya.
2.
Periksa cell-size 20 meter dan bit-depth 32.
3.
Periksa kelengkapan dan kesesuaian atributnya terutama nilai elevasi.
1.
Periksa nilai elevasi kontur pada atributnya.
2.
Periksa jika ada kontur memotong bangunan.
3.
Periksa jika terdapat kontur yang terputus, garis kontur, dan spot height-nya.
4. 3LN
Periksa kewajaran pola dan bentuk kontur terhadap sungai dan spot height-nya
5.
Periksa kewajaran kontur depresi terhadap alur-alur sungai.
6.
Periksa edgematching antar NLP dan edgematching antar blok pelaksana pekerjaan.
7.
Periksa jika ada kontur yang bersentuhan/touching.
8.
Periksa kelengkapan dan kesesuaian atributnya.
1.
Periksa kesesuaian dan kelengkapan atribut untuk [4LN]: Kode Unsur, nama unsur, toponim, pelaksana, dan updated . Untuk toponim di 4LN
4LN
harus diisikan nama adminstrasi satu tingkat diatasnya. 2.
Periksa edgematching antar NLP.
3.
Periksa edgematching antar blok pelaksana pekerjaan.
1.
Periksa kesesuaian dan kelengkapan atribut untuk [4AR]: Kode Unsur, Nama unsur, Desa, Kecamatan, Kabupaten dan Propinsi.
4AR
2.
Periksa edgematching antar NLP dan edgematching antar blok pelaksana pekerjaan dengan cara dissolve.
3.
Periksa ketepatan frame-nya dengan cara dissolve terhadap [4AR].
43
5AR
1.
Periksa jika terdapat area yang tidak ada label-nya.
2.
Periksa edgematching antar edgematching antar NLP dengan cara dissolve. dissolve.
3.
Periksa edgematching antar edgematching antar blok pelaksana pekerjaan dengan cara dissolve. dissolve.
4.
Periksa kelengkapan dan kesesuaian atributnya.
1.
Periksa undershoot-overshoot undershoot-overshoot [5LN] [5LN] yang mengakibatkan kesalahan dalam pembentukan poligon dengan cara identity [5LN] terhadap [5AR].
5LN
5TX
6LN
2.
Periksa edgematching antar edgematching antar NLP.
3.
Periksa edgematching antar edgematching antar blok pelaksana pekerjaan.
1.
Periksa konsistensi antara area label [5TX] terhadap [5AR] dengan cara identity [5TX] identity [5TX] terhadap [5AR].
2.
Periksa atribut nama sungai, danau, dan nama jalan.
3.
Periksa ketepatan frame-nya frame-nya dengan cara dissolve terhadap [5AR].
1.
Periksa jika terdapat sungai atau alur yang menggantung.
2.
Periksa klasifikasi kode unsurnya.
3.
Periksa jika masih ada nama sungai yang belum masuk ke atributnya (TOPONIM).
4.
Periksa edgematching antar edgematching antar NLP dan edgematching antar edgematching antar blok pelaksana pekerjaan.
6PT
1.
Periksa unsur hidrografi point (air terjun, jeram, batu karang).
2.
Periksa kelengkapan dan kesesuaian atributnya.
1.
Periksa kelengkapan dan posisi nama-nama kampung, ibukota desa, ibukota kecamatan, ibukota kabupaten terhadap area pemukiman,
6TX
tema [5AR] dan tema [1AR]. 2.
Periksa penempatan teks nama sungai, danau, tanjung, teluk dan gunung.
3.
Periksa cara penulisan namanya.
4.
Periksa edgematching antar edgematching antar NLP.
5.
Periksa edgematching antar edgematching antar blok pelaksana pekerjaan.
6.
Periksa kelengkapan dan kesesuaian atributnya.
44
Tabel 3 Check list Check list peta peta rupabumi skala 1 : 50.000
Final C h e c k L i s t Peta RBI Skala 1:50.000 1.
Periksa kelengkapan semua atributnya: [KodeUnsur], [Toponim], [Pelaksana], dan [Updated].
2.
Periksa keberadaan kantor Camat terhadap daerah administrasinya [4AR].
3.
Periksa
keberadaan
kantor
Bupati/Walikota
terhadap
daerah
administrasinya [4AR]. 4.
Periksa
keberadaan
kantor
Gubernur
terhadap
daerah
Desa/Lurah
terhadap
daerah
administrasinya [4AR]. 1PT
5.
Periksa
keberadaan
kantor
administrasinya [4AR]. 6.
Periksa keberadaan jembatan point [point ] pada perpotongan sungai satu garis dengan jalan. – jalan. –cross cross check dengan check dengan [2LN] dan [6LN].
7.
Periksa kelengkapan tonggak kilometer.-cross kilometer.-cross check dengan check dengan [2LN].
8.
Periksa keberadaan bangunan penting lainnya seperti sekolah, rumah sakit, kantor polisi, tempat ibadat, kantor pos, pasar tradisional, monumen, menara, titik kontrol, tempat menarik, dan lain-lainnya,->cek apakah [Kode Unsur] dan [Nama Unsur] terhadap [Toponim]-nya sudah sesuai.
1.
Periksa kelengkapan semua atribut: [KodeUnsur], [Nama Unsur], [Toponimi], [Pelaksana], dan [Updated].
1LN
2.
Periksa keberadaan jembatan [line [line]] pada perpotongan sungai dan jalan. – jalan. –cross cross check dengan check dengan [2LN] dan [6LN]
3.
Periksa keberadaan kawat listrik tegangan tinggi, pipa gas, pipa bahan bakar minyak, bendungan.
1AR
4.
Periksa edgematching antar edgematching antar NLP.
5.
Periksa edgematching antar edgematching antar blok pelaksana pekerjaan.
1.
Periksa kelengkapan semua atribut: [KodeUnsur], [Nama Unsur], [Toponimi], [Pelaksana], dan [Updated].
2.
Periksa geometri bangunan jika terdapat saling memotong atau bersentuhan. 45
3.
Periksa jika ada bangunan terpotong oleh kontur.
4.
Periksa edgematching antar edgematching antar NLP dengan cara dissolve.
5.
Periksa edgematching antar edgematching antar blok pelaksana pekerjaan dengan cara dissolve.
1.
Periksa kelengkapan semua atribut: [KodeUnsur], [Nama Unsur], [Toponimi], [Pelaksana], dan [Updated]
2LN
2AR
2.
Periksa kelas jalan: arteri, kolektor,lokal, setapak, atau jalan kereta api.
3.
Periksa edgemacthing antar edgemacthing antar NLP.
4.
Periksa edgemacthing antar edgemacthing antar blok pelaksana pekerjaan.
1.
Periksa Kelengkapan semua atribut: [KodeUnsur], [Nama Unsur], [Toponimi], [Pelaksana], dan [Updated].
2.
Periksa edgematching antar NLP dan edgematching antar blok pelaksana pekerjaan dengan cara dissolve.
1.
Periksa Kelengkapan semua attributnya: [Kode Unsur], [Nama Unsur], [Toponim], [Pelaksana], dan [Updated].
2.
Periksa DEM Rasternya format BIL32BIT, USGS-DEM,
atau
GeoTIFF.
3PT 3.
Periksa cell-size 20 meter dan bit-depth 32.
4.
Periksa edgemacthing antar edgemacthing antar NLP.
5.
Periksa edgemacthing antar edgemacthing antar blok pelaksana pekerjaan.
1.
Periksa kelengkapan semua atributnya: [Kode Unsur], [Nama Unsur], [Toponim], [Pelaksana], dan [Updated].
3LN
2.
Periksa apakah masih ada nilai nol pada elevasi konturnya.
3.
Periksa jika ada kontur memotong bangunan [1AR].
4.
Periksa jika terdapat kontur yang terputus.
5.
Periksa kewajaran pola dan bentuk kontur terhadap sungai dan spot height -nya. -nya.
6.
Periksa kewajaran kontur depresi terhadap alur-alur sungainya.
7.
Periksa edgematching antar edgematching antar NLP.
8.
Periksa edgematching antar edgematching antar blok pelaksana pekerjaan.
9.
Periksa jika ada kontur yang bersentuhan/touching. bersentuhan/touching.
46
1. 4LN
Periksa kelengkapan semua atributnya: [Kode Unsur], [Nama Unsur], [Toponim], [Pelaksana], dan [Updated].
2.
Periksa edgemacthing antar NLP.
3.
Periksa edgemacthing antar blok pelaksana pekerjaan.
1.
Periksa atribut untuk [4LN]: KodeUnsur, Nama Unsur, Toponim, Pelaksana, dan Updated.
2.
Periksa attribut untuk [4LN]: KodeUnsur, Nama Unsur, Desa, Kecamatan, Kabupaten, Kota dan Provinsi.
4AR 3.
Periksa edgematching antar NLP dan edgematching antar blok pelaksana pekerjaan dengan cara dissolve.
5AR
4.
Periksa ketepatan frame-nya dengan cara dissolve terhadap [4AR].
1.
Periksa kelengkapan semua atributnya: [Kode Unsur], [Nama Unsur], [Toponim], [Pelaksana], dan [Updated].
2.
Periksa edgemacthing antar NLP.
3.
Periksa edgemacthing antar blok pelaksana pekerjaan.
1.
Periksa konsistensi antar teks label [5TX] terhadap [5AR] dengan cara identity [5TX] terhadap [5AR].
5LN
2.
Periksa edgemacthing antar NLP dengan cara dissolve.
3.
Periksa edgemacthing antar blok pelaksana pekerjaan dengan cara dissolve.
1.
Periksa undershoots-overshoots [5LN] yang mengakibatkan kesalahan dalam pembentukan Poligon dengan cara identity [5LN] terhadap [5AR].
5TX
2.
Periksa apakah nama sungai dan danau pada [5AR] sudah masuk dalam atributnya.
3.
Periksa edgematching pada [5AR] antar NLP.
4.
Periksa edgematching pada blok pelaksana pekerjaan.
5.
Periksa ketepatan frame-nya dengan cara dissolve terhadap [5AR].
1.
Periksa kelengkapan semua atributnya: [Kode Unsur], [Nama Unsur], [Toponim], [Pelaksana], dan [Updated].
6LN
2.
Periksa jika terdapat sungai atau alur yang menggantung.
3.
Periksa jika masih ada nama sungai yang belum masuk ke atributnya [TOPONIM]. 47
6PT
4.
Periksa edgemacthing antar NLP.
5.
Periksa edgematching antar blok pelaksana pekerjaan.
1.
Periksa unsur hidrografi point (air terjun, jeram, batu karang).
1.
Periksa Kelengkapan semua atributnya: [Kode Unsur], [Nama Unsur], [Toponim], [Pelaksana], dan [Updated].
2.
Periksa penempatan nama ibukota desa MDS terhadap kantor Desa yang ada pada tema [1PT].
3.
Periksa penempatan nama ibukota Kecamatan MDC terhadap kantor Kecamatan yang ada pada tema [1PT].
4.
Periksa penempatan nama ibukota Kabupaten/Kota MKB/MKT terhadap kantor Bupati/Kota yang ada pada tema [1PT].
6TX
5.
Periksa penempatan nama ibukota Provinsi MDS terhadap kantor Gubernur yang ada pada tema [1PT].
6.
Periksa
penempatan
nama
kampung
MKP
terhadap
area
permukiman yang ada pada tema [5AR]. 7.
Periksa penempatan teks nama Danau, Tanjung, Teluk, Pulau, dan Sungai terhadap [5AR].
8.
Periksa penempatan teks nama gunung atau bukit terhadap konturnya [3LN] dan spot height [3PT].
2.8.2
9.
Periksa cara dan penulisan namanya.
10.
Periksa edgemacthing antar NLP.
11.
Periksa edgematching antar blok pelaksana pekerjaan.
Hasil pekerjaan Hasil pekerjaan yang harus diserahkan pada akhir kegiatan adalah sebagai berikut: a. Data digital rupabumi format AutoCAD 2004 (.dwg) dalam sheetwise satuan Nomor Lembar Peta (sistem koordinat UTM) dan blockwise/gabungan (sistem koordinat geografis); b.
Basis data rupabumi digital format ESRI Shape Files (.shp) dalam sheetwise satuan Nomor Lembar Peta (sistem koordinat UTM) dan blockwise/gabungan (sistem koordinat geografis);
c.
Digital Terrain Model (DTM) format BIL 32 bit dan USGS DEM; 48
d.
Citra satelit optik yang sudah dimosaik dan terpotong berdasarkan sistem nomor lembar peta rupabumi skala 1:50.000 dalam format data geoTIFF;
e.
Metadata mengacu pada standar Metadata Data Spasial Nasional (MDSN) format file.gen (Generated Text File).
f.
Quicklook layout data Rupabumi berdasarkan sistem nomor lembar peta dalam format PNG, JPEG dan GeoTIFF dengan resolusi maksimum 96 dpi.
g.
Data hasil survei lapangan: Peta manuskrip yang terdiri dari: -
Peta manuskrip A: kontur hasil plotting yang telah ditambah dengan nama-nama unsur topografis (nama sungai, nama gunung, dll).
-
Peta manuskrip B: berisi seluruh data hasil plotting , kecuali kontur, yang ditambah dengan anotasi dan simbol di lapangan (sekolah, kantor desa, klasifikasi jalan …), batas administrasi,
dan
nama-nama
wilayah
administratif
(kabupaten, kecamatan, desa, kampung, …). -
Peta manuskrip C: (opsional untuk cadangan di lapangan), berisi seluruh data hasil plotting baik unsur alam maupun objek buatan manusia.
-
Softcopy formulir uji akurasi dalam format Excel (.xls).
Nama rupabumi yang dituangkan dalam Formulir F6-NG yang telah dilegalisir oleh pemerintah setempatdan Formulir F6-NGE. Foto-foto dokumentasi survei lapangan dari surveyor di depan papan nama kantor pemerintah setempat, lengkap dengan informasi pendukungnya (koordinat). Untuk setiap nomor lembar peta, seluruh bahan di atas dimasukkan
dalam
satu
amplop
tebal
berwarna
coklat
berukuran B4 (250 mm x 353 mm) dengan tali di luarnya. Pada muka sebelah kanan atas diberi identitas:
49
h.
No. Lembar Peta
:
Nama Lembar Peta
:
Perusahaan
:
Kurun waktu survei
:
Album foto lapangan ukuran A5 sebanyak satu set berikut data digitalnya.
i.
Daftar nama-nama rupabumi sebanyak dua buku berikut data digitalnya dalam format Excel.
j.
Laporan kegiatan (hardcopy ) sebanyak lima buku.
k.
Album peta tercetak pada skala 1:50.000, yang merupakan hasil proses kartografi ArcGIS, dengan ukuran A0 sebanyak dua set dan dilipat menjadi ukuran album A4 sebanyak dua set.
l.
Album DEM tercetak pada ukuran A3 sebanyak dua set;
Semua data digital diserahkan dalam DVD-ROM sebanyak dua set yang telah diberi label (sticker DVD) dengan identitas data serta perusahaan.
50
3. PENUTUP
Mengingat pentingnya peta rupabumi Indonesia dalam perencanaan dan pembangunan, maka dalam pelaksanaan kegiatan supervisi pemetaan dasar, tim supervisi berusaha untuk selalu senantiasa menjaga kualitas data yang dihasilkan oleh pelaksana pekerjaan.
Salah satu upaya untuk tetap terjaganya kualitas data yang dihasilkan oleh pelaksana pekerjaan adalah dengan meningkatkan kualitas dan kualifikasi tenaga tim supervisi yang ditunjuk dan ditugaskan untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan.
Upaya yang dilakukan untuk merealisasikan hal tersebut adalah dengan terus memperbaharui penyempurnaan petunjuk pelaksanaan supervisi sesuai dengan perkembangan teknologi di bidang survei dan pemetaan serta masukan-masukan yang berharga, baik pengalaman dan kendala yang ditemui selama pelaksanaan kegiatan supervisi sebelumnya.
Demikian
petunjuk
pelaksanaan
supervisi
digunakan sebagaimana mestinya.
51
ini
disusun
untuk
dapat
LAMPIRAN Lampiran 1 Kode Unsur RBI
TEMA
UNSUR
NAMA_UNSUR
KODE_UNSUR
LABEL
Bangunan
Bangunan / Gedung
Garis Tepi Bangunan / Bangunan Terpencar / Gedung
10000
Bangunan
Bangunan / Gedung
Bangunan / Gedung
10002
GD
Bangunan
Rumah Hunian
Rumah Hunian Lainnya
10100
RH
Bangunan
Rumah Hunian
Rumah Komplek / Properti Real Estate
10102
RE
Bangunan
Rumah Hunian
Properti Tumpang Susun (Kondominium)
10104
RT
Bangunan
Rumah Hunian
Rumah Adat / Keraton
10106
RA
Bangunan
Pemerintaha n
Kantor Pemerintah Lainnya
10200
Bangunan
Pemerintaha n
Istana
10202
Bangunan
Pemerintahan
Istana Negara
10204
IN
Bangunan
Pemerintahan
Kantor Presiden
10206
PD
Bangunan
Pemerintaha n
Kantor Wakil Presiden
10208
WP
Bangunan
Pemerintaha n
Kantor Menteri / Departemen / LPND
10210
MT
Bangunan
Pemerintaha n
Pendidikan Administrasi Pemerintahan
10212
AP
Bangunan
Pemerintaha n
Lembaga Pemasyarakat an / Penjara
10214
LP
Bangunan
Pemerintaha n
Kantor Lembaga Tinggi Negara
10216
LT
Bangunan
Pemerintahan
Kantor DPRD
10218
PR
IT
Bangunan
Pemerintahan
Kantor Gubernur
10220
KG
Bangunan
Pemerintaha n
Kantor Wali Kota / Setingkat
10222
KW
Bangunan
Pemerintahan
Kantor Bupati
10224
KB
Bangunan
Pemerintahan
Kantor Camat
10226
KC
Bangunan
Pemerintahan
Kantor Desa
10228
KD
Bangunan
Pemerintahan
Kantor Lurah
10230
KL
Bangunan
Pemerintaha n
Tugu / Pilar Batas Negara
10232
Bangunan
Pemerintaha n
Tugu / Pilar Batas Provinsi / Daerah Istimewa
10234
Bangunan
Pemerintaha n
Tugu / Pilar Batas Kabupaten / Kota
10236
Bangunan
Pemerintaha n
Tugu / Pilar Batas Kecamatan
10238
Bangunan
Pemerintaha n
Tugu / Pilar Batas Kelurahan
10240
Bangunan
Pemerintaha n
Tugu / Pilar Batas Desa
10242
Bangunan
Pemerintaha n Negara Asing
Kantor Pemerintahan Asing Lainnya
10300
DL
Bangunan
Pemerintaha n Negara Asing
Kedutaan Besar
10302
DB
Bangunan
Pemerintaha n Negara Asing
Konsulat
10304
KS
Bangunan
Pemerintaha n Negara Asing
Pusat Kebudayaan Asing
10306
BA
Bangunan
Pemerintaha n Pertahanan Keamanan
Kantor Pertahanan Keamanan Lainnya
10400
HL
Bangunan
Pemerintaha n Pertahanan Keamanan
Kantor Polisi
10402
KP
Bangunan
Pemerintaha n Pertahanan Keamanan
Pendidikan Polisi
10404
DP
Bangunan
Pemerintaha n Pertahanan Keamanan
Instalasi TNI (AD / AL / AU)
10406
IT
Bangunan
Pemerintaha n Pertahanan Keamanan
Pendidikan Militer TNI
10408
PM
Bangunan
Pemerintaha n Pertahanan Keamanan
Transportas i TNI
10410
TT
Bangunan
Peribadatan / Pendidikan Agama / Sosial
Peribadatan / Pendidikan Agama Lainnya
10500
IL
x
Bangunan
Peribadatan / Pendidikan Agama / Sosial
Mesjid
10502
MS
Bangunan
Peribadatan / Pendidikan Agama / Sosial
Pendidikan Agama Islam (Pesantren)
10504
SI
Bangunan
Peribadatan / Pendidikan Agama / Sosial
Gereja
10506
GJ
Bangunan
Peribadatan / Pendidikan Agama / Sosial
Pendidikan Agama Kristen / Katolik
10508
SK
Bangunan
Peribadatan / Pendidikan Agama / Sosial
Vihara
10510
VH
Bangunan
Peribadatan / Pendidikan Agama / Sosial
Pendidikan Agama Budha
10512
SB
Bangunan
Peribadatan / Pendidikan Agama / Sosial
Pura
10514
PR
Bangunan
Peribadatan / Pendidikan Agama / Sosial
Pendidikan Agama Hindu
10516
SH
Bangunan
Peribadatan / Pendidikan Agama / Sosial
Rumah Panti
10518
PI
Bangunan
Peribadatan / Pendidikan Agama / Sosial
Rumah Panti Asuhan Anak Yatim Piatu
10520
RY
Bangunan
Peribadatan / Pendidikan Agama / Sosial
Rumah Panti Jompo / MaNuLa
10522
RJ
Bangunan
Peribadatan / Pendidikan Agama / Sosial
Kantor Pemakaman
10524
KP
Bangunan
Peribadatan / Pendidikan Agama / Sosial
Gedung Krematorium
10526
GK
Bangunan
Pusat Pendidikan / Penelitian IPTEK
Pendidikan / Penelitian Lainnya
10600
PL
Bangunan
Pusat Pendidikan / Penelitian IPTEK
Pendidikan Tinggi
10602
ST
Bangunan
Pusat Pendidikan / Penelitian IPTEK
Pendidikan Menengah Umum
10604
SU
Bangunan
Pusat Pendidikan / Penelitian IPTEK
Pendidikan Menengah Pertama
10606
SP
Bangunan
Pusat Pendidikan / Penelitian IPTEK
Pendidikan Dasar
10608
SD
Bangunan
Pusat Pendidikan / Penelitian IPTEK
Pendidikan Taman Kanak-kanak
10610
SA
Bangunan
Pusat Pendidikan / Penelitian IPTEK
Pendidikan Politeknik / Kejuruan
10612
SJ
Bangunan
Pusat Pendidikan / Penelitian IPTEK
Pendidikan Olah Raga
10614
SO
Bangunan
Pusat Pendidikan / Penelitian IPTEK
Pendidikan Warga Internasiona l
10616
SI
Bangunan
Pusat Pendidikan / Penelitian IPTEK
Pendidikan Luar Sekolah
10618
SL
Bangunan
Pusat Pendidikan / Penelitian IPTEK
Pendidikan Luar Biasa / Cacat Fisik
10620
SC
Bangunan
Pusat Pendidikan / Penelitian IPTEK
Laboratorium Pendidikan / Penelitian IpTek
10622
LI
xi
Bangunan
Pusat Pendidikan / Penelitian IPTEK
Observatorium
10624
OB
Bangunan
Pusat Pendidikan / Penelitian IPTEK
Perpustakaan
10626
TK
Bangunan
Pariwisata / Seni / Budaya / Olah Raga
Pariwisata / Seni / Budaya Lainnya
10700
BD
Bangunan
Pariwisata / Seni / Budaya / Olah Raga
Museum
10702
MU
Bangunan
Pariwisata / Seni / Budaya / Olah Raga
Candi
10704
CN
Bangunan
Pariwisata / Seni / Budaya / Olah Raga
Situs Purbakala
10706
SL
Bangunan
Pariwisata / Seni / Budaya / Olah Raga
Tugu / Monumen / Gapura / Prasasti
10708
TG
Bangunan
Pariwisata / Seni / Budaya / Olah Raga
Pariwisata / Rekreasi Pantai
10710
WP
Bangunan
Pariwisata / Seni / Budaya / Olah Raga
Pariwisata / Rekreasi Pegunungan
10712
WG
Bangunan
Pariwisata / Seni / Budaya / Olah Raga
Pariwisata / Rekreasi Budaya
10714
WB
Bangunan
Pariwisata / Seni / Budaya / Olah Raga
Taman Margasatwa
10716
TM
Bangunan
Pariwisata / Seni / Budaya / Olah Raga
Taman Sumber Air Panas
10718
TA
Bangunan
Pariwisata / Seni / Budaya / Olah Raga
Rumah Kaca Taman Botani
10720
TB
Bangunan
Pariwisata / Seni / Budaya / Olah Raga
Kebun Binatang
10722
KS
Bangunan
Pariwisata / Seni / Budaya / Olah Raga
Kandang / Sangkar Binatang
10724
SS
Bangunan
Pariwisata / Seni / Budaya / Olah Raga
Peternakan / Penangkaran
10726
PK
Bangunan
Pariwisata / Seni / Budaya / Olah Raga
Hotel / Motel / Hostel
10728
HT
Bangunan
Pariwisata / Seni / Budaya / Olah Raga
Restauran
10730
RT
Bangunan
Pariwisata / Seni / Budaya / Olah Raga
Bioskop
10732
BI
Bangunan
Pariwisata / Seni / Budaya / Olah Raga
Teater Seni / Konser / Pamer / Pertemuan
10734
TS
Bangunan
Pariwisata / Seni / Budaya / Olah Raga
Pasar Seni / Galeri
10736
PG
Bangunan
Pariwisata / Seni / Budaya / Olah Raga
Stadion / Tribun / Bangunan Olah Raga
10738
SO
Bangunan
Pariwisata / Seni / Budaya / Olah Raga
Arena Atletik dan Olah Raga
10740
AA
Bangunan
Pariwisata / Seni / Budaya / Olah Raga
Arena Jalur Golf
10742
JG
Bangunan
Pariwisata / Seni / Budaya / Olah Raga
Arena Kolam Renang / Olah Raga Air
10744
KR
xii
Bangunan
Pariwisata / Seni / Budaya / Olah Raga
Arena Balap Otomotif
10746
BO
Bangunan
Pariwisata / Seni / Budaya / Olah Raga
Arena Balap Speda / Velodrome
10748
VL
Bangunan
Pariwisata / Seni / Budaya / Olah Raga
Arena Pacuan Kuda
10750
AK
Bangunan
Rumah Sakit
Rumah Sakit Lainnya
10800
RS
Bangunan
Rumah Sakit
Rumah Sakit Umum
10802
RU
Bangunan
Rumah Sakit
Rumah Sakit Jantung
10804
RJ
Bangunan
Rumah Sakit
Rumah Sakit Paru-Paru / Sanatorium
10806
RP
Bangunan
Rumah Sakit
Rumah Sakit Mata
10808
RM
Bangunan
Rumah Sakit
Rumah Sakit Jiwa
10810
RW
Bangunan
Rumah Sakit
Rumah Sakit Bersalin
10812
RB
Bangunan
Rumah Sakit
Poli Klinik
10814
KL
Bangunan
Rumah Sakit
PusKesMas
10816
PK
Bangunan
Air Minum
Kantor PAM
10900
KA
Bangunan
Air Minum
Sumber Air Minum
10902
AR
Bangunan
Air Minum
Bak / Tangki Penyimpan Air Minum
10904
TA
Bangunan
Air Minum
Menara Air Minum
10906
MA
Bangunan
Air Minum
Pipa Saluran Air
10908
PA
Bangunan
Air Minum
Pengolahan Air minum
10910
OA
Bangunan
Energi Listrik
Energi Listrik Lainnya
11000
EL
Bangunan
Energi Listrik
Kantor PLN
11002
KL
Bangunan
Energi Listrik
Pembangkit Listrik Tenaga Air
11004
LR
Bangunan
Energi Listrik
Pembangkit Listrik Tenaga Uap
11006
LU
Bangunan
Energi Listrik
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
11008
LD
xiii
Bangunan
Energi Listrik
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
11010
LN
Bangunan
Energi Listrik
Pembangkit Listrik Tenaga Surya
11012
LS
Bangunan
Energi Listrik
Pembangkit Listrik Tenaga Gas
11014
LG
Bangunan
Energi Listrik
Pembangkit Listrik Tenaga Angin
11016
LA
Bangunan
Energi Listrik
Gardu Induk Listrik Tegangan Tinggi
11018
GT
Bangunan
Energi Listrik
Gardu Induk
11020
GI
Bangunan
Energi Listrik
Gardu Kabel Listrik Laut
11022
GL
Bangunan
Energi Listrik
Menara Transmisi Listrik
11024
ML
Bangunan
Energi Listrik
Jaringan Kabel Transmisi Listrik Atas Tanah
11026
XA
Bangunan
Energi Listrik
Jaringan Kabel Transmisi Listrik Bawah Tanah
11028
XB
Bangunan
Energi Listrik
Jaringan Kabel Transmisi Listrik Bawah Laut
11030
XL
Bangunan
Energi Minyak dan Gas
Energi Minyak dan Gas Lainnya
11100
MG
Bangunan
Energi Minyak dan Gas
Sumber Bahan Bakar Minyak
11102
BM
Bangunan
Energi Minyak dan Gas
Pengolahan Bahan Bakar Minyak
11104
OM
Bangunan
Energi Minyak dan Gas
Sumur Bahan Bakar Minyak
11106
SM
Bangunan
Energi Minyak dan Gas
Menara Exploitasi Bahan Bakar Minyak
11108
MM
Bangunan
Energi Minyak dan Gas
Pipa Saluran Bahan Bakar Minyak
11110
PM
Bangunan
Energi Minyak dan Gas
Depo Bahan Bakar Minyak
11112
DM
Bangunan
Energi Minyak dan Gas
Sumber Bahan Bakar Gas
11114
SG
Bangunan
Energi Minyak dan Gas
Pengolahan Bahan Bakar Gas
11116
OG
Bangunan
Energi Minyak dan Gas
Sumur Bahan Bakar Gas
11118
BG
Bangunan
Energi Minyak dan Gas
Menara Exploitasi Bahan Bakar Gas
11120
MG
Bangunan
Energi Minyak dan Gas
Pipa Saluran Bahan Bakar Gas
11122
PG
Bangunan
Energi Minyak dan Gas
Depo Bahan Bakar Gas
11124
DG
Bangunan
Energi Minyak dan Gas
Stasiun Pompa Bahan Bakar Umum
11126
BU
xiv
Bangunan
Pertambangan Mineral
Pertambangan Lainnya
11200
TB
Bangunan
Pertambangan Mineral
Logam Mulia
11202
LM
Bangunan
Pertambangan Mineral
Logam Dasar
11204
LD
Bangunan
Pertambangan Mineral
Batubara
11206
BR
Bangunan
Pertambangan Mineral
Bahan Bangunan
11208
BB
Bangunan
Industr i Manufaktur
Industri Manufaktur Lainnya
11300
IM
Bangunan
Industr i Manufaktur
Bahan Dasar Logam
11302
DL
Bangunan
Industr i Manufaktur
Bahan Dasar Kimia
11304
DK
Bangunan
Industr i Manufaktur
Bahan Dasar Bangunan
11306
DB
Bangunan
Industr i Manufaktur
Aeronautika
11308
AE
Bangunan
Industr i Manufaktur
Maritim
11310
MT
Bangunan
Industr i Manufaktur
Otomotif
11312
OT
Bangunan
Industr i Manufaktur
Elektronik
11314
EL
Bangunan
Industr i Manufaktur
Sarana dan Bahan Perkantoran
11316
BK
Bangunan
Industr i Manufaktur
Senjata dan Bahan Peledak
11318
PL
Bangunan
Industr i Manufaktur
Tekstil dan Produk Tekstil
11320
TT
Bangunan
Industr i Manufaktur
Perlengkapan Pakaian
11322
SG
Bangunan
Industr i Manufaktur
Bahan Pangan dan Makanan
11324
MK
Bangunan
Industr i Manufaktur
Obat / Farmasi
11326
FA
Bangunan
Industr i Manufaktur
Pakan Ternak
11328
TN
Bangunan
Lingkungan
Tempat Pembuangan Lainnya
11400
BL
Bangunan
Lingkungan
Tempat Pembuangan Akhir Sampah
11402
PS
Bangunan
Lingkungan
Tempat Penyimpanan Limbah Kimia
11404
LK
xv
Bangunan
Lingkungan
Tempat Penampungan Barang Bekas
11406
BS
Bangunan
Lingkungan
Saluran Air Limbah
11408
LB
Bangunan
Lingkungan
Saluran Air Hujan / Lumpur / Lava
11410
LV
Bangunan
Pusat Bisnis dan Perdagangan
Pusat Bisnis dan Perdagangan Lainnya
11500
BP
Bangunan
Pusat Bisnis dan Perdagangan
Pusat Perdagangan dan Niaga Kota (Mal/ToSerBa)
11502
TS
Bangunan
Pusat Bisnis dan Perdagangan
Pusat Perdagangan Tradisional (Pasar Eceran/Grosir -Induk)
11504
PE
Bangunan
Pusat Bisnis dan Perdagangan
Pusat Pelelangan Bahan Pokok Pangan
11506
LK
Bangunan
Pusat Bisnis dan Perdagangan
Pusat Pelelangan Produk Industri
11508
LI
Bangunan
Pusat Bisnis dan Perdagangan
Pusat Perkantoran Bisnis / Komersial Terpadu
11510
KT
Bangunan
Pusat Bisnis dan Perdagangan
Rumah Toko / Rumah Kantor
11512
RK
Bangunan
Keuangan
Kantor Keuangan Lainnya
11600
KU
Bangunan
Keuangan
Kantor Bank
11602
BN
Bangunan
Keuangan
Kantor Penukaran Uang Asing
11604
PU
Bangunan
Keuangan
Kantor Pegadaian
11606
KG
Bangunan
Keuangan
Kantor Bursa Saham / Efek
11608
BE
Bangunan
Telekomunikasi
Telekomunikasi Lainnya
11700
KL
Bangunan
Telekomunikasi
Kantor Telepon
11702
KT
Bangunan
Telekomunikasi
Warung Telekomunikasi
11704
WT
Bangunan
Telekomunikasi
Gardu / Rumah Kabel telekomunikasi
11706
GK
Bangunan
Telekomunikasi
Menara Telepon
11708
MT
Bangunan
Telekomunikasi
Jaringan Kabel Telepon Atas Tanah
11710
JT
Bangunan
Telekomunikasi
Jaringan Kabel Telepon Bawah Tanah
11712
NA
Bangunan
Telekomunikasi
Jaringan Kabel Telepon Bawah Laut / Air
11714
NB
xvi
Bangunan
Telekomunikasi
Kantor Stasiun Bumi Satelit Telekomunikasi
11716
SS
Bangunan
Telekomunikasi
Antena Stasiun Bumi Satelit Telekomunikasi
11718
AS
Bangunan
Telekomunikasi
Kantor Televisi
11720
KV
Bangunan
Telekomunikasi
Menara Pemancar Televisi
11722
MV
Bangunan
Telekomunikasi
Kantor Radio
11724
KR
Bangunan
Telekomunikasi
Menara Pemancar Radio
11726
MR
Bangunan
Pos dan Paket
Kantor Pos / Paket Lainnya
11800
PO
Bangunan
Pos dan Paket
Kantor Pos Besar
11802
PR
Bangunan
Pos dan Paket
Kantor Pos Pembantu
11804
PB
Bangunan
Pos dan Paket
Kantor Pengiriman Paket
11806
PK
Bangunan
Transport asi
Transportas i Lainnya
11900
TR
Bangunan
Transport asi
Garis Tepi Jembatan
11902
Bangunan
Transport asi
Jembatan Jalan Tol Layang
11904
JL
Bangunan
Transport asi
Jembatan Jalan Tol
11906
JT
Bangunan
Transport asi
Jembatan Jalan Arteri
11908
JA
Bangunan
Transport asi
Jembatan Jalan Kolektor
11910
JK
Bangunan
Transport asi
Jembatan Jalan Lokal
11912
JO
Bangunan
Transport asi
Jembatan Jalan Lain
11914
JN
Bangunan
Transport asi
Jembatan Penyebrangan Pejalan Kaki
11916
JI
Bangunan
Transport asi
Titian
11918
TI
Bangunan
Transport asi
Jembatan Kereta Api Jalur Ganda
11920
KG
Bangunan
Transport asi
Jembatan Kereta Api Jalur Tunggal
11922
KT
Bangunan
Transport asi
Terowongan Jalan
11924
WJ
Bangunan
Transport asi
Terowongan Kereta Api
11926
WK
xvii
Bangunan
Transport asi
Tonggak / Pal Kilometer
11928
Bangunan
Transport asi
Stasiun / Terminal Bis
11930
Bangunan
Transport asi
Stasiun Kereta Api
11932
SK
Bangunan
Transport asi
Perhentian Bis / Halte
11934
PH
Bangunan
Transport asi
Perhentian / Halte Kereta Api
11936
HK
Bangunan
Transport asi
Pelabuhan Udara Internasio nal
11938
UI
Bangunan
Transport asi
Pelabuhan Udara Domestik
11940
UD
Bangunan
Transport asi
Pelabuhan Udara Perintis
11942
UP
Bangunan
Transport asi
Pelabuhan Udara Non Reguler
11944
UR
Bangunan
Transport asi
Pelabuhan Samudera
11946
SR
Bangunan
Transport asi
Pelabuhan Antar Pulau
11948
LA
Bangunan
Transport asi
Pelabuhan Nelayan
11950
LN
Bangunan
Transport asi
Pelabuhan Sungai
11952
LS
Bangunan
Transport asi
Dermaga Laut
11954
DL
Bangunan
Transport asi
Dermaga Sungai
11956
DS
Bangunan
Transport asi
Hanggar Pesawat Udara
11958
HP
Bangunan
Transport asi
Tempat Parkir Pesawat Udara
11960
SU
Bangunan
Transport asi
Depo Kereta Api
11962
DK
Bangunan
Transport asi
Depo Kendaraan (Pool)
11964
DP
Bangunan
Transport asi
Stasiun Pasang Surut
11966
PT
Bangunan
Transport asi
Menara Suar
11968
MS
Bangunan
Transport asi
Menara Radar Transporta si
11970
MT
Bangunan
Transport asi
Pusat Pergudangan / Terminal Peti Kemas / Cargo
11972
CG
Bangunan
Transport asi
Tempat Parkir Kendaraan Bermotor
11974
PR
Bangunan
Transport asi
Tempat Parkir Tumpang Susun
11976
TS
xviii
MB
Bangunan
Sarana Perairan
Sarana Perairan Lainnya
12000
SR
Bangunan
Sarana Perairan
Penahan Ombak
12002
NO
Bangunan
Sarana Perairan
Pemecah Ombak
12004
MO
Bangunan
Sarana Perairan
Bendungan
12006
BD
Bangunan
Sarana Perairan
Tanggul
12008
TG
Bangunan
Sarana Perairan
Pintu Air / Bendung
12010
TA
Transportas i
Transport asi
Garis Tepi Jaringan Transportasi
20000
Transportas i
Transport asi Darat
Jalan / Transportasi Darat Lainnya
20100
Transportas i
Transport asi Darat
Jalan Tol Dua Jalur dengan Pemisah Fisik
20102
Transportas i
Transport asi Darat
Jalan Tol Dua Jalur Tanpa Pemisah Fisik
20104
Transportas i
Transport asi Darat
Jalan Tol Layang
20106
Transportas i
Transport asi Darat
Jalan Layang
20108
Transportasi
Transportasi Darat
Jalan Arteri
20110
Transportas i
Transport asi Darat
Jalan Kolektor
20112
Transportas i
Transport asi Darat
Jalan Lokal
20114
Transportas i
Transport asi Darat
Jalan Lain
20116
Transportas i
Transport asi Darat
Jalan Sedang Dibangun
20118
Transportas i
Transport asi Darat
Jalan Setapak
20120
Transportas i
Jalan Kereta Api
Jalan Kereta Api Lainnya
20200
Transportas i
Jalan Kereta Api
Jalan Kereta Api Jalur Ganda
20202
Transportas i
Jalan Kereta Api
Jalan Kereta Api Jalur Tunggal
20204
Transportas i
Jalan Kereta Api
Jalan Kereta Api Bawah Tanah
20206
Transportasi
Jalan Kereta Api
Jalan Kereta Metro
20208
Transportas i
Jalan Kereta Api
Jalan Kereta Gantung
20210
xix
Transportas i
Jalan Kereta Api
Jalan Lori
20212
Transportas i
Transport asi Udara
Landas Pacu Lainnya
20300
CL
Transportas i
Transport asi Udara
Landas Pacu Internasiona l
20302
CI
Transportas i
Transport asi Udara
Landas Pacu Domestik
20304
CD
Transportas i
Transport asi Udara
Landas Pacu Perintis
20306
CP
Transportas i
Transport asi Udara
Air Strip
20308
AS
Transportas i
Transport asi Udara
Helikopter Pad Gedung
20310
HG
Transportas i
Transport asi Udara
Helikopter Pad Tanah
20312
HT
Transportas i
Transport asi Udara
Route Transportasi Udara
20314
RU
Transportas i
Transport asi Perairan
Transportas i Perairan Lainnya
20400
Transportas i
Transport asi Perairan
Route Transportasi Sungai
20402
TS
Transportas i
Transport asi Perairan
Route Transportasi Danau
20404
TD
Transportas i
Transport asi Perairan
Route Penyeberangan
20406
TP
Transportas i
Transport asi Perairan
Route Transportasi Laut
20408
RL
Hipsografi
Garis Kontur
Garis Bentuk Kontur Lainnya
30000
Hipsografi
Garis Kontur
Garis Kontur Index
30002
Hipsografi
Garis Kontur
Garis Kontur Selang
30004
Hipsografi
Garis Kontur
Garis Kontur Bantu
30006
Hipsografi
Garis Kontur
Garis Kontur Depresi
30008
Hipsografi
Titik Kontrol Pemetaan
Titik Kontrol Pemetaan Lainnya
30100
KL
Hipsografi
Titik Kontrol Pemetaan
Titik Kontrol Tanah
30102
KT
Hipsografi
Titik Kontrol Pemetaan
Spot Height
30104
xx
Hipsografi
DEM dan Bentuk Relief
DEM dan Bentuk Relief Lainnya
30200
Hipsografi
DEM dan Bentuk Relief
Titik DEM Sebaran Random
30202
Hipsografi
DEM dan Bentuk Relief
Titik DEM Sebaran Regular Grid
30204
Hipsografi
DEM dan Bentuk Relief
Titik Puncak / Lembah
30206
Hipsografi
DEM dan Bentuk Relief
Garis Batas Area DEM
30208
Hipsografi
DEM dan Bentuk Relief
Garis Punggung Bukit
30210
Hipsografi
DEM dan Bentuk Relief
Garis Patahan / Tebing
30212
Hipsografi
DEM dan Bentuk Relief
Garis Tepi Galian / Timbunan
30214
Hipsografi
DEM dan Bentuk Relief
Bukit / Batu
30216
Hipsografi
Titik Kontrol Geodesi
Titik Kontrol Geodesi Lainnya
30300
Hipsografi
Titik Kontrol Geodesi
Titik Kontrol Geodesi Horizontal Orde 0
30302
Hipsografi
Titik Kontrol Geodesi
Titik Kontrol Geodesi Horizontal Orde 1
30304
Hipsografi
Titik Kontrol Geodesi
Titik Kontrol Geodesi Vertikal Orde 0
30306
Hipsografi
Titik Kontrol Geodesi
Titik Kontrol Geodesi Vertikal Orde 1
30308
Hipsografi
Titik Kontrol Geodesi
Titik Kontrol Geodesi Gravitasi Orde 0
30310
Hipsografi
Titik Kontrol Geodesi
Titik Kontrol Geodesi Gravitasi Orde 1
30312
Batas Administrat if
Garis Batas Negara
Sudah Ditegaskan
40002
Batas Administrat if
Garis Batas Negara
Belum Ditegaskan
40004
Batas Administrat if
Garis Batas Provinsi / Daerah Istimewa
Sudah Ditegaskan
40102
Batas Administrat if
Garis Batas Provinsi / Daerah Istimewa
Belum Ditegaskan
40104
Batas Administratif
Garis Batas Kabupaten / Kota
Sudah Ditegaskan
40202
Batas Administratif
Garis Batas Kabupaten / Kota
Belum Ditegaskan
40204
Batas Administrat if
Garis Batas Kecamatan
Sudah Ditegaskan
40302
Batas Administrat if
Garis Batas Kecamatan
Belum Ditegaskan
40304
xxi
Batas Administrat if
Garis Batas Desa / Kelurahan
Sudah Ditegaskan
40402
Batas Administrat if
Garis Batas Desa / Kelurahan
Belum Ditegaskan
40404
Batas Administrat if
Garis Batas Laut Negara
Sudah Ditegaskan
40502
Batas Administrat if
Garis Batas Laut Negara
Belum Ditegaskan
40504
Penutup Lahan
Area Penutup Lahan
Garis Batas Area Penutup Lahan
50000
Penutup Lahan
Area Penutup Lahan
Penutup Lahan
50002
PX
Penutup Lahan
Area Penutup Lahan
Area Tertutup Awan
50004
TD
Penutup Lahan
Budaya dan Non Budaya
Budaya Lainnya
50100
Penutup Lahan
Budaya dan Non Budaya
Permukiman dan Tempat Kegiatan
50102
PM
Penutup Lahan
Budaya dan Non Budaya
Tanah Kosong / Gundul
50104
TK
Penutup Lahan
Budaya dan Non Budaya
Pasir / Bukit Pasir Darat
50106
BD
Penutup Lahan
Budaya dan Non Budaya
Pasir / Bukit Pasir Laut
50108
BL
Penutup Lahan
Vegetasi Non Budidaya
Vegetasi Non Budidaya Lainnya
50200
VN
Penutup Lahan
Vegetasi Non Budidaya
Hutan Rimba
50202
HT
Penutup Lahan
Vegetasi Non Budidaya
Padang Rumput
50204
PR
Penutup Lahan
Vegetasi Non Budidaya
Semak Belukar / Alang Alang
50206
BL
Penutup Lahan
Vegetasi Non Budidaya
Hutan Bakau
50208
HB
Penutup Lahan
Vegetasi Non Budidaya
Hutan Rawa
50210
HR
Penutup Lahan
Vegetasi Budidaya / Peternakan / Perikanan
Vegetasi Budidaya Lainnya
50300
VB
Penutup Lahan
Vegetasi Budidaya / Peternakan / Perikanan
Hutan Tanaman Industri
50302
HI
Penutup Lahan
Vegetasi Budidaya / Peternakan / Perikanan
Perkebunan / Kebun
50304
KB
Penutup Lahan
Vegetasi Budidaya / Peternakan / Perikanan
Sawah
50306
SW
xxii
Penutup Lahan
Vegetasi Budidaya / Peternakan / Perikanan
Sawah Tadah Hujan
50308
ST
Penutup Lahan
Vegetasi Budidaya / Peternakan / Perikanan
Tegalan / Ladang
50310
TL
Penutup Lahan
Vegetasi Budidaya / Peternakan / Perikanan
Hutan Rakyat
50312
HR
Penutup Lahan
Vegetasi Budidaya / Peternakan / Perikanan
Peternakan
50314
PN
Penutup Lahan
Vegetasi Budidaya / Peternakan / Perikanan
Perikanan
50316
IK
Penutup Lahan
Perairan
Perairan Lainnya
50400
RL
Penutup Lahan
Perairan
Air Laut
50402
AL
Penutup Lahan
Perairan
Air Danau / Situ
50404
AD
Penutup Lahan
Perairan
Air Waduk
50406
AW
Penutup Lahan
Perairan
Air Tawar Sungai
50408
AS
Penutup Lahan
Perairan
Air Tawar Sungai Musiman
50410
AM
Penutup Lahan
Perairan
Air Rawa
50412
AR
Penutup Lahan
Perairan
Air Kanal
50414
AK
Penutup Lahan
Perairan
Air Tambak
50416
AT
Penutup Lahan
Perairan
Air Penggaraman
50418
AP
Penutup Lahan
Perairan
Air Empang
50420
AE
Area Fungsi / Penggunaan Lahan
Garis Batas Area Fungsi / Penggunaan Lahan
50500
Area Fungsi / Penggunaan Lahan
Fungsi / Penggunaan Lahan
50502
Bangunan Rumah Hunian
Rumah Hunian Lainnya
50600
Bangunan Rumah Hunian
Rumah Komplek / Properti Real Estate
50602
Bangunan Rumah Hunian
Properti Tumpang Susun (Kondominium)
50604
Fungsi Lahan Fungsi Lahan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
xxiii
FX
Fungsi Lahan
/
Penggunaan
Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
Bangunan Rumah Hunian
Rumah Adat / Keraton
50606
Bangunan Pemerintahan
Bangunan Pemerintahan Lainnya
50700
Bangunan Pemerintahan
Istana
50702
Bangunan Pemerintahan
Kantor Pemerintahan Negara
50704
Bangunan Pemerintahan
Kantor Pemerintahan Daerah
50706
Bangunan Pemerintahan
Pendidikan Administrasi Pemerintahan
50708
Bangunan Pemerintahan
Lembaga Pemasyarakat an / Penjara
50710
Pemerintaha n Negara Asing
Pemerintahan Negara Asing Lainnya
50800
Pemerintaha n Negara Asing
Kedutaan Besar dan Konsulat
50802
Pemerintaha n Negara Asing
Pusat Kebudayaan Asing
50804
Bangunan Hankam
Bangunan Hankam Lainnya
50900
Bangunan Hankam
Kantor Polisi
50902
Bangunan Hankam
Pendidikan Polisi
50904
Bangunan Hankam
Instalasi TNI (AD / AL / AU)
50906
Bangunan Hankam
Pendidikan Militer TNI
50908
Bangunan Hankam
Pangkalan Transportas i TNI
50910
xxiv
Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
Fungsi Lahan
/
Penggunaan
Bangunan Peribadatan Agama
Bangunan Peribadatan Lainnya
51000
Bangunan Peribadatan Agama
Peribadatan dan Pendidikan Agama Islam
51002
Bangunan Peribadatan Agama
Peribadatan dan Pendidikan Agama Kristiani
51004
Bangunan Peribadatan Agama
Peribadatan dan Pendidikan Agama Budha
51006
Bangunan Peribadatan Agama
Peribadatan dan Pendidikan Agama Hindu
51008
Bangunan Peribadatan Agama
Peribadatan dan Pendidikan Agama Konfusius
51010
Pemakaman
Pemakaman Lainnya
51100
Pemakaman
Pemakaman Umum
51102
Pemakaman
Pemakaman Islam
51104
Pemakaman
Pemakaman Kristiani
51106
Pemakaman
Pemakaman Budha
51108
Pemakaman
Pemakaman Hindu
51110
Pemakaman
Pemakaman Pahlawan
51112
Pemakaman
Pemakaman Khusus
51114
Pemakaman
Kawasan Krematorium
51116
Area Pusat Pendidikan Penelitian IPTEK
Pusat Pendidikan Penelitian dan IpTek Lainnya
51200
xxv
Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
Area Pusat Pendidikan Penelitian IPTEK
Pendidikan Tinggi / Politeknik / Kejuruan
51202
Area Pusat Pendidikan Penelitian IPTEK
Pendidikan Dasar dan Menengah
51204
Area Pusat Pendidikan Penelitian IPTEK
Pendidikan Olah Raga
51206
Area Pusat Pendidikan Penelitian IPTEK
Pendidikan Warga Internasional
51208
Area Pusat Pendidikan Penelitian IPTEK
Pendidikan Luar Sekolah
51210
Area Pusat Pendidikan Penelitian IPTEK
Pendidikan Luar Biasa dan Cacat Fisik
51212
Area Pusat Pendidikan Penelitian IPTEK
Laboratorium Pendidikan / Penelitian
51214
Area Pusat Pendidikan Penelitian IPTEK
Observatorium
51216
Pariwisata / Seni / Budaya / Olah Raga
Pariwisata / Seni / Budaya / Olah Raga Lainnya
51300
Pariwisata / Seni / Budaya / Olah Raga
Museum
51302
Pariwisata / Seni / Budaya / Olah Raga
Candi
51304
Pariwisata / Seni / Budaya / Olah Raga
Situs Purbakala
51306
Pariwisata / Seni / Budaya / Olah Raga
Tugu / Monumen / Gapura / Prasasti
51308
Pariwisata / Seni / Budaya / Olah Raga
Pariwisata / Rekreasi Pantai
51310
Pariwisata / Seni / Budaya / Olah Raga
Pariwisata / Rekreasi Pegunungan
51312
Pariwisata / Seni / Budaya / Olah Raga
Pariwisata / Rekreasi Budaya
51314
Pariwisata / Seni / Budaya / Olah Raga
Taman Margasatwa
51316
Pariwisata / Seni / Budaya / Olah Raga
Taman Sumber Air Panas
51318
xxvi
Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
Pariwisata / Seni / Budaya / Olah Raga
Taman Botani
51320
Pariwisata / Seni / Budaya / Olah Raga
Kebun Binatang
51322
Pariwisata / Seni / Budaya / Olah Raga
Peternakan / Penangkaran
51324
Pariwisata / Seni / Budaya / Olah Raga
Hotel / Motel / Hostel
51326
Pariwisata / Seni / Budaya / Olah Raga
Tempat Hiburan / Restauran / Bioskop
51328
Pariwisata / Seni / Budaya / Olah Raga
Teater Seni / Konser / Pamer
51330
Pariwisata / Seni / Budaya / Olah Raga
Pasar Seni / Galeri
51332
Pariwisata / Seni / Budaya / Olah Raga
Stadion Atletik dan Olah Raga
51334
Pariwisata / Seni / Budaya / Olah Raga
Olah Raga Golf
51336
Pariwisata / Seni / Budaya / Olah Raga
Kolam Renang / Olah Raga Air
51338
Pariwisata / Seni / Budaya / Olah Raga
Balap Otomotif
51340
Pariwisata / Seni / Budaya / Olah Raga
Balap Sepeda / Velodrome
51342
Pariwisata / Seni / Budaya / Olah Raga
Pacuan Kuda
51344
Rumah Sakit
Rumah Sakit Lainnya
51400
Rumah Sakit
Rumah Sakit Umum
51402
Rumah Sakit
Rumah Sakit Jantung
51404
Rumah Sakit
Rumah Sakit Paru-Paru / Sanatorium
51406
Rumah Sakit
Rumah Sakit Mata
51408
xxvii
Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
Rumah Sakit
Rumah Sakit Jiwa
51410
Rumah Sakit
Rumah Sakit Bersalin
51412
Rumah Sakit
Poliklinik
51414
Rumah Sakit
Puskesmas
51416
Penanganan Air Minum
Penanganan Air Minum Lainnya
51500
Penanganan Air Minum
Kantor PAM
51502
Penanganan Air Minum
Sumber Air Minum
51504
Penanganan Air Minum
Pengolahan Air minum
51506
Penanganan Energi Listrik
Penanganan Energi Listrik Lainnya
51600
Penanganan Energi Listrik
Kantor PLN
51602
Penanganan Energi Listrik
Pembangkit Listrik Tenaga Air
51604
Penanganan Energi Listrik
Pembangkit Listrik Tenaga Uap
51606
Penanganan Energi Listrik
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
51608
Penanganan Energi Listrik
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
51610
Penanganan Energi Listrik
Pembangkit Listrik Tenaga Surya
51612
Penanganan Energi Listrik
Pembangkit Listrik Tenaga Gas
51614
Penanganan Energi Listrik
Pembangkit Listrik Tenaga Angin
51616
xxviii
Fungsi Lahan
/
Penggunaan
Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
Fungsi Lahan Fungsi Lahan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
Penanganan Energi Listrik
Gardu Induk Listrik Tegangan Tinggi
51618
Area Energi Minyak dan Gas
Energi Minyak dan Gas Lainnya
51700
Area Energi Minyak dan Gas
Sumber Bahan Bakar Minyak
51702
Area Energi Minyak dan Gas
Pengolahan Bahan Bakar Minyak
51704
Area Energi Minyak dan Gas
Depo Bahan Bakar Minyak
51706
Area Energi Minyak dan Gas
Sumber Bahan Bakar Gas
51708
Area Energi Minyak dan Gas
Pengolahan Bahan Bakar Gas
51710
Area Energi Minyak dan Gas
Depo Bahan Bakar Gas
51712
Area Energi Minyak dan Gas
Stasiun Pompa Bahan Bakar Umum
51714
Pertambangan Mineral
Pertambangan Lainnya
51800
Pertambangan Mineral
Logam Mulia
51802
Pertambangan Mineral
Logam Dasar
51804
Pertambangan Mineral
Batubara
51806
Pertambangan Mineral
Bahan Bangunan
51808
Industri Manufaktur
Industri Manufaktur Lainnya
51900
Industr i Manufaktur
Industri Bahan Dasar Logam
51902
xxix
Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
Industr i Manufaktur
Industri Bahan Dasar Kimia
51904
Industr i Manufaktur
Industri Bahan Dasar Bangunan
51906
Industri Manufaktur
Industri Aeronautika
51908
Industri Manufaktur
Industri Maritim
51910
Industri Manufaktur
Industri Otomotif
51912
Industri Manufaktur
Industri Elektronik
51914
Industr i Manufaktur
Industri Sarana dan Bahan Perkantoran
51916
Industr i Manufaktur
Industri Senjata dan Bahan Peledak
51918
Industr i Manufaktur
Industri Tekstil dan Produk Tekstil
51920
Industr i Manufaktur
Industri Perlengkapan Pakaian
51922
Industr i Manufaktur
Industri Bahan Pangan dan Makanan
51924
Industri Manufaktur
Industri Obat / Farmasi
51926
Industri Manufaktur
Industri Pakan Ternak
51928
Lingkungan Limbah
Lingkungan Limbah Lainnya
52000
Lingkungan Limbah
Tempat Pembuangan Akhir
52002
Lingkungan Limbah
Tempat Penyimpanan Limbah Kimia
52004
Lingkungan Limbah
Tempat Penampungan Barang Bekas
52006
xxx
Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
Pusat Bisnis
Pusat Bisnis Lainnya
52100
Pusat Bisnis
Pusat Perdagangan dan Niaga Kota (Mal / ToSerBa)
52102
Pusat Bisnis
Pusat Perdagangan Tradisional (Pasar Eceran/Grosir -Induk)
52104
Pusat Bisnis
Pusat Pelelangan Bahan Pokok Pangan
52106
Pusat Bisnis
Pusat Pelelangan Produk Industri
52108
Pusat Bisnis
Pusat Perkantoran Bisnis / Komersial Terpadu
52110
Pusat Bisnis
Rumah Toko / Kantor
52112
Sarana Telekomunikasi
Sarana Telekomunikasi Lainnya
52200
Sarana Telekomunikasi
Kantor Telepon
52202
Sarana Telekomunikasi
Stasiun Bumi Satelit Telekomunikasi
52204
Sarana Telekomunikasi
Kantor Televisi
52206
Sarana Telekomunikasi
Kantor Radio / Menara Pemancar Radio
52208
Sarana Transportasi
Sarana Transportas i Lainnya
52300
Sarana Transportasi
Koridor Jalan Tol
52302
Sarana Transportasi
Badan Jalan Tol
52304
Sarana Transportasi
Median Badan Jalan Tol
52306
Sarana Transportasi
Badan Jalan Arteri
52308
xxxi
Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
Fungsi
/
Penggunaan
Sarana Transportasi
Median Badan Jalan Arteri
52310
Sarana Transportasi
Badan Jalan Kolektor
52312
Sarana Transportasi
Median Badan Jalan Kolektor
52314
Sarana Transportasi
Badan Jalan Lokal
52316
Sarana Transportasi
Median Badan Jalan Lokal
52318
Sarana Transportasi
Badan Jalan Lain
52320
Sarana Transportasi
Median Badan Jalan Lain
52322
Sarana Transportasi
Stasiun / Terminal Bis
52324
Sarana Transportasi
Stasiun Kereta Api
52326
Sarana Transportasi
Koridor Jalan Kereta Api
52328
Sarana Transportasi
Pelabuhan Udara Internasio nal
52330
Sarana Transportasi
Pelabuhan Udara Domestik
52332
Sarana Transportasi
Pelabuhan Udara Perintis
52334
Sarana Transportasi
Pelabuhan Udara Non Reguler
52336
Sarana Transportasi
Pelabuhan Samudera
52338
Sarana Transportasi
Pelabuhan Antar Pulau
52340
Sarana Transportasi
Pelabuhan Nelayan
52342
Sarana Transportasi
Pelabuhan Sungai
52344
Sarana Transportasi
Hanggar Pesawat Udara
52346
xxxii
Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan Fungsi Lahan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
/
Penggunaan
Sarana Transportasi
Depo Kereta Api
52348
Sarana Transport asi
Depo Kendaraan (Pool)
52350
Sarana Transportasi
Pusat Pergudangan / Terminal Peti Kemas / Cargo
52352
Sarana Transportasi
Tempat Parkir Kendaraan Bermotor
52354
Sarana Transportasi
Tempat Parkir Tumpang Susun
52356
Perairan
Perairan
Garis Tepi Perairan
60000
Perairan
Perairan Alam
Garis Tepi Perairan Alam Lainnya
60100
Perairan
Perairan Alam
Garis Tepi Pantai / Pulau
60102
Perairan
Perairan Alam
Garis Tepi Danau / Situ
60104
Perairan
Perairan Alam
Garis Tepi Rawa
60106
Perairan
Perairan Alam
Sungai Dua Garis
60108
Perairan
Perairan Alam
Sungai Satu Garis
60110
Perairan
Perairan Alam
Sungai Musiman
60112
Perairan
Perairan Alam
Alur Sungai
60114
Perairan
Perairan Alam
Sungai Perkiraan
60116
Perairan
Perairan Alam
Mata Air
60118
MA
Perairan
Perairan Alam
Air Terjun
60120
AJ
Perairan
Perairan Alam
Jeram
60122
JR
Perairan
Perairan Alam
Batu Karang
60124
KR
Perairan
Perairan Alam
Terumbu Karang
60126
RK
Perairan
Perairan Alam
Garis Tepi Pasir Laut
60128
Perairan
Perairan Alam
Garis Tepi Beting Karang
60130
xxxiii
Perairan
Perairan Buatan
Garis Tepi Perairan Buatan Lainnya
60200
Perairan
Perairan Buatan
Garis Tepi Air Waduk
60202
Perairan
Perairan Buatan
Garis Tepi Air Kanal
60204
Perairan
Perairan Buatan
Saluran Irigasi / Drainase
60206
Perairan
Perairan Buatan
Garis Tepi Air Tambak
60208
Perairan
Perairan Buatan
Garis Tepi Air Penggaraman
60210
Perairan
Perairan Buatan
Garis Tepi Air Empang
60212
Nama Geografis
Daerah Administrat if
Daerah Administrat if Lainnya
64000
DAL
Nama Geografis
Daerah Administrat if
Negara
64002
DAN
Nama Geografis
Daerah Administrat if
Provinsi
64004
DPR
Nama Geografis
Daerah Administrat if
Daerah Istimewa
64006
DIS
Nama Geografis
Daerah Administrat if
Kabupaten
64008
DKB
Nama Geografis
Daerah Administrat if
Kota
64010
DKM
Nama Geografis
Daerah Administrat if
Kecamatan
64012
DKC
Nama Geografis
Daerah Administrat if
Kelurahan
64014
DKL
Nama Geografis
Daerah Administrat if
Desa
64016
DDS
Nama Geografis
Permukiman
Permukiman Lainnya
64100
MLN
Nama Geografis
Permukiman
Ibukota Negara
64102
MIN
Nama Geografis
Permukiman
Ibukota Provinsi
64104
MPR
Nama Geografis
Permukiman
Ibukota Daerah Istimewa
64106
MIS
Nama Geografis
Permukiman
Ibukota Kabupaten
64108
MKB
Nama Geografis
Permukiman
Ibukota Kota
64110
MKM
Nama Geografis
Permukiman
Ibukota Kecamatan
64112
MKC
xxxiv
Nama Geografis
Permukiman
Ibukota Kelurahan
64114
MKL
Nama Geografis
Permukiman
Ibukota Desa
64116
MDS
Nama Geografis
Permukiman
Kampung / Dusun
64118
MKP
Nama Geografis
Permukiman
Perumahan Komplek / Properti Real Estate
64120
MPK
Nama Geografis
Permukiman
Properti Tumpang Susun (Kondominium)
64122
MTS
Nama Geografis
Permukiman
Rumah Adat / Keraton
64124
MRA
Nama Geografis
Kawasan Budaya & Penggunaan Lahan
Kawasan Budaya dan Penggunaan Lahan Lainnya
64200
BLN
Nama Geografis
Kawasan Budaya & Penggunaan Lahan
Kawasan Candi
64202
BCN
Nama Geografis
Kawasan Budaya & Penggunaan Lahan
Kawasan Situs Purbakala
64204
BPB
Nama Geografis
Kawasan Budaya & Penggunaan Lahan
Kawasan Tugu / Monumen / Gapura / Prasasti
64206
BMN
Nama Geografis
Kawasan Budaya & Penggunaan Lahan
Kawasan Pariwisata / Rekreasi Pantai
64208
GRP
Nama Geografis
Kawasan Budaya & Penggunaan Lahan
Kawasan Pariwisata / Rekreasi Pegunungan
64210
GRG
Nama Geografis
Kawasan Budaya & Penggunaan Lahan
Kawasan Pariwisata / Rekreasi Budaya
64212
BRB
Nama Geografis
Kawasan Budaya & Penggunaan Lahan
Kawasan Suaka Margasatwa
64214
GSM
Nama Geografis
Kawasan Budaya & Penggunaan Lahan
Kawasan Taman Botani
64216
GTB
Nama Geografis
Kawasan Budaya & Penggunaan Lahan
Kawasan Perkebunan
64218
GKN
Nama Geografis
Kawasan Budaya & Penggunaan Lahan
Kawasan Perindustria n
64220
GKI
Nama Geografis
Kawasan Budaya & Penggunaan Lahan
Kawasan Pertambangan dan Energi
64222
GKE
Nama Geografis
Sarana Transportasi
Sarana Transportas i Lainnya
64300
Nama Geografis
Sarana Transportasi
Pelabuhan Udara Internasio nal
64302
Nama Geografis
Sarana Transportasi
Pelabuhan Udara Domestik
64304
Nama Geografis
Sarana Transportasi
Pelabuhan Udara Perintis
64306
Nama Geografis
Sarana Transportasi
Pelabuhan Udara Non Reguler
64308
Nama Geografis
Sarana Transportasi
Pelabuhan Laut / Samudera
64310
xxxv
Nama Geografis
Sarana Transportasi
Pelabuhan Sungai
64312
Nama Geografis
Sarana Transportasi
Stasiun Kereta Api
64314
Nama Geografis
Sarana Transportasi
Perhentian / Halte Kereta Api
64316
Nama Geografis
Sarana Transportasi
Terminal Angkutan Darat
64318
Nama Geografis
Sarana Transportasi
Terowongan
64320
Nama Geografis
Perairan
Perairan Lainnya
64400
Nama Geografis
Perairan
Samudera
64402
Nama Geografis
Perairan
Laut
64404
Nama Geografis
Perairan
Selat
64406
Nama Geografis
Perairan
Teluk / Laguna
64408
Nama Geografis
Perairan
Muara / Kuala
64410
Nama Geografis
Perairan
Delta
64412
Nama Geografis
Perairan
Danau / Situ
64414
Nama Geografis
Perairan
Waduk / Bendungan
64416
Nama Geografis
Perairan
Rawa
64418
Nama Geografis
Perairan
Sungai
64420
Nama Geografis
Perairan
Sungai Musiman
64422
Nama Geografis
Perairan
Kanal / Terusan / Saluran
64424
Nama Geografis
Perairan
Mata Air
64426
Nama Geografis
Perairan
Air Terjun
64428
Nama Geografis
Perairan
Jeram
64430
Nama Geografis
Relief
Relief Lainnya
64500
Nama Geografis
Relief
Gunung / Puncak
64502
Nama Geografis
Relief
Pegunungan
64504
xxxvi
Nama Geografis
Relief
Bukit
64506
Nama Geografis
Relief
Kawah
64508
Nama Geografis
Relief
Dataran Tinggi
64510
Nama Geografis
Relief
Lembah / Patahan
64512
Nama Geografis
Relief
Relief
64514
Nama Geografis
Relief
Tanjung
64516
Nama Geografis
Relief
Ujung
64518
Nama Geografis
Relief
Semenanjung
64520
Nama Geografis
Relief
Pulau
64522
Nama Geografis
Relief
Kepulauan
64524
Nama Geografis
Relief
Karang / Gosong
64526
xxxvii