DASAR-DASAR PEMETAAN
1.1 Pengenalan Peta
Peta merupakan merupakan gambaran gambaran permukaan bumi suatu wilayah wilayah tertentu pada bidang datar yang ukurannya diperkecil. Peta dapat kita pergunakan untuk mengetahui jalan, lokasi suatu tempat, dapat juga untuk mengetahui potensi suatu wilayah (Indarto, 2010:177). 1.1.1 Jenis-jenis Peta Berdasarkan Isinya Jenis-jenis peta berdasarkan isinya dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu peta dasar dan peta tematik. Peta dasar merupakan peta yang menggambarkan suatu wilayah permukaan bumi secara umum, seperti menggambarkan pulau, gunung, laut, sungai, jalan, rel kereta api, pemukiman, dll. Sedangakan peta tematik merupakan peta yang menggambarkan suatu kondisi atau fenomena alam yang terjadi pada suatu wilayah wilayah tertentu, tertentu, seperti peta kepadatan kepadatan penduduk, penduduk, peta curah hujan, peta laju erosi, dll (Indarto, 2010:178-179). 2010:178-179).
Gambar 1. Peta Wilayah Administrasi Tingkat Propinsi (BNPB, 2009)
Gambar 2. Peta Pusat Gempa Bumi 5,9 SR di Provinsi Jawa Timur (Pusdatinmas BNPB, 2013) 1.1.2 Klasifikasi Peta Berdasarkan Skala 1
Menurut Indarto (2010:180-182), ukuran peta ditentukan oleh skala yang digunakan pada peta tersebut. Berikut jenis peta berdasarkan skalanya. 1. Peta kadaster, yaitu peta dengan sekala 1:100 sampai 1:5000. Peta ini biasanya digunakan oleh insinyur pembangunan untuk membuat sketsa perumahan dan lain sebagainya. 2. Peta skala besar, yaitu peta yang mempunyai skala lebih dari 1:75000. Peta ini biasanya digunakan untuk menggambarkan suatu wilayah desa atau kecamatan. 3. Peta skala sedang, yaitu peta yang memiliki skala antara 1:75000 sampai 1:1000000. Peta tersebut biasanya digunakan untuk menggambarkan suatu wilayah propinsi. 4. Peta skala kecil, yaitu peta yang memiliki skala lebih kecil dari 1:1000000. Peta ini digunakan untuk menggambarkan wilayah yang sangat luas seperti benua ataupun peta dunia. 1.2 Kompenen–komponen Peta
Menurut Indarto (2010:183-186), peta dapat dibaca dan diperoleh informasinya dengan baik jika terdapat komponen-komponen penunjang dalam peta. Berikut komponen-komponennya. 1.2.1 Judul Peta Judul peta adalah perwakilan dari daerah yang tergambar dalam peta. Misalnya: peta digital rupa bumi Indonesia. 1.2.2 Skala Peta Skala peta adalah perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak sebenarnya yang ada pada wilayah permukaan bumi tertentu. Misalnya skala 1:100000 menunjukkan bahwa jarak 1 cm di peta mewakili 100000cm pada jarak sebenarnya yang ada pada daerah permukaan bumi. Skala batang atau scale bar biasanya sering digunakan karena lebih mudah dibaca. 1.2.3 Sistem Proyeksi Peta Sistem proyeksi peta adalah teknik menggambarkan peta dari bentuk sebenarnya atau 3D ke bentuk 2D dengan perubahan sekecil mungkin. Untuk menekan distorsi dibutuhkan antara lain: system Mercator , lambert equivalent , dan lambert convormal conic. 1.2.4 Legenda Peta Legenda peta adalah gambar dan simbol yang menggambarkan obyek pada daerah tertentu. 1.2.5 Petunjuk Arah (Orientasi) Orientasi adalah petunjuk yang digunakan untuk memberikan informasi arah mata angin.
2
1.2.6 Sumber dan Tahun Pembuatan Peta Sumber dan tahun pembuatan peta berfungsi untuk memberikan informasi dari mana peta dibuat sehingga kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan serta kepastian pembaca untuk menggali informasi pada peta yang masih layak untuk digunakan. 1.3 Istilah Terkait dengan Pemetaan
1.3.1 Skala pada Peta Analog Menurut Indarto (2010:187-188), skala adalah perbandingan jarak pada peta dan jarak sebenarnya. Cara menghitung skala: Skala = Skala peta dibedakan menjadi tiga macam, yaitu skala angka, skala batang, dan skala verbal. 1.3.2 Skala pada Peta Digital Skala digital sifatnya fleksibel dan dapat dirubah ukurannya sesuai dengan kebutuhan. Skala yang digunakan dapat menggunakan skala angka. Mis alnya 1: 200000 (Indarto, 2010:189). 1.3.3 Ketelitian Peta Menurut Indarto (2010:189-190), ketelitian peta meupakan keakuratan skala dalam membandingkan jarak pada peta terhadap jarak sebenanrnya. Jika perbandingannya kecil maka ketelitiaanya semakin besar, dan sebaliknya. Macam-macam ukuran untuk menyatakan tingkat keakuratan, yaitu ketelitian absolut (detail posisi obyek), ketelitian relatif (posisi obyek dengan obyek yang lain), ketelitian atribut (berhubungan dengan fitur dalam peta), dan kebaruan peta (pembaruan peta / peta direvisi). 1.3.4 Map Extent Menurut Indarto (2010:191), map extent menunjukkan gambaran suatu luas wilayah yang dimuat di peta. 1.4 Peta Digital
1.4.1 Definisi Peta Digital Peta digital merupakan sekumpulan gambaran permukaan bumi yang disimpan dan ditampilkan dalam bentuk digital (Indarto, 2010:191). Jika dibandingkan dengan peta analog (peta kertas), peta digital memiliki banyak keunggulan, diantaranya: a. mampu menyimpan banyak data suatu wilayah atau objek, b. kualitasnya tetap (tidak mudah rusak seperti peta analog yang digulung-gulung), c. penyimpanan dan pemindahan data dapat dengan mudah dilakukan, 3
d. pembaruan dapat dengan mudah dilakukan menggunakan software tertentu, dan e. mudah dibawa kemana saja. Bagi yang belum terbiasa atau yang masih awal menggunakan peta digital pasti merasa kesulitan untuk mengidentifikasi dan memahami informasi yang ada dalam peta. Menurut Indarto (2010:192-193), peta digital mampu memuat informasi berupa; a. Informasi geografis, memberikan gambaran tentang bagaimana bentuk dan posisi suatu objek, seperti jalan, rel kereta api, sungai, dan lain-lain, serta kondisi geografis wilayah tersebut. Peta model data vektor pada umumnya posisi fitur dinyatakan menggunakan sepasang koordinat (X,Y) atau sistem triplet (X,Y,Z). Setiap fitur dimodelkan dengan tiga bentuk geometri dasar, yaitu point (semua objek memiliki sepasang koordinat), line (dua atau lebih titik membentuk garis dengan koordinat urutan tertentu), dan polygon (luasan). b. Informasi atribut, merupakan informasi pelengkap pada peta yang memberikan penjelasan tentang karakteristik fitur. Misalnya nama jalan dan tanggal terakhir pemavingan. c. Informasi display, menjelaskan tentang bagaimana peta akan ditampilkan, dicetak, atau dicetak dengan plotter. Misalnya warna fitur, tebal garis, dan jenis garis serta bagaimana visualisasinya. 1.4.2 Layering Menurut Indarto (2010:193), sistem layer dapat digunakan untuk membagi informasi di dalam peta ke dalam informasi tematik. Semua informasi mengenai jalan dimuat dalam layer jalan, sedangkan informasi jaringan sungai dimuat sendiri dalam layer jaringan sungai. 1.5 Peta Rupa Bumi Indonesia
Menurut Indarto (2010:193-197), Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL)
merupakan
penerbi
peta
rupa
bumi
Indonesia
(Peta
RBI).
BAKOSURTANAL juga menerbitkan peta RBI dalam format digital yang disebut peta RBI Digital. Untuk mempermudah pencarian suatu peta RBI maka digunakan sisitem penomoran pada peta RBI. Penomoran pada peta RBI mengacu pada sisitem GRID UTM. Penomoran lembar peta RBI dimulai dari skala 1:250000 dengan nomor 4 digit sampai 1:10000 dengan nomor 8 digit .
4
Gambar 3. Peta Rupa Bumi Merapi dan Sekitarnya (Sulaiman, 2012) DAFTAR PUSTAKA
Indarto. 2010. Dasar-Dasar Sistem Informasi Geografis. Jember: JEMBER UNIVERSITY PRESS. BNPB. 2009. Republik Indonesia. http://geospasial.bnpb.go.id/2009/12/15/republik-indonesia/. [13 September 2013]. Pusdatinmas BNPB. 2013. Peta Kejadian Bencana Gempa Bumi di Provinsi Jawa Timur . http://geospasial.bnpb.go.id/2013/07/08/peta-kejadian-bencana-gempa-bumi-di-provinsi jawa-timur/. [13 September 2013]. Sulaiman, U. 2012. Mengenal Peta Rupa Bumi. http://sbr.gafatar.org/mengenal-peta-rupa-bumi/. [13 September 2013]. http://www.bakosurtanal.go.id/peta-tematik/
5