KONSEP MALARIA
1. DEFENISI Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit plasmodium yang yang hidup hidup dan berke berkemba mbang ng biak biak dalam dalam sel darah darah manusi manusia. a. ( Taufan aufan nugroho, 2011) . Malaria Malaria adalah penyakit yang bersifat bersifat akut maupun kronik, kronik, disebabkan disebabkan oleh protozoa protozoa genus Plasmodium Plasmodium ditandai dengan demam, demam, anemia anemia dan splenomegali ( rif Mans!oer dkk, 2000)
2. FISIOLOGY SEL DARAH MERAH "el darah merah pada manusia dibuat dalam susu#sum tulang belakang. $alam sirkulasi, sel darah merah akan a kan beredar selama 120 hari."etelah itu sel sel darah darah mera merah h akan akan rusa rusak k dan dan rapu rapuh. h. $alam $alam limp limpha ha akan akan di!u di!ump mpai ai banyak banyak sekali sekali pe%ahan pe%ahan sel darah darah merah merah,, karena karena sel ini akan akan terpe terperas ras se&aktu se&aktu melalui melalui pulpa merah lienalis, lienalis, dimana ruangan ruangan antara antara struktur struktur pulpa pulpa lebar lebarnya nya hanya hanya ' mikro mikrome meter ter,, sedang sedangkan kan sel darah darah merah merah yang yang akan melalui membrane tersebut berdiameter , mikrometer. "ehingga sebagian besar sel darah merah yang sudah tua akan pe%ah. *aemoglobin yang dilepaskan dari sel darah merah yang telah pe%ah akan difagosit oleh sel#sel makrofag pada hamper seluruh tubuh, terutama pada hati, limpha dan sum#sum tulang."etelah beberapa !am sampai beberapa hari, makrofag akan melepaskan besi yang ada dalam haemoglobin masuk kembal embalii kedal edalam am sirk sirkul ulasi asi darah darah,, ke su sum# m#su sum m tula tulang ng dian diangk gkut ut oleh oleh transferin untuk membentuk sel#sel darah merah yang baru. "edangkan yang diangkut menu!u hati dan !aringan lain akan disimpan dalam bentuk feriti feritin, n, dengan dengan melal melalui ui beber beberapa apa prose proses, s, feriti feritin n akan akan diubah diubah men!a men!adi di pigmen empedu bilirubin.
3. ETIOLOG ETI OLOGY Y da empat !enis plasmodium yang dapat menyebabkan infeksi yaitu,
Plas Plasmo modi dium um +i+a +i+a, , meru merupak pakan an infe infeks ksii yang yang pali paling ng seri sering ng dan dan menyeb menyebabk abkan an malari malaria a tertia tertianana- +i+ak +i+aks s (demam (demam pada pada tiap tiap hari hari ke tiga). Plas Plasmo modi dium um fal% fal%ip ipar arum um,, membe emberi rik kan bany banyak ak kompl omplik ikas asii dan dan mempunyai per!alanan yang %ukup ganas, mudah resisten dengan pengobatan dan menyebabkan malaria tropika- falsiparum (demam tiap 2# !am). Plasmodium malariae, !arang ditemukan dan menyebabkan malaria /uartana-malariae (demam tiap hari empat).
Plasmodium o+ale, di!umpai pada daerah frika dan Pasik arat, dindonesia di!umpai di 3usa Tenggara dan rian, memberikan infeksi yang paling ringan dan dapat sembuh spontan tanpa pengobatan, menyebabkan malaria o+ale.
Masa inkubasi malaria ber+ariasi tergantung pada daya tahan tubuh dan spesies plasmodiumnya. Masa inkubasi Plasmodium +i+a 1#1 hari, Plasmodium o+ale 11#14 hari, Plasmodium malariae 12#1 hari dan Plasmodium fal%iparum 10#12 hari (Mans!oer, 2001).
4. JENIS-JENIS MALARIA Pembagian !enis#!enis malaria berdasarkan !enis plasmodiumnya antara lain sebagai berikut 5 a. Malaria Tropika (Plasmodium Falcifarum) Malaria tropika- fal%iparum malaria tropika merupakan bentuk yang paling berat, ditandai dengan panas yang ireguler, anemia, splenomegali, parasitemia yang banyak dan sering ter!adi komplikasi. Masa inkubasi 6#1 hari. Malaria tropika menyerang semua bentuk eritrosit. $isebabkan oleh Plasmodium fal%iparum. Plasmodium ini berupa 7ing- %in%in ke%il yang berdiameter 1-' diameter eritrosit normal dan merupakan satu#satunya spesies yang memiliki 2 kromatin inti ($ouble 8hromatin). 9lasikasi penyebaran Malaria Tropika5 Plasmodium :al%ifarum menyerang sel darah merah seumur hidup. nfeksi Plasmodium :al%ifarum sering kali menyebabkan sel darah merah yang mengandung parasit menghasilkan banyak ton!olan untuk melekat pada lapisan endotel dinding kapiler dengan akibat obstruksi trombosis dan iskemik lokal. nfeksi ini sering kali lebih berat dari infeksi lainnya dengan angka komplikasi tinggi (Malaria "erebral, gangguan gastrointestinal, lgid Malaria, dan la%k ;ater :e+er). b. Malaria Kwartana (Plasmoduim Malariae) Plasmodium Malariae mempunyai tropozoit yang serupa dengan Plasmoduim +i+a, lebih ke%il dan sitoplasmanya lebih kompak- lebih biru. Tropozoit matur mempunyai granula %oklat tua sampai hitam dan kadang#kadang mengumpul sampai membentuk pita. "kizon Plasmodium malariae mempunyai #10 merozoit yang tersusun seperti kelopak bunga- rossete. entuk gametosit sangat mirip dengan Plasmodium +i+a tetapi lebih ke%il. 8iri#%iri demam tiga hari sekali setelah pun%ak !am.
Malaria Tersiana (Plasmodium =+ale) bentuknya mirip Plasmodium malariae, skizonnya hanya mempunyai merozoit dengan masa pigmen hitam di tengah. 9arakteristik yang dapat di pakai untuk identikasi adalah bentuk eritrosit yang terinfeksi Plasmodium =+ale biasanya o+al atau ireguler dan briated. Malaria o+ale merupakan bentuk yang paling ringan dari semua malaria disebabkan oleh Plasmodium o+ale. Masa inkubasi 11#14 hari, &alau pun periode laten sampai tahun. "erangan paroksismal '# hari dan !arang ter!adi lebih dari 10 kali &alau pun tanpa terapi dan ter!adi pada malam hari. d. Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax) Malaria Tersiana (Plasmodium >i+a) biasanya menginfeksi eritrosit muda yang diameternya lebih besar dari eritrosit normal. entuknya mirip dengan plasmodium :al%ifarum, namun seiring dengan maturasi, tropozoit +i+a berubah men!adi amoeboid. Terdiri dari 12#2 merozoit o+ale dan pigmen kuning tengguli.
5. KARAKTERISTIK NYAMUK Menurut *ari!anto (2000) malaria pada manusia hanya dapat ditularkan oleh nyamuk betina nopheles. ?ebih dari 00 spesies nopheles di dunia, hanya sekitar 4 yang terbukti mengandung sporozoit dan dapat menularkan malaria. $i ndonesia telah ditemukan 2 spesies nopheles yang men!adi +ektor malaria. "arang nyamuk nopheles ber+ariasi, ada yang di air ta&ar, air payau dan ada pula yang bersarang pada genangan air pada %abang#%abang pohon yang besar.
9arakteristik nyamuk nopheles adalah sebagai berikut 5 1. *idup di daerah tropi% dan sub tropi%, ditemukan hidup di dataran rendah 2. Menggigit antara &aktu sen!a (malam hari) dan subuh hari '. iasanya tinggal di dalam rumah, di luar rumah, dan senang mengigit manusia (menghisap darah) . @arak terbangnya tidak lebih dari 2#' km A. Pada saat menggigit bagian belakangnya mengarah ke atas dengan sudut dera!at $aur hidupnya memerlukan &aktu B 1 minggu
4. ?ebih senang hidup di daerah ra&a
6. PATOFISIOLOGY $aur hidup spesies malaria pada manusia yaitu5 a. Fase seksual :ase ini ter!adi di dalam tubuh manusia ("kizogoni), dan di dalam tubuh nyamuk ("porogoni). "etelah beberapa siklus, sebagian merozoit di dalam eritrosit dapat berkembang men!adi bentuk# bentuk seksual !antan dan betina.
b. Fase seksual Ter!adi di dalam hati, penularan ter!adi bila nyamuk betina yang terinfeksi parasit, menyengat manusia dan dengan ludahnya menyuntikkan C sporozoit C ke dalam peredaran darah yang untuk selan!utnya bermukim di sel#sel paren%hym hati (Pre#eritrositer). Parasit tumbuh dan mengalami pembelahan (proses skizogoni dengan menghasilakn skizon) 4#6 hari kemudian skizon masak dan melepaskan beribu#ribu merozoit. :ase di dalam hati ini di namakan C Pra #eritrositer primer.D Ter!adi di dalam darah. "el darah merah berada dalam sirkulasi lebih kurang 120 hari. "el darah mengandung hemoglobin yang dapat mengangkut 20 ml =2 dalam 100 ml darah. Eritrosit diproduksi oleh hormon eritropoitin di dalam gin!al dan hati. "el darah di han%urkan di limpa yang mana proses penghan%uran yang di keluarkan diproses kembali untuk mensintesa sel eritrosit yang baru dan pigmen bilirubin yang dikelurkan bersamaan dari usus halus. $ari sebagian merozoit memasuki sel#sel darah merah dan berkembang di sini men!adi trofozoit. "ebagian lainnya memasuki !aringan lain, antara lain limpa atau terdiam di hati dan di sebut Cekso#eritrositer sekunderC. $alam &aktu #2 !am, sel#sel darah merah pe%ah dan merozoit yang di lepaskan dapat memasuki siklus di mulai kembali. "etiap saat sel darah merah pe%ah, penderita merasa kedinginan dan demam, hal ini di sebabkan oleh merozoit dan protein asing yang di pisahkan. "e%ara garis besar semua !enis Plasmodium memiliki siklus hidup yang sama yaitu tetap sebagian di tubuh manusia (aseksual) dan sebagian ditubuh nyamuk.
7. MANIFESTASI KLINIS Tanda dan ge!ala yang di temukan pada klien dngan malaria se%ara umum menurut Mans!oer (1666) antara lain sebagai berikut 5 a. !emam $emam periodik yang berkaitan dengan saat pe%ahnya skizon matang (sporolasi). Pada Malaria Tertiana (P.>i+a dan P. =+ale), pematangan skizon tiap !am maka periodisitas demamnya setiap hari ke#', sedangkan Malaria 9uartana (P. Malariae) pematangannya tiap 2 !am dan periodisitas demamnya tiap hari. Tiap serangan di tandai dengan beberapa serangan demam periodik.
$era!at anemia tergantung pada spesies penyebab, yang paling berat adalah anemia karena :al%ifarum. nemia di sebabkan oleh penghan%uran eritrosit yang berlebihan Eritrosit normal tidak dapat hidup lama (redu%ed sur+i+al time).
8. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK a. Pemeriksaan mikroskopis malaria $iagnosis malaria sebagai mana penyakit pada umumnya didasarkan pada manifestasi klinis (termasuk anamnesis), u!i imunoserologis dan ditemukannya parasit (plasmodium) di dalam penderita. F!i imunoserologis yang diran%ang dengan berma%am#ma%am target dian!urkan sebagai pelengkap pemeriksaan mikroskopis dalam menun!ang diagnosis malaria atau ditu!ukan untuk sur+ey epidemiologi di mana pemeriksaan mikrokopis tidak dapat dilakukan. $iagnosis denitif demam malaria ditegakan dengan ditemukanya parasit plasmodium dalam darah penderita. Pemeriksaan mikrokropis satu kali yang memberi hasil negatif tidak menyingkirkan diagnosis deman malaria. Fntuk itu diperlukan pemeriksaan serial dengan inter+al antara pemeriksaan satu hari. Pemeriksaan mikroskropis membutuhkan syarat#syarat tertentu agar mempunyai nilai diagnostik yang tinggi (sensiti+itas dan spesisitas men%apai 100G). ;aktu pengambilan sampel harus tepat yaitu pada akhir periode demam memasuki periode berkeringat. Pada periode ini !umlah trophozoite dalam sirkulasi dalam men%apai maksimal dan %ukup matur sehingga memudahkan identikasi spesies parasit. >olume yang diambil sebagai sampel %ukup, yaitu darah kapiler (nger pri%k) dengan +olume ',0#,0 mikro liter untuk sediaan tebal dan 1,0#1,A mikro liter untuk sedian tipis.
9ualitas perparat harus plasmodium yang tepat.
baik
untuk
men!amin
identikasi
spesies
dentikasi spesies plasmodium dentikasi morfologi sangat penting untuk menentukan spesies plasmodium dan selan!utnya digunakan sebagai dasar pemilihan obat. b. %&' ("emi %uantitative &u 'oat) Prinsip dasar5 tes Horesensi yaitu adanya protein pada plasmodium yang dapat mengikat a%ridine orange akan mengidentikasi eritrosit terinfeksi plasmodium. I8 merupakan teknik pemeriksaan dengan menggunakan tabung kapiler dengan diameter tertentu yang dilapisi a%ridine orange tetapi %ara ini tidak dapat membedakan spesies plasmodium dan kurang tepat sebagai instrumen hitung parasit. c. Pemeriksaan imunoserolo#is Pemeriksaan imunoserologis didesain baik untuk mendeteksi antibodi spesik terhadap paraasit plasmodium maupun antigen spesik plasmodium atau eritrosit yang terinfeksi plasmodium teknik ini terus dikembangkan terutama menggunakan teknik radioimmunoassay dan enzim immunoassay. d. Pemeriksan &iomolekuler Pemeriksaan biomolekuler digunakan untuk mendeteksi $3 spesik parasit- plasmodium dalam darah penderita malaria.tes ini menggunakan $3 lengkap yaitu dengan melisiskan eritrosit penderita malaria untuk mendapatkan ekstrak $3.
9. PENATALAKSANAAN Obat malaria yang dipakai saat ini adalah Artemisinine Combination Therapy (ACT). Obat ini untuk menggantikan obat malaria terdahulu yaitu Chloroquine yang sudah tidak bisa membunuh parasite malaria secara sempurna akibat resistensi parasite terhadap chloroquine, disamping obat-obat lain sesuai dengan gejala yang ada.
1. KOMPLIKASI eberapa komplikasi yang dapat ter!adi pada penyakit malaria adalah 5 a. Malaria otak Malaria otak merupakan penyulit yang menyebabkan kematian tertinggi (0G) bila dibandingkan dengan penyakit malaria lainnya.
b. nemia berat 9omplikasi ini ditandai dengan menurunnya hematokrit se%ara mendadak (JK ' mg- dl. "eringkali penyulit ini disertai edema paru. ngka kematian men%apai A0G.
7espiratory
$istress
"yndrome
(7$").
e. *ipoglikemia
11. PEN!EGAHAN Pen%egahan penyakit malaria dapat dilakukan dengan Pembersihan "arang 3yamuk (P"3), berusaha menghindarkan diri dari gigitan nyamuk, atau upaya pen%egahan dengan pemberian obat anti malaria bila mengun!ungi daerah endemik malaria.
ASUHAN KEPERA"ATAN PADA PASIEN MALARIA
1. PENGKAJIAN a. 9a!i tanda dan ge!ala a&al hyperthermia seperti tidak berkeringat, kelemahan, mual dan muntah, sakit kepala dan penurunan kesadaran . Pantau adanya ge!ala hipotermia seperti menggigil, pu%at, sianosis dan pengisian kapiler yang lambat.
b. 9a!i perubahan yang %epat
+ital sign pasien, seperti peningkatan suhu, nadi
%. Pantau tanda dan infeksi lain seperti keletihan malaise, penampilan urine dan sekresi d. 9a!i faktor yang dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi seperti lan!ut usia, bayi, luluh imun dan malnutrisi. e. mati penampilan praktik personal hygiene untuk perlindungan terhadap infeksi f. 9a!i perubahan berat badan pasien, kemampuan pasien memenuhi kebutuhan nutrisi, identikasi faktor pen%etus mual dan muntah, %atat &arna, !umlah dan frek&ensi muntah dan identikasi faktor yang mempengaruhi selera makan pasien. g. Pantau hasil laboratorium seperti darah tepi, darah lengkap, hitung granulosit, hitung !enis dll h. Tentukan kebutuhan bela!ar pasien dan keluarga, nilai tingkat pengetahuan dan kemampuan pasien untuk mempela!ari dan memahami informasi serta gaya bela!ar pasien.
2. DIAGNOSA KEPERA"ATAN $iagnosa kepera&atan pada pasien dengan malaria berdasarkan dari tanda dan ge!ala yang mungkin timbul antara lain 5
. !etidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh "erhubungan dengan # !etidakmampuan untuk memasukkan atau mencerna nutrisi oleh karena $aktor biologis, psikologis atau ekonomi. %. &ipertermia "erhubungan dengan #penyakit'traumapeningkatan metabolismeakti$itas yang berlebihdehidrasi . *er$usi jaringan kardiopulmonal tidak e$ekti$ b'd gangguan a$initas &b oksigen, penurunan konsentrasi &b, &iper+olemia, &ipo+entilasi, gangguan transport O%, gangguan aliran arteri dan +ena . isiko in$eksi berhubungan dengan *rosedur n$asi$ !erusakan jaringan dan peningkatan paparan lingkungan /alnutrisi *eningkatan paparan lingkungan patogen monusupresi Tidak adekuat pertahanan sekunder (penurunan &b, 0eukopenia, penekanan respon in$lamasi) *enyakit kronik 1. !urang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan "erhubungan dengan # keterbatasan kogniti$, interpretasi terhadap in$ormasi yang salah, kurangnya keinginan untuk mencari in$ormasi, tidak mengetahui sumber-sumber in$ormasi.
!. INTER#ENSI KEPERA"ATAN
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Berhubungan dengan : Ketidakmampuan untuk memasukkan atau mencerna nutrisi oleh karena faktor biologis, psikologis atau ekonomi. 23# 4yeri abdomen /untah •
•
•
!ejang perut
•
asa penuh tiba-tiba setelah makan
2O# •
•
2iare ontok rambut yang berlebih
•
!urang na$su makan
•
"ising usus berlebih
•
!onjungti+a pucat
•
2enyut nadi lemah
NOC:
. 4utritional status# Adequacy o$ nutrient %. 4utritional 3tatus # $ood and 5luid ntake . 6eight Control 3etelah dilakukan tindakan kepera7atan selama8.nutrisi kurang teratasi dengan indikator# Albumin serum *re albumin serum •
•
•
&ematokrit
•
&emoglobin
•
Total iron binding capacity
•
9umlah lim$osit
•
!aji adanya alergi makanan
•
•
•
!olaborasi dengan ahli gi:i untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien ;akinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.
•
/onitor adanya penurunan "" dan gula darah
•
/onitor lingkungan selama makan
•
9ad7alkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan
•
/onitor turgor kulit
•
/onitor kekeringan, rambut kusam, total protein, &b dan kadar &t
•
/onitor mual dan muntah
•
/onitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungti+a
•
/onitor intake nuntrisi
•
n$ormasikan pada klien dan keluarga tentang man$aat nutrisi
•
!olaborasi dengan dokter tentang kebutuhan suplemen makanan seperti 4
•
Atur posisi semi $o7ler atau $o7ler tinggi selama makan
•
!elola pemberan anti emetik#.....
•
Anjurkan banyak minum
•
*ertahankan terapi = line
•
Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan ca+itas o+al
Hipertermia Berhubungan dengan : penyakit/ trauma peningkatan metabolisme •
•
•
aktiitas yang berlebih
•
dehidrasi
2O'23# kenaikan suhu tubuh diatas rentang normal serangan atau kon+ulsi (kejang) •
•
•
kulit kemerahan
•
pertambahan
•
takikardi
•
!ulit teraba panas' hangat
NOC:
Thermoregulasi 3etelah dilakukan tindakan kepera7atan selama888..pasien menunjukkan #
3uhu tubuh dalam batas normal dengan kreiteria hasil# 3uhu > ? @C 4adi dan dalam rentang normal •
•
•
Tidak ada perubahan 7arna kulit dan tidak ada pusing, merasa nyaman
N!C : •
•
/onitor suhu sesering mungkin /onitor 7arna dan suhu kulit
•
/onitor tekanan darah, nadi dan
•
/onitor penurunan tingkat kesadaran
•
/onitor 6"C, &b, dan &ct
•
/onitor intake dan output
•
"erikan anti piretik#
•
!elola Antibiotik#888888888..
•
3elimuti pasien
•
"erikan cairan intra+ena
•
!ompres pasien pada lipat paha dan aksila
•
Tingkatkan sirkulasi udara
•
Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
•
/onitor T2, nadi, suhu, dan
•
Catat adanya $luktuasi tekanan darah
•
/onitor hidrasi seperti turgor kulit, kelembaban membran mukosa)
"erfusi #aringan kardiopulmonal tidak efektif b/d gangguan afinitas Hb oksigen, penurunan konsentrasi Hb, Hiperolemia, Hipoentilasi, gangguan transport O$, gangguan aliran arteri dan ena 23# •
•
4yeri dada 3esak na$as
2O •
•
A<2 abnormal Aritmia
•
"ronko spasme
•
!apilare re$ill dtk
•
etraksi dada
•
*enggunaan otot-otot tambahan
NOC :
Cardiac pump B$$ecti+eness Circulation status
Tissue *re$usion # cardiac, peri$eral
=ital 3ign 3tatusl
3etelah dilakukan asuhan selama888ketidake$ekti$an per$usi jaringan kardiopulmonal teratasi dengan kriteria hasil# Tekanan systole dan diastole dalam rentang yang diharapkan C=* dalam batas normal •
•
•
4adi peri$er kuat dan simetris
•
Tidak ada oedem peri$er dan asites
•
2enyut jantung, A<2, ejeksi $raksi dalam batas normal
•
"unyi jantung abnormal tidak ada
•
4yeri dada tidak ada
•
!elelahan yang ekstrim tidak ada
•
Tidak ada ortostatikhipertensi
N!C : •
•
/onitor nyeri dada (durasi, intensitas dan $aktor-$aktor presipitasi) Obser+asi perubahan BC<
•
Auskultasi suara jantung dan paru
•
/onitor irama dan jumlah denyut jantung
•
/onitor angka *T, *TT dan AT
•
/onitor elektrolit (potassium dan magnesium)
•
/onitor status cairan
•
B+aluasi oedem peri$er dan denyut nadi
•
/onitor peningkatan kelelahan dan kecemasan
•
nstruksikan pada pasien untuk tidak mengejan selama "A"
•
9elaskan pembatasan intake ka$ein, sodium, kolesterol dan lemak
•
•
!elola pemberian obat-obat# analgesik, anti koagulan, nitrogliserin, +asodilator dan diuretik. Tingkatkan istirahat (batasi pengunjung, kontrol stimulasi lingkungan)
%isiko infeksi
&aktor'faktor risiko : "rosedur !nfasif Kerusakan #aringan dan peningkatan paparan lingkungan •
•
•
(alnutrisi
•
"eningkatan paparan lingkungan patogen
•
!monusupresi
•
)idak adekuat pertahanan sekunder *penurunan Hb, +eukopenia, penekanan respon inflamasi
•
"enyakit kronik
•
!munosupresi
•
(alnutrisi
•
"ertahan primer tidak adekuat *kerusakan kulit, trauma #aringan, gangguan peristaltik
NOC : •
•
•
mmune 3tatus !no7ledge # n$ection control isk control
3etelah dilakukan tindakan kepera7atan selama88 pasien tidak mengalami in$eksi dengan kriteria hasil# !lien bebas dari tanda dan gejala in$eksi /enunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya in$eksi •
•
•
9umlah leukosit dalam batas normal
•
/enunjukkan perilaku hidup sehat
•
3tatus imun, gastrointestinal, genitourinaria dalam batas normal
N!C : •
•
*ertahankan teknik asepti$ "atasi pengunjung bila perlu
•
Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan kepera7atan
•
•
•
•
Tingkatkan intake nutrisi
•
"erikan terapi antibiotik#.................................
•
/onitor tanda dan gejala in$eksi sistemik dan lokal
•
*ertahankan teknik isolasi k'p
•
nspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase
•
/onitor adanya luka
•
2orong masukan cairan
•
2orong istirahat
•
Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala in$eksi
•
!aji suhu badan pada pasien neutropenia setiap jam
Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan Berhubungan dengan : keterbatasan kognitif, interpretasi terhadap informasi yang salah, kurangnya keinginan untuk mencari informasi, tidak mengetahui sumber'sumber informasi. 23# /enyatakan secara +erbal adanya masalah 2O# ketidakakuratan mengikuti instruksi, perilaku tidak sesuai NOC:
!o7l7dge # disease process !o7ledge # health "eha+ior
•
•
3etelah dilakukan tindakan kepera7atan selama 8. pasien menunjukkan pengetahuan tentang proses penyakit dengan kriteria hasil# *asien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan *asien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar •
•
*asien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan pera7at'tim kesehatan lainnya
•
N!C : •
•
•
!aji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga 9elaskan pato$isiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan $isiologi, dengan cara yang tepat.
•
•
denti$ikasi kemungkinan penyebab, dengan cara yang tepat
•
3ediakan in$ormasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat
•
•
3ediakan bagi keluarga in$ormasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat 2iskusikan pilihan terapi atau penanganan
•
•
2ukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan Bksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat