1. DEFINISI Osteosar Osteosarkom komaa merupa merupakan kan tumor tumor tulang tulang malign malignaa primer primer yang yang paling paling lazim lazim dan seringkali berakibat fatal dan dapat timbul sebagai metastase sekunder dari ekstrimitas tungkai pada 50% kasus. Biasanya terdapat pada lokasi bekas radiasi atau lebih sering sebagai penyerta pada penyakit paget. Osteosarkoma sering terjadi pada laki-laki pada kelompok usia 10-25 tahun dan pada orang tua yang mengalami penyakit paget. 2. Etiologi
Penyebab yang pasti terhadap kanker belum diketahui secara jelas tetapi faktor-faktor etiologi yang membantu terbentuknya kanker sudah banyak diketahui yang disebut bahan-bahan karsinogen, sinar ultraviolet, sinar radio aktif, parasit dan virus. 3. PATOFISIOLOGI Adany Adanyaa tumor tumor di tulang tulang menyeb menyebabk abkan an reaksi reaksi tulang tulang normal normal dengan dengan respon responss osteolitik (destruksi tulang) atau respons osteoblastik (pembentukan tulang).
Beberapa tumor tulang sering terjadi dan lainnya jarang terjadi, bebrapa tidak menimbulkan masalah, sementara lainnya ada yang sangat berbahaya dan mengancam jiwa. Tumor Tumor ini tumbuh di bagian metafisis metafisis tulang tulang panjang dan biasa ditemukan ditemukan pada ujung bawah femur, ujung atas humerus dan ujung atas tibia. Secara histolgik, tumor terdiri dari massa sel-sel kumparan atau bulat yang berdifferensiasi jelek dan sring dengan elemen jaringan lunak seperti jaringan fibrosa atau miksomatosa atau kartilaginosa yang berselang seling dengan ruangan darah sinusoid. Sementara tumor ini memecah melalui dinding periosteum dan menyebar ke jaringanlunak sekitarnya;garis epifisis membentuk terhadap gambarannya di dalam tulang.
4. GAMBARAN KLINIS Rasa sakit (nyeri) Pembengkakan Keterbatasan gerak Menurunnya berat badan Teraba massa; lunak dan menetap dengan kenaikan suhu kulit di atas massa serta distensi pembuluh darah. 5. Test Diagnostik Biopsi – kemoterapi
Operasi – radiotrapi
6. Penatalaksanaan Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan menghancurkan atau mengangkat jaringan ganas dengan metode seefektip mungkin :
Tindakan pengangkatan tumor biasanya dengan mengamputasi
Kemotr Kemotrapi api mengur mengurang angii masa masa tumor tumor dengan dengan alkilat alkilatin in kimotr kimotrapi api yang yang
komfirm komfirmasik asikan an yang yang dilaks dilaksana anakan kan sebelum sebelum dan sesudah sesudah pembed pembedaha ahan n dengan dengan tujuan untuk membasmi lesi micro metastatik
Analgesik dan narkotik
Alloperinol untuk mengontrol hiperurisemia. Outputurin harus baik(2500-
3000 3000ml ml/h /har ari) i) unut unutuk uk mengu enguku kurr ting tingka katt
seru serum m kals kalsiu ium m dan dan menc menceg egah ah
hiperkalsium dan hiperurisemia. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN OSTEOSARCOMA
A.
PENGKAJIAN
1. Identitas pasien Nama, umur, jenis kelamin, perkawinan,alamat,dan lain-lain.
pendidkan,
pekerjaan,
status
2. Riwayat kesehatan Pasien mengeluh nyeri pada daerah tulang yang terkena. Klien mengatakan susah untuk beraktifitas/keterbatasan gerak Mengungkapkan akan kecemasan akan keadaannya
3. Pengkajian fisik Pada palpasi teraba massa pada derah yang terkena. Pembengkakan jaringan lunak yang diakibatkan oleh tumor. Pengkajian status neurovaskuler; nyeri tekan Keterbatasan rentang gerak
4. Hasil laboratorium/radiologi Terdapat Terdapat gambaran gambaran adanya adanya kerusakan kerusakan tulang tulang dan pembentuk pembentukan an tulang baru. Adanya gambaran sun ray spicules atau benang-benang tulang dari kortek tulang. Terjadi peningkatan kadar alkali posfatase.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Nyeri yang berhubungan dengan proses patologik dan pembedahan (amputasi)
Kemungkinan dibuktikan oleh: Keluhan nyeri Fokus diri menyempit Respons autonomik, perilaku melindung/berhati-hati
Hasil yang diharapkan/evaluasi: Menyatakan nyeri hilang atau terkontrol Tampak rileks dan mampu istirahat/tidur dengan tepat Meny Menyat atak akan an pema pemaha hama man n nyer nyerii fant fantom om dan dan meto metode de untu untuk k
menghilangkannya
Intervensi: Catat dan kaji lokasi dan intensitas nyeri (skala 0-10). Selidiki perubahan karakteristik nyeri. Berikan tindakan kenyamanan (contoh ubah posisi sering, pijatan lembut) Berikan Berikan dorongan dorongan untuk untuk penggunaa penggunaan n manajemen manajemen stres (contoh (contoh latiha latihan n nafas nafas dalam, dalam, visual visualisa isasi si dan pedoma pedoman n khaya khayalan) lan) dan sentuh sentuhan an terapeutik. Tingkatkan aktivitas hiburan. Berikan analgetik; kaji efektifitas dari tindakan penurunan rasa nyeri.
2. Kerusakan Kerusakan mobilitas mobilitas fisik yang berhubung berhubungan an dengan dengan kerusakan kerusakan muskuluskletal,nyeri dan amputasi.
Kemungkinan dibuktikan oleh: Menolak upaya bergerak Ganggu Gangguan an koordi koordinas nasi; i; penuru penurunan nan kekuat kekuatan an otot, otot, kontro kontroll dan massa.
Hasil yang diharapkan/evaluasi: Pasien Menyatakan pemahaman situasi individual, program pengobatan, dan tindakan keamanan Ikut Ikut serta serta dala dalam m prog program ram lati latiha han/ n/me menu nunju njuka kan n kein keingi gina nan n berpartisipasi dalam aktivitas Menu Menunj njuk ukan an tekn teknik ik/p /per erila ilaku ku yang mema memamp mpuk ukan an tind tindak akan an beraktivitas Mempertahankan koordinasi dan mobilitas sesuai tingkat optimal
Intervensi Kaji Kaji mobil mobilitas itas yang yang ada dan observ observasi asi terhada terhadap p pening peningkat katan an kerusakan. Bantu dengan dan berikan program latihan yang dipesankan. Latihan rentang gerak, ambulasi, perawatan diri, dan AKS sesuai toleransi. Diskusikan Diskusikan pentingnya pentingnya membuat membuat waktu instirahat yang sering karena semuanya tidak menguntungkan. Berikan aktivitas hiburan. Kaji status neurovaskular; pantau nadi perifer dan periksa warna kulit pada pada ekstre ekstremit mitas, as, kehang kehangatan atan,, sensasi sensasi,, edema, edema, dan kelema kelemahan han setiap 4 jam.
Bantu dengan dan ajarkan tentang latihan nafas dalam untuk meningkatkan fungsi pernafasan dan vaskular perifer. Bantu latihan rentang gerak khusus area yang sakit dan yang tak
sakit mulai secara dini pada tahap pasca operasi. Dorong Dorong latiha latihan n aktif/ aktif/isom isometri etrik k untuk untuk bagian bagian ekstrim ekstrimita itass yang yang diamputasi Berikan perawatan puntung secara teratur. Instruk Instruksik sikan an pasien pasien untuk untuk tidur tidur denga denga posis posis tengku tengkurap rap sesuai sesuai toleransi sedikitnya 2 kali sehari dengan bantal dibawah abdomen. Tunjukan/bantu teknik pemindahan dan penggunaan alat mobilitas seperti walker dan kruk. Tingkatkan ambulasi; bantu sesuai kebutuhan.
3. Gangguan harga diri/citra tubuh yang berhubungan dengan gangguan struktur tubuh/gangguan fungsi, faktor biofisikal; kehilangan bagian tubuh.
Kemungkinan dibuktikan oleh: Antisipasi perubahn pola hidup: takut penolakan/ reaksi orang lain. Perasaan negatif tentang tubuh Fokus pada kekuatan masa lalu, fungsi dan penampilan. Perasaan tidak berdaya dan putus asa Fokus pada kehilangan bagian tubuh; tidak melihat menyentuh bagian tubuh.
Hasil yang diharapkan/evaluasi: Pasien: Meng Mengun ungk gkap apka kan n pera perasa saan an/p /per erha hati tian an dan dan mengg enggun unak akan an keterampilan koping yang positif dalam mengatasi perubahan citra. Membua Membuatt rencan rencanaa nyata nyata untuk untuk adapat adapatsi si peran peran baru/p baru/peru erubah bahan an peran. Mengenali dan menyatu dengan perubahan dalam konsep diriyang akurat tanpa harga diri negative
Intervensi: Kaji/pertimb Kaji/pertimbangka angkan n persiapan persiapan pasien dan pandangan pandangan terhadap terhadap amputasi Kaji derajat dukungan yang ada untuk pasien. Perhatikan perilaku menarik diri, membicarkan diri tentang hal negatif,penggunaan penyangkalan atau terus-menerus melihat perubahan nyata/yang diterima. Berikan waktu dan dorongan untuk mengungkapkan perasaan dan masalah. Tekankan penjelasan dokter tentang proses penyakit, tindakan, dan hasil yang diharapkan; klarifikasi setiap salah konsep yang terjadi.
4. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan yang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang tentang pelaksanaan pelaksanaan perawatan perawatan di rumah,kura rumah,kurang ng mengingat/t mengingat/terpajan erpajan,, salah interpretasi informasi.
Kemungkinan dibutikan oleh; oleh; Pertanyaan/permintaan informasi, menyatakan masalah Tidak akurat mengikuti mengikuti instruksi/ter instruksi/terjadi jadi komplikasi komplikasi yang dapat dicegah Hasil yang diharapkan/evaluasi: Pasien: Mengun Mengungka gkapka pkan n penger pengertian tian tentan tentang g proses proses penyak penyakit, it, rencan rencanaa pengobatan, dan gejala kemajuan penyakit. Melakukan dengan benar prosedur tertentu dan menjelaskan alasan tindakan. Melak Melakuk ukan an peru peruba baha han n pola pola hidu hidup p dan dan berp berpart artis isip ipasi asi dala dalam m program pengobatan
Intervensi: Kaji ulang proses penyakit/prosedur bedah dan harapan yang akan datang. Identifikasi tanda/gejala yang memerlukan evaluasi medik, contoh oedema, eritema, peningkatan suhu tubuh. Tekankan Tekankan pentingny pentingnyaa dan keuntunga keuntungan n dalam mempertahan mempertahankan kan program latihan yang telah dianjurkan sesuai toleransi. Diskusikan tentang pengobatan: nama, jadwal, tujuan, dosis, dan efek samping. Tingkatkan aktivitas fisik; rentang gerak, nafas dalam Tekankan pentingnya diet nutrisi seimbang dan pemasukan cairan yang adekuat. Tekankan Tekankan pentingny pentingnyaa lingkunga lingkungan n yang aman untuk untuk mencegah mencegah fraktur. Diskusikan tanda dan gejala kemajuan penyakit: peningkatan nyeri dan mobilitas.
· Diskusikan perawatan puntung umum, contoh: Masase puntung setelah balutan dilepas dan jahitan sembuh Hindari penggunaan lotion Gunakan kaos kaki yang pas, bersih
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddart. 2001. Keperawatan Medikal Bedah . Vol 3. Ed 8. EGC. Jakarta
Rencana Asuhan Asuhan Kepe Keperawat rawatan an. Doengo Doengoes, es, Marily Marilynn nn E. Et al. 1999, 1999, Rencana Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Price, Sylvia Anderson. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Proses-Proses Penyakit, Edisi 4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Muskuloskletal . Rahmadi, Agus. 1993. Perawatan Gangguan Sistem Muskuloskletal Banjarbaru: Akper Depkes.
Reeves, J. Charlene. Et al. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Ed. I. Salemba medika. Jakarta
Tucker, Susan Martin et al.1999, Standar Perawatan Pasien Edisi V Vol 3, Penerbit Buku Kedokteran EGC