ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn. “S” DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI RUANG RAJAWALI 2 RSKJ SOEPRAPTO BENGKULU
Ruangan Rawat
: Rajawali 2
Tanggal Dirawat
: 21 – 21 – 11 – 11 – 2016 2016
Tanggal pengkajian
: 26 – 26 – 12 12- 2016
I.
Identitas Klien
Nama
: Tn. “ S”
Umur
: 61 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Dusun 2 Desa Air Bening, Bermani Ulu, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu.
No RM
: 044332
Sumber Informasi
: Wawancara dan Status Rawat Inap Pasien
II. Alasan Masuk
Pasien ulangan datang diantar keluarga pada tanggal 21 November 2016 pukul 13.05 WIB dengan keluhan mengancam membunuh (membacok) keluarga dan warga, mengakui sawah milik orang lain menjadi miliknya padahal klien cuma menggarap saja, dan meresahkan warga. Keluhan juga disertai dengan susah tidur, ngoceh-ngoceh, ngamuk-ngamuk. Klien putus obat krang lebih 1 bulan lamanya. Riwayat Penyakit Sekarang dan Faktor Presipitasi
Pasien kambuh/ulangan ± 1 ½ bulan yang lalu, penyebab kekambuhan adalah karena putus obat ± 1 bulan lamanya. Gejalanya adalah klien marah-marah, ngoceh-ngoceh, ngamuk-ngamuk, mengasah golok dan mengancam akan membacok istri klien dan pak Kades selaku yang empunya sawah yang digarap klien. Klien juga merusak barang-barang saat sedang marah, memukul anak dan istrinya. Klien marah dengan anaknya karena anaknya liar dan tidak mau membantu klien bekerja di sawah dan kebun. III. Faktor Predisposisi
1. Pernahkah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu? 1
Klien pernah masuk dan dirawat di RSKJ Soeprapto Bengkulu sebelumnya yaitu pada tanggal 06 September 2016 pukul 12.50 WIB dengan keluhan hampir sama dengan di atas dan klien keluar pada tanggal 08 September 2016. 2. Pengobatan sebelumnya Belum berhasil; dikatakan belum berhasil karena klien klien tidak rutin minum obat dan sempat putus obat selama ± 1 bulan lamanya sehingga menyebabkan klien kambuh dan dibawa kembali ke RSKJ. 3. Trauma Klien pernah mengalami aniaya fisik sebagai pelaku yaitu memukul anak dan istrinya ketika sedang marah, merusak barang disekitar. Klien tidak pernah mengalami aniaya seksual, penolakan, kekerasan dalam rumah tangga, dan tindakan kriminal baik sebagai pelaku, korban, dan saksi. Masalah keperawatan: - Resiko Perilaku Kekerasan (RPK) - Regimen therapeutik inefektif 4. Apakah ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa? Tidak ada 5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan Klien mengatakan dahulu pernah bercerai dengan istri pertamanya dan memiliki 4 orang anak dari istri pertamanya tersebut, namun anak-anaknya tersebut tidak ada yang memperdulikannya lagi padahal anak-anaknya tersebut sudah mapan semua dan kehidupannya lebih sejahtera dari klien. Hal tersebut membuat klien merasa tidak dihargai sebagai orang tua yang telah mendidik dan membesarkannya. Masalah keperawatan : - Harga diri rendah - Koping keluarga tidak efektif IV. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda-tanda vital : TD
:-
N
: 80 x/menit
RR
: 20 x/menit
Suhu
:-
2. Berat Badan
:-
3. Tinggi Badan : 4. Keluhan Fisik : Tidak Ada Masalah Keperawatan : V. Psikososial 2
1. Genogram
Keterangan : : Laki-laki : Perempuan : Meninggal : Klien : Garis Keturunan : Garis Perkawinan : Cerai -----
: Tinggal Serumah
Penjelasan : Klien tinggal serumah dengan istri kedua dan dengan anak-anak mereka yang berjumlah 3 orang yang semuanya berjenis kelamin laki-laki (anak pertama berusia 20 tahun, anak kedua berusia 13 tahun dan yang bungsu berusia 7 tahun). Istri klien yang kedua berpaut usia 24 tahun dengan klien dan usianya sama dengan anak sulung klien dari istri pertamanya. Klien telah bercerai dengan istri pertamanya ± 24 tahun yang lalu dan istri pertamanya pun telah menikah lagi. Klien memiliki 4 orang anak, 2 laki-laki dan 2 perempuan. Keempat anaknya ikut bersama istri pertamanya. 2. Konsep Diri a. Gambaran Diri Klien mengatakan menerima keadan tubuhnya seperti apa adanya, yang terpenting sehat dan tidak cacat. b. Identitas diri Klien mengetahui bahwa klien benama “S” alamatnya di Dusun 2 Desa Air Bening, Bermani Ulu, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, jenis kelaminnya laki-laki, umur 61 tahun. Klien merasa sebagai seorang ayah harus tegas terhadap anak-anaknya, klien 3
mengakui memang buas bila marah terhadap anak dan isterinya, namun hal itu dimaksudkan untuk mengajari anak-anaknya agar menjadi seorang anak yang tidak pemalas. c. Peran Klien mengatakan saat dirumah tinggal bersama istri dan anak-anaknya, sebagai kepala keluarga dan bekerja menafkahi keluarganya dengan bertani dan berkebun. Sedangkan saat klien dirumah sakit, klien sebagai pasien yang sedang berobat dan klien melakukan aktivitas sesuai jadwal diruangan tempatnya berobat. d. Ideal diri Klien mengatakan dulu sebelum masuk rumah sakit klien ingin mempunyai sawah dan kebun yang luas, ingin menggarap dan mengurus kebunnya bersama istri dan anakanaknya. Sedangkan saat di rumah sakit, klien ingin segera pulang berkumpul bersama istri dan anak-anaknya serta kembali bekerja mengurus sawah dan kebunnya. e. Harga diri Klien merasa menyesal dan malu sama anak-isterinya serta warga sekitar rumahnya karena klien sering marah-marah sehingga dianggap gila sama keluarga dan warga sekitarnya. Masalah keperawatan: Harga Diri Rendah 3. Hubungan Sosial a. Orang yang berarti/terdekat. Klien mengatakan orang berarti dalam hidupnya adalah isteri dan anak-anaknya. Klien paling dekat dengan anak klien yang sulung dari isteri pertamanya, karena anaknya tersebut merupakan harapan klien untuk membantu klien dalam mengurus sawah dan kebunnya dan agar menjadi panutan buat adik-adiknya nanti. Apapun kemauannya dituruti asal sesuai dengan kemampuan klien, ex : minta dibelikan motor. b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/ masyarakat Klien mengatakan dahulu waktu muda selama dirumah klien sering mengikuti kegiatan social di masyarakat seperti kerja bakti, kondangan dan lain-lain, Namun semenjak usianya sudah tua klien jarang mengikuti kegiatan di masyarakat karena sudah capek seharian bekerja di kebun dan sawah, dikarenakan juga klien jarang mendapat ajakan/ undangan bila ada kegiatan social. Klien mengatakan bahwa mereka tidak mau mengajaknya karena klien dianggap orang tidak waras. c. Hambatan dalam berhubungan sosial. Klien mangatakan lebih senang menyendiri daripada kumpul ngobrol bersama kawankawannya karena kawannya ada yang suka mengamuk dan teriak-teriak tidak jelas saat di rumah sakit. 4
Masalah keperawatan : Isolasi Sosial 4. Spiritual a. Nilai dan Keyakinan Klien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang muslim yang mengakui bahwa Allah sebagai Tuhannya dan klien meyakini bahwa sakitnya itu karena darah tinggi sehingga membuat klien sering marah-marah. b. Kegiatan Ibadah Klien mengatakan selama dirumah klien jarang melakukan ibadah sholat, karena sibuk dengan pekerjaannya sebagai petani, sedangkan dirumah sakit klien jarang melakukan sholat karena tidak ada air untuk wudhu dan mandi (air sering mati). Masalah keperawatan : – VI. Status Mental
1. Penampilan Klien terlihat rapi, rambutnya bersih, giginya bersih, tubuh bersih, cara berpakaian sudah tepat dan sesuai, namun klien jarang berganti baju. Masalah keperawatan : Defisit perawatan diri : berhias. 2. Pembicaraan klien berbicara dengan intonasi datar dan jelas. klien menjawab semua pertanyaan yang diberikan, klien juga mengerti dengan isi pembicaraan dari lawan bicara. Klien bicara apabila ditanya dan klien jarang berbicara dengan temannya. Masalah keperawatan : – 3. Aktivitas motorik Klien tampak lesu, cara berjalan lambat dan seperti kurang bergairah. Masalah keperawatan : – 4. Afek Afek adekuat yang dibuktikan dengan saat bercerita tentang hal-hal yang menyenangkan klien nampak tersenyum, sebaliknya jika klien diajak bercerita tentang hal yang menyedihkan, klien terlihat sedih dan berkaca-kaca serta menundukan kepalanya. Masalah keperawatan : – 5. Interaksi selama wawancara Klien sangat kooperatif dan menjawab pertanyaan dengan tepat. Posisi berhadapan sesuai dengan jarak yang aman, kontak mata ada, intonasi suara sedang tetapi jelas. Masalah keperawatan : – 6. Persepsi-sensori Klien terlihat seperti orang normal pada umumnya, tidak pernah terlihat mengalami halusinasi baik pendengaran, penglihatan, perabaan, pengecapan, maupun penghidu. 5
Klien juga menyangkal akan adanya halusinasi. Selama pengkajian klien tidak pernah terlihat bicara sendiri ataupun tertawa sendiri, namun klien lebih sering terlihat diam dan menyendiri. Masalah keperawatan : – 7. Proses pikir Pada waktu diajak bicara, klien bicara dengan intonasi lembut namun jelas, kecepatan spontan menjawab pertanyaan dan menanggapi pembicaraan sesuai dengan apa yang diajukan. Masalah keperawatan : – 8. Isi pikir Klien selalu tanggap waktu diajak berbicara dan tepat sesuai dengan apa yang dibicaraka. Cara berfikir realistis dan masuk akal serta sesuai dengan ken yataan. Masalah keperawatan : – 9. Tingkat kesadaran Klien sadar penuh (compos mentis) dengan tingkat kesadaran GCS 15. Saat dikaji klien tidak mengalami disorientasi baik tempat, waktu dan orang. Hal ini dibuktikan pada saat pengkajian/wawancara, klien mampu menyebutkan nama klien, nama teman-temannya, tempat dirawat, hari dan waktu shalat ashar, namun klien tidak mampu menyebutkan tanggal berapa karena lupa. Masalah keperawatan : – 10. Memori a. Gangguan daya ingat jangka panjang (> 1 bulan) Klien mampu menceritakan bahwasanya klien di rumah tinggal bersama istri dan anakanaknya, bekerja sebagai petani. Klien mampu menceritakan kejadian saat klien dibawa ke rumah sakit karena klien marah-marah terus, buas hingga memukul anakisterinya. b. Gangguan daya ingat saat ini (< 24 jam) Klien mampu menceritakan tadi pagi sudah mandi, gosok gigi, minum obat dan makan. c. Gangguan daya ingat jangka pendek (1 hari-1 bulan) 11. Tingkat konsentrasi dan berhitung Klien mampu berhitung dengan baik saat diberi pertanyaan hitung-hitungan, klien mampu menjawabnya dengan benar, dan klien dapat memfokuskan konsentrasi dengan baik. 12. Kemampuan penilaian Klien sudah menyadari dan mampu menilai bahwa marah-marah itu tidak menyelesaikan masalah dan merugikan diri sendiri, juga orang lain. Masalah keperawatan : – 6
13. Daya tilik diri Klien tidak mengingkari penyakitnya dank lien mengatakan mampu mengenali penyakitnya serta klien mampu menyebutkan kenapa klien bisa seperti ini dan penyebab klien sampai dirawat di rumah sakit ini. Masalah keperawatan : – VII. Kebutuhan Pasien Pulang
1. Makan Klien mampu makan secara mandiri tanpa bantuan, klien makan 3x sehari dengan komposisi nasi,sayur,lauk pauk dan klien minum kurang lebih 8 gelas/hari. 2. BAK/BAB dan mandi Klien mampu melakukan eliminasi dengan baik secara mandiri. BAB 1 x/hari dan BAK kurang lebih 4-5x sehari. 3. Mandi Kien mampu mandi secara mandiri 2 x/hari pagi dan sore hari, namun klien jarang berganti baju. 4. Berpakaian dan berhias Klien mampu berpakaian secara mandiri, melepas dan memakai pakaian secara mandiri, namun klien jarang berganti baju. 5. Istirahat tidur Klien selama ini tidak mengalami gangguan tidur, klien dapat tidur dengan kualitas 6-8 jam/hari. Tidur siang mulai sekitar pukul 13.00-14.30 dan tidur malam sekitar pukul 21.00-04.30 WIB. Dan setelah bangun tidur klien merapikan tempat tidurnya. 6. Penggunaan obat Klien mengatakan selama di rumah sakit selalu minum obat-obatan yang diberikan oleh perawat.yaitu ada 3 jenis obat, yang satu berwarna orange, yang satu lagi berwarna merah jambu dan satu lagi berwarna putih. 7. Pemeliharaan kesehatan - Klien mengatakan jika nanti klien sudah pulang ke rumah, klien akan mium obat secara teratur dan akan control ulang sebelum obat habis, sehingga klien tidak sampai putus obat lagi. - Klien memiliki sistem pendukung, yaitu yankes dan perawat yang terlibat dalam pemenuhan ADL klien dan pengawasan minum obat. 8. Aktifitas dalam rumah Klien mengatakan di rumah bila sedang tidak bekerja di sawah/kebun, klien sering hanya istirahat berdiam diri di rumah dan main bersama anak-anaknya. Klien menyerahkan pekerjaan rumah dan urusan dapur sepenuhnya kepada istrinya. 7
9. Aktifitas di luar rumah Klien mengatakan mengikuti kegiatan di masyarakat tetapi klien jarang bepergian jalan jalan ketempat yang dia suka. Masalah keperawatan : – VIII. Mekanisme Koping
Klien mengatakan jika ada masalah klein tidak mampu menyelesaikannya secara konstruktif, klien akan mudah marah jika ada orang yang menyinggungnya. Klien kurang mampu
menyelesaikan
masalah
yang
dialaminya
dan
terkesan
menghindari
permasalahannya. Masalah keperawatan : Koping individu tidak efektif. IX.
Masalah Psikososial dan Lingkungan
1. Masalah dengan kelompok spesifik Selama di rumah sakit, klien hanya mengikuti kegiatan kelompok yang sudah direncanakan oleh perawat. Namun diluar kegiatan tersebut, klien hanya menghabiskan waktu dengan tiduran. 2. Masalah berhubungan dengan lingkungan spesifik Klien sedikit menarik diri dari lingkungannya dan lebih senang menyendiri di kamar karena merasa malas bergaul dengan kawan-kawannya yang suka nyeleneh menurutnya. 3. Masalah dengan pendidikan Klien mengatakan dahulu pernah sekolah, tetapi hanya tamat SD. 4. Masalah dengan pekerjaan Klien mengaku bekerja sebagai petani yang menggarap sawah dan kebun kopi miliknya yang berjumlah ± 3 hektar luaasnya. Klien mengatakan menikmati pekerjaannya sebagai petani karena itulah kemampuannya. 5. Masalah dengan perumahan Klien mengatakan telah memiliki rumah walau hanya sederhana namun klien dan keluarganya sangat nyaman tinggal di dalamnya. 6. Masalah dengan ekonomi Klien mengatakan bahwa klien mampu memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya walaupun belum bisa menabung dengan bertani. 7. Masalah dengan pelayanan kesehatan. Klien dirawat di Rumah Sakit Kesehatan Jiwa Soeprapto Bengkulu dengan menggunakan asuransi BPJS kesehatan dari pemerintah dan tidak ada masalah di dalamnya. Masalah keperawatan : – X. Aspek Pengetahuan
- Klien mengatakan tidak mengerti tentang perilaku kekerasan dan cara mengontrolnya, 8
- Klien kurang faham mengenai obat-obatan, klien hanya mengetahui warna obat, sedangkan nama ,dosis dan kegunaannya klien tidak mengetahui. Saat ditanya mengenai hal itu klien hanya menjawab obat yang diberikan adalah vitamin. - Klien mengatakan penyebab klien marah adalah karena tensi darahnya tinggi sehingga klien dibawa ke rumah sakit. Masalah keperawatan : Kurang pengetahuan tentang penyakitnya XI. Aspek Medis
1. Diagnosa medis : SKIZOFRENIA (F20.0) 2. Therapy medis : - Tablet chlorpromazine 1x100 mg (per-oral) - Tablet Halloperidol 1x5 mg (per-oral) - Trihexil Penidil 1x1 tablet (per-oral) Pohon Masalah
Afek
Defisit Perawatan Diri : Berhias Isolasi Sosial
Core Problem
Resiko Perilaku Kekerasan
Harga Diri Rendah Causa
Koping individu dan keluarga inefektif
XII. Daftar Masalah Keperawatan
1. Defisit Perawatan Diri : Berhias 2. Isolasi Sosial 3. Resiko Perilaku Kekerasan 4. Harga Diri Rendah 5. Koping individu dan keluarga tidak efektif 6. Regimen therapeutic inefektif 7. Kurang pengetahuan tentang penyakitnya
9
Regimen therapeutin inefektif
Analisa Data
Nama Klien
: Tn. “S”
Ruang Rawat
: Rajawali 2
No. RM
: 044332
No
1.
Data
Diagnosa Keperawatan
DS: Klien mengatakan malas ganti baju.
Defisit Perawatan Diri :
DO: - Klien terlihat jarang ganti baju
Berhias
- Baju klien terlihat kusam dan lusuh - Baju klien tercium bau tak sedap 2.
DS: - Klien mengatakan bahwa semenjak sakit dan keluar
Isolasi Sosial
dari rumah sakit, klien tidak pernah mengikuti kegiatan social di masyarakat. - Klien mengatakan jarang mendapat ajakan/undangan bila ada kegiatan social. Klien mengatakan bahwa mereka
tidak
mau
mengajaknya
karena
klien
dianggap orang tidak waras. - Klien mengatakan lebih senang menyendiri saat di rumah sakit daripada kumpul dan ngobrol sama teman-temannya karena kawannya suka nyeleneh menurutnya. DO: - Klien terlihat suka melamun dan lebih sering sendirian - Klien terlihat diam dan tidak banyak omong - Klien terlihat sering tidur-tiduran di kamar sendirian. 3.
DS : - Klien mengatakan dirinya sering marah-marah karena tensi darahnya tinggi. - Klien mengatakan memang dirinya buas terhadap anak-isterinya ketika sedang marah dan kesal. - Klien mengatakan marahnya hanya dimaksudkan untuk mengajari anaknya saja karena menurut klien anaknya bandel dan sukanya keluyuran tidak mau membantu bapaknya bekerja di sawah/kebun. - Anak klien mengatakan bahwa klien pernah ribut dengan istri dan pak kades, dank lien mengasah golok serta mengancam akan membacok istrinya 10
Resiko Perilaku Kekerasan
juga pak kades (dalam hal ini, pak kades dituduh mengambil
hak
milik
sawah
klien),
sehingga
membuat orang ketakutan. - Anak klien mengatakan bila klien marah, dia sering memukul klien dan ibunya. - Isteri klien mengatakan kalau klien sangat pintar ngomong untuk menutupi kesalahannya. - Isteri klien mengatakan klien sering mengamuk dan mengancam orang sehingga klien hampir pernah di pasung. DO: - Klien suka diam - Tatapan mata tajam 4.
DS: - Klien mengatakan malu sama anak dan isterinya juga
Harga Diri Rendah
warga sekitar karena klien suka marah-marah sehingga mereka menganggap klien tidak waras. - Klien mengatakan tidak dihargai sebagai orang tua oleh
anak-anaknya
sendiri
(anak
dari
isteri
pertamanya) - Klien mengatakan anak-anak dari isteri pertamanya telah mapan dan berkecukupan namun tidak ada yang mau memperdulikannya - Anak klin dari isteri kedua klien mengatakan bahwa anak-anak
dari isteri pertama klien tidak pernah
dating mmenjenguknya. DO:- Klien terlihat murung dan terlihat sedih saat menceritakan anak-anak dari isteri pertamanya - Klien sering melamun dan berdiam diri saja. - Klien bicara apabila ditanya - Klien terlihat jarang berbicara dengan teman5.
temannya DS: Klien mengatakan jika ada masalah klien lebih suka memendamnya
sendiri
dan
melampiaskan
kekesalannya dengan marah-marah pada orang lain. DO: - Klien terkesan menghindari permasalahan - Klien pernah melakukan tindakan criminal dengan
11
Koping individu dan keluarga tidak efektif
memukul anak dan isteerinya serta mengancam akan membancok isterinya dan juga warga. - Anak klin dari isteri pertamanya tidak pernah terlihat dating membesuk klien selama dirawat di rumah sakit. 6.
DS: - Klien mengatakan setelah keluar dari rumah sakit, klien hanya minum obat dengan menghabiskan yang dari rumah sakit saja dan tidak pernah control lagi. Setelah obat habis klien tidak minum obat lagi (putus obat). - Anak klien mengatakan bahwa klien putus obat ± 1 bulan lamanya. - Anak klien mengatakan bahwa semenjak klien putus obat, sakit klien kambuh lagi, klien menjadi suka marah-marah, memukul dan mengancam. DO: - Saat ditanya klien terlihat bingung dan tersenyum. - Isteri klien terlihat takut dan trauma ketika mau bertemu klien. - Klien sebelumnya pernah dirawat di RSKJ ini sekitar ± 1 ½ bulan yang lalu.
XIII. Daftar Diagnosa Keperawatan
1. Resiko perilaku kekerasan 2. Harga diri rendah 3. Koping individu dan keluarga tidak efektif 4. Isolasi social 5. Defisit perawatan diri : Berhias 6. Regimen therapeutic inefektif
12
Regimen therapeutic inefektif
Rencana Tindakan Keperawatan Kesehatan Jiwa di Ruang Rajawali 2 RSKJ Soeprapto Bengkulu Program Profesi Ners FIKES UMB
Inisial Klien
: Tn “S”
Ruangan
: Rajawali 2
No. MR
: 044332
Dx Keperawatan Risiko Perilaku Kekerasan
Perencanaan Tujuan TUM : klien dapat mengontrol perilaku kekerasan
Kriteria Evaluasi 1.
Intervensi
Setelah 2 x 1. Bina hubungan saling percaya dengan : pertemuan klien o Beri salam setiap berinteraksi menunjukan tandao Perkenalkan nama, nama panggilan tanda percaya perawat dan tujuan perawat kepada perawat : berinteraksi o Wajah cerah, o Tanyakan dan panggil nama kesukaan TUK : tersenyum klien 1. Klien dapat o Mau berkenalan o Tunjukan sikap empati, jujur dan o Ada kontak mata membina menepati janji setiap kali berinteraksi hubungan saling o Bersedia o Tanyakan perasaan klien dan masalah percaya menceritakan yang dihadapi klien perasaan o Buat kontrak interaksi yang jelas o Dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan perasaan klien . Klien dapat 2. Setelah 2 x 2. Bantu klien mengungkapkan perasaan mengidentifikasi pertemuan klien marahnya : penyebab menceritakan o Motivasi klien untuk menceritakan perilaku penyebab perilaku penyebab rasa kesal atau jengkelnya kekerasan yang kekerasan yang o Dengarkan tanpa menyela atau dilakukannya dilakukannya : memberi penilaian setiap unkapan o Menceritakan perasaan klien penyebab perasaan jengkel/kesal baik dari diri sendiri maupun lingkungannya 3. Klien dapat 3. Setelah 2 x 3. Bantu klien mengungkapkan tanda-tanda mengidentifikasi pertemuan klien perilaku kekerasan yang dialaminya : tanda-tanda menceritakan tandao Motivasi klien menceritakan kondisi perilaku tanda saat terjadi fisik (tanda-tanda fisik) saat perilaku kekerasan perilaku kekerasan kekersan yang terjadi o Tanda fisik: mata o Motivasi klien menceritakan kondisi merah, tangan emosinya (tanda-tanda emosional) mengepal, saat terjadi perilaku kekerasan ekspresi tegang, o Motivasi klien menceritakan kondisi dan lain-lain hubungan dengan orang lain (tanda13
Tanda tanda sosial) saat terjadi perilaku emosional: kekerasan perasaan marah, jengkel, bicara kasar. o Tanda sosial: bermusuhan yang dialami saat terjadi perilaku kekerasan 4. Setelah 2 x . Diskusikan dengan klien perilaku pertemuan klien kekerasan yang dilakukannya selama ini menjelaskan : : o Jenis-jenis o Motivasi klien menceritakan jenisekspresi jenis tindak kekerasan yang selama kemarahan yang ini pernah dilakukannya selama ini telah o Motivasi klien menceritakan dilakukannya perasaan klien setelah tindak o Perasaannya saat kekerasan tersebut terjadi melakukan o Diskusikan apakah dengan tindakan kekerasan kekerasan yang dilakukannya masalah o Efektifitas cara yang dialami teratasi yang dipakai dalam menyelesaiakan masalah . Setelah 2 x 5. Diskusikan dengan klien akibat negatif pertemuan klien (kerugian) cara yang dilakukan pada : menjelaskan: o Diri sendiri o Diri sendiri : o Orang lain/keluarga luka, dijauhi o Lingkungan teman, dll o Orang lain/keluarga : luka, tersinggung, ketakutan, dll o Lingkungan : barang atau benda rusak, dll 6. Setelah 2 x 6. Diskusikan dengan klien ; pertemuan klien : o Apakah klien mau mempelajari cara o Menjelaskan baru mengungkapkan marah yang cara-cara sehat sehat mengungkapkan o Jelaskan berbagai alternatif pilihan marah untuk mengungkapkan marah selain perilaku kekerasan yang diketahui klien o Jelaskan cara-cara sehat untuk mengungkapkan marah : Cara fisik : nafas dalam, pukul bantal atau kasur, olahraga Verbal : mengungkapkan bahwa o
. Klien dapat mengidentifikasi jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukannya
. Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
. Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam mengungkapkan kemarahan
14
. Klien dapat mendemonstra sikan cara mengontrol perilaku kekerasan
. Klien mendapatkan dukungan keluarga untuk mengontrol perilaku kekerasan
. Klien menggunakan
dirinya sedang kesal kepada orang lain Sosial : latihan asertif dengan orang lain Spiritual : sembahyang/doa, dzikir, meditasi, dsb sesuai keyakinan agamanya masingmasing
. Setelah 2 x 7.1 Diskusikan cara yang mungkin pertemuan klien dipilih dan anjurkan klien memilih memperagakan cara yang mungkin untuk cara mengontrol mengungkapkan kemarahan perilaku kekerasan 7.2 latih klien melaksanakan cara yang o Fisik : tarik dipilih : nafas dalam, peragakan caramelaksanakan cara memukul yang dipilih bantal/ kasur o Jelaskan manfaat cara tersebut o Verbal : o Anjurkan klien menirukan mengungkapkan peragaan yang sudah dilakukan perasaan o Beri penguatan pada klien, kesal/jengkel perbaiki cara yang masih belum pada orang lain sempurna tanpa menyakiti 7.3. Anjurkan klien menggunakan cara o Spiritual : yang sudah dilatih saat dzikir/ doa, marah/jengkel meditasi sesuai agamanya . Setelah 2 x .1 Diskusikan pentingnya peran serta pertemuan keluarga sebagai pendukung klien keluarga : mengatsi perilaku kekerasan .2 Diskusikan potensi keluarga untuk o Menjelaskan cara merawat membantu klien mengatasi perilaku klien dengan kekerasan perilaku .3 Jelaskan pengertian, penyebab, kekerasan akibat dan cara merawat klien o Mengungkapka perilaku kekerasan yang dapat n rasa puas dilaksanakan oleh keluarga dalam merawat .4 Peragakan cara merawat klien klien(menangani perilaku kekerasan) .5 Beri kesempatan keluarga untuk memperagakan ulang .6 Beri pujian kepada keluarga setelah peragaan .7 Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara yang dilatihkan .1 Setelah 2 x .1 Jelaskan manfaat menggunakan pertemuan klien obat secara teratur dan kerugian jika 15
obat sesuai program yang telah ditetapkan
menjelaskan : o Manfaat minum obat o Kerugian tidak minum obat o Nama obat o Bentuk dan warna obat o Dosis yang diberikan kepadanya o Waktu pemakaian o Cara pemakaian efek yang dirasakan 9.2 Setelah 2 x pertemuan klien menggunakan obat sesuai program
tidak menggunakan obat .2 Jelaskan kepada klien : o Jenis obat (nama, warna dan bentuk obat) o Dosis yang tepat untuk klien o Waktu pemakaian o Cara pemakaian o Efek yang dirasakan klien .3 Anjurkan klien : o Minta dan menggunakan obat tepat waktu o Lapor ke perawat/dokter jika mengalami efek yang tidak biasa o Bari pujian terhadap kedisiplinan klien menggunakan obat
Implementasi Keperawatan Kesehatan Jiwa Di Ruang Rajawali 2 RSKJ Soeprapto Bengkulu Program Profesi Ners FIKES UMB
Inisial Klien
: Tn “S”
Ruangan
: Rajawali 2
No. MR
: 044332
No Dx 1.
Implementasi
Evaluasi (SOAP)
- Membina hubungan saling S : - Klien mengatakan marah kepada anaknya karena percaya anaknya bandel dan sangat malas, tidak amu - Mendiskusikan tentang membantu klien bekerja di kebun, padahal apa penyebab marah kemauan anaknya dituruti. - Mengidentifikasi tanda dan - Klien mengatakan marah hanya bermaksud untuk gejala marah mengajari anaknya - Memvalidasi perasaan dan - Klien mengatakan capek, pusing, malas ngobrol masalah klien dan ingin ke kamar. - Mengidentifikasi marah - Klien mengatakan dan mengakui jika marah klien yang dilakukan memang buas terhadap anak-anaknya. - Mendiskusikan akibat marah - Klien mengatakan mau mencoba cara mengontrol 16
TTD
- Mengajarkan cara mengontrol marah - Melatih cara mengontrol marah dengan cara fisik 1 (latihan nafas dalam)
- Membimbing klien menuliskan kegiatan ke dalam jadwal kegiatan harian
1.
- Menanyakan perasaan klien - Memvalidasi masalah dan mengevaluasi latihan sebelumnya. - Mengajarkan cara mengontrol marah - Melatih cara mengontrol marah dengan cara fisik 2 (pukul bantal, kasur atau konversi energi)
- Membimbing klien memasukkan kegiatan ke dalam jadwal kegiatan harian
marah dengan cara fisik 1 (latihan nafas dalam) O : - Kontak mata tidak bisa dipertahankan - Klien mampu menjawab semua pertanyaan yang diajukan. - Klien tampak menggebu-gebu saat menceritakan anaknya. - Ekspresi wajah tampak kesal dan marah saat klien menceritakan perilaku anaknya yang bandel. menurutnya. A : Klien belum mampu mengontrol marah dengan baik. P : - Perawat : Evaluasi BHSP, penyebab, tanda dan gejala, marah yang dilakukan, bantu klien mengenal marah, dan melatih cara mengontrol marah yang asertif - Klien : Terapkan cara mengontrol marah yang telah diajarkan, masukan kedalam jadwal kegiatan harian. S : - Klien mengatakan senang berjumpa lagi dengan perawat dan diajaknya berbincang-bincang. - Klien mengatakan jika marah yang dilakukan teriak-teriak, memarahi semua orang, memukul, mengancam. - Klien mengatakan jika marahnya diakibatkan karena tensi darahnya lagi naik. - Klien mengatakan jika marah akibatnya dikurung di dalam kamar, di jauhi orang-orang dan akhirnya dibawa ke RSJ - Klien mengatakan mau mencoba cara mengontrol marah dengan cara fisik I (latihan nafas dalam) dan cara fisik II ( pukul bantal, kasur atau konversi energi) - Klien mengatakan akan memasukan ke jadwal kegiatan harian O: - Klien tenang, kooperatif. - Ada kontak mata saat berbicara. - Klien tampak mempraktekan cara mengontrol marah dengan nafas dalam dan pukul bantal/kasur. - Klien mau mencoba cara mengontrol marah (nafas dalam) yang diajarkan perawat dan memasukan kedalam jadwal kegiatan harian. A : Klien mampu mengontrol marah dengan cara fisik ke-I (nafas dalam) dan cara fisik ke-2 (pukul bantal/kasur) P : Perawat : - Evaluasi kemampuan klien mengontrol marah baik 17
secara kognitif maupun psikomotor. - Latih cara mengontrol marah yang asertif. - Bantu klien mengungkapkan rasa marah secara verbal (menolak dengan baik, meminta dengan baik, mengungkapkan dengan baik) Klien : Ulangi kembali apa yang telah didiskusikan dan diajarkan. 1.
- Menanyakan perasaan klien - Memvalidasi masalah dan mengevaluasi latihan sebelumnya - Melatih klien cara mengontrol marah secara verbal (meminta, menolak dan mengungkapkan secara baik) - Membimbing klien memasukan kedalam jadwal kegiatan harian
S : - Klien mengatakan perasaanya hari ini senang dan tidak jengkel - Klien mengatakan sudah berlatih mengontrol marah dengan cara nafas dalam dan memasukan ke dalam jadwal kegiatan harian - Klien mengatakan tidak akan marah lagi dengan anak dan isterinya - Klien mengatakan kangen dengan keluarganya - Klien mengatakan mau berlatih cara mengontrol marah dengan cara verbal (meminta, menolak, dan mengungkapkan secara baik)s - Klien mengatakan akan memasukan ke jadwal kegiatan harian : - Klien tampak tenang dan kooperatif - Ada kontak mata saat berbicara - Nada bicara/intonasi pelan dan jelas - Klien tampak antusias dan mempraktekan cara mengontrol marah (nafas dalam dan pukul bantal) - Klien menulis di jadwal kegiatan harian : Klien mampu mengontrol marah dengan cara fisik 1, cara fisik 2, dan dengan cara verbal. : - Perawat : o Evaluasi kemampuan klien mengontrol marah baik secara kognitif maupun psikomotor o Latih cara mengontrol marah yang asertif o Evaluasi sejauhmana tingkat kemampuan klien mengontrol marah dengan cara fisik 1, cara fisik 2, dan dengan cara verbal. - Klien : o Ulang kembali cara mengontrol marah yang telah diajarkan dan lakukan cara mengatasi masalah secara asertif.
1.
- Menanyakan perasaan klien - Memvalidasi masalah dan mengevaluasi latihan sebelumnya - Melatih klien cara mengontrol marah dan
S: - Klien mengatakan senang berjumpa lagi dengan perawat. - Klien mengatakan sudah minum obat - Klien mengatakan rindu dengan keluarganya dan rindu dengan keluarganya dan ingin pulang ke rumah. 18
mencegah/mengendalikan marah secara spiritual (berdoa, berwudhu, sholat). - Bantu klien latihan beribadah dan berdoa.
- Klien mengatakan mau diajarkan cara mengontrol marah dengan cara spiritual (berdoa, berwudhu, sholat) - Klien mengatakan akan memasukan kedalam jadwal kegiatan harian : - Klien tampak tenang dan kooperatif - Membimbing klien - Ada kontak mata saat berbicara memasukan ke dalam jadwal - Klien tampak mengungkapkan apa yang telah kegiatan harian diajarkan sebelumnya - Klien mencoba cara mengontrol marah secara verbal (meminta, menolak dan mengungkapkan secara baik) - Klien tampak membaca ayat-ayat suci Al-Quran, doa-doa dan mengambil wudhu kemudian shalat ashar. - Klien menulis dijadwal kegiatan harian : Klien mampu mengontrol marah dengan cara fisik 1, cara fisik 2, dengan cara verbal dan secara spiritual. P : - Perawat : o Evaluasi kemampuan kognitif dan psikomotor klien o Evaluasi sejauhmana tingkat kemampuan klien mengontrol marah dengan cara fisik 1, cara fisik 2, dengan cara verbal dan secara spiritual. o Bantu klien latihan mengendalikan marah dengan obat. o Bantu klien minum obat secara teratur dengan prinsip 5 benar (benar pasien, benar nama obat, benar cara minum obat, benar waktu dan benar dosis obat) - Klien : o Lakukan cara mengatasi masalah secara asertif dan cara mengontrol marah yang telah diajarkan o Masukkan kedalam jadwal kegiatan harian
1.
- Menanyakan perasaan klien - Memvalidasi masalah dan mengevaluasi latihan sebelumnya - Membantu klien memilih cara yang tepat untuk mengontrol PK-nya - Membantu klien mengidentifikasi manfaat cara yang dipilih - Membantu klien
S:
- Klien mengatakan senang berjumpa dan berbincang-bincang lagi dengan perawat. - Klien mengatakan telah melakukan cara mengontrol marah sesuai dengan jadwal kegiatan harian secara rutin. : - Klien tampak tenang dan kooperatif - Ada kontak mata saat berbicara : Klien mampu mengontrol marah menggunakan semua cara yang telah dipelajari saat marah. P : - Perawat : o Evaluasi kemampuan kognitif dan psikomotor 19
menstimulasi cara tersebut (role play) - Memberi reinforcement positif atas keberhasilan klien menstimulasi cara tersebut. - Menganjurkan klien untuk menggunakan cara yang telah dipelajari saat marah.
klien o Evaluasi sejauhmana tingkat kemampuan klien mengontrol marah dengan semua cara yang telah dipelajari. - Klien : o Ulangi kembali latihan cara mengatasi masalah secara asertif dan cara mengontrol marah yang telah diajarkan o Masukkan kedalam jadwal kegiatan harian
- Menyusun jadwal kegiatan harian cara mengontrol perilaku kekerasan yang telah dipelajari.
20
CATATAN PERKEMBANGAN
Inisial Klien Ruangan No. MR
: Tn “S” : Rajawali 2 : 04433
No. Dx 1
Catatan Perkembangan S : - Klien mengatakan sudah bisa mengontrol marah - Klien mengatakan sudah tidak jengkel dan kesal lagi - Klien mengatakan jika merasa jengkel, kesal atau marah dirinya akan melakukan cara mengontrol marah yang telah diajarkan perawat yaitu tarik nafas dalam dan pukul bantal - Klien mengatakan akan meminta, menolak dan mengungkapkan sesuatu dengan baik tanpa marah-marah - Klien mengatakan akan minum obat teratur - Klien mengatakan sekarang sering berdoa dan sholat O : - Klien tampak tenang dan kooperatif - Wajah sudah tidak tegang, - Nada bicara tidak keras. A : Secara umum kemampuan klien sudah baik karena sudah sampai ke tahapan kognitif, psikomotor dan afektif. P : - Perawat : o
o
Pertahankan cara mengungkapkan marah secara asertif Pertahankan kemampuan kognitif, psikomotor dan afektif klien
- Klien : o
Lakukan apa yang telah diajarkan perawat
o
Ungkapkan marah secara asertif
o
Masukan kedalam jadwal kegiatan harian
21
TTD