LAPORAN PENDAHULUAN KANKER TIROID DAN TIROIDEKTOMI A.
Konsep Dasar 1. Pengertian a. Kanker Kanker Tiroid adalah adalah suatu keganasan keganasan pada tiroid yang memiliki empat tipe yaitu: papiler, folikuler, anaplastik, dan meduler. b. Karsinoma tiroid termasuk kelompok penyakit keganasan dengan prognosis relatif baik namun namun perjalanan klinisnya klinisnya sukar diramalkan. diramalkan. Klien dengan dengan Ca Tiroid mengalami stres dan kecemasan yang tinggi.
B.
Etiologi Tiga penyebab yang sudah jelas dapat menimbulkan karsinoma tiroid : 1. Kenaik Kenaikan an sekresi sekresi hormon hormon TS ! Thyr Thyroid oid Stimulati Stimulating ng ormo ormon" n" dari dari kelenja kelenjar r hipofise anterior disebabkan berkurangnya sekresi hormon T# dan T$ dari kelenjar tiroid oleh karena kurangnya intake iodium. %ni menyebabkan tiroid yang abnormal dapat berubah menjadi kanker. &. Penyi Penyinar naran an !radiasi !radiasi ion" ion" pada pada daerah daerah kepala kepala,, leher, leher, dada dada bagian bagian atas terutam terutamaa anak'anak yang pernah mendapat terapi radiasi di leher dan mediastinum. #. (aktor genetik. )danya ri*ayat keturunan dari keluaraga.
C.
Patofisiologi Patofisiol ogi Kanker Tiroi Karsinoma Karsinoma tiroid biasanya biasanya menangkap iodium radio aktif dibandingkan dibandingkan dengan kelenjar tiroid normal yang terdapat di sekelilingnya. +leh karena itu, bila dilakukan scintiscan, nodula akan tampak sebagai suatu daerah dengan pengambilan yang kurang, suatu lesi dingin. Teknik Teknik diagnostik lain yang dapat digunakan untuk diagnosis banding nodula tiroid adalah ekografi tiroid. Teknik ini memungkinkan membedakan dengan cerma cermatt antar antaraa massa massa pada padatt dan dan massa massa kisti kistik. k. Karsin Karsinom omaa tiro tiroid id bias biasany anyaa pada padat, t, sedangkan massa kistik biasanya merupakan kista jinak. Karsinoma tiroid harus dicurigai berdasarkan tanda klinis jika hanya ada satu nodula yang teraba, keras, tidak dapat digerakkan pada dasarnya, dan berhubungan dengan limfadenopati satelit. Secara umum telah disepakati bah*a kanker tiroid secara klinis dapat dibedakan menjad menjadii suatu suatu kelomp kelompok ok besar besar neopla neoplasma sma berdef berdeferen erensia siasi si baik baik dengan dengan kecepa kecepatan tan pertumbuhan yang lambat dan kemungkinan penyembuhan tinggi, dan suatu kelompok kecil tumor anaplastik dengan kemungkinan fatal. Terdapat empat jenis kanker tiroid menuru menurutt sifat sifat morfo morfolog logik ik dan biolog biologikn iknya ya : papila papilaris, ris, foliku folikulari laris, s, medula medularis, ris, dan anaplastik. !Price, 1-, hal:1/0" Karsin Karsinom omaa papile papilerr kelenj kelenjar ar tiroid tiroid biasany biasanyaa berben berbentuk tuk nodul nodul keras, keras, tungga tunggal, l, dingin2 pada scan isotop, dan padat2 pada ultrasonografi tiroid, yang sangat berbeda dengan bagian'bagian kelenjar lainnya. Pada goiter multinodular, kanker berupa nodul dominan2 lebih besar, lebih keras dan jelas dari bagian sekelilingnya. Kira'kira 13
karsinoma papiler, terutama pada anak'anak, disertai pembesaran kelenjar getah bening leher, tapi pemeriksaan teliti biasanya akan mengungkapkan nodul dingin2 pada tiroid. 4arang, akan perdarahan, nekrosis dan pembentukan kista pada nodul ganas tetapi pada ultrasonografi tiroid, akan terdapat echo interna yang berbatas jelas yang berguna untuk lesi ganas semi kistik dari kista murni2 yang tidak ganas. )khirnya, karsinoma papiler dapat ditemukan tanpa sengaja sebagai suatu fakus kanker mikroskopik di tengah' tengah kelenjar yang diangkat untuk alasan'alasan lain seperti misalnya : penyakit gra5es atau goiter multinodular. Secara mikroskopis, tumor terdiri dari lapisan tunggal sel'sel tiroid teratur pada 5ascular stalk2, dengan penonjolan papil ke dalam ruang mikroskopis seperti kista. %nti sel besar dan pucat sering mengandung badan inklusi intra nukleus yang jelas san seperti kaca. Kira'kira $3 karsinoma papiler membentuk bulatan klasifikasi yang berlapis, sering pada ujung dari tonjolan papil disebut psammoma body2, ini biasanya diagnostik untuk karsinoma papiler. Kanker ini biasanya meluas dengan metastasis dalam kelenjar dan dengan in5asi kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening lokal. Pada pasien tua, mereka bisa jadi lebih agresif dan mengin5asi secara lokal kedalam otot dan trakea. Pada stadium lebih lanjut, mereka dapat menyebar ke paru. Kematian biasanya disebabkan penyakit lokal, dengan in5asi kedalam pada leher, lebih jarang kematian bisa disebabka metastasis paru yang luas. Pada beberapa penderita tua, suatu karsinoma papiler yang tumbuh lambat akan mulai tumbuh cepat dan berubah menjadi karsinoma anaplastik. Perubahan anaplastik lanjut ini adalah penyebab kematian lain dari karsinoma papiler, banyak karsinoma papiler yang mensekresi tiroglobulin, yang dapat digunakan sebagai tanda rekurensi atau metastasis kanker. Karsinoma folikular ditandai oleh tetap adanya folikel'folikel kecil *alaupun pembentukan koloid buruk. 6emang karsinoma folikular bisa tidak dapat dibedakan dari adenoma folikular kecuali dengan in5asi kapsul atau in5asi 5askular. Tumor ini sedikit lebih agresif daripada karsinoma papilar dan menyebar baik dengan in5asi lokal kelenjar getah bening atau dengan in5asi pembuluh darah disertai metastasis jauh ke tulang atau paru. Secara mikroskopis, sel'sel ini berbentuk kuboid dengan inti besar yang teratur sekeliling folikel yang sering kali mengandung koloid. Tumor'tumor ini sering tetap mempunyai kemampuan untuk mengkonsentrasi iodium radioaktif untuk membentuk tiroglubulin dan jarang, untuk mensintesis T# dan T$. 4adi, kanker tiroid yang berfungsi yang jarang ini hampir selalu merupakan karsinoma folikular. Karakteristik ini membuat tumor'tumor ini lebih ada kemungkinan untuk memberi hasil baik terhadap pengobatan iodin radioaktif . Pada penderita yang tidak diobati, kematian disebabkan karena perluasan lokal atau karena metastasis jauh mengikuti aliran darah dengan keterlibatan yang luas dari tulang, paru, dan 5isera. Suatu 5arian karsinoma folikular adalah karsinoma sel urthle2 yang ditandai dengan sel'sel sendiri'sendiri yang besar dengan sitoplasma yang ber*arna merah muda berisi mitokondria. 6ereka bersikap lebih seperti karsinoma papilar kecuali mereka jarang ada ambilan radioiodin. Karsinoma campuran papilar dan folikular lebih seperti karsinoma papilar. Sekresi tiroglobulin yang dihasilkan oleh karsinoma folikular dapat digunakan untuk mengikuti perjalanan penyakit.
Karsinoma medular adalah penyakit dari sel C !sel parafolikular" yang berasal dari badan brankial utama dan mampu mensekresi kalsitonin, histaminase, prostaglandin, serotonir, dan peptida'peptida lain. Secara mikoroskopis, tumor terdiri dari lapisan'lapisan sel'sel yang dipisahkan oleh substansi yang ter*arnai dengan merah. )miloid terdiri dari rantai kalsitonin yang tersusun dalam pola fibril atau berla*anan dengan bentuk'bentuk lain amiloid, yang bisa mempunyai rantai ringan imunoglobulin atau protein'protein lain yang dideposit dengan suatu pola fibri. Karsinoma medular lebih agresif daripada karsinoma papilar atau folikular tetapi tidak seagresif kanker tiroid undifferentiated. %ni meluas secara lokal ke kelenjar getah bening dan ke dalam otot sekeliling dan trakea. 7isa in5asi limfatik dan pembuluh darah dan metastasisi ke paru'paru dan 5isera.kalsitonin dan antigen karsinoembrionik !C8) 9 Carsinoembryonic antigen" yang disekresi oleh tumor adalah tanda klinis yang membantu diagnosisdan follo*'up. Kira'kira sepertiga karsinoma medular adalah familial, melibatkan kelenjar multipel !6ultiple 8ndocrin neoplasia tipe %% 9 68 %%, sindroma sipple". 68 %% ditandai dengan dengan karsinoma medular, feokromositoma, dan neuroma multipel pada lidah, bibir, dan usus. Kira'kira sepertiga dalah kasus keganasan semata. 4ika karsinoma medular di diagnosis dengan biopsi aspirasi jarum halus atau saat pembedahan, maka penting kiranya pasien diperiksa untuk kelainan endokrin lain yang di jumpai pada 68 %% dan anggota diperiksa untuk adanya karsinoma medular dan juga 68 %%. Pengukuran kalsitonin serum setelah stimulasi pentagastrin atau infus kalsium dapat digunakan untuk skrining karsinoma medular. Pentagastrin diberikan per intra5ena dalam bentuk bolus ,-;g
) polimorfik dan polimorfisme panjang fragmen terbatas untuk identifikasi karier gen sindroma ini. 4adi anggota keluarga yang memba*a gen ini dapat diidentifikasi dan diperiksa sebagai orang berisiko tinggi untuk timbulnya sindroma ini. Karsinoma anaplastik, tumor kelenjar tiroid undifferentiated termasuk karsinoma sel kecil, sel raksasa, dan sel kumparan. 7iasanya terjadi pada pasien'pasien tua dengan ri*ayat goiter yang lama dimana kelenjar tiba'tiba dalam *aktu beberapa minggu atau bulan mulai membesar dan menghasilkan gejala'gejala penekanan, disfagia atau kelumpuhan pita suara, kematian akibat perluasan lokal yang biasanya terjadi dalam ?' #? bulan. Tumor'tumor ini sangat resisten terhadap pengobatan. D.
Tana an !e"ala 1. Sebuah benjolan, atau bintil di leher depan !mungkin cepat tumbuh atau keras" di dekat jakun. odul tunggal adalah tanda'tanda yang paling umum kanker tiroid. &. Sakit di tenggorokan atau leher yang dapat memperpanjang ke telinga. #. Serak atau kesulitan berbicara dengan suara normal. $. Pembengkakan kelenjar getah bening, terutama di leher. 6ereka dapat ditemukan selama pemeriksaan fisik.
-. ?. E.
Kesulitan dalam menelan atau bernapas atau sakit di tenggorokan atau leher saat menelan. %ni terjadi ketika mendorong tumor kerongkongan )nda. 7atuk terus'menerus, tanpa dingin atau penyakit lain.
Pe#eriksaan Pen$n"ang Kanker Tiroi 1. Pemeriksaan @aboratorium Pemeriksaan laboratorium yang membedakan tumor jinak dan ganas tiroid belum ada yang khusus, kecuali kanker meduler, yaitu pemeriksaan kalsitonon dalam serum. Pemeriksaan T# dan T$ kadang'kadang diperlukan karena pada karsinoma tiroid dapat terjadi tiroktositosis *alaupun jarang. uman Tiroglobulin !T=" Tera dapat dipergunakan sebagai tumor marker dan kanker tiroid diferensiasi baik. Aalaupun pemeriksaan ini tidak khas untuk kanker tiroid, namun peninggian T= ini setelah tiroidektomi total merupakan indikator tumor residif atau tumbuh kembali !barsano". Kadar kalsitonin dalam serum dapat ditentukan untuk diagnosis karsinoma meduler.
&.
Badiologis a. (oto 'Bay Pemeriksaan 'Bay jaringan lunak di leher kadang'kadang diperlukan untuk melihat obstruksi trakhea karena penekanan tumor dan melihat kalsifikasi pada massa tumor. Pada karsinoma papiler dengan badan'badan psamoma dapat terlihat kalsifikasi halus yang disertai stippledcalcification, sedangkan pada karsinoma meduler kalsifikasi lebih jelas di massa tumor. Kadang'kadang kalsifikasi juga terlihat pada metastasis karsinoma pada kelenjar getah bening. Pemeriksaan 'Bay juga dipergunnakan untuk sur5ey metastasis pada pary dan tulang. )pabila ada keluhan disfagia, maka foto barium meal perlu untuk melihat adanya infiltrasi tumor pada esophagus. b. Dltrasound Dltrasound diperlukan untuk tumor solid dan kistik. Cara ini aman dan tepat, namun cara ini cenderung terdesak oleh adanya tehnik biopsy aspirasi yaitu tehnik yang lebih sederhana dan murah. c. ComputeriEed Tomografi CT'Scan dipergunakan untuk melihat perluasan tumor, namun tidak dapat membedakan secara pasti antara tumor ganas atau jinak untuk kasus tumor tiroid. d. Scintisgrafi >engan menggunakan radio isotropic dapat dibedakan hot nodule dan cold nodule. >aerah cold nodule dicurigai tumor ganas. Teknik ini dipergunakan juga sebagai penuntun bagi biopsy aspirasi untuk memperoleh specimen yang adekuat.
#.
7iopsi )spirasi Pada dekade ini biopsy aspirasi jarum halus banyak dipergunakan sebagai prosedur diagnostik pendahuluan dari berbagai tumor terutama pada tumor tiroid. Teknik dan peralatan sangat sederhana , biaya murah dan akurasi diagnostiknya
tinggi. >engan mempergunakan jarum tabung 1 ml, dan jarum no.&& F serta alat pemegang, sediaan aspirator tumor diambil untuk pemeriksaan sitologi. 7erdasarkan arsitektur sitologi dapat diidentifikasi karsinoma papiler, karsinoma folikuler, karsinoma anaplastik dan karsinoma meduler. %.
Penatalaksanaan #eik &. 6acam Pembedahan Tiroid, yaitu : a. %smektomi %smektomi adalah pengangkatan tonjolan tiroid jinak yang berada pada ismus tiroid, beserta bagian ismus dari kelenjar tiroid.
b. @obektomi Subtotal @obektomi Subtotal adalah pengangkatan nodul tiroid beserta jaringan tiroid sekitarnya pada satu sisi, dengan meninggalkan sebanyak kurang lebih gram jaringan tiroid normal dibagian posterior. +perasi ini dilakukan pada tonjolan jinak tiroid. c. @obektomi Total < emitiroidektomi @obektomi Total adalah pengangkatan nodul tiroid beserta jaringan tiroid seluruhnya pada satu sisi. +perasi ini dilakukan pada tonjolan jinak tiroid yang mengenai seluruh jaringan tiroid satu lobus, atau pada tonjolan tiroid dengan hasil pemeriksaan () menunjukkan neoplasma folikuler. 7ila hasil pemeriksaan histopatologis dari spesimen menunjukkan karsinoma tiroid, maka tindakan lobektomi total tersebut sudah dianggap cukup pada penderita dengan faktor prognostik yang baik. d. Tiroidektomi Subtotal Tiroidektomi Subtotal adalah pengangkatan nodul tiroid beserta jaringan tiroid disekitarnya pada kedua sisi, dengan meninggalkan sebanyak kurang lebih - gram jaringan tiroid normal dibagian posterior. +perasi ini dilakukan pada tonjolan jinak tiroid yang mengenai kedua sisi. e. Tiroidektomi hampir Total Tiroidektomi hampir total adalah pengangkatan tonjolan tiroid beserta seluruh jaringan tiroid pada satu sisi disertai pengangkatan sebagian besar jaringan tiroid sisi kontralateral dengan menyisakan - g saja pada sisi tersebut. +perasi ini dilakukan pada tonjolan jinak tiroid yang mengenai seluruh jaringan tiroid satu lobus dan sebagian jaringan tiroid kontralateral. Tindakan tersebut juga dapat dilakukan pada karsinoma tiroid deferensiasi baik pada satu lobus dan belum mele*ati garis tengah, untuk menghindari kelenjar paratiroid bilateral. Penderita karsinoma tiroid yang dilakukan prosedur ini
harus dilanjutkan dengan pemberian ablasi sisa jaringan tiroid menggunakan yodium radioaktif. f. Tiroidektomi Total Tiroidektomi Total adalah pengangkatan tonjolan tiroid beserta seluruh jaringan tiroid. +perasi ini dikerjakan pada karsinoma tiroid deferensiasi terutama bila disertai adanya faktor prognostik yang jelek, karsinoma tiroid tipe meduler, karsinoma tiroid tipe anaplastik yang masih operabel. '.
on Pembedahan a. Badioterapi Badioterapi adalah penggunaan radiasi ion di bidang kedokteran sebagai satu bagian pengobatan kanker dengan mengontrol pertumbuhan sel ganas. Badioterapi digunakan sebagai terapi kuratif maupun bersifat adju5an. @apangan radiasi juga mencakup jaringan limfonodus dan pembuluh darah yang menjadi risiko utama untuk metastase tumor. Badioterapi adalah penggunaan radiasi untuk menghancurkan sel kanker atau merusak sel tersebut sehingga tidak dapat bermultiplikasi lagi. Aalaupun radiasi ini akan mengenai seluruh sel, tetapi umumnya sel normal lebih tahan terhadap radiasi dibandingkan dengan sel kanker. Kegunaan radioterapi adalah sebagai berikut: 1. 6engobati : banyak kanker yang dapat disembuhkan dengan radioterapi, baik dengan atau tanpa dikombinasikan dengan pengobatan lain seperti pembedahan dan kemoterapi. &. 6engontrol : 4ika tidak memungkinkan lagi adanya penyembuhan, radioterapi berguna untuk mengontrol pertumbuhan sel kanker dengan membuat sel kanker menjadi lebih kecil dan berhenti menyebar. #. 6engurangi gejala : Selain untuk mengontrol kanker, radioterapi dapat mengurangi gejala yang biasa timbul pada penderita kanker seperti rasa nyeri dan juga membuat hidup penderita lebih nyaman. $. 6embantu pengobatan lainnya : terutama post operasi dan kemoterapi yang sering disebut sebagai adju5ant therapy2 atau terapi tambahan dengan tujuan agar terapi bedah dan kemoterapi yang diberikan lebih efektif. 4enis radioterapi : 1. Badioterapi eksternal !radioterapi kon5ensional". Pada terapi eksternal, mesin akan mengeluarkan sinar radiasi pada tempat kanker dan jaringan sekitarnya. 6esin yang digunakan dapat berbeda, tergantung dari lokasi kanker. &. Badioterapi internal !Badioisotope Therapy !B%T"". Badioterapi diberikan melalui cairan infus yang kemudian masuk ke dalam pembuluh darah atau dapat juga dengan cara menelannya. Contoh obat radioterapi melalui infus adalah metaiodobenEylguanidine
!6%7=" untuk mengobati neuroblastoma, sedangkan melalui oral contohnya iodine'1#1 untuk mengobati kanker tiroid. b. Kemoterapi Kemoterapi memerlukan penggunaan obat untuk menghancurkan sel kanker. Aalaupun obat ideal akan menghancurkan sel kanker dengan tidak merugikan sel biasa, kebanyakan obat tidak selektif. 6alahan, obat didesain untuk mengakibatkan kerusakan yang lebih besar pada sel kanker daripada sel biasa, biasanya dengan menggunakan obat yang mempengaruhi kemampuan sel untuk bertambah besar. Pertumbuhan yang tak terkendali dan cepat adalah cirri khas sel kanker. Tetapi, karena sel biasa juga perlu bertambah besar, dan beberapa bertambah besar cukup cepat !seperti yang di sumsum tulang dan garis sepanjang mulut dan usus", semua obat kemoterapi mempengaruhi sel biasa dan menyebabkan efek samping. Kemoterapi secara umum menyebabkan mual, muntah, kehilangan selera makan, kehilangan berat badan, kepenatan, dan sel darah hitung rendah yang menyebabkan anemia dan risiko infeksi bertambah. >engan kemoterapi, orang sering kehilangan rambut mereka, tetapi akibat sampingan lain be5ariasi tergantung jenis obat. 6ual dan 6untah: gejala ini biasanya bisa dicegah atau dikurangi dengan obat !kontra'obat emesis". 6ual juga mungkin dikurangi oleh makanan makan kecil dan dengan menghindari makanan yang tinggi di serat, gas barang hasil bumi itu, atau yang sangat panas atau sangat dingin. Sel >arah itung rendah: Cytopenia, kekurangan satu atau lebih tipe sel darah, bisa terjadi karena efek racun obat kemoterapi pada sumsum tulang !di mana sel darah dibuat". 6isalnya, penderita mungkin membuat sel darah merah yang rendah secara abnormal !anemia", sel darah putih !neutropenia atau leukopenia", atau platelet !thrombocytopenia". 4ika anemia parah, faktor pertumbuhan spesifik, seperti erythropoietin atau darbepoietin, bisa diberikan untuk pertambahan pembentukan sel darah merah, atau sel darah merah bisa ditransfusikan. 4ika thrombocytopenia hebat, platelet bisa ditransfusikan untuk merendahkan risiko pendarahan. c.
Terapi )blasi %odium Badioaktif Pada jaringan tiroid sehat dan ganas yang tertinggal setelah operasi,selanjutnya diberikan terapi ablasi iodium radioaktif. 6engingat adanya uptake spesifik iodium ke dalam sel folikuler tiroid termasuk sel ganas tiroid yang berasal dari sel folikuler. )da # alasan terapi ablasi pada jaringan sisa setelah operasi, yaitu: 1. 6erusak atau mematikan sisa fokus mikro karsinoma. &. Dntuk mendeteksi kekambuhan atau metastasis melalui eliminasi uptake oleh sisa jaringan tiroid normal. #. 6eningkatkan nilai pemeriksaan tiroglobulin sebagai petanda serum yang dihasilkan hanya oleh sel tiroid.
Dntuk memaksimalkan uptake iodium radioaktif setelah tiroidektomi total, kadar hormone tiroid diturunkan dengan menghentikan obat @'tiroksin, sehingga TS endogen terstimulasi hingga mencapai kadar diatas &-'# mD<@. d.
Terapi Supresi @'Tiroksin 85aluasi lanjutan perlu dilakukan selama beberapa dekade sebelum dikatakan sembuh total. Target kadar TS pada kelompok risiko rendah untuk kesakitan dan kematian karena keganasan tiroid adalah ,1',- mD<@, sedang untuk kelompok risiko tinggi adalah ,1 mD<@. !.
H.
Ko#plikasi Komplikasi yang sering muncul pada kanker tiroid adalah : a. Perdarahan Besiko ini minimum, namun hati'hati dalam mengamankan hemostatis dan penggunaan drain pada pasien setelah operasi. b. 6asalah terbukanya 5ena besar !5ena tiroidea superior" dan menyebabkan embolisme udara. c. Trauma pada ner5us laringeus rekurens %ni dapat menimbulkan paralisis sebagian atau total pada laring. d. Sepsis yang meluas ke mediastinum Seharusnya ini tidak boleh terjadi pada operasi bedah sekarang ini, sehingga antibiotik tidak diperlukan sebagai pofilaksis lagi. !Sutjahjo, &?, hal:0?" Kompilkasi akibat tiroidektomi dibagi dalam # golongan, yaitu: a. 6inor : seroma b. 4arang : kerusakan trunkus simpatikus c. 6ayor : perdarahan intraoperatif Perdarahan pasca operatif Trauma pada n. laringeus rekuren< superior ipoparatiroidisme ipotiroidisme Krisis tiroid %nfeksi Inikasi Tiroiekto#i Tiroidektomi pada umumnya dilakukan pada : 1. Penderita dengan tirotoksikosis yang tidak responsif medikamentosa atau yang kambuh &. Tumor jinak dan ganas tiroid #. =ejala penekanan akibat tonjolan tumor $. Tonjolan tiroid yang mengganggu penampilan seseorang -. Tonjolan tiroid yang menimbulkan kecemasan seseorang
dengan
terapi
A(UHAN KEPERA)ATAN KANKER TIROID DAN TIROIDEKTOMI A.
Konsep asar &. Pengka"ian a. Pre Operasi 1. )kti5itas < latihan %nsomnia, sensiti5itas meningkat, otot lemah, gangguan koordinasi, kelelahan berat,atrofi otot, frekuensi pernafasan meningkat, takipnea, dispnea
b.
&.
8liminasi Drine dalam jumlah banyak, diare.
#.
Koping < pertahanan diri 6engalami ansietas dan stres yang berat, baik emosional maupun fisik, emosi labil, depresi.
$.
utrisi dan metabolik 6ual dan muntah, suhu meningkat diatas #/,$GC.Pembesaran tiroid, edema non'pitting terutama di daerah pretibial, diare atau sembelit.
-.
Kognitif dan sensori 7icaranya cepat dan parau, bingung, gelisah, koma, tremor pada tangan, hiperaktif reflek tendon dalam !BT>", nyeri orbital, fotofobia, palpitasi, nyeri dada !angina".
?.
Beproduksi < seksual Penurunan libido, hipomenorea, menorea dan impoten.
Post operasi 1. >asar data pengkajian a. Pertimbangan K>7 menunjukkan merata dira*at : # hari b. Pola aktifitas
&.
#.
Prioritas kepera*atan a. 6engembalikan status hipertiroid melalui praoperatif b. 6encegah komplikasi c. 6enghilangkan nyeri d. 6emberikan informasi tentang prosedur Tujuan pemulangan
a. b. c.
Komplikasi dapat di cegah atau dikurangi yeri hilang Prosedur pembedahan
'.
Diagnosa Kepera*atan a. Pre operatif &. Ansietas +.. per$+a,an ala# stat$s kese,atan. T$"$an Setelah dilakukan tindakan selama ... H &$ jam diharapkan mampu mengurangi stressor yang membebani sumber'sumber indi5idu. Kriteria Hasil b. )nsietas berkurang, bibuktikan dengan menunjukkan kontrol agresi, kontrol ansietas, koping. c. 6erencanakan strategi koping untuk situasi'situasi yang membuat stres d. 6anifestasi perilaku akibat kecemasan tidak ada Interensi a. +bser5asi tingkah laku yang menunjukkan tingkat ansietas Basional: mengukur tingkat ansietas b. Pantau respon fisik, palpitasi, gerakan yang berulang'ulang, hiper5entilasi, insomnia. Basional: 8fek'efek kelebihan hormon tiroid menimbulkan manifestasi klinik dari peristi*a kelebihan katekolamin ketika kadar epinefrin dalam keadaan normal.
c.
7erikan obat anti ansietas, contohnya : transIuiliEer, sedatif dan pantau efeknya. Basional : membantu mengurangi ansietas klien dalam menghadapi operasi.
Eal$asi Klien mampu mengurangi stressor yang membebani sumber'sumber indi5idu. '. Ketiaksei#+angan N$trisi k$rang ari ke+$t$,an t$+$, +er,$+$ngan engan ketiak#a#p$an klien #e#as$kkan ata$ #enelan #akanan. T$"$an Setelah dilakukan tindakan selama ...H&$ jam diharapkan tingkat Eat giEi yang tersedia mampu memenuhi kebutuhan metabolik. Kriteria Hasil a. Terpenuhi asupan makanan, cairan, dan Eat giEi
b. c. d.
Toleransi terhadap diet yang dianjurkan 6empertahankan massa tubuh dan berat badan dalam batas normal 6elaporkan keadekuatan tingkat energy
Interensi a. )uskultasi bising usus Basional: bising usus hiperaktif mencerminkan peningkatan motalitas lambung yang menurunkan atau mengubah fungsi absorpsi. b. Pantau masukan makanan setiap hari. >an timbang berat badan setiap hari serta laporkan adanya penurunan. Basional: penurunan berat badan terus menerus dalam keadaan masukan kalori yang cukup merupakan indikasi kegagalan terhadap terapi antitiroid. c. indarkan pemberian makanan yang dapat meningkatkan peristaltic usus. Basional: peningkatan motalitas saluran cerna dapat mengakibatkan diare dan gangguan absorpsi nutrisi yang diperlukan. d. Kolaborasikan dengan dokter obat obat atau 5itamin yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi klien. Eal$asiTingkat Eat giEi yang tersedia untuk klien mampu memenuhi kebutuhan metabolik. /. Ker$sakan ko#$nikasi +er,$+$ngan engan 0eera pita s$ara. T$"$an Setelah dilakukan tindakan selama ... H &$ jam diharapkan mampu mendemonstrasikan tidak ada cedera dengan komplikasi minimal atau terkontrol Kriteria Hasil 6ampu menciptakan dipahami.
metode komunikasi dimana kebutuhan dapat
Interensi a. )ntisipasi kebutuhan sebaik mungkin, kunjungi pasien secara teratur. Basional :6enurunkan ansietas dan kebutuhan pasien untuk berkomunikasi b. Pertahankan lingkungan yang tenang Basional :6eningkatkan kemampuan mendengarkan komunikasi perlahan dan menurunkan kerasnya suara yang harus diucapkan pasien untuk dapat didengarkan c. )njurkan untuk tidak berbicara terus menerus. Basional :Suara serak dan sakit tenggorok akibat edema jaringan atau kerusakan karena pembedahan pada syaraf laringeal dan berakhir dalam beberapa hari. d. Kolaborasikan dengan dokter obat obat yang diperlukan untuk meringankan rasa nyeri.
Eal$asi Pasien mampu mendemonstrasikan tidak ada cedera dengan komplikasi minimal atau terkontrol b.
Post operatif &. Bersi,an "alan napas tiak efektif +.. o+str$ksi "alan napas1spas#e "alan napas2. T$"$an 6empertahankan kepatenan jalan nafas setelah dilakukan tindakan kepera*atan selama ... H &$ jam. Kriteria Hasil a. 6enunjukkan pembersihan jalan napas yang efektif dibuktikan dengan pertukaran gas dan 5entilasi tidak berbahaya. b. 6udah untuk bernapas. c. Kegelisahan, sianosis, dan dispnea tidak ada. d. Saturasi +& dalam batas normal. Interensi a. Pantau frekuensi pernapasan, kedalaman, dan kerja pernapasan. Basional: pernapasan secara normal kadang'kadang cepat, tapi berkembangnya distres pada pernapasan merupakan indikasi kompresi trakea karena edema atau perdarahan. b. )uskultasi suara napas, catat adanya suara ronki. Basional: ronki merupakan indikasi adanya obstruksi
N3eri ak$t +er,$+$ngan engan ee#a pas0a operasi T$"$an Setelah dilakukan tindakan selama ... H &$ jam diharapkan dapat mengendalikan nyeri dan dapat berkurang. Kriteria ,asil a. Tidak ada rintihan b. ekspresi *ajah rileks c. melaporkan nyeri dapat berkurang atau hilang., dari skala / berkurang menjadi &. Interensi a. Kaji tanda'tanda adanya nyeri baik 5erbal maupun non5erbal, catat lokasi, intensitas !skala '1", dan lamanya. Basional: bermanfaat dalam menge5aluasi nyeri, menentukan pilihan inter5ensi menentukan efekti5itas terapi.
b.
6emberikan pasien pada posisi semi fo*ler dan sokong kepala
Eal$asi yeri pada klien dapat berkurang /.
Resiko tinggi ter,aap ko#plikasi perara,an +er,$+$ngan engan tiroiekto#i4 ee#a paa an sekitar insisi4 pengangkatan tiak senga"a ari para tiroi4 perara,an an ker$sakan saraf laringeal. T$"$anmencegah terjadinya komplikasi perdarahan setelah dilakukan tindakan kepera*atan selama ... H &$ jam. Kriteria ,asil a. Tidak ada manifestasi dari perdarahan yang hebat b. iperkalemia c. Kerusakan saraf laryngeal d. +bstruksi jalan nafas e. Ketidak seimbangan hormon tiroid dan infeksi Interensi Perara,ana. Pantau: 1. T>, nadi, BB setiap &&$ jam. 7ila stabil setiap $ jam. &. Status balutan: inspeksi dirasakan dibelakang leher setiap &H &$ jam, kemudian setiap 0 jam setelahnya. b. 7eritahu dokter bila drainase merah terang pada balutan disertai peningkatan frekuensi nadi J nafas. c. Tempatkan bel pada sisi tempat tidur J instruksikan klien untuk memberi tanda bila tersedak atau sensasi tekanan pada daerah insisi terasa. 7ila gejala itu terjadi, kendur'kan balutan, cek TTL, inspeksi insisi, pertahankan klien pada posisi semi fo*ler, beritahu dokter. Basional : Dntuk mendeteksi tanda'tanda a*al perdarahan.Temuan ini menandakan perdarahan berlebihan dan perlu perhatian medis segera. Interensi O+str$ksi "alan nafasa. Pantau pernafasan setiap &&$ jam.
b.
c.
d.
e.
Basional : Dntuk mendeteksi tanda'tanda a*al obstruksi pernafasan. 7eritahu dokter bila keluhan'keluhan kesulitan pernafasan, pernafasan tidak tertur atau tersedak. Basional : Temuan'temuan ini menandakan kompresi trakeal yang dapat disebabkan oleh perdarahan, perhatian medis untuk mencegah henti nafas. Pertahankan posisi semi fo*ler dengan bantal dibelakang kepala untuk sokongan Basional : Posisi tegak memungkinkan ekspansi paru lebih penuh J membantu menu'runkan bengkak. )njurkan penggunaan spirometri insentif setiap & jam untuk merangsang pernafasan dalam. Basional : Pernafasan dalam mempertahankan al5eoli terbuka untuk mencegah ate'lektasis. 4amin bah*a +& dan suction siap tersedia di tempat. Basional : Dntuk digunakan bila terjadi kompresi trakea.
InterensiInfeksi l$kaa. =anti balutan sesuai program dengan menggunakan teknik steril. Basional : Dntuk mela*an
InterensiHipokalse#iaa. Pantau laporan'laporan kalsium serum. Basional : Perubahan kadar kalsium serum terjadi sebelum manifestasi ketidak seimbangan kalsium. b. 7eritahu dokter bila keluhan'keluhan kebal, kesemutan pada bibir, jari'jari
Basional : Dntuk mendeteksi indikasi a*al ketidakseimbangan hormon tiroid. b. 7erikan penggantian hormon tiroid sesuai pesanan. Basional : ormon tiroid penting untuk fungsi metabolik normal
DA%TAR PU(TAKA
@ee. &1#. )suhan Kepera*atan Pasien dengan =angguan Sistem 8ndokrin: Kanker Tiroid. https:<<***.scribd.comoenges 6arlyn 8, 6oorhouse 6ary (rances, =eissler )lice C, 1, "Pedoman Asuhan Keperawatan" , 8disi ke'#. 7uku Kedokteran 8=C, 4akarta.