askep fraktur tertutup Tibia Fibula 1/3 Distal Dextra post Op ORIF
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara berkembang yang berada dalam taraf halusinasi halusinasi menuju menuju industrial industrialisasi isasi tentunya tentunya akan akan mempeng mempengaruhi aruhi peni pening ngk katan atan meni mening ngk kat
mobi mobili lisa sasi si otom otomat atis isas asii
masy masyar arak akat at terj terjad adii
/mob /mobil ilit itas as
peni pening ngk katan atan
masya asyara rak kat
peng penggu guna naan an
yang yang
alat alat-a -ala latt
transp transpor ortas tasii /kend /kendara araan an bermo bermotor tor khusus khususnya nya bagi bagi masya masyarak rakat at yang yang tingga tinggall diperk diperkota otaan. an. Sehing Sehingga ga menamb menambah ah “kese “kesemr mrawu awutan tan” ” arus arus lalu lalu lin lintas. tas.
Arus
lalu alu
lin lintas tas
yang ang
tidak idak
terat eratu ur
dap dapat
menin ening gkatk atkan
keende keenderung rungan an terjadiny terjadinya a keelak keelakaan aan kendara kendaraan an bermoto bermotorr. !eelakaan eelakaan tersebut sering kali menyebabkan idera tulang atau disebut fraktur. "enurut Smelt#er $%&&' ( %)*+, fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya. erdasarkan data dari rekam medik S atmawati di ruang 0rthopedi peri period ode e 1anu 1anuar arii %& %&&* &* s/d s/d 1uli 1uli %& %&&* &* berj berjum umla lah h )% )%) ) yang yang meng mengal alam amii gangguan muskuloskletel2 termasuk yang mengalami fraktur 3ibia ibula berjumlah )' orang $*2*45,. 6enanganan segera pada klien yang diurigai terjadinya fraktur adalah deng dengan an mengi engimo mobi bili lisa sasi si bagi bagian an frak fraktu turr adal adalah ah sala salah h
satu satu metod etode e
mobilisas mobilisasii fraktur fraktur adalah adalah 7ksasi 7ksasi Interna Interna melalui melalui operasi operasi 0rif $Smelt#er $Smelt#er22 %&&' ( %)8',. 6enanganan tersebut dilakukan untuk menegah terjadinya
komplikasi. !omplikasi umumnya oleh akibat tiga fraktur utama yaitu penekanan lokal2 traksi yang berlebihan dan infeksi $asjad2 '449 ( )8),. 6eran perawat pada kasus fraktur meliputi sebagai pemberi asuhan keperawatan langsung kepada klien yang mengalami fraktur2 sebagai pendidik memberikan pendidikan kesehatan untuk menegah komplikasi2 serta sebagai peneliti yaitu dimana perawat berupaya meneliti asuhan keperawatan kepada klien fraktur melalui metode ilmiah. erdasarkan
penjelasan
diatas2
maka
penulis
tertarik
untuk
mengetahui lebih lanjut bagaimana asuhan keperawatan fraktur tertutup 3ibia ibula '/) :istal :e;tra diruang I 0rthopedi atmawati. B. TUJUAN PENULISAN 1. Tujuan Umum
"engidenti7kasi
faktor
pendukung
dan
faktor
penghambat
serta
penyelesaian masalah $solusi, dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan fraktur tertutup 3ibia ibula '/) :istal :e;tra. . !ET"DE PENULISAN "etode yang digunakan penulis dalam laporan studi kasus ini adalah metode deskriptif melalui pendekatan proses keperawatan dengan ara
teknik
pengumpulan
data
seperti
wawanara2
pemeriksaan
7sik2
kolaborasi dengan tim kesehatan yang lain serta data dari atatan medik klien. Setelah itu data diolah dan dianalisa untuk selanjutnya dirumuskan masalah sehingga bisa di inter=ensi dan di e=aluasi. D. SISTE!ATIKA PENULISAN atar elakang2 3ujuan2 "etode 6enulisan dan Sistematika 6enulisan. BAB II # TINJAUAN TE"$ITIS "eliputi !onsep :asar 6enyakit dan !onsep :asar Asuhan !eperawatan. BAB III # TINJAUAN KASUS "eliputi ?ambaran !asus dan :iagnosa2 Inter=ensi2 Implementasi dan @=aluasi !eperawatan. BAB I% # PE!BAHASAN ang membahas tentang kesenjangan antara !asus2 yang ditemukan dengan teori yang didapatkan meliputi :e7nisi2 asional terhadap setiap :iagnosa
!eperawatan
yang
ditemukan2
aktor
6endukung2
aktor
6enghambat serta Solusi. BAB % # PENUTUP ang meliputi !esimpulan dan Saran DA&TA$ PUSTAKA LA!PI$AN
BAB II TINJAUAN TE"$I 1. Pengertian raktur adalah terputusnya hubungan atau kontinuitas tulang karena stress pada tulang yang berlebihan (Luckmann and Sorensens, 1993 : 1915)
raktur adalah patah tulang2 biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga 7sik kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut2 keadaan tulang itu sendiri2 dan jaringan lunak disekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak lengkap. $Price and Wilson, 1995 : 1183, raktur menurut asjad $'449 ( ))9, adalah hilangnya konstinuitas tulang2 tulang rawan sendi2 tulang rawan epi7sis2 baik yang bersifat total maupun yang parsial. raktur 3ibia ibula adalah terputusnya tulang tibia dan 7bula. 2. Etiologi 6enyebab fraktur diantaranya ( a. 3rauma ', 3rauma langsung ( enturan pada tulang mengakibatkan ditempat tersebut. %, 3rauma tidak langsung ( 3itik tumpu benturan dengan terjadinya fraktur berjauhan. b. raktur 6atologis raktur disebabkan karena proses penyakit seperti osteoporosis2 kanker tulang dan lain-lain. . :egenerasi 3erjadi kemunduran patologis dari jaringan itu sendiri ( usia lanjut d. Spontan 3erjadi tarikan otot yang sangat kuat seperti olah raga. $Corwin, 2001 : 298, '. !an()estas( Kl(n(s a. Nyeri lokal b. 6embengkakan . @ritema d. 6eningkatan suhu e. 6ergerakan abnormal Smel!er and "are, 2002 : 23#3, *. Pat+,s(+l+g( $Lukman and Soronsens 1993 and $rice, 1995,
5. Klasifkasi / Jenis a, raktur komplet ( raktur / patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya mengalami pergeseran dari posisi normal. b, raktur tidak komplet ( raktur / patah yang hanya terjadi pada sebagian dari garis tengah tulang. , raktur tertutup ( raktur yang tidak menyebabkan robeknya kulit2 jadi fragmen frakturnya tidak menembus jaringan kulit. d, raktur terbuka ( raktur yang disertai kerusakan kulit pada tempat fraktur $ragmen frakturnya menembus kulit,2 dimana bakteri dari luar bisa menimbulkan infeksi pada tempat fraktur $terkontaminasi oleh benda asing, , ?rade I ( >uka bersih2 panjang BC , ?rade II ( >uka lebih besar / luas tanpa kerusakan jaringan lunak yang ekstensif , ?rade III ( Sangat terkontaminasi dan mengalami kerusakan jaringan lunak yang ekstensif2 merupakan yang paling berat. e, 1enis khusus fraktur ?reenstik ( raktur dimana salah satu sisi tulang patah2 sedang sisi lainnya membengkok. ran=ersal ( raktur sepanjang garis tengah tulang. blik ( raktur membentuk sudut dengan garis tengah tulang. piral ( raktur memuntir seputar batang tulang ominutif ( raktur dengan tulang peah menjadi beberapa fragmen :epresi ( raktur dengan fragmen patahan terdorong kedalam $sering terjadi pada tulang tengkorak dan tulang wajah, ompresi ( raktur dimana tulang mengalami kompresi $terjadi pada tulang belakang, atologik ( raktur yang terjadi pada daerah tulang berpenyakit $kista tulang2 penyakit pegel2 tumor, =ulsi ( 3ertariknya fragmen tulang oleh ligament atau tendon pada perlekatannya @pi7seal ( raktur melalui epi7sis Impaksi ( raktur dimana fragmen tulang terdorong ke fragmen tulang lainnya. $Smel!er and "are, 2002 : 235% & 2358, -. Pr+ses Penem/uhan Tulang a. Stadium 6embentukan Eematoma
Eematoma terbentuk dari darah yang mengalir dari pembuluh darah yang rusak2 hematoma dibungkus jaringan lunak sekitar $periostum dan otot, terjadi ' F % ; %D jam. b. Stadium 6roliferasi Sel-sel berproliferasi dari lapisan dalam periostum2 disekitar lokasi fraktur sel-sel ini menjadi preursor osteoblast dan aktif tumbuh kearah fragmen tulang. 6roliferasi juga terjadi dijaringan sumsum tulang2 terjadi setelah hari kedua keelakaan terjadi. . Stadium 6embentukan !allus 0steoblast membentuk tulang lunak / kallus memberikan regiditas pada fraktur2 massa kalus terlihat pada ;-ray yang menunjukkan fraktur telah menyatu. 3erjadi setelah 8 F '& hari setelah keelakaan terjadi. d. Stadium !onsolidasi !allus mengeras dan terjadi proses konsolidasi2 fraktur teraba telah menyatu2 seara bertahap-tahap menjadi tulang matur. 3erjadi pada minggu ke ) F '& setelah keelakaan. e. Stadium emodelling >apisan bulbous mengelilingi tulang khususnya pada kondisi lokasi eks fraktur. 3ulang yang berlebihan dibuang oleh osteoklas. 3erjadi pada 8 -9 bulan. $'asad, 1998 : 399 & #01, 0. Pemer(ksaan Penunjang a. 6emeriksaan rontgen ( menentukan lokasi / luasnya fraktur trauma b. San tulang2 tomogram2 san G3 / "I ( memperlihatkan fraktur2 juga dapat digunakan untuk mengidenti7kasi kerusakan jaringan lunak. . Arteriogram ( dilakukan bila kerusakan =askuler diurigai. d. Eitung daerah lengkap ( E3 mungkin meningkat $hemokonsentrasi, atau menurun $pendarahan sel darah putih adalah respon stress normal setelah trauma,. e. !reatinin ( 3rauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk klien ginjal. $oen*es, 2000 : %+2, . Penatalaksanaan Ada empat konsep dasar dalam menangani fraktur2 yaitu (
a. ekognisi ekognisi dilakukan dalam hal diagnosis dan penilaian fraktur. 6rinsipnya adalah mengetahui riwayat keelakaan2 derajat keparahannya2 jenis kekuatan yang berperan dan deskripsi tentang peristiwa yang terjadi oleh penderita sendiri. b. eduksi eduksi adalah usaha / tindakan manipulasi fragmen-fragmen seperti letak asalnya. 3indakan ini dapat dilaksanakan seara efektif di dalam ruang gawat darurat atau ruang bidai gips.
fraktur
direduksi2
fragmen
tulang harus
dimobilisasi
atau
dipertahankan dalam posisi dan kesejajaran yang benar sampai terjadi penyatuan. Immobilisasi dapat dilakukan dengan 7ksasi eksterna atau interna. "etode 7ksasi eksterna meliputi gips2 bidai2 traksi dan teknik 7ksator eksterna. d. ehabilitasi "erupakan proses mengembalikan ke fungsi dan struktur semula dengan ara melakukan 0" aktif dan pasif seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan klien. >atihan isometri dan setting otot. :iusahakan untuk meminimalkan atro7 disuse dan meningkatkan peredaran darah. . K+m3l(kas( !omplikasi fraktur dapat dibagi menjadi ( a. !omplikasi :ini ', Nekrosis kulit %, 0steomielitis ), !ompartement sindrom D, @mboli lemak *, 3etanus b. !omplikasi >anjut ', !elakuan sendi
%, 6enyembuhan fraktur yang abnormal ( delayed union2 mal union dan non union. ), 0steomielitis kronis D, 0steoporosis pasa trauma *, uptur tendon $Samsu ida-a, 199% : 1155, B. K+nse3 Dasar Asuhan Ke3era4atan 1. Pengkaj(an a. Anamnesa ', :ata iogra7 %, iwayat kesehatan masa lalu ), iwayat kesehatan keluarga b. Pemeriksaan Fisik ', Akti=itas / istirahat !eterbatasan / kehilangan fungsi yang efektif $perkembangan sekunder dari jaringan yang bengkak / nyeri, %, Sirkulasi a, Eipertensi $kadang terlihat sebagai respon terhadap nyeri / ansietas, atau hipotensi $kehilangan darah, b, 3akikardia $respon stress 2 hipo=olemi, , 6enurunan nadi pada distal yang idera 2 pengisian kapiler lambat d, 6embengkakan jaringan atau hematoma pada sisi yang idera ), Neurosensori a, Eilang gerakan / sensasi2 spasme otot b, !ebas / kesemutan $parestesia, , Nyeri / kenyamanan d, Nyeri mungkin sangat berat2 edema2 hematoma dan spasme otot merupakan penyebab nyeri di rasakan D, !eamanan a, >aserasi kulit2 a=ulsi jaringan2 pendarahan2 perubahan warna b, 6embengkakan lokal *, 6engetahuan
!urangnya
pemajanan
informasi
tentang
penyakit2
prognosis
dan
pengobatan serta perawatannya . 2. D(agn+sa Ke3era4atan a. isiko terhadap trauma berhubungan dengan kerusakan Integritas tulang $fraktur, b. ?angguan rasa nyaman ( nyeri berhubungan dengan spasme otot . isiko terhadap disfungsi neuro=askuler perifer berhubungan dengan penurunan aliran darah edera2 edema berlebihan2 pembentukan trombus d. isiko tinggi terhadap pertukaran gas berhubungan dengan perubahan aliran ( darah / emboli lemak2 perubahan membran al=eolar / kapiler e. !erusakan mobilitas 7sik berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler 2 nyeri / ketidaknyamanan. f. isiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan fraktur terbuka '. Pr(ns(3 (nter5ens( a. "enegah edera tulang jaringan lanjut b. "enghilangkan nyeri . "enegah komplikasi d. "emberikan informasi tentang kondisi /prognosa dasn dasn kebutuhan pengobatan e. "eredakan ansietas f. "emperbaiki mobilitas ) *. E5aluas( Easil yang diharapkan ( - 3idak terjadi trauma - ?angguan rasa nyaman nyeri hilang / berkurang. - 3idak terjadi disfungsi neuro=askuler - :apat bernafas normal - erakti7tas seara normal / mandiri - 3idak terjadi dekubitus