BAB I PENDAHULUAN
A. Definisi American Academy of Pediatrics dan American College of Obstetricians and Gynecologists (1997) mendefinisikan antenatal care atau asuhan Antenatal adalah suatu program perawatan antepartum komprehensif yang melibatkan pendekatan terpadu perawatan medis dan dukungan psikososial yang secara optimal dimulai sebelum konsepsi sampai ke periode antepartum. Asuhan mencakup penilaian selama masa Antenatal, pada kunjungan awal perawatan kehamilan, dan selama kunjungan tindak lanjut Antenatal. B. Efektivitas Efektivi tas Asuhan Antenatal Antenatal care dicanangkan pada awal tahun 1990 memiliki fokus untuk menurunkan angka kematian ibu yang tinggi . Sejak dicanangkan asuhan Antenatal ini angka kematian ibu telah turun dari 690 per 100.000 kelahiran pada tahun 1920 menjadi 50 per 100.000 pada tahun 1955. Pada
umumnya
kehamilan
berkembang
dengan
normal
dan
menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir namun kadang-kadang
tidak
sesuai
dengan
yang
diharapkan.
Sulit
diketahui
sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah. Sistem penilaian resiko tidak dapat memprediksikan apakah ibu hamil akan bermasalah selama kehamilannya . Oleh karena itu asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal.
1
C. Tujuan Asuhan Antenatal Asuhan antenatal memiliki tujuan sebagai berikut :
Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi
Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi
Mengenali Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan paembedahan
Mempersiapkan Mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin
Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian asi eksklusif
Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal
D. Prosedur Asuhan Antenatal : 1. Perawatan Prakonsepsi Prakonsepsi Karena kesehatan selama kehamilan tergantung dari kesehatan sebelum kehamilan, maka perawatan Antenatal menjadi bagian dari asuhan Antenatal. Perawatan Antenatal berpotensi mengurangi risiko, mendorong gaya hidup sehat, dan meningkatkan kesiapan menerima kehamilan.
2. Pemeriksaan Pemeriksa an Antenatal Awal Sebaiknya dimulai segera setelah diperkirakan terjadi kehamilan. Tujuan utama tindakan ini adalah: 1.
Menentukan status kesehatan ibu dan janin
2.
Menentukan usia gestasi janin
3.
Memulai rencana untuk melanjutkan perawatan obstetric
2
C. Tujuan Asuhan Antenatal Asuhan antenatal memiliki tujuan sebagai berikut :
Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi
Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi
Mengenali Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan paembedahan
Mempersiapkan Mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin
Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian asi eksklusif
Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal
D. Prosedur Asuhan Antenatal : 1. Perawatan Prakonsepsi Prakonsepsi Karena kesehatan selama kehamilan tergantung dari kesehatan sebelum kehamilan, maka perawatan Antenatal menjadi bagian dari asuhan Antenatal. Perawatan Antenatal berpotensi mengurangi risiko, mendorong gaya hidup sehat, dan meningkatkan kesiapan menerima kehamilan.
2. Pemeriksaan Pemeriksa an Antenatal Awal Sebaiknya dimulai segera setelah diperkirakan terjadi kehamilan. Tujuan utama tindakan ini adalah: 1.
Menentukan status kesehatan ibu dan janin
2.
Menentukan usia gestasi janin
3.
Memulai rencana untuk melanjutkan perawatan obstetric
2
Komponen-komponennya yaitu berupa (American Academy of Pediatrics dan American Colleges and Gynecologist) Gynecologist ) : 1.
Pengkajian risiko meliputi meliputi faktor-faktor genetic, genetic, medis, medis, obsetri dan psikososial
2.
Taksiran partus
3.
Pemeriksaan fisik umum
4.
Uji laboratories: laboratories: Hb, Ht, urinalisis, urinalisis, penentuan golongan darah, darah, Rhesus, status rubella, penapisan sifilis, Pap smear, uji HbsAg, menawarkan uji HIV.
5.
Edukasi pasien : mengenai aktifitas , gizi dan nutrisi, menghindari menghindari rokok dan alcohol
E.
Rekam medis Antenatal Terdapat beberapa definisi penting untuk menghasilkan rekam medis
antenatal yang akurat yaitu :
Primipara : seorang wanita yang pernah sekali melahirkan janin yang mencapai usia kehamilan lebih dari 20 minggu atau lebih
Multipara : seorang wanita yang pernah dua kali atau lebih hamil sampai usia 20 minggu atau lebih
Nuligravida : seorang wanita yang saat ini tidak sedang atau tidak pernah hamil
Gravida : seorang wanita yang sedang atau pernah hamil, apapun hasil akhir kehamilannya. seorang
Dengan
terjadinya
primigravida,dan
kehamilan
dengan
pertama,makaia
kehamilan
berikutnya
menjadi seorang
multigravida.
Nulipara : belum pernah menyelesaikan kehamilan melebihi usia gestasi 20 minggu
3
Untuk perkiraan tanggal persalinan diperoleh dengan menambahkan 7 hari HPHT dan menghitung mundur 3 bulan ( rumus Naegele). Biasanya kehamilan dibagi menjadi 3 trimester setara yang masing-masing berlangsung selama 3 bulan kalender.
Trimester pertama berlangsung sampai selesainya minggu ke-14
Trimester kedua sampai minggu ke-28
Trimester ketiga mencakup minggu ke-29 samapai 42 minggu kehamilan. Terdapat masalah-masalah khusus obstetric pada masing-masing trimester
yaitu sebagai contoh abortus spontan sering pada trimester pertama dan kejadian hipertensi dalam kehamilan pada trimester ketiga. F.
Kehamilan Risiko Tinggi Dalam penatalaksanaan kehamilan, terdapat beberapa kategori utama
yang memiliki risiko tinggi serta dapat diidentifikasi dan diberi perhatian yang sesuai. Kategori tersebut adalah : 1.
Mengidap penyakit medis
2.
Riwayat kehamilan sebelumnya buruk : kematian perinatal, persalinan premature, gangguan pertumbuhan janin, malformasi, gangguan plasenta, atau perdarahan pada ibu.
3.
Tanda-tanda malnutrisi pada ibu.
G. Jadwal Kunjungan Antenatal : 1.
Jadwal ANC menurut WHO Menurut WHO untuk wanita hamil yang tidak memiliki faktor risiko dalam
kehamilannya, minimal dapat melakukan ANC sebanyak 4 kali yaitu 1 kali saat TM I, 1 kali saat TM II, dan 2 kali saat TM III. Kunjungan Pertama; sebaiknya sebelum kehamilan 12 minggu
Informasi umum pasien
Informasi tentang riwayat kesehatan pasien
Riwayat obstetric pasien sebelumnya
4
Pemeriksaan fisik mencakup tanda-tanda anemia, tekanan darah, berat badan dan tinggi badan, dan pemeriksaan vagina dengan speculum termasuk Pap smear
Pemeriksaan darah (sebaiknya pemeriksaan Hb hanya dilakukan pada usia kehamilan 32 minggu atau kunjungan ke-3, kecuali ada tanda-tanda anemia), urin, dan golongan darah
Pemberian suplemen besi Memberikan edukasi dan informasi kesehatan selama kehamilan
Pemberian suntikan TT
Kunjungan ke-2; dilakukan pada kehamilan mendekati 26 minggu.
Mengulang pertanyaan tentang riwayat kesehatan dan penyakit pasien
Catat kondisi pasien yang tidak ditemukan sewaktu kunjungan pertama (kecelakaan, penyakit, perdarahan/keputihan dari vagina, dll)
Catat setiap perubahan pada tubuh pasien
Tanya gerakan bayi
Periksa BJA
Tanya tentang kebiasaan ibu : merokok, alcohol, dll
Periksa tekanan darah
Pemeriksaan Leopold
Pemeriksaan vagina bilapada kunjungan pertama tidak dilakukan.bila terjadi perdarahan pemeriksaan vagina dilarang.
Pemeriksaan Hb ulang jika pada pemeriksaan Hb pertama < 7 gr%
Pemberian suplemen besi
Pemberian nasehat dan edukasi tentang kehamilan
Member tahu jadwal kunjungan berikutnya yaitu pada kehamilan mendekati usia 32 minggu
Kunjungan ke-3; dilakukan pada usia kehamilan mendekati 32 minggu.
Jika pasien tidak dating pada kunjungan ke-2, pemeriksaan dilengkapkan pada kunjungan ke-3
Tanya keluhan pasien: nyeri punggung, berdarahan, keputihan, dll
5
Pengukuran
TD,
pemeriksaan
Leopold,
urinalisis,
timbang
BB
dan
pemeriksaan hemoglobin
Tanya gerakan anak dan periksa BJA
Kunjungan ke-4; sebaiknya pada usia kehamilan antara 36-38 minggu.
Pemeriksaan presentasi bayi dan penurunan bagian terbawah bayi
Menilai panggul sempit atau tidak
Memberikan semua informasi tentang tanda-tanda persalinan, dan jika ada segera pergi ke RS atau klinik bersalin.
Jika tidak ada tanda-tanda persalinan pada usia kehamilan 41 minggu segera pergi ke RS.
Pemeriksaan fisik dan laboratorium seperti kunjungan sebelumnya
2.
Jadwal kunjungan lanjutan menurut parkland hospital Secara tradisional, penentuan waktu pemeriksaan Antenatal selanjutnya
dijadwalkan setiap interval 4 minggu sampai usia 28 minggu, dan kemudian setiap 2 minggu sampai 36 minggu dan setelah itu setiap minggu. Pada kehamilan tanpa penyulit jumlah kunjungan dapat lebih sedikit.
6
Tabel 1. Jadwal kunjungan Antenatal yang digunakan di Parkland Hospital untuk wanita nulipara tanpa faktor risiko medis dan wanita multipara dengan riwayat kehamilan normal Jumlah
Wanita
Wanita
Kunjungan
Nulipara
Multipara
1
Minggu ke 16
Minggu ke 16
Tujuan Kunjungan
Penapisan
AFP,
USG
bila
perlu 2
Minggu ke 19
Minggu ke 22
Menilai
usia
gestasi,
Auskultasi BJA 3
Minggu ke 26
Minggu ke 26
Menilai
usia
penapisan
gestasi, diabetes
gestasional, pemeriksaan Ig anti Rh bila perlu 4
Minggu ke 30
Minggu ke 30
Menilai
ukuran
janin,
pemeriksaan Hb, Ht, VDRL dan serologi sifilis bila perlu 5
Minggu ke 34
Minggu ke 36
Menilai
ukuran
janin,
memeriksa TD 6
Minggu ke 36
Minggu ke 38
Surveilans TD
7
Minggu ke 37
Minggu ke 40
Surveilans TD
8
Minggu ke 38
Minggu ke 41
Surveilans TD, jadwal induksi postmatur untuk multipara
9
Minggu ke 39
Surveilans TD, jadwal induksi postmatur
10
Minggu ke 40
Surveilans TD, jadwal induksi postmatur
11
Minggu ke 41
Surveilans TD, jadwal induksi postmatur
7
H. Perubahan fisiologik wanita hamil Perubahan pada system reproduksi 1. Uterus Ukuran : untuk akomodasi pertumbuhan janin rahim membesar akibat hipertrofi otot polos rahim. Ukuran pada kehamilan cukup bulan 30x25x20 cm dengan kapasitas lebih dari 400cc. Berat : berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 g menjadi 1000g pada akhir kehamilan (40 pekan) Posisi rahim dalam kehamilan : - Pada permulaan kehamilan dalam letak antefleksi atau rotro fleksi - Pada 4 bulan kehamilan, rahim tetap berada dalam rongga pelvis setelah itu mulai memasuki rongga perut yang dalam pembesarannya dapat mencapai batas hati. - Vaskularisasi : pembuluh darah balik (vena) mengembang dan bertambah - Cervik uteri : servik bertambah vaskuarisasinya dan menjadi lunak (soft) disebut tanda Godell. Ismus menjadi hipertropi sehingga ismus menjadi panjang dan lunak, ini terjadi pada hamil muda. Tanda ini disebut tanda hegar. 2.
Ovarium • Ovulasi berhenti • Masih terdapat korpus luteum graviditas sampai terbentuknya cirri yang
mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesterone. 3.
Vagina dan Vulva Karena pengaruh estrogen terjadi perubahan pada vagina dan vulva. Akibat hiper vaskualrisasi vagina dan vulva lebih merah / kebiruan warna livid pada vagina dan portio servik disebut tanda Chadwick.
4.
Payudara (mammae) Selama kehamilan payudara bertambah besar, tegang dan berat. Dapat teraba nodus- nodus akibat hipertrofi kelanjar alveoli bayangan vena-vena lebih membiru hiper pigmentasi pada putting susu dan areola payudara.
8
5.
Dinding perut Pembesaran rahim menimbulkan peregangan & menyebabkan robeknya serabut elastis di bawah kulit sehingga timbul striae gravidarum. Kulit perut pada linea alba bertambah pigmentasinya disebut linia nigra.
J.
Perubahan pada organ dan system lainnya 1. System sirkulasi darah • Volume darah akan bertambah kira -kira 25 %,dengan puncak kehamilan
32 minggu. • Protein darah akan menurun dalam triwulan pertama dan baru
meningkat perlahan-lahan pada akhir kehamilan • Hitung jenis dan hemoglobin akan menjadi lebih rendah
2. Saluran pernafasan Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak dan nafas pendek. Hal ini disebabkan oleh usus yang tertekan oleh uterus yang membesar kearah diafragma, sehingga diafragma tidak leluasa bergerak
3. Saluran pencernaan Saliva meningkat pada trimester pertama, mengeluh mual dan muntah tonus otot-otot saluran pencernaan melemah sehingga motilitas dan makanan akan lebih lama berada dalam saluran makanan, resorbsi makanan baik, namun menimbulkan obstipasi.
4. Tulang dan gigi Persendian panggul akan terasa lebih longgar, karena ligament-legamen melunak (softening). Apabila pemberian maknan tidak dapat memenuhi kebutuhan kalsium janin, maka kalsium maternal pada tulang-tulang panjang akan memenuhi kebutuhan ini. Bila konsumsi kalsium cukup, gigi tidak akan kekurangan kalsium.
9
4. Kulit Muka : cloasma gravidarum Payudara : putting susu & areoal payudara Perut : linia nigra dan strie
K.
Metabolisme
1. Tingkat metabolic basal (basal metabolic rate, BMR) pada wanita hamil meninggi hingga 15%-20%, terutama pada trimester akhir. 2. Keseimbangan asam alkali (acid bace balance) sedikit mengalami perubahan. 3. Dibutuhkan protein yang banyak untuk perkembangan fetus, alat kandungan, payudara dan badan ibu, serta untuk persiapan laktasi. 4. Hindari arang, seorang wanita hamil sering merasa haus, nafsu makan kuat, sering kencing dan kadang kala dijumpai glukosa suria yang mengingatkan kita pada diabetes militus. 5. Metabolisme lemah juga terjadi. Kadar kolesterol meningkat sampai 350mg/lebih per 100 cc. 6. Metabolisme mineral - Kalsium : dibutuhkan rata-rata 1,5 g sehari - Fosfat : dibutuhkan rata-rata 2 g/hari - Zat bezi : dibutuhkan tambahan zat bezi kurang lebih 800 mg/30- 50 per hari - Air : wanita hamil cenderung mengalami ratensi air 7. Berat badan wanita hamil akan naik sekitar 6,5-16,5 kg 8. Kebutuhan kalori meningkat selama kehamilan dan laktasi 9. Wanita hamil memerlukan makanan yang bergizi dan harus mengandung banyak protein
10
BAB II PEMERIKSAAN KLINIS
A.
ANAMNESIS
Untuk mendapatkan informasi terinci mengenai riwayat obstetric sebelumnya, apabila ada, sangatlah penting karena banyak penyulit yang terjadi pada kehamilan sebelumnya cenderung kambuh pada kehamilan berikutnya. 1.
Identitas pasien dan suami termasuk nama, umur, pekerjaan, nama suami, agama, alamat untuk mengidentifikasi / mengenal pasien dan mengetahui status sosial ekonomi untuk menentukan anjuran / pengobatan yang akan diberikan serta penentuan prognosa kehamilan setelah mengetahui umur pasien
2.
Keluhan – keluhan yang muncul pada pemeriksaan
3.
Riwayat menstruasi
menarche, teratur / tidak, lamanya, banyaknya darah, nyeri +/- untuk menilai faal alat kandungan
HPHT / hari pertama haid terakhir → penentuan taksiran partus dengan
hukum Naegele : (tanggal + 7) (bulan - 3) (tahun + 1) 4.
Riwayat perkawinan → kawin / tidak, berapa kali, berapa lama ( anak
mahalkah? ) 5.
Riwayat kehamilan sebelu mnya → perdarahan +/ - , hiperemesis gravidarum +/- → prognosa
6.
Riwayat persalinan sebelumnya → spontan / buatan, aterm +/ -, perdarahan
+/-, siapa yang menolong → prognosa 7.
Riwayat nifas sebelumnya → demam +/ -, perdarahan +/-, laktasi ? →
prognosa 8.
Riwayat anak yang lahir → jenis kelamin, hidup +/ -, berat lahir
9.
Riwayat kehamilan sekarang → kapan merasakan gerak anak, hamil muda (
mual, muntah, sakit kepala, perdarahan +/- ), hamil tua ( edema kaki / muka, sakit kepala, perdarahan, sakit pinggang ) 10. Riwayat penya kit keluarga → penyakit keturunan +/ - (DM, kelainan genetik), riwayat kembar, penyakit menular +/- (TBC)
11
11. Riwayat kontrasepsi → pakai +/ -, metodenya ?, jenisnya, berapa lama, efek samping
B.
PEMERIKSAAN FISIK Meliputi pemeriksaan tanda vital, yaitu tekanan darah, nadi, respirasi dan
suhu. Pemeriksaan fisik lengkap dari kepala sampai ujung kaki untuk menemukan apakah ada kelainan, termasuk status gizi, tinggi dan berat badan. Dan pemeriksaan tanda – tanda kehamilan meliputi wajah, dada, abdomen dan genetalia eksterna dan interna serta pemeriksaan panggul. Inspeksi :
Muka → chloasma gravidarum, edema +/ -
Mata → conjungtiva anemis +/ -, sklera ikterik +/-
Mulut → gusi dan gigi
Leher → JVP, pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe +/ -,
Mammae → bentuk, sime tris, pembesaran, puting susu melebar, areola hiperpigmentasi, vaskular ↑
Abdomen → membesar, pigmentasi linea alba dan striae, sikatriks +/ -, terlihat
gerak anak +/
Vulva → perineum, varices +/ -, flour albus +/ Anus → hemoroid +/Tungkai → varices +/ -, edema +/- (pretibial, ankle, punggung kaki), sikatriks
+/-
12
Palpasi Abdomen (Leopold)
Leopold I : pemeriksa berdiri menghadap ke pasien, kemudian dengan kedua tangan meraba dengan jari-jari untuk menentukan tinggi fundus uteri dan bagian apa dari anak yang terdapat dalam fundus
Leopold II : posisi masih sama, pindahkan tangan ke samping. Tentukan dimana punggung anak terdapat pihak yang memberi rintangan terbesar kemudian carilah bagian – bagian kecil yang terletak bertentangan
Pengukuran Tinggi Fundus Uterus Pengukuran tinggi fundus uteri di atas simfisis dapat memberi informasi yang bermanfaat. Jimenez dan rekan (1983) membuktikan bahwa antara minggu ke-20 sampai 31 tinggi fundus dalam sentimeter setara dengan usia gestasi dalam minggu. Quaranta dan rekan (1981) serta Calvert dan rekan (1982)
13
melaporkan pengamatan yang pada dasarnya serupa sampai gestasi 34 minggu. Sebelum melakukan pengukuran, kandung kemih harus dikosongkan.
Leopold III : memakai 1 tangan saja, rabalah bagian terbawahnya dan tentukan apakah masih bisa digoyangkan untuk menentukan apa yang terdapat di bagian bawah dan apakah sudah / belum masuk pintu atas panggul.
Leopold IV : posisi pemeriksa menghadap kaki pasien, dengan kedua tangan tentukan apa yang menjadi bagian bawah dan apakah bagian ini sudah masuk kedalam PAP dan berapa masuknya
14
Pemeriksaan Genitalia : Pemeriksaan panggul secara klinis, yang dinilai :
Conjugata diagonalis → karena diameter transversa tidak dapat diukur
langsung maka dicari diameter anteroposterior / conjugata diagonalis Cara : dengan jari tengah coba dicapai promontorium, kemudian tekan jaringan antara jari pemeriksa dengan ibu jari dan tandai. Jarak antara ujung jari yang masuk dengan tanda tadi itulah conjugata diagonalis.
Gb.1.Pelvimetri klinis (Sumber: Current Obstetric & Gynecologic Diagnosis & Treatment, Ninth Edition)
Linea innominata teraba seluruhnya +/-
Sacrum konkaf dari arah atas bawah dan dari kiri ke kanan
Dinding samping panggul lurus / konvergen
Spina ischiadica menonjol +/-
Arcus pubis, menilai sudut. Normal > 90º
Os. Coxigeus, menilai pergerakan
15
Pemeriksaan Inspekulo dan pemeriksaan dalam : Serviks dilihat dengan menggunakan speculum yang dilumasi oleh air hangat. Gambaran khas adalah hyperemia pasif berwarna merah-kebiruan pada serviks, tetapi gambaran ini saja tidak diagnostic untuk kehamilan. Mungkin tampak jelas kelenjer-kelenjar serviks yang berdilatasi, tersumbat, dan menonjol (disebut juga kista nabothian ) di bawah mukosa eksoserviks. Apabila serviks mengalami dilatasi yang bermakna, dapat terlihat membrane janin melalui kanalis servikalis, yang paling tidak mengisyaratkan bahwa kemungkinan akan terjadi ekspulsi hasil konsepsi. Kemudian, untuk meng-identifikasi kelainan sitologis dilakukan Pap smear dan dilakukan pengambilan specimen untuk identifikasi Neisseria gonorrhoeae dan mungkin Chlamydia trachomatis. Adanya duh mukoid putih dalam jumlah sedang merupakan hal yang normal. Adanya cairan kuning berbusa di vagina merupakan isyarat kuat adanya Trichomonas , sedangkan adanya duh seperti susu sesuai dengan infeksi kandida . Speculum dikeluarkan dan dilakukan pemeriksaan dalam panggul (vaginal touché) dengan palpasi, dengan perhatian khusus pada konsistensi, panjang, dan pembukaan serviks, bagian terbawah janin, terutama menjelang akhir kehamilan, pada arsitektur tulang-tulang panggul, dan pada semua kelainan vagina dan perineum, termasuk sistokel, rektokel, dan perineum yang telah mengalami relaksasi atau robek. Vulva dan struktur-struktur di sekitarnya juga diinspeksi secara cermat. Semua lesi di serviks, vagina, dan vulva dievaluasi lebih lanjut dengan kolposkopi, biopsy, biakan. Regio perianal harus diinspeksi dan dilakukan pemeriksaan rectal touché untuk mengidentifikasi hemoroid dan lesi lain. Auskultasi Bunyi Jantung Janin Bunyi jantung janin dapat didengar pertama kali antara minggu ke-16 dan 19 apabila dilakukan dengan cermat menggunakan sebuah stetoskop janin DeLee. Kemampuan untuk mendengar bunyi jantung janin tanpa amplifikasi akan bergantung pada beberapa faktor, termasuk ukuran pasien dan ketajaman pendengaran pemeriksa. Herbert dkk. (1987) melaporkan bahwa bunyi jantung
16
janin sudah dapat didengar pada minggu ke-20 pada 80 persen wanita. Pada minggu ke-21, bunyi jantung janin sudah terdengar pada 95 persen, dan pada minggu ke-22 pada semua wanita hamil.
17
BAB III PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Darah Lengkap Pemeriksaan hematologik dapat untuk semua tujuan praktis, terbatas pada penentuan konsentrasi hemoglobin atau hematokrit. Hitung sel darah putih dan diferensial dapat mengenali kasus jarang leukemia yang terjadi selama kehamilan jika terdapat kecurigaan klinik. Urinalisis Pemeriksaan urin midstream dan dilakukan pemeriksaan berikut : 1. Analisis adanya glukosa, keton, protein 2. pemeriksaan mikroskopik atas sedimen 3. Biakan kuantitatif atau penyaringan biokimia untuk adanya basiluria Golongan Darah, Faktor Rhesus dan Penyaringan Antibodi Setiap wanita hamil harus menjalani pemeriksaan golongan darah, faktor rhesus dan penyaringan antibodi yang dilakukan pada kunjungan prenatal yang pertama. Kalau ditemukan pada suatu penyaringan positif, antibodi yang ada dapat dikenali dan pasien ditangani dengan tepat. Penyaringan Glukosa Penyaringan glukosa untuk diabetes gestasional terbaik dilakukan antara 24 dan 28 minggu kehamilan, bila kebutuhan insulin maksimal. Setiap pasaien dengan satu faktor resiko atau lebih (tabel 1) harus menjalani penyaringan pada kunjungan pertama kalau kunjungannya sebelum 24 minggu.
18
Tabel 1 Faktor resiko untuk Diabetes Melitus
Umur 25 tahun atau lebih Obesitas Riwayat keluarga DM Bayi yang sebelumnya berbobot >4000 mg Bayi lahir mati yang sebelumnya Bayi cacat bawaan yang sebelumnya Polihidramnion Riwayat aborsi berulang (Sumber: William Obstetrics 23nd edition)
Uji alfa-fetoprotein serum Pada setiap wanita hamil sebaiknya diperiksa ketersediaan uji alfafetoprotein serum jika ada indikasi. Pemeriksaan ini, yang dapat meramalkan cacat tabung saraf terbuka, terbaik dilakukan dilakukan antara 16 dan 20 minggu. Pemeriksaan HIV-AIDS dan antigen permukaan Hepatitis B (HbsAg) HIV sangat mematikan bagi ibu dan janin, bahkan membahayakan pemeriksa. Ibu dengan antigen (HbsAg +),maka bayinya mempunyai 70-90% resiko terkena hepatitis B dan 85-90% risiko untuk menjadi pembawa HBV yang kronis. Ultrasonografi Ultrasonografi kini merupakan bagian terintegrasi dari perawatan antenatal di dunia Barat dan di banyak negara berkembang. Metode ini telah mengubah perawatan antenatal yang semula hanya bersifat menerka-nerka usia gestasi menjadi pengetahuan yang akurat tentang usia kehamilan sejak usia 7 hari, serta mampu mencatat perkembangan janin, khususnya bila dicurigai terdapat retardasi
pertumbuhan janin. Ukuran-ukuran utama yang digunakan
untuk memantau pertumbuhan adalah diameter biparietal, lingkar perut, rasio lingkar kepala: lingkar perut, dan panjang femur.
19
Selain
itu,
ultrasonografi
juga
merupakan
mendiagnosis abnormalitas janin. Ultrasonografi
alat
penting
dalam
juga telah memudahkan
diagnosis kehamilan multiple pada awal kehamilan .Perkembangan komplikasi dalam masa kehamilan dini juga dapat dikenali dengan bantuan ultrasonografi. Amniosentesis Amniosentesis adalah tindakan pengambilan sampel cairan ketuban (likuor
amnii)
untuk
diagnosis
antenatal
abnormalitas
kromosom
dan
abnormalitas biokimia lewat pemeriksaan sel-sel janin yang terlepas serta cairan ketuban itu sendiri. Amniosentesis biasanya dikerjakan setelah kehamilan 16 minggu sehingga kehilangan cairan yang diaspirasi tidak akan mengubah volume rongga uterus secara bermakna, yang dapat menimbulkan kontraksi uterus. Pelaksanaan amniosentesis pada trimester kedua kehamilan akan memperkecil kemungkinan pencederaan janin karena banyaknya cairan ketuban pada stadium ini. Meskipun demikian, para penyelidik tengah berusaha menilai keuntungan dari dilakukannya prosedur ini pada waktu yang lebih dini, seperti setelah kehamilan 12 minggu. Penelitian yang lebih luas masih diperlukan untuk menilai keuntungan dan keamanan komperatif tindakan ini. Chorionic villus sampling (CVS) Pengambilan sampel vilus korion (CVS, chorionic villus sampling ). memungkinkan pembiakan sel yang sedang membelah secara aktif, berbeda dari sel lepasan pada amniosentesis, dan seandainya didapatkan abnormalitas, pengakhiran kehamilan dapat dilakukan pada tahap yang relatif dini. Meskipun demikian, CVS membawa 2-3% resiko kematian janin sehubungan dengan prosedur, suatu angka yang lebih tinggi daripada resiko amniosentesis. Potensi pertumbuhan vili korion memfasilitasi penentuan kariotipe secara relatif cepat, yaitu dalam 3-4 hari. Kemungkinan untuk memperoleh populasi sel yang lebih besar (lebih besar pada CVS daripada amniosentesis) juga memperbesar kemungkinan teknik-teknik biokimia mampu mendeteksi kelainan metabolisme bawaan dan gangguan herediter serius lain.
20
Dahulu, CVS dilakukan melalui rute transervikal. Namun, tingginya angka komplikasi serta kesulitan relatif teknik ini membuka jalan bagi teknik transabdominal: jarum 19-20 G tidak diarahkan pada pool cairan ketuban, melainkan pada plasenta dengan bimbingan ultrasonografi real-time. Dengan demikian, pada dasarnya operasi ini serupa dengan amniosentesis. Resiko lain CVS jika dilakukan pada kehamilan kurang dari 10 minggu adalah insiden defek ekstremitas yang lebih besar, tetapi mekanisme pasti untuk hal ini tidak diketahui. Masalah lain dalam menginterprestasikan hasil biakan vili korion adalah insiden tinggi bentuk moasik, yang dapat disalahartikan sebagai abnormalitas kariotipe janin. Dalam hal ini, diperlukan konfirmasi dengan amniosentesis. Oleh karena itu, ahli kebidanan banyak yang bergerak ke arah amniosentesis dini, pada 12-14 minggu, jika penentuan kariotipe janin merupakan satu-satunya uji yang diperlukan. Fetoskopi Teknik ini telah digunakan untuk mendiagnosis malformasi-malformasi kecil pada janin, seperti sumbing wajah atau cacat jari pada keluarga yang memiliki resiko menderita sindrom genetik spesifik dan sebagai penuntun visual pada pengambilan contoh darah janin, biopsi hati, dan kulit.
Gb.8. Fetoskopi ( Sumber : Atlas teknik kebidanan, edisi 2)
21
Kordosintesis Teknik ini kini telah mengungguli fetoskopi dalam pengambilan sampel darah janin dan transfuse darah janin. Selain digunakan untuk diagnosis prenatal gangguan darah herediter seperti hemofilia, kordosintesis juga digunakan untuk diagnosis infeksi janin akibat prosedur ini kurang dari 1% (Nicolaides & Soothill, 1989).
Gb.9. Kordosintesis ( Sumber : Atlas teknik kebidanan, edisi 2)
22
PEMERIKSAAN TAMBAHAN SESUAI INDIKASI Pemeriksaan Chalmydia Trachomatis Pemeriksaan universal untuk mendeteksi infeksi klamidia terhadap semua wanita hamil tidak dianjurkan (American Academy of Pediatrics dan American College of Obstetricians and Gynecologists, 1997). Pada wanita beresiko tinggi dari status sosioekonomi lemah, infeksi pada usia gestasi 24 minggu berkaitan dengan peningkatan insiden persalinan prematur sebanyak dua sampai tiga kali lipat (Andrews dkk., 2000). Pemeriksaan Vaginosis Bakterialis Pemeriksaan penapis rutin untuk vaginosis bakterialis tidak dianjurkan (American College of Obstetricians and Gynecologists, 1998). Carey dkk. (2000), dalam sebuah studi yang disponsori oleh National Institute of Child Health and Human Development, mengambil 1953 wanita secara acak dari populasi obstetric umum dengan vaginosis bakterialis asimtomatik untuk mendapat metronidazol dosis 2 g atau placebo pada gestasi 16 sampai 24 minggu. Terpai tidak mengurangi persalinan prematur. Pada uji klinis yang sama, terapi metronidazol meningkatkan resiko persalinan prematur pada wanita dengan infeksi trikomonas asimtomatik (Carey dkk., 2000). Penapisan untuk vaginosis bakterialis dapat dipertimbangkan pada wanita yang beresiko tinggi mengalami persalinan prematur. Pemeriksaan Fibronektin Janin Pengukuran protein ini dalam cairan vagina pernah digunakan untuk memperkirakan persalinan prematur pada wanita dengan kontraksi. Committee on Obstetric Practice dari American College of Obstetricians and Gynecologists (1997a) tidak merekomendasikan penipisan rutin pada populasi obstetrik umum. Pemeriksaan Streptokokus Grup B Eradikasi
organisme
ini
selama
persalinan
secara
substansial
mengurangi sepsis neonotorum awitan dini. Namun, saat ini belum ada konsensus yang jelas mengenai penapisan biakan untuk kolonisasi streptokokus.
23
American College of Obstetricians and Gynecologists Committee on Obstetrics (1996) dan Centers for Disease Control and Prevention (1996) menganjurkan salah satu dari dua strategi. Yang pertama adalah mengobati wanita dengan kemoprofilaksis semata-mata berdasarkan faktor resiko tanpa melakukan penipisan pembiakan. Yang kedua adalah melakukan penipisan biakan pada minggu ke-35 sampai 37, dan menawarkan terpai intrapartum dengan penisilin apabila biakan positif. Pemeriksaan antibodi rubella Penyaringan antibodi rubella harus dilakukan pada tiap pasien prenatal yang rentan atau yang statusnya tak dikenal.
24
BAB IV ANJURAN DAN SARAN
A.
NUTRISI
Penelitian-penelitian yang bermanfaat tentang nutrisi pada kehamilan manusia sangat sulit dirancang. Pada tahun 1944-1945 terjadi kekurangan gizi di daerah eropa yang menyebabkan angka median berat lahir bayi menurun sekitar 250 gram dan meningkat lagi setelah makanan tersedia. Namun, angka kematian perinatal tidak berubah,demikian pulainsiden malformasi tidak meningkat secara bermakna. Bukti-bukti gangguan perkembangan otak dapat ditemukan pada sebagian janin hewan yang induknya mengalami kekurangan gizi berat. Pertambahan berat badan ibu selama kehamilan memang mempengaruhi berat lahir bayi. Abrams dan Laros (1986) mempelajari efek pertambahan berat badan ibu terhadap berat lahir pada 2946 kehamilan dengan persalinan aterm. Wanita yang beratnya kurang melahirkan bayi yang lebih kecil sedangkan yang sebaliknya berlaku pada wanita yang berat badannya berlebih. Rata-rata pertambahan berat badan ibu selam kehamilan adalah 15 kg. Penelitian Ventura dkk (2000), pada tahun 1998 sebagian besar wanita (64%) bertambah sekitar 12 kg ataulebih selama hamil. Median pertambahan berat badan adalah 14 kg. pasien yang berisiko paling besar melahirkan bayi BBLR (<2500 gr) adalah mereka yang pertambahan beratnya kurang dari 7 kg.
25
Rekomendasi Pertambahan Berat Pertambahan berat badan yang dianjurkan menurut kategori BMI prahamil (Institue of Medicine) yang telah disahkan oleh American Academy of Pediatrics dan American College of Obstetricians and Gynecologists (1997) adalah sebagai berikut : Pertambahan total yang BMI prahamil
dianjurkan Pon
Kilogram
Rendah (BMI <19,8)
28-40
12,5-18
Normal (BMI 19,8-26)
25-35
11,5-16
Tinggi (BMI >26-29)
15-25
7-11,5
Obesitas (BMI > 29)
<15
<7
Tabel 2. Kisaran pertambahan berat total yang dianjurkan untuk wanita hamil dengan janin tunggal \ Untuk wanita dengan janin kembar adalah 16-20 kg.
Sedangkan rekomendasi
Feig
ini.mereka
dan
Naylor
(1998)
menyebtknya
menyanggah
penggunaan
sebagaikebijakan
berpotensi
merugikanyang mendorong wanita hamil untuk makan berlebihan selama hamil dan tanpa mempertimbangkan kausa lain BBLR misalnya kurangnya ANC, kehamilan remaja, penyalahgunaan obat, dan merokok. Mereka menganjurkan rekomendasi yang dibuat oleh Committee on Medical Aspects of Food Policy di Inggris, yaitu seorang wanita hamil dengan BMI normal sebaiknya mengalami peningkatan BB 7-11 kg selama hamil. Kecepatan pertambahan antara minggu ke 20 hingga persalinan adalah sekitar 1 pon (450 gram)/minggu baik pada wanita kulitputih maupun AmerikaAfrika yang melahirkan bayi dengan BB 3000 gram atau lebih. Pada minggu ke-8 sampai 20 adalah sekitar 0,7 lb/minggu. Pertambahan berat badan yang berlebihan berkaitan dengan bayi besar untuk usia kehamilan sehingga meningkatkan angka SC 16-22%.
26
Asupan Makanan yang Dianjurkan Tabel 3. Asupan makanan Harian yang Dianjurkan National Research Council untuk Wanita Sebelum dan Selama Hamil dan Menyusui
Zat Gizi
Tidak Hamil
Hamil
Menyusui
Kilokalori
2200
2500
2600
Protein (g)
55
60
65
Vitamin larut lemak
A (µg RE)
800
800
1300
D (µg)
10
10
12
E (TE)
8
10
12
K (µg)
55
65
65
Vitamin larut air
C (mg)
60
70
95
Folat (µ g)
180
400
280
Niasin (mg)
15
17
20
Riboflavin (mg)
1,3
1,6
1,8
Tiamin (mg)
1,1
1,5
1,6
Piridoksin (mg)
1,6
2,2
2,1
Kobalamin (µg)
2,0
2,2
2,6
1200
1200
1200
1200
1200
1200
150
175
200
15
30
15
280
320
355
12
15
19
Mineral
Kalsium (mg)
Fosfor (mg)
Iodium (µg)
Besi
(mg
besi
fero)
Magnesium (mg)
Seng (mg)
27
Penggunaan suplemen yang berlebihan yang sering dibeli sendiri oleh wanita hamil,menimbulkan kekhawatiran terjadinya toksisitas nutrient selama kehamilan. Zat-zatgizi yang berpotensi menimbulkan efek toksik adalah besi, seng, selenium, dan vitamin A, B6, C, dan D. Surveilans Gizi Pragmatik
Secara umum, nasehati wanita hamil untuk makan apa yang ia inginkan dalam jumlah sesuai kebutuhannya; makanan diberi garam, agar lezat.
Pastikan bahwa tersedia cukup makanan untuk dikonsumsi, terutama pada kasus wanita yang keadaan sosioekonominya kurang.
Pastikan bahwa ia mengalami pertambahan berat, dengan sasaran sekitar 25 sampai 35 pon (11,5-16 kg) pada wanita dengan indeks massa tubuh normal.
Secara berkala, nilai asupan makanan dengan anamnesis. Dengan cara ini, kadang-kadang kita dapat mengungkapkan diet kandungan nutrisinya tidak sesuai.
Berikan tablet garam besi yang mengandung paling sedikit 30 mg besi setiap hari. Berikan suplementasi folat sebelum dan pada minggu-minggu awal kehamilan.
Periksa ulang hematokrit atau konsentrasi hemoglobin pada minggu ke28 sampai 32 untuk mendeteksi adanya penurunan yang bermakna.
Bila terdapat udem pada kaki sebaiknya tidak memakan makanan yang mengandung garam.
B. ANJURAN a.
Olah raga Wanita hamil tidak harus membatasi olah raga, asalkan ia tidak mengalami
kelelahan atau berisiko cedera, seperti jogging. Clapp (1989) melaporkan bahwa 18 wanita hamil yang terjaga kesehatannya malah mengalami perbaikan dalam efisiensi metabolik mereka selama berolah raga. Konsumsi oksigen, denyut nadi, isi sekuncup, dan curah jantung, semua meningkat secara wajar selama mereka olah raga. Pivarnik dkk. (1994) memperlihatkan bahwa wanita hamil yang berolah raga secara teratur memiliki volume darah yang lebih besar secara bermakna.
28
Wanita yang bugar karena berolah raga aerobic atau berlari terbukti mengalami fase persalinan aktif yang lebih singkat dan mengalami lebih sedikit persalinan dengan SC, pencemaran mekonium dalam air ketuban, dan gawat janin selama persalinan, namun memang menyebabkan berat lahir berkurang yang terutama mengenai massa lemak neonatus. American
College
of
Obstetricians
and
Gynecologists
(1994)
merekomendasikan bahwa wanita yang sebelum hamil terbiasa aerobic bolehmekanjutkan kegiatan tersebut selamahamil, tapi tidak menganjurkan memulai program olah raga aerobic baru atau meningkatkan intensitas olah raga. Pada
beberapa
penyulit
kehamilan
(wanita
dengan
hipertensi
dalamkeehamilan, punya dua janin atau lebih, gangguan perkembangan janin terganggu, penyakit jantung berat) sebaiknya ibu tidak banyak beraktivitas. b.
Pekerjaan Manshande dkk. (1987) melaporkan peningkatan insiden janin BBLR
sebesar 7 x lipat pada wanita dari Zaire yang bekerja di lading. Teitelamn dkk. (1990) menggolongkan wanita hamil sesuai jenis pekerjaan yang mereka jalani yaitu: 1)
Pekerjaan Berdiri : kasir, teller bank, dokter gigi, yang memerlukan berdiri dalam posisi yang sama selamalebih dari 3 jam sehari
2)
Pekerjaan Aktif : dokter, pelayan, agen, yang harus berjalan secara kontinu atau intermiten.
3)
Pekerjaan Sedentary : pustakawan,petugas pembukuan, sopir bis,yang memerlukan berdiri kurang dari 1 jam sehari.
Mereka mendapatkan bahwa wanita hamil dengan pekerjaan berdiri lama berisiko lebih besar mengalami persalinan premature, tapi tidak terdapat efek terhadap pertumbuhan janin. Pekerjaan yang menuntut banyak kegiatan fisik meningkatkan 20%-60% persalinan premature, restriksi pertumbuhan janin, atau hipertensi. Setiap pekerjaan yang menyebabkan wanita hamil mengalami tekanan fisik hebat harus dihindari. American Academy of Pediatrics dan American
29
College of Obstetricians and Gynecologists (1997) menyimpulkan bahwa wanita hamil
tanpa
komplikasi
dapatmelanjutkan
pekerjaannya
sampai
awitan
persalinan. Dianjurkan adanya periode istirahat 4-6 minggu sebelum wanita yang bersangkutan kembali bekerja. c.
Bepergian Wanita hamil yang sehat dan bepergian tidak berefek buruk terhadap
kehamilannya. Perjalanan di pesawat udara dengan tekanan udara yang memadai tidak menimbulkan risiko yang spesifik asalkan tidak dalam 7 hari menjelang tanggal perkiraan persalinan. Untuk penggunaan sabuk pengaman, tidak terdapat bukti bahwa sabuk pengaman meningkatkan kemungkinan cedera pada janin. d.
Mandi Tidak ada larangan mandi selama hamil atau masa nifas. Hati-hati
sewaktu mandi untuk menghindari jatuh atau terpeleset. e.
Busana Sebaiknya
menggunakan
busana
yang
nyaman
dan
tidak
ketat.
Menggunakan bra yang dapat menopang payudara secara pas dan tidak menggunakan stocking yang ketat. f.
Kebiasaan BAB Konstipasi sering terjadi pada wanita hamil,mungkin karena memanjangnya
waktu transit dan tertekannya usus bagian bawah oleh uterus. Untuk mencegah konstipasi selama hamil dapat dianjurkan untuk mengkonsumsi lebih banyak air, cukup olah raga, konsumsi makanan berserat, dan bila diperlukan bisa diberi laksatif ringan. g.
Koitus Apabila ada ancaman abortus atau partus prematurus, koitus harus
dihindari. Bila ada riwayat abortus sebelumnya,sebaiknya koitus ditunda sampai kehamilan 16 minggu dimana plasenta telah terbentuk dan kemungkinan abortus
30
menjadilebih kecil. Di luar itu, pada wanita hamil yang sehat, berhubungan sewaktu hamil dianggap tidak berbahaya sebelum 4 minggu terakhir kehamilan. Naeye (1979), melaporkan bahwa infeksi cairan ketuban dan mortalitas perinatal secara bermakna meningkat apabila ibu berhubungan seks sekali atau lebih setiap minggu selama bulan terakhir. h.
Perawatan Gigi Kehamilan jarang menjadi kontraindikasi terapi gigi. Konsep bahwa karies
gigi diperparah oleh kehamilan tidak terbukti. i.
Imunisasi
Campak, gondongan, dan varisela-zoster : dikontraindikasikan
Tifoid, Japanese Encephalitis, kolera : risiko vs manfaat
Polio : tidak dianjurkan
Influenza : setelah TM 1
Rabies, Hepatitis A dan B, Pneumokokus, Meningokokus, hemofilus, tetanus, difteri : sama seperti keadaan tidak hamil
j.
Merokok Merokok pada wanita hamil dapat menyebabkan cedera janin, persalinan
premature, BBLR, gangguan pertumbuhan janin, kematian janin, serta solusio plasenta. Mekanisme yang diperkirakan berperan menimbulkan gangguan kehamilan ini antara lain : meningkatnya karboksihemoglobin janin, berkurangnya aliran darah uteroplasenta, dan hipoksia janin. k.
Alkohol Etanol adalah teratogen yang kuat. Pemakaian alcohol selama kehamilan
dapatmenyebabkan sindrom alcohol janin (fetal alcohol syndrome) yang ditandai dengan gangguan pertumbuhan, kelainan wajah, dan disfungsi SSP.
31
l.
Kafein Wanita hamil harus membatasi mengkonsumsi kafein. Pada hewan
peercobaan, kafein bukan teratogen, tetapi zat ini memang memperkuat efek mutagenic dari radiasi dan beberapa zat kimia apabila diberikan dalam jumlah massif dan dapat menurunkan aliran darah ke uterus sebesar 5%-10%. m. Obat Terlarang Pemakaian kronik obat terlarang selama hamil dapat membahayakan janin. Gawat janin, BBLR, dan gangguan serius akibat putus obat segera setelah lahir sudah banyak dilaporkan. n.
Obat Hampir semua obat yang menimbulkan efek sistemik pada ibu akan
menembus plasenta dan mencapai janin. Apabila suatu obat diberikan selama kehamilan, maka keuntungan yang diperoleh harus lebih besar daripada risiko yang terkandung dalam pemakaiannya o.
Mual dan Muntah Biasanya mual dan muntah dimulai antara terlambat haid pertama dan
kedua dan berlanjut sampai sekitar 14 minggu. Biasanya lebih parah pada pagi hari tetapi mungkin berlanjut sepanjang hari. Penyebab mualdan muntah pada kehamilan belum jelas. Walaupun kadar gonadotropin korionik yang tinggi diduga menjadi penyebabnya, namun mual mungkin sebenarnya dipicu oleh kadar estrogen yang mengimbangi kadar gonadotropin. Untuk meminimalisasi gejala, anjurkan pasien untuk makan dalam porsi kecil tetapi lebih sering dan berhenti sebelum kenyang. p.
Nyeri Punggung Nyeri punggung bawah dilaporkan oleh separuh dari wanita hamil. Nyeri
yang ringan timbul akibat perenggangan berlebihan atau kelelahan serta
32
membungkuk,mengangkat, atau berjalan berlebihan. Faktor risikonya adalah riwayat nyeri punggung sebelumnya dan kegemukan. Nyeri
punggung
dapat
dikurangi
dengan
menasihati
wanita
yang
bersangkutan untuk berjongkok dan bukan membungkuk saat mengambil barang di bawah, meletakkan bantal untuk bersandar saatduduk, menghindari pemakaian sepatu hak tinggi. Nyeri punggung yang parah jangan hanya dipandang semata-mata karena disebabkan oleh kehamilan, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan ortopedik yang menyeluruh. Sebagian wanita dengan nyeri panggul dan punggung yang berat mungkin mengalami osteoporosis terkait kehamilan. q.
Varises Varises umumnya terjadi karena adanya predisposisi congenital dan
diperparah oleh berdiri lama, kehamilan, dan usia lanjut. Pada kehamilan tekanan vena femoralis meningkat cukup bermakna seiring dengan usia kehamilan. Terapi varises ekstremitas bawah umumnya terbatas pada istirahat disertai elevasi tungkai, penggunaan stocking elastic, atau keduanya. Koreksi penyakit secara bedah tidak dianjurkan. Varises di vulva dapat dikurangi dengan penggunaan bantalan karet berbusa yang ditekankan ke vulva dengan bantuan sabuk. r.
Nyeri Ulu Hati Nyeri ulu hati adalah salah satu keluhan tersering pada wanita hamil, dan
disebabkan oleh refluks isi lambugn ke esophagus, yang disebabkan oleh pergeseran ke atas dan penekanan lambung oleh uterus disertai melemasnya sfingter esophagus bagian bawah. Gejala bersifat ringan dan dapat menghilang dengan makan dalam porsi kecil tetapi sering dan menghindari posisi berbungkung dan tidur berbaring datar. Antasida dapat mengurangi gejala (jangan menggunakan preparat natrium bikarbonat).
33
s.
Pika Keinginan untuk memakan yang aneh-aneh kemungkinan dipicu oleh
defisiensi besi yang cukup parah. Namun, tidak semua yang menderita pika ini mengalami defisiensi besi. Pika lebih merupakan legenda daripada realitas. Tidak
terbukti
antara
tidak
mewujudakn
keinginan
wanita
hamil
dapat
membahayakan kehamilan. t.
Kelelahan Pada awal kehamilan, sebagian besar wanita mengeluh kelelahan dan ingin
tidur terus menerus. Keadaan ini biasanya mereda dengan sendirinya pada bulan keempat kehamilan. Hal ini mungkin disebabkan oleh efek mengantuk yang ditimbulkan oleh progesterone. u.
Nyeri Kepala Makna patologisnya adalah menunjukan adanya tanda impending eklampsia
terutama pada usia kehamilan tua. v.
Leukorea Wanita hamil sering mengalami peningkatan duh vagina,yang pada banyak
kasus tidak bersifat patologis. Hal ini disebabkan oleh terjadinya peningkatan mucus oleh kelenjar serviks sebagai respon terhadap hiperestrogenemia jelas ikut berperan. Kadang-kadang leukokorea yang mengganggu disebabkan oleh T. vaginalis atau C. albicans. Apabila menderita trikomoniasis yang ditandai oleh leukorea berbusa yang disertai pruritus dan iritasi. Metronidazol dapat diberikan secara oral atau intravagina dan terbuktu efektif, tetapi tidak dianjurkan pemakaiannya pada kehamilan muda. w. Tanda-Tanda Persalinan Pada minggu-minggu akhir kehamilan, tanda-tanda persalinan harus diberitahukan kepada pasien secara sederhana. Beritahukan bahwa his akan mulai timbul. Jika his lebih terasa dan timbul tiap 10 menit, maka pasien disuruh
34
segera ke rumah sakit atau rumag bersalin. Tanda lainnya adalah keluarnya lender yang bercampur darah. Lender berasal dari kanalis servikalis dan perdarahan oleh karena adanya pembuluh darah yang pecah pada waktu serviks mendatar. Kadang-kadang ketuban lebih dulu pecah sebelum hismuncul, dan pasien harus cepat-cepat ke RS.
35