ANALISIS INTERAKSI KERUANGAN KABUPATEN WONOSOBO DENGAN WILAYAH DI SEKITARNYA Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknik Analisa Geografi
Dikerjakan Oleh: Chintya Handayani
E100140033
Shobihatun Nikmah
E100140037
Dewi Fajar Indriyani
E100140050
Asnalita Artanti P
E100140058
Dosen Pengampu : Choirul Amin, S.Si., M.M
FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017
Analisis Interaksi Keruangan Kabupaten Kabupaten Wonosobo dengan Wilayah Wilayah di Sekitarnya| 1
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kabupaten adalah sebuah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas wilayah tertentu. Perbedaan wilayah satu dengan wilayah lainnya menimbulkan adanya interaksi antar wilayah tersebut. Interaksi disisni tidak hanya terbatas pada gerak manusianya saja, melainkan juga menyangkut barang dan jasa yang ada. Interaksi antar wilayah merupakan suatu mekanisme yang menggambarkan dinamika yang terjadi di suatu wilayah karena aktivitas yang dilakukan oleh sumberdaya manusia tersebut. Aktivitas-aktivitas yang dimaksud seperti arus komoditasnya. Perkembangan suatu wilayah berkaitan dengan wilayah-wilayah yang ada disekitarnya. Keterkaiatan ini membuat suatu hubungan timbal balik yang sangat mempengaruhi satu sama lain. Seperti di Kabupaten Wonosobo ini, kabupaten ini melakukan interaksi dengan wilayah disekitarnya seperti dengan Kabupaten Kebumen, Temanggung, Kendal dan Purworejo. Sehingga Kabupaten Wonosobo menjadi maji dan berkembang. Kabupaten Wonosobo merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang terletak di dataran tinggi. Kabupaten Wonosobo memiliki tanah yang subur sehingga sangat baik untuk dikembangkan dalam sektor pertanian. Pada sektor pertanian ini memiliki komoditas antara lain Padi, Teh, Tembakau, kopi dan berbagai jenis sayuran serta tanaman hortikultura lainnya. Wonosobo yang memiliki suhu udara antara 14,3 - 26,5 °C sangat cocok untuk pengembangan budidaya jamur, carica pepaya, asparagus dan beberapa jenis kayu sebagai komoditi ekspor non migas.
1.2
Tujuan dan Sasaran
Laporan
analisis
mengenai
interaksi
keruangan
antara
Kabupaten
Wonosobo, Kabupaten Kendal, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Kebumen, dan Kabupaten Temanggung ini mencakup aktivitas perdagangan, jasa, industri,
Analisis Interaksi Keruangan Kabupaten Wonosobo dengan Wilayah di Sekitarnya| 2
pertanian dan perkebunan, serta perikanan di mana memiliki tujuan dan sasaran sebagai berikut: 1.2.1
Tujuan
Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah menganalisis interaksi keruangan antara Kabupaten Wonosobo dengan Kabupaten Kendal, Kebumen, Purworejo, dan Temanggung. 1.2.2
Sasaran
Dalam hal mencapai tujuan diatas, ada beberapa sasar an yang harus dicapai, yaitu:
Mengidentifikasi kondisi umum Kota Cirebon dan wilayah di sekitarnya
Menganalisis interaksi yang ada antara wilayah dengan menggunakan model matriks asal/tujuan, model gravitasi dan perhitungan Hansen.
Menentukan
seberapa
besar
pengaruh
yang
diberikan
Kabupaten
Wonosobo kepada wilayah di sekitarnya.
1.3
Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam laporan ini terbagi atas 2 (dua) ruang lingkup, yaitu ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup materi. 1.3.1
Ruang Lingkup Wilayah
Ruang lingkup wilayah dalam laporan analisis interaksi keruangan ini meliputi Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Kendal, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Kebumen, dan Kabupaten Temanggung. 1.3.2
Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi dalam laporan analisis interaksi keruangan ini meliputi interaksi di bidang perdagangan, industri, pertanian dan perkebunan.
1.4
Metodologi Pelaksanaan
Dalam laporan analisis interaksi keruangan ini menggunakan dua metode pendekatan,
yaitu
metode
penyusunan
laporan
(tahap
persiapan,
tahap
pengumpulan data dan tahap pengolahan data) dan metode analisis.
Analisis Interaksi Keruangan Kabupaten Wonosobo dengan Wilayah di Sekitarnya| 3
1.4.1
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data tentang wilayah studi, dilakukan dengan menggunakan metode pengumpulan data sekunder. Data – data sekunder yang digunakan yaitu data-data yang sudah diketahui sumbernya serta memiliki keterkaitan dengan masalah yang dibahas dalam laporan ini. Data-data ini dapat diperoleh dari buku buku referensi atau literatur dan internet, serta dari instansi-instansi terkait seperti BPS. 1.4.2
Metode Analisis
Metode analisis dalam laporan ini menggunakan data kuantitatif atau data yang dinotasikan dalam angka serta data kualitatif yang berupa peta. Adapun data yang dianalisis merupakan data interaksi keruangan yang terjadi di Kabupaten Wonosobo dengan daerah sekitarnya.
1.5
Sistematika Penulisan
Laporan analisis Interaksi Keruangan antara KabupatenWonosobo dengan daerah sekitarnya yang terdiri dari 5 (lima) bab. Sistematika penulisannya adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang, tujuan dan sasaran, ruang lingkup, metodologi pelaksanaan, dan sistematika penulisan. BAB II KAJIAN TEORI
Pada bab ini, menjelaskan teori-teori yang berkaitan dengan cara analisis interaksi keruangan menggunakan metode-metode yang diperlukan. BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH
Meliputi kondisi profil wilayah Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Kendal, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Kebumen, dan Kabupaten Temanggung. BAB IV ANALISIS INTERAKSI KERUANGAN
Mencakup analisis interaksi keruangan dengan menggunakan matriks asal tujuan, model gravitasi, dan titik henti. BAB V KESIMPULAN
Analisis Interaksi Keruangan Kabupaten Wonosobo dengan Wilayah di Sekitarnya| 4
Dalam bab ini, mencakup kesimpulan dari hasil analisis interaksi keruangan antara Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Kendal, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Kebumen, dan Kabupaten Temanggung.
Analisis Interaksi Keruangan Kabupaten Wonosobo dengan Wilayah di Sekitarnya| 5
BAB II KAJIAN TEORI
Analisis keruangan adalah analisis lokasi yang berkaitan dengan tiga unsur jarak (distance), kaitan (interaction) dan gerakan (movement ). Tujuan dari analisis keruangan ini adalah untuk mengukur apakah kondisi yang ada sesuai sesuai dengan struktur keruangan, dan menganalisa interaksi antar unit keruangan yaitu hubungan antara ekonomi dan interaksi keruangan, aksesibilitas antara pusat dan perhentian suatu wilayah, dan hambatan interaksi. Suatu wilayah tertentu bergantung
pada
wilayah
lain,
demikian
juga
wilayah
lain
memiliki
ketergantungan pada wilayah tertentu sehingga terjadilah interaksi keruangan. Tidak semua daerah bisa memenuhi kebutuhannya sendiri. Sistem pergerakan mempunyai dua variabel utama yaitu asal dan tujuan. Variabel ini yang kemudian menjawab pertanyaan mengapa pergerakan yang terjadi berbeda beda untuk masing-masing daerahnya. Selain itu hal tersebut juga dipengaruhi oleh perbedaan kebutuhan, permintaan dan penawaran yang berbeda, dan perbedaan lokasi yang ingin dicapai yang berbeda membuat adanya pergerakan menuju tempat dari asal yang berbeda pula.
2.1
Faktor Pendukung Interaksi Keruangan
Ada beberapa faktor terjadinya interaksi keruangan yaitu,
Regional Complementary Masing - masing tempat memiliki kemampuan sumberdaya yang berbeda. Disatu sisi terdapat tempat yang surplus sumberdaya sedangkan ditempat lain kekurangan sumberdaya. Kondisi seperti ini memungkinkan terjadi pergerakan masing-masing sumberdaya untuk memenuhi sumberdaya di tempat lain. Sehingga semakin besar komplementaritas maka semakin besar interaksi yang terjadi.
Intervening Opportunity
Analisis Interaksi Keruangan Kabupaten Wonosobo dengan Wilayah di Sekitarnya| 6
Adanya perantara yang mungkin dapat menghambat terjadinya interaksi baik interaksi manusia maupun barang. Semakin besar Intervening Opportunity maka semakin kecil interaksi yang terjadi.
Transferability Berkaitan dengan biaya dan waktu. Fungsi jarak diukur dengan biaya dan waktu. Lancarnya interaksi bisa ditentukan dengan daya transfer tinggi, jarak yang ditempuh, biaya angkut yang memadai, dan transportasi yang lancar. Terdapat hubungan antara jarak dan iteraksi yaitu semakin dekat jarak maka
interaksi semakin tinggi, begitu pula sebaliknya, semaik jauh jarak maka interaksi semakin rendah. Interaksi keruangan bisa dianalisis menggunakan model grafitasi. Interkasi keruangan dianggap sebagai suatu interaksi tarik menarik seperti tarik menarik antara dua kutub magnet. Dalam analisis ini daerah dianggap sebagai massa dan hubungan antar daerah dianggap sama dengan hubungan antar massa. Terdapat teori yang dikemukakan oleh Hansen bahwa suatu daerah memiliki daya tariknya masing-masing. Menurut Hansen Tiap wilayah dianggap memiliki daya tarik tersendiri, suatu kegiatan akan bereaksi terhadap daya tarik tersebut. Daya tarik tersebut dapat diprediksi berdasarkan beberapa asumsi yaitu:
LapanganKerja Apabila disuatu daerah terdapat lapangan pekerjaan yang masih luas tentu akan menarik orang-orang baik di daerah tersebut maupun orang di daerah lain untuk masuk. Hal ini menyebabkan terjadinya interaksi karena adanya daya tarik dari daerah lain.
Tingkat Aksesibilitas Tingkat aksesibilitas juga mempengaruhi daya tarik karena semakin mudah aksesibilitas maka daya tarik suatu daerah tersebut juga akan semakin tinggi. Begitu pula sebaliknya, apabila aksesibilitas rendah maka daya tarik daerah tersebut juga akan rendah.
Lahan yang masih kosong Lahan yang masih kosong juga dapat mempengaruhi daya tarik untuk suatu daerah. Lahan kosong tersebut akan
Analisis Interaksi Keruangan Kabupaten Wonosobo dengan Wilayah di Sekitarnya| 7
menarik
orang
untukberinvestasiataumenggunakanlahantersebutuntukhal
lain.
2.2
Model Gravitasi
Seorang ilmuwan Inggris, Newton, mengemukakan teori yang menarik tentang gravitasi. Teorinya ini kemudian dianalogikan menjadi perhitungan interaksi keruangan. Model gravitasi dapat digunakan untuk menghitung keseluruhan perilaku manusia dihubungkan dengan interaksi spasial terutama membahas migrasi, arus pergerakan, dan kegiatan berbelanja kebutuhan. Dasarnya adalah bahwa hukum Newton menyatakan gaya tarik-menarik antara dua benda dipengaruhi langsung oleh ukurannya dan berbanding terbalik dengan jaraknya.
Analisis Interaksi Keruangan Kabupaten Wonosobo dengan Wilayah di Sekitarnya| 8
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH
3.1 3.1.1
Kabupaten Wonosobo KondisiGeografis
Kabupaten Wonosobo merupakan salah satu dari 35 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah, terletak antara 7°.11'.20" sampai 7°.36'.24" garis lintang selatan (LS), serta 109°.44'.08" sampai 110°.04'.32" garis bujur timur (BT), Kabupaten Wonosobo berjarak 120 Km dari Ibu Kota Jawa Tengah (Semarang) dan 520 Km dari Ibu Kota Negara (Jakarta) berada pada rentang 250 dpl - 2.250 dpl dengan dominasi pada rentang 500 dpl - 1.000 dpl sebesar 50% (persen) dari seluruh areal, menjadikan ciri dataran tinggi sebagai wilayah Kabupaten Wonosobo dengan posisi spasial berada di tengah-tengah Pulau Jawa dan berada di antara jalupantai utara dan jalur pantai Selatan. Jaringan Jalan Nasional ruas jalan Buntu - Pringsurat memberi akses dari dan menuju dua jalur strategis nasional. Kabupaten Wonosobo merupakan daerah pegunungan dengan ketinggian lokasi antara 250 m hingga 2.250 m diatas permukaan laut termasuk dalam jenis pegunungan muda dengan lembah yang curam. Secara geografis Kabupaten Wonosobo memiliki luas w98.448 ha (984,68 Km 2) terletak dibebatuan prakwaker. Keadaan demikian sering menyebabkan timbul bencana alam terutama dimusim penghujan seperti tanah longsor (land slide), gerakan tanah runtuh dan gerakan merayap. Kondisi Wonosobo yang subur sangat mendukung untuk pengembangan pertanian sebagai mata pencaharian utama masyarakat Wonosobo. Pada sektor pertanian ini memiliki komoditas antara lain Padi, Teh, Tembakau, kopi dan berbagai jenis sayuran serta tanaman hortikultura lainnya. Wonosobo yang memiliki suhu udara antara 14,3 - 26,5 °C sangat cocok untuk pengembangan budidaya jamur, carica pepaya, as paragus dan beberapa jenis kayu sebagai komoditi ekspor non migas serta beberapa jenis tanaman khas Wonosobo seperti seperti Purwaceng, Gondorukem dan Kayu putih.
Analisis Interaksi Keruangan Kabupaten Wonosobo dengan Wilayah di Sekitarnya| 9
Orang yang pernah mengenal atau berkunjung ke Wonosobo akan teringat kepada batik talunombo, mie ongklok dan dataran tinggi Dieng dengan carica dan kacang diengnya, selain hal tersebut masih ada yang lebih menarik lagi yaitu sebuah perkebunan teh yang dikenal sebagai kawasan Agrowisata Tambi. Kawasan Agrowisata Tambi merupakan pilihan yang menarik bagi pecinta alam pegunungan terutama yang ingin melepaskan diri dari hirukpikuknya suasa perkotaan sekaligus merasakan sejuknya udara pegunungan sehingga tidak berlebihan jiwa kegiatan outbound sangat tepat dilakukan di kawasan ini. Kawasan Agrowisata Tambi merupakan areal perkebunan teh seluas 829,14 ha yang dikelola oleh PT Tambi yang bergerak dibidang perkebunan dan produksi teh. Semula perkebunan ini milik perusahan Belanda yang bernama Bagelen Thee & Kina Maatschapij dan dikelola oleh NV John Peet yang berkantor di Batavia (Jakarta). Setelah tahun 1945 atau Indonesia merdeka, perusahaan ini diambil-alih oleh pemerintah Republik Indonesia. Namun pasca Konferensi Meja Bundar (tahun 1949) perkebunan ini dikembalikan lagi kepada pemilik semula. Pada tahun 1954 perkebunan ini dijual kepada NV eks PPN Sindoro Sumbing. Tahun 1957 NV eks PPN Sindoro Sumbing bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Wonosobo mendirikan perusahaan baru yang diberi nama NV Tambi. Sebelah Utara
: Kabupaten Kendal dan Kabupaten Batang
Sebelah Timur
: Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Magelang
Sebelah Selatan
: Kabupaten Purworejo dan Kabupaten Kebumen
Sebelah Barat
: Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Kebumen
3.1.2 Kondisi Demografi
Berdasarkan data BPS Kabupaten Wonosobo, pada tahun 2014 jumlah penduduk di wilayah ini sebesar 773.278 jiwa.
Analisis Interaksi Keruangan Kabupaten Wonosobo dengan Wilayah di Sekitarnya| 10
3.2 Kabupaten Kendal 3.2.1 Kondisi Geografis
Kabupaten Kendal bisa dikatakan sebagai kabupaten yang mempunyai wilayah agraris. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya luas lahan yang digunakan untuk pertanian. Dari seluruh luas lahan yang ada di Kabupaten Kendal, dipergunakan untak tanah sawah 26 %, tegalan 20 %, perkebunan 8 % dan Lainlain sebesar 46 %. Kabupaten Kendal merupakan salah satu dari 35 Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Jawa Tengah dengan luas wila yah sekitar 1.002,23 km 2. Secara administratif Kabupaten Kendal terdiri dari 20 kecamatan dan 286 desa/kelurahan. Posisi geografis berkisar antara 109° 40’ – 110° 18’ Bujur Timur dan 6° 32’ – 7° 24’ Lintang Selatan. Batas wilayah Kabupaten Kendal sebagai berikut : Sebelah Utara
: Laut Jawa
Sebelah Timur : Kota Semarang Sebelah Selatan : Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Semarang Sebelah Barat
: Kabupaten Batang
Kabupaten Kendal terdiri atas 20 (dua puluh) Kecamatan dengan luas wilayah 1.002,23 km2. Kecamatan dengan luas wilayah terbesar adalah Kecamatan Singorojo dan Kecamatan dengan luas wilayah terkecil adalah Kecamatan Ringinarum. Berikut dijabarkan tabel luas wilayah masing-masing Kecamatan yang terdapat di Kabupaten Kendal.
3.3 Kabupaten Temanggung 3.3.1 Kondisi Geografis
Kabupaten Temanggung merupakan salsah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki letak geografis diantara 110 o23' - 110o46'30" BT dan 7 o14' - 7o32'35" LS dengan luas wilayah 870,65 km 2 (87.065 Ha). Batas administratif Kabupaten Temanggung adalah sebagai berikut: Sebelah Utara
: Kabupaten Kendal danKabupaten Semarang
Sebelah Timur
: Kabupaten Semarang dankabupatenMagelang
Sebelah Selatan
: KabupatenMagelang
Analisis Interaksi Keruangan Kabupaten Wonosobo dengan Wilayah di Sekitarnya| 11
Sebelah Barat
: KabupatenWonosobo.
Kabupaten Temanggung memiliki 20 Kecamatan yaitu Kecamatan Parakan, Kledung, Bansari, Bulu, Temanggung, Tlogomulyo, Tembarak, selompang, Karanggan, Pringsurat, Kaloran, Kandangan, Kedu, Ngadirejo, Jumo, Gemawang, Candiroto, Bajen, Tretep, danWonoboyo dengan pusatnya di Kecamatan Temanggung. Wilayah Kabupaten Temanggung secara geoekonomis dilalui oleh 3 jalur pusat kegiatan ekonomi, yaitu Semarang (77 Km), Yogyakarta (64 Km), dan Purwokerto (134 Km). 3.3.2 Keadaan Demografi
Berdasarkan data BPS Kabupaten Temanggung, jumlah penduduk di wilayah ini pada tahun 2015 sebesar 745.778 jiwa.
3.4 Kabupaten Purworejo 3.4.1 Kondisi Geografis
Kabupaten Purworejo terletak pada posisi 109o47’28” – 110o8’20” Bujur Timur dan 7o32’ – 7o54’ Lintang Selatan. Bagian selatan wilayah Kabupaten Purworejo merupakan dataran rendah. Bagian utara berupa pegunungan, bagian dari Pegunungan Serayu. Di perbatasan dengan DIY, membujur Pegunungan Menoreh. Kabupaten Purworejo memiliki luas 1.034,81752 km 2 dengan batas wilayah : Sebelah barat
: Kebumen
Sebelah utara
: Kabupaten Magelang dan Wonosobo
Sebelah timur
: Kabupaten Kulonprogo (DIY)
Sebelah selatan
: Samudra Indonesia
Secara topografis merupakan wilayah beriklim tropis basah dengan suhu antara 190 C – 280 C, sedangkan kelembaban udara antara 70% - 90% dan curah hujan tertinggi pada bulan Desember 311 mm dan bulan Maret 289 mm. Kabupaten Purworejo terdiri atas 16 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah 469 desa dan 25 kelurahan. Pusat pemerintahan berada di Kecamatan Purworejo. Untuk data penduduk agregat kabupaten purworejo di bulan juli 2014 adalah
Analisis Interaksi Keruangan Kabupaten Wonosobo dengan Wilayah di Sekitarnya| 12
805.812 penduduk, dimana 406.130 Laki - Laki dan 399.682 Perempuan jumlah tersebut di peroleh dari data penduduk 16 kecamatan. 3.4.2 Kondisi Demografi
Berdasarkan data BPS Kabupaten Purworejo, pada tahun 2014 jumlah penduduknya sebesar 208.147 jiwa.
3.5 Kabupaten Kebumen 3.5.1 Kondisi Geografis
Secara geografis Kabupaten Kebumen terletak pada 109°22' - 109°50' Bujur Timur dan 7°27' - 7°50' Lintang Selatan. Bagian selatan Kabupaten Kebumen merupakan dataran rendah, sedang pada bagian utara berupa pegunungan, yang merupakan bagian dari rangkaian Pegunungan Serayu. Di selatan daerah Gombong, terdapat rangkaian pegunungan kapur, yang membujur hingga pantai selatan. Daerah ini terdapat sejumlah gua dengan stalagtit dan stalagmit. Luas Wilayah dan Penggunaan Kabupaten Kebumen mempunyai luas wilayah sebesar 128.111,50 Ha atau 1.281,11 Km² dengan kondisi beberapa wilayah merupakan daerah pantai dan pegunungan, namun sebagian besar merupakan dataran rendah. Dari luas wilayah Kabupaten Kebumen, tercatat 39.768,00 Ha atau sekitar 31,04% sebagai lahan sawah dan 88,343.50 Ha atau 68.96% sebagai lahan kering. Menurut penggunaannya, sebagian besar lahan sawah beririgasi teknis dan hampir seluruhnya (46,18%) dapat ditanami dua kali dalam setahun, sebagian lagi berupa sawah tadah hujan (33,82%) yang di beberapa tempat dapat ditanami dua kali dalam setahun, serta 11,25% lahan sawah beririgasi setengah teknis dan sederhana. Lahan kering digunakan untuk bangunan seluas 35.985,00 hektar (40,73%), tegalan/kebun seluas 28.777,00 Ha (32,57%) serta hutan negara seluas 16.861,00 Ha (19,08%) dan sisanya digunakan untuk padang penggembalaan, tambak, kolam, tanaman kayu-kayuan, serta lahan yang sementara tidak diusahakan dan tanah lainnya. 3.5.2 Kondisi Demografi
Berdasarkan data BPS Kabupaten Kebumen pada tahun 2016, wilayah ini memiliki penduduk sebesar 1.188.622 jiwa.
Analisis Interaksi Keruangan Kabupaten Wonosobo dengan Wilayah di Sekitarnya| 13
Citra Interaksi Keruangan Kabupaten Wonosobo dan Wilayah Sekitarnya
Analisis Interaksi Keruangan Kabupaten Wonosobo dengan Wilayah di Sekitarnya| 14
BAB IV ANALISIS INTERAKSI KERUANGAN
4.1 Faktor Pendukung Interaksi Keruangan 4.1.1 Regional Complementari ty
Setiap wilayah memiliki sumberdaya yang berbeda antara wilayah satu dengan wilayah lainnya. Hal ini menyebabkan terjadinya interaksi antar wilayah supaya terpenuhi kebutuhan dari masing-masing wilayah tersebut. Berikut merupakan interaksi keruangan yang terjadi antara Kabupaten Wonosobo, Kabupaten
Kendal,
Kabupaten
Temanggung,
Kabupaten
Purworejo
dan
Kabupaten Kebumen.
Pada skema tersebut terlihat bahwa masing-masing wilayah mempunyai kelebihan dan kekurangan dalam beberapa sektor. Kabupaten Wonosobo tidak dapat menyediakan hasil perikanan sendiri, sehingga wilayah ini membutuhkan wilayah lain yang mempunyai hasil perikanan seperti Kabupaten Kebumen. Kabupaten Wonosobo, Purworejo dan Temanggung mempunyai kelebihan dalam
Analisis Interaksi Keruangan Kabupaten Wonosobo dengan Wilayah di Sekitarnya| 15
sektor pertanian dan perkebunan, sehingga ketiga kabupaten tersebut dapat mendistribusikan ke Kabupaten Kebumen yang memiliki kekurangan dalam sektor pertanian dan perkebunan. Hal ini menyebabkan terjadinya interaksi hasil perikanan ke Kabupaten Wonosobo. Sebaliknya, karena Kabupaten Wonosobo memiliki kelebihan dalam sektor pertanian dan perkebunan, sehingga dapat memberi pengaruh pada wilayah lain yang kekurangan. 4.1.2 I ntervening Opportunity
Kabupaten Wonosobo mempunyai kelebihan sumberdaya pertanian dan perkebunan. Hal ini menyebabkan adanya interaksi dari Kabupaten Wonosobo untuk menyuplai hasil pertanian dan perkebunannya ke Kabupaten Kebumen, contohnya seperti sayur-sayuran yang masih segar. Namun, keberadaan Kabupaten Temanggung yang juga menawaran hasil pertanian dan perkebunannya pada Kabupaten Kebumen dapat memperkecil interaksi yang terjadi antara Kabupaten Wonosobo dengan Kabupaten Kebumen. 4.1.3 Spatial Transfer Ability
Kabupaten Wonosobo mempunyai kekurangan sumber daya perikanan. Hal ini menyebabkan adanya pergerakan barang, contohnya ikan sidat dari Kabupaten Kebumen menuju ke Kabupaten Wonosobo. Aksesibilitas pada kedua wilayah ini terjalin cukup erat, karena keduanya saling membuthkan.
Analisis Interaksi Keruangan Kabupaten Wonosobo dengan Wilayah di Sekitarnya| 16
BAB V KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Kabupaten Wonosobo dan sekitarnya memiliki interaksi keruangan yang cukup tinggi. Hal ini dikarenakan, keadaan wilayah disetiap kabupaten memiliki komoditas ekonomi yang berbeda-beda. Sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, untuk itu membutuhkan interaksi keruangan dengan wilayah lain disekitarnya. Seperti Kabupaten Wonosobo yang melikili komoditas ekonomi dalam sektor pertanian dan perkebunan, tetapi tidak memiliki komoditas dalam sektor perikanan. sehingga menjalin interaksi keruangan dengan Kabupaten Kebumen yang memiliki komooditas ekonomi di sektor perikanan.
DAFTAR PUSTTAKA
Badan Pusat Statistik. 2016. “Provinsi Jawa Tengah Dalam Angka 2016. Semarang: BPS. Diakses pada tanggal 19 April 2017. Anonim.
2017.
Kabupaten
Kendal
Profil
Kabupaten/Kota
dalam
www.jatengprov.go.id. Diakses pada tanggal 19 April 2017. Anonim.
2017.
Kabupaten
Kebumen
Profil
Kabupaten/Kota
dalam
www.jatengprov.go.id. Diakses pada tanggal 19 April 2017. Anonim.
2017.
Kabupaten
Purworejo
Profil
Kabupaten/Kota
dalam
www.jatengprov.go.id . Diakses pada tanggal 24 April 2017. Anonim.
2017.
Kabupaten
Temanggung
Profil
Kabupaten/Kota
dalam
www.jatengprov.go.id. Diakses pada tanggal 24 April 2017. Anonim.
2017.
Kabupaten
Wonosobo
Profil
Kabupaten/Kota
dalam
www.jatengprov.go.id. Diakses pada tanggal 24 April 2017. Wikipedia. 2017. Kabupaten Wonosobo dalam www.wikipedia.co.id. Diakses pada tanggal 19 April 2017.
Analisis Interaksi Keruangan Kabupaten Wonosobo dengan Wilayah di Sekitarnya| 17