ANALISIS INTERAKSI KERUANGAN KOTA BOGOR DENGAN KOTA JAKARTA Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Lokasi dan Pola Ruang (TKP 341)
Disusun Oleh:
KELAS C
KHURUIN SAIDAH
21040116130050 21040116130050
FELICIA PUTRI A
21040116130053 21040116130053
LITA JOHAN TRIFENA
21040116140055 21040116140055
DEPARTEMEN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO 2017
DAFTAR ISI DAFTAR ISI ............................................................................................................................................... 1 DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................................... 1 BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 2 1. 1
Latar Belakang......................................................................................................................... 2
1. 2
Tujuan dan Sasaran ................................................................................................................. 2
1.2 1.
Tujuan ............................................................................................................................. 2
1.2 2.
Sasaran ............................................................................................................................ 3
1. 3
Gambaran Wilayah ................................................................................................................. 3
1. 4
Sistematika Penulisan ………………………………………………………………………………………………………..5
BAB II KAJIAN TEORI ................................................................................................................................ 6 2.1.
Complementary (Saling Melengkapi)...................................................................................... 6
2.2.
Intervening Opportunity ......................................................................................................... 6
2.3.
Transferability ......................................................................................................................... 7
BAB III ANALISIS INTERAKSI KERUANGAN............................................................................................... 8 3. 1
Complementarity .................................................................................................................... 8
3. 2
Intervening Opportunity ....................................................................................................... 10
3. 3
Transferability ....................................................................................................................... 11
BAB IV SIMPULAN ............................................................................................................................. 12 Daftar Pustaka ....................................................................................................................................... 13
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 1 Peta Administrasi Kota Bogor ............................................................................... 3 Gambar 1 2 Peta Administrasi Provinsi DKI Jakarta ................................................................ 4 Gambar 3 1 Ekspor Komoditi Sepatu, Sandal Kota Bogor ....................................................... 9 Gambar 3 2 Persentase Ekspor Sepatu, Sandal Kota Bogor ...................................................... 9 Gambar 3 3 Intervening Opportunity Jakarta-Bogor dalam Aspek Parawisata ....................... 10 Gambar 3 4 Transfer Kota Bogor Menuju Kota Jakarta dan Sebaliknya ................................11
ANALISIS INTERAKSI KERUANGAN | 1
BAB I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang Kehidupan didalam masyarakat tidak luput dari sikap saling membutuhkan satu
sama lain. Hal hal yang dibutuhkan dalam kehidupan terkadang tidak bisa didapatkan di dalam suatu wilayah atau kota yang dihuni, karena pada dasarnya setiap wilayah pasti memiliki karakteristik, kemampuan dan hal hal lain yang tidak dimiliki oleh kota/wilayah lain. hal tersebut yang menjadi latarbelakang adanya pergerakan yang menjadi salah satu contoh adanya interaksi spasial. Interaksi keruangan adalah aspek yang digunakan dalam Perencanaan Wilayah dan Kota. Interaksi keruangan membahas tentang gambaran kondisi interaksi antar suatu wilayah dan kota. Interaksi keruangan dapat menunjukan seberapa besar pergerakan yang terjadi antara dua wilayah atau dua kota. Contonya adalah kita mengetahui komoditi utama di wilayah dan Kota selain itu juga karena perbedaan oelayanan sarana prasarana yang ada du gua kota yang berbeda dan sedikit berjauhan. Dalam interaksi keruangan terdapa beberapa halhal yang mempengaruhi diantaranya adalah jarak, biaya, jumlah populasi dan banyak hal lainnya. Interaksi keruangan antar wilayah dan kota terjadi akibat demand dan supply terhadap suatu produk barang dan jasa, pelayanan fasilitas publik tenaga kerja, modal, bahan baku dan yang lainnya . Namun jika interaksi tersebut tidak dibarengi oleh adanya hubungan timbal balik , maka akan menyebabkan ketergsntungs ysng tidak terlayani. Hal tersebut menjadi peran perencana agar perencanaan dapat memfasilitasi interaksi sosial yang ada. Kota Bogor merupakan daerah yang meiliki lokasi cukup dekat dengan Jakarta. Hal tersebut bisa menjadi potensi yang strategis yang mengindikasikan terjadinya interaksi spasial karena adanya perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dan jasa, pusat kegiatan pemerintahan, transportasi , komunikasi dan pariwisata. Oleh karena itu terjadi interaksi spasial antara Jakarta dan Bogor. 1. 2 Tujuan dan Sasaran 1.2 1. Tujuan Tujuan dalam penyusunan laporan mengenai Analisis Interaksi Keruangan Kota
Bogor dengan Kota Jakarta ialah untuk mengetahui interakasi keruangan antara Kota Jakarta dengan Kota Bogor.
ANALISIS INTERAKSI KERUANGAN | 2
1.2 2. Sasaran
Untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan, maka terdapat sasaran untuk mencapainya : 1. Mengidentifikasi kondisi eksisting di masing-masing wilayah yaitu Provinsi DKI Jakarta dan Kota Bogor 2. Menganalisis dampak keterkaitan dan saling ketergantungan antara Jakarta dan Kota Bogor 3. Menganalisis pengaruh Kota Bogor terhadap Jakarta begitupun sebaliknya
1. 3 Gambaran Wilayah Kota Bogor Secara geografis Kota Bogor terletak di antara 106’ 48’ BT dan 6’ 26’ LS,
kedudukan geografis Kota Bogor di tengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor. Batas administrasi Kota Bogor sebagai berikut:
Sebelah Utara :Kecamatan Kemang, Bojong Gede, dan Kecamatan Sukaraja
Sebelah Timur : Kecamatan Sukaraja dan Kecamatan Ciawi
Sebelah Barat : Kecamatan Darmaga dan Kecamatan Ciomas
Sebelah Selatan : Kecamatan Cijeruk dan Kecamatan Caringin
Gambar 1 1 Peta Administrasi Kota Bogor
ANALISIS INTERAKSI KERUANGAN | 3
Kota Bogor memiliki ketinggian minimal 190 meter dan maksimal 330 meter dari permukaan laut, dengan suhu udara 260C dan teretndah 21,80C serta kelembapan udara kurang dari 70%. Sebagai salah satu bagian dari Provinsi Jawa Barat, Kota Bogor merupakan penyangga Ibukota Negara yang memiliki asset wisata ilmiah yang bersifat internasional (kebun raya bogor) dan juga wisata lainnya seperti Museum Perjuangan Bogor, Museum Pembela Tanah Air, Museum Tanah, Istana Bogor, dan sebagainya. Selain itu, terdapat potensi wisata alam seperti Situs Gede, The Jungle, Dan Kuntum Nurseries. Daerah Khusus Ibukota Jakarta Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta, Jakarta Raya) adalah ibukota
negara Indonesia. Jakarta merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki status setingkat provinsi. Jakarta terletak di bagian barat laut Pulau Jawa. Dahulu pernah dikenal dengan nama Sunda Kelapa (sebelum 1527), Jayakarta (1527-1619), Batavia/Batauia, atau Jaccatra (1619-1942), dan Djakarta (19421972). Jakarta memiliki luas sekitar 661,52 km² (lautan: 6.977,5 km²), dengan penduduk berjumlah 9.607.787 jiwa (2010). Batas administrasi DKI Jakarta adalah sebagai berikut :
Sebelah Timur : Kabupaten/Kota Bekasi
Sebelah Selatan : Kabupaten Tangerang dan Kota Depok
Sebelah Barat : Kota Tangerang
Sebelah Utara : Laut Jawa
Gambar 1 2 Peta Administrasi Provinsi DKI Jakarta
ANALISIS INTERAKSI KERUANGAN | 4
1. 4 Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penulisan laporan ini adalah : BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan hal-hal yang menjadi awal atau dasar dalam penyusunan laporan, yang meliputi latar belakang, tujuan dan sasaran, gambaran wilayah sert a sistematika penulisan. BAB II KAJIAN TEORI
Bab ini menjelaskan teori-teori yang berkaitan dengan analisis interaksi keruangan yang diperlukan dan diperoleh dari revi ew. literatur dan internet. BAB III ANALISIS INTERAKSI KERUANGAN
Mencakup analisis interaksi keruangan yaitu complementary, intervening opportunity, dan transferability BAB V PENUTUP
Dalam bab ini, mencakup kesimpulan dari hasil analisis interaksi keruangan antara Kota Bogor dan Jakarta
ANALISIS INTERAKSI KERUANGAN | 5
BAB II KAJIAN TEORI
Interaksi keruangan merupakan konsep yang memberikan gambaran tentang adanya kondisi yang saling mempengaruhi dan ketergantungan antarkomponen ruang muka bumi. Salah satu yang bisa menandai adanya interaksi spasial adalah dengan adanya pergerakan. Selain itu pada dasarnya manusia akan senantiasa bergerak untuk memenuhi kebutuhan. Pergerakan spasial ini mempunysi dua variabel utsms antara lain adalah adalah asal dan tujuan. Interaksi keruangan merupakan salah satu aspek yang dapat dijadikan dasar dalam perencanaan sebuah wilayah dan kota. Hal-hal yang bisa menyebabkan pergerakan yang terjadi berbeda-beda antar tempat diantaranya adalah adanya perbedaan karakteristik dan adanya demand dan supply Dalam interaksi keruangan terdapat beberapa kondisi saling bergantung yang terjadi, diantaraya adalah : 2.1. Complementary (Saling Melengkapi) Saling melengkapi dalam konteks interaksi keruangan berarti adalah kondisi
saling melengkapi yang terjadi antara daerah satu dengan daerah lainnya karena adanya faktor-faktor diantaranya adalah adanya perbedaan topografi karakteristik wilayah dan yang paling umum adalah perbedaan jenis barang yang dihasilkan. Contonya adalah penduduk yang tinggal di daerah A menghasilkan sayuran, sedangkan penduduk yang tinggal di wilayah B memiliki hasil dari laut yaitu perikanan. Semakin besar kom lementaritas maka semakin besar interaksi an ter adi
2.2. Intervening Opportunity Kesempatan adanya suatu intervensi kebijakan atau lokasi lain yang menawarkan
alternatif terbaik sebagai tempat asal maupun tempat tujuan. Jika seseorang membeli suatu produk, maka ia akan memperhatikan faktor jarak dan biaya untuk memproleh produk tersebut. Contohnya adalah pembeli ikan yang tinggal di wilayah A biasanya membeli ikan kewilayah B, namun setelah mengetahui bahwa di wilayah C yang jaraknya lebih dekat dari wilayah A dan memiliki harga dan transportasi yang murah, para pembeli dari wilayah A pindah dari wilayah B ke C untuk memenuhi kebutuhan. Sehingga pergeraka dari A ke B berkurang.
ANALISIS INTERAKSI KERUANGAN | 6
Semakin besar intervening opportunity maka semakin kecil interaksi yang terjadi
2.3. Transferability Pengangkutan produk pada interaks spasial memerlukan waktu dan biaya. Biaya
untuk terjadinya interaksi harus lebih rendah daripada keuntungan yang diperoleh. Interaki antar ruang tidak akan terjadi apabila biaya pengangkutan lebih tinggi daripada keuntungan. Maka transfer dan biaya yang diperlukan juga sangat tergantung pada ketersediaan infrastruktur atau sarana dan prasarana seperti jaan raya, jembatan, pelabuhan, bandara, yang menghubungkan daerah asal dan daerah tujuan. Jalan yang rusak menyebabkan kemungkinan terjadinya interaksi karenanbiaya untuk mencapain ya juga akan lebih mahal. Sebagai contoh, seseorang akan menjual sayuran dari wilayah A ke B , namun jalan menuju wilayah A mengalami kerusakan sehingga tidak bisa dilalui. Akibatnya sayuran dari wilayah A ke B
ANALISIS INTERAKSI KERUANGAN | 7
BAB III ANALISIS INTERAKSI KERUANGAN
3. 1 Complementarity Kedudukan topografis Kota Bogor ditengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor
serta lokasinya yang dekat dengan Ibukota Negara yaitu Jakarta, merupakan potensi yang strategis untuk perkembangan dan pertumbuhan ekonomi. Letak Kota Bogor yang relatif dekat dengan Jakarta dan memiliki potensi wisata serta fasilitas penunjang yang memadai, mejadikan Kota Bogor sebagai tempat favorit bagi instansi pemerintah dan swasta di Jakarta yang mengadakan rapat, kegiatan, konferensi dan pameran (meeting, incentives, conference and exhibition). Selain untuk kegiatan tersebut, banyak juga wisatawan yang datang dari Jakarta hanya untuk menikmati wisata yang ada di Kota Bogor selepas dari rutinitas sehari-hari yang padat. Adanya Kebun Raya yang didalamnya terdapat Istana Bogor di Pusat Kota merupakan tujuan wisata, serta kedudukan Kota Bogor diantara jalur tujuan wisata Puncak-Cianjur juga merupakan potensi yang strategis bagi pertumbuhan ekonomi. Kota Bogor juga merupakan salah satu kota daerah penghasil sayuran dan buah buahan. Sayuran dan buah-buahan ini dipasarkan di Jakarta dan menjadi bahan pokok makanan masyarakat di Jakarta. Maka itu, Kota Bogor merupakan salah satu kota yang menjadi pelengkap kebutuhan masyarakat Jakarta. Selain kebutuhan pokok, Kota Bogor juga memiliki hasil karya produksi sepatu sandalnya. Perusahaan industri sepatu sandal baik formal maupun non formal di Kota Bogor berjumlah 360 unit usaha, tenaga kerja yang terserap sebanyak 2.380 orang, kapasitas produksi per tahunnya sebanyak 488.038 kodi yang tersebar di wilayah Kota Bogor. Sumber bahan baku diperoleh dari dalam negeri, seperti dari jakarta dan daerah lain (64,78%) dan sisanya 35,22% diimpor dari beberapa negara antara lain Amerika, Korea, Italia, Argentina, dan Jerman. Produksi unggulan dari Kota Bogor yaitu sandal dan sepatu, industri ini banyak menyerap tenaga kerja, untuk pemasaran dalam negeri yaitu Kota Semarang , Jakarta dan pasar lokal serta mancanegara yaitu Afrika dan Amerika Latin.
ANALISIS INTERAKSI KERUANGAN | 8
Gambar 3 1 Ekspor Komoditi Sepatu, Sandal Kota Bogor
Gambar 3 2 Persentase Ekspor Sepatu, Sandal Kota Bogor
Selain sebagai penyumbang bahan baku dari produk unggulan Kota Bogor, Jakarta juga dipandang sebagai suatu provinsi yang memiliki potensi dalam bidang bisnis. Hal ini ditandai dengan banyaknya jumlah perusahaan yang berdiri di Jakarta yaitu lebih dari 23.000 yang terdiri dari perusahaan sedang dan besar. Perusahaan yang ada tersebut mampu menyerap tenaga kerja kurang lebih 50 juta tenaga kerja yang berasal dari Jakarta dan daerah sekitarnya seperti Bogor, Bekasi, Tangerang, dan Depok. Khusus untuk wilayah Bogor, Bogor menyumbang cukup besar untuk tenaga kerja ke wilayah DKI Jakarta. Hal ini dapat dilihat dari jumlah keberangkatan penumpang kereta Commuterline dari Bogor menuju Jakarta yang mencapai 50.000 penumpang setiap harinya. Sebagian besar tenaga kerja yang berasal wilayah Bogor merupakan tenaga kerja komuter. Dengan adanya penyerapan tenaga kerja oleh wilayah Jakarta, maka secara tidak langsung Jakarta ikut meningkatkan pendapatan rata-rata (income per capita)
ANALISIS INTERAKSI KERUANGAN | 9
masyarakat Bogor. Ketika income per capita masyarakat mengalami peningkatan, dampak positif yang diberikan terhadap wilayah tersebut adalah adanya peningkatan pembangunan wilayah. Sehingga kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat juga akan ikut meningkat. 3. 2 Intervening Opportunity Intervening Opportunity merupakan salah satu penghambat terjadinya interaksi
antara Jakarta dan Bogor. Bogor merupakan salah satu wilayah yang menyumbangkan tenaga kerjanya kepada perusahan-perusahaan Jakarta. Namun seiring berjalannya waktu, terdapat daerah-daerah lain yang lebih dekat dengan Jakarta yang dapat menyumbangkan tenaga kerjanya. Contohnya ialah Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Tangerang, dan lainnya. Kota-kota tersebut letaknya tidak jauh dari Jakarta sehingga memudahkan
mobilitas
antara
tenaga
kerja
dengan
perusahaan
yang
mempekerjakannya. Selain di bidang ketenagakerjaan, terdapat pula aspek lain yang dapat mempengaruhi interaksi antara Jakarta dan Bogor, yaitu pariwisata. Pariwisata di Jakarta telah berkembang pesat, mulai dari taman wisata, tempat rekreasi, tempat bersejarah yang unik, serta kafe-kafe yang lucu. Tempat-tempat wisata yang ada di Jakarta tersebut membuat masyarakat Jakarta lebih tertarik untuk mengunjungi wisatawisata di Jakarta daripada wisata di Kota Bogor. Hal-hal tersebutlah yang menjadi penghambat interaksi anatar Jakarta dan Bogor.
Gambar 3 3 Intervening Opportunity Jakarta-Bogor dalam Aspek Parawisata
ANALISIS INTERAKSI KERUANGAN | 10
3. 3 Transferability Transferability berguna agar barang atau manusia dapat dipindahkan ke tempat
lain. Pemindahan tersebut perlu memperhatikan kemudahan transfer dimana dalam hal ini merupakan fungsi jarak yang diukur dalam biaya dan waktu yang nyata, juga termasuk
kemudahan
dan
kelancaran
prasarana
transportasi
yang
digunakan
antarwilayah. Dalam hal ini, contoh yang diambil adalah spatial transfer ability Kota Bogor dengan Jakarta. Letak Kota Bogor relatif cukup dekat dengan Kota Jakarta. Jarak antara Kota Bogor dengan Jakarta 45 Km. Dengan jarak yang ada, untuk mempermudah pemindahan manusia atau barang dari Kota Bogor ke Jakarta ataupun sebaliknya dapat menggunakan moda transportasi massal yang sudah disediakan. Prasarana transportasi yang ada seperti tersedianya KRL Bogor-Jakarta (Commuterline). Kereta Api dapat menjadi menjadi salah satu alternatif dalam mengantisipasi pergerakan penduduk maupun barang disebabkan moda ajalangkutan kereta api memiliki beberapa kelebihan yaitu kereta api dapat mengangkut penumpang dan barang dalam jumlah besar, kereta api dapat bergerak dengan cepat dan bebas hambatan di tengah-tengah lalu lintas yang cukup padat karena kereta api memiliki jalur khusus, waktu keberangkatan, kedatangan, dan lama perjalanan relatif lebih terjadwal, dan juga biaya transportasi menjadi lebih murah dengan waktu jarak tempuh yang relatif lebih singkat daripada moda transportasi lain. Selain itu, untuk pengguna mobil pribadi dapat menggunakan jalan tol yang merupakan jalan bebas hambatan. Jalan tol jagorawi merupakan jalan tol yang melintasi Jakarta Timur, Kota Depok, Kabupaten Bogor, dan Kota Bogor.
Gambar 3 4 Transfer Kota Bogor Menuju Kota Jakarta dan Sebaliknya
ANALISIS INTERAKSI KERUANGAN | 11
BAB IV SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada interaksi keruangan antara Kota Bogor dengan Jakarta dapat disimpulkan bahwa;
Interaksi antara wilayah ini didasari oleh permintaan dan penawaran dimana tiap daerah memiliki suatu surplus yang dapat memenuhi kebutuhan daerah sekitarnya.
Terdapat suatu interaksi transfer keruangan dengan menggunakan moda transportasi yang efisien seperti KRL Bogor-Jakarta dan penggunaan jalan bebas hambatan yaitu jalan tol jagorawi.
Kota Bogor dengan Jakarta memiliki interaksi keruangan yang tinggi dengan jangkauan antarwilayah yang dekat.
ANALISIS INTERAKSI KERUANGAN | 12
Daftar Pustaka
Anonim. 2006. Estimasi Parameter Model Kombinasi Sebaran Pergerakan dan Pemilihan Moda
Berdasarkan
Data
Arus
Lalulintas
dengan
Kondisi
Pembebanan
Keseimbangan. Dalam digilib.itb.ac.id. diakses pada har Senin 16 Oktober2017. Rodrigue, D. J.-P. 1998.
THE GEOGRAPHY OF TRANSPORT SYSTEMS . Dalam
https://people.hofstra.edu . diakses pada har Senin 16 Oktober2017. Wetik, J. D., & Soelasih, Y. 2006. Prospek Usaha Kecil di Kota Bogor Dilihat dari Sisi Pemasaran. Jurnal Ekonomi & Bisnis No 2 Jilid 11.
ANALISIS INTERAKSI KERUANGAN | 13