Manajemen Investasi
ANALISIS EKONOMI DAN ANALISIS INDUSTRI
Disusun oleh:
Anindra Pamungkas (023154099)
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi & Bisnis
Universitas Trisakti
2016
ANALISIS EKONOMI
Dalam melakukan analisis penilaian saham, investor bisa
melakukan analisis fundamental secara "top-down" untuk menilai prospek
perusahaan. Pertama kali perlu dilakukan analisis terhadap faktor-faktor
makro ekonomi yang mempengaruhi kinerja seluruh perusahaan, kemudia
dilanjutkan dengan analisis industri dan pada akhirnya dilakukan analisis
terhadap perusahaan yang mengeluarkan sekuritas yang bersangkutan untuk
menilai apakah sekuritas yang dikeluarkannya menguntungkan atau merugikan
bagi investor. Pada tahap analisis ekonomi dan pasar modal, Investor
melakukan analisis terhadap beberapa alternatif keputusan tentang dimana
alokasi investasi yang akan dilakukan (dalam negeri atau luar negeri) serta
dalam bentuk apa investasi yang dilakukan (saham, obligasi, kas, properti,
dan lainnya). Tahap berikutnya yaitu analisis industri meliputi analisis
yang berdasarkan hasil analisis ekonomi dan pasar untuk menentukan jenis-
jenis industri mana saja yang akan dipilih (prospek menguntungkan). Tahap
ketiga yang didasari tahap sebelumnya bertujuan untuk menentukan perusahaan-
perusahaan atau saham mana saja yang menguntungkan sehingga layak dijadikan
pilihan investasi. Proses analisis penilaian saham secara "top-down"
Analisis ekonomi dan
Pasar Modal
Tujuan : membuat keputusan alokasi penginvestasian dana
di beberapa negara atau dalam negeri dalam
bentuk saham, obligasi ataupun kas
Analisis Industri
Tujuan : berdasarkan analisis ekonomi dan pasar,
tentukan jenis-jenis industri mana saja yang menguntungkan
dan mana yang tidak berprospek baik
Analisis Perusahaan
Tujuan : Berdasarkan hasil analisis industri,
tentukan perusahaan-perusahaan mana
dalam industri terpilih
yang berprospek
baik
KONDISI EKONOMI DAN PASAR MODAL
Analisis ekonomi adalah salah satu dari tiga analisis yang
perlu dilakukan investor dalam penentuan keputusan investasinya. Analisis
ekonomi perlu dilakukan karena kecenderungan adanya hubungan yang kuat
antara apa yang terjadi pada lingkungan ekonomi makro dan kinerja suatu
pasar modal. Pasar modal mencerminkan apa yang terjadi pada perekonomian
makro karena nilai investasi ditentukan oleh aliran kas yang diharapkan
serta tingkat return yang diisyaratkan atas investasi tersebut dan kedua
faktor tersebut sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan ekonomi makro.
Dengan demikian, jika kita ingin mengestimasi aliran kas, bunga ataupun
premi risiko dari suatu sekuritas, maka kita harus mempertimbangkan
analisis ekonomi makro.
Fluktuasi yang terjadi di pasar modal akan terkait dengan
perubahan yang terjadi pada berbagai variabel ekonomi makro. Harga obligasi
akan sangat tergantung dari tingkat bunga yang berlaku dan tingkat bunga
ini akan dipengaruhi oleh perubahan ekonomi makro ataupun kebijakan ekonomi
makro yang ditentukan pemerintah. Sedangkan disisi lainnya, harga saham
merupakan cerminan dari ekspetasi investor terhadap faktor-
faktor earning, aliran kas, dan tingkat return yang diisyaratkan oleh
investor, yang mana ketiga faktor tersebut juga sangat dipengaruhi oleh
kinerja ekonomi makro.
Siegel (1991) menyimpulkan adanya hubungan yang kuat antara
harga saham dan kinerja ekonomi makro dan menemukan bahwa perubahan pada
harga saham selalu terjadi sebelum terjadinya perubahan ekonomi. Ada dua
alasan yang mendasarinya, (1) harga saham yang terbentuk merupakan cerminan
ekspetasi investor terhadap earning, dividen, maupun tingkat bunga yang
akan terjadi. Hasil estimasi investor terhadap ketiga variabel tersebut
akan menentukan berapa harga saham yang sesuai. Dengan demikian, harga
saham yang sudah terbentuk itu akan merefleksikan ekspetasi investor atas
kondisi ekonomi di masa datang, bukannya kondisi ekonomi saat ini; (2)
kinerja pasar modal akan bereaksi terhadap perubahan-perubahan ekonomi
makro seperti perubahan tingkat bunga, inflasi ataupun jumlah uang beredar.
Ketika investor menentukan harga saham yang tepat sebagai refleksi
perubahan variabel ekonomi makro yang akan terjadi, maka masuk akal jika
dikatakan harga saham terjadi sebelum perubahan ekonomi makro benar-benar
terjadi.
VARIABEL EKONOMI MAKRO
Lingkungan ekonomi makro adalah lingkungan yang mempengaruhi
operasi perusahaan sehari-hari. Kemampuan investor dalam memahami dan
meramalkan kondisi ekonomi makro di masa datang, akan sangat berguna dalam
pembuatan keputusan investasi yang menguntungkan. Untuk itu, seorang
investor harus memperhatikan beberapa indikator ekonomi makro yang bisa
membantu mereka dalam memahami dan meramalkan kondisi ekonomi makro.
Beberapa variabel makro yang perlu diperhatikan investor :
"INDIKATOR "PENGARUH "PENJELASAN "
"EKONOMI " " "
"PDB "Meningkatnya PDB merupakan "Meningkatkan PDB mempunyai pengaruh "
" "sinyal baik (positif) untuk "positif terhadap daya beli konsumen "
" "investasi dan sebaliknya "shingga dapat meningkatkan permintaan"
" " "terhadap produk perusahaan "
"Inflasi "Peningkatan inflasi secara "Inflasi meningktakna pendapatan dan "
" "relatif merupakan sinyal "biaya perusahaan. Jika peningkatan "
" "negatif bagi pemodal di pasar"biaya produksi lebih tinggi dari "
" "modal "peningkatan harga yang dapat "
" " "dinikmati oleh perusahaan maka "
" " "profitabilitas perusahaan akan "
" " "menurun. "
"Tingkat Bunga "Tingkat bunga yang tinggi "Tingkat suku bunga yang meningkat "
" "merupakan sinyal negatif "akan menyebabkan peningkatan suku "
" "terhadap harga saham "bunga yang diisyaratkan atas "
" " "investasi pada suatu saham. Di "
" " "samping itu tingkat suku bunga yang "
" " "meningkat bisa juga menyebabkan "
" " "investor menarik investasinya pada "
" " "saham dan memindahkannya pada "
" " "investasi berupa tabungan ataupun "
" " "deposito "
"Kurs Rupiah "Menguatnya kurs rupiah "Menguatnya kurs rupiah terhadap mata "
" "terhadap mata uang asing "uang asing akan menurunkan biaya "
" "merupakan sinyal positif bagi"impor bahanbaku untuk produksi dan "
" "perekonomian yang mengalami "akan menurunkan tingkat suku bunga "
" "inflasi "yang berlaku. "
"Anggarann "Anggaran defisit merupakan "Anggaran defisit akan mendorong "
"defisit "sinyal positif bagi ekonomi "konsumsi dan investasi pemerintaj, "
" "yang sedang mengalami resesi,"sehingga dapat meningkatkan "
" "tetapi merupakan sinyal "permintaan terhadap produk "
" "negatif bagi ekonomi yang "perusahaan. Akan tetapi, justru akan "
" "mengalami inflasi "meningkatkan jumlah uang beredar dan "
" " "akibatnya akan mendorong inflasi "
"Investasi "Meningkatnya investasi swasta"Meningkatnya investasi swasta akan "
"Swasta "adalah sinyal positif bagi "meningkatkan PDB sehingga dapat "
" "pemodal "meningkatkan pendapatan konsumen "
"Neraca "Defisit neraca perdagangan "Defisit neraca perdanagan dan "
"Perdagangan dan"dan pembayaran merupakan "pembayaran harus dibiayai dengan "
"Pembayaran "sinyal negatif bagi pemodal "menarik modal asing. Untuk melakukan "
" " "hal ini, suku bunga harus dinaikkan. "
MERAMAL PERUBAHAN PASAR MODAL
Investor berkepentingan untuk melakukan peramalan terhadap
perubahan yang akan terjadi di pasar modal. Untuk menghasilkan keputusan
investasi yang tepat dan menguntungkan, belumlah cukup bagi investor jika
hanya sekedar mengetahui apa yang sedang terjadi di pasar modal saat ini
dan mengapa hal itu bisa terjadi. Investor juga perlu tahu apa yang akan
terjadi pada pasar modal di masa yang akan datang. Untuk itulah investor
perlu melakukan peramalan terhadap perubahan pasar modal, dan dalam
melakukan proses peramalan tersebut investor perlu menganalisis perubahan
ekonomi makro yang sedang dan akan terjadi.
Dalam melakukan peramalan perubahan pasar modal adalah bahwa
sulit bagi kita untuk selalu berhasil dalam meramal perubahan pasar modal
secara konsisten. Ada dua alasannya yakni (1) adanya konsep pasar modal
yang efisien berarti bahwa tidak mungkin bagi kita untuk meramalkan
perubahan pasar modal dan mengambil keuntungan dari perubahan tersebut.
Artinya jika pasar efisien berarti mustahil bagi investor untuk meramal
perubahan pasar dan mencari keuntungan abnormal dari perubahan tersebut;
dan (2) peramalan perubahan pasar modal yang akan terjadi di masa datang
biasanya didasari atas data-data perubahan masa lalu yang tersedia. Secara
implisit, tindakan ini mengandung kelemahan karena kita meramalkan masa
depan dengan data masa lalu, sehingga hasilnya tidak akan selalu tepat
dengan perubahan yang akan terjadi. Untuk meramalkan perubahan pasar modal,
ada dua hal yang dapat dijadikan dasar peramlan, yaitu penggunaan data-data
perubahan siklis ekonomi dan pengunaan data-data perubahan beberapa
variabel ekonomi makro.
Perubahan Siklis Ekonomi
Perubahan harga saham akan merefleksikan perubahan siklis
ekonomi yang akan terjadi. Meskipun demikian, tetap akan sulit bagi
investor untuk menentukan kapan dia harus bereaksi terhadap kemungkinan
perubahan pasar yang akan terjadi. Salah satu pendekatan yang dapat
dilakukan adlah menyadari sepenuhnya bahwa meramalkan perubahan dengan
tepat adalah pekerjaan yang mustahil dan investor harus mencoba belajar
dari pola perubahan-perubahan yang pernah terjadi sebagai salah satu dasar
penentuan keputusan membeli atau menjual saham sesuai dengan harapan
tentang perubahan siklis ekonomi yang akan terjadi.
Ketika ekonomi memasuki siklis yang cenderung menurun menuju
titik terendah (resesi), maka harga saham biasanya akan turun. Semakin kuat
resesi, semakin drastis penurunan harga saham. Pada situasi demikian,
investor harus melakukan peramalan tentang kapan saatnya siklis ekonomi
menemui titik baliknya dan mulai memasuki siklis yang membaik. Jika siklis
ekonomi diramalkan membaik, maka harga saham menjelang titik balik siklis
ekonomi (sebelum mencapai titik terendah) akan membaik mendahului
membaiknya siklis ekonomi.
Jika siklis ekonomi terus mendekati titik puncak, maka
kecenderungan harga saham cenderung stabil sehingga return saham yang
abnormal sulit dicapai investor. Dalam hal ini investor harus bisa
meramalkan kapan siklis ekonomi akan mencapai titik baliknya (baik titik
puncak maupun titik terendah), sehingga investor bisa membuat keputusan
tentang harga saham yang tepat, serta tindakan apa yang sebaiknya dilakukan
investor tentang saham tersebut.
Perubahan Variabel-Variabel Ekonomi Makro
Pengamatan terhadap perubahan beberapa variabel/indikator
ekonomi makro seperti PDB, inflasi, tingkat bunga maupun nilai tukar mata
uang, dipercaya bisa membantu investor dalam meramalkan apa yang akan
terjadi pada perubahan pasar modal. Misalnya, variabel tingkat bunga bisa
dipakai dalam meramalkan harga saham atau obligasi yang akan terjadi. Jika
investor meramalkan tingkat suku bunga akan meningkat, maka tentunya
investor akan bisa memperkirakan bahwa harga obligasi maupun harga saham
akan cenderung menurun. Kemampuan untuk meramalkan perubahan variabel-
variabel ekonomi makro tentunya akan sangat membantu investor dalam membuat
keputusan investasi yang tepat dan menguntungkan.
ANALISIS INDUSTRI
Analisis industri merupakan salah satu bagian dari analisis
fundamental. Analisis industri biasanya dilakukan setelah kita melakukan
analisis ekonomi. Dalam analisis industri, investor mencoba
memperbandingkan kinerja dari berbagai industri, untuk bisa mengetahui
jenis industri apa saja yang memberikan prospek paling menjanjikan ataupun
sebaliknya. Setalah melakukan analisis industri, investor nantinya akan
menggunakan informasi tersebut sebagai masukan untuk mempertimbangkan saham-
saham dari kelompok industri mana sajakah yang akan dimasukkan dalam
portofolio yang akan dibentuknya.
PENGERTIAN INDUSTRI
Pada dasarnya pengelompokkan industri tidaklah sesederhana seperti
yang dibayangkan. Analisis dan investor memerlukan metode yang dapat
digunakan untuk mengklasifikasikan industri dengan tepat. Salah satu sistem
klasifikasi industri yang telah dikenal dan digunakan secara luas adalah
sistem Standard Industrial Classification (SIC) yang didasarkan pada data
sensus dan pengklasifikasian perusahaan berdasarkan produk dasar yang
dihasilkan. Standard Industrial Classification (SIC) mempunyai 11 divisi
dan masing-masing divisi diberi tanda A sampai K, misalnya A (Pertanian dan
perikanan), B (pertambangan), dan lain-lain.
Kelompok industri utama pada masing-masing divisi dalam SIC akan
dibagi lagi menjadi tiga, empat sampai lima digit SIC. Semakin banyak kode
digit SIC, semakin spesifik pengelompokkan industri tersebut. Disamping
standar klasifikasi SIC, ada beberapa sistem klarifisikasi lainnya yang
digunakan untuk mengelompokkan industri, diantaranya adalah indeks industri
yang dikeluarkan oleh Standard & Poor Corporation yang mengelompokkan
perusahaan ke dalam 90 industri.
Pengelompokan industri untuk kasus di Indonesia juga dilakukan dengan
berdasarkan suatu standar klasifikasi industri tertentu. Salah satu standar
yang banyak dipakai untuk mengkelompokkan industri bagi perusahaan-
perusahaan yang terdaftar dalam BEJ adalah Jakarta Stock Exchange Sectoral
Industry Classification (JASICA). Klasifikasi JASICA terdiri dari 9 divisi
dan dikelompokkan lagi menjadi kelompok industri utama dan diberi kode dua
digit.
PENTINGNYA ANALISIS INDUSTRI
Analisis industri merupakan tahap penting yang perlu dilakukan
investor, karena analisis tersebut dipercaya bisa membantu investor untuk
mengidentifikasi peluang-peluang investasi dalam industri yang mempunyai
karasteristik risiko dan return yang menguntungkan bagi investor.
Beberapa penelitian yang terkait dengan analisis industri,
telah didokumentasikan oleh Reilly dan Brown (1997) dan menghasilkan
kesimpulan-kesimpulan seperti berikut ini :
1. Studi mengenai kinerja tahunan industri, menunjukkan bahwa industri
yang berbeda mempunyai tingkat return yang berbeda pula.
2. Tingkat return masing-masing industri berbeda di setiap tahunnya.
3. Tingkat return perusahaan-perusahaan di suatu industri yang sama,
terlihat cukup beragam.
4. Tingkat risiko berbagai industri juga beragam.
5. Tingkat risiko suatu industri relatif stabil sepanjang waktu.
Dapat disimpulkn bahwa analisis industri penting dilakukan untuk
meminimalkan risiko ataupun mengidentifikasi industri yang mempunyai
prospek yang menguntungkan. Selanjutnya analisis industri juga perlu
diikuti oleh analisis perusahaan, sehingga investor dapat menentukan saham-
saham dari perusahaan mana saja dalam suatu kelompok industri yang
mempunyai kombinasi return-risiko yang terbaik.
ESTIMASI TINGKAT KEUNTUNGAN INDUSTRI
Dalam melakukan analisis industri, investor juga perlu menilai
suatu industri dan menentukan return yang diharapkan dari suatu industri
yang akan dianalisis. Dengan menilai dan menentukan return yang diharapkan
dari suatu industri, investor akan dapat menentukan peluang investasi pada
industri-industri yang punya prospek terbaik. Untuk menilai suatu industri,
ada dua langkah yang perlu dilakukan, yaitu : (1) mengestimasi Earning Per
Share (EPS) yang diharapkan dari suatu industri, dan (2)
mengestimasi Price Earning Ratio (P/E) yang diharapkan atau disebut juga
sebagai ecpected earning multiplier industri. Selanjutnya, jika hasil kedua
estimasi tersebut dikalikan, maka akan diperoleh nilai akhir yang
diharapkan dari suatu industri (expected ending value of industry).
Dengan mengetahui nilai akhir yang diharapkan dari suatu
industrim selanjutnya akan dapat ditentukan tingkat return yang diharapkan
dari suatu industri. Caranya adalah dengan membagi nilai akhir yang
diharapkan dari suatu industri ditambah dengan dividen yang diharapkan dari
industri, dengan nilai awal industri tersebut pada periode sebelumnya.
Selanjutnya, dengan membandingkan tingkat return yang diharapkan dari
industri terhadap tingkat return yang disyaratkan oleh investor, investor
akan dapat menentukan industri mana saja yang layak dijadikan pilihan
investasinya. Dalam penentuan keputusan investasi industri tersebut,
pilihan investor sebaiknya pada industri-industri yang mampu memberikan
return dharapkan yang lebih besar dibanding tingkat return yang disyaratkan
investor.
ESTIMASI EARNING PER SHARE INDUSTRI
Untuk mengestimasi EPS kita perlu mengestimasi penjualan per
lembar saham dari suatu industri terlebih dahulu. Ada tiga teknik yang
dapat digunakan untuk mengestimasikan tingkat penjualan suatu industri,
yaitu dengan daur hidup industri (industri life cycle), analisis input-
output, serta hubungan antara industri dengan ekonomi secara keseluruhan.
Ketiga teknik tersebut sifatnya saling melengkapi, sehingga investor dapat
mengkombinasikan ketiga teknik tersebut untuk mendapatkan gambaran lengkap
mengenai posisi dan prospek industri dalam beberapa skenario.
Prakiraan penjualan dan daur hidup industri
Tahap perkembangan industri dapat digunakan untuk mengestimasi
besarnya penjualan dari suatu industri. Tahap perkembangan industri umumnya
dibagi menjadi lima yaitu tahap permulaan, pertumbuhan yang cepat, tahap
kedewasaan (mature), stabil dan penurunan.
a. Tahap permulaan : masa-masa awal perkembangan sebuah industri,
pertumbuhan penjualan sangat kecil, dan profit yang dihasilkan kemungkinan
akan menunjukkan angka negatif karena perusahaan harus mengeluarkan dana
yang cukup besar untuk menutupi biaya promosi dan pengembangan produk di
awal-awal pertumbuhan industri.
b. Tahap pertumbuhan : penjualan tumbuh sangat cepat, permintaan
meningkat, persaingan belum begitu ketat, profit tumbuh dengan tinggi.
Pertumbuhan industri pada tahap ini akan cenderung lebih besar dari
pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
c. Tahap kedewasaan : pertumbuhan penjualan mulai menurun, banyak
pesaing mulai masuk dan permintaan relatif stabil. Oleh karena itu, profit
akan mengalami penurunan dan menuju tingkat keuntungan yang normal.
Pertumbuhan industri pada tahap ini sedikit lebih besar dari pertumbuhan
secara keseluruhan.
d. Tahap stabil : tahap yang paling panjang dalam daur hidup industri.
Pada tahap ini investor mengestimasi pertumbuhan penjualan secara mudah
karena penjualan berkorelasi tinggi dengan kondisi ekonomi. Namun besarnya
pertumbuhan penjualan masing-masing perusahaan secara individual dalam
suatu industri akan berbeda-beda satu dengan yang lain, tergantung dari
kemampuan manajerial dari masing-masing perusahaan.
e. Tahap penurunan : tingkat penjualan dan profit industri semakin
menurun, perusahaan ada yang mulai keluar dari industri dan investor mulai
berpikir untuk mencari alternatif industri lain yang lebih menguntungkan.
Pertumbuhan industri pada tahap ini akan jauh di bawah pertumbuhan ekonomi
secara keseluruhan.
Dengan mengestimasi tahap daur hidup suatu industri, secara umum kita
dapat mengestimasi tingkat pertumbuhan penjualan suatu industri.
Prakiraan penjualan dan analisis input-output
Analisis input-output adalah suatu cara alternatif untuk
mengetahui gambaran prospek penjualan suatu industri di masa yang akan
datang, dengan cara mengidentifikasi pemasok (supplier) dan konsumen dari
sautu industri. Dengan melakukan analisis input-output, kita dapat
mengestimasi permintaan konsumen di masa datang, serta kemampuan pemasok
untuk menyediakan barang dan jasa yang diperlukan dalam suatu industri.
Informasi tersebut nantinya dapat digunakan untuk memperkirakan tingkat
penjualan dan keuntungan suatu industri di masa depan.
Prakiraan penjualan dan hubungan industri dan ekonomi
Teknik ini dilakukan dengan cara membandingkan tingkat
penjualan industri dengan kondisi perekonomian secara keseluruhan yang
berhubungan dengan barang dan jasa yang diproduksi oleh industri tersebut.
Teknik ini didasari oleh asumsi bahwa kondisi perekonomian dimana suatu
industri beroperasi akan terkait dengan penjualan dan keuntungan suatu
industri.
PERSAINGAN DAN RETURN INDUSTRI YANG DIHARAPKAN
Faktor penting lain yang mempengaruhi besarnya profit yang bisa
diperoleh suatu industri adalah intensitas persaiangan dalam industri
tersebut. Michael Porter berpendapat mengenai strategi kompetitif, yaitu
suatu strategi yang berguna untuk mencapai posisi kompetitif dalam
industri. Intensitas persaingan dalam sautu industri akan menentukan
kemampuan industri untuk tetap memperoleh tingkat return di atas rata-rata.
Intensitas persaingan merupakan gambaran lima faktor utama persaingan. Lima
kekuatan persaingan akan menentukan profitabilitas industri karena lima
faktor tersbeut mempunyai pengaruh terhadap komponen ROI dalam suatu
industri.
Lima faktor yang menentukan intensitas persaingan dalam suatu
industri adalah :
a. Persaingan antara perusahaan yang ada dalam industri
Persaingan dipengaruhi oleh pertumbuhan industri dan biaya tetap, serta
hambatan untuk keluar dari industri tersebut. Pertumbuhan yang lambat akan
membuat perusahaan semakin ketat bersaing memperebutkan pangsa pasar yang
relatif kecil. Tingginya biaya tetap juga akan mendorong peningkatan
persaingan, karena dengan tingginya biaya tetap akan mengharuskan
perusahaan untuk memproduksi dengan kapasitas penuh. Hal itu akan membuat
penawaran di pasar akan semakin meningkat yang kemudian akan menyebabkan
harga barang semakin menurun, sehingga persaingan akan semakin ketat.
b. Ancaman pemain baru
Meskipun sebuah industri mempunyai jumlah pesaing yang sedikit, investor
perlu mengidentifikasi perusahaan-perusahaan yang potensial menjadi pemain
baru dalam industri. Besarnya ancaman pemain baru ini akan dipengaruhi oleh
adanya hambatan-hambatan masuk (barrier to entry) dalam suatu industri,
seperti tingginya biaya investasi, peraturan pemerintah dan harga barang
yang relatif kecil dibandingkan dengan biaya produksi. Jika hambatan masuk
suatu industri relatif tinggi maka kemungkinan adanya pemain baru yang
masuk dalam industri tersebut akan semakin kecil.
c. Ancaman adanya produk subtitusi
Produk substitusi akan membatasi profit potensial suatu industri karena
barang subtitusi akan memunculkan alternatif bagi produk perusahaan. Dalam
kondisi seperti ini, kemampuan perusahaan untuk memnentukan harga produk
akan semakin berkurang, karena dibatasi adanya produk subtitusi. Artinya,
jika harga produk perusahaan terlalu tinggi, konsumen bisa saja berpindah
ke produk subtitusi yang ditawarkan di pasar.
d. Bargaining power pembeli
Daya tawar pembeli di pasar yang kuat bisa mempengaruhi profitablitas
industri. Hal ini terjadi jika konsumen dapat menawar harga atau meminta
kualitas yang lebih tinggi dengan kemungkinan pilihan dari produk yang akan
diberikan oleh pesaing lain. Bila jumlah konsumen lebih banyak dari jumlah
industrinya maka bargaining power konsumen akan rendah. Sebaliknya jika
jumlah industri lebih banyak dari konsumennya maka bargaining
power konsumen akan besar.
e. Bargaining power pemasok
Pemasok dapat mempengaruhi return industri di masa yang akan datang karena
mereka mempunyai kekuatan untuk menentukan harga dan kualitas dari
produknya. Jika jumlah pemasok lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah
industrinya, maka pemasok memiliki bargaining power yang besar. Sebaliknya,
jika pemasok lebih banyak dari industrinya maka bargaining power pemasok
akan berkurang.
Analisis lima faktor yang menentukan persaingan industri dapat digunakan
untuk menilai profit potensial dari suatu industri untuk jangka panjang.
Disamping itu investor juga bisa mengamati perubahan lingkungan yang
terjadi setiap saat, karena bisa jadi struktur industri akan berubah akibat
adanya perubahan lingkungan tersebut.
ESTIMASI EARNING MULTIPLIER SUATU INDUSTRI
Teknik untuk melakukan estimasi earning multiplier industri ada
dua, yaitu analisis makro dan analisis mikro. Dalam analisis makro,
investor mempelajari hubungan antara earning multiplier untuk industri
denganearning multiplier pasar. Sedangkan dalam analisis mikro,
estimasi earning multiplier industri dilakukan dengan cara mengamati
variabel-variabel yang mempenagruhi earning multiplier industri,
seperti dividend-payout ratio (DPR), tingkat return yang diisyaratkan dalam
industri (k), dan tingkat pertumbuhan earning dan dividen industri yang
diharapkan (g).
Analisis makro mengasumsikan adanya hubungan antara perubahan
dalam k dan g untuk industri tertentu dengan pasar keseluruhan. Asumsi ini
sama halnya dengan hubungan antara perubahan dalam P/E rasio industri
dengan P/E pasar secara keseluruhan. Sebelum menggunakan analisis makro
untuk mengestimasi earning multiplier untuk industri, diperlukan suatu
usaha mengevaluasi terlebih dahulu kualitas hubungan antara rasio P/E
industri yang akan dianalisis dengan P/E pasar. Disamping itu perlu
dilengkapi dengan pasar mikro.
Estimasi earning multiplier industri dengan analisis mikro
yang dilakukan dengan cara mengestimasi tiga variabel yang
menentukan earning multiplier industri (dividend-payout ratio, tingkat
return yang diisyaratkan dan tingkat pertumbuhan earning dan dividen yang
diharapkan) dan membandingkan ketiga variabel tersebut dengan P/E pasar.
Dari hasil analisis tersebut, selanjutnya dapat diketahui apakah earning
multiplier industri akan berada di atas, di bawah ataupun sama
dengan earning multiplier pasar.
Daftar Pustaka
Jones, Charles P. 2010. Investments Principles and Concept.
http://lolypopblossom.blogspot.co.id/2011/10/analisis-sekuritas-2analisis-
ekonomi.html
http://lolypopblossom.blogspot.co.id/2011/10/analisis-sekuritas-4analisis-
industri.html
http://fikrialw.blogspot.co.id/2015/12/analisis-price-earning-ratio-
sebagai.html
https://hadiborneo.wordpress.com/2013/09/30/cara-menghitung-return-on-
equity-roe/
https://hadiborneo.wordpress.com/2013/04/02/cara-menghitung-dividend-payout-
ratio-dpr/comment-page-2/
http://www.idx.co.id/id-
id/beranda/perusahaantercatat/laporankeuangandantahunan.aspx
https://hadiborneo.wordpress.com/2013/09/28/cara-menghitung-earning-per-
share-eps/
https://hadiborneo.wordpress.com/2013/09/27/cara-menghitung-price-earning-
ratio-per/