Pembimbing Pembimb ing : dr. dr. SURJIT SINGH, Sp.F, Sp.F, DFM $ini $ini telah telah menjad menjadii masala masalah h kompl kompleks eks yang yang menyan menyangku gkutt berbag berbagai ai aspek aspek sepert sepertii " keseh esehat atan an,,
sosi sosial al,,
eko ekonom nomi,
politi litik k,
keam eamanan anan
dan dan
ketah etahan anan an
nasio asiona nal. l.
%enya %enyalah lahgun gunaan aan ' ' mengak mengakibat ibatkan kan ganggu gangguan an kesehat kesehatan an baik baik fisik, fisik, mental mental,, maupun social yang bersifat kompleks, yang memerlukan terapi dan rehabilitasi yang sangat mahal biayanya. #an pengaruh negati&e terhadap fisik dapat mengakibatkan gangguan dan kerusakan tubuh seperti jantung, hati dan ginjal, serta menurunnya fungsi fungsi kekeba kekebalan lan tubuh. tubuh. *ahkan *ahkan kematia kematian n juga juga dapat dapat terjadi terjadi akibat akibat intoks intoksika ikasi si (keracunan), kelebihan dosis, gangguan pembuluh darah dan jantung. kibat negati&e terhadap fungsi mental dapat berupa gangguan persepsi, daya pikir, kreasi dan emosi yang dapat merubah prilaku. #an pada akhirnya dapat berakibat fatal pada kematian. #alam #alam pemapa pemaparan ran makalah makalah kali kali ini akan akan dibaha dibahass mengen mengenai ai at ddik ddiktif tif (%sikotropi (%sikotropik) k) golongan golongan barbiturat, dari kelompok kelompok zat sedatif sedatif hipnotik hipnotik yang yang sering disalahgunakan, dilihat dari kaca mata ilmu kedokteran forensik, sedangkan kelompok 'arkotika, lkohol serta zat diktif lainnya akan dibahas lebih rinci pada pemaparan makalah! refarat lain.
II.
HIPNOTIK DAN SEDATIF. SEDATIF.(1) ipnotik ipnotik adalah " obat yang menyebabkan menyebabkan tidur, sedangkan Sedatif adalah " obat bat
yang ang
menim enimbu bulk lkan an depr depres esii
rin ringan gan
susu susuna nan n
sara saraff
pusa pusatt
(SS (SS%)
tan tanpa
menye menyebab babkan kan tidur tidur.. %ada %ada kedaaan kedaaan sedasi, sedasi, pender penderita ita menjad menjadii lebih lebih tenang tenang karena karena kepeka kepekaan an kortek kortekss serebri serebri berkur berkurang ang selain selain itu keasp keaspada adaan an terhada terhadap p lingku lingkunga ngan, n, akti&itas akti&itas motorik dan reaksi spontanitas spontanitas menurun. $eadaan ini lazimnya lazimnya disertai rasa kantuk dan lesu. bat psikotropik, anti kolinergik yang bekerja sentral, antihistamin dan analgetik opiat terutama pada dosis tinggi memperlihatkan efek sedasi dengan kedalaman yang ber&ariasi. /olong /olongan an obat obat ini diguna digunakan kan untuk untuk mengat mengatasi asi insom insomnia nia yaitu yaitu " ganggu gangguan an tidur. 0erdapat beberapa ienis insomnia yaitu " (+) sukar jatuh tidur, (1) sama sekali tidak dapat tidur, (2) tidak cepat tidur sesuai dengan yang dikehendaki, dikehendaki, (3) saat tidur sering terbangun, (4) tidur singkat, (5) tidur larut malam disertai mimpi buruk dan (6) sesudah bangun tidur tetap merasa kurang segar.
1 KERACUNAN BARBITURAT
Pembimbing Pembimb ing : dr. dr. SURJIT SINGH, Sp.F, Sp.F, DFM Menur Menurut ut bebe beberap rapaa peny penyeli elidi dik, k, indu induks ksii tidu tidurr meru merupa paka kan n feno fenome men n akti aktif. f. kti&i kti&itas tas format formatio io reticul reticulari ariss otak otak arah asenden asendenss mengha menghasilk silkan an keadaa keadaan n bangun bangun.. *ermacam *ermacam input input sensorik sensorik menyokon menyokong g akti&itasny akti&itasnya. a. 0ranseksi 0ranseksi batang otak bagian bagian baah pada hean coba, menghasilkan insomnia. $erusakan sistem median raphe nuclei batang otak atau pengurangan serotonin oleh suatu obat juga menyebabkan insomnia. %erangsangan listrik pada bermacam bagian otak dapat menyebabkan tidur. 7adi 7adi tidu tidurr mung mungki kin n lebi lebih h merup erupak akan an feno fenome mena na akti aktif. f. Sela Selain in itu itu tidu tidurr dapa dapatt dihub dihubung ungkan kan dengan dengan struktu strukturr anatom anatomii terten tertentu tu dan akti&i akti&itas tas amin amin biogen biogenik. ik. %ola %ola tidur pada orang deasa mulai dengan periode lateh yaitu aktu yang dibutuhkan untuk jatuh tidur. Setelah tidur. secara progresif dilalui fase tidualing dangkal sampai fase tidur yang paling dalam. 8ase tersebut dikenal dikenal sebagai fase tidur Non tidur Non Rapid Eye Movement (''9M) (''9M) +, 1, 2 dan 3. Urutan tersebut kemudian kemudian berbalik berbalik dan diikuti diikuti periode pertama fase tidur 9M ( Rapid Rapid Eye Movement ). ). 9mpat siklus seperti disebut di atas terjadi terjadi dalam satu malam. malam. #alam siklus terakhir, terakhir, fase 3
dileati dileati lebih
singkat dan fase 9M lebih lama. :ama tidur fase 9M kira-kira
+;; menit
semalam. %ara ahli tidur mengemukakan baha tidur ''9M
berfungsi
memulihkan kelelahan fisik sedang tidur 9M untuk memulihkan kelelahan mental. %ada %ada
prin rinsip sipnya nya
obat obat
golo golon ngan gan
hip hipnoti notikk-se sed datif atif
dig digunak unakan an
untu untuk k
menim enimbu bulk lkan an kant kantuk uk dan dan tidu tidurr. %ada %ada pert perten enga gaha han n abad abad ke +<, +<, hany hanyaa obat obat hipn hipnot otik ik-se -seda dati tiff (sel (selai ain n alko alkoho hol, l, opia opiatt dan dan bela belado dona) na) yang ang digu diguna naka kan n untu untuk k mene menena nang ngka kan n pend penderi erita ta yang yang geli gelisah sah dan dan kha khaat atir ir.. Sejak Sejak obat obat psik psikof ofarm armak akaa mulai mulai dikena dikenall dan kemudi kemudian an berkem berkemban bang g antara antara lain sebagai sebagai sedati sedatiff yang yang kurang kurang menimb menimbulk ulkan an sedasi, sedasi, peran peran obat obat hipnot hipnotik-s ik-seda edatif tif sebaga sebagaii sedatif sedatif siang siang hari hari mulai mulai berkurang.
2 KERACUNAN BARBITURAT
Pembimbing : dr. SURJIT SINGH, Sp.F, DFM
BAB II ASPEK MEDIKOLEGAL
I.
DRUGE ABUSE.(2,3) Seringkali kasus kematian dari zat hipnotif sedatif (barbiturat) oleh karena penyalahgunaan obat tersebut (kecelakaan), alaupun terkadang juga dipakai dalam suatu tindak usaha bunuh diri (biasanya disertai dengan tanda-tanda usaha bunuh diri pada umumnya). %engertian penyalahgunaan obat (drug abuse) diartikan mempergunakan obat-obatan (dalam hal ini narkoba) yang tidak untuk tujuan pengobatan. %enyalahgunaan dalam bahasa =nggris disebut ”Abus” , artinya " pemakaian yang tidak semestinya. Sehingga penyalahgunaan obat dalam bahasa =nggris >DRUG ABUSE”. #apat dikategorikan sebagai drug abuse adalah " !. b.
Misuse " mempergunakan Overuse
obat yang tidak sesuai fungsinya.
" penggunaan obat yang tidak sesuai dengan aturan atau berlebih-
lebihan. kibat dari drug abuse tentu saja akan menimbulkan efek yang berbahaya bagi si pemakai. %enggunaan tersebut bersifat berlebih-lebihan, terus-menerus atau kadang-kadang dari suatu obat yang tidak sesuai atau tidak ada hubungannya dengan pengobatan. Secara farmakologi, obat-obatan ini dapat menyebabkan terjadinya toleransi, dependensi atau ketergantungan berupa adiksi dan habituasi, intoksikasi dan gejala putus obat (ithdraal syndrome). (1,2)
II.
DASAR PERUNDANG#UNDANGAN.(2,$) 1.
PASAL 133 KUHAP A%AT (1) "
>#alam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristia yang merupakan tindak pidana, ia berenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya?.
3 KERACUNAN BARBITURAT
Pembimbing : dr. SURJIT SINGH, Sp.F, DFM 2.
U&'!&#u&'!& RI &. * +!u& 1--*.
Undang-undang ini mengesahkan @on&ention on psychotropic substance tahun +<6+, sebelum UU = 'o. 4 tahun +<<6 tentang zat %sikotropika ada. 3.
U&'!&#u&'!& RI N. +!u& 1--/ +&+!& Ps0+0!.
Undang-undang ini terdiri atas +5 ** dan 63 %asal, diundangkan di 7akarta pada tanggal ++ Maret +<<6. *erikut beberapa pengertian! istilah dari !.
"
P&+0!& Ps0+0!"
at atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada akti&itas mental dan perilaku (pasal + ayat +). b.
P&4&!& Ps0+0!"
#alam
UU
ini,
psikotropika
yang
mempunyai
potensi
mengakibatkan sindrom ketergantungan digolongkan menjadi "
5.
1.
%sikotropika /olongan =.
2.
%sikotropika /olongan ==.
3.
%sikotropika /olongan ===.
$.
%sikotropika /olongan =A (%asal 1 ayat 1).
P&u&!!& Ps0+0!"
%sikotropika hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan atau ilmu pengetahuan. %sikotropika golongan = hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan (pasal 3). '.
P&u&! Ps0+0!"
%engguna psikotropika hanya dapat memiliki, menyimpan dan atau
membaa
psikotropika
untuk
digunakan
dalam
rangka
pengobatan dan atau peraatan. %engguna psikotropika tersebut harus mempunyai bukti baha psikotropika yang dimiliki, disimpan dan atau dibaa untuk digunakan, diperoleh secara sah. .
K+&+u!& P0'!&!"
$etentuan pidana yang berlaku dapat dilihat pada tabel berikut" 4 KERACUNAN BARBITURAT
Pembimbing : dr. SURJIT SINGH, Sp.F, DFM KETENTUAN PIDANA SESUAI UNDANG#UNDANG RI NO. 1--/ TENTANG PSIKOTROPIKA. P!s!4 6!& '04!&!
P0'!&!
Menggunakan selain dimaksud pasal 3, 3-+4 tahun dan denda +4;-64; juta memproduksi!menggunakan dalam produksi rupiah sebagai dimaksud pasal 5, mengedarkan tidak sesuai pasal +1, mengimpor selain untuk kepantingan ilmu pengetahuan, secara tanpa hak memiliki, menyimpan, dan!atau membaa psikotropika golongan = (pasal 5<) Seperti no + bila dilakukan secara terorganisasi Mati atau seumur hidup, atau 1; tahun dan denda 64; juta rupiah Seperti no + bila oleh korporasi %idana kepada pelaku dan denda kepada korporasi sebesar 4 milyar rupiah Menghalang-halangi penderita sindrom %aling lama + tahun dan!atau denda ketergantungan untuk menjalani pengobatan paling banyak 1; juta rupiah dan!atau peraatan (pasal 53) 0idak melaporkan adanya penyalahgunaan %aling lama + tahun dan!atau denda dan!atau pemilikan psikotropika secara tidak sah paling banyak 1; juta rupiah sebagaimana dimaksud dalam pasal 43 ayat 1 (masyarakat ajib melaporkan kepada pihak yang berenang bila mengetahui tentang psikotropika yang disalahgunakan dan!atau dimiliki secara tidak sah)
$.
U&'!&#u&'!& RI &. / +!u& 1--/.
UU ini mengesahkan (dengan catatan) United Nations Convention Against Illicit Traic in Narcotic !rugs and "sychotropic #ubstances, +
5 KERACUNAN BARBITURAT
Pembimbing : dr. SURJIT SINGH, Sp.F, DFM
BAB III 7AT PSIKOTROPIKA
I.
KLASIFIKASI NA7A.(3) *erdasarkan efeknya terhadap perilaku yang ditimbulkan ' dapat digolongkan menjadi tiga golongan " 1.
G4&!& Ds!& (D8&).
dalah " jenis ' yang berfungsi mengurangi aktifitas fungsional tubuh. 7enis ini membuat pemakainya merasa tenang, pendiam dan bahkan membuatnya tertidur dan tidak sadarkan diri. /olongan ini termasuk opioida (morfin, heroin! putau, kodein), sedatif (penenang), hipnotik (obat tidur), tranCuilizer (anti cemas) dan lain-lain. 2.
G4&!& S+09u4!& (U).
dalah
"
jenis
'
yang
dapat
merangsang
fungsi
tubuh
dan
meningkatkan kegairahan kerja. 7enis ini membuat pemakainya menjadi aktif, segar dan bersemangat. at yang termasuk golongan ini adalah " amfetamin (shabu, ekstasi), kafein dan kokain. 3.
G4&!& H!4us0&&.
dalah " jenis ' yang dapat menimbulkan efek halusinasi yang bersifat merubah perasaan dan pikiran dan seringkali menciptakan daya pandang
yang
/olongan
ini
berbeda tidak
sehingga
digunakan
seluruh dalam
perasaan
terapi
dapat
medis.
terganggu.
/olongan
ini
termasuk " $anabis (ganja), :S# dan Mescalin. #alam
undang-undang psiktropika
(UU
'o 4
tahun
+<<6), zat-zat
psikotropika didefinisikan sebagai zat atau obat bukan narkotik, tapi berkhasiat psikoaktif
berupa
perubahan
akti&itas
mental
atau
tingakah
laku
melalui
pengaruhnya pada susunan saraf pusat serta dapat menyebabkan efek ketergantungan. (4)
6 KERACUNAN BARBITURAT
Pembimbing : dr. SURJIT SINGH, Sp.F, DFM G4&!& s0+0! '0b'!!& '!4!9" 1.
Ps0+0! G4&!& I.
%sikotropika
yang
hanya
dapat
digunakan
untuk
kepentingan
ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. (contoh " ekstasi, shabu). 2.
Ps0+0! G4&!& II.
%sikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan atau tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan, (contoh " amfetamin, metilfenidat atau ritalin). 3.
Ps0+0! G4&!& III.
%sikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan (contoh " pentobarbital dan flunitrazepam). $.
Ps0+0! G4&!& I:.
%sikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan (contoh " golongan diazepam, bromazepam, fenobarbital, klonazepam, klordiazepoDide dan nitrazepam, seperti " pil koplo, rohipnol dan mogadon). %sikotropika yang sering disalahgunakan antara lain "
%sikostimulansia " amfetamin, ekstasi dan shabu.
Sedatif dan ipnotika (obat penenang, obat tidur) " pil koplo diazepin.
alusinogenika " =ysergic acid dyethylamide (:S#) dan mushroom. (2)
Sehingga berdasarkan UU 'o. 4 0ahun +<<6, yang dimaksud dengan psikotropika adalah " zat-zat yang bekerja sebagai halusinogen (:S#), stimulansia (amfetamin), sedatif-hipnotik (barbiturat, benzodiazepin).(4)
II.
TINGKAT PEMAKAIAN.(3) 1.
P9!!0!& 5b!#5b! (;09&+!4 us) .
B KERACUNAN BARBITURAT
Pembimbing : dr. SURJIT SINGH, Sp.F, DFM Eaitu " pemakaian ' yang tujuannya ingin mencoba, untuk memenuhi rasa ingin tahu. Sebagian pemakai berhenti pada tahap ini dan sebagian lain berlanjut pada tahap lebih berat. 2.
P9!!0!& ss0!4< !s0 (s50!4< 5!+0&!4 us) .
Eaitu " pemakaian ' dengan tujuan bersenang-senang pada saat rekreasi atau santai. Sebagian pemakai tetap bertahan pada tahap ini, namun sebagian lagi meningkat pada tahap yang lebih berat. 3.
P9!!0!& s0+u!s0&!4 (s0+u!s0&!4 us).
Eaitu " pemakaian pada saat mengalami keadaan tertentu seperti " ketegangan, kesedihan, kekeceaan dan sebagainya, dengan maksud menghilangkan perasaan-perasaan tersebut. $.
P&6!4!u&!!& (!bus).
Eaitu " pemakaian sebagai suatu pola penggunaan yang bersifat patologik! klinis
(menyimpang)
yang
ditandai oleh intoksikasi
sepanjang
hari,
tak mampu mengurangi atau menghentikannya, berusaha berulang kali mengendalikan, terus menggunakan alaupun sakit fisiknya kambuh. $eadaan ini akan menimbulkan gangguan fungsional atau okupasional yang ditandai oleh, tugas dan relasi dalam keluarga tak terpenuhi dengan baik, perilaku agresif dan tak ajar, hubungan dengan kaan terganggu, sering bolos sekolah atau kerja, melanggar hukum atau kriminal dan tak mampu berfungsi secara efektif. .
K+!&+u&!& ('&'&5 us) .
Eaitu " telah terjadi toleransi dan gejala putus zat bila pemakaian ' dihentikan atau dikurangi dosisnya. Suatu keadaan dimana telah terjadi ketergantungan fisik dan psikis, sehingga tubuh memerlukan jumlah ' yang makin bertambah (toleransi) dan bila pemakaiannya dikurangi atau dihentikan akan timbul gejala putus zat ($ithdra$al symptom).
< KERACUNAN BARBITURAT
Pembimbing : dr. SURJIT SINGH, Sp.F, DFM
BAB I: 7AT HIPNOTIK#SEDATIF
I.
DEFINISI DAN PENGERTIAN.(*,/,=) ipnotik sedatif
(*arbiturat) merupakan golongan obat depresan susunan
saraf pusat (SS%) yang relatif tidak selektif, mulai dari yang ringan yaitu " menyebabkan kantuk, menidurkan, hingga yang berat yaitu " hilangnya kesadaran, keadaan anestesi, koma dan mati, bergantung kepada dosis. Suatu bahan sedati&e (anDiolytic) yang efektif harus dapat mengurangi rasa cemas dan mempunyai efek menenangkan dengan sedikit atau tanpa efek terhadap fungsi-fungsi mental dan motoris. #erajat depresi sistem saraf pusat yang disebabkan oleh suatu sedati&e harus minimum dengan konsistensi efikasi terapeutik. Suatu obat hipnotik harus menyebabkan rasa kantuk dan mengarah kepada mula tidur dan mempertahankan keadaan tidur, yang mana sejauh mungkin menggambarkan keadaan tidur alamiah. 9fek hipnotik meliputi depresi sistem saraf pusat yang lebih kuat daripada sedasi dan ini dapat dicapai dengan semua obat sedati&e melalui cara yang sederhana yaitu" meningkatkan dosis.(5,6) #epresi SS% yang bergantung pada tingkatan dosis adalah " merupakan karakteristik dari sedati&e-hipnotik. 9fek sedasi juga merupakan efek samping beberapa golongan obat yang tidak termasuk obat golongan depresan SS%. Falaupun obat tersebut memperkuat efek penekanan SS%, secara mandiri tidak dapat menginduksi anestesi umum. /olongan obat tersebut umumnya telah menghasilkan efek terapi yang lebih spesifik pada kadar yang jauh lebih kecil dari pada kadar yang dibutuhkan untuk mendepresi SS% secara umum. (5,6) da
beberapa
golongan
obat
yang
dikelompokkan
dalam
sedatif-
hipnotik, yaitu " bromide, paraldehid, kloralhidrat, karbamat, barbiturate dan benzodiazepine. anya benzodiazepine yang sekarang masih digunakan dalam bidang kedokteran. *erbagai zat tersebut berbeda kerja farmakologinya, onset maupun lama +; KERACUNAN BARBITURAT
Pembimbing : dr. SURJIT SINGH, Sp.F, DFM bekerjanya, tetapi diantara zat tersebut terdapat toleransi silang dan ketergantungan silang.(B).
II.
KLASIFIKASI 7AT SEDATIF#HIPNOTIK.(/,=) bat sedatif-hipnotik dapat diklasifikasikan ke dalam 2 kelompok besar yaitu " +.
*arbiturates.
1.
*enzodiazepine.
2.
%araldehid, monoureida dan deri&at pirimidindion (kloralhidrat, bromida, metakualon). #alam makalah ini akan dibahas mengenai obat sedatif-hipnotik dari
kelompok barbiturat, menurut penilaian medis dan ilmu kedokteran forensik.
%henobarbital (kemasan injeksi! ampul)
++ KERACUNAN BARBITURAT
Pembimbing : dr. SURJIT SINGH, Sp.F, DFM
BAB : BARBITURAT
I.
STRUKTUR KIMIA.(1) sam barbiturat sendiri, tidak menyebabkan depresi SS%. 9fek depresi dimiliki oleh >deri&atnya? yang didapat melalui" (+) substitusi satu atau kedua atom pada @4, (1) substitusi pada atom ' dari inti asam barbiturat dan (2) substitusi atom dari gugus karbonil dengan atom S, yang menghasilkan golongan tiobarbiturat. pabila gugus alkil pada @4 terlalu panjang (lebih dari 5 atom @), bukan efek hipnotik yang akan didapat, tetapi efek kon&ulsif. Malonilurea sendiri tanpa substitusi S disebut juga oksibarbiturat.
9fek farmakologi dan penggunaan klinik obat golongan
barbiturat ini tidak banyak berbeda (perbedaannya terletak pada) " (+) #osis terapi, (1) Mula kerja, (2) Masa kerja, (3) Masa dan cara ekskresi, (4) 0empat biotransformasi dan (5) %enggunaannya yang khusus, misalnya " sebagai anestetik atau antikon&ulsi. sam barbiturat dan deri&atnya bersifat asam lemah. karena mengadakan tautomeri " bentuk laktam (keto) berada dalam keseimbangan dengan bentuk laktim (enol) " (- @ - ' -)
(- @GH " ' -)
Untuk pemberian oral bentuk asam lemah ini bisa digunakan. tetapi bentuk garamnya lebih mudah diabsorpsi. Untuk pemberian parenteral digunakan +1 KERACUNAN BARBITURAT
Pembimbing : dr. SURJIT SINGH, Sp.F, DFM larutan barbiturat bentuk garam 'a.
I II
#osis hipnotik tersebut ialah untuk orang deasa #ipakai terutama sebagai garam 'a #ipakai untuk anestasia =A sebagai garam 'a
II. FARMAKOKINETIK.(1>,11,12,13) *erdasarkan masa kerjanya barbiturat digolongkan ke dalam " 1.
*arbiturat kerja lama, dengan masa kerja 5 jam atau lebih, misalnya " sodium barbital (&eronal), fenobarbital (luminal), asam dialil barbiturate (dial), dll. *arbiturat kerja lama diabsorpsi lebih lambat (34-5; menit) dan sebagian diekskresi melalui urin dalam bentuk tak berubah.
+2 KERACUNAN BARBITURAT
Pembimbing : dr. SURJIT SINGH, Sp.F, DFM 2.
*arbiturat kerja sedang, masa kerja 2-5 jam, misalnya sodium-pentobarbital ('embutal), buto-barbital (soneryl), amilo-barbital (amytal), dll.
3.
*arbiturat kerja singkat, masa kerja 2 jam, misalnya " siklobarbital (phanodorm), heksabarbital, sekobarbital (seconal). /olongan ini diabsorpsi dengan cepat dalam aktu +4-1; menit karena mudah larut, cepat didistribusi dan dieksresi melalui urin secara bertingkat. *arbiturat kerja singkat hampir seluruhnya dimetabolisme sehingga dalam urin terdapat dalam jumlah sangat sedikit dan dapat diabaikan. (+2)
$.
*arbiturat kerja sangat singkat, dipakai pada anestesi secara intra&ena, misalnya " thiopental, metoheksital, tiamilal, dll. #ibandingkan dengan barbiturat kerja lama, barbiturat kerja singkat lebih
larut dalam lemak, lebih banyak berikatan dengan protein, memiliki p$a yang lebih tinggi, memiliki onset yang lebih cepat dan durasi yang lebih pendek dan hampir seluruhnya dimetabolisme di hati menjadi metabolit inaktif (yang diekskresi sebagai glukoronida dalam urin). *arbiturat kerja lama, yang kurang larut dalam lemak, berakumulasi lebih lama di dalam jaringan dan dieksresi di ginjal sebagai metabolit aktif. $arena aktu paruh yang pendek (2 menit), maka barbiturat kerja sangat singkat harus digunakan dalam infus intra&ena untuk sedasi dalam aktu lama. (+1) /olongan barbiturat kerja sangat singkat cepat menghilang dari darah, bukan karena cepat dimetabolisme, melainkan cepat masuk ke dalam jaringan lemak. Sehingga pada kematian akibat barbiturat golongan ini perlu diambil jaringan lemak guna pemeriksaan toksikologik. (+2) $ecepatan kerja barbiturat tergantung dari cara pemakaian (oral, i.m, i.& atau supositoria), lama kerja aktif barbiturat dan faktor lain seperti lama absorpsi, destruksi dalam jaringan, jumlah yang masuk dan jumlah yang diekskresi. (+;) *arbiturat secara oral diabsorpsi cepat dan sempurna. Mula kerja ber&ariasi antara +;-5; menit, bergantung kepada zat serta formula sediaan dan dihambat oleh adanya makanan di dalam lambung. Secara =A barbiturat digunakan untuk mengatasi status epilepsi dan menginduksi serta mempertahankan anestesi umum. (+2)
+3 KERACUNAN BARBITURAT
Pembimbing : dr. SURJIT SINGH, Sp.F, DFM bsorpsi barbiturat terjadi dengan mudah dari tempat pemberian, tersebar hampir ke seluruh jaringan dan cairan badan, dapat meleati saar uri dan keluar melalui air susu ibu. gak sukar meleati saar darah otak sehingga mula kerja barbiturat lambat alaupun diberikan secara intra&ena, kecuali tiobarbiturat.(++) %roses inakti&asi barbiturat dalam badan terjadi melalui penghancuran dalam jaringan terutama dalam hati, eksresi melalui ginjal dan kombinasi keduannya. 9kskresi terjadi sangat lambat. 64J barbiturat dan metabolitnya (golongan kerja lama) diekskresi melalui urin dalam aktu 3B jam dan dapat ditentukan adanya dalam urin segera setelah + jam pemberian. #alam tubuh, barbiturat akan diubah menjadi alkohol, keton, fenol dan karboksilat.(+2)
III.
FARMAKODINAMIK.(1>,11,12,13) *arbiturat mempunyai khasiat utama depresi pada susunan saraf pusat. 9fek depresi terkuat terjadi terhadap korteks serebri, daerah hipotalamus dan diensefalon. Semua tingkat depresi dapat dicapai, dari sedasi hingga koma dan dapat berakhir dengan kematian. (++) 0akar lajak (over dosage) menimbulkan koma yang berlangsung beberapa hari sampai meninggal atau sembuh kembali setelah pengobatan. (+2) M!&0s9 ?! b!b0+u!+ !'! " 1.
SUSUNAN SARAF PUSAT.
*arbiturat bekerja pada seluruh SS%, alaupun pada setiap tempat tidak sama kuatnya. #osis non anestesi terutama menekan respons pasca sinaps. %enghambatan hanya terjadi pada sinaps /*-nergik. Falaupun demikian efek yang terjadi mungkin tidak semuanya melalui /* sebagi mediator. *arbiturat berikatan dengan /* sensitive ion channels yang terdapat pada @'S (Central Nervous #ystem) yang menyebabkan influks klorida ke dalam sel membran dan kemudian menyebabkan hiperpolarisasi neuron postsinaptik. /* dan glycine merupakan neurotransmitter yang bersifat menghambat kerja SS%.(+1) *arbiturat bekerja pada reseptor /*. danya ikatan antara reseptor /* dan barbiturat akan menyebabkan perubahan alosterik pada reseptor +4 KERACUNAN BARBITURAT
Pembimbing : dr. SURJIT SINGH, Sp.F, DFM /* sehingga meningkatkan arus klorida yang akan mengakibatkan terjadinya hiperpolarisasi sel. *arbiturat meningkatkan kinerja /* dengan menstabilkan channel klorida dalam keadaan terbuka. #engan demikian channel klorida terbuka lebih lama dan meningkatkan arus klorida. (+;) %ada dosis tinggi, barbiturat merangsang /* reseptor secara langsung pada keadaan tidak adanya /*. *arbiturat juga menghambat reseptor glutamat di @'S. (+1) *arbiturat memperlihatkan beberapa efek yang berbeda pada eksitasi dan
inhbisi
transmisi
sinaptik.
$apasitas
barbiturat membantu
kerja
/* sebagian menyerupai kerja benzodiazepin, namun pada dosis tinggi barbiturat dapat menimbulkan depresi SS% yang berat.(+2) 2.
SUSUNAN SARAF PERIFER.
*arbiturat secara selektif menekan transmisi ganglia otonom dan mereduksi eksitasi nikotinik oleh ester kolin. 9fek ini terlihat dengan turunnya tekanan darah setelah pemberian oksibarbiturat =A dan pada intoksikasi berat.(+2) 3.
PERNAFASAN.
*arbiturat menyebabkan depresi nafas yang sebanding dengan besarnya dosis.(+;,+2) %emberian barbiturat dosis sedatif hampir tidak berpengaruh terhadap pernapasan, sedangkan dosis hipnotik oral menyebabkan pengurangan frekuensi dan amplitudo napas, &entilasi al&eoli sedikit berkurang, sesuai dengan keadaan tidur fisiologis. %emberian oral dosis barbiturat yang sangat tinggi atau suntikan =A yang terlalu cepat menyebabkan depresi napas lebih berat. %ada orang yang sedang berada dibaah pengaruh alkohol, depresi napas jadi lebih berat karena efek sinergisme. (+2)
%ernapasan dapat terganggu karena
" (+) pengaruh langsung barbiturat
terhadap pusat napas, (1) 9dema paru akibat barbiturat kerja sangat singkat, (2) pneumonian hipostatik, terutama akibat barbiturat kerja panjang dan (3) hiperefleksia '.Aagus, yang bisa menyebabkan +5 KERACUNAN BARBITURAT
batuk,
Pembimbing : dr. SURJIT SINGH, Sp.F, DFM bersin, cegukan dan laringospasme pada anestesia =A. %ada intosikasi barbiturat, kepekaan sel pengatur napas di medulla oblongata terhadap @ 1 berkurang sehingga &entilasi paru berkurang. $eadaan ini menyebabkan pengeluaran @1 berkurang sehingga &entilasi paru berkurang. $eadaan ini menyebabkan pengeluaran @ 1 dan pemasukan 1 berkurang dan terjadi hipoksia atau anoksia. ipoksia merupakan perangsangan nafas yang fisiologis, sehingga pernapasan dapat berjalan terus. *ila pada keadaan ini diberikan 1, pernafasan yang hanya dipertahankan oleh rangsangan hipoksia dapat terhenti. $ematian pada intoksikasi barbiturat biasanya disebabkan oleh depresi nafas. (4,+2) $.
SISTEM KARDIO:ASKULAR.
*arbiturat dosis hipnotik tidak memberikan efek nyata terhadap sistem kardio&askular. 8rekuensi nadi dan tensi sedikit menurun akibat sedasi yang ditimbulkan barbiturat. 9fek kardio&askular pada intoksikasi barbiturat sebagian besar disebabkan oleh hipoksia sekunder akibat depresi napas. Selain itu, dosis tinggi barbiturat menyebabkan depresi pusat &asomotor diikuti &asodilatasi perifer sehingga terjadi hipotensi. *arbiturat dosis sangat tinggi berpengaruh
langsung
terhadap
kapiler
sehingga
menyebabkan
syok
kardio&askular.(+2) .
SALURAN CERNA.
ksibarbiturat cenderung menurunkan tonus otot usus dan amplitudo gerakan kontraksinya. /aram 'a dari golongan barbiturat kerja sedang dan kerja singkat mempunyai sifat alkali kuat sehingga cepat diabsorpsi tetapi menimbulkan iritasi lambung. (+2) *.
HATI.
9fek barbiturat terhadap hati yang paling dikenal adalah efeknya terhadap sistem metabolisme obat pada mikrosom. *arbiturat bersamasama dengan sitokrom %34; secara kompetitif mempengaruhi biotransformasi obat serta zat endogen dalam tubuh, misalnya " hormon steroid. (+2) *arbiturat menaikan kadar enzim, protein dan lemak pada retikulum endoplasmik hati. =nduksi enzim ini menaikkan kecepatan metabolisme +6 KERACUNAN BARBITURAT
Pembimbing : dr. SURJIT SINGH, Sp.F, DFM beberapa obat dan zat endogen termasuk hormon steroid, kolesterol, garam empedu, &itamin $ dan #. 0oleransi terhadap barbiturat antara lain disebabkan karena barbiturat merangsang akti&itas enzim yang merusak barbiturat itu sendiri. *arbiturat mengganggu sintesis porfirin, sehingga pada penderita porfiria, barbiturat dapat menimbulkan serangan mendadak yang dapat fatal. (+2) /.
GIN@AL.
*arbiturat tidak berefek buruk terhadap ginjal yang sehat. liguri dan anuri dapat terjadi pada keracunan akut barbiturat terutama sebagai akibat dari hipotensi yang nyata. (+2)
I:.
EFEK SAMPING.(1) 1.
H!&.
/ejala ini timbul pada penggunaan barbiturat kerja lama. Sesudah efek depresi berlalu, terutama pada penderita neuritis dapat timbul" kelesuan, &ertigo, mual, muntah, diare, kelainan emosional dan fobia bisa bertambah hebat. 2.
K40s!!&.
*arbiturat kadang-kadang menimbulkah kegelisahan atau delirium, terutama bila semula ada rasa nyeri. 3.
R!s! &60.
*arbiturat sesekali menimbulkan mialgia, neuralgia, artralgia, terutama pada penderita psikoneurotik yang menderita insomnia. $.
A40.
%emberian barbiturat dapat menimbulkan alergi, terutama pada penderita yang sudah berbakat alergik. Segala bentuk-reaksi hipersensiti&tas bisa timbul, terutama dermatosis. 7arang terjadi dermatitis eksfoliati&a yang berakhir fatal pada pemakaian fenobarbital. $adang-kadang disertai demam, delirium dan kerusakan degeneratif hepar.
+B KERACUNAN BARBITURAT
Pembimbing : dr. SURJIT SINGH, Sp.F, DFM
:.
INDIKASI.(1) 1.
SEDASI.
*arbiturat digunakan pada penderita ansietas, hipertensi esensial, mabuk kendaraan dan gangguan fungsi saluran cerna (muntah, spasme pilorus dan sebagainya). Umumnya untuk indikasi sedasi sudah digantikan oleh benzodiazepin. 2.
PENGGUNAAN NEUROPSIKIATRIK .
Untuk
melakukan
narkoanalisis
dan
narkoterapi.
digunakan
amobarbital, pentobarbital atau tiobarbital. %enderita dibiarkan memasuki keadaan sedasi yang dalam, supaya semua inhibisi moral dapat disingkirkan, sehingga penderita dapat dibujuk untuk menceritakan konflik emosional yang menyebabkan penyakitnya. 3.
HIPNOSIS.
*arbiturat sangat berguna untuk membuat orang tertidur, tetapi tidak dianjurkan untuk diberikan terialu sering agar tidak terjadi habituasi dan adiksi. Macam barbiturat harus dipilih setepat-tepatnya. %enderita yang sukar tertidur, tetapi sekali tertidur bisa tidur cukup lama, seyogyanya diberi barbiturat kerja singkat, misalnya " sekobarbital. %enderita yang tidak bisa tidur cukup lama karena mudah atau sering terbangun, seyogyanya diberi barbiturat kerja lama, misalnya " fenobarbital. %enderita yang sukar jatuh tidur dan sering terbangun, diberi kombinasi barbiturat kerja singkat dan barbiturat kerja lama. $.
ANTIKON:ULSI.
*arbiturat digunakan untuk terapi simptomatis tetanus, ekiamsia. status epileptikus, perdarahan otak dan lain-lain. *arbiturat juga digunakan untuk kon&ulsi yang disebabkan oleh obat, misalnya " pada intoksikasi striknin, kokain, pikrotoksin, dan untuk kon&ulsi yang timbul pada anestesia umum. arus diingat, baha hanya boleh diberikan dosis secukupnya untuk
menghentikan
kon&ulsi,
karena
barbiturat
dapat
menyebabkan
sumasi dengan depresi pasca rangsangan yang terjadi setelah kon&ulsi berakhir. 9fek antikon&ulsi sangat berguna untuk pencegahan reaksi sistemik +< KERACUNAN BARBITURAT
Pembimbing : dr. SURJIT SINGH, Sp.F, DFM pada pemberian kokain. .
ANESTESIA.
*arbiturat kerja cepat, misalnya " pentotal, digunakan pada anestesi =A. Untuk anestesia obstetri, barbiturat kerja singkat dan sangat singkat digunakan sebagai obat tambahan. Untuk basal anestesia dan medikasi preanestetik, barbiturat sudah digantikan oleh benzodiazepin. Ku&+u&!& &u&!!& b!b0+u!+ u&+u 's0 SSP "
(+) #engan memilih preparat, dosis dan cara pemberian yang sebaik-baiknya, efek barbiturat dapat diatur dari sedasi ringan sampai anestesia yang dalam (1) @ara pemberiannya mudah dan (2) efek antikon&ulsi kuat. K49!!& &u&!!& b!b0+u!+ u&+u 's0 SSP "
(+) *arbiturat mudah diberikan sehingga sering disalahgunakan (1) *arbiturat mudah menyebabkan habituasi dan adiksi dan (2) Untuk mendapatkan efek antikon&ulsi, diperlukan dosis barbiturat yang menyebabkan sedasi berat, sehingga penderita mengantuk terus.
:I.
KONTRA INDIKASI.(1) *arbiturat tidak boleh diberikan pada penderita alergi barbiturat, penyakit hepar atau ginjal (menurut nasib metabolisme di dalam badan), hipoksia (asma, emtisema, anemia berat), %arkinsonisme (fenobarbital bisa menambah rigiditas otot). *arbiturat juga tidak boleh diberikan pada penderita psikoneurotik tertentu. karena dapat menambah nocturnal conusion seperti yang bisa terjadi pada penderita usia lanjut.
:II. SEDIAAN DAN POSOLOGI.(1) #osis barbiturat harus disesuaikan dengan kebutuhan pasien, terutama dosis barbiturat kerja sangat singkat. Sedangkan dosis sedatif umumnya +!3 sampai +!2 dosis hipnotik. *arbiturat dapat diberikan secara " (+) ral yang lazim digunakan untuk sedasi dan hipnosis (1) ektal, biasanya hanya digunakan pada anak atau orang yang muntah-muntah (2) S$! =M untuk barbiturat dengan mula kerja cepat dan (3) =A untuk keadaan darurat dan untuk anestesia. Suntikan harus perlahan-lahan untuk mencegah terjadinya syok dan depresi napas yang bisa berakhir fatal.
1; KERACUNAN BARBITURAT
Pembimbing : dr. SURJIT SINGH, Sp.F, DFM
BAB :I PEMERIKSAAN FORENSIK
I.
GE@ALA KERACUNAN BARBITURAT.(11,12) /oodman K /illman menyatakan baha keracunan barbiturat terjadi bila jumlah yang masuk lebih dari +; kali takaran hipnotik, tapi ada juga yang mengatakan +4-1; kali takaran hipnotik. (++) /ejala berbahaya timbul bila diminum per oral 4 gram barbital, atau + gram luminal atau amytal, atau ;,4 gram nembutal atau seconal. 0akaran mematikan barbiturat ber&ariasi, tergantung dan bermacam faktor dan tak dapat ditentukan dengan pasti. (+ gram L 3,B grain). *iasanya takaran mematikan untuk orang deasa 4;-6; grain, tetapi dapat pula dengan takaran +14, 1;; atau 2;; grain (+ gram L 3,B grain).(++) A.
GE@ALA KERACUNAN AKUT (11,12) 1.
taksia, &ertigo, pembicaraan kacau, nyeri kepala, parestesi, halusinasi, disdiadokokinesis, gelisah dan delirium, stupor yang progresif dan kemudian terjadi koma yang dalam, disertai dengan hilangnya refleks patologik (*abinsky).
2.
$emerahan pada kulit, bila koma berlangsung lama (lebih dari satu hari) dapat terjadi &esikel! bula dengan dasar eritem pada bahu, bokong, punggung tangan dan pada daerah yang tidak tertekan. *ula terjadi karena nekrosis kelenjar keringat akibat hambatan aliran darah di daerah tersebut. *ula ini khas pada keracunan barbiturat.
3.
%ernafasan menjadi lambat dan dangkal, kadang-kadang pernafasan @heyne-Stokes, karena depresi pada pusat pernafasan dan dapat terjadi asidosis respirasi dan hipoksia.
$.
0ekanan darah turun disebabkan depresi pusat &asomotor sebagian karena hipoksia, sebagian lagi karena reaksi obat langsung pada miokardium dan ganglion simpatis pada otot-otot polos pembuluh darah.
%enderita dapat mengalami syok (typical shoc% syndrome),
1+ KERACUNAN BARBITURAT
Pembimbing : dr. SURJIT SINGH, Sp.F, DFM dengan gejala-gejala nadi cepat dan lemah, kulit dingin, berkeringat dan hematokrit meningkat. .
7umlah urin sangat sedikit karena efek depresi obat pada diensefalon dan tekanan darah yang turun, menimbulkan gagal ginjal.
*.
%upil mengecil dan tidak bereaksi terhadap cahaya, tetapi pada keracunan yang telah lama dapat melebar, karena adanya kelumpuhan otot mata oleh hipoksia. *ila depresi tidak berat, pupil normal atau agak melebar dan masih bereaksi terhadap cahaya.
/.
Suhu badan seringkali turun. *ila terjadi demam mungkin terdapat komplikasi bronkopneumoni.
=.
$adang-kadang keracunan barbiturat atau komplikasi timbul karena idiosinkrasi yang mungkin bersifat alamiah atau didapat.
-.
eaksi alergi terjadi akibat hipersenti&itas yang didapat umumnya berupa asma, urtikaria, edema angionerotik, dermatitis, demam, delirium, nekrosis hepar.
1>. Sedangkan idiosinkrasi alamiah umumnya tampak sebagai suatu reaksi
eksitasi, hango&er dan sebagai gejala rasa nyeri neuralgi, mialgia atau atralgia. B.
GE@ALA KERACUNAN KRONIK (ADIKSI).(11,12) 1.
$elainan psikiatrik berupa depresi melankolik, regresi psikik, ajah kusut, emosi tidak stabil.
2.
$elainan neurologik berupa ataksi, pembicaraan kacau, kelemahan intelektual, diplopia, kelemahan otot-otot rangka.
3.
$elainan dermatologik berupa urtikaria, makulopapula, eritem, dan lain-lain.
$.
diksi barbiturat menduduki menduduki urutan ketiga yang diraat di rumah sakit %usat $etergantungan bat, setelah adiksi morfin dan alkohol. diksi barbiturat kronik sering berkaitan dengan alkoholisme kronik.
.
*ila penderita pecandu barbiturat meminum barbiturat ;,4 gram atau lebih perhari dan pemberian dihentikan tiba-tiba, maka akan timbul gejala-gejala abstinensi (putus obat) dalam aktu +1-+5 jam. 13-25 jam
11 KERACUNAN BARBITURAT
Pembimbing : dr. SURJIT SINGH, Sp.F, DFM kemudian timbul rasa takut dan rasa lemah dan segera diikuti dengan gejala-gejala kedutan, tremor, refleks hiperaktif, insomnia, mual, kejang perut dan muntah-muntah, kenaikan tekanan darah dan frekuensi nafas. emokonsentrasi, dehidrasi,
berat badan turun,
hipoglikemi dan kenaikan '%' darah. *.
%ada hari kedua atau antara +5 jam sampai hari ke-3, dapat timbul kejang tipe grandmal dan kehilangan kesadaran selama beberapa menit atau delirium dan halusinasi. /ejala-gejala ini dapat hilang dengan sendirinya tanpa diobati, kecuali " pada penderita berusia lanjut dan sedang sakit atau bahkan mungkin terjadi kematian.
II.
PENATALAKSANAAN.(11,12) A.
P!'! !5u&!& !u+ &b!+!& s+!&'! !'!4! su+0< &s!+0.
*ila keracunan tidak berat, pernafasan dan tekanan darah baik, refleks telan dan batuk masih baik, reaksi terhadap rangsangan baik, maka penderita dibiarkan tertidur setelah bilas lambung.
*ilas lambung, dilakukan bila obat diminum dalam aktu kurang dari 4 jam, yaitu dengan air yang dicampur dengan karbon aktif atau asam tanat, kemudian diberi katartik 'a 1S3.
7alan nafas harus bebas, karena terjadi depresi pada refleks batuk, maka lendir harus dihisap secara berkala.
*eri oksigen, bila perlu berikan pernafasan buatan.
tasi syok dengan norepinefrin (noradrenalin 1 mg dalam 1 cc) dilarutkan dalam 4; cc glukosa 4J dalam salin dengan infus, bila perlu berikan kortison atau plasma.
%erbaikan diuresis dengan diuretik paksa. %emberian cairan, diuretik dan alkalinisasi urin akan mempercepat ekskresi, terutama barbiturat golongan kerja lama.
naleptik sebaiknya diberikan bila terjadi depresi pernafasan dan kardio&askuler yang hebat.
%emberian dihentikan bila telah timbul kembali refleks-refleks normal.
12 KERACUNAN BARBITURAT
Pembimbing : dr. SURJIT SINGH, Sp.F, DFM
*ila terjadi takar lajak akan timbul kon&ulsi, aritmia jantung dan fibrilasi &entrikel. #apat diberikan +;-1; mg amfetamin sulfat atau 4; mg pada tingkat depresi yang lebih ringan.
ntibiotika diberikan bila dalam 3B jam kesadaran belum pulih.
emodialisis, dialisis peritonial dapat mengeluarkan barbiturat dengan cepat terutama pada gagal ginjal dan gagal jantung, pada barbiturat golongan kerja lama ekskresinya menjadi +;-34 kali lebih cepat. (++,+1)
B.
P!'! !5u&!& &0.
#engan menghentikan! mengurangi obat sedikit demi sedikit, penderita sebaiknya diraat di rumah sakit! pusat ketergantungan obat.
Setelah
puasa dua hari, penderita diberi 2; gram fenobarbital sebagai
pengganti setiap +;; mg sekobarbital! pentobarbital yang dipakai oleh pecandu.
8enobarbital tersebut dibagi dalam 3 kali pemberian sehari dan dikurangi secara bertingkat tergantung dari gejala putus obatnya. (++,+1)
III.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM BARBITURAT.(11) Untuk
pemeriksaan toksikologik
bahan yang
harus
dikirim ialah
"
isi lambung, darah hati atau perifer, urin, ginjal, hati, sebagian otak dan lemak pada kasus keracunan barbiturat golongan kerja sangat singkat. Untuk menentukan barbiturat dalam organ tubuh perlu dilakukan ekstraksi terlebih dahulu. da 4 macam metode ekstraksi (Moghrabi dan @urry) dan yang memberikan hasil terbaik ialah " ekstraksi langsung dengan kloroform. *ila kadar dalam darah sangat rendah maka metode yang dipakai adalah " metode asam tungstat. P90s!!& u!40+!+0 '!!+ 9&u&!!& " 1. Uji $ristal, dilakukan terhadap sisa obat yang ditemukan dalam isi lambung.
Masing-masing barbiturat mempunyai kristal yang khas bila dilihat dengan mikroskop. 2. Metode $opanyi (reaksi arna kobalt) dengan modifikasinya. #ilakukan dengan
memasukkan 4; ml urin atau isi lambung dalam sebuah corong. %eriksa dengan kertas lakmus, jika bersifat alkali tambahkan @l sampai bersifat asam. 0ambahkan +;; ml eter, kocok selama beberapa menit. #iamkan sebentar, tampak 13 KERACUNAN BARBITURAT
Pembimbing : dr. SURJIT SINGH, Sp.F, DFM air terpisah dari eter, lapisan air dibuang, barbiturat terdapat dalam lapisan eter. Saring eter ke dalam bea%er glass dan uapkan sampai kering di atas penangas air. 0ambahkan +; tetes kloroform untuk melarutkan sisa barbiturat yang mengering. mbil beberapa tetes larutan dan letakkan pada $hite pocelain spot plate& 0ambahkan + tetes kobalt asetat (+J dalam metil-alkohol absolut) dan 1 tetes isopropalamin (4J dalam metil-alkohol absolut). *arbiturat akan memberi arna merah muda sampai ungu. %emeriksaan semikuantitatif dan kuantitatif dapat dilakukan dengan kromatografi lapis tipis (0hin :ayer @hromatography), kromatografi gas cair (/as :iCuid @hromatography), spektrofotometri ultra-&iolet dan spektrofotofluorometri. I'&+00!s0 b!b0+u!+ '&!& TLC (T0& L!6 C9!+!6) " •
:arutan difenilkarbazon " ;,1 gJ dalam etanol <5J.
•
:arutan g('2)1 " ;,;1gJ dalam ;,;3 ' ' 2.
•
:arutan $M'3 " ;,;4 gJ dalam akuades.
•
Sol&en untuk kromatografi terdiri dari kloroform, butanol dan amonia 14J dengan perbandingan +3" B" +.
•
#iperlukan pula larutan pembanding barbiturat. :apisan silica gel dikeringkan dan ditambahkan larutan difenilkarbazon,
dengan larutan g('2)1. *arbiturat akan terlihat sebagai bercak kuning kemerahan di atas latar belakang ungu. Semua jenis barbiturat memperlihatkan reaksi ini. $husus untuk barbiturat tidak jenuh seperti seconal, aprobarbital, silikagel disemprot dengan larutan $M'3. asil positif bila terlihat bercak kuning muda berlatarbelakang ungu. #engan membandingkan jarak migrasi barbiturate dalam larutan pembanding dapatlah diketahui jenis barbiturate dalam serum. $onsentrasi barbiturat dalam otak, hati dan ginjal menunjukkan jumlah yang besar sedangkan dalam otot dan tulang-tulang sedikit. $onsentrasi barbiturate yang terbesar terdapat dalam otak dan hati yang ber&ariasi antara 1,4 mg! +;; g jaringan. #alam keadaan mayat yang membusuk lanjut, barbiturat masih tetap dapat ditentukan (lebih kurang 14J dari konsentrasi semula) sehingga dalam melakukan penarikan kesimpulan, hal ini perlu diperhitungkan. (++)
14 KERACUNAN BARBITURAT
Pembimbing : dr. SURJIT SINGH, Sp.F, DFM
I:.
PEMERIKSAAN POST MORTEM.(11) %ada autopsi, diagnosis kematian akibat keracunan barbiturat akut kadangkadang tidak dapat ditentukan, oleh karena tertutupi oleh sebab kematian yang lain seperti perdarahan subaraknoid spontan, ruptur aneurisma aorta. *ila ditemukan kadar barbiturat dalam darah dengan jumlah banyak, maka diagnosis kematian keracunan barbiturat baru dapat ditegakkan. *ila sebab kematian lain selain bronkopneumoni tidak ditemukan, dan pada pemeriksaan toksikologik tidak ditemukan barbiturat, maka diagnosis pemeriksaan toksikologik tidak ditemukan barbiturat, maka diagnosis kematian akibat keracunan barbiturat masih dapat ditegakkan bila didukung oleh obser&asi selama penderita diraat. /ambaran pasca-mati pada keracunan barbiturat biasanya tidak khas. A.
PADA PEMERIKSAAN LUAR.
anya tampak gambaran asfiksia, berupa sianosis, keluarnya busa halus dari mulut, tardieu spot, dapat ditemukan &esikel atau bula pada kulit daerah yang tidak tertekan. B.
PADA PEMBEDAHAN @ENA7AH. 1.
Mukosa saluran cerna dan seluruh organ dalam menunjukkan tanda-tanda pembendungan. 9sofagus menebal, berarna merah muda pada keracunan seconal, kuning pada nembutal, hijau kebiruan pada amutal. #apat juga ditemukan sisa-sisa tablet dan kapsul dalam lambung.
2.
$arena barbiturat ada yang bersifat iritatif (garam 'a dari golongan kerja singkat dan sangat singkat), mukosa lambung dapat menunjukkan tandatanda korosif dengan atau tanpa perdarahan.
3.
%aru-paru dapat menunjukkan tanda-tanda edema paru dan kongesti hebat, daerah
basal
paru
dapat
mengalami
degenerasi
progresif
yang
menimbulkan atelektasis. %ada pleura dapat ditemukan bercak perdarahan. #alam saluran nafas terdapat cairan yang berbusa bercampur sedikit darah. *ila penderita tidak segera meninggal dapat! sering ditemukan tanda-tanda bronkopnemoni. $.
tak menunjukkan tanda-tanda perbendungan, selain itu terdapat lesi di korteks dan basal ganglia otak berupa infiltrasi sel-sel bulat peri&askular,
15 KERACUNAN BARBITURAT
Pembimbing : dr. SURJIT SINGH, Sp.F, DFM degenerasi neuron terutama di talamus dan putamen, small ring hemorrhages' nekrosis globus palidus yang simetris dan bilateral. .
%emeriksaan mikrokopik hepar dan ginjal dapat memperlihatkan tanda degenerasi.
16 KERACUNAN BARBITURAT
Pembimbing : dr. SURJIT SINGH, Sp.F, DFM
KESIMPULAN
*arbiturat biasanya disalahgunakan dengan cara ditelan, suntikan intra&ena, atau intramuskular. *arbiturat mempunyai khasiat utama depresi pada susunan saraf pusat. 9fek samping barbiturat dan morfin umumnya berupa depresi pernafasan, yang pada akhirnya dapat menimbulkan kematian .
/ambaran pasca mati pada keracunan barbiturat biasanya tidak khas. #ari pemeriksaan luar jenazah hanya tampak gambaran asfiksia. #ibutuhkan pemeriksaan lengkap dalam penilaian zat racun (barbiturat) di dalam darah, serta pemeriksaan di 0empat $ejadian %eristia (0$%).
1B KERACUNAN BARBITURAT
Pembimbing : dr. SURJIT SINGH, Sp.F, DFM
DAFTAR PUSTAKA
+.
8armakologi dan 0erapi, *agian 8armakologi 8akultas $edokteran Uni&ersitas =ndonesia, 9disi 2, @etakan ke 1, +<<+, hal. ++5-+1<.
1.
ari Sasangka, #rs, S, M. Nar%oti%a dan "si%otropi%a dalam i%um "idana, @A. Mandar, *andung, 1;;2.
2.
http"!! .maidarchi&e.com
3.
http"!! infonarkoba blogspot.com
4.
Sudirman, #r. M., Sp.$7, linis Adi%si' Into%si%asi dan "utus *at (NA"*A) !an Upaya "enanganannya' %elatihan %enanganan %enyalahgunaan at (') dan $egaatan %sikiatri, S7 Semarang, 1;;;.
5.
idsmap.
%enggunaan
at
diktif.
&ailable
from
"
http"!!.odhaindonesia.org!book!eDport!html!+B+ 6.
'elson, Michael . Sedati&e N ypnotic #rugs. %harmacy 614 " %rinciples of #rug Mechanism. Fingate Uni&ersity School of %harmacy. Spring 1;;5. &ailable from " http"!!pharmacy.ingate.edu!faculty!mnelson!%#8!Sedati&eypnotics.pdf
B.
7oeana Satya. /angguan Mental #an %erilaku kibat %enggunaan at %sikoaktif. 9disi 1. 9/@O 7akarta O 1;;2. hal. +;-+2+.
<.
0eam #=S#$$9S %:=, #=S:=0*'/ %:=, :*$=M %:= #' SU*#=0 S9S90=$ #=0 S9S9 %:=. +u%u "etun,u% tentang "engenalan Nar%oti%a' "si%otropi%a' dan -bat eras lainnya& Markas *esar $epolisian 'egara = #inas $edokteran dan $esehatan. 7akarta. +
+;. 7uana, S. .angguan mental dan perila%u a%ibat penggunaan /at psi%oa%ti0 penyalahgunaan NA"*A1Nar%oba. 9d 1. 7akarta " 9/@, 1;;3. ++. *udiyanto , Fidiatmaka F, et al. Ilmu edo%teran 2orensi% . *agian $edokteran 8orensik 8akultas $edokteran Uni&ersitas =ndonesia. 7akarta, +<<6. 1< KERACUNAN BARBITURAT