Pengaruh Diuretik terhadap ginjal
Diuretik Diuretika a adalah adalah zat-zat zat-zat yang yang dapat dapat memperb memperbany anyak ak kemih kemih (diuresi (diuresis) s) melalui melalui kerja kerja langsung terhadap ginjal. Obat-obat lainnya yang menstimulasi diuresis dengan mempengaruhi ginjal secara tak langsung langsung tidak termasuk dalam definisi ini, misalnya zat-zat yang memperkuat kontraksi jantung (digoksin, teofilin), memperbesar volume darah (dekstran), atau merintangi sekresi hormon antidiuretik ADH (air, alkohol). Fungsi utama ginjal adalah memelihara kemurnian darah dengan jalan mengeluarkan semua zat asing dan sisa pertukaran zat dari dalam darah dimana semuanya melintasi saringan ginjal kecuali zat putih telur dan sel-sel darah. Setiap ginjal mengandung lebih kurang 1 juta filter kecil ini (glomeruli), dan setiap 50 menit seluruh darah tubuh (ca 5 liter) sudah dimurnikan dengan melewati saringan tersebut.1 Fung Fungsi si penti penting ng lainn lainnya ya adala adalah h mereg meregul ulasi asi kadar kadar garam garam dan dan cairan cairan tubuh tubuh.. Ginjal Ginjal merupak merupakan an organ organ terpenti terpenting ng pada pada pengatu pengaturan ran homeos homeostasi tasis, s, yakni yakni keseimb keseimbang angan an dinamis dinamis antar antara a cairan cairan intra intra dan dan ekstr ekstrase asel, l, serta serta peme pemelih lihara araan an volum volume e total total dan dan susun susunan an cairan cairan ekstrasel. Hal ini terutama tergantung tergantung dari jumlah ion Na+, yang untuk sebagian besar terdapat di luar sel, di cairan antarsel, dan di plasma darah. Ketika darah mengalir melalui ginjal, itu masuk ke dalam kapiler glomerular yang terletak di dalam korteks (zona luar ginjal). Kapiler glomerular ini sangat permeabel terhadap air dan elektrolit. Tekanan hidrostatik kapiler glomerular drive (penyaring) air dan elektrolit ke ruang Bowman dan ke tubulus kontortus proksimal (PCT). Sekitar 20% dari plasma yang memasuki kapiler glomerular disaring (filtrasi disebut fraksi). PCT yang terletak di dalam korteks, adalah situs natrium, air dan bikarbonat transportasi dari filtrat (urin), di seberang dinding tubulus, dan masuk ke interstitium dari korteks. Sekitar 65-70% dari natrium disaring akan dihapus dari urin ditem ditemuka ukan n dalam dalam PCT PCT (ini (ini diseb disebut ut reab reabsor sorpsi psi natri natrium um). ). Natri Natrium um ini direa direabs bsorp orpsi si secara secara isoosmotik, artinya setiap molekul sodium yang diserap kembali disertai dengan molekul air. Sebagai tubula yang masuk ke dalam medula, atau zona tengah ginjal, tubula menjadi sempit dan membentuk membentuk sebuah ansa henle henle yang yang masuk masuk kembali kembali ke korteks korteks sebagai sebagai ansa henle segmen tebal pars asenden. Karena dari medula interstitium sangat hiperosmotik dan Ansa henle adalah permeabel permeabel untuk air sehingga sehingga air yang diserap dari Ansa henle masuk ke medula interstitium.
Mekanisme obat diuretik
Obat-obat yang menyebabkan suatu keadaan meningkatnya aliran urin disebut diuretk. Obat-obat ini merupakan penghambat transport ion yang menurunkan reabsorpsi Na+ pada bagian-bagian nefron yang berbeda. Akibatnya, Na + dan ion lain seperti Cl - memasuki urin dalam jumlah lebih banyak dibandingkan bila keadaan normal bersama-sama air, yang mengangkut secara pasif untuk mempertahankan keseimbangan osmotik. Jadi, diuretik meningkatkan volume urin dan sering mengubah pH-nya serta komposisi ion di dalam urin dan darah. Efektivitas berbagai kelas diuretik yang berbeda sangat bervariasi, dengan peningkatan sekresi Na+ bervariasi dari kurang 2% untuk diuretik hemat kalium yang lemah, sampai lebih dari 20% untuk “loop diuretik” yang poten. Penggunaan klinis utamanya ialah dalam mengobati kelainan yang melibatkan retensi cairan (edema) atau dalam mengobati hipertensi dengan efek diuretiknya menyebabkan penurunan volume darah, sehingga terjadi penurunan tekanan darah.
Sekitar 16-20 persen plasma darah yang masuk ke ginjal disaring dari kapiler glomerulus ke dalam kapsul Bowman. Filtratnya, walaupun dalam keadaan normal tidak mengandung protein dan sel-sel darah, ternyata mengandung protein dan sel-sel darah, dan ternyata mengandung komponen plasma dengan berat molekul yang paling rendah yang kira-kira sama dengan yang dijumpai di plasma. Zat-zat ini termasuk glukosa, natrium bikarbonat, asam amino, dan zat organik lain, dan elektrolit, seperti Na +, K+, Cl-. Ginjal mengatur komposisi ion dan volume urin dengan reabsorbsi atau sekresi ion dan atau air pada lima daerah fungsional sepanjang nefron, yaitu pada tubulus proksimal, ansa henle, tubulus distal, dan duktus renalis rektus. Sel-sel epitel tubulus asenden unik karena impermeabel untuk air. Reabsorbsi aktif ionion Na+, K+, dan Cl- dibantu oleh suatu kotransporter Na + /K+ / 2Cl-. Mg ++ dan Ca++ memasuki cairan interstisial melalui saluran paraselular. Kira-kira 25-30% NaCl di tubulus kembali ke cairan interstisial. Karena ansa henle merupakan bagian terbesar untuk reabsorbsi garam, maka obat-obat yang bekerja di tempat ini, seperti “loop diretics”, merupakan kelompok diuretik yang paling efektif.2 Diuretik osmotik (misalnya manitol) merupakan senyawa yang difiltrasi, namun tidak direabsorpsi. Diuretik osmotik diekskresi dalam jumlah osmotik yang sama dengan air dan digunakan pada edema serebri, dan kadang-kadang untuk mempertahankan diuresis selama pembedahan.3 Glukosa, seperti manitol, adalah gula yang dapat berperilaku sebagai diuretik osmotik. Tidak seperti manitol, glukosa umumnya ditemukan dalam darah. Namun, pada kondisi tertentu
seperti diabetes melitus, konsentrasi glukosa dalam darah (hiperglikemia) melebihi kapasitas maksimum reabsorpsi ginjal. Ketika ini terjadi, glukosa tetap berada dalam filtrat, yang menyebabkan retensi osmotik air dalam urin. Glukosuria menyebabkan hilangnya air hipotonik +
dan Na
yang mengarah ke hipertonik dengan tanda-tanda penurunan volume seperti: mukosa
kering, hipotensi, takikardia, dan penurunan turgor kulit. Penggunaan beberapa obat, terutama stimulan juga dapat meningkatkan glukosa darah dan dengan demikian meningkatkan buang air kecil.3 Kafein seperti pada teh dan kopi juga berperan sebagai diuretik pada ginjal yaitu meningkatkan produksi urin (buang air kecil) yang secara tidak langsung menurunkan kadar elektrolit natrium dan kalium darah, dan bahkan dapat mengakibatkan dehidrasi pada cuaca panas.4 Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi respon diuretik ini. Pertama, tempat kerja diuretik di ginjal. Diuretik yang bekerja pada daerah yang reabsorbsi natrium sedikit, akan memberi efek yang lebih kecil.Kedua,status fisiologi dari organ. Misalnya dekompensasi jantung, sirosis hati, gagal ginjal. Dalam keadaan ini akan memberikan respon yang berbeda terhadap diuretik. Ketiga, interaksi antara obat dengan reseptor. Berdasarkan cara bekerja, ada beberapa jenis diuretik yang diketahui pada saat ini. Antara lain:
1. Diuretik osmotik dan Aquaretics. 2. Penghambat karbonik anhidrase ginjal. Acetazolamide. 3.
Diuretik tiazid.
4. Diuretik loop. Furosemide, Bumetanide, asam etakrinik. 5.
Diuretik
distal
( Potassium
Sparing
Diuretik ).
Spironolakton,
Amiloride,
Triamterene. 6.
Diuretik urikosurik. Tikrinafen, Indakrinon, asam etakrinik.
Diuretik sangat berguna untuk mengatasi edema yang disebabkan penyakit jantung, sirosis hati dan penyakit ginjal tertentu. Tetapi dibalik keuntungan pemberian diuretik, harus diingat bahwa pengeluaran sejumlah besar cairan tubuh yang diikuti keluarnya garam-garam tubuh, dapat menimbulkan gangguan keseimbangan pH dan atau makanan yang masuk, jumlah air kemih, berat badan setiap hari, tekanan darah dan pemeriksaan laboratorium. Juga dijaga agar penderita makan buah-buahan yang banyak mengandung K+ untuk mengganti K+ yang hilang.3
Sumber: 1.
Ganong, William F. 2005. Fisiologi Kedokteran. Jakarta:EGC
2.
Mycek, Mary J., Richard A. Harvey, Pamela C. Champe. 2001. Farmakologi: Ulasan Bergambar Ed.2. Jakarta:EGC
3.
Neal, Michael J. 2006. At a Glance Farmakologi Medis. Jakarta: Penerbit Erlangga
4. http://www.klikdokter.com/tanyadokter/read/2009/01/06/2784/konsumsi-teh-olehanak--bolehkah