KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam kami panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat berkat kemuraha-Nya tugas Disaster "Pengendalian Vektor Pasca
Bencana" ini dapat kami selesaikan sesuai dengan apa yang di harapkan.
Pembuatan tugas dibuat berdasarkan literature yang ada.
Dalam proses penyusunan tugas ini tentunya kami menyadari bahwa masih
banyak kekurangan-kekurangan yang terdapat di dalamnya. Namun berkat
bantuan dan kerja sama dari teman-teman kelompok tugas ini dapat
terselesaikan. Semoga segala bantuan yang telah diberikan akan mendapat
balasan pahala yang setimpal dari Allah SWT.
Penulisan makalah ini telah diupayakan kesempurnaannya. Untuk itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif demi kesempurnaan
penyusunan tugas pada masa-masa yang akan datang. Akhir kata, semoga
makalah sederhana ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang sempat
membacanya.
Gorontalo, 04 Desember 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ……………………………………………................. i
Daftar Isi .…………………………………………………………...... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................……………………….…............ 1
B. Permasalahan …………………………………….………. 2
C. Tujuan ..................………………………………………...... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Vektor Penyakit………………………………....... 3
B. Antropoda dan Penyebaran Penyakit …………………….. 3
C. Pengendalian Vektor Penyakit………………………........... 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………….......... 8
B. Saran …………………………………………………......... 8
DAFTAR PUSTAKA
...........................................................................
9
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh
alam atau manusia yang mengakibatkan timbulnya korban & penderitaan
manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana
prasarana umum, gangguan terhadap tata kehidupan & penghidupan masyarakat
serta pembangunan nasional, sehingga untuk pemulihannya memerlukan bantuan
dari luar.
Pasca bencana alam banjir maupun gempa, biasanya warga yang menjadi
korban sangat rentan terhadap berbagai penyakit, terutama penyakit menular.
Sebuah Penyakit menular mengacu pada penularan penyakit oleh penyebab
organisme dari satu orang ke orang lain baik secara langsung maupun tidak
langsung melalui pembawa atau vektor. Sebuah Penyakit Menular mengacu pada
penyakit yang dihasilkan dari kehadiran organisme patogen dalam tubuh.
Hal ini terjadi karena situasi yang tidak memungkinkan masyarakat
untuk menjaga kebersihan lingkungannya. Selain itu, juga diakibatkan oleh
bakteri dari mayat-mayat yang belum sempat dievakuasi tim medis. Stamina
warga yang tidak stabil, dengan lingkungan yang berantakan karena
reruntuhan bangunan rumah, juga menjadi peluang untuk terserang berbagai
penyakit.
Agen penyebab penyakit infeksi yang ditularkan pada manusia yang
rentan dapat melalui beberapa cara yaitu :
a. Dari orang ke orang
b. Melalui udara
c. Melalui makanan dan air
d. Melalui hewan
e. Melalui vektor arthropoda
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah "Pengendalian
Vektor Pasca Bencana"
C. TUJUAN
1. Mengetahui jenis-jenis vektor penyakit pasca bencana
2. Mengetahui cara pengendalian vektor pasca bencana
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Vektor Penyakit
Vektor penyakit merupakan vector yang berperan sebagai penular penyakit.
Peranan vektor penyakit adalah sebagai pengganggu dan penular penyakit dari
host ke pejamu (manusia). Sebagian dari Arthropoda dapat bertindak sebagai
vektor, yang mempunyai ciri-ciri kakinya beruas-ruas, dan merupakan salah
satu phylum yang terbesar jumlahnya karena hampir meliputi 75% dari seluruh
jumlah binatang (Nurmaini,2001). Vektor penyakit dari arthropoda yang
berperan sebagai penular penyakit dikenal sebagai arthropod - borne
diseases atau sering juga disebut sebagai vector – borne diseases.
arthropods borne diseases yang sering menyebabkan terjadinya penyakit pada
manusia sebagai berikut :
1. Nyamuk Merupakan vektor dari penyakit Malaria, Filaria, Demam kuning ,
Penyakit otak, demam haemorhagic.
2. Lalat Merupakan vektor dari penyakit tipus dan demam paratipus, diare,
disentri, kolera, gastro-enteritis, amoebiasis, penyakit lumpuh,
conjunctivitis, anthrax.
B. Arthropoda dan Penyebaran Penyakit
a. Nyamuk (Mosquito)
Nyamuk adalah vektor mekanis atau vektor siklik penyakit pada manusia
dan hewan yang disebabkan oleh parasit dan virus. Nyamuk dalam siklus
hidupnya mempunyai tingkatan yang kadang-kadang antara tingkatan yang satu
dengan tingkatan berikutnya terlihat sangat berbeda.
Berdasarkan tempat hidupnya dikenal dengan dua tingkatan :
1) Tingkatan di dalam air berupa telur => jentik => kepompong
2) Tingkatan di luar tmpat berair, yaitu di udara dan daratan sebagai
nyamuk jantan dan betina.
Species yang merupakan vektor penting penyebab penyakit pada manusia
antara lain penyakit :
Malaria Vektor siklik adalah satu-satunya dari malaria pada manusia
dan malaria kera adalah nyamuk Anopheles.
Dengue Hemorrhagic Fever Adalah penyakit endemik yang disebabkan
oleh virus di daerah tropis dan subtropis yang kadang-kadang
menjadi epidemik. Virus membutuhkan masa multifikasi selama 8-10
hari sebelum nyamuk menjadi infektif, khususnya ditularkan oleh
species Aedes, terutama A. aegypti. Penyakit ini merupakan penyakit
endemis di Indonesia dan terjadi sepanjang tahun terutama pada saat
musim penghujan.
b. Lalat Rumah (Housefly)
Lalat rumah, Musca domestica, hidup disekitar tempat kediaman manusia
di seluruh dunia. Seluruh lingkaran hidup berlangsung 10 sampai 14 hari,
dan lalat dewasa hidup kira-kira satu bulan. Larvanya kadang-kadang
menyebabkan myasis usus dan saluran kencing serta saluran kelamin. Lalat
adalah vektor mekanik dari bakteri patogen, protozoa serta telur dan larva
cacing, Luasnya penularan penyakit oleh lalat di alam sukar ditentukan.
Lalat dianggap sebagai vektor penyakit disentri, diare, typhoid cholera.
C. Pengendalian Vektor Penyakit
Peraturan Mentri No.374 tahun 2010 mendefinisikan bahwa pengendalian
vektor merupakan kegiatan atau tindakan yang ditujukan untuk menurunkan
populasi vektor serendah mungkin sehingga keberadaannya tidak lagi beresiko
untuk terjadinya penularan penyakit di suatu wilayah atau menghindari
kontak masyarakat dengan vektor sehingga penularan penyakit yang dibawa
oleh vektor dapat di cegah (MENKES,2010).
Ada beberapa cara pengendalian vector penyakit yaitu :
1. Pengendalian Vektor Terpadu (PVT)
Mengingat keberadaan vektor dipengaruhi oleh lingkungan fisik,
biologis dan social budaya, maka pengendaliannya tidak hanya menjadi
tanggung jawab sector kesehatan saja tetapi memerlukan kerjasama
lintas sector dan program. Pengendalian vektor dilakukan dengan
memakai metode pengendalian vektor terpadu yang merupakan suatu
pendekatan yang menggunakan kombinasi beberapa metoda pengendalian
vektor yang dilakukan berdasarkan pertimbangan keamanan, rasionalitas,
efektifitas pelaksanaannya serta dengan mempertimbangkan
kesinambungannya.
2. Pengendalian secara alamiah (naturalistic control) yaitu dengan
memanfaatkan kondisi alam yang dapat mempengaruhi kehidupan vector.
Ini dapat dilakukan dalam jangka waktu yang lama.
3. Pengendalian terapan (applied control) yaitu dengan memberikan
perlindungan bagi kesehatan manusia dari gangguan vektor. Ini hanya
dapat dilakukan sementara.
Upaya peningkatan sanitasi lingkungan (environmental sanitation
improvement)
Pengendalian secara fisik-mekanik (physical-mechanical control) yaitu
dengan modifikasi/manipulasi lingkungan
Pengendalian secara biologis (biological control) yaitu dengan
memanfaatkan musuh alamiah atau pemangsa/predator, fertilisasi
Pengendalian dengan pendekatan per-UU (legal control) yaitu dengan
karantina
Pengendalian dengan menggunakan bahan kimia (chemical control)
(Afrizal, 2010).
Berikut Program pengendalian untuk penyakit bawaan vektor harus
digencarkan selama periode darurat dan rehabilitasi, khususnya di wilayah
yang endemic. Prioritas dilakukan untuk daerah endemik leptospirosis, DBD,
malaria, tifus, dan pes.
Berikut ini adalah langkah – langkah darurat penting untuk
pengendalian vektor:
1. Pulihkan aktivitas pengumpulan dan pembuangan sampah yang saniter
sesegera mungkin
2. Selenggarakan promosi kesehatan untuk memusnahkan tempat
perkembangbiakan vektor dan tentang upaya untuk mencegah infeksi,
termasuk hygiene personal.
3. Lakukan survei pada kampung dan wilayah berpenduduk padat untuk
mengidentifikasi lokasi perkembangbiakan potensial nyamuk, hewan
pengerat, dan vektor lainnya.
4. Musnahkan tempat perkembangbiakan vektor dengan mengeringkan dan/atau
menimbun kolam, empang, dan rawa – rawa, melakukan gerakan 3M, dll.
5. Lakukan pengendalian kimia jika perlu
6. Simpan makanan dalam tempat tertutup dan terlindung
Berikut beberapa teknik pengendalian yang dapat diterapkan pada masing-
masing antropoda.
a. Pengendalian nyamuk
Di dalam upaya pengendalian nyamuk, beberapa metode yang dapat
dilakukan antara lain :
Pengendalian lingkungan yaitu dengan membersihkan tempat-tempat
hidup antropoda.
Pengendalian kimia dengan menggunakan repellent (penolak nyamuk)
Pemasangan kelambu
b. Pengendalian lalat
Dalam upaya pengendalian lalat rumah (housefly), beberapa metode dapat
dilakukan,
Mengurangi atau menghilangkan tempat perindukan lalat seperti
pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan sampah yang dikelola
dengan baik dapat menghilangkan media perindukan lalat.
Perangkap dan pembunuh elektronik (light trap with electrocutor).
Lalat yang tertarik pada cahaya akan terbunuh setelah kontak dengan
jeruji yang bermuatan listrik yang menutupi.
Membuat umpan kertas lengket berbentuk pita/lembaran (Sticky
tapes)
Cara kimia Penggunaan pestisida ini dapat dilakukan melalui
penyemprotan dengan efek residu (residual spraying) dan pengasapan
(space spaying).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Vektor adalah antropoda yang dapat memindahkan atau menularkan agen
infection dari sumber infeksi kepada host yang rentan. Dan dalam usaha
pengendalian vektor akan memberikan hasil maksimal jika metode pengendalian
yang digunakan sesuai dan tepat dengan vektor yang menjadi sasaran. Oleh
karena itu jika metode yang digunakan salah, maka vektor tidak akan
terkendali.
B. Saran
Bagi semua pembaca :
Agar kita dapat mengendalikan vektor penyakit kita harus
memperhatikan kebersihan lingkungan serta menjaga daya tahan tubuh.
Jika melakukan pengendalian vektor harus sesuai metode yang
digunakan agar tindakan kita tidak sia-sia.
DAFTAR PUSTAKA
Sumantri, Arif. Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Kencana, Prenada Media Group
2010.
http://oddynna.blogspot.com/2013/01/pengendalian-vektor-penyakit.html di
akses 02 desember 2013
http://dafrika.blogspot.com/2013/02/epidemoilogi-bencana-dan-dampak.html
diakses 02 desember 2013
http://www.hakli.org/Pengendalian Lalat diakses 02 desember 2013