Delirium Pada Lansia
Sindrom klinis akut dan sejenak dengan ciri penurunan taraf kesadaran, gangguan kognitif, gangguan persepsi, termasuk halusinasi & ilusi, khas adalah visual juga di pancaindera lain, dan gangguan perilaku, seperti agitasi. Gangguan ini berlangsung pendek dan ber-jam hingga berhari, taraf hebatnya berfluktuasi, hebat di malam hari, kegelapan membuat halusinasi visual & gangguan perilaku meningkat. Biasanya reversibel. Penyebabnya termasuk penyakit fisik, intoikasi obat !"at#. $ iagnosis biasanya klinis, dengan laboratorium dan pemeriksaan pencitraan !imaging# untuk menemukan penyebabnya. %erapinya ialah memperbaiki penyebabnya dan tindakan suportif. $elirium bisa timbul pada segala umur, tetapi sering pada usia lanjut. Sedikitnya '( dari pasien lanjut usia yang dira)at inap menderita delirium* +-+'( mengalami delirium sesaat pada masa pera)atan rumah sakit. $elirium juga sering dijumpai pada panti asuhan. Bila delirium terjadi pada orang muda biasanya karena penggunaan obat atau penyakit yang berbahaya mengancam ji)anya. Etiologi dan patofisiologi
Banyak kondisi sistemik dan obat bisa menyebabkan delirium, contoh antikolinergika, psikotropika, dan opioida. ekanisma tidak jelas, tetapi mungkin terkait dengan gangguan reversibilitas dan metabolisma oidatif otak, abnormalitas neurotransmiter multipel, dan pembentukan sitokines !cytokines#. Stress dari penyebab apapun bisa meningkatkan kerja saraf simpatikus sehingga mengganggu fungsi kolinergik dan menyebabkan delirium. sia lanjut memang dasarnya rentan terhadap penurunan transmisi kolinergik sehingga lebih mudah terjadi delirium. papun sebabnya, yang jelas hemisfer otak dan mekanisma siaga !arousal mechanism#dari talamus dan sistem aktivasi retikular batang otak jadi terganggu. %erdapat faktor predisposisi gangguan otak organik/ seperti demensia, stroke. Penyakit parkinson, umur lanjut, gangguan sensorik, dan gangguan multipel. 0aktor presipitasi termasuk penggunaan obat baru lebih dan 1 macam, infeksi, dehidrasi, imobilisasi, malagi"i, dan pemakaian kateter buli-buli. Penggunaan anestesia juga meningkatkan resiko delirium, terutama pada pembedahan yang lama. $emikian pula pasien lanjut usia yang dira)atdi bagian 23 beresiko lebih tinggi. Tanda dan gejala $elirium ditandai oleh kesulitan dalam/
4 5onsentrasi dan memfokus 4 empertahankan dan mengalihkan daya perhatian 4 5esadaran naik-turun 4 $isorientasi terhadap )aktu, tempat dan orang 4 6alusinasi biasanya visual, kemudian yang lain 4 Bingung menghadapi tugas se-hari-hari
4 Perubahan kepribadian dan afek 4 Pikiran menjadi kacau 4 Bicara nga)ur 4 $isartria dan bicara cepat 4 7eologisma 4 2nkoheren Gejala termasuk:
4 Perilaku yang inadekuat 4 8asa takut 4 3uriga 4 udah tersinggung 4 gitatif 4 6iperaktif 4 Siaga tinggi !6yperalert# tau sebaliknya bisa menjadi/ 4 Pendiam 4 enarik diri 4 engantuk 4 Banyak pasien yang berfluktuasi antara diam dan gelisah 4 Pola tidur dan makan terganggu 4 Gangguan kognitif, jadi daya mempertimbangkan dan tilik-diri terganggu Diagnosis
Biasanya klinis. Semua pasien dengan tanda dan gejala gangguan fungsi kognitif perlu dilakukan pemeriksaan kondisi mental formal. 5emampuan atensi bisa diperiksa dengan/ 4 Pengulangan sebutan 1 benda 4 Pengulangan 9 angka ke depan dan + angka ke belakang !mundur# 4 Sebutkan nama hari dalam seminggu ke depan dan ke belakang !mundur# 4 3onfusion ssessment ethod !3# 4 :a)ancarai anggota keluarga 4 Penggunaan obat atau "at psikoaktif overdosis atau penghentian mendadak. Prognosis
orbiditas dan mortalitas lebih tinggi pada pasien yang masuk sudah dengan delirium dibandingkan dengan pasien yang menjadi delirium setelah di 8umah Sakit. Beberapa penyebab delirium seperti hipoglikemia, intoikasi, infeksi, faktor iatrogenik,
toisitas obat, gangguan keseimbangan elektrolit. Biasanya cepat membaik dengan pengobatan. Beberapa pada lanjut usia susah untuk diobati dan bisa melanjut jadi kronik %erapi %erapi dia)ali dengan memperbaiki kondisi penyakitnya dan menghilangkan faktor yang memberatkan seperti/ • • • • • • •
enghentikan penggunaan obat ;bati infeksi Suport pada pasien dan keluanga engurangi dan menghentikan agitasi untuk pengamanan pasien 3ukupi cairan dan nutrisi