TERAPI MODALITAS PADA KARDIOVASKULAR
LOGO
Nama Kelompok dan NIM
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
Hal. HALAMAN JUDUL ....................................................................................
i
KATA PENGANTAR ..................................................................................
ii
DAFTAR ISI .................................................................................................
iii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................
1
A. Latar Belakang .............................................................................
1
B. Tujuan...........................................................................................
6
BAB 2 PEMBAHASAN ...............................................................................
7
BAB 3 KESIMPULAN ................................................................................
17
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................
19
LAMPIRAN ..................................................................................................
22
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit jantung yang juga dikenal dengan istilah penyakit kardiovaskular adalah berbagai kondisi di mana terjadi penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah yang dapat menyebabkan serangan jantung, nyeri dada (angina), atau stroke.Beberapa penyakit yang dikategorikan sebagai penyakit jantung adalah : 1. Penyakit pembuluh darah, seperti penyakit arteri koroner 2. Masalah irama jantung yang disebut aritmia 3. Cacat jantung bawaan 4. Kondisi jantung lainnya, seperti kondisi yang mempengaruhi otot jantung, katup jantung, atau irama jantung. Fungsi sistem kardiovaskular adalah memberikan dan mengalirkan
2
mencapai 23,3 juta pada tahun 2030. Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Da sar (Riskesdas) Kemenkes RI Tahun 2013 prevalensi penyakit jantung koroner di Indonesia mencapai 0,5% dan gagal jantung sebesar 0,13% dari total penduduk berusia 18 tahun keatas. Menurut data WHO (2015) cardiovascular disease (CVD) merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Pada tahun 2012 sekitar 17,5 juta orang meninggal karena CVD dan menyumbangkan angka kematian sebanyak 31%, diperkirakan penyebab dari kematian tersebut sekitar 7,4 juta dikarenakan oleh penyakit jantung koroner dan 6,7 juta karena stroke. Selain itu data dari American Heart Association/ AHA (2014) menyebutkanbahwa : 1. Lebih dari sepertiga perempuan dewasa menderita salah satu bentuk PKV (Penyakit Kardiovaskular) 2. Sejak 1984, jumlah kematian akibat PKV pada perempuan melebihi laki laki.
3
(5%), penyakitarteri, arterioldankapiler (2%), hipertensi (1%), penyakit lain terkait system sirkulasi (1%). (Gambar 1)
4
terjadinya acute coronary syndrome meliputi; merokok, obesitas, hipertensi, hiperlipidemia, dan diabetes melitus. 1.
Usia Peningkatan usia, terutama pada wanita post menopause meningkatkan risiko terjadinya ACS pada wanita yang secara normal dilindungi oleh estrogen di dalam tubuh pada usia produktif.
2.
Jenis Kelamin Berdasarkan hasil review penelitian yang dilakukan oleh Shehab, Abdullah, et.al (2013) di Timur Tengah (Bahrain, Saudi Arabia, Qatar, Oman, United Arab Emirates, dan Yaman) menunjukkan bahwa angka mortalitas ACS pada perempuan lebih tinggi dibandingkan laki – laki.
3.
Hipertensi Hipertensi banyak terjadi di Timur Tengah pada pa sien dengan ACS khususnya pada wanita, kelompok usia tua dan suku Arab di Timur Tengah. Hipertensi dihubungkan dengan peningkatan risiko gagal jantung dan stroke. Pada kasus
5
atherosclerosis (yaitu kerusakan lapisan endotel) yang diakibatkan oleh peningkatan kolesterol LDL dan menurunan HDL pada darah, peningkatan tekanan darah, peningkatan kecenderungan terbentuknya bekuan darah oleh fibrinolisis endogen dan rusaknya sel – sel pada lapisan arteri koronaria. 6.
Alkoholik Wanita dengan peminum alkohol moderat - berat meningkatkan risiko mortalitas total penyakit jantung 10% dibandingkan dengan laki – laki.
7.
Gaya Hidup The American Heart Association danthe American College of Cardiology sangat merekomendasikan gaya hidup sehat yang dapat menurunkan “riskreduction therapy” untuk pencegahan sekunder dari penyakit kardiovaskular.
8.
Kolesterol Rasio TG/HDL-C merupakan faktor pedisposisi terjadinya mortalitas pada pasien jantung. Patofisiologi yang menghubungkan antara ACS dengan rasio kolesterol ini belum dapat dijelaskan. Namun, berdasarkan data, peneliti
6
1. Pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang aplikasi terapi modalitas pada kasus kardiovaskular 2. Pembelajaran meningkatkan wawasan, pengetahuan dan pemahaman tentang tindakan keperawatan untuk meningkatkan kualitas tidur pasien jantung.
7
BAB 2 PEMBAHASAN
Berdasarkan AHA (2014) macam – macam penyakit kardiovaskular meliputi; masalah katub jantung, aritmia, serangan jantung, dan stroke.Masalah keperawatan yang sering muncul pada kasus kardiovaskular meliputi; nyeri, cemas, gangguan tidur, sesak, intoleran aktivitas, stres, gangguan pemenuhan ADL, dll. Kebutuhan – kebutuhan dasar yang sering mengalami deficit/ tidak terpenuhi pada kasus kardiovaskular meliputi; kebutuhan oksigen, kebutuhan eliminasi, kebutuhan pemenuhan ADL termasuk aktivitas/mobilitas fisik, kebutuhan nutrisi, kebutuhan rasa nyaman dan aman, kebutuhan istirahat, kebutuhan sosial berupa dukungan keluarga/teman/sahabat/juga tenaga kesehatan. “Tindakan Keperawatan untuk Meningkatkan Kualitas Tidur Pasien Jantung” ( Journal Review ) dalam Upaya Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat (termasuk kebutuhan tidur) menurut Orem
8
yang mengancam kehidupan atau komplikasi dari penyakit akan men yebabkan gangguan tidur (Moeini M et.al., 2010 ; Chokroverty S and Sahota P., 2010). Usia dewasa tua mengalami gangguan tidur lebih tinggi dibandingkan kelompok usia yang lebih muda. Diperkirakan 40% - 70% dewasa tua mengalami gangguan tidur (Leland, et.al., 2014). Gangguan tidur pada pasien kardiovaskular dapat meningkatkan tekanan darah dan heart rate. Kualitas tidur yang tinggi dapat meningkatkan perbaikan dari penyakit (Elliott R et.al., 2011). Meningkatkan kualitas tidur pada pasien kardiovaskular merupakan hal yang penting. Penggunaan obatobatan sedatif dan hipnotik dapat secara signifikan meningkatkan kualitas t idur (Glass J et.al., 2005). Namun, disisi lain agen farmakologi dapat menimbulkan berbagai macam efek samping. Terapi komplementer termasuk terapi musik, penggunaan eye mask , earplugs juga dapat meningkatkan kualitas tidur tanpa efek samping yang serius (Saeedi M et.al., 2012; Jones C et.al., 2012). Berbagai penelitian telah mencoba menjelaskan tentang pengaruh
9
30 kelompok perlakuan dan 30 kelompok kontrol. Eye mask digunakan selama 2 malam berturut-turut pada kelompok perlakuan, kemudian pada hari ketiga dilakukan penilaian menggunakan PSQI (Petersburg’s Sleep Quality Index) pada kedua kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengguanaan eye mask dapat meningkatkan kualitas tidur pada pasien dengan ACS di CCU (p<0.05). Tahun 2013, Mashayekhi, et.el. melakukan penelitian RCT jenis cross over design pada 60 pasien jantung usia 47-62 tahun yang dirawat di CCU yang dibagi menjadi dua; 30 kelompok perlakuan dan 30 kelompok kontrol. Instrumen yang digunakan berbeda dengan penelitian sebelumnya yaitu menggunakan Verran and Snyder-Halpern Sleep Scale (VSH Sleep Scale) dengan 16 item yang terdiri dari 3 item besar yaitu disturbance, effectiveness, and supplementation. Kelompok perlakukan dipasang eye mask selama 2 malam berturut – turut dan dievaluasi dengan VSH Sleep Scale setiap hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas tidur di
10
30 kelompok perlakuan dan 30 kelompok kontrol. Pemasangan earplugs dilakukan setiap malam selama pasien di rumah sakit sampai pulang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan earplugs dapat meningkatkan kualitas tidur ( p value< 0.05) pada kelompok perlakukan dibandingkan dengan kelompok kontrol. 3. Kombinasi eye mask, earplugs, dan musik terhadap kualitas tidur Penelitian dilakukan oleh Rong-Fang Hu, et.al., (2015) dengan desain RCT pada 45 pasien dewasa yang dibagi menjadi 2 secara acak; 25 kelompok
perlakuan
dan
25
kelompok
kontrol
dengan
cara
mengombinasikan antara earplugs, eye mask, dan pemberian musik selama 30 menit pada pkl. 21.00 – 06.00 dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak dilakukan intervensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjective sleep quality lebih tinggi pada kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok kontrol ( p value< 0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas tidur pada kelompok perlakuaan lebih baik dibandingkan
11
1. Eye mask dapat meningkatkan kualitas tidur pasien jantung secara signifikan (3 jurnal) 2. Earplugs dapat meningkatkan kualitas tidur pasien jantung secara signifikan (1 jurnal) 3. Kombinasi eye mask, earplugs, dan terapi musik dapat meningkatkan kualitas tidur pasien jantung secara signifikan (1 jurnal) 4. Kombinasi eye mask, earplugs dan melatonin oral dapat meningkatkan kualitas tidur secara signifikan (1 jurnal)
BAB 3 KESIMPULAN
Penyakit kardiovaskular dengan tingkat mortalitas 35% merupakan masala h kesehatan utama dan penyebab utama kematian di dunia. Tingkat mortalitas penyakit pada negara maju 40% dan berkembang 28%. Acute Coronary Syndrome
12
kebutuhan aktifitas dan istirahat (tidur) pasien yang mengalami gangguan tidur yaitu pemakaian eye mask, earplugs, dan atau kombinasi yang didasarkan pada hasil Evidence Base Nursing yang terbukti efektif dalam meningkatkan kualitas tidur pasien jantung di ICU. Sedangkan untuk perawatan pasien di rumah dapat menggunakan Teori Keperawatan Self Care Orem sebagai upaya memandirikan pasien dan keluarga dalam masa pemulihan, maintenance perawatan kesehatan di rumah, pencegahan ACS berulang, dan pencegahan hospitalisasi berulang, dan pencegahan komplikasi.
13
Ali, W.M, Al Habib, K.F., Hersi, A., Asaad, N., Sulamina, K., Ali, Al Shiek, dan Al Suwaidi, J. (2012).In-hospital complications and 1-year outcome of acute coronary syndrome in patients with hypertension: findings from the 2nd Gulf Registry of Acute Cardiac Events. Eastern Mediterranean Health Journal, 18 (9). Diakses 15 November 2016, dari Proquest database. Alligood, Martha Raile. (2014). Nursing Theorist and their Work . 8th. Ed. USA: Elseiver. Allison, Sarah E. (2007). Self Care Requirements for Activity and Rest : An Orem Nursing Focus. Nursing Science Quarterly, 20 (1), 68-76. Diakses 15 November 2016, dari SagePublications database. Babaii, A., Adib-Hajbaghery, M., & Hajibagheri, A. (2015). Effect of Using Eye Mask on Sleep Quality in Cardiac Patients: A Randomized Controlled Trial. Nursing and Midwifery Studies, 4(4), e28332. Diakses 13 Oktober 2016, dari Pubmed database. Cox, K.R. & Taylor, S.G. (2005). Orem's Self Care Deficit Nursing Theory: Pediatric Asthma as Exemplar. Nursing Science Quarterly, 18 (3), 249-257. Diakses 15 November 2016, dari Sage Publications database. Daneshmandi, M., Neiseh, F., Sadeghi Shermeh, M., & Ebadi, A. (2012). Effect of
14
Diagnosed With Diabetes. Diabetes Care, 25 (5). Diakses 14 November 2016, dari Proquest database. Mashayekhi, F., Arab, M., Pilevarzadeh, M., Amiri, M., & Rafiei, H. (2013). The Effect of Eye Mask on Sleep Quality in Patients of Coronary Care Unit, 6 (3), 108-111. Diakses 2 November 2016, dari PubMed database. Mohammadpour, A., Mohammadian, B., Moghadam, M.B., & Nemmatolla hi, M.R. (2014). The Effect of Topical Heat Therapy on Chest Pain in Patients with Acute Coronary Syndrome: a Randomised Double-Blind PlaceboControlled Clinical Trial. Journal Of Clinical Nursing, 23, 3460-3467. Diakses 14 November 2016, dari Ebschohost database. Neyse, F., Daneshmandi, M., Sharme, M. S., & Ebadi, A. (2011). The effect of earplugs on sleep quality in patients with acute coronary syndrome, Journal Of Caring Sciences, 4(3), 127 – 134. Diakses 13 Oktober 2016, dari Pubmed database. Notara, V., Panagiotakos, D.B., & Pitsavos , C.E. (2014).Secondary Prevention Of Acute Coronary Syndrome. Socio-Economic And Lifestyle Determinants: A Literature Review. Cent Eur J Public Health, 22 (3): 175 – 182. Diakses 14 November 2016, dari Proquest database.
15
16
LAMPIRAN. 1 : Tabel Review Jurnal kardiovaskular No
Judul Penelitian
1
Effects of earplugs and eye masks combined with relaxing music on sleep, melatonin, and cortisol levels in ICU patients: a RCT. Rong-Fang Hu, et al. 2015 Effect of Using Eye mask on sleep quality in Cardiac patients: Randomized controlled trial Ateye Babaii, et al. 2015 Effect of oral melatonin and wearing earplugs and eye masks on nocturnal sleep in healthy subjects in a simulated ICU environment. Hua-Wei Huang, et al. 2015
2
3
Variabel, Sampel,& Teknik Sampling Variabel : Eyemask+earplugs+music, Melatonin
Jumlah sampel 50 pasien ICU usia ≥40 thn, 20 responden klp intervensi dan 25 responden klp kontrol, 5 responden di drop Variabel : Eye mask, Sleep quality
Instrumen (Alat ukur) RCSQ RichardsCampbell sleep questionare
Desain Penelitian RCT
PSQI (Petersburg’s Sleep Quality Index)
RCT pre dan post test design
Sampel 60 pasien jantung usia 47 — 69 thn, Kemudian sampel dibagi menjadi 2 yang dipilih secara random Variabel : Melatonin, PSG Earplugs, (Polysomnogra Eye mask, phy), Sleep quality Subjective sleep quality Sampel 40 pasien ICU usia > 18 (visual analog tahun, scale), Teknik sampling menggunakan Serum random sampling melatonin concentration
Hasil
Kualitas tidur yang lebih baik pada kelompok intervensi. tidak ditemukan perbedaan pada kortisol dan melatonin pada urin pasien sebelum dan setelah tindakan pembedahan.
Penggunaan eye mask dapat meningkatkan kualitas tidur pasien jantung dengan signifikan (p<0,05)
RCT Penggunaan melatonin lebih Cross over baik dalam meningkatkan design kualitas tidur dibandingkan dengan penggunaan earplugs dan eye masks. Serum melatonin meningkat pada pasien yg menggunkan melatonin dibandingkan intervensi yang lain
17
4
5
6
The Effect Of Eye Mask on Sleep Quality in Patient of Coronary Care Unit. Masyhayekhi, Fateme, dkk 2013
Variabel : Eye mask, Sleep quality
Effect of eye mask on sleep quality in patient’t with acute coronary syndrome. Mohammad danesh mandi, dkk. 2012 The Effect of earplugs on sleep quality in patients with acut coronary syndrome. Fateme Neyse, dkk.2012
Variabel : Eye mask, Sleep quality
Sampel sebanyak 60 pasien jantung dibagi dalam 2 kelompok, masingmasing 30 responden
Sampel = 60 pasien jantung usia >18 thn,
Verran and SnyderHalpern Sleep Scale (VSH Sleep Scale)
RCT Cross Over Design
PSQI (Petersburg’s Sleep Quality Index)
RCT Pengguanaan eye mask dapat pre post meningkatkan kualitas tidur test design pada pasien dengan ACS (p<0,05)
Variabel : Earplugs, PSQI Sleep quality, (Petersburg’s Acute coronary syndrome’s patients Sleep Quality Index) Sampel 60 pasien jantung Dibagi 2 grup Secara random
RCT
Penggunaan eye mask selama tidur malam meningkatkan meningkatkan kualitas tidur dengan signifikan (p<0,05)
Penggunaan Earplugs dapat meningkatkan kualitas tidur yang signifikan