Contoh Ligan Monodentat, Bidentat, Polidentat, Senyawa Kelat, Contoh, Kegunaan, Kimia Pengertian ligan adalah suatu ion atau molekul yang memiliki sepasang elektron atau lebih yang dapat disumbangkan. Ligan merupakan basa lewis yang dapat terkoordinasi pada ion logam atau sebagai asam lewis membentuk senyawa kompleks. Ligan dapat berupa anion atau molekul netral [1]. Jika suatu logam transisi berikatan secara kovalen koordinasi dengan satu atau lebih ligan maka akan membentuk suatu senyawa kompleks, dimana logam transisi tersebut berfungsi sebagai atom pusat. Logam transisi memiliki orbital d yang belum terisi penuh yang bersifat asam lewis yang dapat menerima pasangan elektron bebas yang bersifat basa lewis. Ligan pada senyawa kompleks dikelompokkan berdasarkan jumlah elektron yang dapat disumbangkan pada atom logam. Monodentatt 1. Ligan Monodenta
Ligan yang terkoordinasi ke atom logam melalui satu atom saja disebut ligan monodentat, misalnya F-, Cl-, H2O dan CO [2]. Kebanyakan ligan adalah anion atau molekul netral yang merupakan donor elektron. Beberapa ligan monodentat yang umum adalah F -, Cl-, Br -, CN-, NH3, H2O, CH3OH, dan OH -. 2. Ligan Bidentat Jika ligan tersebut terkoordinasi pada logam melalui dua atom disebut ligan bidentat.Ligan ini terkenal diantara ligan polidentat. Ligan bidentat yang netral termasuk diantaranya anion diamin, difosfin, dieter.
3. Ligan Polidentat (Senyawa Kelat)
Ligan yang telah dibahas sebelumnya, seperti NH3 dan Cl – dinamakan ligan monodentat (bahasa Latin: satu gigi). Ligan-ligan ini memiliki atom donor tunggal yang dapat berkoordinasi dengan atom pusat. Beberapa ligan dapat memiliki memil iki dua atau at au lebih atom donor yang dapat dikoordinasikan dengan ion logam sehingga dapat mengisi dua atau lebih orbital d ion logam. Ligan seperti itu dinamakan ligan polidentat (bahasa Latin: bergigi ban yak).
kompleksasi memainkan peran utama dalam spesiasi ion logam (dan ligan) dalam sistem perairan, dan kedua, spesiasi mempengaruhi perilaku kimia dengan berbagai cara.
Gambar 2. (a) Struktur etilendiamin (b) Struktur ion kompleks [Co(en) 3]3+ (c) Struktur EDTA.
Oleh karena ligan polidentat dapat mencengkeram ion logam dengan dua atau lebih atom donor, ligan polidentat juga dikenal sebagai zat pengkelat. Contoh ligan polidentat seperti etilendiamin (disingkat en) dengan rumus struktur pada Gambar 2a. Ligan en memiliki dua atom nitrogen, masing-masing dengan sepasang elektron bebas yang siap didonorkan. Atom-atom donor ini harus saling berjauhan agar keduanya dapat mengkoordinasi ion logam membentuk kompleks dengan posisi berdampingan. Ion kompleks [Co(en)3]3+ mengandung tiga ligan etilendiamin. Ion kompleks tersebut membentuk struktur koordinasi oktahedral dengan atom kobalt (III) sebagai atom pusatnya (Gambar 2b). Zat pengkelat seperti EDTA pada Gambar 2c sering digunakan dalam analisis kimia, terutama dalam menentukan kadar ion kalsium dalam air. Ion EDTA 4 – memiliki enam atom donor (4
dari gugus COO – , 2 dari atom N). Dengan EDTA, tingkat kesadahan air dapat diukur. Dalam bidang kedokteran zat pengkelat sering digunakan untuk mengeluarkan ion logam, seperti Hg2+, Pb2+, dan Cd2+. Dalam sistem tubuh terdapat zat pengkelat, seperti mioglobin dan oksihemoglobin. Sebagai contoh sederhana, Kerusakan ion logam dengan ligan anionik mempengaruhi muatan bersih dan dapat berubah kation ke anion. Misalnya, bentuk emas yang dominan di air laut adalah anionik kompleks klorida: AuCl danAu AKU AKU AKU 2 dan AuCl 4 (untuk dua keadaan oksidasi emas, Au ). Jadi, jika Anda memiliki ambisi untuk mengembangkan materi pertukaran ion superselektif untuk memusatkan emas dari air laut, sebaiknya Anda memikirkan bahan pertukaran anion, bukan resin penukar kation. Kelimpahan asli emas di air laut sangat rendahsekitar 0,4 ng / L atau 10 -11.7 M, tapi mengingat volume air yang besar di lautan dunia, Itu masih berarti ada banyak emas di lautan!
Kompleksasi mempengaruhi reaktivitas ion logam baik secara termokimia maupun fotokimia reaksi. Beberapa kompleks ion logam kurang r eaktif daripada ion bebas oksidasi, tapi yang lainnya lebih reaktif. Contoh diberikan untuk besi dan mangan di Indonesia Bab 15. Dari perspektif bersepeda biogeokimia, kompleksasi meningkat konsentrasi total ion logam dalam larutan, dan efek bersihnya adalah untuk mempromosikan transportasi dan bersepeda dari logam di lingkungan perairan. Misalnya, kompleksasi besi besi Dengan bahan humus sangat meningkatkan jumlah Fe dalam larutan beroksigen dan dengan demikian mempromosikan gerakan hilir besi di daerah aliran sungai. Demikian pula dengan kehadiran kompleks terlarut memaksakan batas pada penghilangan ion logam dengan reaksi presipitasi. Itu sejauh mana Ca 2+ dapat dihilangkan dengan cairan kapur untuk membentuk CaCO mungkin terbatas sebagian oleh kompleks Ca yang larut 2+
3 (s) .