BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Pembangunan jaringan jalan raya yang merupakan prasarana transportasi darat yang memegang peranan sangat penting dalam sektor perhubungan terutama untuk kesinambungan distribusi barang dan jasa. Keberadaan jalan raya sangat diperlukan untuk menunjang laju
pertumbuhan ekonomi seiring dengan meningkatnya kebutuhan sarana transportasi yang dapat menjangkau daerah-daerah terpencil yang merupakan sentra perekonomian masyarakat. ( Adisasmita, Sakti Adji. 2011) Oleh karena itu untuk menunjang hal tersebut perlu adanya realisasi pembangunan pelebaran jalan dari pemerintah kota/kabupaten maupun pemerintah propinsi, pembangunan pelebaran jalan pada Jalan Harapan Jaya Kota Pontianak merupakan jalur jalan kota yang diperkirakan akan memiliki nilai strategis, karena di sekitaran jalan Harapan Jaya yang menuju jalan Purnama 2 banyak terdapat pabrik industri barang dan jasa. Pekerjaan ini merupakan lanjutan dari tahun 2015 yang di mana pembangunan jalan sebelumnya telah mencapai 400 m, dan pada tahun ini pekerjaannya akan ditambah pembangunan pelebaran jalan sepanjang 525 m dengan lebar pembangunan sisi kanan 2,8 m dan lebar sisi kiri 1,2 m Untuk merealisasikan maksud diatas secara bertahap Pemerintah Kota Pontianak
pada
tahun
ini
pelaksanaannya
didanai
oleh
Anggaran
1
Pembangunan Belanja Daerah (APBD) Tahun anggaran 2016, melalui Dinas Pekerjaan umum sebagai satu diantaraperangkat Dinas Daerah yang mempunyai wewenang dan bertanggung jawab dalam masalah transportasi darat telah memprogramkan penanganan prasarana jalan di wilayah Kota Pontianak dengan kategori pemeliharaan, peningkatan, pembangunan dan pelebaran jalan, dan termasuk didalamnya yakni pembangunan pelebaran jalan Harapan Jaya. Dengan adanya pembangunan pelebaran jalan serta sarana pendukung lainnya maka dengan sendirinya akan meningkatkan aktivitas pelayanan jalan dan dapat menampung arus lalu lintas l intas yang lebih aman dan nyaman. n yaman. Tujuan dilaksanakannya proyek jalan Harapan Jaya Kota Pontianak adalah sebagai berikut :
1.1.1
a.
Menyediakan prasarana transportasiyang dibutuhkan oleh masyarakat.
b.
Mempercepat pertumbuhan ekonomi.
c.
Menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.
d.
Memberi kenyamanan pada pengguna jalan pada saat berkendara.
Proyek Yang Diamati Adapun proyek yang diamati adalah sebagai berikut : 1. Pekerjaan Tanah 2. Pekerjaan Konstruksi Jalan Perkerasan Kaku ( Rigid Pavement ) 3. Pekerjaan Gorong-Gorong ( Box Culvert )
2
Pembangunan Belanja Daerah (APBD) Tahun anggaran 2016, melalui Dinas Pekerjaan umum sebagai satu diantaraperangkat Dinas Daerah yang mempunyai wewenang dan bertanggung jawab dalam masalah transportasi darat telah memprogramkan penanganan prasarana jalan di wilayah Kota Pontianak dengan kategori pemeliharaan, peningkatan, pembangunan dan pelebaran jalan, dan termasuk didalamnya yakni pembangunan pelebaran jalan Harapan Jaya. Dengan adanya pembangunan pelebaran jalan serta sarana pendukung lainnya maka dengan sendirinya akan meningkatkan aktivitas pelayanan jalan dan dapat menampung arus lalu lintas l intas yang lebih aman dan nyaman. n yaman. Tujuan dilaksanakannya proyek jalan Harapan Jaya Kota Pontianak adalah sebagai berikut :
1.1.1
a.
Menyediakan prasarana transportasiyang dibutuhkan oleh masyarakat.
b.
Mempercepat pertumbuhan ekonomi.
c.
Menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.
d.
Memberi kenyamanan pada pengguna jalan pada saat berkendara.
Proyek Yang Diamati Adapun proyek yang diamati adalah sebagai berikut : 1. Pekerjaan Tanah 2. Pekerjaan Konstruksi Jalan Perkerasan Kaku ( Rigid Pavement ) 3. Pekerjaan Gorong-Gorong ( Box Culvert )
2
1.1.2
Lokasi Proyek Lokasi Proyek Jalan. Harapan Jaya, Kelurahan Kota Baru, Kecamatan
Pontianak Selatan, Kota Pontianak
1.2.
Batasan Masalah Laporan ini berisi tentang kegiatan yang diamati selama mengikuti
praktek kerja lapangan pada proyek pembangunan pelabaran jalan Harapan Jaya, Kota Pontianak. Adapun ruang lingkup penulisan laporan praktek kerja l apangan ini terdiri dari : 1. Proses Pekerjaan Tanah 2. Proses Pekerjaan Konstruksi Jalan Perkerasan Kaku ( Rigid Pavement ) 3. Proses Pekerjaan Gorong Gorong ( Box Culvert )
3
1.3.
Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
1.3.1. Tujuan Umum Tujuan Umum dari kegiatan PKL yang dilakukan mahasiswa D3 Teknik Sipil Politeknik Negeri Pontianak adalah agar mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan proses pelaksanaan suatu kegiatan proyek / atau industri konstruksi sehingga memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas sehingga dapat mempersiapkan diri dalam mengisi kebutuhan pada dunia industri .
1.3.2. Tujuan khusus Tujuan khusus pelaksanaan PKL adalah agar mahasiswa mampu : 1.
menjelaskan proses pelaksanaan kegiatan proyek / industri konstruksi;
2.
menjelaskan struktur organisasi proyek / industri konstruksi;
3.
menjelaskan pembagian tugas ( Job Description) semua orang yang terlibat dalam pelaksanaan proyek / industri konstruksi;
4.
melaksanakan tugas yang diberikan oleh pihak proyek konstruksi sesuai dengan target mutu dan ketelitian yang diperlukan;
5.
membuat laporan PKL dengan baik dan sesuai dengan tata cara penulisan ilmiah.
4
BAB II PENGENALAN PERUSAHAAN 2.1.
Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaaan yang bernama PT. Multisindo Internasional lahir dan
berkedudukan di Kota Batam Propinsi Kepulauan Riau, akta pendiriannya nomor 29 tanggal 16 Desember 1992 dibuat Soehendro Gautama, SH sebagai Notaris dan Akte perubahan nomor 05 tanggal 18 januari 2008 yang dikeluarkan notaris Armalina Ahmad, SH. PT. Multisindo International adalah perusahaan yangbergerak dalam bidang jasa konstruksi, kegiatan perusahaan ini secara umum bergerak pada bidang pembangunan pekerjaan sebagai berikut : a. Pekerjaan Bangunan Transportasi b. Pekerjaan Bangunan Gedung c. Pekerjaan Bangunan Air d. Pengadaan Barang dan Jasa Konstruksi Perusahaan ini berkantor pusat di Kota Batam, Kepulaun Riau dengan alamat JL. Komp. Pertokoan Taman Kurnia Djaya blok B No. 09 Batam, Pemimpin Perusahaan adalah bapak Junaidi, sedangkan kantor perwakilannya untuk di Kota Pontianak, perusahaan ini memiliki alamat di JL. Uray bawadi No. 82 A dan dipimpin oleh Direktur yakni Bapak Herdianto. PT. Multisindo International untuk wilayah Kota Pontianak mendapatkan Pekerjaan Pembangunan Pelebaran Jalan Harapan Jaya, Kelurahan Kota
5
Baru, Kecamatan Pontianak Selatan, Kota Pontianak, setelah mengikuti proses lelang yang diadakanDinas Pekerjaan Umum Kota Pontianak.
2.2.
Organisasi Perusahaan Pengorganisasian merupakan suatu tindakan yang harus dilaksanakan
oleh setiap perusahaan dan merupakan salah satu fungsi manajemen dalam pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab serta penentuan hubungan antara satuan organisasi. pengorganisasian ini bertujuan agar tugas dapat dilaksanakan dengan lancar, tertib
dan dapat terwujud hubungan antara
pimpinan dengan karyawan secara harmonis. Dengan kata lain Struktur organisasi dapat tergambar secara jelas tugas, wewenang dan tanggung jawab serta hubungan bagian bagian dalam perushaan. Struktur organisasi diperlukan untuk tercapainya suatu tujuan perusahaan dan tercapainya suatu sistem pengendalian yang efektif dengan memberdayakan semua unsur sumber daya yang dimiliki proyek (5 M) yaitu Man, Material, Machine, Methods, Money dalam suatu gerak dan arah untuk mewujudkan tujuan proyek.
2.2.1. Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi merupakan cermin dan gambaran akan bentuk sebuah badan usaha dan aktivitasnya. Organisasi dapat didefinisikan sebagai berikut: a. Organisasi dalam arti badan adalah sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu atau tujuan tertentu.
6
b. Organisasi dalam arti badan atau struktur adalah gambaran secara skematis tentang hubungan kerjasama orang-orang yang terdapat dalam suatu atau beberapa tujuan. Sebagai suatu cara dalam melaksanakan kegiatan atau proyek, organisasi mengalokasikan dan menugaskan anggotanya hingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efisiensi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi pengorganisasian yang merupakan proses penyusunan struktur organisasi dengan tujuan organisasi sumber – sumber daya yang dimiliki dan lingkungan yang mempengaruhi baik internal maupun eksternal, maka dua aspek utama proses penyusunan struktur organisasi yang berupa Departemen Sosial dan Pembagian Kerja merupakan dasar yang harus dilakukan oleh suatu organisasi atau badan usaha. Adapun Struktur Organisasi PT. Multisindo International seperti dibawah ini, dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut ini :
7
2.2.2. Tugas dan Tanggung jawab Setiap Personil di Perusahaan Setiap Personil di Perusahaan memiliki tugas dan tanggung jawabnya, seperti yang akan dijelaskan berikut ini. 1. Direktur Tugas dan tanggung jawab Direktur :
Bertindak sebagai perwakilan perusahaan dalam hubungannya didunia luar perusahaan.
Menetapkan strategi – strategi yang strategis untuk mencapai visi dan misi perusahaan.
Mengkordinasikan dan mengawasi semua kegiatan diperusahaan dan dilapangan.
Bertanggung
jawab
dalam
memimpin
dan
menjalankan
perusahaan.
Bertanggung
jawab
atas
kerugian
dan
keuntungan
yang
dihadapiperusahaan.
Bertanggung jawab
memilih, menentukan, dan mengawasi
pekerjaan karyawan.
Bertanggung jawab menyetujui anggaran tahunan perusahaan.
2. Divisi Teknis Tugas dan tanggung jawab Divisi Teknis :
Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pengujian.
Menandatangani sertifikat pengujian.
8
Memeriksa laporan hasil pengujian.
Mengesahkan instruksi kerja.
Mengusulkan bahan dan alat yang dibutuhkan untuk pengujian serta alat yang harus dikalibrasi ulang.
Bertanggung jawab terhadap kinerja analis.
Bertanggung jawab terhadap kinerja alat.
Mengusulkan pelatihan analis/teknisi.
Bertanggung jawab terhadap jaminan mutu pengujian.
3. Sekretaris Tugas dan tanggung jawab Sekretaris :
Mengatur aktivitas perusahaan, mulai dari administrasi hingga human relations (HR).
Menjadi perantara pihak-pihak yang ingin berhubungan dengan pimpinan.
Menjadi mediator pimpinan dengan bawahan.
Memegang rahasia penting pimpinan yang berkaitan dengan perusahaan.
Bertanggung
jawab
melalukan,
membuat,
memastikan
dan
mengatur janji maupun pertemuan secara efektif dan terorganisir.
Bertanggung jawab atas catatan administrasi yang efektif. bertanggung jawab menegakkan persyaratan hukum mengatur dokumen, charity law, company law dll.
bertanggung jawab dalam komunikasi dan korespodensi.
9
4. Administrasi Tugas dan tanggung jawab Administrasi :
Membuat dan melakukan verifikasi bukti – bukti pekerjaan yang akan dibayar oleh owner ( pemilik proyek ) sebagai pemilik proyek.
Menyimpan dan menyusun dokumen – dokumen secara tertib dan teratur.
Merumuskan kebijaksanaan keuangan, mengurus kebutuhan dana dan administrasi serta pengawasan terhadap perusahaan.
Bertanggung jawab melaksanakan kegiatan surat
– menyurat,
dokumentasi dan Melaksanakan aktivitas penyiapan ruangan kerja dan peralatan kantor untuk seluruh pegawai, untuk memastikan ketersediaan ruangan kerja pada peralatan kantor bagi setiap pekerja sesuai dengan jenis pekerjaan dan jabatan.
Bertanggung jawab pengarsipan, untuk memastikan dukungan administrasi bagi kelancaran kegiatan pada proyek yang akan dikerjakan.
Bertanggung jawab membuat rencana dan mengevaluasi kerja harian dan bulanan untuk memastikan tercapainya kualitas target kerja yang dipersyaratkan dan sebagai bahan informasi kepada atasan.
5. Perlengkapan/Logistik Tugas dan tanggung jawab Perlengkapan/Logistik :
10
Melakukan pembelian perlengkapan barang langsung/alat sesuai
dengan tingkatan proyek dengan mengambil pemasok yang sudah termasuk dalam daftar pemasok terseleksi dan atas persetujuan direktur perusahaan. Menyediakan tempat yang layak dan memelihara dengan baik
perlengkapan peralatan dan barang yang dipasok pelanggan termasuk memberi label keterangan setiap barang. Bertanggung jawab terhadap cara penyimpanan barang dan
mencatat keluar masuknya barang-barang yang tersedia di penyimpanan/gudang. Membuat/menyusun laporan yang telah ditetapkan perusahaan dan
laporan lainnya yang berhubungan dengan bidang tugasnya. Melakukan koordinasi dengan bagian teknik dan pelaksana dalam
pengiriman bahan/material termasuk berkoordinasi ke pihak direksi PU serta mengamankan aktiva perusahaan berikut bukti-bukti kerjanya. 6. Keuangan Tugas dan tanggung jawab Keungan :
Mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk kegiatan oprasional perusahaan.
Mengumpulkan dana perusahaan serta menyimpan dana tersebut dengan aman.
11
Melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan pada perusahaan.
Melakukan audit internal atas keuangan perusahaan yang ada agar tidak terjadi penyimpangan.
Bertanggung jawab menggunakan dana perusahaan untuk memaksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara.
Bertanggung
jawab
membuat
pengeluaran serta kegiatan
rencana
pemasukan
dan
– kegiatan lainya untuk periode
tertentu.
Bertanggung jawab melakukan dan membuat laporan perhitungan pajak.
2.3.
Pelaksanaan Disiplin Kerja dan Lain-lain Kedisiplinan kerja sangat penting untuk menunjang kesuksesan disegala
bidang, baik itu Instansi Pemerintah maupun Swasta dan harus dilaksanakan karena disiplin merupakan lambang keberhasilan dalam pekerjaan. Oleh karena itu, setiap orang yang bekerja wajib menjalankan kedisiplinan kerja, waktu, sikap dan masih banyak lagi yang harus ditaati dan dijalankan dimanapun kita bekerja. PT.
Multisindo
International
melaksanakannya
dengan
mempertimbangkan kepada seluruh karyawan dan stafnya yang ada di kantor, yang mana hari kerja dan jam kerja sudah ditentukan oleh perusahaan PT. Multisindo International. Jam masukdimulai pada pukul 08.00 wib- 11.30 wib, istirahat selama satu jam penuh, dan kembali lagi masuk pada pukul 12.30 wib-
12
16.00 wib. Setiap hari minggu pekerjaan diliburkan. Jika para tenaga kerja tidak masuk selama tiga hari berturut- turut maka tenaga kerja akan diberhentikan sesuai peraturan yang ada di perusahaan PT.MULTISINDO INTERNATIONAL
13
BAB III PENGENALAN PROYEK
3.1
Prosedur Mendapatkan Proyek
3.1.1 Proses Mendapatkan Proyek Secara Umum
Dalam menentukan kontraktor pelaksana dalam suatu pembangunan proyek,
dilakukan
proses
yang
sudah
ditentukan
untuk
mencapai
kontrak/perjanjian dan pekerjaan dapat dilakukan. Dimana proses yang dilakukanolehkontraktordalammendapatkanproyekadalahsebagaiberikut: a. Pelelangan Yaitu pengadaan barang/jasa yang dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas melalui media cetak atau pengumuman resmi, sehingga masyarakat luas/dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya,
dan
nantinya
didapat
harga
penawaran
yang
kompetitif.
Pelelanganitusendiriterdiridariduamacam: 1)
Pelelangan terbuka. Diikuti oleh semua jasa konstruksi yang berminat dan sesuai dengan bidang dan sub bidang kerja/grade
2)
Pelelangan terbatas. Hanya diikuti oleh jasa konstruksi yang diundang dansesuai dengan bidang dan sub bidang yang dikerjakan.
b. Pemilihan Langsung
14
Yaitu pengadaan barang/jasa yang dilakukan tanpa melalui pelelangan dan hanya diikuti oleh penyedia barang/jasa yang memenuhi syarat. Pemilihan langsung dilakukan dengan cara membandingkan penawaran (dimana terdapat tiga penawaran) dan melakukan negosiasi baik teknik maupun harga, sehingga diperoleh harga yang wajar dan secara teknis dapa t dipertanggungjawabkan.
c. Penunjukan Langsung Yaitu pengadaan barang/jasa dengan cara menunjuk langsung kepada satu penyedia barang/jasa. Penunjukan langsung ini dilakukan bila dalam kondisi bencana alam, hak paten dan bilatelah dua kali lelang gagal. Nilainya pun kurang dari 50 juta.
3.1.2
Proses Mendapatkan Proyek Pembangunan Pelebaran Jalan Harapan
Jaya Kota Baru, Pontianak
Dalam Proyek Pembangunan Peleberan Jalan Harapan Jaya Kota Baru, Pontianak didapat melalui Pelelangan dengan menggunakan sistem elektronik ( E
– Procurement ). E-Procurement atau lelang secara elektronik adalah proses pengadan barang/jasa dalam lingkup pemerintah yang menggunakan perangkat teknologi informasi dan komunikasi dalam setiap proses dan langkahnya. Dasar hukum pelaksanaan E-Procurement adalah UU No.11 tahun 2008 tentang ITE, Kopres No, 80 Tahun 2003, dan Perpres No.8 Tahun 2006. Secara umum, E-Procurement dapat dilakukan melalui 2 cara, yaitu E-Tendering dan ePurchasing. E-Tendering adalah proses pengadaan barang/jasa yang diikuti oleh
15
penyedia barang/jasa secara elektronik melalui cara satu kali penawaran, sedangkan E-Purchasing adalah proses pengadaan barang/jasa yang dilakukan melalui katalog elektronik. Untuk mendapatkan Proyek Pembangunan Pelebaran Jalan Harapan Jaya Kota Baru, Pontianak Para peserta lelang mengikuti lelang secara Elektronik dengan cara E
– Tendering, dengan pemenang lelang PT. MULTISINDO
INTERNATIONAL dengan gambaran sistem pelelangan sebagai berikut:
1)
Persiapan Tahap ini khusus untuk PPK dan Panitia. Yang perlu diperhatikan pada
tahapan ini adalah dokumen pemilihan. Dokumen untuk e-proc dengan konvensional amat berbeda, utamanya pada tahapan pengadaan, penyampaian dokumen dalam bentuk surat penawaran serta lampirannya.
2)
Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Pelaksanaan pengadaan secara elektronik membutuhkan sebuah unit
khusus di pemerintahan, unit tersebut bernama Layanan Pengadaan Secara Elektronik disingkat (LPSE). LPSE inilah yang berfungsi sebagai penghubung antara PPK/Panitia dengan Penyedia Barang/Jasa melalui aplikasi e-procurement. LPSE bertugas untuk membangun sistem e-proc, memberikan username dan password kepada semua pihak yang terlibat, memberikan pelatihan kepada semua pihak yang terlibat, serta menjaga, merawat, dan memperbaiki sistem e procurement.
16
3)
Pengumuman Pengumuman lelang e-procurement berbeda dengan lelang konvensional.
Pada lelang e-procuremennt pengumuman dapat dilihat dari sebuah laman. Biasanya dimulai dengan http://lpse.xxxxxxxx.xxx.id, hal ini dilakukan, karena pengumuman yang lebih rinci dan detail sudah dimasukkan pada sistem LPSE. Termasuk jadwal pemilihan mulai pengumuman sampai penandatanganan kontrak, nilai pagu, bahkan sampai ke persyaratan kualifikasi. Perbedaan lain, pengumuman lelang pada surat kabar hanya dilakukan selama 1 (satu) hari, sedangkan pengumuman pada e-procurement dilaksanakan selama 7 (tujuh) hari kerja.
4)
Pendaftaran Dengan sistem e-proc, pendaftaran cukup dilakukan secara online. Dimana
peserta akan login menggunakan username dan password yang telah didapatkan sebelumnya.
5)
Penjelasan Leleng (Aanwijzing) Biasanya pada tahapan inilah seluruh pihak-pihak yang terlibat berkumpul
pada satu tempat, termasuk seluruh pendaftar yang berasal dari calon penyedia barang/jasa, tapi dengan sistem e-procurement, tidak dilakukan tatap muka secara langsung, masing-masing pihak berada di depan komputer mereka. Penjelasan,
17
pertanyaan dan jawaban dilakukan secara online. Panitia dan seluruh pendaftar pada lelang tersebut bisa saling bertukar penjelasan, pertanyaan, dan jawaban. Tanya jawab dilakukan sampai batas waktu Aanwijzing selesai. Tugas berikutnya bagi panitia adalah menyusun adendum dokumen pengadaan yang selanjutnya diunggah pada sistem LPSE.
6)
Pemasukan Dokumen Di dalam sistem lelang konvensional, biasanya menggunakan sistem satu
sampul, dua sampul, dan dua tahap. Untuk e-procurement dikenal yang namanya satu file dan dua file. Yang dulunya berupa sampul, sekarang berganti menjadi file. Seluruh dokumen yang sifatnya fisik, diganti menjadi elektronik dalam format PDF atau JPEG. Seluruh dokumen yang sudah disiapkan (dokumen administrasi, teknis dan harga untuk sistem satu sampul; dan dokumen administrasi dan teknis untuk dua sampul) akan menjadi 1 (satu) file saja. Inilah yang disebut dengan sistem satu file, dan ini yang dikirim ke panitia untuk dilakukan evaluasi.
7)
Pembukaan Dokumen Dalam sistem e-proc, para peserta pelelangan tidak saling tatap muka, pada
tahapan ini para peserta membuka dokumen yang telah dikirimkan oleh peserta pengadaan. Seluruh file yang telah dikirimkan oleh peserta, hanya dapat dibuka pada waktu yang telah ditentukan, yaitu pada saat pembukaan dokumen dengan menggunakan aplikasi.
18
8)
Evaluasi Tahapan evaluasi antara sistem konvensional dengan sistem e-proc sama
saja. Yaitu sama-sama memeriksa dokumen dari peserta. Yaitu dokumen administrasi, teknis, harga, dan kualifikasi Salah satu persamaan lainnya adalah, panitia tetap diwajibkan untuk membuat Berita Acara Evaluasi dan Berita Acara Hasil Pelelangan, karena kedua Berita Acara ini harus diunggah ke dalam sistem dan nanti akan dapat diunduh oleh peserta lelang setelah pengumuman pemenang.
9)
Usulan Calon Pemenang dan Penetapan Pemenang Pada tahapan ini di dalam sistem pengadaan konvensional, ketua panitia
akan membuat surat resmi yang ditujukan kepada PPK yang berisi permintaan penetapan pemenang dan 2 cadangan. Setelah itu PPK juga akan mengeluarkan surat resmi menjawab surat dari ketua panitia yang berisi penetapan pemenang. Pada sistem e-proc, seluruh kegiatan diatas dilaksanakan hanya dengan sistem online, dan penetapan pemenang disetujui oleh PPK dengan sistem sistem yang sama.
10) Pengumuman Pada sistem e-procurement, pengumuman pemenang dapat dilihat pada website LPSE serta seluruh peserta akan dikirimi email secara resmi yang berisi pengumuman pemenang.
19
11) Sanggah Dari 2 tahapan sanggah (sanggah awal dan sanggah banding), e procurement hanya melaksanakan 1 tahap saja, yaitu sanggah awal. Sanggahan hanya dapat dilakukan oleh perusahaan yang memasukkan dokumen penawaran. Sanggahan ini juga hanya dapat dilihat oleh perusahaan yang memberikan sanggahan. PPK juga hanya bisa menjawab sanggahan ini sebanyak 1 (satu) kali saja.
20
Mulai
Persiapan
LPSE
Pengumuman
Penjelasan Pemasukan
Lelang
Dokumen
(Aanwijzing)
Pendaftaran
Usulan Calon Pemenang dan Pembukaan Dokumen
Penetapan Pemenang
Sanggah
Evaluasi
Pengumuman
Selesai
21
Gambar 3.1. Proses Mendapatkan Proyek Jalan Harapan Jaya
3.1.5. Peserta Penawaran Lelang
Nama-nama perusahaan peserta lelang pada Pekerjaan Pembangunan Pelebaran Jalan Harapan Jaya Kota Baru, Pontianak Sebagai berikut : Tabel 3.1. Peserta Penawaran Lelang
NO.
Nama Perusahaan
1.
PT. RAJAWALI MAJU
2.
PT. TELAGA BIRU SEJAHTERA
3.
PT. DUTA DWI PUTRA
4.
PT. MULTISINDOINTERNAT IONAL
5.
PT. SUMISMU
6.
PT. HENDRA PUTRA MANDIRI
7.
PT. METHA PRISMA NUSA PERDANA
3.2.
Gambaran Umum Proyek Maksud dan tujuan pelaksanaan kegiatan Pembangunan Pelebaran Jalan
Harapan Jaya Kota Baru, Pontianak adalah untuk memperlancar pergerakan lalu lintas karena Jalan Harapan Jaya Kota Pontianak ini sudah banyak kendaraan pribadi maupun kendaraan pengangkut barang yang melintasi J alan Harapan Jaya. Jalan Harapan Jaya merupakan salah satu prasarana transportasi penghubung darat
22
dan mempunyai pengaruh/peranan yang sangat penting karena merupakan penghubung pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya dimana dapat menembus dari daerah satu ke daerah lainnya dan juga adanya jaringan. Oleh karena itu untuk menunjang hal tersebut perlu adanya peningkatan fungsi dan klasifikasi jalan tersebut yaitu dengan pembangunan kualitas jalan dan pemeliharaan jalan agar dapat permanen. dengan adanya proyek Pembangunan dan Pelebaran Jalan Harapan Jaya Kota Pontianak dapat menghindari kemacetan. 3.2.1. Dasar Hukum
Adapun dasar hukum pada kontrak PT. MultiSindo International No.Kontrak :07/PPK/SPK/DPU-BM/2016. :07/PPK/SPK/DPU-BM/2016. 3.2.2
Data Umum Proyek
Adapun data umum proyek Pembangunan Pelebaran Jalan Harapan Jaya.
Nama Proyek
: Pembangunan Jalan Harapan Jaya
Paket Pekerjaan
: Pembangunan dan Pelebaran Jalan
Harapan Jaya (lanjutan).
Lokasi
: Kota Pontianak
Kontraktor Pelaksana
: PT. MULTISINDO INTERNATIONAL
Konsultan Perencana
: CV. PRISMA ESTETIKA KONSULTAN
Konsultan Pengawas Tanggal Kontrak
: CV. HERA KONSULTAN : 17 MARET 2016
23
Nilai Kontrak
: Rp. 2.043.135.000,00 2.043.135.000,00 (Dua Milyar
Empat Puluh Tiga Juta Seratus Tiga Puluh Ribu Rupiah)
Sumber Dana
: APBD Pemerintah Kota Pontianak
Tahun Anggaran 2016
Target Penanganan
: 525 m
Lebar Jalan Sebelumnya
:4m
Lebar Jalan yang dibangun
: 4 m ( lebar sisi sebelah kanan 2,8 m dan lebar sisi sebelah kiri 1,2 m )
Waktu Pelaksanaan
: 240 (Dua Ratus Empat Puluh) Hari
Kalender.
24
3.3 Personil dan Organisasi Proyek STRUKTUR ORGANISASI PROYEK DILAPANGAN PT. MULTISINDO INTERNATIONAL Pemilik Proyek
Pekerjaan Umum
Konsultan Perencana
Konsultan Pengawas
CV.PRISMA ESTETIKA KONSULTAN
CV.HERA KONSULTAN
Kontraktor
PT.MULTISINDO INTERNASIONAL
Adm & Keuangan
1.Retno Dewi 2.iwan Site Manager
Zoeliansyah
Logistik
Pelaksana
Dedi
Mulyadi
1.Operator 2.Sopir 3.Pekerja
25
Gambar 3.3 Struktur Organisasi Proyek Tugas dan Tanggung Jawab : 1.
Pemilik Proyek
Tugas : 1) Memberikan informasi, bantuan dan kerjasama yang diperlukan kontraktor sepanjang batas kewenangan dan kewajiban pemilik. 2) Memberikan semua instruksi kepada kontraktor melalui konsultan pengawas. 3) Dapat memberhentikan sebagian atau seluruh pekerjaan apabila kontraktor tidak
memberikan
hasil
pekerjaan
yang
sempurnadan
melanggar
ketentuan. 4) Menentukan keputusan akhir yang mengikat mengenai proyek. 5) Menandatangani Surat Perintah Kerja (SPK) dan surat perjanjian dengan kontraktor. 6) Mengesahkan semua dokumen pembayaran kepada pihak kontraktor. Tanggung Jawab : 1) Bertanggung jawab sebagai penggerak proyek. 2) Bertanggung jawab atas pelaksanaan proyek secara keseluruhan. 3) Bertanggung Jawab kepada Pimpro atau Pemilik. 2. Konsultan Perencana
Tugas :
26
1) Membuat gambar kerja pelaksanaan. Membuat Rencana kerja dan syarat
– syarat pelaksanaan bangunan ( RKS ) sebagai pedoman pelaksanaan. 2) Membuat rencana anggaran biaya (RAB). 3) Memproyeksikan keinginan – keinginan atau ide – ide pemilik proyek ke dalam desain bangunan. Melakukan perubahan desain bila terjadi penyimpangan pelaksanaan pekerjaan dilapangan yang tidak memungkinkan untuk dilaksanakan. 4) Mengadakan penyesuaian keadaan lapangan dengan keinginan pemilik proyek (bisa pihak swasta maupun pemerintah).
3.Konsultan Pengawas
Tugas : 1) Melaksanakan pengawasan teratur dalam pelaksanaan proyek yang dikerjakan olek kontraktor 2) Menyelenggarakan administrasi umum mengenai pelaksanaan kontrak kerja dalam proyek 3) Mempublikasikan laporan prestasi kerja proyek kepada semua pihak yang terkait
4.Kontraktor
Tugas :
27
1) Melaksanakan
pekerjaan
konstruksi
sesuai
dengan
peraturan
dan
spesifikasi yang telah direncanakan dan ditetapkan didalam kontrak perjanjian pemborongan. 2) Memberikan laporan kemajuan proyek ( progress) yang meliputi laporan harian, mingguan, serta bulanan kepada pemilik proyek yang memuat antara lain: -
Pelaksanaan pekerjaan.
-
Prestasi kerja yang dicapai.
-
Jumlah tenaga kerja yang digunakan.
-
Jumlah bahan yang masuk.
-
Keadaan cuaca dan lain-lain.
Tanggung jawab : 1) Menyediakan tenaga kerja, bahan material, tempat kerja, peralatan, dan alat pendukung lain yang digunakan mengacu dari spesifikasi dan gambar yang telah ditentukan dengan memperhatikan waktu, biaya, kualitas dan keamanan pekerjaan. 2) Bertanggungjawab sepenuhnya atas kegiatan konstruksi dan metode pelaksanaan pekerjaan di lapangan. 3) Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jadual (time schedule) yang telah disepakati. 4) Melindungi
semua
perlengkapan,
bahan,
dan
pekerjaan
terhadap
kehilangan dan kerusakan sampai pada penyerahan pekerjaan. 5. Site Manager
28
Tugas : 1) Bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan pekerjaan didalam wilayah atau lokasi pekerjaan yang dipimpinnya 2) Memeriksa, mempelajari dan melaksanakan pekerjaan yang berada diwilayah kerjanya 3) Mengatur seluruh kegiatan pekerjaan baik personil,peralatan maupun bahan.
6. Administrasi Dan Keuangan
Tugas : 1) Melakukan seleksi atau perekrutan pekerja di proyek untuk pegawai bulanan sampai dengan pekerja harian. 2) Membuat laporan akutansi proyek dan menyelesaikan perpajakn serta retribusi 3) Mengisi data data kepegawaian,pelaksanaan,asuransi tenaga kerja 4) Membuat dan melakukan verifikasi bukti-bukti pekerjaan yang akan dibayar oleh owner sebagai pemilik proyek 5) Menghitung harga satuan ongkos kerja. 7. Logistik
Tugas : 1) Membuat Request seluruh bahan yang diperlukan lapangan
29
2) Melakukan pendataan / pemeriksaan atas bahan yang telah diterima dilapangan. 3) Melakukan pendataan / pemeriksaan atas bahan yang telah digunakan dilapangan 4) Membuat laporan harian, mingguan dan bulanan pemasukan dan pengeluaran bahan dilapangan kepada site manager 8. Pelaksana
Tugas : 1) Mengatur dan Melakukan pengawasan kegiatan pekerjaan di lapangan termasuk pengaturan dalam pemakaian peralatan, tenaga kerja dan bahan 2) Membuat laporan harian, mingguan maupun bulanan atas hasil pekerjaan 9.Operator
Tugas : 1) Melaksanakan tugasnya, mengerjakan pekerjaan sesuai dengan perintah dari pelaksana dan direksi teknik 2) Memobilisasi peralatan kelokasi pekerjaan 10. Sopir
1) Bertanggung jawab atas pengangkut bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan konstruksi kelokasi pekerjaan 3.3.4 Hubungan Kerja Dalam Proyek
30
Adapun Pihak yang bersangkutan dalam pelaksanaan proyek Pembangunan dan Pelebaran Jalan Harapan Jaya adalah :
1.Pemilik Proyek Dinas Pekerjaan Umum Pontianak 2.Konsultan Perencana Dan Pengawas Cv. Prisma Estetika Konsultan Cv. Hera Konsultan 3.Kontraktor PT. Multisindo International
3.4.
Proses Pelaksanaan Proyek Dalam pelaksanaan pembangunan pelebaran jalan Harapan Jaya Kota
Baru, Pontianak proyek memiliki tahapan sebagai berikut :
1.
Tahapan studi kelayakann ( feasibility study )
Tujuannya untuk meyakinkan pemilik proyek,bahwa proyek jalan yang diusulkan untuk dilaksanakan, baik dari aspek perencanaan, perancangan aspek social ekonomi maupun aspek lingkungan. 2.
Tahap perencanaan
31
Tujuan dari tahap ini adalah untuk melengkapi penjelasan proyek, menentukan tata letak, rancangan metode konstruksi serta rancangan anggaran biaya mendapat persetujuan pemilik proyek dan pihak yang berwenang yang terlibat.
3.
Tahap penjelasan ( briefing )
Tujuannya yaitu, pemilik proyek menjelaskan fungsi dan biaya proyek yang diinginkan, sehingga konsultan perencana dapat menafsirkan keinginan pemilik proyek dan membuat rencana anggaran biaya yang diperlukan. 4.
Tahap Pelelangan
Tujuannya uuntuk menentukan kontraktor sebagai pelaksana pekerjaan yang sesuai dengan dokumen kontrak.
32
5.
Tahap Pelaksanaan
Tujuan dari tahap ini adalah untuk mewujudkan keinginan pemilik proyek yang sudah dirancang oleh konsultan perencana dengan batas waktu dan biaya yang disepakati serta mutu yang telah disyaratkan. 6.
Tahap Pemeliharaan
Tujuannya adalah untuk menjamin jalan yang telah selesai sesuai dengan dokumen kontrak dan selanjutnya dibuat sebuah catatan mengenai konstruksi berikut petunjuk operasinya dan melatih staf dalam menggunakan fasilitas yang tersedia. Tahap pemeliharaan dimulai pada waktu proyek telah seles ai.
BAB IV KEGIATAN YANG DIAMATI 4.1. Pekerjaan Yang Diamati
ProyekPekerjaan Pembangunan Pelebaran Jalan Harapan jaya dilakukan sepanjang 525 m dan lebar jalan awal 4 m ditambah pelebaran 4 m. Penambahan pada area sebelah kiri menuju Jalan Purnama 2, selebar 2.8 m sedangkan area disebelah kanan menuju Jalan Prof. HM. yamin dengan lebar
33
1,2 m, sehingga total Jalan Harapan Jaya setelah dilakukan penambahan Pembangunan pelebaran yaitu dengan lebar 8 m. Selama pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang di lakukanselama 8 minggu
dari tanggal 6 September – 28 Oktober 2016 ,
tepatnya pada paket PekerjaanPembangunan Pelebaran Jalan Harapan Jaya Kota Baru, Pontianak yang dilaksanakan oleh PT. Multisindo International, Adapun pekerjaan yangdiamati di lapangan adalah sebagai berikut: 1. pekerjaan Persiapan 2. pekerjaan Tanah 3. pekerjaan Konstruksi Beton ( Rigid Pavement ). 4. pekerjaan Gorong-Gorong ( Box Culvert ).
4.2
Ruang Lingkup Pekerjaan Ruang lingkup pekerjaan pada Pembangunan Pelebaran Jalan Harapan
Jaya Kota Baru, Pontianak adalah sebagai berikut : 4.2.1
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Persiapan adalah pekerjaan untuk mempersiapkan segala sesuatu sebelum melakukan sebuah kegiatan agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan keadaan aman, lancar dan mudah dikendalikan. Pada Proyek Pekerjaan Pembangunan Pelebaran Jalan Harapan Jaya Kota Baru, Pontianak Pekerjaan persiapan yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Pembuatan Kantor Kegiatan, yaitu tempat menyelesaikan pekerjaan – pekerjaan yang ada dilapangan
34
2. Pembuatan Papan Nama Proyek. Petunjuk bentuk Papan Nama Proyek mengenai ukuran, isi dan warnanya menyesuaikan dengan aturan pemerintah setempat. Papan Nama Proyek dilakukan pada saat mulai pekerjaan dan di cabut
kembali
setelah
mendapat
persetujuan
Pimpinan
Proyek.
Gambar 4.1 Papan nama proyek
3. Mobilisasi Tenaga kerja sebelum melaksanakan pekerjaan, persiapan yang harus dilakukan dalam proyek adalah mempersiapkan tenaga kerja yang profesional yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan di lapangan, para pekerja pada proyek Pembangunan Pelebaran Jalan Harapan Jaya Kota Baru, Pontianak semuanya berasal dari Kota Pontianak. 4. Menyiapkan Rambu-rambu Lalu-lintas yang memadai, Rambu-Rambu Peringantan dipasang sebelum pelaksanaan dimulai, membuat dan memasang
35
Rambu-Rambu Peringatan di lokasi kegiatan, bentuk dan ukuran sesuai dengan peraturan Pemerintah Daerah setempat.
Gambar 4.2 Rambu peringatan
5. Mobilisasi peralatan terkait dan personil penyedia barang/jasa dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan ketentuan , adapun alat yang digunakan pada proyek Pembangunan Pelebaran Jalan Harapan Jaya Kota Baru, Pontianak adalah sebagai berikut : - Gergaji
Kegunaan Gergaji untuk memotong bahan papan, kayu pada ukuran tert entu. - Palu
36
Kegunaan Palu untuk memukul/memberi tumbukan pada sebuah benda kerj a. Palu digunakan untuk memaku, memperbaiki suatu benda, menghancurkan suatu objek. - Gunting Besi
-
Kegunaan Gunting Besi untuk meotong besi tulangan.
- Meteran
Kegunaan untuk menentukan ukuran panjang dan lebar. -Pembengkok Besi
37
Kegunaan Pembengkok Besi digunakan untuk membentuk besi tulangan. - Selang
Kegunaan Selang pada proyek ini digunak untuk mengukur beda tinggi pada saat pembuatan bekisting.
- Artco
38
Kegunaan Artco untuk mengangkut bahan material seperti pasir, tanah, dan batu agar dapat meringankan pekerjaan. - Sekop
Kegunaan Sekop untuk memindahkan material seperti pasir, tanah, dan pasir pada ke tempat yang lain - Cangkul
Kegunaan Cangkul untuk menggali tanah, dan juga untuk merapikan bagian tanah, ataupun material lainnya. - Jidar
Kegunaan Jidar untuk meratakan material seperti beton dan yang lainnya.
39
- Staples tembak
Kegunaan Staples Tembak untuk merekatkan plastik cor pada papan bekisting - Tandem Roller ( 8 Ton )
Kegunaan Tandem Roller untuk memadatkan, dan meratakan material seperti timbunan tanah, dan juga lapisan pondasi atas kelas B
- Excavator
40
Kegunaan excavator digunakan untuk menggali dan mengangkut tanah, excavator juga bisa digunakan untuk keperluan pekerjaan yang lain seperti untuk mengangkut box culvert, dan juga memancang cerucuk. Gambar 4.3 Seluruh peralatan dan kegunaan peralatan kerja yang digunakan
6. Mobilisasi material yang digunakan dalam proyek Pembangunan Pelebaran Jalan
Harapan Jaya Kota Baru, Pontianak antara lain berupa Agregat kelas A,
agregat kelas B didatangkan dari jasa penyedia, serta cor beton didatangkan dari jasa penyedia PT.DUTA MIX, dan pasir berasal dari pasir sungai yang didatangkan dari penyedia. 7. Pembuatan Gudang yaitu tempat menyimpan peralatan pekerjaan dan Material On Site. 8. Lokasi Stockpile material, yaitu untuk penyimpanan sementara material pekerjaan. 9. Bengkel, yaitu tempat mengerjakan pekerjaan-pekerjaan seperti memotong dan Merangkai besi dll. 4.2.2. Pekerjaan Tanah
Pekerjaan tanah adalah pekerjeaan pengolahan tanah sebelum pelaksanaan pembangunan, dalam pekerjaan tanah pada proyek Pembangunan Pelebaran Jalan Harapan Jaya Kota Baru, Pontianak pekerjaan tanah yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. penggalian tanah
41
2. pemasangan cerucuk dan papan simpiran 3. penghamparan pasir 4. penghamparan timbunan urugan tanah pilihan 4.2.2.1 Penggalian Tanah
Pekerjaan penggalian tanah untuk pelebaran badan jalan tidak hanya mencakup pekerjaan penggalian, namun juga harus mencakup pekerjaan penanganan, pembuangan atau penumpukan tanah atau batu atau bahan lain dari jalan dan sekitarnya, dan pekerjaan lain yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan galian pelebaran ini. (Budiarso, Agus, Muhammad Ridha, Solomon suhendra. 2008)
a. Peralatan yang digunakanPeralatan yang digunakan untuk galian pelebaran jalan ini digunakan peralatan manual dan bermesin sebagai berikut :
Excavator
Cangkul
Sekop
b. Langkah Kerja 1. Mempersiapkan alat bantu kerja , baik peralatan yang digunakan secara manual atau peralatan bermesin (alat berat) yang perlu digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan galian. 2. Lakukan pemeriksaan pada kondisi lingkungan di sekitar lokasi penggalian mengenai kemungkinan adanya jaringan pipa, dan kabel.
42
3. Tanah digali menggunakan alat excavator dengan ukuran dan kedalaman 80 cm dan lebar yang digali 2,8 M atau petunjuk dari pengawas lapangan.
Gambar 4.4 Pekerjaan penggalian tanah dengan alat excavator
4. Merapikan dasar galian secara manual dengan alat bantu seperti cangkul, sekop, dan alat bantu lain yang diperlukan
Gambar 4.5 Pekerjaan merapikan bagian tanah dasar.
5. Material hasil galian tanah termasuk hasil pembersihan dan pengupasan lapisan atas tanah ini harus dibuang ke lokasi pembuangan yang telah disiapkan dan sudah disetujui oleh Direksi Pekerjaan dilapangan.
43
4.2.2.2 Pekerjaan Pemasangan Cerucuk Dan Papan Simpiran
Seperti yang kita ketahui, dalam setiap pembangunan jalan, terutama dalam pelaksanaan Jalan Harapan Jaya ini, pemasangan cerucuk terlebih dahulu sangatlah diperlukan. Dikarenakan sebagian besar lokasi pembangunan Jalan Harapan Jaya merupakan area tanah gambut.Untuk itulah dilakukan pemasangan cerucuk agar dapat memperbaiki agar dapat memperbaiki stabilitas tanah yang lembek dan dapat menopang tanah untuk mencegah terjadinya keruntuhan dari dalam tanah tersebut. Dengan mempunyai panjang cerucuk rata-rata mencapai 2-3
m dan Ǿ cerucuk 10 cm, dimana perletakan cerucuk tersebut disesuaikan dengan stabilitas tanah yang ada. Dan juga cerucuk berfungsi menstabilitaskan kondisi tanah dasar. Didalam lingkup pekerjaan pemasangan cerucuk ini adapun lingkup pekerjaannya meliputi : a. Peralatan dan bahan yang digunakan : 1. Peralatan yang digunakan untuk pemasangan cerucuk sebagai berikut :
Excavator
Artco
Cangkul
2. Bahan yang digunakan untuk pemasangan cerucuk :
Cerucuk Ǿ8 cm dengan panjang 2-3 m
Papan kelas 3 dengan ukuran panjang 4 m dan lebar 13 cm
44
b. Langkah Kerja 1. Sebelum pemasangan Cerucuk ini pertama-tama kayu cerucuk terlebih dahulu diruncingkan pada bagian ujung cerucuk tersebut. Dan cerucuk tersebut diangkut ke lokasi dimana akan ditancapkan cerucuk tersebut. Dan pastikan dari kayu kayu cerucuk tersebut siap dipakai dalam kondisi baik.
Gambar 4.6 Persiapan material Cerucuk Ǿ8 cm yang akan digunakan
2. Setelah semua bahan siap, maka pemasangan Cerucuk siap dilakukan dengan Menancapkan cerucuk tersebut pada lokasi yang ditentukan,selanjutnya dimulai dengan memancang cerucuk secara manual, Dengan jarak antar cerucuk 40 x 40 cm.
45
Gambar 4.7 Pemacangan cerucuk pada daerah pelebaran jalan
3. Kemudian dibantu
menggunakan Exsavator, cerucuk lalu
dipancang dengan Kedalaman rata-rata 3m.
Gambar 4.8 Pemacangan cerucuk dengan alat Eksavator
4. Meletakan papan simpiran dengan menggunakan papan kelas 3 dengan ukuran panjang 4 meter dan lebar 13 cm di atas ujung cerucuk yang telah terpancang, simpiran berfungsi untuk
46
memisahkan pasir dengan tanah langsung agar tanah yang berlumpur tidak menyatu dengan pasir .
Gambar 4.9 Penghamparan papan simpiran diatas cerucuk
4.2.2.3 Penghamparan Pasir
Pekerjaan penghamparan pasir dilakukan setelah memasukan cerucuk
dan setelah pemasangan papan simpiran dilakukan, dengan
menghamparkan pasir tersebut diatas papan simpiran yang telah terpasang, seperti
yang
diketahui,
penghamparan
pasir
ini
berguna
untuk
memperbaiki stabilitas tanah, agar pasir tersebut menyatu dengan tanah sebagai bahan pengikat yang kuat, dan juga material pasir ini digunakan sebagai pengisi, agar kepadatannya dapat mencegah keruntuhan, atau pun bencana alam yang dapat datang dengan tiba-tiba. karena itu, peran material pasir ini juga sangat penting dalam pembangunan ruas jalan
47
a. Peralatan dan bahan yang digunakan 1. Peralatan yang digunakan untuk penghamparan pasir sebagai berikut :
Artco
Cangkul
Sekop
2. Bahan yang digunakan untuk penghamparan pasir sebagai berikut :
Pasir sungai
b. Langkah Kerja 1. Mempersiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan untuk pekerjaan penghamparan pasir 2. Pasir yang telah dipesan, diangkut dengan menggunakan truck, ketika tiba di lokasi langsung di tuangkan di pinggir lokasi tempat yang telah di terpancang cerucuk dan simpiran.
Gambar
4.10
Material
pasir
yang
disiapkan
untuk
penghamparan
48
3. Melanjutkan dengan penghamparan pasir diatas cerucuk yang telah terpancang, dengan ketebalan pasir 20 cm, menggunakan peralatan yang sudah di persiapkan dan meratakan permukaannya.
Gambar 4.11 Pekerjaan penghamparan pasir oleh tenaga kerja dengan alat cangkul, sekop, dan artco 4.2.4 Pekerjaan Timbunan Urugan Tanah Pilihan
Dalam melaksanakan pekerjaan urugan tanah pilihan ini, diperlukan kualitas tanah yang harus sangatlah baik, yaitu bebas dari organik lainnya. Dan juga tanah pilihan ini harus mempunyai nilai CBR yang sesuai dengan perencanaan awal yang telah ditentukan. Seperti yang kita ketahui, urugan tanah pilihan ini berfungsi untuk meningkatkan daya dukung pada tanah dasar,dengan memiliki nilai CBR minimal 10%. Penimbunan ini dilakukan setelah urugan tanah biasa telah diratakan dan benar benar sudah padat,dengan tanah pilihan ini harus di uji kelayakannya,agar hasil pemadatan dapat sesuai seperti apa yang telah direncanakan sebelumnya. a. Peralatan dan bahan yang digunakan :
49
1. peralatan yang digunakan untuk pekerjaan urugan tanah pilihan :
Cangkul
Sekop
Artko
Excavator
2. bahan yang digunakan untuk pekerjaan urugan tanah pilihan :
Material tanah pilihan
b. Langkah kerja 1. Mempersiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan untuk pekerjaan timbunan urugan tanah pilihan 2. Mengangkut material tanah pilihan dengan menggunakan Dump Truck ke lokasi. 3. Lalu menumpahkan material tanah pilihan tersebut pada sisi jalan
Gambar 4.12 Material tanah yang disiapkan untuk timbunan
50
4. Mulai menghamparkan material dengan perlatan manual dan meratakan sesuai ketebalannya yakni setebal 20 cm
Gambar 4.13 Pekerjaan Penghamparan material tanah
4.2.3 Pekerjaan Konstruksi Beton ( Rigid Pavement )
Rigid pavement atau perkerasan kaku adalah jenis perkerasan jalan yang menggunakan beton sebagai bahan utama perkerasan tersebut, merupakan salah satu jenis perkerasan jalan yang digunakan selain dari perkerasan lentur ( asphalt ). Perkerasan ini umumnya dipakai pada jalan yang dipakai pada jalan yang memiliki kondisi lalu lintas yang cukup padat dan memiliki distribusi beban yang besar, seperti pada jalan-jalan lintas antar provinsi, jembatan layang ( fly over ), jalan tol, maupun pada persimpangan bersinyal. Perkerasan kaku ( Rigid Pavement ) karena mempunyai kekakuan dan stifness, akan mendistribusikan beban pada daerah yang realtif luas pada subgrade, beton sendiri bagian utama yang menanggung beban struktural.
51
Dalam pekerjaan tanah pada proyek Pembangunan Pelebaran Jalan Harapan Jaya Kota Baru, Pontianak pekerjaan tanah yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. penghamparan lapisan pondasi atas kelas B 2. pembuatan bekisting dan pemasangan plastik cor 3. perakitan dan pemasangan tulangan 4. pengecoran beton mutu K-350
4.2.3.1 Penghamparan Lapisan Pondasi Atas Kelas B Lapisan pondasi atas agregat kelas B adalah lapisan pondasi yang bahan utamanya terdiri atas agregat batu atau granular material. Agregat adalah material berbutir yang keras serta kompak dan yang dimaksud agregat mencakup batu bulat, batu pecah, abu batu, dan pasir. Lapisan pondasi agregat mempunyai peranan yang sangat penting untuk perkerasan jalan yakni berguna sebagai daya dukung perkerasan jalan ditentukan sebagian besar oleh karakteristik agregat yang digunakan.Lapisan pondasi agregat terdiri dari tiga kelas, yaitu kelas A, kelas B, dan kelas C. Lapisan pondasi atas terdiri dari agregat kelas A atau agregat kelas B, sedangkan lapisan pondasi bawah terdiri dari agregat kelas C. (Suryawan, Ari. 2009) Pada proyek pembangunan jalan Harapan jaya ini digunakan lapisan pondasi atas kelas B dimana Lapisan pondasi atas ini memiliki fungsi sebagai berikut :
Untuk menahan gaya lintang dari beban roda dalam menyebarkan beban kelapisan bawahnya,
52
Sebagai lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah, dan
Sebagai bantalan terhadap lapisan permukaan.
a. Peralatan dan bahan yang digunakan 1. Peralatan yang digunakan untuk penghamparan lapisan pondasi atas kelas B sebagai berikut :
Tandem Roller 8 ton
Artco
Cangkul
Sekop
2. Bahan yang digunakan untuk penghamparan lapisan pondasi atas kelas B sebagai berikut :
Material Agregat Kelas B
b. Langkah Kerja 1. Mempersiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan untuk pekerjaan penghamparan agregat lapisan pondasi yakni batu kelas B 2. Agregat batu kelas B yang telah dipesan, diangkut dengan menggunakan truck, ketika tiba di lokasi langsung di tuangkan di pinggir lokasi yang akan di hampar
53
Gambar 4.14 Material lapisan pondasi atas batu kelas B yang disiapkan untuk penghamparan
3. Melanjutkan dengan menghamparkan batu diatas timbunan tanah menggunakan peralatan seperti artco, cangkul, dan sekop.dengan tebal lapisan yakni 20 cm. 4. Melanjutkan dengan meratakan hamparan batu tadi menggunakan cangkul.
Gambar 4.15 Lapisan Pondasi Atas Kelas B yang sudah dihampar dan diratakan
54
5. Setelah rata lanjutkan dengan memadatkan lapisan menggunakan tandem roller 8 ton
Gambar 4.16 Pemadatan Lapisan Pondasi Atas Kelas B dengan alat tandem roller 8 ton
4.2.3.2 Pemasangan Bekisting dan Plastik Cor Bekisting adalahkonstruksi bersifat sementara yang merupakan cetakan untuk menentukan bentuk dari konstruksi beton pada saat beton masih segar. Dikarenakan berfungsi sebagai cetakan sementara, bekisting akan dilepas atau dibongkar apabila beton yang dituang telah mencapai kekuatan yang cukup. Plastik cor yang digunakan sebagai melindungi supaya air semen tidak merembes keluar dari bekisting yang dibuat,Pekerjaan pemasangan plastik cor dilakukan setelah pemasangan bekisting.Fungsi pemasangan plastik cor yaitu untuk menahan agar air semen tidak merembes keluar. a. Peralatan dan bahan yang digunakan 1. Alat yang digunakan dalam pekerjaan Bekisting dan Plastik cor sebagai berikut :
55
Gergaji
Meteran
Selang yang berisi air
Pensil
Kampak
Palu
Staples tembak
2. Bahan yang digunakan dalam perkerjaan Bekisting dan plastik cor sebagai berikut :
Papan kelas 3 ukuran panjang 4 meter dan lebar 13 cm
Cerucuk panjang 60 cm dan Ø 8 /10 cm
Paku
b. Langkah kerja pembuatan Bekisting : 1. Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan seperti alat : gergaji,
meteran,
selang
yang
berisi
air,
pensil,
kampak,
palu,staples tembak dan bahan : papan, cerucuk, paku dan benang nilon 2. Memotong kayu dan papan sesuai ukuran yang sudah di tetapkan dengan panjang papan 4 m dan lebar 13 cm, menggunakan papan kelas 3.
56
Gambar 4.17 Pekerjaan memotong kayu untuk bekisting
3. Menancapkan kayu cerucuk ke tanah dengan kedalaman 30s/d40 cm, sampai menuju tanah yang keras dan jarak antara cerucuk kecerucuk adalah 50 cm dan memasang kasau diatasnya
Gambar 4.18 Pekerjaan memasang cerucuk dan kasau untuk bekisting
4. Memaku papan pada kayu cerucuk yang sudah di tancapkan ke tanah
57
5. Menggunakan skor diagonal dari kayu cerucuk untuk memperkuat papan mal waktu pengecoran 6. Melevelkan dolken dengan selang yang berisi air untuk meratakan ketinggian papan mal,supaya semua papan mal sama rata.
c. Langkah kerja pembuatan plastik cor 1) Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan 2) Menghamparkan plastik cor selebar sepanjang bekisting yang sudah dibuat 3) Gambar Plastik cor yang akan dipasang
Gambar 4.19 Pekerjaan pemasangan plastik cor
4) Setelah plastik cor dihamparkan selanjutnya staples dari plastik ke papan bekisting.
58
Gambar 4.20 Pekerjaan menstaples plastik cor dengan staples tembak
5) Selesai terpasang letakkan batu di tengah agar ketika ada angin plastik cor tidak bergerak atau bertebangan
Gambar 4.21 Plastik cor yang telah Terpasang
4.2.3.3 Perakitan dan Pemasangan Tulangan Pekerjaan tulangan pada lapisan permukaan atas terdiri dari pekerjaan melintang dan memanjang jalur jalan. Terdiri dari pemasangan profil U Ø10 mm
59
berupa baja polos dan dowel berupa baja ulir D19 mm, sedangkan untuk pekerjaan memanjang tulangan dowel yang dipasang melintang jalan dengan jarak 50 cm dan panjang tulangan 30 cm. Dowel adalah besi penghubung antara 2 (dua) komponen struktur pada lapisan permukaan atas. Dowel berupa batang baja ulir maupun profil (tulangan U) digunakan sebagai sarana penyambung atau pengikat pada perkerasan jalan beton. Fungsi dari tulangan U sebagai dudukkan dowel adalah sebagai penyalur beban pada sambungan yang dipasang dengan separuh panjang terikat dan separuh diberi pipa paralon, sedangkan tulangan dowel fungsinya untuk muai susut a. Peralatan dan bahan yang digunakan 1. Peralatan yang digunakan untuk perakitan dan pemasangan tulangan sebagai berikut:
Gunting Besi
Tang Kakak Tua
Alat Pembengkok Besi Manual
2. Bahan yang digunakan untuk perakitan dan pemasangan tulangan sebagai berikut :
Kawat
Paralon ½ inch
Besi ukuranØ10 mm ( tulangan polos ), dan D19mm (tulangan ulir)
60
Isolasi
b. Langkah Kerja 1. Mempersiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan untuk pekerjaan perakitan dan pemasangan tulangan. 2. Memotong besi tulangan Ø10 mm untuk profil U sepanjang 30 cmdan selesai memotong langsung membentuk besi tulangan dengan cara membengkokan besi tulangan ters ebut menggunakan pembengkok besi.
Gambar 4.22 Pekerjaan pembengkokan Besi
Gambar 4.23 Material Besi tulangan yang sudah dibentuk
61
3. Memotong besi tulangan dowel D19mm sepanjang 30 cm
Gambar 4.24 Besi tulangan Dowel Yang sudah dipotong
4. Kemudian memotong kawat untuk merakit dengan panjang 25 cm 5. Melanjutkan dengan merakit tulangan U Ø10 jarak antara tulangan U ketulangan U lainnya adalah 15 cm, terhadap tulangan dowel dengan D19 mm. sebelumnya, tulangan dowel dipasang pipa setengah dari panjang dowel D19 mm. Memasangan pipa kedowel D19 mm dengan paralon ½ inch, dan panjang paralon yakni 15 cm 6. Melilitkan isolasi diujung kedua sisi paralon dengan dowel D19 mm agar material beton tidak mudah masuk kedalam pipa paralon, dan melanjutkan memasang dowel D19 mm melintang pada arah sepanjang 2 jalur as jalan. Ukuran tulangan dowel D19 mm panjang 30 cm dan dowel D19 mm, dipasang pada papan bekisting, dan letakkan di atas plastik cor yang sudah siap.
62
Gambar 4.25 Pekerjaan perakitan dan pemasangan tulangan
4.2.8 Pengecoran Beton Mutu K-350 Pekerjaan Pengecoran beton dengan mutu beton K-350 ini dilakukan setelah selesai pemasangan plastik cor dan pemasangan tulangan diatasnya, yakni Pekerjaan beton K-350 dengan tebal pengecoran 0,20 m. Beton K-350 merupakan beton kelas III untuk pembetonan pekerjaan struktur secara khusus, yang artinya mutu K-350 mempunyai kuat tekan beton sebesar 350 kg/cm2 setelah umur 28 hari. Fungsi dari pekerjaan mutu beton K-350 adalahMampu menahan gesekan ban mobil. Jenis beton ini juga dirancang kekuatannya untuk jangka waktu yang lama sampai puluhan tahun. a. Peralatan dan bahan yang digunakan 1. Peralatan yang digunakan untuk pengecoran mutu beton K-350 sebagai berikut :
63
Penggosok / Ruskam perata
Penarik Beton dari/kayu
Sepatu Boot
Truck Ready Mix
Perata jidar/kayu/ paralon panjang
2. Bahan yang digunakan untuk pengecoran adalah mutu beton K-350 yang dipesan menggunakan truck ready mix adapun bahan campurannya sebagai berikut :
semen Agregat kasar
Agregat halus (pasir)
Air
b. Langkah Kerja 1. Mempersiapkan Peralatan yang digunakan untuk pengecoran 2. Mempersiapkan lokasi untuk masuknya truk readymix 3. Setelah truk readymix masuk kemudian tuangkan isi campuran readymix beton K-350 dari dalam molen ke atas plastik cor yang telah terpasang tulangan dan dihamparkan campuran beton setebal 20 cm.
64
Gambar 4.26 Material beton dari mobil ready mix yang dituangkan ke dalam bekisting
4. Setelah beton dituangkan akan dilanjutkan dengan pekerja an meratakan dan memadatkan beton permukaan atas. dan selanjutnya membiarkan beton mengeras
Gambar 4.27 Pekerjaan meratakan permukaan atas 4.2.4 Pekerjaan Gorong – Gorong ( Box Culvert )
Gorong-gorong adalah sebuah lubang pembuangan air atau pipa yang memungkinkan air untuk mengalir di bawah jalan, kereta api, jalan, atau obstruksi lainnya. Gorong-gorong berbeda dari jembatan terutama dalam ukuran dan konstruksi. Gorong-gorong umumnya lebih kecil daripada jembatan, mulai
65
dari pipa 0,3 meter (1 ft) hingga struktur beton bertulang besar . Gorong-gorong biasanya dikelilingi oleh tanah. Gorong-gorong merupakan bangunan yang dipakai untuk membawa aliran air (saluran irigasi atau pembuang) melewati bawah jalan air lainnya (biasanya saluran), di bawah jalan, atau jalan kereta api. Box Culvert merupakan beton bertulang pra cetak yang berbentuk segi empat yang mempunyai spigot dan socket. Fungsi dari spigot dan socket adalah dimana box culvert kedap terhadap masuknya air tanah atau eksfiltrasi, yang akan tetap menyatu walaupun terjadi pergeseran tanah. Kegunaan box culvert pada umumnya digunakan pada saluran drainase ukuran besart seperti pada jalan maupun jembatan.
a. Peralatan dan bahan yang digunakan 1) Peralatan yang digunakan untuk sebagai berikut pelaksanaan pekerjaan saluran (Box Culvert) sebagai berikut :
Gunting Besi
Tang Kakak Tua
Pembengkok Besi
Excavator
Rantai besi
2) Bahan yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan saluran (Box Culvert) sebagai berikut :
Cetakan mal box culvert (triplek dan kasau)
66
Besi ukuranØ10 mm
Kawat beton dan paku
Pasir
Cerucuk
Semen
Beton Mutu K-225 (Ready mix)
b. Langkah Kerja : 1. Mempersiapkan
peralatan
yang
digunakan
untuk
pekerjaan
membuat box culvert 2. Membuat cetakan box culvert penampang dalam menggunakan triplek dan kasau dengan lebar 100 cm, dan tinggi 100 cm
Gambar 4.28 Pekerjaan membuat cetakan mal box culvert
3. Mempersiapkan tulangan menggunakan besi Ø10 mm, selanjutnya mulai membengkokan besi dengan bengkokan selebar 8 cm dan panjangnya 95 cm
67
4. Setelah besi selesai dibuat, mulai memasangkan plastik cor pada bagian penampang dalam, dan memasang besi pada keliling bagian penampang dibengkokan
dalam, dengan
selanjutnya besi
yang
merakit
besi
mengelilingi
yang
telah
penampang
menggunakan kawat.
Gambar 4.29 Pekerjaan merakit besi pada cetakan.
5. Setelah merakit besi selesai selanjutnya memasang penutup penampang bagian luar dan pasang kayu kasau agar cetakan kokoh dan kaku. dan jika sudah siap mulai melakukan proses pengecoran menggunakan mutu beton K-225
68
Gambar 4.30 Pekerjaan pengecoran pada cetakan box culvert
6. Selesai pengecoran biarkan beton mengeras selama beberapa hari, selanjutnya jika beton sudah benar-benar mengeras, mulai membongkar cetakan mal box culvert bisa dilakukan. dan siap untuk pemasangan 7. Sebelum pemasangan box culvert dilakukan penggalian pada saluran yang ingin dipasang box culvert menggunakan excavator dan rapikan menggunakan cangkul
Gambar 4.31 Pekerjaan penggalian saluran pada badan jalan
69
8. Membendung aliran air menggunakan bantuan tanah hasil galian dan juga menggunakan tumpukkan karung pasir 9. Setelah
penggalian
dan
membendung
aliran
air
selesai,
melanjutkan dengan menghamparkan pasir urug setebal 10 cm pada bagian bawah galian dan meratakan menggunakan cangkul
Gambar 4.32 Pekerjaan penghamparan pasir pada galian
10. Selesai menghamparkan pasir selanjutnya memasang cerucuk dengan jarak setiap cerucuk 40 cm, menancapkan cerucuk dengan bantuan excavator.
Gambar 4.33 Pekerjaan memancang cerucuk pada galian
70
11. Setelah cerucuk terpasang selanjutnya mulai menghamparkan campuran semen dan pasir sebagai lantai kerja dengan tebal 5 cm
Gambar 4.34 Pekerjaan membuat lantai kerja
12. Setelah selesai memulai dengan memasang box culvert diatas lantai kerja dan diangkat menggunakan bantuan excavator dan merapatkan setiap satu box culvert dengan box culvert lainnya
Gambar 4.35Mengangkat Box Culvert dengan alat Excavator
71
Gambar 4.36 Box Culvert yang telah dipasang pada galian
13. Setelah semua terpasang maka selanjutnya menimbun dengan tanah dan padatkan tanah timbunan menggunakan excavator.
BAB V PENUTUP Proyek PembangunanPelebaran KalanHarapan Jaya, Kota Pontianak memberikan banyak masukan bagi penulis. dalam hal ini bahwa pada dasarnya mahasiswa harus lebih banyak lagi belajar untuk dapat mengatasi kekurangankekurangan baik dalam segi pengetahuan maupun pengalaman akademik dan di lapangan. Dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan pada pelaksanaan proyek pembangunanpelebaran jalan Harapan Jaya, Kota Pontianak ini, ada beberapa kesimpulan dan saranyang dapat diberikan.
5.1
Kesimpulan Adapun beberapa hal yang dapat penulis simpulkan sebagai berikut:
72
1. Pengawas kurang ketat memperhatikan para pekerja, dan juga kurang memperhatikan kekurangan material yang ada dilapangan 2. Pengadaan perlatan dilapangan pada saat pelaksanaan sudah sangat memadai. Namun tuntuk Pengadaan material seperti tanah urugan untuk timbunan, pasir, papan bekisting, dan besi tulangan sering mengalami keterlambatan sehingga berpengaruh terhadap pekerjaan. 3. Pekerjaan pemadatan pasir dan tanah urugan tidak dikerjakan sesuai dengan rencana 4. Para tenaga kerja sama sekali tidak menerapkan Keamanan, Kesehatan, dan Keselamatan (K3). 5. Praktek Kerja Lapangan yang singkat membuat Mahasiswa tidak dapat mengamati proses pekerjaan secara keseluruhan dari pelaksanaan pembangunan pelebaran jalan pada proyek ini. 6. Cepat lambatnya pekerjaan yang dilaksanakan pada proyek Pembangunan pelebaran jalan Harapan Jaya ini tergantung dari beberapa faktor diantaranya yakni: cuaca, keterampilan kerja, persediaan alat, material dan keadaan lokasi.
5.2
Saran 1. Sebaiknya pengawas selalu melakukan pengawasan ketat terhadap tenaga kerja, peralatan kerja, dan, material. 2. Sebaiknya mempercepat pengadaan material agar proses pelaksaanaan pekerjaan tidak mengalamai keterlambatan. 3. Sebaiknya pada saat penghamparan pasir dan urugan tanah dilakukan pemadatan agar sesuai dengan apa yang direncanakan. 4. Sebaiknya saat melakukan pekerjaan, para tenaga kerja harus selalu mengutamakan Keamanan, Kesehatan, dan Keselamatan (K3).
73
5. Pelaksaanan praktek lapangan terlalu pendek waktunya sehingga mahasiswa tidak bisa melihat pekerjaan secara utuh dilapangan. 6. Sebaiknya jika ada keterlambatan pekerjaan maka perlu untuk dilakukan pekerjaan lembur agar pekerjaan dapat selesai pada waktu yang telah ditentukan.
74