BAB I PENDAHULUAN
A. Tinjauan Umum Proyek 1. Pendahuluan Pembangunan
bendung
dan
peningkatan
jaringan
irigasi
Daerah
Irigasi/D.I. Belutu, dengan luas 5.832 ha, terletak di Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia, dimaksudkan untuk meningkatkan produksi beras melalui pembangunan bendung dan perbaikan atau peningkatan jaringan irigasi yang terdiri dari saluran irigasi primer, saluran irigasi sekunder, bangunan irigasi dan bangunan pelengkapnya. Pembangunan bendung ini dilatarbelakangi kurangnya air untuk pengairan persawahan di daerah sekitar. Hal ini terjadi akibat sungai yang mengaliri persawahan tidak berfungsi secara maksimal. Kekurangan air terjadi karena jbangunan sebelumnya yang mengatur aliran air kurang perawatan dan sudah rusak.
Kekurangan
air
di
persawahan
ini
mengakibatkan
petani
harus
menggunakan pompa air untuk mengairi sawah.
Gambar 1.1 Daerah sawah yang akan di airi oleh Bendung Sei Belutu. Laporan Praktik Kerja Lapangan SI-5A 2014/2015
1
Gambar 1.2 Pintu air yang sudah rusak.
Gambar 1.3 Pompa yang digunakan untuk mengairi mengairi sawah masyarakat sekitar. sekitar .
Berdasarkan survey survey yang telah dilakukan dilapangan, terdapat beberapa kerusakan yang terjadi pada bangunan sebelumnya, seperti rusaknya pintu air, sehingga air tidak dapat mengaliri sawah sekitar bendung dengan baik. Dengan masalah seperti ini maka dibutuhkan pembangunan Bendung Sei Belutu untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas panen daerah sekitar yang lebih baik.
Laporan Praktik Kerja Lapangan SI-5A 2014/2015
2
Gambar 1.2 Pintu air yang sudah rusak.
Gambar 1.3 Pompa yang digunakan untuk mengairi mengairi sawah masyarakat sekitar. sekitar .
Berdasarkan survey survey yang telah dilakukan dilapangan, terdapat beberapa kerusakan yang terjadi pada bangunan sebelumnya, seperti rusaknya pintu air, sehingga air tidak dapat mengaliri sawah sekitar bendung dengan baik. Dengan masalah seperti ini maka dibutuhkan pembangunan Bendung Sei Belutu untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas panen daerah sekitar yang lebih baik.
Laporan Praktik Kerja Lapangan SI-5A 2014/2015
2
Rincian lingkup pekerjaan/kontrak pada Bendung Sei Belutu adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1 Uraian Pekerjaan Bendung Sei Belutu Uraian pekerjaan
Ukuran pengerjaan
Satuan
1
unit
2443
m
a. Saluran Induk Belutu
281
m
b. Saluran Sekunder Belutu Kanan
6207
m
c. Saluran Sekunder Belutu Kiri
3666
m
2884.72
m
e. Saluran Sekunder Sengkoang
1442
m
f. Saluran Sekunder Gempolan
3829.77
m
g. Saluran Sekunder Sungai Mati
8306.42
m
6772
m
2441.99
m
2198.64
m
962
m
a. Bangunan Sadap
15
unit
b. Perbaikan Pintu
28
unit
1
unit
13727
m
2
unit
1. Pekerjaan Persiapan/Penunjang 2. Pekerjaan Bendung 3. Pekerjaan Tanggul Banjir 4. Pekerjaan Saluran
d. Saluran Jalur Tanah Merah
h. Saluran Sekunder Jatian i. Saluran Sekunder Tanah Merah Baru j. Saluran Sekunder Kebun Sayur k. Saluran
Sekunder
Kepala
Tinggi 5. Pekerjaan Bangunan Pelengkap
6. Sibarau a. Pekerjaan Bendung b. Pekerjaan Saluran c. Pekerjaan Bangunan Pelengkap
Laporan Praktik Kerja Lapangan SI-5A 2014/2015
3
2. Lokasi Proyek Proyek Pekerjaan Pembangunan Bendung dan Peningkatan Jaringan IrIgasi D.I. Belutu 5.832 ha Kecamatan Sei Bamban, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia, berada kira-kira 80 km ke Selatan dari kota Medan (ibu kota provinsi).
Gambar 1.4 Peta situasi
Laporan Praktik Kerja Lapangan SI-5A 2014/2015
4
3. Deskripsi Proyek
Tabel 1.2 Deskripsi Proyek
1
Nama Proyek
:
Pembangunan Bendung dan Peningkatan Jaringan Irigasi D.I. Belutu
2
Nomor Kontrak
:
HK.02.03/IR.I-SNVT.PJPA.SII/02
3
Lokasi/Provinsi
:
Kab. Serdang Bedagai/Sumatera Utara
4
Tanggal Kontrak
:
28 Januari 2014
5
Waktu Pelaksanaan
:
1.058 hari kalender
6
Sumber Dana
:
APBN Tahun anggaran 2014-2016 (Kontrak tahun jamak)
7
Biaya
:
Rp 155.221.303.600
8
Pemilik
:
SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Sumatera II
9
Perencana
:
PT. Hidroteknik Andalan
10
Kontraktor
:
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
11
Konsultan
:
PT. Alles Klar Prima
:
Unit Price
Supervisi 12
Jenis Kontak
4. Jadwal Pelaksanaan Proyek Pembangunan Bendung Sei Belutu direncanakan dikerjakan selama 1.058 hari kalender, yang dimulai pada bulan Januari 2014. Untuk lebih jelas, dapat dilihat pada lampiran 2.
Laporan Praktik Kerja Lapangan SI-5A 2014/2015
5
B. Tinjauan Umum Perusahaan 1. Kontraktor (PT. Waskita Karya) a) Latar Belakang Waskita Karya merupakan perusahaan negara yang berbentuk persero yang didirikan pada januari tahun 1961, perusahaan ini didirikan atas dasar untuk meneruskan perusahaan-perusahaan Belanda yang ada di indonesia. Waskita karya dibentuk atas dasar peraturan pemerintah NO .62 Tahun 1961 tanggal 29 Maret 1961, nama perusahaan Belanda yang diteruskan operasionalnya adalah NV.Volker Aaneming Maatschappij. Perusahaan ini bergerak dalam bidang usaha industri konstruksi atau lebih tepatnya Penyedia jasa Pelaksanaan Konstruksi. Pada tahun 1973 perusahaan ini berubah bentuk menjadi PT.Waskita Karya, salah satu andil terbesar perusahaan ini adalah ikut mengambil bagian dalam proyek pengairan dan reklamasi pengerukkan area pelabuhan dan irigasi. Catatan sejarah perusahaan yang gemilang adalah pembangunan Bandara Soekarno Hatta dengan penerapan teknologi konstruksi yang canggih.
b) Tugas Kontraktor sebagai pelaksana dan bertanggung jawab atas semua masalah di lapangan, melaksanakan pekerjaan sesuai spesifikasi di dokumen kontrak dan komitmen-komitmen lain dari Dinas PU Sumatera Utara.
Laporan Praktik Kerja Lapangan SI-5A 2014/2015
6
Laporan Praktik Kerja Lapangan SI-5A 2014/2015
7
2. Owner (Pekerjaan Umum) a) Latar Belakang Sesuai dengan Peraturan Menteri PU Nomor 08/PRT/M/2010 tentang ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM, Kementerian Pekerjaan Umum mempunyai tugas untuk menyelenggarakan urusan di bidang pekerjaan umum dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Istilah "Pekerjaan Umum" adalah terjemahan dari istilah bahasa Belanda Openbare Werken yang pada zaman Hindia Belanda disebut Waterstaatswerken.
b) Tugas Dinas PU atau Pekerjaan Umum sebagai pemberi tugas pembangunan bendung dan peningkatan jaringan irigasi D.I Belutu. Pengawas dari PU Medan Provinsi Sumatera Utara bertugas sebagai pemantau di lapangan dan tidak harus mengikuti semua item pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor, Pengawas dari Dinas Irigasi berhak menegur kontraktor jika terjadi sebuah masalah. Konsultan pengawas dan pejabat Dinas Irigasi bekerja sama agar semua spesifikasi yang dilaksanakan kontraktor tercapai.
Laporan Praktik Kerja Lapangan SI-5A 2014/2015
8
c) Struktur Organisasi
3. Konsultan Supervisi (PT Alles Klar Prima) a) Latar Belakang PT. Alles Klar Prima adalah sebuah badan usaha engineering consultant yang spesialisasi menangani studi kelayakan, perencanaan, dan pengawasan bidang keairan (sumber daya air), serta secara umum juga menangani studi -studi tata ruang maupun jalan. Berkantor di kawasan Jalan Alfalah, Medan.
Laporan Praktik Kerja Lapangan SI-5A 2014/2015
9
b) Tugas Konsultan Pengawas sebagai pengawas lapangan yang harus mengawasi semua item pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor agar dapat mengontrol semua spesifikasi konstruksi. Konsultan pengawas wajib melapor ke Pengawas Dinas PU Apabila terjadi kesalahan atau kekurangan di lapangan, konsultan pengawas wajib menyerahkan progres mingguan kepada Dinas PU.
c) Struktur Organisasi
Laporan Praktik Kerja Lapangan SI-5A 2014/2015
10
C. Tujuan Melaksanakan PKL Secara umum Praktik Kerja Lapangan bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah semester V yang merupakan kebijakan dari jurusan agar mahasiswa-mahasiswi Jurusan D-III Teknik Sipil mengetahui tentang kondisi di lapangan kerja. 1. Untuk memenuhi salah satu syarat Mata Kuliah pada Semester V Program D-III, jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan. 2. Menambah ilmu pengetahuan, wawasan, dan memberi pengalaman kerja di bidang Teknik Sipil khususnya kosentrasi bangunan air, menyangkut pekerjaan bendung, dan saluran. 3. Agar mahasiswa mengetahui dan menghayati proses pelaksanaan suatu kegiatan proyek sehingga memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas sehingga dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi dunia pekerjaan. 4. Memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan dilapangan atau proyek. 5. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk membandingkan, menganalisis dan menerapkan pengetahuan yang diperoleh dari bangku kuliah dengan keadaan nyata/sebenarnya di lapangan. 6. Membina kemampuan dan keterampilan mahasiswa secara optimal dalam aspek pembahasan dan menyampaikannya dalam bentuk tulisan.
D. Manfaat Melaksanakan PKL Manfaat yang dapat diambil selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan, diantaranya adalah: a. Menambah pengetahuan dan pengalaman tentang dunia kerja yang sesungguhnya. b. Mendapatkan pengetahuan dan wawasan dalam melihat kondisi di lapangan. c. Melihat pengaplikasian pengujian di laboratorium dan bengkel sipil Politeknik Negeri Medan yang diberikan di bangku kuliah dengan praktik langsung di lapangan. d. Merupakan media untuk dapat melakukan praktek kerja secara langsung di lapangan, sehingga dapat mengatasi kecanggungan dalam berinteraksi dengan dunia kerja setelah lulus.
Laporan Praktik Kerja Lapangan SI-5A 2014/2015
11
E. Ruang Lingkup PKL Dalam penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini, penulis membatasi permasalahan sebagai berikut, materi yang dibahas dalam laporan ini hanya mengenai pekerjaan pengukuran, dan pembangunan sungai baru (kolam olak, riprap, dan sloof protection) yang dilaksanakan selama PKL di Proyek Pembangunan Bendung D.I. Sei Belutu.
F. Jadwal Pelaksanaan PKL 1. Tempat Kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini dilaksanakan di Sei Belutu, Kecamatan Sei Bamban, Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. 2. Waktu Sesuai dengan ketentuan yang ada di Politeknik Negeri Medan khususnya Jurusan Teknik Sipil, setiap mahasiswa semester V diwajibkan untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) selama 1 bulan dimulai pada tanggal 13 Oktober sampai tanggal 08 November 2014. Jam kerja di mulai dari pukul 08.00 WIB sampai dengan 17.00 WIB atau karena alasan tertentu waktu PKL bisa saja berubah sesuai dengan kesepakatan yang dibuat dengan tempat Praktek Kerja Lapangan.
Tabel 1.3 Waktu Pelaksaan PKL
No
Kegiatan
MINGGU KE2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
A. Persiapan 1 2 3
Survey tempat PKL Mengajukan Surat Ijin PKL Mendapat ijin PKL B. Pelaksanaan
4
Pelaksanaan PKL c.Pelaporan
5
Penyusunan Laporan Pkl
6
Asistensi Laporan PKL
Laporan Praktik Kerja Lapangan SI-5A 2014/2015
12
16
17
BAB II PELAKSANAAN PKL
A. Pengukuran Dalam pelaksanaan PKL ini, pengukuran elevasi dilakukan dengan alat sipat datar. Sementara alat total station digunakan untuk menentukan sudut azimuth. Berikut ini adalah beberapa pelaksanaan pengukuran di lapangan:
1. Pengukuran Elevasi pada Box Culvert Pengukuran elevasi dilakukan di Box Culvert pada Bendung Sei Belutu. Box Culvert berfungsi untuk mengalirkan air dan sebagai sarana transportasi bagi masyarakat sekitar. Pengukuran Box Culvert menggunakan alat sipat datar.
Gambar 2.1 Alat sipat datar
Sipat datar adalah alat untuk menentukan beda tinggi antara dua titik di permukaan tanah. Pengukuran ini dilakukan untuk menentukan batas pengecoran sampai tinggi yang ditentukan. Berikut pengukuran yang dilakukan di lapangan:
Laporan Praktik Kerja Lapangan SI-5A 2014/2015
13
Elevasi yang diminta untuk tinggi box culvert yang akan dicor adalah 28.405 m. Elevasi yang dibaca pada alat sipat datar:
= bacaan pada bak ukur + elevasi sebelumnya = 2.776 m+ 25.391 m =28.167 m Maka untuk menentukan batas elevasi yang diminta:
= elevasi yang diminta elevasi yang didapat = 28.405 m 28.167 m =0.238 m dari elevasi yang ada sebelumnya, yaitu 28.167 m maka ketinggiannya harus dinaikkan sekitar 0.238 m agar meiliki elevasi yang sama.
Gambar 2.2 Proses pengukuran dengan rambu ukur.
Laporan Praktik Kerja Lapangan SI-5A 2014/2015
14
Gambar 2.3 Proses pembacaan dengan sipat datar.
2. Pengukuran Sisi Miring pada Sloof Protection Pengukuran dilakukan untuk menentukan kemiringan pada sloof protection dengan menggunakan alat total station. Total Station adalah alat untuk mengukur sudut dan jarak. Berikut pengukuran yang dilakukan di lapangan:
Gambar 2.4 Alat total station
Laporan Praktik Kerja Lapangan SI-5A 2014/2015
15
Gambar 2.5. Daerah yang akan diukur kemiringannya Perhitungan sisi miring pada sloof dengan ukuran panjang 3m dan lebar 3m
= √ 3 + 3 = 4.24 m Perhitungan sisi miring dari titik centre tepi bendung, kesalah satu titik pada bagian sloof dengan panjang dari titik centre ke titik
tersebut 65 m.
= 65 +4.24 = 65.045 m
Jadi, jarak dari alat ke titik patok sloof protection adalah
Laporan Praktik Kerja Lapangan SI-5A 2014/2015
65.045 m 16
Pengukuran secara manual juga diperlukan untuk menunjang pengukuran yang dilakukan secara langsung di lapangan, sebagai kontrol pada pengukuran apabila terjadi penggeseran patok. Dalam pembuatan kantong lumpur diperlukan lengkung yang berfungsi agar energi yang berkurang dari aliran air yang berasal dari intake tidak terlalu besar. Berikut perhitungan yang dilakukan di lapangan:
3. Menghitung secara manual detail lingkaran seperti TC (Tangen to Circle), CT (Circle to Tangen) dan R ( Radius) kantong lumpur pada Bendung Sei Belutu melalui titik poligon yang diketahui koordinatnya.
Dari gambar diatas, dapat dihitung arah dan jarak dari titik IP ( Intersection Point )
− ; ∆ = 30.424 ∆ =26.353 ℎ = − (∆ ∆) = 49 6 4.24" = 49 6 4.24"+360 =310 53 55.76" °
°
°
′
′
°
′
Laporan Praktik Kerja Lapangan SI-5A 2014/2015
− ; ∆ = 126.915 ∆ =145.595 ∆) ℎ = − (∆ = 41 4 43.06" = 41 4 4 3.06"+0 = 41 4 43.06" °
′
°
′
°
°
′
17
= ∆ + ∆ = 30.424 + 26.353 = 31.863
= ∆ + ∆ = 126.915 + 145.595 = 193.14
= 360 + 41 4 43.06" 310 53 55.76" = 90 10 47.3" = 90 °
°
°
′
°
′
′
°
= ×tan 12 =15 × 1⁄2 90 = 15
Laporan Praktik Kerja Lapangan SI-5A 2014/2015
18
Maka, koordinat TC adalah:
= +sinℎ × =510279.789+sin310 53 56" ×15 =510268.451 = +cosℎ × =372736.126+cos310 53 56" ×15 = 372745.946 °
′
°
′
Maka, koordinat CT adalah:
= +sinℎ × =510279.789+sin41 4 43" ×15 =510289.645 = +cosℎ × =372736.126+cos41 4 43" ×15 = 372746.433 °
°
′
′
Pembuktian :
=510279.789510289.645 ∆ =9.856 =372736.126372746.433 ∆ =11.307 tan ∆ ∆ = 41 4 39" °
′
Laporan Praktik Kerja Lapangan SI-5A 2014/2015
19
Maka, koordinat R:
= +sinℎ × =510289.645+sin310 53 56" × 15 = 510278.307 = +cosℎ × =372746,433+cos310 53 56" ×15 = 372757.254 °
′
°
′
Maka didapat koordinat x dan y untuk R yang digunakan sebagai patokan untuk pembuatan lengkung pada kantong lumpur.
B. Sungai Baru 1. Kolam Olak Kolam olak (peredam energi) adalah struktur dari bangunan di hilir tubuh bendung yang terdiri dari berbagai tipe dan bentuk. Pengerjaan kolam olak pada Bendung Sei Belutu memiliki lebar 28 m dan panjang 6.8 m. Kolam olak memiliki fungsi untuk meredam atau mengurangi energi air yang jatuh dari mercu agar tidak terjadi penggerusan.
Gambar 2.6 Rancangan Kolam Olak Pada Bendung Sei Belutu Laporan Praktik Kerja Lapangan SI-5A 2014/2015
20
Secara garis besar konstruksi peredam energi dibagi menjadi 4 (empat) tipe, yaitu Ruang Olak Tipe Vlughter, Ruang Olak Tipe Schoklitsch, Ruang Olak Tipe Bucket, Ruang Olak Tipe USBR, dan Ruang Olak Tipe The SAF Stilling Basin (SAF = Saint Anthony Falls). Faktor Pemilihan Tipe, antara lain : a. Tinggi bendungan, dan keadaan geoteknik tanah dasar b. Jenis angkutan sedimen yang terbawa aliran sungai c. Kemungkinan penurunan dasar sungai yang akan terjadi dihilir bendung, keadaan aliran yang terjadi dibangun peredam energi seperti aliran tidak sempurna/tenggelam, loncatan aliran yang lebih rendah atau lebih tinggi dan sama
dengan
kedalaman
muka
air
hilir.
(http://petergo-
civilengineering.blogspot.com/ )
Metode Pelaksanaan Pembangunan Kolam Olak:
1) Pengukuran dilakukan untuk menentukan elevasi, jarak, dan batas-batas yang nantinya akan dijadikan kolam olak. 2) Penggalian sampai elevasi yang ditentukan seperti pada gambar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 3. 3) Pemasangan tiang pancang V Pile K225 dengan panjang 4.5 m, disusun sepanjang lebar bendung, yaitu 28 m, dengan jarak yang berbeda dan kedalaman yang berbeda (lihat lampiran 3) mengikuti bentuk daripada tubuh bendung dengan jumlah 152 buah. 4) Penyedotan air dengan Submersible Pump Dikarenakan hujan yang sering turun, menyebabkan air tergenang pada kolam olak yang sudah digali, maka daripada itu digunakan submersible pump untuk menyedot air yang ada pada kolam olak pada jam kerja yaitu dari pagi ke sore hari untuk selanjutnya dipancang sheet pile.
Laporan Praktik Kerja Lapangan SI-5A 2014/2015
21
Gambar 2.7 Kolam olak yang terendam air Jumlah pompa yang dimiliki PT. Waskita Karya tidak mencukupi untuk melakukan penyedotan dikarenakan volume air yang menggenangi kolam olak terlalu banyak dan cuaca yang tidak bersahabat menyebabkan keterlambatan
dalam
pelaksanaan
pemancangan.
Berikut
penjelasan
mengenai submersible pump.
Gambar 2.8 Submersible Pump Pompa Submersible (pompa terendam) disebut juga dengan Electric Submersible Pump (ESP) adalah pompa yang dioperasikan di dalam air dengan prinsip kerjanya adalah mendorong air ke permukaan. Submersible Pump digunakan sebab pompa ini memiliki biaya perawatan yang rendah, dan tidak mudah rusak. Laporan Praktik Kerja Lapangan SI-5A 2014/2015
22
Gambar 2.9 Proses penyedotan air dengan Submersible Pump
Gambar 2.10 Tampak kolam olak setelah dilakukan penyedotan
5) Pemasangan Sheet Pile Pada proyek ini digunakan sheet pile baja PU 12 dengan panjang 6 m, lebar 0.44 m, dan tinggi 0.15 m sebanyak 63 buah untuk hilir dan hulu bendung yang lebarnya 28 m agar tidak terjadi seepage atau rembesan
karena
kondisi tanah pada proyek ini adalah lempung berpasir. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai sheet pile.
Laporan Praktik Kerja Lapangan SI-5A 2014/2015
23
Gambar 2.11 Sheet Pile
Sheet Pile adalah dinding vertikal relatif tipis yang berfungsi untuk menahan tanah dan untuk menahan masuknya air ke dalam lubang galian. Tipe-tipe sheet pile yaitu kayu, beton bertulang, dan baja. Pada proyek ini menggunakan jenis sheet pile baja yang kuat menahan gaya-gaya benturan pada saat pemancangan, tidak begitu berat, penyambungan yang mudah, dan memiliki keawetan tinggi.
Gambar 2.12 Lokasi pemancangan Sheet Pile pada hilir Bendung Sei Belutu
Laporan Praktik Kerja Lapangan SI-5A 2014/2015
24
6) Pemancangan Sheet pile dengan Drop Hammer Untuk pemancangan sheet pile digunakan Drop Hammer yang dioperasikan secara manual oleh operator dengan berat hammer yaitu 700 kg dan saat dijatuhkan dengan ketinggian tertentu dapat menjadi ±1.5 Ton. Sebelum pemancangan dilakukan, alat drop hammer dan sheet pile dibawa dengan menggunakan alat excavator menuju lokasi pemancangan, yaitu pada hilir Bendung Sei Belutu.
Gambar 2.13 Proses pemindahan drop hammer dengan excavator menuju tempat pemancangan sheet pile.
Gambar 2.14 Proses pemindahan sheet pile dengan excavator
Laporan Praktik Kerja Lapangan SI-5A 2014/2015
25
Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai drop hammer :
Gambar 2.15 Drop Hammer
Drop Hammer merupakan palu berat yang diletakan pada ketinggian tertentu. Untuk menghindari terjadinya kerusakan akibat tumbukan ini, pada kepala palu dipasangkan semacam topi atau cap sebagai penahan energi atau shock absorber . Alat ini mudah dioperasikan karena dapat mengatur tinggi secara manual sehingga dapat memperkirakan energi per blow. Namun, kemungkinan rusaknya bangunan disekitar lokasi akibat getaran di permukaan tanah.
Gambar 2.16 Hammer Laporan Praktik Kerja Lapangan SI-5A 2014/2015
26
Gambar 2.17 Cap pada drop hammer
Gambar 2.18 Proses penyusunan hammer dan cap pada drop hammer
Untuk meluruskan sheet pile yang akan dipancang, diluruskan dengan menggunakan unting-unting yang diletakkan pada center bendung. Saat proses pemancangan, sheet pile diapit oleh dua besi agar posisi sheet pile tidak bergeser atau miring pada saat proses penumbukan dengan drop hammer . Pemancangan tiang dilakukan secara perlahan. Jumlah hentakan palu permenit dibatasi antara empat sampai delapan kali
Laporan Praktik Kerja Lapangan SI-5A 2014/2015
27
Gambar 2.19 Proses pemancangan sheet pile pertama
Untuk pemasangan sheet pile selanjutnya, sheet pile dipasang dengan mengaitkan lengkungan antar sheet pile, dan dengan posisi yang terbalik dari sheet pile yang pertama.
Gambar 2.20 Proses pemancangan sheet pile kedua
Laporan Praktik Kerja Lapangan SI-5A 2014/2015
28
Gambar 2.21 Proses pemancangan selanjutnya
Pada pelaksanaan PKL kali ini, pekerjaan kolam olak hanya sampai pada tahap ini.
7) Pemasangan pile cap Pemasangan pile cap dilakukan setelah selesai pemancaangan sheet pile dengan beton K 250 setinggi 30 cm. Pile cap berfungsi mengikat tiang pancang yang sudah terpasang. 8) Pemasangan pasangan batu kali 9) Pembuatan beton bertulang dengan kekuatan K 250
2. Rip rap Riprap adalah susunan bongkahan batu alam atau blok-blok beton buatan dengan ukuran volume tertentu sebagai peredam energi dihilir bendung. Fungsinya untuk mengurangi kedalaman pergeseran setempat dan melindungi tanah dasar dihilir peredam energi bendung. Riprap pada bendung Sei Belutu memiliki panjang 15 m dengan lebar 28 m.
Laporan Praktik Kerja Lapangan SI-5A 2014/2015
29
Gambar 2.22 Rancangan riprap pada Bendung Sei Belutu
Metode Pelaksanaan Pembangunan Riprap:
1) Pengukuran Rip rap pada Bendung Sei Belutu dibangun sepanjang 15 m. 2) Galian dari elevasi 24.690 sampai elevasi 20.690 sepanjang 1m. (Lihat Gambar 2.27)
Gambar 2.23 Tampak riprap
Laporan Praktik Kerja Lapangan SI-5A 2014/2015
30
Gambar 2.24 Galian riprap yang sudah terbentuk sesuai elevasi
3) Dilakukan penggalian sedalam 2 m untuk 14 m selanjutnya. 4) Pemasangan susunan batu kosong dengan diameter ±30 cm Batu kosong yang disusun harus berdiameter besar agak tidak mudah berpindah. Air dari sungai akan membawa sedimen yang akan mengisi sel asela pada batu kosong dengan sendirinya.
Gambar 2.25 Batu Kosong dan Dump Truck yang digunakan untuk proses pembuatan riprap
Laporan Praktik Kerja Lapangan SI-5A 2014/2015
31
3. Sloof Protection Sloof protection berfungsi untuk menahan timbunan tanah, melindungi konstruksi dari gerusan dan rembesan disepanjang aliran, dan menjadi satu kesatuan bangunan bendung yang ditempatkan pada kedua sisi dinding ripr ap.
Gambar 2.26. Rancangan tampak depan Sloof Protection
Gambar 2.27 Rancangan tampak samping kanan Sloof Protection
Gambar 2.28 Rancangan detail rencana Sloof Protection Laporan Praktik Kerja Lapangan SI-5A 2014/2015
32
Metode Pelaksanaan Pembangunan Sloof Protection:
1) Pengukuran 2) Galian sloof (trimming ) dari elevasi 28.140 ke elevasi 25.290
Gambar 2.29 proses pembentukan dinding sloof protection
Pada proyek ini Excavator digunakan untuk penggalian, membuat kemiringan ( sloping ) dan pengangkutan sheet pile dan drop hammer pada saat pemancangan. Excavator adalah alat berat yang terdiri dari lengan (arm), boom (bahu) serta bucket (alat keruk) dan digerakkan oleh tenaga hidrolis yang dimotori dengan mesin diesel dan berada di atas roda rantai (trackshoe).
Gambar 2.30 Tampak sloof protection setelah dilakukan penggalian Laporan Praktik Kerja Lapangan SI-5A 2014/2015
33
Gambar 2.31 Tampak sloof protection setelah dilakukan penggalian.
Namun, pada pelaksanakan PKL ini, dikarenakan waktu PKL yang terbatas, maka pengerjakan sloof protection masih dilakukan sampai galian sloof saja.
3) Galian pondasi sesuai dengan elevasi gambar 4) Pabrikasi tulangan sloof 5) Pemasangan bekisting sloof 6) Pemasangan tulangan untuk pondasi 7) Pengecoran pondasi 8) Pemasangan pembesian Sloof Protection 9) Pengecoran 10) Pemasangan batu kali 11) Pemasangan Wheephole + pipa PVC + ijuk + gravel (batu kerikil) Pemasangan Wheephole berfungsi untuk mengurangi tekanan rembesan air tanah yang dipasang per 2 m. 12) Pemasangan batu kali 13) Pemasangan siaran pasangan batu ( pasir semen 1:2) 14) Pemasangan rubber black per deletasi 12 m. Rubber black digunakan sebagai deletasi atau pemisah tiap 12 m panjang sloof protection
Laporan Praktik Kerja Lapangan SI-5A 2014/2015
34
C. Tugas dan Wewenang dari Setiap Bagian Dalam Proyek Bendung Sei Belutu 1. Kepala proyek Dalam proyek pembangunan Bendung Sei Belutu, Bapak Ir. Wahyu Baranto, sebagai Kepala Proyek, dari pihak PT. Waskita Karya memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut: a) Mempelajari dokumen kontrak. b) Memimpin survey lokasi proyek sebagai bahan pembuatan perencanaan. c) Memilih dan menetapkan metode konstruksi yang akan digunakan. d) Bersama-sama dengan bagian Teknik dan Kepala Lapangan melihat dan menyempurnakan Construction Plan pada waktu tender. e) Melakukan persiapan pelaksanaan proyek di lapangan. f) Menyetujui program kerja mingguan dan bulanan berdasarkan master schedule. g) Memimpin rapat rutin koordinasi proyek dan rapat khusus penanganan masalah proyek. h) Memonitor proses pengadaan logistik proyek . i) Mengikuti rapat dengan pihak pengguna jasa. j) Menandatangi laporan proyek baik untuk internal dan eksternal. k) Melakukan penyerahan akhir bangunan termasuk as built drawings yaitu gambar koreksi atau perbaikan dari gambar pelaksanaan yang ada dikarenakan adanya permasalahan di proyek
pada saat bangunan
dikerjakan
2. Administrator kontrak Dalam proyek pembangunan Bendung Sei Belutu, Bapak Indra Kurnia, S.T., sebagai Administrator Kontrak, dari pihak Dinas Pekerjaan Umum memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut: a) Mempelajari dokumen kontrak. b) Menganalisa penyimpangan biaya yang terjadi dan melaporkan ke Kepala Proyek. c) Membuat berita acara perkembangan lapangan untuk tagihan Termyn Proyek. d) Mengevaluasi kinerja subkontraktor, mandor dan tukang. Laporan Praktik Kerja Lapangan SI-5A 2014/2015
35
3. Kepala lapangan Dalam proyek pembangunan Bendung Sei Belutu, Bapak Rambun Jambak, sebagai Kepala Lapangan, dari pihak PT. Waskita Karya memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut: a) Mengkoordinasikan para pelaksana, mandor dan subkontraktor. b) Memimpin
pelaksanaan
konstruksi/produksi
sesuai
program
kerja
mingguan, metode kerja, gambar kerja dan mengikuti spesifikasi teknik. c) Memimpin rapat koordinasi dengan para pelaksana, mandor dan subkontraktor. d) Bersama bagian Teknik melihat metode konstruksi. e) Menekan waste produksi dengan perencanaan yang efisien/cermat. f) Membuat evaluasi laporan harian tentang pelaksanaan kegiatan pekerjaan di lapangan. g) Menyiapkan/menyusun bahan rapat dengan owner . h) Menganalisa dan mencari solusi masalah-masalah yang timbul dilapangan.
4. Teknik Dalam proyek pembangunan Bendung Sei Belutu, Bapak Stefanus Gunawan, S.T., sebagai KASIE Teknik, dari pihak PT. Waskita Karya memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut: a) Mempelajari dokumen kontrak. b) Menganalisis kinerja waktu proyek selama proses pelaksanaan. c) Menganalisis penyebab bila ada keterlambatan dan melaporkan ke Kepala Proyek. d) Mengamati penerapan/pengendalian resiko & K3LM di Proyek. e) Mengevaluasi dan memberi usulan pelaksanaan metode konstruksi di proyek. f) Melaksanakan pekerjaan khusus yang diperintahkan Kepala Proyek.
Laporan Praktik Kerja Lapangan SI-5A 2014/2015
36
5. Pelaksana Dalam proyek pembangunan Bendung Sei Belutu, Bapak Karyono Prayudi dan Bapak Nefialdi Ilyas, dari pihak PT. Wakita Karya sebagai Pelaksana, memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut: a) Mempelajari gambar konstruksi dan gambar kerja atau shop drawing yaitu gambar detail dan menyeluruh dari bangunan yang akan dibangun . b) Mempelajari spesifikasi teknik pekerjaan. c) Mempelajari metode kerja pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. d) Mengatur alokasi sumber daya (tenaga kerja, material & alat) sesuai program kerja mingguan, metode kerja, gambar kerja dan spesifikasi. e) Mengadakan pemeriksaan dan pengukuran hasil pekerjaan mandor dan subkontraktor secara berkala. f) Membuat laporan harian tentang pelaksanaan kegiatan pekerjaan di lapangan. g) Melakukan koordinasi dengan mandor dan subkontraktor.
6. Drafter (juru gambar) Dalam proyek pembangunan Bendung Sei Belutu, Bapak Ahmad Husein, sebagai Drafter, memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut: a) Menterjemahkan suatu perencanaan menjadi gambar yang mudah dipahami. b) Menyiapkan materi gambar untuk keperluan presentasi / klarifikasi. c) Mentransformasi metode kerja ke dalam gambar kerja. d) Membuat gambar kerja dan mencetak gambar. e) Mengintergasikan hasil foto digital ke dalam gambar. f) Menggambar as built drawing dengan ukuran berskala. g) Membuat data base gambar-gambar untuk keperluan proyek atau pemasaran. h) Mengikuti rapat penjelasan lapangan guna dapat menampilkan gambar metode konstruksi yang dengan kenyataan lapangan. i) Membantu pelaksana di dalam menyiapkan gambar kerja lapangan.
Laporan Praktik Kerja Lapangan SI-5A 2014/2015
37
7. Surveyor (Juru Ukur) Dalam proyek pembangunan Bendung Sei Belutu, Bapak Purwanto dan Bapak Mislan, sebagai Surveyor, dari pihak PT. Waskita Karya memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut: a) Mempelajari gambar kerja ( shop drawing ). b) Melakukan pengukuran dalam rangka menyiapkan gambar kerja. c) Membuat titik bantuan dan titik simpanan. d) Merawat dan menjaga alat ukur selalu siap pakai. e) Menggambar hasil pengukuran. f) Melakukan pengukuran hasil akhir pekerjaan untuk keperluan as built drawing dan laporan ke bagian teknik. g) Menyiapkan laporan kegiatan pengukuran.
8. K3LM (Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Lingkungan, dan Mutu) Dalam proyek pembangunan Bendung Sei Belutu, Bapak Fahrurrozi Arfad, sebagai K3LM, memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut : a) Melaksanakan administrasi K3LM di proyek. b) Menghimpun dan mengolah data K3LM proyek. c) Melakukan pemeriksaan peralatan K3LM proyek. d) Mengevaluasi terjadinya kecelakaan di proyek. e) Melaporkan kepada Ketua / Sekretaris kinerja SM-K3LM di proyek.
Laporan Praktik Kerja Lapangan SI-5A 2014/2015
38
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan Praktik Kerja Lapangan yang telah dilakukan dan uraian dari pembahasan yang disajikan dalam laporan ini, diperoleh kesimpulan: 1. Kekurangan air terjadi karena bangunan bendung sebelumnya yang mengatur aliran air kurang perawatan dan sudah rusak, sehingga dibutuhkan pembangunan Bendung Sei Belutu untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas panen daerah sekitar yang lebih baik. 2. Pengukuran secara manual diperlukan untuk menunjang pengukuran yang dilakukan secara langsung di lapangan, sebagai kontrol pada pengukuran apabila terjadi penggeseran patok. 3. Kolam olak memiliki fungsi untuk meredam atau mengurangi energi air yang jatuh dari mercu agar tidak terjadi penggerusan. Kolam olak memiliki panjang 6.8 m dan lebar 28 m 4. Pada kolam olak, terdapat 152 buah V pile yang telah dipancang pada elevasi yang ditentukan dengan jarak yang berbeda sesuai dengan kebutuhan beban yang telah direncanakan diatasnya. 5. Pemancangan sheet pile pada upstream dan downstream membutuhnya 63 buah sheet yang terbuat dari baja, dengan ukuran panjang 6 m lebar 0.44 m dan tinggi 0.15 m 6. Riprap adalah susunan bongkahan batu alam sebagai peredam energi dihilir bendung. Riprap memiliki panjang 15 m dan lebar 28 m 7. Sloof protection dibangun sepanjang riprap, yang berfungsi untuk mencegah terjadinya rembesan sepanjang aliran pada riprap. 8. Pada sloof protection, setiap 6 m dipasang beton bertulang dan setiap 12 m dipakai rubber black sebagai deletasi atau pemisah.
Laporan Praktik Kerja Lapangan SI-5A 2014/2015
39
B. Saran 1. Sebaiknya penyedotan air pada kolam olak dilakukan pada malam hari, agar pada pagi harinya kolam sudah kering dan langsung dapat dilakukan pemancangan sheet pile, sehingga mempercepat waktu pengerjaan.
C. Kesesuaian Dengan Teori Kampus 1. Urutan pekerjaan dilakukan sama seperti yang telah diajarkan di kampus. 2. Menggunakan alat sipat datar dan total station dalam menentukan elevasi sama seperti yang diajarkan di kampus.
D. Kelemahan Yang Ditemui 1. Cuaca yang tidak mendukung, seperti hujan mempengaruhi pengerjaan proyek, karena jika turun hujan keadaan tanah didaerah proyek menjadi basah dan tergenang air .
Seperti proses pemancangan sheet pile pada kolam olak yang tetunda ± 1 minggu, karena galian tegenang air yang cukup dalam, sehingga harus menunggu proses pengeringan pada galian untuk proses pemancangannya.
Sulitnya untuk menyalurkan bahan-bahan yang diperlukan, karena truk pengantar bahan butuh waktu yg cukup lama dari biasanya untuk mencapai tempat karena tanah yang basah.
2. Keterlambatan kedatangan bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pekerjaan, sehingga menyebabkan penundaan pekerjaan.
E. Kelebihan Yang Ditemui 1. Peralatan yang dibutuhkan untuk proyek memadai. 2. Kedisiplinanan dalam pekerjaan diperhatikan dengan baik, waktu istirahat dan waktu bekerja teratur .’
Laporan Praktik Kerja Lapangan SI-5A 2014/2015
40
DAFTAR PUSTAKA
http://petergo-civilengineering.blogspot.com/2012/04/waduk-dan-tenaga-air.html, retrieved 2 november 2014, at 20.01 WIB.
https://wienkuswanto.wordpress.com, retrieved 11 januari 2015, at 19.47 WIB.
Laporan Praktik Kerja Lapangan SI-5A 2014/2015
41
Laporan Praktik Kerja Lapangan SI-5A 2014/2015
42