LAPORAN KASUS 2 CHRONIC KIDNEY DISEASE
Oleh : Maulida Ayu Noriza FAA ! !"
Pe#$i#$i%& : dr' Su(o)o Mar*udi +idodo, S)'RM dr' -a&or Si$ara%i
Di$a.a/a% dala# ra%&/a (u&a* /e)a%i(eraa% /li%i/ )ada $a&ia% Il#u Reha$ili(a*i Medi/ da% Emergency da% Emergency Medicine Medicine
KEPANI-ERAAN KLINIK 0A1IAN ILMU REHA0ILI-ASI MEDIK DAN EMER1ENCY MEDICINE RSUD dr' DORIS SYLANUS3FK UNPAR PALAN1KA RAY RAYA A 2!4
0A0 I PENDAHULUAN
Chronic Kidney Disease (CKD) adalah kasus penurunan fungsi ginjal yang terjadi secara akut (kambuhan) maupun kronis (menahun). Penyakit ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) terjadi apabila kedua ginjal sudah tidak mampu mempertahankan lingkungan dalam yang cocok untuk kelangsungan hidup. Kerusakan pada kedua ginjal bersifat ireversibel. CKD disebabkan oleh berbagai penyakit. Penyebab CKD antara lain penyakit infeksi, penyakit peradangan, penyakit vaskular hipertensif, gangguan jaringan ikat, gangguan kongenital dan hederiter, penyakit metabolik, nefropati toksik, nefropati obstruktif. aat ini jumlah CKD sudah bertambah banyak dari tahun ke tahun. !umlah kejadian CKD di dunia tahun "##$ terutama di %merika rata&rata prevalensinya '#&' atau sekitar "* juta orang penderita CKD. edangkan, di +ndonesia tahun "##$ prevalensinya '",* atau ' juta orang de-asa penderita CKD. Penyakit ginjal kronis dapat menyebabkan timbulnya berbagai manifestasi yang komplek, diantaranya, penumpukan cairan, edema paru, edema perifer, kelebihan toksik uremik, gangguan keseimbangan biokimia (hiperkalemia, hiponatremi, asidosis metabolik), gangguan keseimbangan kalsium dan fosfat lama kelamaan mengakibatkan demineralisasi tulang neuropati perifer, pruritus, pernafasan dangkal, anoreksia, mual dan muntah, kelemahan dan keletihan. ehingga bila pasien tidak ditangani secara cepat dan tepat maka akan berpengaruh terhadap kondisi pasien yang akan menjadi lebih buruk.
0A0 II LAPORAN KASUS I' Pri#ary Sur5ey
y. , perempuan i(al *i&%
:
/ekanan Darah
0 '1#2'## mm3g
adi
0 42menit
Pernapasan
0 "42menit
uhu
0 5, ℃
Air.ay
: tidak ada tanda sumbatan jalan napas.
0rea(hi%&
: pontan, " kali2menit dengan jenis pernapasan
torakoabdominal, pergerakan thoraks simetris dan tidak ditemukan ketinggalan gerak pada salah satu thoraks. Cir6ula(io%
: -D '1#2'## mm3g. Nadi kali2menit, reguler, isi
cukup, kuat angkat. CR- 6 " detik. : 7C '* (8ye *, 9otorik 5, :erbal *), kompos
Di**a$ili(y
mentis,
pupil
isokor
;2;
dengan
diameter
mm2mm. E5alua*i #a*alah : Kasus ini merupakan kasus yang termasuk dalam
priority sign yaitu sesak pada pasien CKD on 3D. Pasien pada kasus ini diberi label pe-arnaan triase dengan -arna /u%i%&. -a(ala/*a%a a.al : Pasien ditempatkan di ruangan non bedah dan
diberikan oksigenasi.
II' Ide%(i(a* Pe%deri(a
ama
0 y.
Pekerjaan 0 -asta
0 *= tahun
%lamat
%gama
0 Kristen Katolik
0 Desa 3ajak
III'A%a#%e*i*
%utoanamnesis dengan penderita pada tanggal ' >ktober "#'* pukul "".= ?+@. ' Keluha% U(a#a : esak 2' Ri.aya( Pe%ya/i( Se/ara%& :
Pasien datang dengan keluhan sesak sejak ' hari 9A, sesak memberat sejak sore pukul '.## ?+@. esak muncul perlahan dan semakin lama semakin sesak. esak tidak pengaruhi oleh cuaca, lebih nyaman jika posisi setengah duduk. yeri dada disangkal. 9ual (;), muntah (;) ' kali hari ini, muntah makanan bercampur lendir. @%K (;) sedikit&sedikit, -arna kuning, "& kali2hari, kurang dari setengah gelas. elain itu pasien mengeluh badan terasa lemas. Pasien merupakan pasien CKD on 3D, jad-al 3D setiap !umat, ' kali seminggu.
I' Pe#eri/*aa% Fi*i/ ' Keadaa% U#u# 0 /ampak sakit sedang Kesadaran 0 Compos 9entis
7C 2' -a%da 5i(al /ensi adi uhu Aespirasi 7' Ke)ala
0 8ye (=), 9otorik (5), :erbal (*). 0 0 0 0 0 0
'1#2'## mm3g 42menit, reguler, isi cukup, kuat angkat 5,BC, aksila "42menit, torakoabdominal. ormocephal Palpebra tidak edema, konjungtiva anemis ;2;, sklera tidak ikterik.
8' Leher 0
/rakea di tengah, pembesaran K7@
(&), peningkatan !:P (&).
4' -hora/*
0
a. Paru +nspeksi
0 imetris, tidak ada ketinggalan gerak, frekuensi napas
"
kali2menit,
jenis
pernapasan
torakoabdominal. Palpasi
0 remitus ;2; normal
Perkusi
0 onor ;2; pada kedua lapang paru
%uskultasi
0 uara napas vesikuler pada kedua lapang paru, ronki (;2;), -heeing (&2&).
b. !antung +nspeksi Palpasi %uskultasi
0 +ctus cordis tidak terlihat 0 /eraba pada +C : midklavikula sinistra 0 rekuensi jantung kali2menit, reguler, '&" tunggal, tidak ada murmur dan gallop 9' A$do#e% 0 Cembung, distensi (&), bising usus (;) normal, timpani, shifting dullness (;), nyeri tekan (;) pada regio epigastrik, hepar dan lien sulit dinilai. ' E/*(re#i(a*
0
%kral hangat, CA/ 6 " detik,
pitting edema kedua tungkai ;2;
' Pe#eri/*aa% Pe%u%;a%&
3asil laboratorium pada tanggal ' >ktober "#'* 0 ?@C
0 *,*#2uE
A@C
0 ",5#2uE
37@
0 ", g2dE
PE/
0 "$#2uE
7D
0 1= mg2dE
0 "! mg2dE
Kreatinin
0 9,9 mg2dE
I' Dia&%o*i* Ker;a
Dyspnea e.c susp. 8dema Paru ; CKD on 3D ; 3ipertensi 7rade ++ ; %nemia
II' Pe%a(ala/*a%aa% >" nasal kanul "& Epm Pasang :enflon +njeksi urosemid e4tra di +7D " %mpul, selanjutnya 4 "# mg (+:) +njeksi Aanitidine " 4 *# mg (+:) +njeksi >ndansentron " 4 = mg (+:) P.> 0 %spilet 4 ' tab CaC> 4 ' tab :alsartan ' 4 # mg (') %mlodipine ' 4 * mg (#&') Pro /ransfusi PAC " kolf >bservasi keadaan umum dan vital sign @alance cairan
III'
U*ula%
Cek elektrolit oto /horaks
0A0 III PEM0AHASAN
Pasien y. datang ke +7D A
+nfeksi, misalnya Pielonefritis kronik.
".
Penyakit peradangan, misalnya 7lomerulonefritis.
.
Penyakit
vaskuler
hipertensif,
misalnya
efrosklerosis
benigna,
nefrosklerosis maligna, stenosis arteri renalis. =.
7angguan jaringan penyambung, seperti lupus eritematosus sistemik (E8), poli arteritis nodosa, sklerosis sistemik progresif.
*.
7angguan kongenital dan herediter, misalnya Penyakit ginjal polikistik, asidosis tubuler ginjal.
5.
Penyakit metabolik, seperti D9, gout, hiperparatiroidisme, amiloidosis.
1. .
efropati toksik, misalnya Penyalahgunaan analgetik, nefropati timbale. efropati obstruktif a.
al. Kemih bagian atas0 Kalkuli neoplasma, fibrosis, netroperitoneal.
b.
al. Kemih bagian ba-ah0 3ipertrofi prostate, striktur uretra, anomali congenital pada leher kandung kemih dan uretra.
Pada -aktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron diduga utuh sedangkan yang lain rusak. efron&nefron yang utuh hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi yang meningkat disertai reabsorpsi -alaupun dalam keadaan penurunan 7A. @eban bahan yang harus dilarut menjadi lebih besar daripada yang bisa direabsorpsi berakibat diuresis osmotik disertai poliuri dan haus. elanjutnya karena jumlah nefron yang rusak bertambah banyak oliguri timbul disertai retensi produk sisa. /itik dimana timbulnya gejala&gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan muncul gejala&gejala khas kegagalan ginjal bila kira&kira fungsi ginjal telah hilang # & $#. Pada tingkat ini fungsi renal yang demikian nilai kreatinin clearance turun sampai '* ml2menit atau lebih rendah itu. ungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein tertimbun dalam darah. /erjadi uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh. emakin banyak timbunan produk sampah, akan semakin berat. '. Aetensi Cairan dan
ebagai akibat dari produksi eritropoetin yang tidak adekuat, memendeknya usia sel darah merah, defisiensi nutrisi dan kecenderungan untuk mengalami perdarahan
akibat
status
uremik
pasien,
terutama
dari
saluran
gastrointestinal. Pada gagal ginjal, produksi eritropoetin menurun dan anemia berat terjadi, disertai keletihan, angina dan sesak napas.
Komplikasi yang dapat terjadi pada pasien gagal ginjal kronis antara lain 0 a. 3iperkalemia akibat penurunana ekskresi, asidosis metabolic, katabolisme dan masukan diet berlebih. b. Perikarditis, efusi pericardial, dan tamponade jantung akibat retensi produk sampah uremik dan dialysis yang tidak adekuat c. 3ipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi system rennin& angiotensin&aldosteron d. %nemia akibat penurunan eritropoetin, penurunan rentang usia sel darah merah, perdarahan gastrointestinal akibat iritasi toksin dna kehilangan drah selama hemodialisa e. Penyakit tulang serta kalsifikasi metastatik akibat retensi fosfat, kadar f. g. h. i. j.
kalsium serum yang rendah dan metabolisme vitamin D abnormal. %sidosis metabolic >steodistropi ginjal epsis neuropati perifer hiperuremia /atalaksana yang diberikan pada pasien gagal ginjal kronis yaitu 0
'.
/erapi Konservatif
Perubahan fungsi ginjal bersifat individu untuk setiap klien Cronic renal Desease (CKD) dan lama terapi konservatif bervariasi dari bulan sampai tahun. /ujuan terapi konservatif 0 a.
9encegah memburuknya fungsi ginjal secara profresi.
b.
9eringankan keluhan&keluhan akibat akumulasi toksi asotemia.
c.
9empertahankan dan memperbaiki metabolisme secara optimal.
d.
9emelihara keseimbangan cairan dan elektrolit.
".
/erapi simtomatik a. %nemia
%nemia hemolisis 0 @erhubungan dengan toksin asotemia. /erapi yang dibutuhkan adalah membuang toksin asotemia dengan hemodialisis atau peritoneal dialisis. %nemia Defisiensi @esi 0 Defisiensi e pada CKD berhubungan dengan perdarahan saluran cerna dan kehilangan besi pada dialiser (terapi pengganti hemodialisis). Klien yang mengalami anemia, tranfusi darah merupakan salah satu pilihan terapi alternatif, murah dan efektif, namun harus diberikan secara hati&hati. +ndikasi tranfusi PAC pada klien gagal ginjal 0 a.
3C/ 6 atau sama dengan "#
b.
3b 6 atau sama dengan 1 mg*
c.
Klien dengan keluhan 0 angina pektoris, gejala umum anemia dan high output heart failure. b. 3ipertensi
@entuk hipertensi pada klien dengan 77 berupa 0 volum dependen hipertensi, tipe vasokonstriksi atau kombinasi keduanya. Program terapinya meliputi 0 '.
Aestriksi garam dapur.
".
Diuresis dan
.
>bat&obat antihipertensi.
0A0 I KESIMPULAN
Demikian telah dilaporkan suatu kasus kolelitiasis dari seorang pasien perempuan, y. usia *= tahun dengan keluhan utama sesak dengan ri-ayat CKD on 3D. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. elama pera-atan, y. diberikan terapi >", pemberian obat&obatan untuk keluhan simptomatik, dan pengaturan jumlah cairan, serta perencanaan transfusi darah.
DAF-AR PUS-AKA
' 9ahesa,
Aachmadi D. Penyakit ginjal kronis.
@andung0 akultas
Kedokteran