LAPORAN PENYULUHAN KESEHATAN RUMAH SAKIT PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK DENGAN HEMODIALIS RSUP Dr. KARIADI SEMARANG
Disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan tugas Praktek Kerja Lapangan bidang Gizi Klinik Program Studi Diploma IV Gizi Poltekkes Kemenkes Semarang
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN .................................................Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ........................................................................................................................ i BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1 A.
Latar Belakang ....................................................................................................... 1
B.
Tujuan .................................................................................................................... 2 1.
Tujuan Umum ..................................................................................................... 2
2.
Tujuan Khusus .................................................................................................... 3
C.
Metode ................................................................................................................... 3
D.
Sasaran ................................................................................................................... 3
E.
Tempat ................................................................................................................... 3
F.
Waktu
3
BAB V PENUTUP............................................................................................................ 13 A.
Simpulan .............................................................................................................. 13
B.
Saran..................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 14
LAMPIRAN……………………………………………………………………………………………………………….15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ginjal merupakan organ penting yang berfungsi menjaga komposisi darah dengan mencegah menumpuknya limbah dan mengendalikan keseimbangan cairan dalam tubuh, menjaga level elektrolit seperti sodium, potassium dan fosfat tetap stabil, serta memproduksi hormone dan enzim yang membantu dalam mengendalikan tekanan darah, membuat sel darah merah dan menjaga tulang tetap kuat (Price, 2005). Penyakit ginjal kronis (PGK) merupakan masalah kesehatan masyarakat global dengan prevalensi dan insidensi gagal ginjal yang meningkat, prognosis
disebabkan oleh Diabetes Mellitus. Penyakit gagal ginjal kronik berkembang secara perlahan, progresif, semakin memburuk sehingga ginjal tidak mampu bekerja sesuai fungsinya. Deteksi dini dan pengobatan PGK diperlukan untuk menurunkan angka kejadian ESRD dan penyakit kardiovaskuler. Penyakit ginjal kronik pada sebagian besar keadaan tidak dapat dicegah. Pasien mungkin dapat melindungi ginjal dari kerusakan atau memperlambat laju kerusakan ginjal dengan mengontrol penyakit yang mendasari, seperti diabetes dan hipertensi. Gejala penyakit ginjal biasanya muncul ketika penyakit sudah dalam stadium lanjut (Krause, 2017). Gagal ginjal kronik tidak dapat disembuhkan, perjalanan penyakit secara alamiah terjadi sampai pasien memerlukan hemodialisis atau transplantasi ginjal. Hemodialisis (HD) merupakan tindakan untuk menggantikan sebagian dari fungsi ginjal. Tindakan ini rutin dilakukan pada penderita penyakit ginjal kronik (PGK) atau chronic kidney disease (CKD) stadium V atau gagal ginjal kronik (GGK).
2.
Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, peserta diharapkan dapat : a.
Peserta paham mengenai hemodialisis
b.
Peserta paham mengenai tujuan diet penyakit ginjal kronis dengan hemodialisis
c.
Peserta paham mengenai syarat diet penyakit ginjal kronis dengan hemodialisis
d.
Peserta paham mengenai pengaturan makanan penyakit ginjal kronis dengan hemodialisis
e.
Peserta paham mengenai cara mengelola makanan bagi pasien dengan penyakit ginjal kronis dengan hemodialisis
f. Peserta paham mengenai cara-cara untuk mengatasi rasa haus pada pasien dengan penyakit ginjal kronis dengan hemodialisis g. Peserta paham mengenai pembagian makan dalam sehari pada pasien
G. Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan kali ini adalah sebagai berikut : 1. Power point 2.
Leaflet
3.
LCD
4.
Papan tulis putih
5.
Microphone
H. Jumlah Audiens
Jumlah audiens yang hadir saat dilaksanakannya penyuluhan adalah sebanyak 13 orang.
BAB II
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian Hemodialisis
Manajemen pada pasien gagal ginjal tahap akhir salah satu terapinya adalah hemodialisia. Hemodialisa adalah suatu proses pembersihan darah dengan menggunakan ginjal buatan (dialyzer), dari zat-zat yang konsentrasinya berlebihan di dalam tubuh. Zat-zat tersebut dapat berupa zat yang terlarut dalam darah, seperti toksin ureum dan kalium, atau zat pelarutnya, yaitu air atau serum darah (Suwitra, 2006). Kesuksesan hemodialisa tergantung pada kepatuhan pasien. Pada populasi hemodialisa, prevalensi ketidakpatuhan cairan 60%, ketidakpatuhan diet
C. Syarat diet Hemodialisis
1.
Energi 30-35 kkal/kg BBI/hari
2.
Protein 1-1,2 gr/kgBBI/hari, 50 % protein hewani dan 50 % protein nabati, utamakan protein bioavabilitas tinggi
3.
Asupan lemak 25% dari total energi
4.
Asupan kalsium 1000 mg/hari
5. Natrium diberikan sesuai dgn jumlah urin yang keluar/24 jam, yaitu : a. 1 gr + penyesuaian menurut jumlah urin sehari, yaitu 1 gr untuk tiap ½ liter urin (HD). b. 1 – 4 + penyesuaian menurut jumlah urin sehari, yaitu 1 gr untuk tiap ½ liter urin (CAPD). 6.
Kalium sesuai dengan urin yang keluar/24 jam, yaitu : a. 2 gr + penyesuaian menurut jumlah urin sehari, yaitu 1 gr untuk tiap 1 liter urin (HD).
2.
Bahan Makanan Dibatasi a. Bahan makanan tinggi kalium bila hiperkalemia : alpukat, air kelapa, pisang, belimbing, durian, nangka, kalian, daun singkong, paprika, bayam, daun pepaya, kacang tanah, kacang ijo, kacang kedelai, cokelat, kentang, ubi, singkong. b. Air minum dan kuah sayuran yang berlebihan. c. Bila hiperfosfatemia : susu, keju, yougurt, oatmeal, roti gandum, hati ayam
3.
Bahan Makanan Dihindari a. Bila ada edema (bengkak di kaki), tekanan darah tinggi perlu mengurangi garam dan menghindari bahan makanan sumber natrium lainnya, seperti minuman bersoda, kaldu instan, ikan asin, telur asin, makanan yang diawetkan, bumbu instan. b. Sayuran
mentah/lalapan.
terlebih dahulu
Semua
jenis
sayuran
harus
direbus
F. Cara Mengatasi Rasa Haus (Jurusan Gizi, Poltekkes Kemenkes Bandung, 2014). 1.
Mengunyah permen karet untuk merangsang air liur
2.
Makan 1 slice jeruk manis
3.
Mengemut es batu
4.
Berkumur
5.
Kurangi makanan dengan citarasa asin dan juga pedas
G. Contoh Kasus
Nama : Ny.T BB : 75 kg IMT : 28,2 kg/m2 Kebutuhan Gizi Sehari : Energi : 1984,4 kal Protein : 56,7 gram Pembagian Makanan Sehari
Umur : 51 th TB : 163 cm BBI : 56,7 kg Lemak : 52,3 gram Karbohidrat : 315 gram :
H. Contoh Menu Makanan bagi Pasien CKD dengan Hemodialisa PAGI Nasi putih Ayam bumbu bistik Pepes tahu Tumis kacang panjang
Selingan (10.00) Kue Lapis
SIANG Nasi putih Bandeng panggang bumbu rujak Tempe bolognaise Gulai terong dan kacang panjang Mangga
MALAM Nasi putih Telur semur Tumis tahu dan unclang Ca wortel, buncis Apel malang
Selingan (15.00) Klepon Ubi
Selingan (21.00) Pisang Rebus
BAB IV
EVALUASI
A. Evaluasi Struktur
Lokasi untuk presentasi kurang strategis. Beberapa pasien tidak bisa memperhatikan materi yang ditampilkan melalui slideshow.
B. Evaluasi Proses
Peserta dapat menerima umpan balik dengan bertanya kepada penyaji. Berikut adalah beberapa pertanyaan yang diajukan oleh peserta : 1.
Apakah yang dimaksud dengan hiperkalemia pada pasien hemodialisis ? Jawaban : hiperkalemia adalah suatu kondisi dimana konsentrasi kalium dalam darah lebih dari 5 mEq/L darah. Biasanya konsentrasi kalium yang
Adapun gejala hiperfosfatemia meliputi, timbul rasa gatal yang hebat dan muncul ruam-ruam pada kulit, serta timbul rasa nyeri pada tulang. 3.
Apakah pasien hemodialisis boleh mengonsumsi susu ? susu jenis apa yang baik dikonsumsi oleh pasien hemodialisis ? Jawaban : Diperbolehkan sesuai dengan anjuran. Apabila nafsu makan pasien kurang, maka disarankan untuk mengonsumsi susu merk Neprishol-D yang khusus
diformulasikan
untuk
pasien
dengan
program
hemodialisis.
Kandungan gizi dalam susu Neprishol-D akan membantu untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien HD. Namun apabila nafsu dan daya terima makan pasien baik, tidak dianjurkan untuk mengonsumsi susu tersebut dikarenakan kebutuhan gizi pasien sudah terpenuhi dari makanan yang dikonsumsi sesuai anjuran diet. 4.
Saya sangat menyukai udang. Biasanya saya mengolah udang laut menjadi rempeyek yang digunakan sebagai lauk saat makan. Kebiasaan saya yang
prosedur mengelola makanan tinggi kalium adalah dengan mengupas dan memotong kentang, cuci pada air mengalir, rendam dalam air (banyaknya air 10 kali bahan makanan) pada suhu 50-60 0 celsius (air hangat) selama ± 2 jam, buang air rendaman, cuci kembali pada air mengalir selama beberapa menit dan yang terakhir, masaklah kentang dengan proses perebusan (banyaknya air 5 kali bahan makanan). 6.
Di leaflet dianjurkan untuk mengolah makanan dalam bentuk tidak berkuah misalnya dengan dibakar. Apakah saya boleh mengonsumsi sate daging ? Jawaban : memang dianjurkan untuk mengolah makanan dalam bentuk tidak berkuah. Namun cara memasak harus benar-benar diperhatikan dengan melihat kondisi pasien. Membakar bahan makanan di atas api secara langsung tidak
dianjurkan
karena
akan
menimbulkan
zat
karsinogenik
yaitu
nitrosamine yang terbentuk dalam pembakaran bahan makanan atau pemanasan minyak yang berkali-kali dengan suhu tinggi (minyak jelantah).
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan pelaksanaan penyuluhan dengan judul “Pengaturan Makan pada Penyakit Ginjal Kronik dengan Hemodialisis” yang dilaksanakan pada Jum’at, 24 November 2017 pukul 08.30 – selesai yang bertempatkan di Ruang Hemodialisis RSUP Dr. Kariadi Semarang, jumlah peserta yang hadir sebanyak 13 orang. Penyuluhan dilakukan sekitar ±20 menit. Pada akhir sesi penyuluhan terdapat 3 peserta yang bertanya dengan jumlah pertanyaan sebanyak 6 pertanyaan. Setelah mendapat jawaban dari penyuluh, peserta dirasa sudah mampu memahami tentang pengaturan makan atau diit pada penyakit ginjal kronik dengan hemodialisis.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2010. Penuntun Diet . Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama Departemen Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar . Jakarta : Depkes RI Direktorat Bina Gizi Subdit Bina Gizi Klinik, 2011. Penyakit Ginjal Kronik dengan Hemodialisis. Krause’s. 2017. Food and the Nutrition Care Process.Edisi ke-14.Canada : Elsevier. Kresnawan, Triyani. 2005. Penatalaksanaan Diet pada Penyakitt Ginjal kronik . Jakarta : PERNEFRI & PGII. Price, slyvia Anderson, Lorraine Mc Carty Wilson. Editor edisi bahasa Indonesia
1