LAPORAN KASUS 5 CHRONIC KIDNEY DISEASE
Oleh : Ujang Fauzan Zaini FAA 11 1!
Pe"#i"#ing : $%& Su'()( *a%+u$i ,i$($(- S)&R* $%& .ag(% Si#a%ani $%& .ha%ina La/ei
Di#a/a0an $ala" %ang0a 'uga+ 0e)ani'e%aan 0lini0 )a$a #agian Il"u Reha#ili'a+i *e$i0 $an Emergency $an Emergency Medicine Medicine
KEPANI.ERAAN KLINIK A2IAN IL*U REHAILI.ASI *EDIK DAN E*ER2ENCY *EDICINE RSUD $%& DORIS SYL3ANUS4FK UNPAR PALAN2KA RAYA RAYA 15
A I PENDAHULUAN
Chronic Kidney Disease (CKD) adalah kasus penurunan fungsi ginjal yang terjadi secara akut (kambuhan) maupun kronis (menahun). Penyakit ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) terjadi apabila kedua ginjal sudah tidak mampu mempertahankan lingkungan dalam yang cocok untuk kelangsungan hidup. Kerusakan pada kedua ginjal bersifat ireversibel. CKD disebabkan oleh berbagai penyakit. Penyebab CKD antara lain penyakit infeksi, penyakit peradangan, penyakit vaskular hipertensif, gangguan jaringan ikat, gangguan kongenital dan hederiter, penyakit metabolik, nefropati toksik, nefropati obstruktif. aat ini jumlah CKD sudah bertambah banyak dari tahun ke tahun. !umlah kejadian CKD di dunia tahun "##$ terutama di %merika rata&rata prevalensinya '#&' atau sekitar "* juta orang penderita CKD. edangkan, di +ndonesia tahun "##$ prevalensinya '",* atau ' juta orang de-asa penderita CKD. Penyakit ginjal kronis dapat menyebabkan timbulnya berbagai manifestasi yang komplek, diantaranya, penumpukan cairan, edema paru, edema perifer, kelebihan toksik uremik, gangguan keseimbangan biokimia (hiperkalemia, hiponatremi, asidosis metabolik), gangguan keseimbangan kalsium dan fosfat lama kelamaan mengakibatkan demineralisasi tulang neuropati perifer, pruritus, pernafasan dangkal, anoreksia, mual dan muntah, kelemahan dan keletihan. ehingga bila pasien tidak ditangani secara cepat dan tepat maka akan berpengaruh terhadap kondisi pasien yang akan menjadi lebih buruk.
A II LAPORAN KASUS I& P%i"a%6 Su%7e6
n. /, 0aki&laki 3i'al +ign
:
ekanan Darah
1 '*#2'## mm3g
4adi
1 ''"52menit
Pernapasan
1 "652menit
uhu
1 6, ℃
Ai%/a6
: tidak ada tanda sumbatan jalan napas.
%ea'hing
: pontan, "6 kali2menit dengan jenis pernapasan
torakoabdominal, pergerakan thoraks simetris dan tidak ditemukan ketinggalan gerak pada salah satu thoraks. Ci%8ula'i(n
: .D '*#2'## mm3g. Na$i ''" kali2menit, reguler, isi
cukup, kuat angkat. CR. 7 " detik. : esak 4afas
Di++a#ili'6
E7alua+i "a+alah : Kasus ini merupakan kasus yang termasuk dalam
priority sign yaitu sesak 4afas. Pasien pada kasus ini diberi label pe-arnaan triase dengan -arna Kuning .a'ala0+ana a/al : Pasien ditempatkan di ruangan non bedah dan
diberikan oksigenasi.
II& I$en'i'a+ Pen$e%i'a
4ama
1 n. /
Pekerjaan 1 -asta
8sia
1 "$ tahun
%lamat
%gama
1 Kristen
1 jl. Kutilang
III&Ana"ne+i+
%utoanamnesis dengan penderita pada tanggal "' Desember "#'* pukul "".## 9+:. 1& Keluhan U'a"a : esak & Ri/a6a' Pen6a0i' Se0a%ang :
Pasien datang dengan keluhan sesak sejak ' hari ;<, sesak memberat sejak sore pukul '.## 9+:. esak muncul perlahan dan semakin lama semakin sesak. esak tidak pengaruhi oleh cuaca, lebih nyaman jika posisi setengah duduk. 4yeri dada disangkal. %pabila banyak minum tambah sesak. ;ual (=), muntah (=) ' kali hari ini, muntah makanan bercampur lendir. :%K (=) sedikit&sedikit, -arna kuning, "& kali2hari, kurang dari setengah gelas. elain itu pasien mengeluh badan terasa lemas. Pasien merupakan pasien CKD on 3D, jad-al 3D setiap selasa dan !umat, " kali seminggu.
I3& Pe"e%i0+aan Fi+i0 1& Kea$aan U"u" 1 ampak sakit sedang Kesadaran 1 Compos ;entis
>C & .an$a 7i'al ensi 4adi uhu
1 ?ye (@), ;otorik (6), Aerbal (*). 1 1 1 1 1 1
'*#2'## mm3g ''"52menit, reguler, isi cukup, kuat angkat 6,BC, aksila "652menit, torakoabdominal. 4ormocephal Palpebra tidak edema, konjungtiva anemis =2=, sklera tidak ikterik.
& Lehe% 1
rakea di tengah, pembesaran K>:
(&), peningkatan !AP (&).
1
5& .h(%a0+
a. Paru +nspeksi
1 imetris, tidak ada ketinggalan gerak, frekuensi napas
"6
kali2menit,
jenis
pernapasan
torakoabdominal. Palpasi
1 remitus =2= normal
Perkusi
1 onor =2= pada kedua lapang paru
%uskultasi
1 uara napas vesikuler pada kedua lapang paru, ronki (=2=), -heeing (&2&).
b. !antung +nspeksi Palpasi %uskultasi
1 1 1 ;&
+ctus cordis tidak terlihat eraba pada +C A midklavikula sinistra '&" tunggal, tidak ada murmur dan gallop 1 Cembung, distensi (&), bising A#$("en usus (=) normal, timpani, shifting dullness (=), nyeri tekan (=) pada regio epigastrik, hepar dan lien sulit
dinilai. !& E0+'%e"i'a+
1
%kral hangat, C< 7 " detik,
pitting edema kedua tungkai =2=
3& Pe"e%i0+aan Penunjang
3asil laboratorium pada tanggal "' Desember "#'* 1 9:C
1 '#,$E2u0
<:C
1 ",$E2u0
3>:
1 <-9 g2d0
P0
1 "'62u0
>D
1 E@ mg2d0
8reum
1 ! mg2d0
Kreatinin
1 1=-1 mg2d0
3I& Diagn(+i+ Ke%ja
Dyspnea e.c susp. ?dema Paru = CKD on 3D = 3ipertensi >rade ++ = %nemia
3II& Pena'ala0+anaan /" nasal kanul "& 0pm Pasang Aenflon +njeksi urosemid e5tra di +>D " %mpul, selanjutnya 5 "# mg (+A) +njeksi
3III&
U+ulan
Cek elektrolit oto horaks
A III PE*AHASAN
Pasien n. / datang ke +>D <8D dr. Doris ylvanus Palangka agal ginjal kronik atau penyakit renal tahap akhir (?agal >injal Kronik (>>K) adalah penurunan fungsi ginjal yang bersifat persisten dan irreversible. edangkan gangguan fungsi ginjal yaitu penurunan laju filtrasi glomerulus yang dapat digolongkan dalam kategori ringan, sedang dan berat. >agal ginjal kronik terjadi setelah berbagai macam penyakit yang merusak nefron ginjal. ebagian besar merupakan penyakit parenkim ginjal difus dan bilateral. '.
+nfeksi, misalnya Pielonefritis kronik.
".
Penyakit peradangan, misalnya >lomerulonefritis.
.
Penyakit
vaskuler
hipertensif,
misalnya
nefrosklerosis maligna, stenosis arteri renalis.
4efrosklerosis
benigna,
@.
>angguan jaringan penyambung, seperti lupus eritematosus sistemik (0?), poli arteritis nodosa, sklerosis sistemik progresif.
*.
>angguan kongenital dan herediter, misalnya Penyakit ginjal polikistik, asidosis tubuler ginjal.
6.
Penyakit metabolik, seperti D;, gout, hiperparatiroidisme, amiloidosis.
E.
4efropati toksik, misalnya Penyalahgunaan analgetik, nefropati timbale.
.
4efropati obstruktif a.
al. Kemih bagian atas1 Kalkuli neoplasma, fibrosis, netroperitoneal.
b.
al. Kemih bagian ba-ah1 3ipertrofi prostate, striktur uretra, anomali congenital pada leher kandung kemih dan uretra.
Pada -aktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron diduga utuh sedangkan yang lain rusak. 4efron&nefron yang utuh hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi yang meningkat disertai reabsorpsi -alaupun dalam keadaan penurunan ><. :eban bahan yang harus dilarut menjadi lebih besar daripada yang bisa direabsorpsi berakibat diuresis osmotik disertai poliuri dan haus. elanjutnya karena jumlah nefron yang rusak bertambah banyak oliguri timbul disertai retensi produk sisa. itik dimana timbulnya gejala&gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan muncul gejala&gejala khas kegagalan ginjal bila kira&kira fungsi ginjal telah hilang # & $#. Pada tingkat ini fungsi renal yang demikian nilai kreatinin clearance turun sampai '* ml2menit atau lebih rendah itu. ungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein tertimbun dalam darah. erjadi uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh. emakin banyak timbunan produk sampah, akan semakin berat. '. injal juga tidak mampu untuk mengkonsentrasi atau mengencerkan urin secara normal pada penyakit ginjal tahap akhir, respon ginjal yang sesuai terhadap perubahan masukan cairan dan elektrolit sehari&hari, tidak terjadi. Pasien sering menahan natrium dan cairan, meningkatkan resiko terjadinya edema, gagal jantung kongestif, dan hipertensi. 3ipertensi juga dapat terjadi akibat aktivasi aksis rennin angiotensin dan kerja sama keduanya meningkatkan sekresi aldosteron. Pasien lain mempunyai kecenderungan
untuk kehilangan garam, mencetuskan resiko hipotensi dan hipovolemia. ?pisode muntah dan diare menyebabkan penipisan air dan natrium, yang semakin memperburuk status uremik. ". %nemia ebagai akibat dari produksi eritropoetin yang tidak adekuat, memendeknya usia sel darah merah, defisiensi nutrisi dan kecenderungan untuk mengalami perdarahan
akibat
status
uremik
pasien,
terutama
dari
saluran
gastrointestinal. Pada gagal ginjal, produksi eritropoetin menurun dan anemia berat terjadi, disertai keletihan, angina dan sesak napas.
Komplikasi yang dapat terjadi pada pasien gagal ginjal kronis antara lain 1 a. 3iperkalemia akibat penurunana ekskresi, asidosis metabolic, katabolisme dan masukan diet berlebih. b. Perikarditis, efusi pericardial, dan tamponade jantung akibat retensi produk sampah uremik dan dialysis yang tidak adekuat c. 3ipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi system rennin& angiotensin&aldosteron d. %nemia akibat penurunan eritropoetin, penurunan rentang usia sel darah merah, perdarahan gastrointestinal akibat iritasi toksin dna kehilangan drah selama hemodialisa e. Penyakit tulang serta kalsifikasi metastatik akibat retensi fosfat, kadar f. g. h. i. j.
kalsium serum yang rendah dan metabolisme vitamin D abnormal. %sidosis metabolic /steodistropi ginjal epsis neuropati perifer hiperuremia atalaksana yang diberikan pada pasien gagal ginjal kronis yaitu 1
'.
erapi Konservatif
Perubahan fungsi ginjal bersifat individu untuk setiap klien Cronic renal Desease (CKD) dan lama terapi konservatif bervariasi dari bulan sampai tahun. ujuan terapi konservatif 1 a.
;encegah memburuknya fungsi ginjal secara profresi.
b.
;eringankan keluhan&keluhan akibat akumulasi toksi asotemia.
c.
;empertahankan dan memperbaiki metabolisme secara optimal.
d.
;emelihara keseimbangan cairan dan elektrolit.
".
erapi simtomatik a. %nemia
%nemia hemolisis 1 :erhubungan dengan toksin asotemia. erapi yang dibutuhkan adalah membuang toksin asotemia dengan hemodialisis atau peritoneal dialisis. %nemia Defisiensi :esi 1 Defisiensi e pada CKD berhubungan dengan perdarahan saluran cerna dan kehilangan besi pada dialiser (terapi pengganti hemodialisis). Klien yang mengalami anemia, tranfusi darah merupakan salah satu pilihan terapi alternatif, murah dan efektif, namun harus diberikan secara hati&hati. +ndikasi tranfusi P
3C 7 atau sama dengan "#
b.
3b 7 atau sama dengan E mg*
c.
Klien dengan keluhan 1 angina pektoris, gejala umum anemia dan high output heart failure. b. 3ipertensi
:entuk hipertensi pada klien dengan >> berupa 1 volum dependen hipertensi, tipe vasokonstriksi atau kombinasi keduanya. Program terapinya meliputi 1 '.
".
Diuresis dan 8ltrafiltrasi.
.
/bat&obat antihipertensi.
A I3 KESI*PULAN
Demikian telah dilaporkan kasus n. / usia "$ tahun dengan keluhan utama sesak dengan ri-ayat CKD on 3D. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. elama pera-atan, n. / diberikan terapi /", pemberian obat&obatan untuk keluhan simptomatik, dan pengaturan jumlah cairan, serta perencanaan transfusi darah.
DAF.AR PUS.AKA
1& ;ahesa,
:andung1 akultas
Kedokteran 8niversitas PadjajaranF "#'#. & K 8niversitas 3asanuddin. ;edical mini notes internaF "#'*. . etiono 9. >agal ginjal kronik. ;akassar1 akultas Kedokteran 8niversitas 3asanuddinF "#'. @. ;ansjoer %. Kapita selekta kedokteran. !ilid '. ?disi . !akarta1 ;edia %esculapiusF "#'#.