Case Report Session
KELAINAN KELA INAN PADA PA PAYUDARA YUDA RA
Afif Arastugana Poppy Si!ia
1110312068 0"10312112
Pembimbing : #r$ %&$ Er'a(ati) Sp$*+ ,K-
.A+IAN *.S/E/RI DAN +INEK*L*+I AKUL/ AKUL/AS KED*K/ERAN UNIERSI/AS ANDALAS RSUP $ DAIL PADAN+ 2014 .A. 1 PENDA%ULUAN
Menyusui adalah proses alami manusia tetapi tidak sederhana seperti yang dibayangkan khalayak umum. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan ini. Agar menyusui berhasil, setiap ibu harus percaya dapat melakukannya dengan didukung petunjuk pengetahuan dan manajemen laktasi yang tepat dan benar. Persi Persiap apan an dini dini sejak sejak masa masa keham kehamila ilan n hing hingga ga meny menyusu usuii sanga sangatt memb memban antu tu kelancaran proses menyusui secara keseluruhan.1 Keuntungan dari menyusui semakin terbukti baik untuk ibu dan bayi. Bagi ibu, menyusui telah terbukti menurunkan perdarahan post partum dan mengurangi resiko kanker payudara. A! juga dapat meningkatkan kesehatan anak karena A! memi memili liki ki nutri nutrisi si yang yang tingg tinggii diser diserta taii deng dengan an en"im en"im,, horm hormon on,, dan dan senya senya#a #a imunologis yang melindungi bayi dari agen infeksius. elain itu pemberian A!
1
telah terbukti memberikan kontribusi dalam perkembangan neural dan kognitif dari anak.$,%,& Puting merupakan bagian anatomi yang penting baik untuk fungsi 'isual, seksual maupun fungsi nutritif melalui pemberian A! pada bayi. Banyak masalah yang yang sering sering ditemu ditemuii berken berkenaan aan dengan dengan kelain kelainan an puting puting seperti seperti puting puting susu susu terben terbenam am atau datar, datar, puting puting susu susu nyeri nyeri atau atau puting puting susu lecet lecet dan payuda payudara ra bengkak. (al ini merupakan masalah bagi ibu yang menyusui bayinya dan mengurangi produksi A!, sehingga dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan air susu untuk bayinya. Agar dapat menyusui dengan baik, bayi perlu menghisap tonjolan puting dan hampir seratus hingga delapan puluh persen dari areola. ) ekitar 1*+ dari #anita hamil yang berniat untuk menyusui memiliki in'ersi in'ersi putin puting. g. Pada Pada in'ersi in'ersi puting puting terjad terjadii in'agi in'aginas nasii sehing sehingga ga puting puting tidak tidak menonj menonjol ol ke luar luar, namun namun puting puting teretra teretraksi ksi ke dalam dalam parenk parenkim im dan jaring jaringan an stromal stromal payuda payudara. ra. !n'ersi !n'ersi puting puting tidak tidak sama sama dengan dengan retraks retraksi. i. !stilah !stilah retraks retraksii diberikan apabila sebagian dari dasar puting tertarik ke dalam, dimana in'ersi adalah kasus dimana keseluruhan puting tertarik ke dalam, dan terkadang tertarik jauh ke dalam dari permukaan payudara.%, Meskipun banyak penelitian yang dilakukan untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian A! baik pada negara berkembang maupun negara maju, jarang terdapat penelitian yang didesain untuk melihat efek dari 'ariasi anatomi dari payudara ibu terhadap pemberian A! pada bayi. Aleander et al. Mengan Mengangga ggap p kelain kelainan an puting puting seperti seperti in'ersi in'ersi puting puting dan puting puting non protak protaktil til sebagai penyebab dari inisiasi dan pelaksanaan dari pemberian A!. /
2
.A. 2 /INAUAN PUS/AKA 2$1 Anato'i Payu#ara $.1.1 Puting dan Areola Kulit dari payudara meliputi puting dan areola dan kulit yang tipis,
fleksibel dan elastis yang menutupi badan payudara. Puting merupakan ele'asi konikal pada pusat areola setinggi celah interkostal keempat, tepat di ba#ah garis tengah payudara. Puting terdiri dari serabut otot polos dan kaya akan iner'asi serabut sensorik dan serabut nyeri. truktur ini memiliki permukaan 'erukous dan memiliki kelenjar sebasea dan kelenjar apokrin namun tidak berambut. ,0 Areola mengelilingi puting dan juga sedikit terpigmentasi dan menjadi sangat terpigmentasi selama kehamilan dan laktasi. erata diameter adalah 1) hingga 1 mm, namun kisaran ini dapat melebihi )cm saat kehamilan. !ner'asi sensorik lebih sedikit dibanding puting. Puting dan areola sangat elastis dan berelongasi ke papilla mammae saat tertarik ke mulut oleh isapan bayi.2,1* Permukaan areola mengandung kelenjar Montgomery yang menjadi hipertropi selama kehamilan dan laktasi dan menyerupai 'esikel. elama laktasi, struktur ini mensekresikan materi sebasea untuk melubrikasi puting dan areola dan melindungi jaringan ketika bayi menghisap. Kelenjar ini menjadi atropi setelah penyapihan dan tidak tampak kasat mata kecuali selama kehamilan atau laktasi.2 etiap puting mengandung & hingga 10 duktus laktiferus, dimana lima hingga delapan merupakan duktus utama yang dikelilingi oleh jaringan fibromuskular. 3uktus ini berakhir sebagai orifisium kecil 4berdiameter *.& hingga *./ mm5 pada ujung puting dimana air susu keluar. 6orpus mammae merupakan konglomerasi secara teratur dari sejumlah kelenjar independen yang dikenal sebagai lobus. Morfologi dari kelenjar termasuk parenkim yang
3
mengandung struktur duktular-lobular-al'eolar. !ni juga meliputi stroma, yang terdiri dari jaringan ikat, jaringan lemak, pembuluh darah, syaraf, dan pembuluh limfatik. Massa dari jaringan payudara terdiri dari kelenjar tuboal'eolar yang menempel pada jaringan adiposa, yang memberi kelenjar kontur yang halus dan bulat, Bantalan lemak payudara penting untuk proliferasi dan diferensiasi dari percabangan duktal.0,2,1*
7ambar $.1 Anatomi Payudara 8iap lobus dipisahkan satu sama lain oleh jaringan ikat, dan membuka ke duktus yang terbuka pada puting. 9kstensi dari duktus adalah teratur dan terlindungi oleh "ona inhibisi yang mana duktus lain tidak dapat mempenetrasi. 3arah disuplai ke payudara dari cabang-cabang arteri interkostal dan cabang perforata dari arteri torakik interna. uplai darah utama diperoleh dari arteri payudara interna dan arteri torakik lateral. uplai 'ena paralel dengan suplai arteri. 3rainase limfatik telah diteliti secara detail oleh peneliti kanker payudara. 3rainase utama adalah ke nodus aksiler dan nodus parasternal bersama dengan arteri torakik di thoraks. imfatik dari payudara berasal dari kapiler limfe pada
4
jaringan ikat mammae dan mendrainase substansi yang berada di dalam payudara.0 Payudara diiner'asi dari cabang syaraf interkostal empat, lima, dan enam. !ner'asi sensorik dari puting dan areola adalah ekstensif dan melibatkan baik syaraf
otonom dan sensorik. !ner'asi korpus mammae tidak setara bila
dibandingkan dan utamanya adalah syaraf otonom. erabut parasimpatik dan kolinergik tidak mensuplai bagian manapun dari payudara. yaraf eferen adalah simpatetik adrenergik. Kebanyakan syaraf payudara beriringan dengan arteri. Beberapa serabut berjalan menyusuri dinding duktus. !ni mungkin serabut sensorik yang merasakan tekanan air susu. 8idak ada iner'asi yang diidentifikasi mensuplai sel mioepitelial. Maka, kesimpulannya adalah akti'itas sekretorik dari epitel asini dari duktus bergantung pada stimulasi hormonal, seperti dengan oksitosin. Ketika serabut syaraf distimulasi, perlepasan prolaktin adenohipofise dan oksitosin neurohipofise terjadi. 0,2 $.1.$
Morfologi Kompleks Areola-Puting anuki et al . meneliti tentang morfologi dari kompleks areola-puting dari
** payudara dari %** #anita ;epang. !a membagi morfologi kompleks areola puting menjadi & klasifikasi berdasarkan tinggi dan diameter puting 47ambar 15. Kompleks puting dan areola mengandung kelenjar Montgomery, sebuah kelenjar sebaseus yang besar atau sedang yang secara embriologi merupakan transisi antara kelenjar keringat dan kelenjar payudara dan mampu mensekresikan A!. Kelenjar Montgomery terbuka ke tuberkulum Morgagni, yang merupakan penonjolan papula yang kecil 4dengan diameter 1-$ mm5 yang terdapat pada areola. Kompleks ini juga mengandung banyak ujung syaraf sensorik, otot polos, dan cukup banyak sistem limfatik yang disebut pleksus subareolar atau pleksus
5
appey. Karena kulit dari puting merupakan struktur yang berhubungan langsung dengan epitel dari duktus, maka keganasan dari duktus dapat menyebar ke puting.,0
7ambar $.$ Penelitian anuki tentang morfologi kompleks puting areola Morfologi kompleks puting dan payudara terbanyak adalah tipe !!s sebesar *.$+ dan temuan puting tipe !!! sebesar %.)+ setara dengan laporan frekuensi in'ersi puting sebesar $-1*+.
2$2 isioogi La5tasi
$.$.1
aktogenesis aktasi merupakan tahap akhir dari siklus reproduktif. Bayi manusia
adalah yang paling immatur dan sangat bergantung dari semua mammalia kecuali marsupialami, dan maka dari itu payudara memberikan nutrisi yang secara fisiologis paling cocok yang dibutuhkan oleh bayi manusia setelah lahir. elama kehamilan, payudara berkembang dan dipersiapkan untuk mengambil alih peran pemberian nutrisi secara total ketika plasenta dilahirkan. Payudara dipersiapkan untuk laktasi penuh setelah 1 minggu gestasi. Adaptasi fisiologis dari kelenjar mammae terhadap perannya dalam keberlangsungan hidup bayi merupakan proses kompleks.0,2 Kontrol hormonal dari laktasi dapat dijelaskan dalam hubungannya dengan lima perubahan mayor dalam perkembangan kelenjar mammae: embriogenesis,
6
mammogenesis atau perkembangan mammae, laktogenesis atau inisiasi sekresi air susu, laktasi atau sekresi penuh dari air susu, dan in'olusi. 0 elama kehamilan, hormon menjaga kehamilan dan menghasilkan jaringan mammae
yang
siap
untuk
memproduksi
susu
namun
belum
dapat
memproduksinya. Progesteron, prolaktin, dan kemungkinan laktogen plasental berperan dalam perkembangan al'eoli. Progesteron telah diidentifikasi sebagai inhibitor mayor dari produksi air susu selama kehamilan. Kadar prolaktin pada kehamilan lebih besar dari $** ng
kelahiran
prematur,
dan
inhibisi
sekresi
prolaktin
oleh
bromokriptin. Pengamatan ini menyarankan penutupan junction bergantung pada penghisapan yang memadai atau pengeluaran air susu yang efektif dalam % hari pertama postpartum.2
7
;ika air susu tidak mulai dikeluarkan dalam /$ jam, perubahan pada komposisi air susu berkaitan dengan laktogenesis dibalikkan dan kemungkinan keberhasilan laktasi akan berkurang. Maka usaha klinis yang memfasilitasi hisapan a#al oleh bayi yang baru lahir meningkatkan kemungkinan keberhasilan laktasi. timulasi a#al dari payudara dengan pompa sebelum /$ jam postpartum penting jika bayi tidak dapat disusui secara langsung.2
$.$.$
et 3o#n 49jection5 efleks efleks let down merupakan kunci terhadap keberhasilan laktasi. efleks
ini, juga dikenal sebagai refleks ejeksi, pertama kali dijelaskan pada manusia oleh Peterson dan ud#ick pada 12&$, dan setelahnya didemonstrasikan secara klinis oleh =e#ton dan =e#ton disebabkan oleh pelepasan oksitosin oleh pituitari. ejak saat itu, banyak perbaruan dalam pemahaman proses yang telah dipublikasi, namun prinsip fundamental tidak berubah. 0 !bu mungkin dapat memproduksi air susu, namun jika tidak diekskresikan, produksi lebih lanjut kemudian akan tersupresi. efleks ini merupakan fungsi kompleks yang bergantung pada respon hormon, syaraf, dan glandular dan dapat diinhibisi paling mudah oleh pegaruh psikologis. 0,2 >ksitosin adalah hormon yang bertanggung ja#ab untuk menstimulasi sel myoepitel untuk berkontraksi dan mengejeksi air susu dari sistem duktal. 3uktus dimulai dari al'eoli, yang dikelilingi oleh struktur sel myoepitel yang tersusun seperti keranjang yang juga mengelilingi duktus dari puting. Ketika bayi menstimulasi payudara dengan menghisap, impuls dikirim ke sistem syaraf pusat dan ke pituitari posterior yang menyebabkan pelepasan oksitosin, yang kemudian diba#a ke aliran darah ke sel myoepitelial. !ni merupakan refleks neuroendokrin. 2
8
7ambar $. ;alur stimulasi pada let do#n refle =e#ton mendemonstrasikan bah#a nyeri dan stres mengganggu refleks let down karena proses ini mengganggu dengan pelepasan oksitosin. Kadar adenokortikotropin dan kortisol plasma menurun pada #anita yang sedang laktasi dibandingkan dengan #anita non laktasi sebagai respon terhadap stres. 2 Prolaktin merupakan pusat dari produksi susu dan meregulasi tingkat sintesis. Pelepasannya bergantung pada hisapan bayi atau stimulasi puting dengan pompa mekanis atau ekspresi manual. Prolaktin juga dilepaskan melalui refleks neuroendokrin. 8idak seperti oksitosin, prolaktin tidak dikeluarkan sebagai akibat dari rangsang suara, 'isual, atau bau dari bayi, namun hanya dengan menghisap. 0
7ambar $./ kema fisi ologi menyusui pada ibu dan bayI
9
2$3
In!rsi Puting Kelainan kongenital dari payudara dan dinding dada sering ditemui di
praktek klinis. Meski deformitas ini memiliki sedikit dampak pada kapasitas fungsional, konsekuensi psikologis dapat menjadi serius di pasien de#asa. Mereka dapat mengalami rasa malu, isolasi sosial, dan kompleksitas selama perkembangan seksual, dan ini menyebabkan masalah dalam hubungan interpersonal. Beberapa kelainan kongenital dibagi seperti pada gambar berikut. 11
7ambar %.1 Kelainan kongenital umum dari payudara dan dinding dada !n'ersi puting merupakan kelainan yang tampak pada $+ dari populasi umum. Kelainan ini pertama kali dijelaskan oleh ir Ashley 6ooper pada tahun 10&*. Pada kasus in'ersi puting secara kongenital, kelainan ini terjadi pada tahap perkembangan embrionik dari payudara. Proses pembentukan puting pada embriologi manusia dimulai dengan penebalan dan penonjolan bagian ektoderm di regio dimana kelenjar akan berada nantinya pada minggu keempat kehamilan. Penebalan ektoderm menjadi terdepresi ke mesoderm di ba#ahnya, sehingga permukaan bagian mammae kemudian menjadi datar dan akhirnya masuk lebih dalam dari epidermis di sekitarnya. Mesoderm yang berhubungan dengan pertumbuhan ke dalam dari ektoderm menjadi terkompresi, dan bagian dari mesoderm ini menjadi tersusun menjadi lapisan konsentris dan nantinya akan menjadi stroma dari kelenjar. 3engan pembelahan dan percabangan, massa yang tumbuh ke dalam dari sel
10
ektodermal akan membentuk lobus dan lobulus dan nantinya juga membentuk al'eoli. aat usia gestasi 1 minggu, tahap percabangan telah menghasilkan 1) hingga $) garis epitelial pada fetus yang nantinya akan menjadi al'eoli sekretorik. Pada saat gestasi $0 minggu, hormon seksual plasental memasuki sirkulasi fetal dan menyebabkan kanalisasi pada jaringan mammae fetal. 3uktus laktiferus dan cabangnya terbentuk dari perkembangan di lumen. 3uktus ini membuka ke arah depresi dangkal dari epidermal yang dikenal sebagai mammary pit . 6ekungan ini menjadi terele'asi sebagai hasil dari proliferasi mesenkimal yang membentuk puting dan areola. !n'ersi puting adalah kegagalan dari ele'asi cekungan ini.0,2 $.%.1 Klasifikasi in'ersi puting !n'ersi puting kongenital dapat diklasifikasikan secara klinis ke dalam tiga kelompok 1$: 1. Puting grade ! dapat dengan mudah ditarik keluar secara manual dan menjaga proyeksinya dengan baik tanpa traksi. Puting keluar dengan palpasi ringan di sekitar areola. ;aringan lunak intak pada bentuk ini dan duktus laktiferus normal. $. Puting grade !! juga dapat keluar dengan palpasi namun tidak semudah pada grade !. Puting cenderung teretraksi. Puting memiliki fibrosis sedang dan duktus laktiferus secara ringan teretraksi namun tidak memerlukan pemotongan untuk melepaskan fibrosis. Puting ini telah terbukti memiliki stromata kolagen yang kaya dengan sekumpulan otot polos. %. Puting grade !!! merupakan bentuk yang parah dimana in'ersi dan retraksi signifikan. Mengeluarkan puting secara manual cukup sulit. ;ahitan traksi diperlukan untuk mempertahankan puting untuk menonjol. ?ibrosis di ba#ah puting berpengaruh signifikan dan jaringan lunak tidak mencukupi. Pada pemeriksaan histologis, duktus terminal
11
laktiferus dan unit lobuler menjadi atropi dan digantikan dengan fibrosis berat.
12
!n'ersi puting unilateral atau bilateral dapat menunjukkan 'ariasi normal. Penting untuk menegakkan bah#a in'ersi sudah ada sejak lahir atau tidak berubah selama bertahun-tahun. !n'ersi puting akibat kongenital adalah tipe yang paling sering. Pre'alensi yang dilaporkan adalah sebesar $-1*+. 0,1$ Meski demikian, retraksi yang baru terjadi dan
Trimester III: Pera#atan payudara 4breast care5@ pera#atan hanya pada korpus. etelah umur kehamilan %& minggu, pera#atan payudara dapat mencakup puting susu. e#aktu mandi, payudara dibasahi dengan air, puting susu jangan disabuni, kemudian dilap dengan handuk. etelah umur kehamilan %& minggu, puting susu diurut dengan
meletakkan ibu jari dan telunjuk pada dasar puting susu. 8indakan ini akan mendorong puting susu menonjol keluar. akukanlah pengurutan puting susu sekurang-kurangnya $ kali dalam sehari. Bila kondisi tempat mengi"inkan, ibu dapat berjemur dengan dada terbuka di ruangan terbuka hingga cahaya matahari mengenai payudara. Pakailah B( dari bahan katun yang dapat menyangga korpus. Pada masa menyusui, sebaiknya bagian depan B( terbuka, sehingga putting susu bebas. Pada malam hari sebaiknya jangan memakai B(. $.%.%
Pera#atan Payudara 3i Kamar Bersalin Payudara dilap dengan air bersih. Bayi baru lahir dibersihkan, tali pusat
dira#at ra#at, lendir dalam mulut dan saluran pernafasan diisap, mata jangan ditetesi dulu dengan nitrate argenti, setelah tindakan ini selesai mulut bayi dihadapkan ke puting susu. Bayi dengan nilai Apgar ) menit pertama diba#ah , bayi prematur, bayi dengan kelainan ba#aan fistula tracheo esophageal dan obstruksi esophagus, ibu dengan persalinan operatif, ibu yang mendapat narkose, ibu dengan komplikasi obsterik 4kompilasi persalinan5, dan eklampsia, tidak dianjurkan untuk segera menyusui. $.%.&
Manajemen !n'ersi Puting Masalah mengenai in'ersi puting ber'ariasi dari masalah estetika,
fungsional, hingga psikologis. !n'ersi puting dapat menyebabkan masalah mekanis pada saat menyusui bayi, meski demikian banyak ibu yang masih dapat menyusui tanpa kesulitan, kemungkinan hal ini disebabkan oleh perubahan yang terjadi pada payudara selama kehamilan.11,1$
7ambar %.0 Mekanisme latch on bayi pada puting
14
Perlekatan kongenital dari puting ke fascia yang mendasari didiagnosa menggunakan pinch test dengan menekan bagian terluar dari areola@ biasanya, puting akan menonjol keluar. Perlekatan yang berat termanifestasi sebagai in'ersi puting. Bentuk yang paling berat ini terjadi kurang dari 1+ dari #anita. 1$
7ambar %.2 Pinch test untuk mendiagnosa perlekatan Meski keberhasilan menyusui dapat tercapai pada keadaan yang berat ini, konsultasi prenatal dan tindak lanjut ketat sangat penting untuk mengidentifikasi dan menangani transfer air susu yang buruk. Puting datar atau terin'ersi kebanyakan jarang mempengaruhi keberhasilan menyusui. 0,2,1$ 8elah dijelaskan tiga metode non pembedahan menangani puting yang terlekat ini, yaitu: menarik puting, latihan (offman, dan cup 4 shell 5 payudara. Pada a#al periode neonatal, pompa payudara mungkin membantu pada #anita dengan puting datar atau terin'ersi. Payudara secara lembut dipompa pelan hingga puting tertarik keluar. Bayi kemudian segera didekatkan pada puting. Prosedur yang sama dilakukan pada sisi lainnya. Biasanya hal ini diperlukan selama beberapa hari.0,2,11 Metode menarik puting atau dikenal juga dengan nipple rolling 4tug and roll 5 merupakan inter'ensi pertama dari in'ersi puting. atihan ini dilakukan tiga hingga empat kali setiap hari. !bu secara lembut menarik dan menggulirkan puting keluar dengan jari-jari dan ibujarinya hingga ia merasa terenggang. otasikan jari jari dan ibu jari di sekitar puting dan kemudian diulang kembali. 0,2 8eknik (offman dapat dilakukan dengan meletakkan kedua ibu jari pada dasar puting dan dengan lembut dilakukan gerakan menjauhkan kedua ibu jari
15
satu sama lain. atihan menggunakan teknik (offman ini dilakukan tiga hingga empat kali sehari untuk memisahkan adhesi yang mungkin menyebabkan retraksi atau in'ersi dari puting. atihan ini dilakukan dengan arah gerakan kedua ibu jari secara hori"ontal dan kemudian dilanjutkan dengan arah gerakan 'ertikal. /,0
7ambar %.1* 8eknik (offman Penggunaan cup 4 shell 5 payudara, dengan ukuran yang sesuai dengan ukuran bra, memberikan tekanan lembut ke payudara. Penggunaan cup 4 shell 5 payudara ini a#alnya digunakan selama satu hingga dua jam per hari, perlahan penggunaannya semakin lama hingga satu hari penuh. 6up 4 shell 5 payudara harus dilepas saat tidur untuk mencegah terjadinya blokade saluran air susu. 3engan penekanan lembut dari cup 4 shell 5 payudara, puting dan areola akan menonjol ke bagian tengah dari shell . Pada cup 4 shell 5 payudara terdapat lubang udara yang sebaiknya diposisikan di atas sehingga mencegah kebocoran air susu ke baju. /,0
7ambar %.11 Breast shell ;ika diperlukan lebih dari beberapa hari, bisa digunakan niplette atau dapat alternatif yang relatif murah dapat dibuat dari spuit plastik 1* atau $* ml, ukuran bergantung pada ukuran puting. jung dari spuit dimana jarum terpasang dipotong dan pendorong dipasang terbalik. Puting diletakkan pada ujung halus lubang pendorong dari spuit dan traksi lembut diaplikasikan hingga puting
16
tere'ersikan. Meski memompa dan suction spuit merupakan solusi praktis, tidak ada percobaan terkontrol yang mendukung kemanjurannya. /,0,2
7ambar %.1$ =iplette 4kiri5 dan alat sederhana menggunakan spuit 4kanan5 8erdapat pula berbagai macam prosedur yang telah dijelaskan untuk koreksi pembedahan, akan tetapi terjadinya hiposensitisasi dan kehilangan kemampuan
untuk
menyusui
merupakan
masalah
utama
dari
prosedur
pembedahan ini. Kebanyakan prosedur melibatkan insisi kecil areolar atau insisi pada dasar puting. ;aringan ikat yang menempel akan terenggangkan namun seringkali diperlukan pembelahan dari duktus. 11,1$ .A. 3 LAP*RAN KASUS
A$ ANANESIS I#ntitas Pasin
=ama
: =y.
=o. M
: 2/)221
mur
: %/ tahun
;enis Kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
: !bu 8
Alamat
: Padang Pariaman
Agama
: !slam
17
8anggal Masuk
: 1 April $*1/
Ana'nsis Ku7an Uta'a
-
eorang pasien #anita umur %/ tahun masuk KB !73 P 3r. M. 3jamil Padang pada tanggal 1 April $*1/ dengan diagnosis P9B
Ri(ayat Pnya5it S5arang
-
ebelumnya pasien control kehamilan ke Puskesmas, di Puskesmas tekanan darah 1*<1** kemudian dirujuk ke P 3 M 3jamil Padang dengan terpasang infuse, kateter, tanpa regimen Mg>&.
-
akit kepala 4-5, pandangan kabur 4-5, nyeri ulu hati 4-5
-
=yeri pinggang menjalar ke ari-ari 4-5
-
Keluar air air yang banyak dari kemaluan 4-5
-
Keluar lendir campur darah dari kemaluan 4-5
-
Keluar darah yang banyak dari kemuan 4-5
-
Pasien sudah tidak haid sejak 2 bulan yang lalu, (P(8 lupa, 8P sulit ditentukan
-
7erakan anak dirasakan sejak ) bulan yang lalu
-
(M dan (8: mual 4-5, muntah 4-5, perdarahan 4-5
-
A=6 kontrol ke bidan dan puskesmas. 8idak pernah didapatkan tekanan darah tinggi. Payudara tidak diperiksa.
-
i#ayat menarche usia 1% tahun, siklus $0 hari, lama %-& hari, ganti duk $-%
Ri(ayat K7a'ianPrsainanA9ortus #an Nifas
-
i#ayat kehamilan
18
-
1. 122/, laki-laki, &*** gr, dibantu bidan, hidup
-
$. $***, perempuan, %2** gr, dibantu bidan, hidup
-
%. Abortus
-
&. ekarang
Ri(ayat Pnya5it Da7uu
- Pasien tidak ada ri#ayat penyakit (8,3M, paru, jantung, hati, ginjal dan alergi. Ri(ayat Pnya5it Kuarga
- Keluarga pasien tidak ada menderita penyakit keturunan, menular dan keji#aan. Ri(ayat P5r&aan) Sosia E5ono'i) K&i(aan : K9iasaan
i#ayat Pekerjaan
: !bu umah 8angga
i#ayat Kebiasaan
: 8idak pernah mengkonsumsi alkohol, rokok, dan narkoba.
i#ayat Perka#inan : 1 tahun 122 i#ayat Menstruasi
: Menarche usia 1% tahun, siklus $0 hari, lama %-& hari, banyaknya $-% ganti pembalut per hari, nyeri tidak ada
i#ayat Kontrasepsi : i#ayat penggunaan KB pil dan suntik 4C5
.$ PEERIKSAAN ISIK
Keadaan mum
: 8ampak sakit sedang
Kesadaran
: Komposmestis kooperatif
8inggi Badan
: 1)* cm
Berat Badan
: &)kg
8ekanan 3arah
: 1*<1** mm(g
=adi
: 00
=afas
: $$
19
uhu
: %,/ D6
ianosis
: 8idak ada
9dema
: 4-<-5
Anemis
: 4-<-5
!kterik
: 4-<-5
S/A/US +ENERALISA/A
Kulit
: 8idak tampak kelainan
K7B
: 8idak tampak dan tidak teraba pembesaran K7B
Kepala
: =ormochepal
ambut
: 8idak mudah rontok
Mata
: Konjungti'a tidak anemis, sklera tidak ikterik
eher
: Pembesaran kelenjar tiroid tidak ada, ;EP )-$ cm($*
Da#a Paru ;
!nspeksi
: imetris kiri dan kanan saat statis dan dinamis
Palpasi
: ?remitus kiri F kanan
Perkusi
: onor kanan dan kiri
Auskultasi
: Eesikuler normal, rhonki-<-, #hee"ing -<-
antung;
!nspeksi
: !ktus kordis tidak terlihat
Palpasi
: !ktus kordis teraba $ jari medial linea midcla'icula sinistra !6 E
Perkusi
: Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi
: !rama teratur, bising tidak ada, gallop tidak ada
20
A9#o'n
; tatus ginekologi
Punggung
; 8idak tampak kelainan
+nitaia
; tatus ginekologi
Anus
; 8 tidak dilakukan
E5str'itas ;efill kapiler G $s, udem 4-5.
S/A/US +INEK*L*+I A9#o'n
!nspeksi
: Perut tampak membuncit sesuai kehamilan aterm
Palpasi
:
1: teraba bagian lunak bulat $: teraba tahanan terbesar di sebelah kanan, teraba bagian kecil di sebelah kiri %: teraba bagian bulat keras melenting &: kon'ergen
8? : %% cm, 8B;: %/**-%0** g, (! 4-5, 3;;: 1&*-1)*
!nspeksi
: E< tenang, PPE 4-5
Palpasi
: pembukaan 1cm, ketuban 4C5, portio sedang medial, teraba kepala di (-1
Status Lo5ais
egio mamae detra : aserasi 4-5, inflamasi 4-5, massa 4-5, peau d’orange 4-5, perdarahan 4-5, in'erted nipple 4C5 egio mamae sinistra : aserasi 4-5, inflamasi 4-5, massa 4-5, peau d’orange 4-5, perdarahan 4-5, in'erted nipple 4C5
21
PEERIKSAAN PENUNAN+ La9oratoriu'
-
(b
: 1$,2 gr
-
eukosit
: 1*2%*
-
8rombosit
:%10***
-
(t
: %/+
-
reum
:1*<*,)
-
6a<=a
: 0,)<1%/<%,2<1*0
-
8ot prot< alb< glo
: ),/<%,$<$,)
-
7>8<7P8
: 1&
-
P8
: 1*,$<%1,)
-
Protein urin
:C
DIA+N*SIS
-
7&P$A1($ gra'id aterm C P9B
-
!n'erted =ipple
22
/A/ALAKSANA
- Kontrol K,E - regimen Mg>& - Metildopa %)**mg
.A. < DISKUSI
etelah melakukan pemeriksaan pada =y. didapatkan masa nifas sampai hari pemeriksaan 4hari ke-$5 berlangsung baik dan tidak ditemukan kelainan yang bermakna. Pertama saat melakukan anamnesis, pasien tidak mengeluhkan adanya nyeri pada mamme, perut bagian ba#ah, dan bekas operasi. Pasien buang air kecil seperti biasa dan tidak mengeluh adanya darah ataupun nyeri saat buang air. Pada anamnesis juga tidak ditemukan adanya perdaharan yang banyak ber#arna merah segar. Keluhan lain yaitu pasien mengeluhkan A! nya belum keluar. Pada saat pemeriksaan fisik, papila mammae ditemukan adanya in'ersi puting. etelah digali lebih dalam pasien mengaku in'ersi puting ini sudah diderita pasien sejak lama. Pasien mengaku dari melahirkan anak pertama sampai anak yang terakhir tidak ada memberikan A! kepada anaknya. Padahal A! sangat bermanfaat untuk bayi. !n'ersi puting dapat menyebabkan masalah
23
mekanis pada saat menyusui bayi, meski demikian banyak ibu yang masih dapat menyusui tanpa kesulitan, kemungkinan hal ini disebabkan oleh perubahan yang terjadi pada payudara selama kehamilan. etelah pemeriksaan fisik dilakukan, edukasi mengenai masa nifas diberikan
pada
pasien
terkhusus
pasien.
(al-hal
penting
yang
harus
diinformasikan pada pasien yaitu A! on demand, dimana pemberian A! tanpa batas #aktu sesuai keinginan bayi. Apabila bayi sering tidur, ibu harus membangunkan bayi dan memberikan rangsangan ringan pada mulut dan pipi bayi sehingga bayi mau menyusu. (al ini dilakukan setiap $ jam oleh ibu. 3engan tata laksana menyusui yang benar, A! sebagai makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal sampai usia bulan. etelah usia bulan, bayi harus mulai diberikan makanan padat, tetapi A! dapat diteruskan sampai usia $ tahun bahkan lebih. elain itu pemberian A! ekslusif ini juga bisa memberikan efek kontrasepsi alami untuk bulan pertama pada ibu !n'ersi puting terjadi pada tahap in utero, dimana terjadi proses pembentukan puting dari bagian ektoderm. Pada a#al proses ini, ektoderm menebal dan menjadi terdepresi ke mesoderm di ba#ahnya. aat usia gestasi $0 minggu, hormon seksual plasental memasuki sirkulasi fetal dan menyebabkan kanalisasi pada jaringan mammae fetal. 3uktus laktiferus terbentuk dan membuka ke arah depresi dangkal yang dikenal sebagai mammary pit . 6ekungan ini menjadi terele'asi sebagai hasil dari proliferasi mesenkimal yang membentuk puting dan areola. !n'ersi puting adalah kegagalan dari ele'asi cekungan ini.
Perlekatan kongenital dari puting ke fascia yang mendasari didiagnosa menggunakan pinch test dengan menekan bagian terluar dari areola. 8erdapat tiga 24
metode menangani puting yang terlekat ini, yaitu: menarik puting, latihan (offman, dan cup 4 shell 5 payudara.
DA/AR PUS/AKA
1.
Eari, Patty yan Maloney. $**/. 6ommunity breastfeeding attitudes and
beliefs. 3akota tara: ni'ersity of =orth 3akota $. arsen, oma E. 122*. Prenatal 6ounselling H =ipple !n'ersion. %.
!nternational ;ournal of 6hildbirth 9ducation Eol ) 415 halaman: %%-%&. Priebe, ;an@ (o#ell, ?iona@ Bue, Maria 6armela o. $*1&. 9amining the ole of IModernisationJ and (ealth-6are 3emand in haping >ptimal Breastfeeding Practices: 9'idence on 9clusi'e Breastfeeding from 9astern
&.
!ndonesia. 8=P$K: ;akarta ucas, Alan@ lotkin, tanley. $**%. ?ast ?acts: !nfant =utrition. Abingdon,
).
!nggris: (ealth Press imited: halaman 01-2/ Ea"irinejad, e"a@ 3arakhshan, hokoofeh@ 9smaeili, Abbas@ (adadian, hi'a. $**2. 8he effect of maternal breast 'ariations on neonatal #eight gain
.
in the first se'en days of life. !nternational Breastfeeding ;ournal Eol & 41%5. anuki, ;un-ichi@ ?ukuma, 9isuke@ chida, Loshihiro. $**2. Morphologic tudy of =ipple-Areola 6omple in ** Breasts. Aesth Plast urg Eol %%:
/.
halaman $2)-$2/ Aleander, ;o M@ 7rant, Adrian M@ 6ampbell, Michael ;. 122$. andomised controlled trial of breast shells and (offmanJs eercises for in'erted and non-
protractile nipples. BM; Eol %*&: halaman 1*%*-1*%$ 0. a#rence, obert M@ a#rence, uth A. $*1&. 8he Breast and the Physiology of actation. 6reasy and esnikJs Maternal-?etal Medicine: 2.
Principle and Practice. 9lse'ier. =e#ton, 9d#ard . $*1$. actation and Breastfeeding. >bstetrics: =ormal
and Problem Pregnancies th ed. 9lse'ier. 1*. (unt, Kelly K@ 7reen, Marjorie 6.@ Buchhol", 8homas A. $*1$. 3isease of the Breast. abiston 8etbook of urgery 12 th ed. 9lse'ier.
25
11. Kulkarni, 3hananjay@ 3ion, ; Michael. $*11. 6ongenital Abnormalities of the Breast. omenJs (ealth 0415: halaman /)-00 1$. Karacaoglu, 9rcan. $*1$. 6orrection of !n'erted =ipple: 6omparison of 8echniues #ith =o'el Approaches. 6urrent 6oncepts in Plastic urgery. !n8ech: 9ropa.
26