Buku Pednis25 Ikan Nila ----------***-----------
25
Buku Pednis3 Ikan Nila ----------***----------
3
PENDAHULUAN
Sejarah Ikan Nila
Ikan ini pertama kali dibawa dari Taiwan ke Bogor yakni di Balai Penelitian Perikanan Air Tawar pada Tahun 1969. Setelah diteliti ikan nila disebarkan ke berbagai daerah perikanan dan diberi nama sesuai dengan nama latinnya yakni Nilotica. Dimana nama ini menunjukan daerah asal ikan ini yakni sungai Nil di Benua Afrika. Awalnya ikan ini mendiami hulu sungai Nil di Uganda dan mereka selama bertahun-tahun habitatnya semakin berkembang dan bermigrasi kearah selatan ke hilir sungai melawati danau Raft dan Tanganyika sampai ke Mesir. Ikan ini dengan bantuan manusia sekarang sudah tersebar sampai ke lima benua.
Habitat Ikan Nila
Ikan nila memiliki kemampuan menyesuaikan diri yang baik dengan lingkungan sekitarnya, dan memiliki toleransi yang tinggi terhadap lingkungan. Sehingga ia bisa dipelihara di dataran rendah yang berair payau maupun dataran tinggi dengan suhu yang rendah. Ia mampu hidup pada suhu 14 – 38 derajat celcius. Dengan suhu terbaik adalah 25 – 30 derajat. Hal yang paling berpengaruh dengan pertumbuhannya adalah salinitas atau kadar garam jumlah 0 – 29 % sebagai kadar maksimal untuk tumbuh dengan baik. Meski ia bisa hidup di kadar garam sampai 35 % namun ia sudah tidak dapat tumbuh berkembang dengan baik.
Pemeliharaan ikan pada kolam air tawarPemeliharaan ikan pada lahan payau
Pemeliharaan ikan pada kolam air tawar
Pemeliharaan ikan pada lahan payau
Perkembangbiakan ikan nila dapat mencapai saat dewasa pada umur 4-5 bulan dan ia akan mencapai pertumbuhan maksimal untuk melahirkan sampai berumur 1,5 – 2 tahun. Pada saat ini ia berumur lebih dari 1 tahun kira-kira beratnya mencapai 800 gram dan saat ini ia bisa mengeluarkan 1.200 – 1.500 larva setiap kali ia mimijah. Dan dapat berlangsung selama 6-7 kali dalam setahun. Sebelum memijah ikan nila jantan selalu membuat sarang di dasar perairan dan daerahnya akan ia jaga dan merupakan daerah teritorialnya sendiri. Ikan nila jantan menjadi agresif saat musim ini.
Kolam yang siap ditebar benih
Kebiasaan Makan Ikan Nila
Ikan nila termasuk dalam ikan pemakan segala atau omnivora. Ikan ini dapat berkembang biak dengan aneka makanan baik hewani maupun nabati. Ikan nila saat ini masih benih, pakannya adalah plankton dan mulut sedangkan jika ia sudah dewasa ia mampu diberi makanan tambahan seperti pelet dan berbagai makanan lain yaitu daun talas. Hal yang harus anda ketahui untuk memelihara ikan nila adalah : Pertumbuhan dari ikan ini sangat bergantung dari pengaruh fisika dan kimia serta interaksinya. Pada saat curah hujan yang tinggi misalnya pertumbuhan berbagai tanaman air akan berkurang sehingga mengganggu pertumbuhan air dan secara tidak lansung mengganggu pertumbuhan ikan nila. Ikan nila juga akan lebih cepat tumbuhnya jika dipelihara di kolam yang dangkal airnya, karena di kolam dangkal pertumbuhan tanaman dan ganggang lebih cepat dibangdingkan di kolam yang dalam.
Ada yang lain yaitu kolam yang pada saat pembuatannya menggunakan pupuk organic atau pupuk kandang juga akan membuat pertumbuhan tanaman air lebih baik dan ikan nila akan lebih pesat pertumbuhannya. Ikan nila jantan juga memiliki keunggulan dibandingkan dengan yang betina. Ikan jantan memiliki pertumbuhan 40 % lebih cepat dibandingkan dengan yang betina.
Calon induk jantan dan betina yag siap ditebar
PEMILIHAN LOKASI BUDIDAYA
Salah satu factor sangat penting dan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan budidaya ikan nila adalah pemilihan lokasi yang tepat untuk menempatkan usaha. Keberadaan lokasi budidaya yang banyak mengandung resiko, bermasalah dan yang tidak memenuhi persyaratan ekologis hendaknya dihindari, karena akan menjadi factor pembatas. Lokasi yang memenuhi persyaratan, secara teknis merupakan asset yang tidak ternilai harganya karena mampu mendukung kesinambungan usaha dan kapasitas produksi.
Pemilihan lokasi kolam
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka dalam menentukan lokasi budidaya harus mempertimbangkan tata ruang/ pembagian zonasi wilayah yang telah ditentukan, disamping daya dukung peraian dan kelayakan lahan budidaya yang meliputi persyaratan teknis dan non teknis.
Persyaratan Lokasi Untuk Budidaya Ikan Nila
Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3 – 5 % untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
Ikan nila cocok dipelihara di dataran rendah sampai agak ketinggian (500 mdpl ).
Kualitas air untuk pemeliharaan ikan nila harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Untuk dikolam dan tambak angka kecerahan yang baik antara 20 - 35 cm.
Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha. Kondisi perairan tenang dan bersih, karena ikan nila tidak dapat berkembang biak dengan baik di air arus deras.
Nilai keasaman air (pH) tempat hidup ikan nila berkisar antara 6 – 8,5, sedangkan keasaman air (pH) yang optimal adalah 7-8.
Suhu air yang optimal berkisar antara 25-30 ºc
Kadar garam air yang disukai antara 0-35 per mil
Membedakan Ikan nila Jantan dan Betina
No
Jantan
Betina
1
Alat kelamin berupa tonjolan (papilla) dibelakang lubang anus. Pada tonjolan ini terdapat satu lubang untuk mengeluarkan sperma dan urine
Alat kelamin berupa tonjolan dibelakang anus. Pada tonjolan tersebut terdapat 2 lubang. Lubang yang pertama terletak didekat anus, berbentuk seperti bulan sabit dan berfungsi sebagai tempat keluarnya telur. Lubang yang kedua terletak dibelakangnya, berbentuk bulat dan berfungsi sebagai tempat keluarnya urine.
2
Warna badan lebih cerah
Warna badan agak pucat
3
Warna sirip memerah terutama pada saat matang gonad dan menjadi lebih galak terhadap ikan jantan yang lain
Pada saat matang gonad bagian tepi sirip tidak berubah warna dan gerakannya lambat
4
Kematangan gonad ikan nila diketahui dengan cara melakukan pengurutan perut kearah anus dan akan mengeluarkan cairan kental berwarna bening dan di sekitar perut sampai kepala bagian bawah berwarna merah.
Kematangan gonad ikan diketahui dengan cara meraba perut dan pengamatan bagian anus, yaitu ditunjukan dengan telur yang berwarna kuning kehijauan, bagian perut melebar, lunak jika diraba, bagian anus menonjol dan kemerahan.
Foto Perbedaan bentuk jantan dan betina pada ikan nila
Memilih induk yang baik
Mampu memproduksi benih dalam jumlah yang besar dengan kwalitas yang tinggi.
Pertumbuhannya sangat cepat.
Sangat responsive terhadap makanan buatan yang diberikan
Resisten terhadap serangan hama, parasit dan penyakit.
Dapat hidup dan tumbuh baik pada lingkungan perairan yang relative buruk.
Ukuran induk yang baik untuk dipijahkan yaitu 120-180 gram lebih perekor dan berumur sekitar 4-5 bulan.
TEKNIK BUDIDAYA IKAN NILA
Cara budidaya ikan nila terdiri dari beberapa tahapan yang sangat penting untuk diketahui, yaitu mulai dari persiapan kolam/persiapan media, penerbaran benih ikan nila, pemeliharaan pembesaran ( pemupukan dan pemberian pakan ), pencegahan hama penyakit dan masa pemanenan. Untuk mengetahui secara detail tentang langkah-langkah tersebut diatas, maka berikut akan diberikan penjelasannya secara spesifik kepada anda.
Persiapan Kolam
Kolam adalah salah satu hal yang paling penting untuk membudidayakan ikan nila. Kolam sebagai tempat pembiakan ikan nila perlu dipersiapkan secara maksimal, dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :
Pengeringan kolam;
Perbaikan pematang, saluran pemasukan dan pengeluaran;
Pengapuran dengan ukuran 25 – 100 gr/m²;
Pemupukan dengan pupuk kandang 500 gram/m², urea 15 gram/m² TSP 10 gram/m²;
Pengisian air kolam;
Dapat dilakukan penyemprotan dengan pestisida;
Untuk mencegah hewan/ikan lain masuk, maka dapat dipasang saringan pada pintu masuk air;
Masukan air sampai kedalaman 80 – 150 cm, kemudian tutup pintu pemasukan dan pengeluarannya, biarkan air tergenang;
Penebaran ikan nila dilakukan setelah 5-7 hari pengisian air kolam.
Pengapuran pada kolam
Persiapan Media
Yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media untuk pemeliharaan ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dlsb. Dalam memnyiapkan media pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah pengeringan kolam selama beberapa hari, lalu dilakukan pengapuran untuk memberantas hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/m², diberi pemupukan berupa pupuk buatan yaitu urea dan TSP masing-masing dengan dosis 50-700 gram/m². Bisa juga ditambahkan pupuk buatan yang berupa urea dan TSP masing-masing dosis 15 gram dan 10 gram/meter persegi.
Kolam pasca pengapuran
Penebaran Benih Ikan Nila.
Setelah tahapan proses persiapan kolam terlaksana dengan baik, maka pada hari yang kelima sampai hari ketujuh setelah masa pengisian air kolam dilakukan akan dilakukan penebaran benih ikan nila. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah ukuran benih ikan yang disebarkan hendaknya berukuran antara 8-12 cm atau dengan ukuran berat 30 gram/ekor dengan padat tebar sekitar 5-10 ekor/m². Pemeliharaan ikan nila dilakukan selama 6 bulan atau hingga ukuran berat ikan nila sudah mencapai 400 – 600 gram/ekor.
Penebaran benih pada kolam ikan nila
Benih yang digunakan harus yang berasal dari Unit Pembenihan Rakyat ( UPR ) dan Balai Benih Ikan ( BBI ) dengan alasan lebih baik benih yang digunakan berasal dari Balai Benih Ikan. Selain jumlahnya banyak, ukuran relative seragam serta kualitas dan kontinuitas terjamin. Benih yang sehat tampak dari warnanya cerah, gerakan lincah dan aktif, nafsu makannya tinggi serta tidak ada cacat tubuh.
Keberhasilan suatu usaha budidaya dipengaruhi juga pada waktu pemilihan ukuran benih yang digunakan untuk dibudidayakan, semakin kecil ukuran benih akan susah menanganinya juga sangat rentan terhadap serangan penyakit. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan benih antara lain :
Benih yang dipilih harus dalam kondisi sehat ( tidak sakit atau membawa penyakit );
Bentuk tubuh normal : organ tubuh lengkap, tidak cacat dan tidak Nampak kelainan bentuk, sehat serta bebes penyakit;
Gerakan /perilaku ; aktif, Lincah dan bergerombolan, respon terhadap pakan aktif dan sangat responsive.
Pemeliharaan Pembesaran
Dua minggu sebelum dan dipergunakan kolam harus dipersiapkan. Dasar kolam dikeringkan, dijemur beberapa hari, dibersihkan dari rerumputan dan dicangkul sambil diratakan. Tanggul dan pintu air diperbaiki jangan sampai terjadi kebocoran. Saluran air diperbaiki agar jalan air lancar. Dipasang saringan pada pintu pemasukan maupun pengeluaran air. Tanah dasar dikapur untuk memperbaiki pH tanah dan memberantas hamanya. Untuk itu, dapat digunakan kaput tohor sebanyak 100-300 kg/ha atau kapur pertanian dengan dosis 500-1.000 kg/ha. Setelah itu, pupuk kandang ditabur dan diaduk dengan tanah dasar kolam, dengan dosis 1-2 ton/ha. Dapat juga pupuk kandang dionggokan di depan pintu air pemasukan, agar bila air dimasukan, maka dapat tersebar secara merata. Setelah semuanya siap, kolam diairi. Mula-mula sedalam 5-10 cm dan dibiarkan 2-3 hari agar terjadi mineralisasi tanah dasar kolam. Lalu tambah air lagi sampai ke dalaman 75-100 cm. kolam siap untuk ditebari bibit ikan hasil pendederan jika fitoplankton telah terlihat tumbuh dengan baik.
Pembesaran ikan nila pada kolam tanah
Fitoplankton yang tumbuh dengan baik ditandai dengan perubahan warna air kolam menjadi kuning kehijauan. Jika diperhartikan, pada dasar kolam juga mulai banyak terdapat organisme renik yang berupa kutu air, jentik-jentik serangga, cacing, anak-anak siput dan sebagainya. Selama pemeliharaan ikan, ketinggian air kolam diatur sedalam 75-100 cm.
Pemupukan susulan harus dilakukan 2 minggu sekali, yaitu pada saat makanan alami sudah mulai habis. Pupuk susulan menggunakan pupuk organik sebanyak 500 kg/ha. Pupuk itu dibagi menjadi empat dan masing-masing dimasukan ke dalam karung, dua buah di kiri dan dua buah disisi kanan aliran air masuk. Dapat pula ditambahkan beberapa karung kecil yang diletakan disudut-sudut kolam. Urea dan TSP masing-masing sebanyak 30 kg/ha diletakan di dalam kantong plastic yang diberi lubang-lubang kecil agar pupuk dapat larut sedikit demi sedikit. Kantong pupuk tersebut digantungkan sebatang bambu yang dipancangkan di dasar kolam, posisi terendam tetapi tidak sampai ke dasar kolam.
Pemberian Pakan
Pemupukan kolam telah meransang tumbuhnya fitoplankton, zooplankton, maupun binatang yang hidup di dasar seperti cacing, siput, jentik-jentik nyamuk dan chironomus (cuk). Semua itu dapat menjadi makanan ikan nila. Namun ikan nila juga masih perlu pakan tambahan berupa pelet yang mengandung protein 30-40 % dengan kandungan lemak tidak lebih dari 3 %.
Pakan yang siap diberikan untuk ikan nila
Dalam pemberian pakan ikan nila diberikanan setiap hari dengan komposisi makanan alami dan juga makanan tambahan. Makanan ikan nla terdiri dari dedak, ampas kelapa, pelet dan juga sisa-sisa makanan dapur. Umumnya pemberian pakan dilakukan dengan ukuran seperti berikut ini :
Protein 20-30 %;
Lemak 70 % ( maksimal );
Karbohidrat 63-73 %;
Pakannya berupa hijau-hijauan diantaranya adalah :
Kaliandra
Kalikina atau kacubung
Kipat
Kihujan
Pakan yang diberikan pada ikan berupa pelet kira – kira 3 % berat biomassa per hari. Agar diketahui berat bio massa maka diambil sampel 10 ekor ikan, ditimbang, dan dirata-ratakan beratnya. Berat rata-rata yang diperoleh dikalikan dengan jumlah seluruh ikan yang ada di dalam kolam. Misal, berat rata-rata ikan 220 gram, jumlah ikan 90 ekor maka berat biomassa 220 X 90 = 19.800 gram. Jumlah ransum per hari 3 % X 19.800 gram = 594 gram. Ransum ini diberikan 2-3 kali sehari. Pada dasarnya pakan yang diberikan harus tepat waktu, jumlah, sasaran dan penggunaan terhadap ikan, agar efesiensi pakan terjamin dengan baik. Dan penempatan pakan harus ditempat yang teduh dan kering terhindar dari genangan air, supaya kualitas pakan tetap terjamin.
Pakan buatan yang digunakan berupa pelet dengan kandungan protein lebih dari 30-40 %. Saat ini sudah ada pembudidaya yang menggunkan pakan buatan komersial walaupun belum sempurna. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa pakan buatan dengan komposisi nutrisi sesuai dengan kebutuhan ikan akan mempercepat pertumbuhan ikan. Perlu diketahui bahwa penggunaan pakan buatan komersial harus menggunakan merk pakan buatan komersial yang telah teregristrasi di Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.
Tekstur pakan buatan
Keuntungan pemberian pakan dengan menggunakan pakan buatan antara lain karena lebih praktis, tahan lama (selama penyimpanan dilakukan dengan baik), tidak tergantung musim sehingga ketersediaannya terjamin, tersedia sesuai dengan nilai gizi yang diinginkan serta dalam berbagai ukuran yang disesuaikan dengan umur ikan.
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
Salah satu kendala yang sering dihadapi pada kegiatan budidaya ikan nila pada kolam tanah yaitu penyakit. Pemicu terjadinya serangan penyakit antara lain adanya ketidakseimbangan antara daya dukung lingkungan dengan kuantitas produksi dalam satu area budidaya (interaksi tidak seimbang antara ikan, patogen dan lingkungannya). Namun ikan nila termasuk ikan yang tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Menurut Khairuman dan Amri (2007), hama dan penyakit ikan nila adalah sebagai berikut :
Hama
Bebeasan (notonecta)
Berbahaya bagi benih karena sengatannya. Pengendalian : menuangkan minyak tanah ke permukaan air 500 cc/100 meter persegi.
Ucrit (larva cybister)
Menjepit badan ikan dengan taringnya hingga robek. Pengendalian : Sulit diberantas, hindari bahan organik menumpuk di sekitar kolam.
Kodok
Makan telur-telur ikan. Pengendalian : Sering membuang telur yang mengapung, menangkap dan membuang hidup-hidup.
Ular
Menyerang benih dan ikan kecil. Pengendalian : Lakukan penangkapan dan pemagaran kolam.
Lingsang
Memakan ikan pada malam hari. Pengendalian : Pasang jebakan berumpun.
Burung
Memakan benih yang berwarna menyala seperti merah, kuning. Pengendalian : diberi penghalang bambu agar supaya sulit menerkam, diberi rumbai-rumbai atau tali penghalang.
Penyakit
Penyakit pada kulit
Gejala : pada bagian tertentu berwarna merah, berubah warna dan tubuh berlendir.
Pengendalian :
Direndam dalam larutan PK (kalium permanganate) selama 30-60 menit dengan dosis 2 gram/10 liter air, pengobatan dilakukan berulang 3 hari kemudian.
Direndam dalam negovon (kalium permanganate) selama 3 menit dengan dosis 2-2,5 %.
ikan yang terserang penyakit pada kulit
Penyakit pada insang
Gejala : tutup insang bengkak, lembar insang pucat/keputihan. Pengendalian : sama dengan di atas.
Penyakit pada organ dalam
Gejala : perut ikan bengkak, sisik berdiri, ikan tidak gesit.
Pengendalian : Sama dengan di atas.
Penyakit pada kulit dan organ dalam
Secara umum hal-hal yang dilakukan untuk dapat mencegah timbulnya penyakit dan hama pada budidaya ikan nila :
Pengeringan dasar kolam secara teratur setiap selesai panen.
Pemeliharaan ikan yang benar-benar bebas penyakit.
Hindari penebaran ikan secara berlebihan melebihi kapasitas
Sistem pemasukan air yang ideal adalah parallel
Tiap kolam diberi satu pintu pemasukan air.
Pemberian pakanm cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya.
Penanganan saat panen atau pemindahan benih hendaknya dilakukan secara hati-hati dan benar.
Binatang seperti burung, siput, ikan seribu (lebistus reticulates peters) sebagai pembawa penyakit jangan dibiarkan masuk ke areal perkolaman.
PANEN DAN PENGANGKUTAN
Panen dan pengangkutan merupakan kegiatan akhir budidaya sehingga tidak kalah penting dengan kegiata lain. Kesalahan dan keteledoran dalam pemanenan dan pengangkutan bisa menyebabkan target produksi tidak tercapai. Umumnya penanganan pascapanen ikan nila dapat dilakukan dengan cara penanganan ikan hidup maupun ikan segar.
Penanganan ikan hidup.
Adakalanya ikan konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila dijual dalam keadaan hidup. Hal yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai kekonsumen dalam keadaan hidup, segar dan sehat antara lain :
Dalam pengangkutan pergunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20ºC
Waktu pengangkutan adalah pada pagi hari atau pagi hari.
Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat.
Penanganan ikan segar
Ikan segar nila merupakan produk yang cepat turun kualitasnya. Hal yang perlu diperhatikan untuk mempertahankan kesegaran antara lain :
Penangkapan harus dilakukan harus hati-hati agar ikan tidak luka.
Sebelum dikenila, ikan harus dicuci agar bersih dan lendir.
Wadah pengangkutan harus bersih dan tertutup.
Untuk pengangkutan jarak dekat (2 jam perjalanan), dapat digunakan keranjang yang dilapisi dengan daun pisang/plastic. Untuk pengangkutan jarak jauh dugunakan kotak dan seng atau fiberglass. Kapasitas kotak maksimum 50 kg dengan tinggi kotak maksimum 50 cm.
Ikan diletakan di dalam wadah yang diberi es dengan suhu 6-7 º C.
Gunakan es berupa potongan kecil-kecil (es curah) dengan perbandingan jumlah es dan ikan = 1:1. Dasar kotakm dilapisi es setebal 4-5 cm. Kemudian ikan disusun di atas lapisan es ini setebal 5-10 cm , lalu disusul lapisan es lagi dan seterusnya. Antara ikan dengan dinding kotak diberi es, demikian juga antara ikan dengan penutup kotak.
Penanganan panen dan pasca panen
ANALISA USAHA
Pembesaran ikan pada kolam air tawar dengan ukuran 10 m x 20 m = 200 M ²/petak. Benih yang ditebarkan ukuran 6-8 cm/ekor sebanyak 4.000 ekor. Tingkat kehidupan ikan sebanyak 90 %. Pembesaran ini dilakukan selama 4 bulan. Ukuran panen 1,6 -2 ons/ekor dengan jumlah produksi 600 kg/siklus. Harga pasaran ikan saat ini untuk ikan nila Rp. 20.000,-/kg. Analisis biaya pembesaran ikan nila adalah sebagai berikut :
Ikan Nila
Tabel 1.
Pembiayaan Usaha Budidaya Ikan Nila
No
Uraian
Byk
Satuan
Total
(Rp)
1.
Biaya Investasi
Sewa kolam dengan ukuran 10x20 meter =200 M²/petak/tahun
40 buah
200.000,-
8.000.000,-
Total Biaya Investasi
8.000.000,-
2.
Biaya Produksi
Benih Ikan Nila ukuran 6-8 cm
160.000 ekor
275,-
44.000.000,-
Pakan ikan (pelet)
16.000 kg
10.000,-
160.000.000,-
Tenaga kerja 12 bulan
2 orang
500.000,-
12.000.000,-
Obt-obatan dan Vitamin
1 paket
2.000.000
2.000.000,-
Total Biaya Produksi
218.000.000,-
Total Biaya Investasi dan Produksi
226.000.000,-
Perhitungan Laba Rugi
Tabel 2.
Perhitungann Analisa Biaya Ikan Nila
Uraian
Jumlah (kg)
Satuan ( Rp)
Total ( Rp )
Penjualan (kg)
24.000
20.000/kg
480.000.000,-
Biaya
226.000.000,-
Pendapatan
254.000.000,-
Break Even Point/BEP
BEP volume produksi=Total BiayaHarga Satuan=Rp.226.000.000 Rp.20.000=11.300 kg
Hal ini mengandung pengertian, titik balik modal akan tercapai bila polume produksi sebesar 11.300 kg.
BEP harga produksi=Total Biayatotal produksi=Rp.226.000.000 Rp.24.000=9416,66/ kg
Hal ini mengandung pengertian bahwa titik balik modal akan tercapai bila harga produksi Rp. 9,417/ kg ( angka dibulatkan ).
Revenue Cost ( R/C ) Ratio
RCratio=PendapatanTotal Biaya=Rp.254.000.000 Rp.226.000.000=1,08
Hal ini mengandung pengertian bahwa setiap penambahan biaya sebesar Rp.100,- akan diperoleh keuntungan sebesar Rp. 1,08.
Pengembalian Modal
Pengembalian modal=total biayakeuantunganx100%= Rp.226.000.000Rp.254.000.000x100%=88,9%
Hal ini berarti bahwa, modal yang dikeluarkan pada usaha ini dapat dikembalikan dalam waktu 0,89 kali periode produksi (angka dibulatkan).
Efisiensi Pengunaan Modal
Efisiensi penggunaan modal=keuntungantotal biayax 100%
=Rp. 254.000,-Rp.226.000.000x 100%=1,12%
Mengandung pengertian bahwa keuntungan yang diperoleh dapat mencapai 1,12 % dari total biaya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Petunjuk Teknis Budidaya Ikan Nila (Buku 1). Direktorat Bina Produksi, Direktorat Jenderal Perikanan, Departemen Pertanian, Jakarta. 1989.
Cholik, F. Artati dan Rahmat Arifin. Pengelolaan Kualitas Air Dalam Kolam Ikan. 1991.
Hassanudin Saanin. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Bina Cipta Jakarta. 1992
Puslitbang Perikanan. Petunjuk Pengoperasian Unit Sarana Pembesaran Ikan Nila. 1988.
Adi. 2010. Budi Daya Ikan Nila Merah. http://adilele- blongspot.com/2010/05/budi daya ikan nila merah.html.
http://msyban.wordpress.com/2007/10/29/budi-daya-ikan-nila-merah-secara-intensif.
Amri, K. 2008. Morfologi Ikan Nila. Agromedia Pustaka
Arie, U. 2001. Pembenihan dan Pembesaran Ikan Nila Gift. Penebar Swadaya. Jakarta.
Carman. O. dan Sucipto A. 2010. Panen Ikan Nila 2,5 Bulan. Penebar Swadaya. Jakarta
Djarijah. A. S. 2002. Budidaya Nila Gift Secara Intensif. Kanisius. Yogyakarta.
Direktorat Usaha, 2010. Ditjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia.
Fatimah, D. E. 2010. Meraup Untung Besar Dari Budidaya Nila. Lyly Publisher.Yogyakarta.
Sucipto dan Prihartono. Pembesaran Nila Merah Bangkok. 2005. Penebar Swadaya. Jakarta.