BUDIDAYA CABAI DENGAN SISTEM HIDROPONIK FERTIGASI
Hidroponik berasal dari kata Yunani yaitu hydro yang berarti air dan ponos yang artinya daya. Jadi hidroponik berarti budidaya tanaman yang mamanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam atau soilles. Pemilihan jenis tanaman yang akan dibudidayakan untuk skala usaha komersial harus diperhatikan. Sebagai contoh jenis tanaman yang mempunyai nilai jual di atas rata-rata, seperti; Paprika, Tomat, Cabai, Timun Jepang, Melon, Terong Jepang, Selada, dll. Fertigasi adalah teknik aplikasi unsur hara melalui sistem irigasi. Fertigasi sendiri merupakan singkatan dari fertilisasi (pemupukan) dan irigasi. Dengan teknik fertigasi biaya tenaga kerja untuk pemupukan dapat dikurangi, karena pupuk diberikan bersamaan dengan penyiraman. Keuntungan lain adalah peningkatan efisiensi penggunaan unsur hara karena pupuk diberikan dalam jumlah sedikit tetapi kontinyu; serta mengurangi kehilangan unsur hara (khususnya nitrogen) akibat ‘leaching’ atau pencucian dan denitrifikasi (kehilangan nitrogen akibat perubahan menjadi gas).
Pada sistem ini media yang digunakan adalah sekam atau serbuk sabut kelapa (cocopeat) ditambah kerikil pasir dengan perbandingan 1:1, untuk daerah panas atau musim kemarau dianjurkan 2:1 (2 cocopeat/sekam; 1 kerikil pasir). Sekam atau cocopeat dapat menyimpan nutrisi / pupuk dan air, sedangkan kerikil pasir kurang begitu bisa menyimpan air tapi dibutuhkan untuk perakaran agar lebih kokoh menopang pertumbuhan kalau sudah berbuah. Disamping itu penambahan kerikil pasir agar media tanam tidak terlalu lembab atau basah jika musim penghujan.
Jika dibudidayakan secara komersial dan dikelola dengan baik, potensi hasil tanaman dengan sistem hidroponik fertigasi dapat mengahasilkan panen yang cukup menjanjikan. Berikut merupakan hasil beberapa tanaman yang dicapai dengan sistem hidroponik fertigasi : • Tomat 120 – 180 ton / ha • Cabai merah 30 – 40 ton / ha • Terong 25 – 35 ton / ha • Timun Jepang 50 – 60 ton / ha dan masih banyak tanaman lain yg bisa dengan sistem ini seperti semangka, melon, paprika dll.
(Sumber: Paktani Hidrofarm; id fb: http://www.facebook.com/H.Agus.Hendra)
GRAFIK HARGA CABAI MERAH BULAN NOPEMBER 2011 Harga terendah: Rp 9.000,-/kg Harga tertinggi: Rp 22.000,-/kg Harga rata-rata: Rp 16.081,-/kg
PENGENDALIAN ULAT BUAH PADA CABAI
Ulat Buah (Helicoverpa armigera Hubn)
Akhir-akhir ini, banyak petani yang mengeluhkan serangan OPT ini. Selain populasinya yang meledak, aplikasi beberapa jenis obat-obatan yang sering digunakan petani, tidak mampu lagi mengendalikan serangan ulat ini. Bahkan ada kisah nyata dari seorang Petani Mitra, ketika penyemprotan dengan salah satu jenis obat dan ulat ini tidak bergeming (tidak mati), keesokan harinya ia kumpulkan ulat-ulat tersebut dengan harapan mengurangi populasinya dan diberikan pada burung peliharaannya dirumah. Berselang satu jam, justru burung peliharaanya terkapar tak berdaya. Ulat Buah Cabai Helicoverpa spp HSN ini dulunya dikenal dengan nama Ulat Buah Heliothis spp. Ulat buah cabai ini biasanya akan menyerang cabai mulai cabai masih berwarna hijau hingga pada saat cabai masak. Ulat menyerang cabai dengan cara mengebor dan masuk ke dalam buah cabai. Akibat serangan ulat ini cabai menjadi rusak sehingga tidak bisa dijual ke pasar. Ulat buah cabai Helicoverpa dapat dikendalikan dengan beberapa cara, antara lain : Secara Kultur Teknis, dengan cara menanam tanaman cabai pada lahan yang sebelumnya bukan ditanami dengan tanaman cabai atau tomat. Secara Mekanis. ulat buah dapat dikendalikan dengan cara mengumpulkan buah-buahan yang terserang ulat dan memusnahkanya dengan cara menguburnya di dalam tanah atau di bakar. Secara Sanitasi, dengan cara membersihkan gulma atau rerumputan di sekitar pertanaman. Gulma atau rerumputan merupakan inang / tempat hidup bagi ulat, dengan pembersihan gulma / rerumputan berarti akan menekan populasi ulat. Secara kimiawi. Pengendalian ulat buah dilakukan dengan cara penyemprotan dengan bahan kimia pestisida secara bijak sesuai dengan anjuran / rekomendasi setempat. Pestisida yang biasa dipakai adalah pestisida berbahan aktif enamektin benzoat 5% dan lamda sihalotrin 25 g/l. Sebelum mengaplikasikan pestisida ini alangkah baiknya apabila anda berkonsultasi terlebuih dulu dengan petugas teknis, penyuluh pertanian atau pengamat OPT yang terdekat dengan anda. Penyemprotan pestisida ini sebaiknya dilakukan pada malam hari sebab ulat buah Helicoverpa ini biasanya aktif pada malam hari. Untuk menambah daya rekatnya, saat
penyemprotan pestisida dapat ditambah dengan perekat perata dengan dosis sesuai anjuran atau label sehingga penyemprotan pestisida menjadi lebih effektif. Carilah bahan perekat perata untuk pestisida yang sudah banyak di jual di pasar dengan . Sebaiknya untuk mengendalikan ulat buah cabai Helicoverpa ini dilakukan secara terpadu dengan menggabungkan berapa teknik pengendalian hamayang memungkinkan. keberhasilan teknik pengendalian ini sejak awal akan dapat mengurangi serangan ulat buah cabai Helicoverpa ini.
JATIM TERAPKAN TEKNOLOGI IRADIASI AGRIBISNIS
Kinerja industri agribisnis Jawa Timur (Jatim) terus ditingkatkan. Agar daya saing produk agribisnis Jatim semakin berdaya saing internasional, saat ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jatim tengah melakukan kajian penerapan teknologi iradiasi untuk produk pangan. Teknologi iradiasi ini telah dikembangkan oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) yang bertujuan untuk meningkatlkan daya tahan produk sehingga tidak mudah membusuk. "Sebenarnya potensi produk pertanian Jatim sangat besar, namun karena daya saing rendah, akhirnya produk kita kurang bisa terserap pasar luar negeri," kata Kepala Disperindag Jatim, Budi Setiawan, di Surabaya, Kamis (3/11/2011). Rendahnya daya saing tersebut disebabkan singkatnya waktu penyimpanan yang mengalikatkan produk akan mudah busuk ketika jumlah berlimpah saat panen dan tidak terserap pasar. Namun harga akan langsung melonjak ketika produk terbatas karena musim panen telah berlalu. "Inilah yang kemudian juga menyebabkan laju inflasi di Jatim kadang tidak stabil, harga berbagai komoditas pangan akan menanjak seiring dengan berlalunya musim panen dan kurangnya pasokan dalam negeri," lanjutnya. Karena daya saing rendah, maka realisasi ekspor sayur mayur dan buah-buahan Jatim masih cukup kecil kontribusinya terhadap total ekspor non migas Jatim. Dari realisasi ekspor nonmigas Jatim periode Januari hingga September yang mencapai US$ 13,5 miliar,�kontribusi ekspor sayur hanya sekitar US$13,4juta, sementara buah-buahan sekitar US$ 938.000. "Padahal kontribusi komoditas pertanian, seperti buah dan sayur Jatim terhadap produksi nasional tergolong cukup besar seperti Temulawak mencapai 42,43%, Jeruk besar 40,84 %, Mangga 37,10% dan cabe rawit sebesar 33,62%," katanya.
Dan potensi masih bisa dikembangkan jika daya tahan produk lebih lama. Untuk itu, dibutuhkan teknlogi tepat guna untuk meningkatkan daya saing produk pangan segar di pasar nasional dan dunia. "Dan kami menyambut baik sosialisasi teknologi iradiasi pangan dari Batan. Yang memungkinan masa penyimpanan produk agrobis lebih lama, serta tak mudah busuk. Apalagi teknologi tersebut aman dan tidak berbahaya bagi kesehatan," katanya. Terkait investasi yang dibutuhkan untuk penerapan teknologi iradiasi pangan tersebut, ia mengatakan mencapai sekitar Rp30 miliar hingga Rp40 miliar. Dan dana tersebut rencananya akan diambilkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Jatim. Untuk merealisasikannya, Disperindag akan membentuk tim teknis yang berfungsi untuk finalisasi teknologi tersebut diantaranya adalah inventarisasi berbagai produk agribisnis unggulan dengan dinas terkait. "Intinya, dengan teknologi ini kami berharap potensi dan daya saing produk agro Jatim akan semakin meningkat sehingga kinerja sektor tersebut akan semakin besar, dan volume ekspornya antar pulau maupun antar negara juga akan semakin menanjak," pungkasnya. (Sumber: kabarbisnis.com)
DUA KERUGIAN UTAMA JIKA CABE DIPETIK TERLALU MASAK
Buah Cabe Terlalu Masak Di Pohon
Tanpa sering kita sadari, terkadang kita menunda petik agar jumlah panen yang kita peroleh cukup banyak sehingga kita tidak rugi membayar tenaga kerja, atau kita menunda petik agar kemasakan cabe "merah sempurna". Lain lagi jika kita menunda petik bertujuan untuk menunggu harga yang bagus. Tahukah kita, bahwa jika kita menunda petik, ada dua resiko kerugian yang kita pertaruhkan; 1. Jika cabe kita petik terlalu masak, umur tanaman cabe tidak terlalu panjang karena pohon cepat rusak. 2. Buah yang kita petik terlalu masak, bobot buah akan turun dan berpengaruh pada berat timbang.
Idealnya cabe dipetik 3-5 hari sekali. Untuk cabe yang berkarakteristik lunak, dipetik 3-4 hari sekali. Sedangkan untuk cabe yang berkarakteristik keras, dipetik 4-5 hari sekali.
Dampak Kerusakan Pohon Sehingga Umur Tanaman Tidak Panjang
MAU TANAM CABE, PADI, JAGUNG DLL, BISA JADI HARUS MINTA IZIN DULU
Setelah membuat kebijakan kenaikan harga eceran tertinggi (HET) pupuk bersubsidi melalui Permentan No.:32/Pementan/SR.130/4/2010,Kementrian Pertanian kembali merancang kebijakan baru yang cukup mengejutkan. Kementrian Pertanian sedang membuat peraturan baru mengenai Pedoman Perizinan Usaha Budidaya Tanaman Pangan. Pedoman ini disusun dengan harapan dapat menjadi pegangan bagi investordalam menanamkan modalnya untuk budidaya pertanian baik dalam proses produksi (on farm) maupun penanganan pasca panennya (off farm). Investasi yang memungkinkan dalam proses produksi diantaranya adalah dalam penyiapan lahan, benih, penanaman, pemeliharaan, proteksi tanaman dan panen. Sedangkan investasi dalam bidang penanganan pasca panen antara lain pembersihan, grading, sortasi, pengolahan dan pemasaran atau distribusi komoditas. Latar belakang inilah yang mendasari perlunya pedoman perizinan untuk usaha budidaya tanaman pangan, dengan pedoman ini diharapkan investor mempunyai kepastian dalam berusaha. Namun yang sangat menarik peraturan ini juga “mengatur” bukan hanya usaha
budidaya dengan skala usaha yang luas (>25 hektar), peraturan ini juga mengatur usaha budidaya para petani kecil dengan luasan lahan kurang dari 1 hektar. Untuk pelaku usaha dengan luasan lebih dari 25 hektar dan tenaga kerja lebih dari 10 orang, pemerintah mewajibkan mereka untuk memperoleh IZINsebelum menjalankan aktivitas usahanya. Mereka sendiri yang harus secara aktif mengurus perizinan ini. Sedangkan untuk luasan lahan kurang dari 1 hektar atau tenaga kerja kurang dari 10 orang, pemerintah hanya mewajibkan mereka untuk men-DAFTAR. Pedoman ini mewajibkan kepada Bupati/Walikota atau yang mewakilinya untuk secara aktif mendaftarkan pelaku usaha dengan luasan lahan kurang dari 1 hektar tersebut, bukan petaninya sendiri. Selanjutnya mereka diberi Tanda Daftar Usaha Proses Budidaya atau Tanda Daftar Usaha Penanganan Pasca Panen sesuai dengan usahanya. Peraturan ini sangat menarik sekaligus mengejutkan karena bukan hal yang mudah untuk mendata dan mendaftarkan pelaku usaha (petani) dengan luasan lahan kurang 1 hektar. Jumlahnya saja lebih dari 25 juta rumah tangga petani di seluruh Indonesia, belum lagi sebaran dan jenis komoditas yang ditanamnya sangat bervariasi. Secara tidak langsung ini juga akan memberikan beban tambahan bagi petani apalagi setelah kenaikan harga eceran tertinggi (HET) pupuk bersubsidi beberapa waktu lalu. Walaupun kewajiban Daftar ini secara aktif ada pada Bupati / Walikota, namun aturan baru ini memerlukan waktu yang lebih panjang dalam penerapanya. Kita juga kawatir dengan penerapan aturan ini, jangan sampai aturan ini justru menimbulkan ekonomi biaya tinggi. Dengan maraknya pungutan liar yang ikut “menumpang ” dengan aturan ini sangat dimungkinkan terjadi di daerah, sehingga apa yang diharapkan pemerintah dengan pedoman ini justru tidak tercapai. Bisa-bisa malah timbulnya beban tambahan bagi investor bukan mempermudah investasi di bidang usaha budidaya tanaman. Apalagi bagi petani kecil, hal ini tentu tidak mudah, kita masih ingat belum terlalu lama mereka sudah menerima beban kenaikan harga eceran tertinggi (HET) pupuk bersubsidi, sementara panen raya di beberapa daerah sentra produksi justru harga panen jauh di bawah harga pembelian pemerintah (HPP) yang ditentukan pemerintah. Sehingga sangat tepat jika kita mempertanyakan kebijakan baru yang sedang digodok oleh Kementrian Pertanian ini, sambil mengingatkan haruskah petani meminta ijin saat mereka menanam komoditasnya sendiri dan bukankah petani mempunyai kebebasan untuk menanam komoditas? Bagaimana menurut Anda? Referensi from http://www.penyuluhpertanian.com
Teknik Bertani Hidroponik, 45 Hari Salada Siap Panen KAMIS, 25 JULY 2013 00:00
BATAM (HK) - BalaiPembudidayaan Agribisnis BP Kawasan Batam melakukan panen perdana sejumlah sayuran dari hasil bercocok tanam secara hidroponik, Rabu (24/7) di Balai Pembudidayaan Agribisnis Tanjungriau, Sekupang, Batam. Berbagai tanaman yang bisa dikembangkan dengan teknikini antara lain paprika, tomat, tomun Jepang, melon, terong jepang dan selada dengan masa panen 45 hari. Jenis sayuran tersebut memiliki nilai ekonomis tinggi untuk dibudidayakan, karena harganya di pasaran, terutama jenis yang dikembangkan dari teknik hidroponik cukup mahal. Diharapkan, teknik ini bisa diterapkan petani di Batam, sehingga kebutuhan sayur di Batam terpenuhi. Tim Teknis Hidroponik dari Jakarta, Kunto Herwibowo yang hadir saat panen perdana kemarin mengatakan, hidroponik berasal dari kata Yunani, yaitu hydro (air) dan ponos (daya). Hidroponik juga dikenal sebagai soilless culture atau budidaya tanaman tanpa tanah. Artinya, budidaya tanaman yang memanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam (soilless). Dikatakan Kunto, hidroponik bisa dilakukan dalam skala kecil, baik sebagai hobi maupun memenuhi kebutuhan sayur keluarga. Dan ini telah banyak diterapkan di tengah masyarakat Indonesia. Pemilihan jenis tanaman yang akan dibudidayakan untuk skala usaha komersial harus diperhatikan, karena tidak semua hasil pertanian bernilai ekonomis. Jenis tanaman yang mempunyai nilai ekonomi tinggi untuk dibudidayakan di hidroponik yaitu, paprika, tomat, timun Jepang, melon, terong Jepang dan selada. "Kita melihat berdasarkan hasil dari panen perdana ini di Batam sangat mendukung dari segi iklim. Terbukti, tanaman ini bisa panen dalam waktu 40-45 hari. Kemudian kita akan mudah dalam memonitor dalam segi hamanya karena tanaman ini tidak bersentuhan dengan tanah," kata Kunto. "Di mana pun tumbuhnya sebuah tanaman akan tetap dapat tumbuh dengan baik apabila nutrisi (unsur hara) yang dibutuhkan selalu tercukupi. Dalam konteks ini fungsi dari tanah adalah untuk penyangga tanaman dan air yang ada merupakan pelarut nutrisi," paparnya. Kasubdit Agribisnis BP Batam Ibrahim Koto mengungkapkan, hasil panen perdana tanaman hidroponik yang memiliki hasil bagus di Kota Batam, tentunya bisa menjadi peluang bagi petani konvensional untuk bisa mengembangkan teknik ini. Sehingga, tanaman hidroponik menjadi salah satu solusi mengatasi keterbatasan lahan pertanian di kota ini. Nilai Apalagi nilai jual
tanaman ini terhitung tinggi, sehingga bisa meningkatkan ekonomi petani konvensional, sehingga lebih sejahtera. Menurutnya, Kota Batam didesain sebagai kota industri dan teknologi. Di sisi lain, kebutuhan pangan dan sayuran juga harus dipenuhi. Teknik ini bisa bisa mengatasi ketergantungan kebutuhan sayur dari daerah lain maupun dari luar negeri. "BP Kawasan Batam berkomitmen untuk mengembangkan sistem ini untuk meningkatkan kesejahteraan petani. BP Batam sudah menyiapkan lahan seluas 130 hektar untuk mengembangkan pertanian sistem Hidroponik. Namun, kita berharap dari Pemko Batam untuk lebih konsen dalam pengembangan sistem pertanian hidroponik ini. Karena kornya berada di pemerintahan daerah agar bisa membantu masyarakat," kata Ibrahim.(nov)
Hidroponik Sederhana sebagai alternatif Reviewed by irwanbee on Apr 18, 2013
Tulisan kali ini berisi informasi cara menanam hidroponik sederhana dan dapat dilakukan di rumah anda. Hidroponik merupakan cara atau teknik bercocok tanam dengan menggunakan media tanam non tanah atau selain tanah. Media tanaman hidroponik dapat berupa sekam bakar, cocopeat, pasir kerikil rockwool dan lanlain. Cara menanam hidroponik dapat dilakukan dimana saja contohnya di halaman rumah anda, wadahnya pun bisa menggunakan apa saja pot, drum bekas, kaleng bekas cat atau bahkan botol mineral bekas. Cara menanam hidroponik sebenarnya sangat cocok untuk diterapkan di daerah perkotaan atau daerah urban, karena banyak manfaatnya diantaranya hemat tempat dan ramah lingkungan. Contoh tanaman hidroponik yang sangat mudah untuk di tanam dengan cara menanam hidroponik adalah jenis tanaman sayuran daun seperti sawi, kangkung, pakcoy, kailan, seledri, kemangi dan lain sebangainya. Hal yang harus diperhatikan dalam cara menanam hidroponik adalah media tanam dan nutrisi hidroponik atau pupuk hidroponik. Pastikan media tanam cukup poros sehingga air dan nutrisi dapat di serap oleh akar tanaman tapi juga cukup kokoh untuk menopang tanaman hidroponik.
Tahapan Cara menanam hidroponik sederhana Penyemaian Benih Semai benih pada tray atau wadah semai, gunakan benih yang tingkat germinasinya diatas 80%. Media semai yang baik dan umum digunakan adalah rockwool. Rockwool sangat praktis karena memiliki daya serap air yang tinggi dan steril. Jika benih telah cukup umur pindahan ke media tanam
Penyiapan media tanam Gunakan media tanam yang poros bisa campuran sekam bakar dan pasir kerikil, atau campuran rockwool dan pasir kerikil. Tempatkan media tanam pada wadah yang diinginkan seperti pot atau kaleng bekas.
Pemberian Nutrisi Gunakan nutrisi hidroponik yang tepat, pemberian nutrisi dalam cara menanam hidroponik sangat penting bagi pertumbuhan tanaman. Anda bisa meracik sendiri atau membeli nutrisi hidroponik di pasaran. Pemberian nutrisi bisa dengan cara siram manual pagi dan sore hari, atau jika anda ingin lebih praktis anda bisa mencoba cara menanam hidroponik dengan sistem sumbu atau wick silahkan cek pada gambar. Sumbu (bisa dari kapas, sumbu kompor atau kain bekas) akan mengalirkan nutrisi ke seluruh bagian tanaman. Teknik wick ini adalah
salah satu teknik hidroponik sederhana.
Perawatan Perawatan pada sistem hidroponik sederhana pada dasarnya tidak berbeda jauh dengan perawatan pada penanaman sistem konvensional seperti pemangkasan, pembersihan gulma dll.
HIDROPONIK
Apabila kita mendengar Hidroponiktentunya yang terlintas dalam pikiran kita adalah cara menanam buah atau sayuran bukan di atas tanah melainkan menggunakan tempat lain seperti (batu-batu, arang, abu sekam dll). Tanaman hidroponik biasa kita temui di lingkungan perumahan daerah perkotaan, mengapa demikian…? jawabnya mudah saja karena tanah di kota terbatas dan kalaupun ada harganya relatif mahal, maka dari itu orang-orang mencari cara agar bisa bercocok tanam dengan lahan yang terbatas yaitu dengan cara HIDROPONIK.
Apakah Hidroponik .. ?
Percobaan tentang ilmu nutrisi sudah dimulai sejak abad ke 16 dengan mengembangkan pertanian hidroponik dan sejak saat itu pertanian high-technology ini semakin populer dan dikenal di seluruh dunia. Hidroponik berasal dari bahasa Latin hydros yang berarti air danphonos yang berarti kerja. Hidroponik arti harfiahnya adalah kerja air. Bertanam secara hidroponik kemudian dikenal dengan bertanam tanpa medium tanah (soilless cultivation, soilless culture). Pada awalnya bertanam secara hidroponik menggunakan wadah yang hanya berisi air yang telah dicampur dengan pupuk, baik pupuk mikro maupun pupukmakro.
Pada perkembangannya, bertanamhidroponik meliputi berbagai cara yaitu bertanam tanpa medium tanah, tidak hanya menggunakan wadah yang hanyadiisi air berpupuk saja. Medium pasir,perlite, zeolit, rockwool, sabut kelapa, adalah beberapa bahan yang digunakan oleh para praktisi di dunia dalam bertanam secara hidroponik. Merupakan aplikasi teknologi untuk menaikkan produktivitas tanaman pangan dalam rangka mencukupi kebutuhan seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Hidroponik dapat diterapkan pada sayuran, bunga, buah dsb. Beda tanam Hidroponik dengan tanam Organik HIDROPONIK - Tidak butuh lahan luas - Nutrisi (pupuk) dpt dibuat langsung sesuai dgn kebutuhan tanaman ORGANIK (pertanian tradisional /konvensional) - Butuh lahan luas. - Nutrisi tergantung pd lingkungan (tanah) dan mikrobia yg mengubah nutrisi sesuai kebutuhan tanaman.
Keunggulan dan kelemahan hidroponik Keunggulan - Tanaman mudah diperbaharui tanpa tergantung kondisi lahan dan musim - Pertumbuhan dan kualitas panen dapat diatur
- Hemat tenaga kerja - Produk bersih dan lebih higienis - Hemat air dan pupuk (aman untuk kelestarian lingkungan) - Masa tanam lebih singkat - Biaya operasional murah Kelemahan - Biaya investasi awal lebih mahal - Sangat dipengaruhi oleh konsentrasi dan komposisi pupuk, pH, dan suhu Sistim Hidroponik 1. Prinsip dasar hidroponik adalah memberikan bahan makanan dalam larutan mineral atau nutrisi yang diperlukan tanaman dengan cara siram atau diteteskan. 2. Melalui teknik ini dapat dipelihara lebih banyak tanaman dalam satuan ruang yang lebih sempit. Bahkan, tanpa media tanah dapat dipelihara sejumlah tanaman lebih produktif. 3. Sistem hidroponik bebas pestisida sehingga tidak ada serangan hama dan penyakit. 4. Aeroponik adalah modifikasi hidroponik terbaru. Tanaman diletakkan di atas styrofoam hingga akarnya menggantung. HIDROPONIK SISTEM DEEP FLOW TECHNIQUE (KULTUR TERENDAM) atauAEROPONIK
Bagaimana cara perawatannya ?
Cara tanam Aeroponik sangat praktis terutama bagi yang tidak mempunyai waktu banyakalias orang sibuk, karena kita tidak perlu lagi terikat oleh suatu kegiatan rutin menyirami tanaman apalagi nyangkul tanah, perawatannya sangat mudah karena hidroponik dengan sistim kultur terendam hanya memanfaatkan sirkulasi air, hal ini sudah dapat dilakukan dengan menggunakan TIMER yang kita atur sendiri penggunaannya kemudian secara otomatis akan melakukan sirkulasi air yg dibutuhkan (praktis kan…?),tidak usah repot-repot menyirami, memberikan pupuk, baju tidak kotor, hemat tenaga , semua sudah diatur secara otomatis.
Berapa luas lahan yg harus disiapkan ? Tidak memerlukan lahan yang luas cukup manfaatkan di pekarangan rumah atau di belakang rumah. Berapa besar modal awal yg harus disiapkan ? Seperti telah dibahas sebelumnya bahwa modal yang dikeluarkan untuk memulai usaha hidroponik memang cukup besar, tetapi hal tersebut terasa berat pada saat awal saja untuk penyiapan alat-alat dan media tanam, karena untuk selanjutnya hanya mengeluarkan biaya untuk bibit tanaman dan pupuk saja. Apabila kita lakukan dengan serius tentunya ini merupakan salahsatu alternative peluang usaha yang menggiurkan untuk pemasukan tambahan diluar gaji rutin dengan memanfaatkan waktu luang yang ada.
SELAMAT MENCOBA EKNOLOGI UNTUK PERTANIAN & MASA DEPAN KELESTARIAN LINGKUNGAN
Saat ini pertanian kita sudah sangat tergantung padapupuk kimia dan pestisida yang apabila digunakan dalam jangka panjang menyebabkan : 1. Kerusakan pada tanah serta pencemaran lingkungan
2. 3. 4.
Meningkatnya residu dalam tanah Menurunnya produktivitas lahan Terganggunya keseimbangan proses bio kimia tanah.
BioBoost adalah pupuk hayati yang mengandung mikro pertanian yg akan meningkatkan mutu maupun jumlah hasil panennya. Organisme tanah yang unggul, bermanfaat bagi kesuburan tanah, Kombinasi penggunaan BioBoost dengan pupuk kimia, pupuk kandang atau kompos akan sangat baik untuk meningkatkan produktivitas lahan. Kumpulan bakteri hidup yang berguna sebagai suplemen tanah. KEUNGGULAN 1. Bentuk cair sehingga mudah & cepat diserap oleh tanah. 2. Mengandung bakteri unggul hasil proses isolasi dan pembiakan murni. 3. Tidak mengandung bahan yang bersifat najis (kotoran hewan) & tidak mengandung bakteri (E.Coli & Salmonella) sehingga aman bagi penggunaan di lapangan. 4. Mengandung hormon pertumbuhan alami gibrelin, sitokinin (kiretin & zeatin) serta auksi (AA). 5. Meningkatkan kapasitas penyerapan tanah terhadap udara & air. 6. Meningkatkan hasil panen 20 s.d 50% dari kondisi awal. 7. Mempercepat pertumbuhan sehingga panen lebih cepat. 8. Menguraikan residu pestisida di dalam tanah. 9. Tidak ada efek samping yang merugikan. 10. Dapat digunakan untuk semua jenis tanaman baik, pertanian, perkebunan & kehutanan. 11. Dapat digunakan pada berbagai jenis lahan. 12. Meningkatkan proses biokimia tanah sehingga menyediakan unsure Nitrogen (N) Phospor (P) dan Kalium (K) yang cukup mudah diserap tanaman. 13. Menghemat penggunaan pupuk kimia 50-60% 14. Harga lebih murah dari pupuk biasa.
Kandungan BioBoost BioBoost disebut pupuk hayati karena kandungan yang ada dalam BioBoost adalah mahluk hidup, yaitu mikroba tanah. Secara umum ada 3 macam pupuk yaitu Pupuk kimia (anorganik) seperti Urea, Za, KCL, NPK dan lainnya. Pupuk kompos (organik) seperti sisa-sisa tanaman/humus dan pupuk kandang(kototan hewan). Kini telah ditemukan jenis pupuk baru yaitu Pupuk Hayati, yang isinya berupamikroba menyubur tanah. Kandungan mikroba membuat pupuk ini ramah lingkungan. Mikroba bermanfaat dalam proses biokimia dalam tanah sehinggaunsur hara menjadi lebih mudah diserap akar tanaman. Akibatnya tanaman akan tumbuh lebih optimal.
Apakah pupuk BioBoost berbahaya bagi kesehatan manusia ?
Pupuk BioBoost berbahan aktif mikroba asliIndonesia yang ramah lingkungan. Jadi pupuk ini tidak mengandung racun, bahan najis, logam berat maupun bakteri salmonella. Bahkan kalaupun terminum tidak apa-apa ! Jangan kaget apabila dalam suatu training pupuk, para trainer dengan santai berani minum larutan pupuk BioBoost karena pupuk ini sama sekali tidak berbahaya dan tidak mengandung racun.
Bagaimana aroma pupuk BioBoost ? Pupuk BioBoost beraroma khas seperti arak, karena dalam proses produksinya terjadi fermentasi (peragian). Larutan pupuk BioBoost berwarna coklat. Cara penggunaan BioBoost secara umum. 1. Penggunaan BioBoost jangan dicampur dengan pestisida / pupuk kimia. 2. Aplikasi (pemakaian) BioBoost tidak boleh bersamaan dengan pupuk kimia, beri tenggang waktu 3 s.d 5 hari. 3. BioBoost diberikan lebih dulu 3 s.d 5 hari sebelum pupuk kimia ditaburkan. 4. Jangan diencerkan dengan air ledeng / PAM (mengandung kaporit). 5. Apabila sudah diencerkan segera digunakan, jangan disimpan. 6. Tutup rapat kembali kemasan BioBoost apabila sudah digunakan. 7. Aplikasi BioBoost sebaiknya di pagi (sebelum jam 09.00) / sore hari(setelah jam 16.00) agar tidak terkena sinar matahari secara langsung untuk mengurangi penguapan. 8. Bersihkan (bilas dengan air bersih terlebih dulu) tangki / sprayer yang akan digunakan larutan BioBoost. 9. Apabila pupuk sudah kadaluarsa atau rusak dan sudah berbau busuk, sebaiknya jangan digunakan karena sudah tidak bermanfaat bagi tanaman. Masa kadaluarsa 2 tahun (sebenarnya 4 tahun). 10. Pupuk BioBoost yang sudah dibuka kemasannya masih bias disimpan untuk pemupukan periode berikutnya, selama 11. Setelah dicampur dengan air, diamkan kira-kira 30 menit sebelum disiramkan ke tanah.
Aquaponik dan Hidroponik
Aquaponik adalah kombinasi dari akuakultur (budidaya ikan) dan hidroponik (budidaya tanaman tanpa tanah). Dalam aquaponik, air yang mengandung nutrisi yang dihasilkan dari budidaya ikan merupakan sumber pupuk alami untuk tanaman yang tumbuh. Tanaman sendiri mengkonsumsi nutrisi, dan membantu untuk memurnikan air bagi kehidupan ikan, sehingga merupakan Sebuah proses mikroba alami yang menjadikan antara ikan dan tanaman tetap sehatsehat. Hal ini menciptakan ekosistem yang berkelanjutan dimana kedua tanaman dan ikan dapat berkembang. Aquaponik adalah jawaban ideal untuk masalah petani ikan untuk membuang air yang kaya nutrisi dan petani hidroponik yang memang sangat perlu air kaya nutrisi. Tanaman sistem Hidroponik tumbuh dalam larutan air dan nutrisi, tanpa tanah. Solusinya dapat dibuat dengan menambahkan unsur-unsur yang diperlukan tanaman dalam air, yang akan diserap langsung ke akar tanaman. Dalam beberapa sistem hidroponik akar berada dalam media tumbuh yang membuat mereka tetap lembab, aerasi dan jumlah oksigen juga membantu untuk mendukung tanaman Dalam akuakultur, air cepat mengandung gizi karena kaya dengan ikan dalam mencerna makanan dan membuang air limbah. Air limbah biasanya disaring agar bebas dari limbah yang tidak berguna. Kita akui, model akuakultur belum seluruhnya optimal sebagai usaha potensial, tetapi dimasa datang, bukan tidak mungkin ini menjadi usaha yang dapat di garap secara komersial, sebab dengan mengabungkan aquaponik, petani hidroponik dapat menghilangkan biaya dan tenaga kerja yang terlibat dalam mencampur larutan pupuk dan akuakultur komersial mungkin dapat secara drastis mengurangi jumlah filtrasi yang diperlukan dalam sirkulasi budidaya ikan. PRINSIP KERJA
Ads not by this site Ads by BetterSurfAd Options
Input utama untuk sistem aquaponik adalah makanan ikan. Ikan makan sampah makanan dan mengekskresikan. Lebih dari 50% dari limbah yang dihasilkan oleh ikan adalah dalam bentuk
amonia disekresi dalam urin dan, dalam jumlah kecil, melalui insang. Sisa dari limbah, dikeluarkan sebagai kotoran, mengalami proses yang disebut mineralisasi yang terjadi ketika bakteri heterotrofik mengkonsumsi limbah ikan, materi tanaman yang membusuk dan tidak-makan makanan, mengubah ketiga untuk senyawa amoniak dan lainnya. Dalam jumlah yang cukup amonia merupakan racun bagi tanaman dan ikan. Bakteri nitrifikasi, yang secara alami hidup di air, tanah dan udara, mengubah amonia menjadi nitrit pertama dan kemudian menjadi nitrat yang mengkonsumsi tanaman. Dalam sebuah sistem aquaponik bakteri heterotrofik dan nitrifikasi akan melekat pada dinding tangki, bawah dari rakit, bahan organik, media tumbuh (jika digunakan) dan di kolom air. Bakteri menguntungkan dibahas di sini adalah alam dan akan menghuni sistem aquaponik sesegera amonia dan nitrit yang hadir. Pada dasarnya, Anda memiliki tiga tanaman untuk tetap hidup di aquaponik – ikan, tanaman dan bakteri menguntungkan. Entitas ini hidup tiga masing-masing bergantung pada yang lain untuk hidup. Bakteri mengkonsumsi limbah ikan menjaga air bersih untuk ikan. Dalam proses ini, bakteri memberikan tanaman dengan bentuk yang bermanfaat dari nutrisi. Dalam menghilangkan nutrisi melalui pertumbuhan tanaman, tanaman membantu membersihkan air ikan hidup masuk. Aquaponik adalah metode yang sangat efisien makanan tumbuh yang menggunakan minimum air dan ruang dan memanfaatkan limbah, sehingga produk akhir organik, ikan sehat dan sayuran. Dari sudut pandang gizi, aquaponik menyediakan makanan dalam bentuk kedua protein (dari ikan) dan sayuran.
eknologi Aquaponik Mendukung Ketersediaan Pangan di Perkotaan Oleh Administrator Selasa, 27 Agustus 2013 22:22
Besarnya dampak perubahan iklim global menyebabkan strategi penyediaan pangan yang bersandar kepada sentra produsen/penghasil pangan mutlak perlu dilakukan perubahan. Salah satu strategi untuk mendukung perubahan tersebut adalah melalui pemanfaatan pekarangan. Namun demikian, budidaya pertanian di pekarangan khususnya di perkotaan, memiliki karakteristik yang khas. Kekhasan tersebut diantaranya adalah memiliki luasan sempit hingga sangat sempit. Oleh sebab itu, optimasi pemanfaatan pekarangan dalam budidaya tanaman dan sumber bahan pangan di perkotaan sangat perlu dilakukan. Salah satu strategi optimasi pemanfaatan pekarangan adalah melalui sistem budidaya tanaman yang dipadukan dengan budidaya ikan atau disebut “aquaponik”. Pada sistem ini, dengan luasan lahan yang sama maka akan dapat dihasilkan dua komoditas sekaligus, yakni sayuran dan ikan. Budidaya sayuran, secara langsung akan didukung oleh sistem di bawahnya (ikan) yang menghasilkan sisa pakan dan kotoran yang mengandung hara konsentrasi tinggi yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman di atasnya. Sementara itu, media tanaman dan tanaman yang berada di atasnya akan menyaring air dan mempertahankan kualitas air yang berada di bawahnya. Kondisi tersebut menyebabkan kualitas air kolam akan tetap baik, bebas dari sisa pakan dan kotoran ikan, sehingga akan mendorong pertumbuhan ikan menjadi baik. Pada dasarnya, aquaponik adalah sistem produksi pangan yang berkelanjutan yang menggabungkan budidaya tradisional (membesarkan hewan air seperti lobster, ikan, atau udang dalam bak atau kolam) dengan hidroponik (budidaya tanaman dalam air) di dalam lingkungan simbiosis. Dalam budidaya hewan air, limbah menumpuk di dalam air, sehingga bersifat toksik bagi ikan. Limbah kaya hara tersebut selanjutnya disirkulasi menuju subsistem hidroponik yang ditanami berbagai jenis tanaman. Setelah itu, air menjadi bersih dan kaya oksigen dan diresirkulasi kembali ke dalam kolam. Aquaponik terdiri dari dua bagian utama, yakni bagian akuatik (air) untuk pemeliharaan hewan air dan bagian hidroponik untuk menumbuhkan tanaman. Sistem akuatik menghasilkan sisa pakan dan feses yang terakumulasi di dalam air dan bersifat toksis terhadap hewan air, namun kaya nutrien yang dapat menjadi sumber hara bagi tanaman dalam sistem hidroponik di atasnya. Meskipun terdiri atas dua bagian, sistem aquaponik terdiri atas beberapa komponen atau sub sistem yang bertanggung jawab atas penghilangan limbah padat, penyuplai basa untuk menetralkan kemasaman, atau pengatur kandungan oksigen air. Komponen tersebut antara lain, (1) tangki pemeliharaan ikan atau kolam, (2) unit penangkap dan pemisahan limbah padat (sisa pakan dan feses), (3) bio filter, tempat di mana bakteri nitrifikasi dapat tumbuh dan mengkonversi amonia menjadi nitrat, yang dapat digunakan oleh tanaman, (4) subsistem hidroponik, yakni bagian dari sistem di mana tanaman tumbuh dengan menyerap kelebihan hara dari air, (5) Sump: titik terendah dalam sistem di mana air mengalir ke dan dari yang dipompa kembali ke tangki pemeliharaan. Unit untuk menghilangkan padatan, biofiltrasi, dan/atau subsistem hidroponik dapat digabungkan menjadi satu unit atau subsistem, yang mencegah air mengalir langsung dari bagian budidaya ikan (kolam) ke sub sistem hidroponik. Unit biofilter ini sangat vital peranannya karena terkait dengan proses nitrifikasi. Nitrifikasi atau perubahan amonia menjadi nitrat dalam suasana aerobik, merupakan salah satu
faktor yang paling penting dalam sistem aquaponik. Hal tersebut disebabkan karena proses nitrifikasi dapat mengurangi toksisitas air dan memungkinkan senyawa nitrat yang dihasilkan menjadi sumber nutrisi tanaman. Amonia terus dilepaskan ke dalam air melalui kotoran dan insang ikan sebagai produk dari metabolisme. Ammonia bersifat beracun bagi ikan (0,5-1 ppm) sehingga harus disaring keluar dari sistem pemeliharaan ikan. Meskipun tanaman dapat menyerap amonia, namun Nitrat lebih mudah untuk diserap dan digunakan tanaman, sehingga efisien dalam mengurangi toksisitas air untuk ikan. Amonia dapat diubah menjadi senyawa nitrogen lain melalui populasi sehat Nitrosomonas: bakteri yang mengubah amonia menjadi nitrit, dan Nitrobacter: bakteri yang mengubah nitrit menjadi nitrat. Dalam sistem aquaponik, akar tanaman menjadi tempat hidup dan berkembangnya bakteri-bakteri tersebut. Setelah sistem stabil, kadar amonia dalam air berkisar 0,25-2,0 ppm, nitrit berkisar tingkat 0,25-1 ppm, dan nitrat berkisar 2-150 ppm. Dengan kata lain, tanaman yang tumbuh dalam subsistem hidroponik, dengan akar terendam dalam air kaya nutrisi yang berasal dari limbah kolam, akan membantu untuk menyaring amonia yang merupakan racun bagi hewan air, atau metabolitnya. Setelah melewati subsistem hidroponik, air menjadi bersih dan kaya oksigen, dan dapat kembali ke dalam sistem air. Sayuran daun hijau yang paling baik tumbuh dalam subsistem hidroponik adalah petsai, selada, kemangi, tomat, okra, melon dan paprika. Selain itu, spesies lain antara lain buncis, kacang polong, kol, selada air, talas, lobak, stroberi, melon, bawang, lobak, lobak, ubi jalar dan rempahrempah juga dapat menjadi pilihan tanaman yang bisa ditanam secara aquaponik. Sedangkan jenis ikan air tawar yang paling umum digunakan dalam sistem aquaponik dan paling popular untuk aquaponik skala rumah tangga maupun komersial adalah nila, lele, patin, dan belut. Jadi jelaslah, teknologi aquaponik layak untuk dikembangkan di lahan pekarangan terutama di perkotaan yang memiliki lahan pekarangan sempit hingga sangat sempit. Teknologi aquaponik ini dapat menjadi langkah awal yang logis menuju kamandirian pangan keluarga dan bahkan bangsa Indonesia.
Bertani Ala Aquaponik Pengantar Secara sederhana Akuaponik dapat digambarkan sebagai kombinasi dari akuakultur dan hidroponik. Dari sinilah nama akuaponik berasal. Fokus dalam Akuakultur adalah memaksimalkan pertumbuhan ikan di dalam tangki atau kolam pemeliharaan. Ikan biasanya ditebar pada tangki atau kolam dengan kepadatan yang tinggi.Tingkat penebaran yang tinggi ini berarti bahwa air untuk budidaya menjadi mudah tercemar oleh kotoran ikan. Kotoran ikan ini berbentuk Amonia yang beracun bagi ikan. Sementara itu, Hidroponik bergantung pada aplikasi nutrisi buatan manusia. Nutrisi ini dibuat dari ramuan bahan kimia, garam dan unsur-unsur mikro. Ramuan nutrisi dicampur dengan teliti untuk membentuk keseimbangan optimal untuk pertumbuhan tanaman. Aquaponik menggabungkan kedua sistem tersebut. Aquaponik menggunakan kotoran ikan yang berisi hampir semua nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Akuaponik juga menggunakan tanaman dan medianya untuk membersihkan dan memurnikan air. Jadi dalam akuaponik terjadi simbiosis antara tanaman dan ikan.
Membuat Kolam Terpal, Kolam Murah Kolam Terpal Kolam terpal adalah kolam yang biaya pembuatannya sangat murah. Kolam terpal cocok untuk daerah yang tanahnya tidak bisa menyimpan air. Bahan yang dibutuhkan hanya terpal, sekam dan batako / bata merah. Ukuran terpal yang dibutuhkan adalah: Panjang terpal = panjang kolam terpal + (2x kedalaman kolam) + 10 cm.
Lebar terpal = lebar kolam + (2x kedalaman kolam terpal) + 10 cm.
sketsa kolam terpal: Kolam sebaiknya dilakukan di tempat yang terkena sinar matahari langsung. Gali tanah dengan luas dan kedalaman sesuai dengan yang diinginkan. Tanah dari hasil galian kolam digunakan untuk membuat tanggul. Kompres tanggul supaya tanggul tersebut kuat. Permukaan tanggul diberi batako / bata merah. Setelah penggalian selesai, dasar kolam diberi sekam setinggi kurang lebih 10 cm. Terpal di pasang dan sisa terpal (10 cm) ditutupi dengan batu bata atau batako. Kolam siap diisi air.
contoh kolam terpal; kolam terpal bisa juga dibuat dengan tanpa melakukaan penggalian. Sebagai ganti galian kolam, bisa dibuat kerangka dari tumpukan batu bata atau batako. Cara pembuatan selanjutnya sama dengan cara di atas.
Air untuk Budidaya Ikan Air adalah kebutuhan utama dan penentu keberhasilan dalam budidaya ikan. Selain jumlahnya harus cukup, kualitas yang baik menghasilkan output yang baik pula. Parameter yang biasa digunakan untuk menentukan kualitas air adalah kadar oksigen, temperatur, derajat keasaman, kandungan amonia dan kekeruhan air. Kualitas air yang diperlukan berbeda untuk setiap jenis ikan. Seperti lele yang relatif tahan dengan kualitas air yang buruk. Harga Oksigen Harga oksigen untuk memperoleh hasil produksi optimal adalah diatas 5 ppm. Apabila kadar oksigen kurang dari 5 ppm, ikan akan berkurang nafsu makannya dan pertumbuhannya terhenti.Untuk meningkatkan kadar oksigen dapat digunakan aerator atau mengalirkan air secara terus menerus. Temperatur Secara umum suhu air 25-32 oC baik untuk budidaya ikan. Pada suhu rendah nafsu makan ikan akan turun yang mengakibatkan pertumbuhan ikan terganggu. Pada suhu tinggi ikan akan menunjukkan gejala kekurangan oksigen. Perubahan suhu secara tiba-tiba mengakibatkan ikanstress yang dapat menyebabkan kematin. Derajat Keasaman
Derajat keasaman (pH) yang baik untuk budidaya ikan adalah 5.5-9.0. Meskipun ikan masih dapat bertahan di luar kisaran pH tersebut namun produksi yang dihasilkan rendah. Jika pH terlalu rendah dapat dinaikkan dengan menggunakan kapur pertanian (CaCO3). Kekeruhan Kekeruhan melindungi ikan dari serangan predator. Selain itu kekeruhan dapat mempengaruhi pernapasan dan nafsu makan ikan. Kekeruhan 30-40 cm baik untuk budidaya ikan. Harga Amonia Amonia bersifat racun bagi ikan. Amonia dihasilkan dari sekresi / kotoran ikan. Kadar amonia optimal untuk budidaya ikan adalah di bawah 1,4 ppm. Cara untuk menurunkan kadar amonia dalam air adalah dengan mengganti air sebagian atau seluruhnya atau dengan cara filterisasi.Untuk budidaya ikan hias dalam akuarium atau kolam kecil, filterisasi ini paling sering digunakan karena lebih praktis dan menghemat waktu. Klik link Filter ini untuk melihat contoh filter untuk kolam. .
Kolam Taman Bayangkan sebuah tempat yang hijau dan sejuk dengan gemericik air terjun yang mengalir. Tentu Anda merasa nyaman berada di tempat tersebut. Namun tidak mudah menemukan tempat seperti itu sekarang. Apalagi di kota besar yang semakin gersang dan bising. Tentu saja Anda dapat sesekali melakukan perjalanan ke Puncak atau Bali. Tapi tentu saja tidak bisa setiap saat. Selain karena membutuhkan biaya juga membutuhkan waktu yang tentu saja sangat berharga. Salah satu solusinya adalah membuat kolam taman. Kolam kecil yang bisa di buat di halaman rumah bahkan di dalam rumah. Tidak sulit membuat kolam taman. Cara paling mudah adalah menggunakan jasa pembuat taman yang ada di sekitar Anda. Jika ingin membuat yang lebih sesuai dengan selera Anda dan mau sedikit repot, Anda bisa membuatnya sendiri. Caranya secara garis besar sebagai berikut: Siapkan alat dan bahan-bahan yang diperlukan. Alat: Selang, tali, cangkul / skop, ember dan alat penggalian lainnya. Bahan: Pasir, Batu / bata, lapisan kedap air (plastik tebal / terpal / pond liner), pelindung lapisan kedap air (koran bekas / karpet bekas / underlayment), pompa air, hiasan lain.Tentukan tempat dimana Anda akan membangun kolam. Pertimbangkan parkir nya dengan colokan listrik dan sumber air yang tersedia. Tandai bentuknya dengan kapur atau tali. Gali kolam sesuai dengan bentuk dan kedalaman yang Anda inginkan. Beri lapisan pasir setebal 5 cm di dasar kolam. Tambahkan lapisan underlayment untuk melindungi lapisan kedap air. Pasang lapisan kedap air, lalu isi dengan air. Tutupi lapisan kedap air yang tersisa dengan batu dan tanah sisa penggalian. Tambahkan pompa air untuk air mancur (!! Hati-hati dengan aliran listrik). Tes pompa air dan kolam dari kebocoran dengan membiarkannya selama sehari. Jika air tidak berkurang maka kolam sudah jadi. Berikut Contoh Pond liner dan underlayment. (Ad) Pondgard Liner 10 X 15 Sunterra 300212 8 'X 10' PVC Pond Liner, Black Pond underlayment 5 x 15 Danner underlayment 15 'x 6'
Sistem Akuaponik Dalam akuaponik umumnya tanaman ditanam di dalam media tanam yang terpisah dari tangki ikan. Air dipompa dari tangki ikan ke media tanam dan dialirkan kembali ke dalam tangki ikan. Ada tiga sistem dasar media tanam dalam akuaponik. Media tanam yang diisi kerikil, expanded clay, atau media lain yang mirip adalah bentuk paling sederhana dari akuaponik. Sistem ini dapat dilakukan dengan dua cara. Dengan aliran air terus menerus atau dengan siklus padang surut.
Gambar Akuaponik Pasang Surut (ebb & flow) Biasa 1. bak ikan 2. pompa air 3. bak tanam 4. auto siphon 5. media tanam 6. penyangga Deep Water Culture adalah salah satu metode yang sering digunakan secara komersial. Air dipompa dari tangki ikan melalui sistem filtrasi. Kemudian air dipompa ke saluran panjang di mana rakit terapung yang diisi dengan tanaman berada permukaan air. Atau model yang berikut:
Nutrient Film Technique hanya cocok untuk jenis tanaman tertentu, biasanya sayuran berdaun hijau. Dalam sistem NFT, air yang kaya nutrisi dipompa ke dalam selokan kecil yang tertutup. Air mengalir dalam selokan dalam bentuk aliran yang sangat tipis. Tanaman ditempatkan dalam wadah plastik kecil yang memungkinkan akarnya mengakses air. Salah satu elemen penting untuk sistem akuaponik adalah bakteri menguntungkan. Bakteri ini menguraikan unsur dalam air menjadi bentuk yang dapat diserap dan digunakan oleh tanaman. Ada dua jenis bakteri yang berbeda yaitu nitrosomonas dan nitrobacter. Nitrosomonas mengubah amoniak menjadi nitrit. Nitrit ini kemudian diubah menjadi Nitrat oleh bakteri Nitrobacter. Tanaman kemudian menyerap nitrat ini untuk pertumbuhannya.
Ikan dan Tanaman dalam Akuaponik
Ikan adalah kunci dalam sistem akuaponik. Ikan menyediakan hampir semua nutrisi bagi tanaman.Ada berbagai jenis ikan yang dapat digunakan dalam sistem akuaponik. Jenis ikan ini tergantung pada iklim lokal dan jenis yang tersedia di pasar. Dalam prakteknya, ikan nila merupakan ikan yang paling populer dipilih untuk proyek komersial dan hobi rumahan. Tapi Barramundi, lele, ikan mas, Ikan Mas, Koi, Murray Cod, Silver Perch, Jade Perch, Trout juga digunakan juga krustasea air tawar seperti Yabby dan Redclaw. Akuaponik tidak hanya baik untuk sayuran hijau. Aquaponics akan menumbuhkan hampir semua jenis sayuran. Beberapa varietas sayuran buah yang berkinerja baik adalah; terong (ungu), Capsicum (peper lonceng), kacang, kacang polong dan banyak lagi. Wortel dan Bit juga bisa tumbuh. Tanaman yang tumbuh dalam sistem aqiaponic hanya dibatasi oleh jenis sistem Aquaponics, atau lebih tepatnya, jenis media tanam. Media tanam yang diisi kerikil atau semacamnya, tampaknya menjadi media tanam yang paling berhasil untuk berbagai jenis tanaman.
Pakan Alami untuk Larva Ikan Larva merupakan masa kritis dalam fase hidup ikan. Pada fase ini mortalitas sangat tinggi.Tingginya mortalitas larva disebabkan karena tingginya virulensi (daya serang) penyakit, hama dan terbatasnya ketersediaan pakan yang cocok bagi larva ikan. Pada fase larva, ikan baru saja melepaskan ketergantungannya pada makanan rekomendasi. Pakan alami adalah pakan yang paling cocok untuk fase larva. Selain karena komponen gizinya lebih lengkap juga karena pakan alami selalu bergerak sehingga menarik nafsu makan larva ikan. Pakan alami yang ideal untuk larva ikan harus memenuhi beberapa kriteria yaitu: bentuk dan ukuran sesuai dengan lebar bukaan mulut larva ikan pemakannya, mudah diproduksi secara massal, kandungan nutrisinya tinggi, mudah di cerna, cepat berkembangbiak, memiliki toleransi yang tinggi terhadap perubahan lingkungan, tidak beracun atau mengeluarkan racun, dan gerakannya menarik bagi larva ikan tetapi tidak terlalu aktif sehingga mudah ditangkap oleh larva ikan pemakannya. Pakan alami yang sudah bisa diproduksi secara massal diantaranya Infusoria, rotifera, kutu air (Moina dan daphnia), artemia, tetraselmis, chlorella, diatomae dan cacing Tubifex (cacing rambut / sutra). Selain pakan alami, larva ikan juga bisa diberi pakan buatan. Tentu saja pakan buatan untuk larva ikan ini harus sesuai dengan sifat, cara dan kebiasaan makan larva ikan.
Menumbuhkan Pakan Alami dengan Pemupukan Kolam Pakan alami merupakan pakan terbaik bagi pertumbuhan ikan, baik itu bagi larva ikan maupun ikan dewasa. Pakan alami pada dasarnya sudah ada dalam air kolam. Namun agar jumlahnya melimpah perlu dilakukan pemupukan kolam. Pemupukan kolam dapat menggunakan pupuk organik maupun pupuk anorganik. Pupuk organik yang biasa digunakan dalam pemupukan kolam adalah kotoran ayam atau kotoran puyuh.Sedangkan pupuk anorganik yang biasa digunakan adalah urea dan TSP. Pemupukan kolam dengan menggunakan pupuk organik, dosis yang digunakan adalah 200-500 gram pupuk per meter persegi luas kolam. Sedangkan jika kolam dipupuk dengan pupuk anorganik, dosis yang digunakan adalah 10 gram TSP dan 15 gram Urea per meter persegi luas kolam. Pemupukan kolam biasanya dilakukan pada saat persiapan kolam. Setelah kolam dikeringkan, pematang dan Caren kolam diperbaiki. Tanah dasar kolam di cangkul dan di biarkan kering 2-3 hari. Pupuk organik atau pupuk anorganik lalu di tebarkan secara merata dan kolam digenangi air 3040 cm. Kolam di biarkan 5-7 hari agar pakan alami tumbuh. Sebelum ikan dimasukkan, air kolam ditambah sampai kedalaman yang di inginkan. Untuk pemupukan pada kolam yang sedang dipergunakan, pemupukan sebaiknya menggunakan pupuk organik. Pupuk organik tersebut tidak langsung disebarkan ke dalam kolam karena di khawatirkan akan menurunkan kualitas air kolam. Pemupukan kolam dilakukan dengan cara memasukkan pupuk organik ke dalam karung, lalu karung tersebut dimasukkan ke dalam kolam. Pakan alami biasanya tumbuh melimpah setelah 5-7 hari.
Budidaya Ikan Lele Kolam Terpal
Budidaya ikan lele selain biasa dilakukan di kolam tanah atau kolam semen juga bisa dipelihara di kolam terpal. Ikan lele yang dihasilkan dari budidaya kolam terpal relatif lebih bersih jika dibandingkan dengan ikan lele hasil budidaya kolam tanah. Selain itu, biaya membuat kolam terpal juga lebih murah dan cara nya mudah. Kolam terpal bisa dibuat dengan menggali tanah atau tanpa menggali tanah disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan. Setelah kolam terpal selesai dibuat dan diisi dengan air, ke dalam kolam terpal dimasukkan garam. Garam yang dimasukkan sebanyak 200 gram tiap 1 m3 air. Setelah itu kolam terpal didiamkan 3-7 hari. Bibit ikan lele ditebar pagi atau sore hari. Benih ikan lele dimasukkan ke dalam kolam terpal dengan wadahnya agar benih ikan lele bisa beradaptasi dengan suhu air kolam. Setelah kurang lebih 15 menit benih ikan lele dibiarkan keluar sendiri dari wadahnya. Pilihlah bibit ikan lele yang sehat dan berkualitas. Bibit lele yang sehat ditandai dengan gerakannya yang terlihat aktif, tidak memiliki kelainan fisik atau cacat dan tidak memiliki luka.Bibit lele juga harus seragam ukurannya, seumur dan dari induk yang sama. Sebisa mungkin bibit lele berasal dari kolam terpal atau kolam semen. Padat tebar ikan lele di kolam terpal 100-300 ekor per meter kubik air. Untuk pemula disarankan menggunakan padat tebar yang rendah. Ikan lele mulai di beri makan pada hari ke-2 setelah tebar. Pakan diberikan 2 kali sehari. Pakan yang diberikan berupa pelet yang ukurannya disesuaikan dengan ukuran mulut ikan lele. Pakan diberikan secukupnya saja. Pakan berlebih yang tersisa bisa memicu timbulnya penyakit. Ikan lele adalah ikan yang membutuhkan pakan berkadar protein relatif tinggi. Kadar protein terbaik untuk pertumbuhan lele adalah 35-24% Ikan lele yang mati selama pemeliharaan harus segera dibuang agar tidak membusuh dan menimbulkan penyakit. Air kolam terpal diganti sebagian jika kualitasnya sudah menurun. Air di bagian dasar kolam terpal yang mengandung lumpur dibuang dengan menggunakan selang sampai berkurang setengah atau sepertiganya. Air yang dibuang lalu diganti dengan air baru. Bila berjalan lancar, setelah 2-3 bulan ikan lele akan berukuran 8-12 ekor per kilogram dan bisa dipanen. Sumber:
Pembenihan Betta / Cupang Pemilihan Induk Induk di pilih minimum berukuran 5 cm. Induk jantan yang sudah matang kelamin warna tubuhnya lebih cerah dibanding yang betina. Ikan betina yang siap kawin perutnya lebih gendut dan telur yang berwarna gelap membayang di perutnya. Cara pemijahan Tempat pemijahan di isi air 25 cm, dan di lengkapi dengan eceng gondok atau tali rafia. Ikan jantan di lepas dulu. Baru ikan betina di lepas kemudian. Satu ikan betina mampu menghasilkan 200-500 butir telur. Bila pemijahan selesai, pisahkan induh betina. Sedangkan ikan jantan di biarkan merawat dan menjaga telur.Telur akan menetas setelah 36 jam, Larva akan menggantung pada sarang. 3-4 hari kemudian larva sudah bisa berenang. Induk jantan kemudian di pindahkan. Pemeliharaan Larva Secara bertahap, larva akan melepaskan diri dari sarang dan berenang bebas. Selama minggu pertama larva di beri makan infusoria sebagai makanan utamanya. Selanjutnya mulai awal minggu kedua, mulai di perkenalkan dengan pakan yang lebih besar ukurannya yaitu rotivera, artemia, kutu air dan cacing sutra. Setelah 4 minggu, benih bisa di panen untuk pemeliharaan selanjutnya.
Pembenihan Ikan Mas Pemilihan Induk Fitur induk jantan dan induk betina unggul yang sudah matang untuk dipijah adalah: Betina: umur antara 1,5-2 tahun dengan berat berkisar 2 kg / ekor. Jantan: umur minimum 8 bulan dengan berat berkisar 0,5 kg / ekor. Bentuk tubuh secara keseluruhan mulai dari mulut sampai ujung sirip ekor mulus, sehat, sirip tidak cacat. Tutup insan normal tidak tebal dan bila dibuka tidak ada bercak putih. Panjang kepala minimal 1/3 dari panjang tubuh, lensa mata tampak jernih.
Sisik tersusun rapih, cerah tidak kusam. Pangkal ekor kuat dan normal dengan panjang pangkal ekor harus lebih panjang dibandingkan lebar / tebal ekor. Sedangkan fitur-fitur untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut: Betina: Badan bagian perut besar, buncit dan lembek. Gerakan lambat, pada malam hari biasanya loncat-loncat. Jika perut istriping mengeluarkan cairan berwarna kuning. Jantan: Badan tampak langsing. Gerakan lincah dan gesit. Jika perut distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih. Pembenihan / Pemijahan Luas kolam pemijahan 5 meter persegi dengan dasar kolam sedikit berlumpur. Kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari. Kolam pemijahan juga merupakan kolam penetasan. Untuk menepelkan telur, ijuk ditebar di permukaan air. Setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain. Setelah benih berumur 5 hari lalu pindahkan ke kolam pendederan. Pemeliharaan Bibit / Pendederan Pendederan atau pemeliharaan anak ikan mas dilakukan setelah telur-telur hasil pemijahan menetas dan berumur 5-7 hari. Kegiatan ini dilakukan pada kolam pendederan yang sudah disiapkan. Kolam dikeringkan terlebih dahulu serta dibersihkan dari ikan-ikan liar. Kolam diberi kapur dan dipupuk sesuai ketentuan. Jumlah benih yang disebar mulanya = 100-200 ekor / meter persegi. Setelah 1 bulan, ukuran benih menjadi 2-3 cm, lakukan penjarangan menjadi = 50-75 ekor / meter persegi. Setelah 1 bulan, ukuran benih menjadi 3-5 cm lakukan penjarangan lagi menjadi = 25-50 ekor / meter persegi.Setelah pemeliharaan 1 bulan, ukuran benih menjadi 5-8 cm, perlu penambahan makanan berupa dedak halus 3-5% dari jumlah bobot benih. Lakukan Penjarangan menjadi = 3-5 ekor / meter persegi. Setelah pemeliharaan 1 bulan, ukuran benih menjadi 8-12 cm sehingga perlu penambahan makanan berupa dedak halus 3-5% dari jumlah bobot benih. Benih siap di besarkan sampai ukuran konsumsi.
Pembenihan Ikan Gurami Pembenihan Ikan gurami banyak dikembangkan oleh petani. Selain karena permintaan pasar cukup tinggi, ikan gurami mudah dipelihara dan harganya relatif stabil. Ikan gurami pada dasarnya dapat memijah sepanjang tahun. Tapi produktifitasnya lebih tinggi pada musim kemarau. Kualitas air untuk pemijahan yang baik adalah bersuhu 25-30 oC dan pH-nya berkisar 6,5 - 8,0. Ketinggian air kolam 40 - 60 cm dengan laju pergantian air 10-15% per hari. Induk jantan memiliki fitur berupa benjolan di kepala bagian atas. Selain itu, rahang bagian bawah lebih tebal dan tidak ada bintik hitam pada kelopak sirip dada. Sedangkan induk betina bentuk kepala bagian atasnya datar. Rahang bawahnya tipis dan ada bintik hitam pada kelopak sirip dada. Pemijahan Induk ditebar dengan kepadatan 1 ekor tiap 5 m2. Perbandingan jumlah jantan dan betina 1:3-4.Induk betina dapat memproduksi 1500 sampai dengan 2500 butir telur tiap kg berat induk. Sarang ditempatkan 1-2 m dari tempat bahan sarang. Kedalaman sarang 10 -15 cm dari permukaan air.Sarang dipasang horizontal sejajar dengan permukaan air dan menghadap ke arah tempat bahan sarang. Bahan sarang berupa ijuk atau sabut kelapa. Tempat bahan sarang berupa anyaman kasar dari bambu atau bahan lain dan ditempatkan di permukaan air. Pembuatan sarang dapat berlangsung selama 1 sampai dengan 2 minggu bergantung pada kondisi induk dan lingkungannya. Pemeriksaan sarang yang sudah berisi telur dilakukan dengan cara meraba dan menggoyang sarang secara perlahan. Dapat juga dengan menusuk sarang menggunakan lidi. Jika sarang sudah berisi, akan keluar minyak atau telur ke permukaan air. Jika sarang sudah dipastikan berisi, sarang diangkat. Telur lalu dipisahkan dari sarang dengan cara membukanya secara hati-hati. Telur yang baik akan berwarna kuning bening. Sedangkan telur yang jelek berwarna kuning keruh. Telur yang jelek harus dibuang karena tidak akan menetas. Penetasan Telur Telur ditebar dalam pot atau ember hitam dengan kepadatan 4 sampai 5 butir tiap cm2. Ketinggian air dijaga 15 - 20 cm dan suhu 29 30 oC. Tambahkan aerasi kecil untuk mempertahankan kandungan oksigen terlarut. Telur akan menetas setelah 36 - 48 jam. Pemeliharaan Larva
Setelah telur menetas, larva dapat terus dipelihara di tempat penetasan. Setelah 6 hari dipindahkan ke akuarium dengan padat tebar 15 - 20 ekor / liter. Pakan mulai diberikan pada saat larva berumur 5 sampai dengan 6 hari. Pakan berupa cacing Tubifex, Artemia, Moina atau Daphnia. Penggantian air hanya sudah banyak kotoran dan sisa pakan. Pendederan Pendederan dapat dilakukan di dalam akuarium atau kolam. dalam akuarium, perlakuannya sama seperti halnya memelihara larva. Hanya saja perlu dilakukan penjarangan. Sedangkan jika pendederan dilakukan di dalam kolam, sebelumnya perlu dilakukan persiapan kolam. Persiapan tersebut meliputi pengolahan tanah dasar kolam, pengeringan, pengapuran, pemupukan, pengisian air dan pengkondisian air kolam.
tekhnik Aquaponik Akuaponik merupakan salah satu cara mengurangi polusi air yang dihasilkan oleh budidaya ikan dan juga menjadi salah satu alternatif mengurangi jumlah pemakaian air yang dipakai oleh sistem budidaya. Teknologi akuaponik merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan dalam rangka pemecahan keterbatasan air. Disamping itu teknologi akuaponik juga memiliki keuntungan lainnya berupa pemasukan tambahan dari hasil tanaman yang akan memperbesar keuntungan para peternak ikan. Aquaponik yaitu memanfaatkan secara terus menerus air dari pemeliharaan ikan ke tanaman dan sebaliknya dari tanaman ke kolam ikan. Inti dasar dari sistem teknologi ini adalah penyediaan air yang optimal untuk masing-masing komoditas dengan memanfaatkan system re-sirkulasi. Sistem teknologi akuaponik ini muncul sebagai jawaban atas adanya permasalahan semakin sulitnya mendapatkan sumber air yang sesuai untuk budidaya ikan, khususnya di lahan yang sempit, akuaponik yang merupakan salah satu teknologi hemat lahan dan air yang dapat dikombinasikan dengan berbagai tanaman sayuran. Beberapa hal terkait dengan pemeliharaan ikan agar baik dalam teknologi akuaponik adalah sebagai berikut: Jenis Ikan: Padat Tebar Ikan Mas: 10-200 ekor/m2 Ikan Nila: 100-150 ekor/m2 Ikan Gurame: 5-10 ekor/m2 Ikan Lele: 100-150 ekor/m2 Ikan Patin: 10-15 ekor/m2 Wadah Pemeliharaan Wadah pemeliharaan ikan prinsipnya memiliki pembuangan air yang dapat menyedot kotoran ikan atau sisa pakan yang digunakan untuk dialirkan kedalam bak filter misalnya dengan menggunakan ember - ember plastik ukuran 10-20 l atau papan kayu yang dibentuk menjadi seperti bak saluran air yang dilapisi plastik. luasan ember sebagai filter yang digunakan adalah 25% dari permukaan wadah pemeliharaan ikan seperti pada gambar. Sehingga air yang kotor menjadi bersih kembali. Medianya terdiri dari: batu kerikil atau batu apung lebih dianjurkan untuk digunakan karena jika memakai tanah maka seringkali jalannya air lebih terhambat karena tanah-tanah halus juga ikut hanyut dan menyumbat lubang pengeluaran Sistem resirkulasi Singkatnya dapat digambarkan sebagai berikut, air yang berasal dari wadah pemeliharaan ikan dialirkan dengan menggunakan pompa air ke filter yang juga berfungsi sebagai tempat untuk menanam tanaman, kemudian air yang sudah difilter tersebut dialirkan kembali kedalam kolam ikan dialirkan secara terus menerus, sehingga amoniak yang berada di kolam akan tersaring sampai 80% oleh tanaman tersebut .. jenis tanaman yang sudah dicoba dan berhasil cukup baik adalah kangkung, tomat, sawi dan fetchin atau pokchai. Karena media filter tidak menggunakan tahah maka agar tanaman dapat tumbuh baik harus disemaikan dulu sampai bibit berumur 1-1,5 bulan baru siap dipindahkan pada system akuaponik dengan jarak tanam: Jenis Tanaman - Jarak Tanam
Kangkung - 10 cm Cabai - 40 cm
Tomat - 40 cm Terong sayur - 40 cm
Cara membuat akuaponik Akuaponik merupakan sebuah alternatif menanam tanaman dan memelihara ikan dalam satu wadah. Proses dimana tanaman memanfaatkan unsur hara yang berasal dari kotoran ikan yang apabila dibiarkan di dalam kolam akan menjadi racun bagi ikanya. Lalu tanaman akan berfungsi sebagai filter vegetasi yang akan mengurai zat racun tersebut menjadi zat yang tidak berbahaya bagi ikan, dan suplai oksigen pada air yang digunakan untuk memelihara ikan. Dengan siklus ini akan terjadi siklus saling menguntungkan dan bagi kita yang mengaplikasikanya tentu saja akan sangat menguntungkan sekali, karena lahan yang dipakai tidak akan terlalu luas. Sistematika pembuatan akuaponik Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan sistem budidaya ikan secara akuaponik, diantaranya adalah: Bak beton, untuk wadah budidaya, ukurannya disesuaikan dengan luas area yang mungkin digunakan, dalam sistem akuaponik ini digunakan bak berukuran 2 x 3 m, Pipa, untuk jalur sirkulasi air, ukurannya disesuaikan dengan luas area yang mungkin digunakan, dalam sistem akuaponik ini pipa yang digunakan sebanyak 8 buah dengan panjang masing-masing 4 m, Selang ukurannya disesuaikan dengan banyaknya pot yang digunakan, dalam sistem akuaponik ini mengunakan selang sepanjang 4 m. Pipa Keni sistem L, untuk sambungan antar pipa, digunakan sebanyak 16 buah, Dop, untuk menyambungkan pipa, dalam sistem akuaponik ini menggunakan sebanyak 8 buah, Ember plastik atau pot, untuk wadah tanaman konsumsi, banyaknya disesuaikan dengan ukuran bak dan keinginan, dalam sistem akuaponik ini menggunakan 36 ember, Aerator, untuk sumber oksigen ikan, Pompa, untuk mensirkulasi air, Timer, untuk mengatur sirkulasi air oleh pompa, Benih ikan, sebagai objek budidaya, ikan yang digunakan beragam, dalam sistem akuaponik ini menggunakan ikan mas dan ikan nila, kepadatannya sendiri disesuaikan dengan ukuran bak, dalam sistem akuaponik ini dilakukan penebaran sebanyak 200 ekor ikan nila dan ikan mas, Bibit tanaman konsumsi, sebagai objek budidaya tanaman, jenisnya beragam, namun dalam sistem akuaponik ini menggunakan tanaman kangkung, Arang, sebagai media hidup tanaman dan filter air, banyaknya disesuaikan dengan jumlah tanaman yang ditanam, dalam sistem akuaponik ini sebanyak 2 karung ukuran 25 kg. Langkah-langkah pembuatan sistem budidaya ikan secara akuaponik, diantaranya adalah: Pembuatan bak beton dan tandon, Pemasangan pompa dan timer, pemasangan ember yang sebelumnya diisi arang dan bibit tanaman, instalasi dilakukan pada bagian atas tembok, Pemasangan pipa sirkulasi air, yang terdiri dari dua bagian: 1. Pipa yang berada di atas tanaman, yang merupakan pipa yang berisi air hisapan dari kolam yang akan dialirkan ke tanaman, 2. Pipa di bawah tanaman, merupakan pipa berisi air dari tanaman yang kemudian dialirkan ke tandon sebelum mengalir kembali ke kolam, Pemasangan selang diantara tanaman dan pipa bawah resirkulasi awal air kurang lebih selama seminggu, penebaran ikan. Ket:
1. Kolam Ikan 2. Pompa 3. Pipa air keluar kolam 4. Pot tanaman akuaponik 5. Pipa air keluar dari pot 6. Pipa air masuk ke reservoir 7. Tandon 8. Pipa air masuk kembali ke kolam
AQUAPONIC - Solusi penanganan limbah bagi pembudidaya lele sangkuriang DIPOSTING OLEH RDONE BARAKAH WAKTU POSTING SENIN, JULI 01, 2013 DENGAN 2 KOMENTAR
Dengan teknik pembudidayaan lele sangkuriang dengan teknik organik, air yang telah terpakai maupun sedang dipakai memang tidak memerlukan sirkulasi/penggantian air yang intens/sering. namun memang beberapa diantara kita terkadang mengalami masalah dengan keadaan air dikolam, dimana air kolam biasanya keruh dan berbau, sehingga menyebabkan lele yang kita pelihara bermasalah.
Bagi yang memiliki sumber air yang bagus, terus memiliki lahan yang cukup, mungkin halini tidak jadi masalah. namun berbeda dengan kita-kita yang memiliki lahan yang terbatas, dan sumber air yang minim. tentu keadaan kolam yang keruh dan bau harus memiliki solusi lain yang lebih "masuk akal" dilakukan.
Dan teknik Aquaponik mungkin bisa jadi solusi untuk masalah ini. Berikut artikel menarik tentang Teknik Aquaponik.
AQUAPONIC
SYSTEM
TRANSFORMASI
Oleh
: DAN
PENGEMBANGAN DAUR
:
MODEL ULANG
AKUAKULTUR
BERBASIS
LIMBAH
NUTRIEN
Sumoharjo
Keberhasilan suatu usaha akuakultur sangat erat kaitannya dengan kondisi lingkungan yang optimum untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan yang dipelihara. Sementara itu, dalam suatu sistem tertutup secara kontinu ikan memproduksi limbah nutrien yang secara perlahan namun pasti mencapai level yang beracun (toksik) bagi ikan itu sendiri.
Menurut Colt (1991) dari 1 kg pakan dengan konsumsi oksigen 250 gram, ikan mengeluarkan 340 gram CO2 dan 30 gram amonia melalui insang, 500 gram feses padat dan 5.5 gram PO4-P. Losordo et al. (1998) telah menghitung sekitar 250-300 gram limbah berupa solid (dari feses dan residu pakan) dihasilkan oleh setiap 1 kg ikan. Menurut Zonneveld et al. (1991) setiap 1 kg pelet pakan yang dikonsumsi ikan dapat menghasilkan NH4+-N sebesar 30 gram. Limbah akuakultur dalam bentuk gas diantaranya adalah karbon dioksida (CO2) dari hasil respirasi biota akuatik dan hasil perombakan bahan organik secara aerobik maupun anaerobik oleh bakteri heterotrof. Oleh karena itu, untuk menjaga lingkungan akuakultur agar selalu dalam kondisi optimum maka air media ikan diresirkulasi dengan melalui mekanisme filtrasi. Menurut Van Rijn et al. (2005) bahwa sistem resirkulasi untuk menghilangkan nitrat dari sistem akuakultur untuk beberapa alasan, seperti; (1) regulasi proteksi lingkungan diasosiakan dengan level nitrat yang diijinkan > 11.3 ppm (European council directive, 1998). (2) menghindari peningkatan nitrit sebagai akibat dari reduksi nitrat yang tidak sempurna (3) stabilisasi kapasitas penyangga (4) mengeliminasi karbon organik, ortofosfat dan sulfid dari air budidaya selama proses denitrifikasi. Dalam sistem filtrasi konvensional sebenarnya tidak mengeliminasi limbah nutrien dari sistem akuakultur karena nutrien tersebut hanya tertahan sesaat di media filter yang kemudian kembali lagi ke dalam wadah akuakultur sedangkan pembuangan (discharge) limbah dari media filter akan dapat mempengaruhi lingkungan akuatik secara luas, hal ini tentu saja bertentangan dengan kebijakan proteksi lingkungan dalam good aquaculture practices untuk biosekuriti dan water scarcity. Dengan demikian, perlu dilakukan upaya eliminasi limbah nutrien ini dengan mengalihkannya ke tingkat trofik lain sehingga menjadi suatu produk yang lebih bermanfaat.
Akuaponik adalah suatu perpaduan sistem budidaya antara sub sistem hidroponik dengan sub sistem akuakultur sehingga menjadi suatu sistem produksi pangan terpadu (tanaman dan ikan). Dewasa ini, Akuaponik menjadi sebuah model produksi pangan berkelanjutan yang menekankan pada konsep aliran nutrien yang memadukan prinsip-prinsip ekologis sehingga teknologi ini lebih alami dan sangat ramah lingkungan, menghasilkan produk organik karena bebas dari kontaminasi bahan kimia (misalnya;disinfektan, pestisida, antibiotik, dll). Selain itu, akuaponik merupakan sistem akuakultur yang dikembangkan untuk lahan terbatas sehingga sangat penting untuk pengembangan akuakultur di daerah perkotaan (urban aquaculture). Sistem akuaponik mengikuti prinsip-prinsip berikut:
Produk limbah dari satu sistem biologis perfungsi sebagai nutrient untuk system biologis berikutnya.
Perpaduan ikan dan tanaman merupakan usaha polikultur yang menghasilkan produk ganda (ikan dan sayuran).
Air dapat digunakan kembali karena telah melalui resirkulasi dan filtrasi secara biologis.
Produksi pangan lokal ini akan menyediakan akses untuk pangan sehat dan meningkatkan ekonomi lokal.
Dalam akuaponik, efluen yang kaya nutrien dari bak ikan digunakan sebagai pupuk untuk produksi tanaman hidroponik. Hal ini baik bagi ikan, karena akar tanaman menjadi media permukaan untuk tempat tumbuhnya Rhizobacteria yang akan merombak limbah nutrien dari sistem akuakultur. Nutrien ini dihasikan dari kotoran ikan, alge, dan sisa pakan yang dapat terakumulasi hingga level toksik dalam bak ikan, tetapi sebaliknya dapat berfungsi sebagai pupuk cair untuk pertumbuhan tanaman dalam hidroponik. Dengan demikian, hidroponik berfungsi sebagai biofilter untuk menyerap amonia, nitrat, nitrit, dan fosfor, jadi air yang bersih kemudian dapat dialirkan kembali ke bak ikan. Bakteri nitrifikasi yang hidup dalam media filter dan berasosiasi dengan akar tanaman memegang peran utama dalam siklus nutrient; tanpa mikroorganisme ini keseluruhan system akan berhenti berfungsi. Akuakulturis dan petani menggunakan akuaponik karena beberapa alasan :
Petani melihat kotoran ikan sebagai sumber pupuk organic yang baik bagi pertumbuhan tanaman.
Pembudidaya ikan melihat hidroponik sebagai salah satu metode biofltrasi untuk memfasilitasi akuakultur resirkulasi intensif.
Petani melihat akuaponik sebagai cara untuk memperkenalkan produk organik ke pasar karena hanya menggunakan pupuk dari kotoran ikan yang telah melalui proses biologis.
Menghasilkan dua produk sekaligus dari satu unit produksi.
Akuaponik dapat menghasilkan sayuran segar dan ikan sebagai sumber protein pada daerah-daerah kering dan ketersediaan lahan terbatas.
Akuaponik adalah model produksi pangan yang berkelanjutan dengan perpaduan tanaman dan ikan dan sikulus nutrien.
Selain untuk aplikasi komersial, akuaponik telah menjadi tempat pembelajaran yang populer bagi masyarakat maupun siswa-siswa kejuruan perikanan tentang biosistem terpadu.
Sumber: http://sumoharjo.blogspot.com/2009/11/aquaponic-system.html
Yup, segala hal harus difikirkan demi keberlangsungan usaha kita dalam membudidayakan lele sangkuriang. karena cepat-atau lambat masalah limbah harus dapat diatasi agar tidak menyebabkan masalah dikemudian hari.
Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini Salam Patilers
Sistem Akuaponik / Sistem Tumpangsari/ Kombinasi Pembesaran Ikan dan Pembesaran Tanaman dari A sampai Z Kolam disamping rumah dan depan rumah sudah siap total semua ada 3 kolam dengan 1m Lebar x 3m Panjang. Dan satu kolam disamping sudah aku tebar 1025 ekor lele mulai tanggal 31 Maret 2011 dengan panjang bibit sekitar 5 cm dengan ketinggian air 30cm. Padat tebarnya lumayan tinggi sekitar 333 ekor/m2. Dan hari kamis 7 April 2011 karena sudah mulai berbau aku kurangi airnya separo dan kuganti dengan air baru. Bukan hanya itu aku tambah aeator dengan sistem water lift memakai pipa paralon 1/2”. Ada ruang di kanan kiri kolam, satu dinding rumah dan yg satu dinding pagar pembatas rumah. Aku pingin mengoptimalkan itu untuk tanaman sayuran. Aku googling sebentar mencari kata-kata ‘tumpang sari’ ‘ikan’ ‘tanaman’, akhirnya
ketemulah sistem yg bernama Akuaponik. Kolam di rumahku akan aku upgrade dengan sistem ini, lumayan bisa panen ikan sekalian panen sayur.
Apakah itu Akuaponik?
Aquakultur merupakan bagian dari pengelolaan air pada budi daya ikan pada kolam. Melalui managemen yang baik, bisa dikembangkan lebih komersial. Diantaranya dengan pengaturan pH, oksigen terlarut (DO), suhu, kuantitas dan kualitas makanan ikan. Fokus dalam Akuakultur adalah memaksimalkan pertumbuhan ikan di dalam tangki atau kolam pemeliharaan. Ikan biasanya ditebar pada tangki atau kolam dengan kepadatan yang tinggi. Tingkat penebaran yang tinggi ini berarti bahwa air untuk budidaya menjadi mudah tercemar oleh kotoran ikan. Kotoran ikan ini berbentuk Amonia yang beracun bagi ikan.
Hidroponik merupakan budi daya tanaman dengan sumber nutrisi berasal dari campuran bahan kimia terlarut. Tanaman ini disimpan dalam lingkungan bebas tanah dan disesuaikan dengan kebutuhan spesies tanaman. Faktor penting dalam hidroponik adalah pemeliharaan lingkungan yang sehat bagi akar tanaman pH yang sesuai dan oksigen yang cukup untuk memungkinkan respirasi.
Akuaponik adalah kombinasi menarik antara Akuakultur dan Hidroponik yang mampu mendaur ulang nutrisi, dengan menggunakan sebagian kecil air daur ulang hingga memungkinnya pertumbuhan ikan dan tanaman secara terpadu. Sistim ini sebenarnya sudah biasa dipakai para petani Indonesia khusunya di Jawa. Yakni apa yang disebut dengan tumpang sari. menanam padi di sawah, sekaligus memelihara ikan di lahan persawahan itu. Hanya saja pada aquaponik media tumbuh tanaman tidak di atas tanah, namun menggunakan media tanam (grow beds) seperti batu kerikil.
Prinsip dasar yang digunakan dalam sistem akuaponik adalah resirkulasi, yang artinya memanfaatkan kembali air yang telah digunakan dalam pemeliharaan ikan dengan filter alami yang berupa tanaman dan medianya. Air yang kotor (karena terkena kotoran ikan) dapat menjadi racun bagi ikan yang dipelihara dalam kolam. sebaliknya, air yang mengandung berbagai nutrien (yang berfungsi sebagai pupuk) tersebut sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk menunjang pertumbuhan.
Pemilihan Komoditas Pemilihan komoditas memegang peranan penting dalam merencanakan dan mendapatkan hasil sesuai yang diinginkan. Komoditas yang dipilih hendaknya didasarkan atas tersedianya pasar.
Jenis ikan air tawar yang dapat dibudidayakan pada sistem akuaponik bisa ikan nila/tilapia, ikan mas, ikan koi, lele atau udang galah dan lain-lain, boleh dipelihara di dalam kolam, akuarium atau tangki. Sedangkan untuk tanaman yang bisa dimanfaatkan sebaiknya tanaman yang mempunyai nilai ekonomis seperti bayam hijau, bayam merah, kangkung atau selada dan juga tanaman buah seperti lombok,terung, mentimun,tomat, melon. Bahkan di Astralia dan Amerika, sistim aquaponik juga bisa membudayakan pepaya maupun tanaman hias.
Keuntungan Akuaponik Aplikasinya baik secara teoritis, praktis dan ekonomis tentu saja akuaponik akan sangat menguntungkan sekali, karena lahan yang dipakai tidak akan terlalu luas, memiliki hasil produksi ganda, hemat air, mengurangi penggunaan bahan kimia serta bersifat organik. Keuntungan secara praktis sudah barang tentu kita tidak perlu mencangkul, merumput, menggembur dan membungkuk atau aktifitas lainnya yang menyiksa badan. Sistem akuaponik tidak menggunakan pupuk dan pestisida. Juga tidak perlu untuk menyiram sayuran setiap hari. Anda hanya memberi makan kepada ikan lalu menyebabkan anda mendapat sayuran dan ikan segar. Hasil panen tanaman dari akuaponik tentunya memiliki nilai harga jual yang cukup tinggi di supermarket karena bersifat organik. Sistem aquaponik ini juga jauh lebih esien. dari hasil penelitian untuk ternak membutuhkan sekitar 7 kg biji-bijian untuk membangun 1 kg bobot hidup. Sedangkan budi daya ikan pada sistim aquaponik dapat melakukan hal yang sama dengan kurang dari 2 kg biji-bijian. Bila ada 1000 ton air untuk memproduksi 1 ton biji-bijian, maka memelihara ikan sekaligus tanaman dalam satu sistim jauh lebih efisien daripada memelihara ternak.
1.
Beberapa jenis media yang dapat digunakan dalam sistem akuaponik adalah pasir kasar, arang kayu, arang sekam, ijuk, kerikil,dan tanah. 2. Persiapan bibit tanaman. Tanaman harus disemai dan dipelihara terlebih dahulu hingga mencapai ukuran yang ideal untuk dipindahkan di media filter. Benih tanaman yang digunakan berasal daru biji-bijian yang sudah siap digunakan seperti yang tersedia pada umumnya di toko atau kios tani. Langkah awal yang perlu dilakukan dalam penyediaan tanaman yang siap dipelihara dalam sistem akuaponik adalah penyemaian. Penyemaian benih atau bibit tanaman dilakukan dengan prosedur yang sesuai dengan jenis tanaman yang diinginkan. Umumnya penyemaian ini memakan waktu antara1-2 minggu. Untuk beberapa benih diperlukan perendaman terlebih dahulu selama satu malam untuk mengaktifkan enzim pertumbuhan dan memecahkan masa dormansi biji. Setelah benih yang disemai dari biji-bijian tersebut beserta seluruh akarnya ke wadah pemeliharaan. Wadah pemeliharaan bisa berupa ember-ember plastik, polibag atau gelas plastik. Dalam pemeliharaan tanaman, pengaturan air yang digunakan untuk penyiraman tanaman perlu dilakukan melalui kran agar air yang masuk dan keluar wadah pemeliharaan seimbang sehingga tidak terjadi kekurangan atau kelebihan air di bak filter.
Diagram Akuaponik
Persiapan Untuk Budidaya Ikan Lele Skill yg aku perlukan untuk budidaya ikan lele? 1.
Mengerti sifat dan karakter jenis ikan yang akan dibudidayakan, kebiasaan makan, kebiasaaan hidup, mudah stress atau tidak bila dibudidayakan dengan kepadatan tebar yang tinggi.
2. 3. 4.
Mengeuasai tehnik Manajemen atau pengaturan Kualitas Air. Bisa menghitung Jumlah Pakan yang diperlukan Mempersiapkan sarana yang sesuai dengan kepadatan tebar bibit ikan, karena tingkat kepadatan ikan sangat menentukan prasarana yang diperlukan, tentunya akan mensegmentasi Sistem Budidaya yang akan dijalankan. ( Tradisional, SemiIntensif atau Intensif ). Bila sudah menguasai tehnik-tehnik dasar dalam Budidaya maka dapat dilakukannya pembesaran Ikan Lele dengan kepadatan yang sangat tinggi yaitu 200 ekor/m3 keatas. Kalau dikuasai teknik dalam budidaya Lele dengan sistem Intensif, Lele mampu hidup pada stresing kepadatan tebar yang ekstrim tinggi tetapi pertumbuhannya masih dalam range waktu standard budidaya, yaitu sekitar 75 Kg/m3 daging ikan Lele, jadi kalau 1 Kg isi 10 ekor, maka lele mampu hidup dengan pertumbuhan yang normal pada kepadatan tebar 750 ekor/m3. Apakah syarat-syarat kehidupan yang bisa dicapai, untuk melakukan teknologi intensif itu ?
OKSIGEN, sebagai LIMITING FACTOR perlu disediakan pada jumlah yang optimal, walaupun lele mempunyai Labirynth yang bisa digunakan secara langsung mengambil Oksigen di udara. Kualitas Air yang Optimal sehingga terbentuknya Air berwarna Hijau di awal Budidaya ( TEKNIK GREEN WATER SYSTEM). Manajemen Pakan dan Kualitas Pakan. Kuantitas Air cukup. Kualitas Bibit yang bagus ( seragam dan dari jenis induk yang terpilih/ tidak in dreeding ). Mengapa dilakukan di outdoor (kolam di luar ruangan), apakah tidak memungkinkan dilakukan di dalam ruangan? Indoor system, sangat mungkin juga dilakukan,tetapi prasarananyapun harus disesuaikan memakai kincir air atau blower untuk suplai Oksigen dibadan air. Karena Kalau Indoor System sudah tidak memungkinkan dilakukan Budidaya dengan Tehnik GREEN WATER SYSTEM, yaitu suplai Oksigen sebagian besar bergantung pada fotosinseta Phytoplankton.
Konstruksi dan Disain Kolam Konstruksi & Disain Kolam sangat berpengaruh pada Sistem Tehnis dan keberhasilan dalam menjalankan Budidaya. Untuk tebar diatas 150 ekor/m3 diperlukan konstruksi kolam dari plastik atau semen beton. Konstruksi dan disain kolam sangat menentukan sistem budidaya yang akan dilakukan, karena dengan sistem ini nanti juga akan menggambarkan Sarana, Prasarana, modal, skill SDM tingkat penguasaan
tehnis-tehnis
Budidaya.
Untuk lebih mudah membagi sistem Tehnologi, modal, sarana dan Prasarana pada Budidaya Lele maka sistem Budidaya bisa dibagi menjadi 3 sistem, yaitu : 1.
Sistem TRADISIONAL, pada sistem ini kepadatan tebar bibit Lele < 50 ekor / m3, pakan yang diberikan bisa berupa pakan buatan sedikit sekali, dan masih bergantung pada pakan alami yang tumbuh dikolam ikan seperti jentik2, zooplankton, diatom dll. Konstruksi kolam bisa dibuat dengan tanah seluruhnya. 2. Sistem SEMI INTENSIF, kepadatan tebar bibit lele 50 – 150 ekor /m 3. Pakan sudah mulai lebih banyak bergantung pada pakan buatan/pelet, sedangkan apakan mengandalkan pakan alami atau pakan segar lain jumlahnya tidak bisa banyak.Konstruksi kolam masih bisa menggunakan tanah yang pada dinding-dindingnya dipadatkan,atau pada pinggiran kolam bisa dari semen atau plastik, untuk mengurangi porositas air kolam. 3. Sistem Intensif, kepadatan > 150 ekor/m3, Pakan sudah 100 % bergantung pada pakan buatan dengan protein yang seusuai dengan fase-fase pertumbuhannya. Konstruksi kolam sudah full dari Plastik ataupun beton semen. Sehingga memutus faktor pengaruh terhadap media lingkungan, jadi sepenuhnya masuk dalam kontrol manajemen kita DISAIN KOLAM, sangat menentukan tingkat manajemen tehnis yang akan kita jalankan nantinya. Untuk Sistem Pembesaran pada Lele disain kolam akan menentukan tingkat daya sanggah media terhadap produktifitas pertumbuhan ikan lele. Karena Pada kolam yang dangkal kedalaman < 1 m, akan menentukan sedikit atau banyaknya lele yang bisa dengan leluasa tumbuh dan hidup, jadi penghitungan Volume media air kehidupan ikan lele adalah jumlah ikan per meter kubiknya. Semakin dalam kolamnya maka akan semakin banyak bisa mengisi kolongkolong air untuk hidup ikan lele, tetapi dengan syarat ke homogenan kualitas air didasar, tengah dan permukaan harus bagus. Maka semakin dalam kolam dengan kepadatan tebar ikan semakin tinggi maka akan diperlukan sarana-sarana tambahan, seperti pompa air yang diperlukan untuk mengaduk masa air menjadi homogen antara lapisan bawah dan atas. Pompa ini sangat berpengaruh membuat tingkat kualitas air kolam menjadi lebih baik. Disain dan Kostruksi kolam penting sekali diperhatikan, karena menentukan tingkat kemudahan dalam manajemen Kualitas dan Kuantitas Air, yang terpenting adalah bagaimana cara membuat masa air sehomogen mungkin, yang nantinya pengadukannya akan dibantu oleh POMPA, jadi dengan konstruksi sebagaimanapun bentuknya asalkan tidak porus maka kualitas air bisa distabilkan. Lebih lanjut dibahas dalam manajemen kualitas Air secara Praktis.
Persiapan Kolam Penentuan jenis kolam dari tanah, plastik ataupun beton yang terpenting adalah bisa menyimpan masa air selama masa budidaya atau tidak porus.Hal ini penting sekali diperhitungkan karena air yang porus akan berpengaruh sekali terhadap kestabilan kualitas dan kuantitas air selama masa
Budidaya, maka pertumbuhan pun akan bisa terpengaruh dari perubahan-perubahan yang tidak stabil ini disamping faktor cuaca. Kolam tanah, persiapan awal selain pemadatan dinding dan tanah dasar supaya tidak porus, maka untuk Budidaya Lele yang sangat perlu diperhatikan adalah dinding atau dasar yang padat membuat Lele tidak mudah bersembunyi membuat lubang, disamping pada dasar dan dinding kolam yang tidak rata permukaannya membuat kotoran tidak mudah terbilas hanyut dalam pembuangan. Sehingga kotoran akan mudah menumpuk pada titik yang tidak rata tsb, hal ini akan terjadi titik daerah mati atau dead zone . dead zone, adalah terjadinya titik daerah mati, dimana terjadi penumpukan Bahan Organik atau sampah yang terkumpul pada area-area tertentu. Daerah ini Kadar amoniak dan gas-gas beracun mulai tinggi sehingga tidak disukai oleh ikan. Apabila ada pakan ikanyang jatuh pada titik-tik ini maka ikan tidak akan mau makan, atau daerah ini temapt menjadi sarangnya beberapa bakteri phatogen yang menyebabkan sakit pada ikan.
Pemberian kapur atau LIMING pada kolam
tanah
diperlukan,
sangat
karena
mutlak
kapur
ini
fungsinya sebagai : 1.
Buffer atau penyagga agar PH di air tidak melonjak naik pada sore hari dan turun pada waktu menjelang pagi hari. 2. Sebagai sumber menyuplai CO2 ( carbondioksida ) dari unsur kapur yaitu Bicarbonat (H2CO3)2- yang akan menyuplai digunakan untuk fotosintesa phytoplankton ( mikroalga hijau ).
Pembentukan
penumbuhan
phytoplankton
dapat
dilakukan
dengan
cara
memancing
pemupukan, tetapi setelah kondisi pemberian pakan yang rutin pada ikan, sisa-sisa pakan ini justeru akan menjadi sumber bahan Organik yang akan diubah menjadi pupuk yang subur oleh siklus mikroorganisme dikolam dalam sistem-sistem Probiotik yang diterapkan nantinya. Membuat warna Hijau pada Kolam Tanah untuk persiapan tebar Bibit, ini sangat penting sekali dilakukan, karena untuk mendapatkan lingkungan air yang nyaman untuk hidup bibit-bibit lele. Pada Lingkungan air yang berwarna Hijau daun maka Suplai Oksigen (O2) dari hasil fotosintesa sangat membantu untuk kenyamanan hidup bibit. Disamping Phytoplankton ini juga sebagai
selimut alami yang berfungsi menjaga kestabilan fluktuasi suhu air perbedaan pada siang Hari dan malam harinya. Teknologi inilah yang menjadikan perkembangan pengetahuan yang sangat berarti untuk di ketahui oleh para petani ikan. Karena sementara ini sebagian besar petani ikan masih berkiblat pada dunia pertanian,dimana bagaimana carnya membuat lingkungan menjadi subur untuk tumbuhnya phytoplankton atau zooplankton sebagai makanan ikan. Tetapi kenyataannya yang terjadi dilapangan malahan memberi beban yang sangat berlebih pada lingkungan air, sedangkan pakan alami tumbuhnya tidak sesuai dengan jumlah biomasa ikan. Pakan alami sangat membantu perkembangannya bila dilakukan dalam sistem pendederan secara alami, yaitu untuk bibit-bibit dari ukuran 1 sampai 2 Cm. Tahapan yang perlu dilakukan untuk kolam tanah dan plastik maupun beton agar menjadi Hijau adalah sbb :
Masukkan air bersih, kalau air dari sawah atau sungai karena sudah mengandung bibit phytoplankton dan kadar Bahan Organik yang terlarut relatif lebih tinggi, maka akan lebih mudah dalam pembentukan warna airnya. Tetapi apabila sumber airnya adalah air dari sumber mata air atau sumur, maka perlu dipancing dengan adanya pemupukan menggunakan pupuk Urea sebanyak 5 grm/M3 dan Kaptan atau Dolomit 100 grm/M3 langsung ditebar secara merata pada permukaan kolam pada pagi hari setelah matahari terbit ( pk 7 – 9 pagi). Berilah perlakuan probiotik XTRO Sebanyak 10 ml/ m3 air dan ditebar merata pada permukaan air. Lakukanlah pemberian kapur kaptan/dolomit, urea, dan Xtro ini selama 3 – 5 hari berturut-turut sampai didapat warna air yang hijau. Apabila sudah didapat warna air yang hijau maka berarti air sudah siap tebar bibit, tetapi secara berkala masih perlu dilakukannya perawatan atau maintenance, agar warna hijau akan tetap stabil ( lebih jelas akan diterangkan dalam strategi membuat warna air hijau dalam GREEN WATER SYSTEM ) Pada kolam tanah kemungkinan akan lebih mudah dalam membuat warna air cepat menjadi Hijau, sedangkan pada kolam plastik atau beton agak lebih sulit. Tetapi pada kolam tanah karena mudah sekali menjebak kotoran atau Bahan Organik maka akan mudah didapat kondisi lingkungan yang cepat subur diumur masa budidaya diatas 60 hari, sehingga sering terjadi gejolak penyakit yang disebabkan oleh penurunan daya dukung lingkungan kolam karena kotoran yang berlebih. Pada kolam Plastik atau Beton, pada awalnya memang sulit untuk membetuk warna air, tetapi dengan kepiawaian kita dalam mengolah air maka justeru pada kolam ini mudah sekali mengontrol tingkat kesuburan dalam kolam, apabila terjadi permasalahan yang berkaitan dengan penurunan daya dukung Lingkungan air lebih mudah sekali dalam mengendalikannya. KOLAM PLASTIK atau BETON, Pada kolam ini apabila konstruksinya sudah disiapkan dengan baik dan tidak ada kebocoran pada konstruksinya maka bisa dimasukkan air setinggi 60 – 70 Cm untuk membuat warna air menjadi Hijau.
PEMBUATAN WARNA AIR MENJADI HIJAU INI SANGAT MUTLAK HARUS DILAKUKAN UNTUK BISA DILAKUKAN TEBAR BIBIT, untuk kolam-kolam dengan sistem budidaya Out door karena suplai Oksigen sudah 100 % bergantung pada sistem Fotosintesa pada Phytoplankton yang berwarna Hijau Muda segar di kolam. LAKUKAN PERSIAPAN UNTUK TEBAR BIBIT APABILA HAL WARNA AIR SUDAH DIDAPAT STABIL. Dinamika Jenis-jenis warna Air kolam, dan kualitas air nanti akan dibahas lebih lanjut pada GREEN WATER SYSTEM.
Manajemen Pakan Lele
Penyakit Lele dan Penanganannya Ciri-ciri lele perut membuncit Untuk ukuran kolam 10 m2 takaran nya 2 liter air di rebus dengan daun sirih 15-20 lembar + air kolam di kasih garam 0.1% dari volume air tapi sebelumnya air kolam dikuras sekitar 50% dr volume awal baru deh isi air lagi + garam dengan cara garam di capur air dan di percikin ke air kolam setelah itu baru deh kasih air rebusan sirih.