Cara menanam tanaman secara hidroponik Posted on August 27, 2013 Hidroponik diambil dari 2 kata berasal dari kata Yunani yaitu hydro yang berarti air dan ponos yang artinya daya ( wikipedia ). Intinya bagaimana bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah dan menggunakan media air sebagai penggantinya. Menggunakan media air sebagai media tumbuh tanaman. Pada prinsipnya semua tanaman bisa ditanam menggunakan sistem hidroponik. Ada berbagai teknik hidroponik yang bisa anda pilih untuk menanam secara hidroponik. Apa saja yang perlu disiapkan untuk menanam tanaman secara hidroponik?? cara menanam hidroponik prinsipnya adalah tidak menggunakan media tanah namun menggunakan media air dengan nutrisi yang diperlukan tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Nah jika ingin memulai menanam secara hidroponik 1. Semai benih tanaman Awal sebelum menanam tanaman tentu saja kita memerlukan benih tanaman untuk ditanam, pertama kali adalah semai benih tanaman untuk menjadi bibit tanaman yang siap dipindah tanam. Anda bisa menanam sayuran dengan waktu panen yang singkat supaya cepat panen,, bayam, kangkung, sawi misalnya. Persiapan ini sebisa mungkin 2 minggu sebelum tanam dan sistem hidroponik dipilih. 2. Sistem hidroponik Ada banyak sistem hidroponik yang bisa anda pilih untuk menanam secara hidroponik, sistem wick, NFT, fertigasi. Jika diawal masih skala hobi paling mudah menggunakan sistem wick / sumbu. mudah dan murah. 3. Media yang diperlukan Untuk menanam hidroponik tentu saja memerlukan media sebagai tempat tumbuh tanaman, nah ada beberapa peralatan dan perlengkapan yang perlu anda siapkan sebelum memulai berhidroponik.1) Media tanam, anda bisa menggunakan media tanam seperti rockwool, cocopeat, sekam bakar, pasir dll. 2)set hidroponik, anda bisa membeli starter kit untuk wick sistem ini atau anda juga bisa membuatnya sendiri. 4. Nutrisi Hidroponik Nutrisi hidroponik sangat penting untuk keberhasil dalam menanam hidroponik, karena tanpa nutrisi hidroponik tentu saja anda tidak bisa menanam secara hidroponik. nutrisi hidroponik merupakan hara makro dan mikro yang wajib ada untuk pertumbuhan tanaman. Anda bisa membeli atau membuat sendiri juga, untuk skala hobi saya yakin membeli jauh lebih murah dibandingkan dengan membuat sendiri. 5. Pemeliharaan Jika semua sudah siap, bibit siap ditanam secara hidroponik tahapan selanjutnya adalah masa pemeliharaan tanaman. Usahakan nutrisi sesuai dengan kebutuhan tanaman supaya pertumbuhan optimal seperti yang diharapkan. 6. Panen Hidroponik
Keenam hal diatas merupakan tahapan cara menanam tanaman secara hidroponik, untuk skala anda bisa memilih mau skala hobi atau skala produksi.
Ketika dihadapkan pada masalah yang di hadapi di dunia berkaitan dengan produksi pangan, berkebun dengan sistem hidroponik (hydroponic system) menawarkan solusi yang menjanjikan. Di negara-negara miskin di mana tanah atau iklim tidak ramah terhadap pertanian, hidroponik menawarkan cara untuk menumbuhkan tanaman pangan dengan mudah. Juga, di daerah dimana tanah telah kehilangan nutrisi atau tanah subur sulit didapat, hidroponik dapat menjadi alternatif ideal untuk bercocok tanam. Tapi sama seperti dengan hal apapun juga, selain segala kelebihan tadi, hidroponik juga mempunyai beberapa kekurangan atau kelemahan. Sebelum memutuskan untuk berkebun secara hidroponik, terutama untuk skala besar, perlu ditimbang terlebih dahulu pro kontra dari cara bertanam ini. Mari kita tinjau terlebih dahulu kelebihan berkebun secara hidroponik. Kelebihan pertama, berkebun dengan cara hidroponik dapat menghemat tempat. Dalam hidroponik, tanaman dapat ditanam berdekatan. Dengan luas tempat yang sama, sistem hidroponik dapat menanam 4 kali lebih banyak dibanding bertanam dengan cara tradisional. Hidroponik juga dapat meminimalkan masalah yang berhubungan dengan pertanian tradisional. Tanaman hidroponik relatif lebih tahan hama dan lebih sehat. Penyakit yang berasal dari tanah tidak akan menyerang karena bertanam hidroponik tidak menggunakan tanah. Pada sistem hidroponik, Anda dapat mengatur sendiri jumlah nurtrisi yang diperlukan oleh tanaman. Ini berbeda dengan berkebun secara konvensional dimana Anda harus menebak atau mencari tanah yang cocok dengan tanaman yang hendak ditanam. Konsumsi air dalam hidroponik relatif lebih sedikit dibanding metode tradisional. Dalam banyak kasus, tanaman hidroponik hanya menggunakan sepersepuluh air dari tanaman yang ditanam di tanah! Selain itu, air juga digunakan secara lebih efektif. Gulma dan tumbuhan pengganggu tidak dapat tumbuh dan mencuri persediaan air dari tanaman utama. Karena tanaman hidroponik berada dalam lingkungan yang terkendali, tidak akan ada pestisida yang akan mencemari tanah sekitarnya. Namun tentu tidak berarti hidroponik tidak punya kelemahan. Biaya yang cukup tinggi masih menjadi salah satu kendala.
Berkebun hidroponik umumnya dilakukan di dalam rumah kaca. Konsumsi energi yang signifikan diperlukan untuk memberikan tanaman hidroponik semua cahaya yang mereka butuhkan. Terlepas dari kekurangan diatas, penelitian di bidang hidroponik terus dilakukan untuk meningkatkan efisiensi sistem hidroponik. Sistem hidroponik tetap menjadi salah satu alternatif bercocok tanam yang menjanjikan, terutama dengan semakin terbatasnya lahan pertanian yang tersedia dari waktu ke waktu.[]
HIDROPONIK
DAFTAR ISI
Sejarah hidroponik Macam-macam hidroponik Manfaat hidroponik Bahan – bahan hidroponik Cara penanaman hidroponik Media penananman Formulasi kebutuhan nutrisi Tambahan
SELAMAT MEMBACA ~SEMOGA BERMANFAAT~
HIDROPONIK 1. SEJARAH HIDROPONIK Marco polo dalam pengembaraanya mencatat bahwa terdapat penduduk di negara Cina yang menanam tanaman secara hidroponik. Pada 1699 wooward, seorang ilmuwan dari inggris telah
melakukan percobaan dengan menggunakan air sebagai media tanam menggantikan tanah garam mineral atau unsur hara dikarutkan dalam air dengan dimasukkan sedikit tanah.Pada 1930-an, saintis amerika, Gerice dari Universitas California telah berhasil menanam tomat dengan teknik hidroponik. Tomat tersebut tumbuh mencapai ketinggian 7,5 meter. Perkembangan teknologi greenhouse atau rumah plastik telha membantu perkembangan teknik hidroponik sehingga aktifitas pertanian dapat dijalankan sepanjang tahun tanpa mengenal musim,Jadi semenjak zaman dulu tanaman menggunakan media lain selain tanah, telah banyak dan berhasil dikembangkan. Saat ini cocok tanam secara hidroponik dilakukan oleh petani Istilah hidroponik (hydroponics) digunakan untuk menjelaskan tentang cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanamnya. Disini termasuk juga bercocok tanam di dalam pot atau wadah lainnya yang menggunakan air atau bahan porous lainnya, seperti pecahan genting, pasir kali, kerikil, maupun gabus putih. Penemu dari metode hidroponik ini adalah DR. WF. Gericke. Beliau adalah seorang agronomis dari Universitas California, USA. Saat itu beliau berhasil menanam tomat setinggi 3 meter yang penuh buah dan ditanam di dalam bak yang berisi mineral hasil uji cobanya.
2. PENGERTIAN HIDROPONIK
Hidroponik (hydroponic) berasal dari kata Yunani yaitu hydro yang berarti air dan ponos yangartinya daya. Hidroponik juga dikenal sebagai soilless culture atau budidaya tanaman tanpa tanah. Jadi hidroponik berarti budidaya tanaman yang mamanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam atau soilles.Pemilihan jenis tanaman yang akan dibudidayakan untuk skala usaha komersial harus diperhatikan. Sebagai contoh jenis tanaman yang mempunyai nilai jual di atas rata-rata, yaitu: Paprika Tomat Timun Jepang Melon Terong Jepang Selada
3. MACAM-MACAM HIDROPONIK
Static solution culture / kultur air statis Continuous-flow solution culture, contoh : NFT,DF AeroponicsPassive sub-irrigation Ebb and flow atau flood and drain sub-irrigation Run to waste Deep water culture Bubbleponics Bioponic
4. MANFAAT HIDROPONIK Untuk keperluan hiasan, pot dan tanaman akan selalu bersih sehingga peletakan tanaman dalam ruangan akan lebih fleksibel. Sehingga untuk mendisign interior ruangan rumah akan bisa lebih leluasa dalam menempatkan pot-pot hidroponik. Bila tanaman yang digunakan adalah tanaman bunga, untuk bunga tertentu bisa diatur warna yang dikehendaki, tergantung tingkat keasaman dan basa larutan yang dipakai dalam pelarut nutrisinya. Penggunaan tanaman buah-buahan seperti kedondong bangkok misalnya, menurut Santosa akan bisa menghasilkan penampakan tanaman yang dapat berbuah lebat sepanjang waktu. Kuncinya adalah dengan mengatur C/N ratio, yakni melalui
pemangkasan pada cabang, batang dan daun yang tumbuh berlebihan. Disamping, pemangkasan juga akan merangsang pembungaan dan pembuahan.Selain itu, hidroponik juga alternatif pengganti tanah.
5. BAHAN-BAHAN UNTUK MENANAM HIDROPONIK Pot yang ukuran besarnya disesuaikan dengan tanaman yang akan dijadikan maskot, bisa berupa tanaman sayur seperti terong dan sebagainya. Bisa juga tanaman tahunan seperti kedondong, jambu ataupun juga bunga-bungaan. Pot yang digunakan sebaiknya pot bertingkat, yang dilengkapi dengan wadah penampung air dibagian dasarnya. Bahan pot dapat dari tanah liat dan juga plastik, keduanya memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Pot dari tanah liat misalnya memiliki keunggulan mampu menjaga stabilitas temperatur media, akan tetapi cepat berlumut dan mudah rusak. Sementara pot dari plastik lebih awet namun tidak bisa melewatkan air dari dinding potnya sehingga stabilitas media tidak stabil. Kemudian sebagai media tanam diantaranya dapat digunakan pasir, batu apung putih, batu zeolit, pecahan batu bata, batu kali dan kawat kasa nilon. Untuk menjaga sterilitas bahan, sebaiknya semua bahan direbus dulu sebelum dijadikan media tanam. Sedangkan tanamannya, diambil tanaman yang telah tumbuh di dalam polybag dan siap direplanting kedalam pot.
6. CARA PENANAMAN HIDROPONIK Apabila semua bahan sudah siap, pertama-tama ambil kawat kasa nilon letakkan didasar pot. Kemudian masukkan pecahan batu bata selapis, di atasnya diberi batu apung dan batu zeolit hingga sepertiga bagian dari pot yang digunakan. Setelah itu, ambil tanaman yang siap dipindahkan dari polybag ke pot, caranya bersihkan akar tanaman yang selama ini sudah tumbuh di polybag tersebut dengan cara melarutkan media tanamnya (tanah) kedalam air. Setelah akar-akarnya kelihatan bersih, kemudian kita amati kembali akar tersebut. Bila ditengarai ada akar yang rusak ataupun terlalu panjang (disesuaikan dengan besarnya tanaman maskot dan pot) sebaiknya dipotong. Demikian juga untuk daunnya, apabila terlalu rimbun perlu untuk dikurangi. Kemudian bibit ditanam dalam pot yang sudah terisi bahan sepertiga bagian dan lanjutkan penambahan media tanam hingga dua pertiga bagian pot. Langkah selanjutnya isilah pot bertingkat tersebut dengan nutrisi yang dibutuhkan (sesuai paparan dibawah). Sedang untuk pertama kalinya, tanaman perlu pengerudungan dengan plastik transparan selama dua minggu, letakkan ditempat yang teduh.
#Pembibitan Sangat disarankan untuk menggunakan bibit hibrida supaya mutu buah/sayur yang dihasilkan cukup optomal
#Penyemaian Penyemeaian sistem hidroponik bisa menggunakan bak dari kayu atau plastik. Bak tersebut berisi campuran pasir yang sudah diayak halus, sekam bakar, kompos dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1:1. Semua bahan tersebut dicampur rata dan dimasukkan ke dalam bak dengan ketinggian sekitar 7cm. Masukkan biji tanaman dengan jarak 1x1,5 cm. Tutup tisue/karung/kain yang telah dibasahi supaya kondisi tetap lembab. Lakukan penyiraman hanya pada saat media tanam mulai kelihatan kering. Buka penutup setelah biji berubah menjadi kecambah. Pindahkan ke tempat penanaman yang lebih besar bila pada bibit telah tumbuh minimal 2 lembar daun.
#Persiapan media tanam Syarat media tanam untuk hidroponik adalah mampu menyerap dan menghantarkan air, tidak mudah busuk, tidak mempengaruhi pH, steril, dll. Media tanam yang bisa digunakan dapat berupa gambut, sabut kelapa, sekam bakar, rockwool (serabut bebatuan). Kemudian isi kantung plastik, polibag, pot plastik, karung plastik, atau bantalan plastik dengan media tanam yang sudah disiapkan.
#Pembuatan green house bercocok tanam secara hidroponik mutlak membutuhkan green house. Green house bisa dibuat dari rangka besi, rangka bambu, atau rangka kayu. Green house ini bisa digunakan untuk menyimpan tanaman kita pada saat tahap persemaian ataupun pada saat sudah dipindah ke media tanam yang lebih besar.
#Pupuk Karena media tanam pada sistem hidroponik hanya berfungsi sebagai pegangan akar dan perantara larutan nutrisi, untuk mencukupi kebutuhan unsur hara makro dan mikro perlu
pemupukan dalam bentuk larutan yang disiramkan ke media tanam Kebutuhan pupuk pada sistem hidroponik sama dengan kebutuhan pupuk pada penanaman sistem konvensional.
#Perawatan tanaman Perawatan pada sistem hidropinik pada dasarnya tidak berbeda jauh dengan perawatan pada penanaman sistem konvensional seperti pemangkasan, pembersihan gulma, penyemprotan pupuk daun, dll.
7. MEDIA TANAM INERT HIDROPONIK Media tanam inert adalah media tanam yang tidak menyediakan unsur hara. Pada umumnya media tanam inert berfungsi sebagai buffer dan penyangga tanaman.
Arang sekam Spons Expanded clay Rock wool
Coir Perlite Pumice Vermiculite Pasir Kerikil Serbuk kayu
8.FORMULASI KEBUTUHAN NUTRISI Pemenuhan kebutuhan nutrisi bisa anda peroleh dengan cara memberi berbagai macam pupuk khusushidroponik dengan formulasi tertentu yang banyak tersedia ditoko-toko pertanian. Dalam fase awal pertumbuhan perlu perawatan secara rutin, misalnya dipagi hari tanaman perlu dikenakan sinar matahari. Kemudian juga perlu pemupukan secara rutin dalam setiap dua hingga lima hari sekali. Gunakan pupuk NPK sebanyak satu sendok makan untuk kemudian larutkan kedalam sepuluh liter air. Masukkan larutan pupuk ini kedalam pot dasar sesuaikan dengan ketersediaan air dalam pot. Sebagaimana dalam paparan dimuka, untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bisa juga dilakukan dengan pemberian pupuk tambahan. Yang pemenuhannya bisa melalui daun, misalnya disemprot dengan Mamigro ataupun tambahan pupuk mikro dengan aplikasi seminggu sekali. Mengenai kebutuhan nutrisi dalam teknik hidroponik, Soedarsono salah seorang civitas akademika dari IPB Bogor juga pernah menentukan sebuah formula sebagai berikut : Kebutuhan unsur makro dapat dipenuhi dengan 6 gram urea, 9 gram SP36, 5 gram 2K, 5 gram garam inggris (MgSO4) dan 7,5 gram kapur (kalsium karbonat). Sedangkan unsur mikronya dapat dipenuhi dengan 2,86 gram asam boraks, 0,22 gram asam sulfat, 2.03 gram mangan sulfat, 0.08 gram terusi, 0.02 asam molibdad dan 7.5 gram Fechelat. Cara pengaplikasiannya seperti dalam penggunaan NPK, yakni semua unsur baik makro maupun mikro dilarutkan kedalam 10 liter air. Salah satu bentuk budidaya hidroponik secara besar-besaran dalam greenhouse.
TAMBAHAN Selain jenis tanaman di atas, banyak lagi yang dapat dibudidayakan dengan teknik hidroponik apabila dilakukan hanya pada kegiatan hobi saja. Bertanam dengan sistem hidroponik, dalam dunia pertanian bukan merupakan hal yang baru. Namun demikian hingga kini masih banyak masyarakat yang belum tahu dengan jelas bagaimana cara melakukan dan apa keuntungannya. Untuk itu dalam tulisan ini akan dipaparkan secara ringkas dan praktis bertanam dengan cara hidroponik. Dalam kajian bahasa, hidroponik berasal dari kata hydro yang berarti air dan ponos yang berarti kerja. Jadi, hidroponik memiliki pengertian secara bebas teknik bercocok tanam dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman, atau dalam pengertian sehari-hari bercocok tanam tanpa tanah. Dari pengertian ini terlihat bahwa munculnya teknik bertanam secara hidroponik diawali oleh semakin tingginya perhatian manusia akan pentingnya kebutuhan pupuk bagi tanaman. Dimanapun tumbuhnya sebuah tanaman akan tetap dapat tumbuh dengan baik apabila nutrisi (hara) yang dibutuhkan selalu tercukupi. Dalam konteks ini fungsi dari tanah adalah untuk penyangga tanaman dan air yang ada merupakan pelarut unsur hara (nutrisi), untuk kemudian bisa diserap tanamanan. Dari pola pikir inilah yang akhirnya melahirkan teknik bertanam dengan hidroponik, dimana yang ditekankan adalah pemenuhan kebutuhan nutrisi (hara) sebagaimana yang telah disampaikan dimuka. Hidroponik muncul sebagai alternatif pertanian pada lahan terbatas. Dengan sistem ini memungkinkan sayuran ditanam di daerah yang kurang subur atau daerah sempit yang padat penduduknya. Pengembangan hidroponik di Indonesia mempunyai prospek yang cerah, baik untuk mengisi kebutuhan dalam negeri maupun merebut peluang ekspor. Bercocok tanam secara hidroponik bisa bermula dari sebuah hobi. Dari hobi inilah diharapkan bisa berkembang menjadi semikomersial dan akhirnya komersial. Hidroponik sangat mungkin dikembangkan di rumah-rumah dengan lahan sempit maupun lahan yang luas untuk tujuan komersil. Hidroponik akan terus berkembang di masa mendatang, tidak saja di negara maju, tetapi juga di negara yang sedang berkembang. Dengan sistem ini memungkinkan sayuran ditanam di daerah yang kurang subur atau daerah sempit yang padat penduduknya. Pengembangan hidroponik di Indonesia mempunyai prospek yang cerah baik untuk menguji kebutuhan dalam negeri maupun
merebut peluang ekspor. Dengan sistem hidroponik tidak saja kuantitas produksi dapat ditingkatkan, tetapi kualitas dan kontinuitas produksi dapat lebih terjamin
. Saat ini hidroponik telah berkembang di seluruh bagian dunia meskipun dengan luasan yang masih terbatas misalnya di Tucson Arizona seluas 4,45 ha; Phoenix Arizona seluas 6,07 ha; Abu Dhabi seluas 8,09 ha dan Kepulauan Kenari seluas puluhan hektar. Hidroponik juga berkembang di Australia, Selandia Baru, Afrika Selatan, Kepulauan Bahama, Kuwait, Brazil, Polandia, Rusia, Iran, Malaysia dan Amerika Serikat.Hidroponik ternyata dapat membantu memecahkan beberapa masalah. Masalah struktur tanah dan hara tanah di Kanada dan Kolumbia misalnya, dipecahkan dengan menggunakan medium serbuk gergaji. Masalah salinitas di Mexico dan Negara Timur Tengah dengan menggunakan pasir pantai yang disterilkan, masalah sempitnya lahan di Singapura dengan tanaman bertingkat dan sebagainya. Hidroponik juga dipakai untuk keperluan khusus misalnya penyediaan sayuran dan buah segar di Kapal selam nuklir, kapal induk dan sebagainya. Pengembangan lebih lanjut telah dicoba di daerah Antartika. Penerapan hidroponik skala komersial di Indonesia baru mulai tahun 1980 di Jakarta untuk memproduksi sayuran dan buah bernilai ekonomi tinggi. Saat ini ada beberapa perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang hidroponik, antara lain PT Saung Mirwan dan Parung Farm (Bogor), PT. Joro, Putri Segar, Amazing Farm, PT Bandung Farmer Internasional, HMI Fruits & Vegetables,dan PT. pecet segar dan tentunya Hidrogroup Indonesia (Yogyakarta). Sedangkan perusahaan luar negeri yang bergerak di bidang hidroponik antara lain Cropking (USA), Hydroasis online superstore (Los Angeles), dan Aero Green (Singapura).
DAFTAR ISI HALAMAN Halaman judul.............................................................. 1 Kata pengantar............................................................. 2 Daftar Isi.................................................................. 3 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah................................................................................. 4 1.2 Tujuan Penulisan………………………………………………………………….……………………. 4 1.3 Metode Penulisan………………………………………………………………………………………. 4 Bab 2 PEMBAHASAN 2.1 Pengertian dan Kelebihan Hidroponik…………………………………………………. 5 2.2 Beberapa tanaman hidroponik.……………………………………………………………... 6 2.3 Cara menanam hidroponik…….………………………………………………………………… 6 2.4 Cara-cara menanam hidroponik dengan set hidroponik…………………… 9 2.5 Perawatan tanaman hidroponik………………….…………………………………………. 13 2.6 Kelemahan tanaman hidroponik……………………………………………………………. 13 2.7 Gambar Hidroponik……………………………………………………………………………….. 14 Bab 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………………………….. 15 3.2 Saran……………………………………………………………………………………………………….. 15 Daftar Pustaka……………………………………………………………………………………………………. 15
Bab 1 pendahuluan LATAR BELAKANG MASALAH 1. 2. 3. 4. 5.
Sesuai dengan judul makalah ini “HIDROPONIK” maka masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut: Apakah yang dimaksud dengan hidroponik? Bagaimana cara menanam dengan cara hidroponik? Jenis tanaman apa yang memiliki nilai jual diatas rata-rata? Apa keuntungan dan kelebihan menanam dengan cara hidroponik? Bagaimanakah bentuk tanaman hidroponik?
TUJUAN PENULISAN
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan diharapkan bermanfaat bagi kita semua. Juga untuk memenuhi tugas dari sekolah yang diberikan oleh guru IPA-Biologi SMP Negeri 14 Malang Bu. Mardiani.
METODE PENULISAN Penulis menggunakan metode penyaringan terperinci dari berbagai sumber di Internet. Dengan cara menyeleksi beberapa devinisi dari hodroponik dan lainnya, serta menambahkan beberapa dari buku pustaka. Dalam metode ini penulis membaca buku-buku yang berkaitan denga penulisan makalah ini.
Bab 2 pembahasan PENGERTIAN HIDROPONIK Hidroponik berasal dari bahasa latin (hydro = air; ponos = kerja) yaitu suatu metode bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah, melainkan dengan menggunakan larutan mineral bernutrisi atau bahan lainnya yang mengandung unsur hara seperti sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batu bata, serbuk kayu, dan lain-lain sebagai pengganti media tanah. Bertanam secara hidroponik dapat dilakukan di rumah sebagai hobi maupun untuk dikomersialkan. Beberapa kelebihan bertanam dengan sistem hidroponik ini antara lain:
Ramah lingkungan karena tidak menggunakan pestisida atau obat hama yang dapat merusak tanah.
Tanaman tidak merusak tanah karena tidak menggunakan media tanah dan juga tidak membutuhkan tempat yang luas.
Bisa memeriksa akar tanaman secara periodik untuk memastikan pertumbuhannya.
Pemakaian air lebih efisien karena penyiraman air tidak perlu dilakukan setiap hari.
Hasil tanaman bisa dimakan secara keseluruhan termasuk akar karena terbebas dari kotoran dan hama.
Lebih hemat karena tidak perlu menyiramkan air setiap hari, tidak membutuhkan lahan yang banyak, media tanaman bisa dibuat secara bertingkat.
Pertumbuhan tanaman lebih cepat dan kualitas hasil tanaman dapat terjaga.
Tidak ada masalah hama dan penyakit tanaman yang disebabkan oleh bakteri, kulat dan cacing nematod yang banyak terdapat pada tanah.
Dapat ditanam kapan saja karena tidak mengenal musim.
Beberapa tanaman yang sering ditanam secara hidroponik adalah: 1. Tanaman hortikultura :sawi, kangkung, strawberi, dan lain-lain.
2. Sayuran
: sawi, tomat, wortel, brokoli, cabai, seledri, bawang
putih, bawang merah, bawang daun, selada, dan terong
3. Buah
: melon, mentimun, semangka, strawberry, tomat dan
paprika
4. Tanaman hias
: krisan, gerberra, anggrek, kaladium dan kaktus.
Adapun cara menanam hidroponik adalah sebagai berikut:
Penanaman secara hidroponik secara umum dilakukan dengan dua cara, yang pertama dengan menggunakan media keras. Media yang dipergunakan, bisa berupa sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batu bata, serbuk kayu, dan lain-lain sebagai pengganti media tanah. Cara kedua adalah mengunakan larutan, tanpa media keras untuk pertumbuhan akarnya, hanya cukup dengan larutan bernutrisi. Cara ini dapat mengunakan teknik larutan statis atau larutan alir. Cara penanaman yang lebih canggih telah diterapkan oleh NASA, dikenal dengan nama Aeroponik 1. Kultur Larutan Diam
Dengan cara ini, tanaman disemai pada media tertentu yang terapung diatas larutan nutrisi. Larutan dapat dialirkan secara perlahan atau tidak dialirkan sama sekali. Ketinggian larutan dijaga serendah mungkin sehingga akar tanaman berada di atas larutan, dan dengan demikian tanaman akan cukup memperoleh oksigen. Tempat bak bisa disesuaikan dengan pertumbuhan tanaman. Bak yang tembus pandang sebaiknya ditutup dengan bahan kedap cahaya untuk menghindari cahaya sehingga dapat menghindari tumbuhnya lumut di dalam bak. Untuk menghasilkan gelembung udara yang memasok oksigen dalam larutan, dapat digunakan pompa akuarium. Ketinggian larutan harus dijaga dan apabila larutan turun di bawah ketinggian tertentu diisi kembali dengan air atau larutan bernurtrisi yang baru.
2. Kultur Larutan Alir Dengan cara ini, larutan nutrisi dialirkan dari tanki secara terus menerus melewati akar tanaman. Kultur ini lebih mudah untuk pengaturan karena larutan bernutrisi dapat diatur dari tangki besar yang bisa dipakai untuk banyak tanaman. Salah satu teknik yang banyak dipakai dalam penanaman hidroponik adalah teknik lapisan nutrisi (Nutrient Film Technique, NFT). Sistem ini menggunakan parit buatan yang terbuat dari lempengan logam tipis anti karat, dan tanaman disemai di parit tersebut. Di sekitar saluran parit tersebut dialirkan air mineral bernutrisi sehingga sekitar tanaman akan terbentuk lapisan tipis yang dipakai sebagai makanan tanaman. Parit dibuat dengan aliran air yang sangat tipis lapisannya sehingga cukup melewati akar dan menimbulkan lapisan nutrisi disekitar akar dan terdapat oksigen yang cukup untuk tanaman. 3. Aeroponik Dengan cara ini, akar tanaman tergantung diudara dalam ruangan yang disemprot larutan nutrisi baik secara kontinyu maupun tidak kontinyu. Keuntungan dari sistem ini, akar mendapatkan cukup oksigen. Sistem ini dikenalkan pertama kali tahun 1983 oleh Richard Spooner dan menjadi salah satu cara yang sukses dalam penanaman kentang, tomat dan sayuran berdaun kecil. Selain itu, penggunaan nutrisi juga lebih rendah, hampir seperempat dari kebutuhan hidroponik secara normal. NASA menjadi tertarik dengan sistem ini
karena penanganan sistem penyemprotan lebih mudah dibandingkan penangan cairan pada ruangan tanpa gaya gravitasi seperti dalam pesawat angkasa luar. Tanaman juga dapat dipindahkan ke media tanah atau media penanaman lainnya tanpa berpengaruh pada kecepatan tumbuh karena penyesuaian dengan lingkungan baru. Namun demikian sistem ini memerlukan investasi yang lebih tinggi dibandingkan sistem hidroponik biasa 4. Kultur Media Agregat
Kultur Larutan Alir Penanaman dengan cara ini menggunakan media tanam berupa kerikil, pasir, arang sekam, batu bata, dan media lainnya yang disetrilkan terlebih dahulu sebelum dipergunakan untuk mencegah adanya bakteri di media. Pemberian nutrisi dilakukan dengan teknik mengairi media tersebut dengan pipa dari air larutan bernutrisi yang ditampung dalam tangki atau tong besar.
Beberapa cara penanaman hidroponik dikembangkan dari kultur dasar untuk tujuan peningkatan efisiensi. Ebb & Flow atau Flood & Drain Sub-irrigation menggunakan tanki larutan nutrisi yang ditempatkan dibawah ketinggian tanaman yang ditanam, dimana larutan nutris dipompakan secara berkala dan kemudian dialirkan kembali ke tanki. Pengaliran larutan nutrisi ini dapa secara mudah dilakuakn dengan mekanisme automatik. Penggunaan bahan yang dapat menampung air yang relatif cukup banyak tetapi memiliki cukup rongga yang dapar ditempati udara seperti vermiculite, perlite, fibreglass atau pasir kasar, dikembangkan juga untuk penanaman hidroponik.
Larutan nutrisi diatur menggunakan timer dan jumlah larutan nutris yang dialirkan dikontrol disesuaikan dengan beberapa faktor seperti temperatur, ukuran tanaman dan bahan yang digunakan sebagai media tanaman. Cara ini digunakan secara luas dalam penanaman sayuran seperti mentimumn dan tomat Cara penanaman yang dikenal sebagai Deep Water Culture menumbuhkan tanaman secara mengambang diatas larutan nutris. Tanaman ditahan menggunakan jaring dengan akar tanaman didalam air. Larutan nutrisi aliri gelebung udara yang memperkaya oksigen dalam larutan yang berguna bagi akar untuk tumbuh. Pada masa awal pertumbuhan akar, larutan nutris dipompakan melalui pembentuk gelembung untuk memperkaya kandungan oksigen didalam larutan yang terbukti membantu pertumbughan akar dari tanaman. Metode ini dikenal sebagai metode Bubbleponic.
CARA-CARA PENANAMAN HIDROPONIK DENGAN SET HIDROPONIK
1. Tuangkan 20 liter air ke dalam takung hidroponik (paras air kira-kira 1 inci dari atas takung)
2. Tutup takung dengan penutup polisterin
3. Potong Benang media dan gumpalkan (lihat gambar) dan masukkan ke dalam setiap bakul media dan tarik untuk membuat sumbu(lihat gambar). Pastikan lubang bakul media tertutup sepenuhnya (lihat gambar).
4. Rendam kesemua bakul media di dalam air paip (lihat gambar). Kemudian letakkan kelapan-lapan bakul media pada lubang polisterin.
5. Semaikan tiga biji benih ke dalam tiap-tiap bakul media. Oleh kerana jangka masa matang adalah berlainan, hanya satu jenis benih bagi setiap takung.
6. Masukkan air ke dalam bekas dengan kira-kira 20 cawan penyukat
7. Keluarkan semua baja dan baja cecair dan masukkan ke dalam satu bekas
8. Gaulkan kesemua baja dan air sehingga rata
9. Masukkan 2 cawan baja cecair tersebut ke dalam setiap takung hidroponik
10. Gaulkan bancuhan air baja hidroponik di dalam takung hidroponik
11. Tutup baki bancuhan baja hidroponik dan simpan di tempat yang tertutup untuk kegunaan seterusnya.
Pada hari ke-7, cabutkan satu daripada benih yang telah bercambah dan biarkan dua tumbuhan bagi setiap bakul.
PERAWATAN TANAMAN HIDROPONIK # Pembibitan Sangat disarankan untuk menggunakan bibit hibrida supaya mutu buah/sayur yang dihasilkan cukup optomal
# Penyemaian Penyemeaian sistem hidroponik bisa menggunakan bak dari kayu atau plastik. Bak tersebut berisi campuran pasir yang sudah diayak halus, sekam bakar, kompos dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1:1. Semua bahan tersebut dicampur rata dan dimasukkan ke dalam bak dengan ketinggian sekitar 7cm. Masukkan biji tanaman dengan jarak 1x1,5 cm. Tutup tisue/karung/kain yang telah dibasahi supaya kondisi tetap lembab. Lakukan penyiraman hanya pada saat media tanam mulai kelihatan kering. Buka penutup setelah biji berubah menjadi kecambah. Pindahkan ke tempat penanaman yang lebih besar bila pada
bibit telah tumbuh minimal 2 lembar daun.
# Persiapan media tanam Syarat media tanam untuk hidroponik adalah mampu menyerap dan menghantarkan air, tidak mudah busuk, tidak mempengaruhi pH, steril, dll. Media tanam yang bisa digunakan dapat berupa gambut, sabut kelapa, sekam bakar, rockwool (serabut bebatuan). Kemudian isi kantung plastik, polibag, pot plastik, karung plastik, atau bantalan plastik dengan media tanam yang sudah disiapkan.
# Pupuk Karena media tanam pada sistem hidroponik hanya berfungsi sebagai pegangan akar dan perantara larutan nutrisi, untuk mencukupi kebutuhan unsur hara makro dan mikro perlu pemupukan dalam bentuk larutan yang disiramkan ke media tanam Kebutuhan pupuk pada sistem hidroponik sama dengan kebutuhan pupuk pada penanaman sistem konvensional.
KELEMAHAN HIDROPONIK Kelemahannya adalah ketersediaan dan pemeliharaan perangkat hidroponik agak sulit, memerlukan keterampilan khusus untuk menimbang dan meramu bahan kimia serta investasi awal yang mahal.
GAMBAR HIDROPONIK
Bab 3 penutup
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa tanaman hidroponik adalah suatu metode bercocok
tanam
tanpa
menggunakan
media
tanah,
melainkan
dengan
menggunakan larutan mineral bernutrisi atau bahan lainnya yang mengandung
unsur hara seperti sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batu bata, serbuk kayu, dan lain-lain sebagai pengganti media tanah. Ada beberapa jenis tanaman yang bias di tanam dengan sistem hidroponik antara lain jenis tanaman holtikultura,sayuran, buah, dan tanaman hias. Yang bisa bermanfaat dan memiliki berbagai kelebihan.
SARAN Berdasarkan beberapa penjelasan singkat diatas, kami selaku penulis dapat menyarankan bahwa pembaca mulai harus bisa memilih media yang terbaik untuk tanaman di rumah. Seiring dengan marak nya penggunaan pestisida pada tanaman, sistem hidroponik ini dapat digunakan sebagai salah satu cara yang efisien untuk tidak menggunakan pestisida lagi dalam tanaman karena pestisida banyak mengandung zat kimia yang akan mencemari tanah sekitar. Kami berharap pembaca dapat memberikan kritikan yang membangun tentang makalah pembahasan sistem menanam dengan cara hidroponik ini.
Makalah Teknik Budidaya Hidroponik KATA PENGANTAR Puji dan syukur Penulis ucapkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ‘’ Teknik Budidaya Hidroponik“ ini dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu matakuliah Dasar-dasar Teknologi Budidaya, dengan Ibu Jurnawati. Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang penulis peroleh dari buku panduan yang berkaitan dengan Hidroponik, serta infomasi dari media massa yang berhubungan dengan Teknik Budidaya Hidroponik. Penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian makalah ini. Penulis harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai Teknik Budidaya Hidroponik, khususnya bagi Penulis. Pada akhirnya Penulis menyadari bahwasanya makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun, dan membantu Penulis membuat Makalah yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang.
Pekanbaru , Maret 2012 Penulis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia sudah semakin canggih dengan teknologo-teknologi yang sangat membantu manusia dalam beraktivitas, bahkan dari segi pemenuhan pangan. Namun, hal yang masih selaras dengan perkembangan teknologi yaitu perkembangan jumlah kelahiran manusia, sehilngga semakin berkurangnya lahan untuk pemenuhan dalam segi penanaman bahan pangan, melainkan lahan sudah banyak diperuntukkan lahan pemukiman, dan bahkan juga yang kita lihat deasa ini, yaitu pembukaan lahan untuk menanam tanaman yang bukan bahan pangan pokok, melainkan hanya untuk memperkaya diri. Bagaimana kita sebagai manusia yang masih ingin memenuhi kebutuhan pangan menghadapi lahan tanam yang semakin berkurang? Zaman yang serba modern ini bertanam tak lagi harus menggunakan tanah. Berbagai metode bercocok tanam bisa digunakan bagi yang ingin menekuninya. Salah satunya adalah bertanam secara hidroponik. Hidroponik sendiri adalah suatu cara bertanam tanpa media tanah. Ketika dihadapkan pada masalah yang di hadapi di dunia berkaitan dengan produksi pangan, berkebun dengan sistem hidroponik (hydroponic system) menawarkan solusi yang menjanjikan.Di negara-negara miskin di mana tanah atau iklim tidak ramah terhadap pertanian, hidroponik menawarkan cara untuk menumbuhkan tanaman pangan dengan mudah. Juga, di daerah dimana tanah telah kehilangan nutrisi atau tanah subur sulit didapat, hidroponik dapat menjadi alternatif ideal untuk bercocok tanam.
1.2. Rumusan Masalah 1. Bagaimana kilas balik awal mula Teknik Budidaya Hidroponik?
2. Apa pengertian hidroponik serta bagaimana penjelasannya? 3. Apa sajakah Teknik Hidroponik yang ada? 4. Faktor-faktor apa yang perlu diperhatikan dalam teknik budidaya hidroponik? 5. Bagaimana prospek teknik budidaya hidroponik ini didalam bisnis? 6. Bagaimana teknik budidaya hidroponik terhadap sayuran? 1.3. Tujuan Penulisan Makalah 1. Agar mahasiswa mengetahui awal mula teknik budidaya hidroponik. 2.Agar mahasiswa mengetahui pengertian hidroponik serta penjelasan mengenai hidroponik. 3. Agar mahasiswa mengetahui macam-macam teknik budiadaya hidroponik. 4. Agar mahasiswa mengetahui factor-faktor yang perlu diperhatikan dalam teknik budidaya hidroponik. 5. Agar mahasiswa mengetahu prospek teknik budidaya hidroponik. 6. Agar mahasiswa mengetahui penerapan teknik budidaya hidroponik terhadapa sayuran. BAB II PEMBAHASAN 2.1. Hidroponik HIDROPONIK merupakan metode bercocok tanam tanpa tanah. Bukan hanya dengan air sebagai media pertumbuhannya, seperti makna leksikal dari kata hidro yang berarti air, tapi juga dapat menggunakan media-media tanam selain tanah seperti kerikil, pasir, sabut kelapa, zat silikat, pecahan batu karang atau batu bata, potongan kayu, dan busa. Mungkin, bagi sebagian besar orang tidak akan percaya di antara ratusan tomat yang dimakan tidak tumbuh di atas tanah melainkan di air. Seperti percobaan yang yang dilakukan salah satu bapak hidroponik, Dr.W.F.Gericke dari Universitas California pada tahun 1930-an. Latar belakang Gericke meneliti sistem hidroponik ini, karena ia melihat luas tanah di sekelilingnya terasa semakin menciut untuk ditumbuhi berbagai tanaman. Hasil penelitiannya yang mudah dan praktis ini pun cepat diketahui se-antero Amerika. Bahkan tentara-tentara Amerika yang dinas di pulau-pulau gersang dan terisolasi pun ikut menumbuhkan tanaman sayuran di ruang tertentu dengan menggunakan sistem hidroponik. Begitu pula di Jepang, yang didirikan segera setelah Perang Dunia II berakhir untuk persediaan makanan bagi tentara pendudukan Amerika. Sejak saat itu, banyak dibuat unit hidroponik yang berskala besar di Meksiko, Puerto Rico, Hawaii, Israel, Jepang, India, dan Eropa. Dan lebih kompleks lagi, hidroponik dijadikan sebagai bisnis besar dan diselenggarakan projek riset terhadapnya, juga banyak berdiri perusahaan-perusahaan yang menaruh perhatian pada bidang bercocok tanam paling logis di bumi dengan penduduk yang terus bertambah. Menurut Nicholls (1986), semua ini dimungkinkan dengan adanya hubungan yang baik antara tanaman dengan tempat pertumbuhannya. Elemen dasar yang dibutuhkan tanaman sebenarnya bukanlah tanah, tapi cadangan makanan serta air yang terkandung dalam tanah yang terserap akar dan juga dukungan yang diberikan tanah dan pertumbuhan. Dengan mengetahui ini semua, di mana akar tanaman yang tumbuh di atas tanah menyerap air dan zat-zat vital dari dalam tanah, yang berarti tanpa tanah pun, suatu tanaman dapat tumbuh asalkan diberikan cukup air dan garam-garam zat makanan. Manipulasi yang dapat dilakukan selain perlakuan di atas adalah pengontrolan. Dengan perawatan rutin (sehari hanya memakan waktu maksimal 20 menit), kita dapat menikmati bermacam buah-
buahan, sayur-sayuran, dan rempah-rempah tanaman obat. Metode hidroponik “mengizinkan” orang-orang yang tinggal di rumah dengan halaman yang sempit dan juga mahasiswa yang bertempat di tempat kos untuk menikmati buah dari tangan dingin di tempat sendiri. Karena, itu tadi, tidak perlu tanah! Keuntungan yang diperoleh pun cukup berlimpah. Pada bidang tanah yang sempit dapat ditumbuhi lebih banyak tanaman dari yang seharusnya. Lantas hasil tanaman buah dapat menjadi lebih masak dengan cepat dan lebih besar. Air dan pupuk dapat lebih awet karena dapat dipakai ulang. Nicholls (1986) menambahkan pula, hidroponik memungkinkan kita untuk mengatur tanaman lebih teliti dan menjamin hasil yang baik dan seragam. SETELAH ribuan tahun manusia menetap di muka bumi, dan seiring waktu yang terus berjalan, dunia makin kecil dengan bertambahnya populasi bumi yang melaju cepat. Tidak dapat dibayangkan jika Tuhan tidak memberi kita otak atau akal. Apa yang akan terjadi dengan dunia? Tanah makin sedikit, banyak yang dirombak untuk dibangun rumah-rumah masyarakat. Populasi tumbuhan pun semakin berkurang. Di sisi lain, sekarang sedang maraknya bioteknologi di berbagai bidang, salah satunya bidang pertanian. Setelah melakukan berbagai penelitian, bioteknologi merupakan satu jalan menuju kesejahteraan manusia mengingat lahan pertanian Asia yang semakin kecil. Adapun tanamantanaman yang berhasil dimutasikan gennya (transgenik) adalah kapas, jagung, buah-buahan yang memang menjadikan kualitasnya lebih baik, tahan hama penyakit, dan hasilnya pun lebih banyak. Namun bioteknologi tidak semulus kelihatannya, banyak pihak, terutama dari perkumpulan lingkungan hidup semacam Greenpeace, percaya tanaman transgenik justru akan mengembangkan virus penyakit yang lebih kebal. Adanya bahaya hipotetik pada tanaman kapas, dan seperti yang dikatakan Setyarini (2000), jagung transgenik akan dimakan hewan unggas. Dalam rantai makanan, unggas tersebut akan dimakan manusia. Yang sangat dikhawatirkan adalah dalam unggas tersebut terdapat genetically modified organism (GMO) yang efeknya cukup riskan dalam tubuh manusia. Masalah lainnya adalah potensinya dalam mengganggu keseimbangan lingkungan antara lain serbuk sari jagung di alam dapat mengawini gulma-gulma liar, sehingga menghasilkan gulma unggul yang sulit dibasmi. Meskipun tanaman transgenik memiliki kehebatan yang menakjubkan, berkualitas tinggi, kebal terhadap serangan hama hingga petani tidak perlu menyemprot pestisida, serta meningkatkan swasembada pangan tanaman, dan sebagainya, namun kita tetap harus mempertimbangkan kemungkinan besar lain, yang tidak kalah penting hingga berpengaruh terhadap keseimbangan alam dan kesehatan kita. Karena hal ini pun, sepertinya metode hidroponik merupakan alternatif paling aman. Dan mungkin hidroponik ini tidak akan menarik jika sistem tanah memiliki kualitas yang baik, konsisten, dan semua penanaman cukup berinteraksi dengan tanah. Tinggal dalam apartemen yang paling kecil sekalipun tidak menutup kemungkinan kita dapat menanam bunga, buah, dan sayur-sayuran. Untuk mencapainya dapat dilakukan dengan sistem hidroponik dalam pot yang kecil-kecil. Intinya, saat ini bercocok tanam dengan hidroponik menjadi alternatif paling realistis jika hidup di kota. Jika kita sudah menaruh perhatian untuk menumbuhkan tanaman dengan hidroponik, pengontrolan adalah hal yang penting dilakukan. Komposisi pupuk, pemberian insektisida yang cukup (meskipun tak perlu yang manjur, karena hama penyakit tanaman dari tanah tidak ada atau sedikit saja di media bukan tanah), kesterilan media dan pengairan secara teratur harus disorot. Namun pada hidroponik juga memiliki kelemahan, apalagi jika mengabaikan sistem pengontrolan. Menanam di udara terbuka mendatangkan persoalan baru yaitu kondisi cuaca yang selalu berubah.
2.2. Pengertian dan Penjelasan Tanaman Hidroponik (Pengertian dan Penjelasan Tanaman Hidroponik) – Hidroponik (latin; hydro = air; ponos= kerja) adalah suatu metode bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah, melainkan dengan menggunakan larutan mineral bernutrisi atau bahan lainnya yang mengandung unsur hara seperti sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batubata, serbuk kayu, dan lain-lain sebagai pengganti media tanah. Tanaman hidroponik bisa dilakukansecara kecil-kecilan di rumah sebagai suatu hobi ataupun secara besar-besarandengan tujuan komersial. Beberapa kelebihan tanaman dengan sistim hidroponik ini antara lain: • Ramah lingkungan karena tidak menggunakan pestisida atau obat hama yang dapat merusak tanah, menggunakan air hanya 1/20 dari tanaman biasa, danmengurangi CO2 karena tidak perlu menggunakan kendaraan atau mesin. • Tanaman ini tidak merusak tanah karena tidak menggunakan media tanah danjuga tidak membutuhkan tempat yang luas. • Bisa memeriksa akar tanaman secara periodik untuk memastikan pertumbuhannya • Pemakaian air lebih efisien karena penyiraman air tidak perlu dilakukansetiap hari sebab media larutan mineral yang dipergunakan selalu tertampung didalam wadah yang dipakai • Hasil tanaman bisa dimakan secara keseluruhan termasuk akar karena terbebasdari kotoran dan hama • Lebih hemat karena tidak perlu menyiramkan air setiap hari, tidakmembutuhkan lahan yang banyak, media tanaman bisa dibuat secara bertingkat • Pertumbuhan tanaman lebih cepat dan kualitas hasil tanaman dapat terjaga • Bisa menghemat pemakaian pupuk tanaman • Tidak perlu banyak tenaga kerja • Lingkungan kerja lebih bersih • Tidak ada masalah hama dan penyakit tanaman yang disebabkan oleh bakteri, kulatdan cacing nematod yang banyak terdapat dalam tanah • Dapat tanam di mana saja bahkan di garasi dan tanah yang berbatu • Dapat ditanam kapan saja karena tidak mengenal musim Beberapa tanaman yang sering ditanam secara hidroponik, adalah sayur-sayuran seperti bak choy, brokoli, sawi, kailan, bayam, kangkung, tomat, bawang, bahkanstrowbery, dll. Tanaman demikian sering menjadi pilihan utama kaum vegan/vegetarianyang sangat memperhatikan proses suatu tanaman apakah terdapat pembunuhanmakhluk hidup, tercampur unsur kimiawi, konservasi lingkungan dan usahapenghijauan. 2.3. Teknik Hidroponik Terdapat dua teknik utama dalam cara bercocok tanam hidroponik. Yang pertama menggunakan larutan dan satunya menggunakan media. Metode yang menggunakan larutan tidak membutuhkan media keras untuk pertumbuhan akar, hanya cukup dengan larutan mineral bernutrisi. Contoh cara dalam teknik larutan yang umum dipakai adalah teknik larutan statis dan teknik larutan alir. Sedangkan untuk teknik media adalah tergantung dari jenis media yang dipergunakan, bisa berupa sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batu bata, serbuk kayu, dan lain-lain sebagai pengganti media tanah. Terlepas dari teknik yang diterapkan, kebanyakan tempat talangan hidroponikterbuat dari plastik,
tapi bahan lain juga bisa dipakai termasuk bak beton, kaca, baja, kayu dan bahan solid lainnya. Tempat penampungan harus dijauhkan daricahaya guna mencegah pertumbuhan lumur di dalam air bernutrisi yang telah diisi. Berikut uraian beberapa teknik hidroponik yang sering dipakai. Teknik Larutan Statis Teknik ini telah lama dikenal, yaitu sejak pertengahan abad ke-15 olehbangsa Aztec. Dalam teknik ini, tanaman disemai pada media tertentu bisa berupaember plastik, baskom, bak semen, atau tangki. Larutan biasanya dialirkansecara pelan-pelan atau tidak perlu dialirkan. Jika tidak dialirkan, makaketinggian larutan dijaga serendah mungkin sehingga akar tanaman berada di ataslarutan, dan dengan demikian tanaman akan cukup memperoleh oksigen. Terdapatlubang untuk setiap tanaman. Tempat bak bisa disesuaikan dengan pertumbuhantanaman. Bak yang tembus pandang bisa ditutup dengan aluminium foil, kertaspembungkus makanan, plastik hitam atau bahan lainnya untuk menghindari cahayasehingga dapat menghindari tumbuhnya lumur di dalam bak. Untuk menghasilkangelembung oksigen dalam larutan, bisa menggunakan pompa akuarium. Larutan bisadiganti secara teratur, misalnya setiap minggu, atau apabila larutan turun dibawah ketinggian tertentu bisa diisi kembali dengan air atau larutanbernurtrisi yang baru. Teknik Larutan Alir Ini adalah suatu cara bertanam hidroponik yang dilakukan dengan mengalirkanterus menerus larutan nutrisi dari tangki besar melewati akar tanaman. Teknikini lebih mudah untuk pengaturan karena suhu dan larutan bernutrisi dapatdiatur dari tangki besar yang bisa dipakai untuk ribuan tanaman. Salah satuteknik yang banyak dipakai dalam cara Teknik Larutan Alir ini adalah tekniklapisan nutrisi (nutrient film technique) atau dikenal sebagai NFT, teknik inimenggunakan parit buatan yang terbuat dari lempengan logam tipis anti karat, dantanaman disemai di parit tersebut. Di sekitar saluran parit tersebut dialirkanair mineral bernutrisi sehingga sekitar tanaman akan terbentuk lapisan tipisyang dipakai sebagai makanan tanaman. Parit dibuat dengan aliran air yangsangat tipis lapisannya sehingga cukup melewati akar dan menimbulkan lapisannutrisi disekitar akar dan terdapat oksigen yang cukup untuk tanaman. Teknik Agregat Media Teknik ini menggunakan media tanam berupa kerikil, pasir, arang sekam, batubata, dan media lainnya yang disetrilkan terlebih dahulu sebelum dipergunakanuntuk mencegah adanya bakteri di media. Pemberian nutrisi dilakukan denganteknik mengairi media tersebut dengan pipa dari air larutan bernutrisi yangditampung dalam tangki atau tong besar. 2.4. Beberapa Faktor Penting yang Harus Diperhatikan Larutan Nutrisi, harus memperhatikan jumlah dan unsur pH yang sesuai. UnsurpH berkisar 5,5 hingga 7,5. Larutan nutrisi ini mengandung konsentrasi N, P, K,Ca, Mg, S, dalam jumlah yang besar, sedangkan unsur Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo, danCl dalam jumlah yang kecil. Larutan hara dibuat dengan cara melarutkan garam-garampupuk dalam air. Berbagai garam jenis pupuk dapat digunakan untuk larutan hara,pilihan biasanya atas harga dan kelarutan garam pupuk tersebut. Media Tanam, antara lain terdiri dari batu bata, pasir, kerikil, arangsekam, spons, batu apung, dll. Air, harus diperhatikan kualitas air yang dipergunakan, tingkat salinitastidak melebihi 2500 ppm dan nilai EC tidak lebih dari 6,0 mmhos/cm. Air tidakboleh mengandung terlalu banyak unsur logal berat. Oksigen, memegang peranan penting dalam hidroponik. Kekurangan oksigen akanmenyebabkan dinding sel sulit untuk ditembus, sehingga tanaman akan kekuranganair. Dengan demikian tanaman akan cepat layu karena larutan tidak mengandungoksigen. Pemberian oksigen ke dalam larutan dapat melalui gelembung udaraseperti pompa air gelembung yang dipakai akuarium, penggantian
larutan nutrisisecara rutin, membersihkan atau mencabut akar tanaman yang terlalu panjang, danmemberikan lubang ventilasi pada tempat penanaman. 2.5. Prospek Usaha Tanaman Hidroponik Berbicara tentang usaha dalam bidang hidroponik tidak terlepas dari jasa Bp.Bob Sadino yang dapat dianggap sebagai orang pertama yang memperkenalkan sistimbercocok tanam sayur hidroponik di Indonesia. Sayuran hidroponik mulaidiperkenalkan oleh Bob Sadino di supermarket KemChick pada sekitar tahun 90-an.Sekarang, sayur hydroponik dapat dibeli di beberapa supermarket terkenal. Hargasayur hidroponik dipasang dengan 4 hingga 5 kali lebih mahal daripada hargasayur biasa di pasar tradisional. Namun, karena sayuran hidroponik terbebasdari pemakaian pestisida, proses tanam hingga panen yang berhigenitas tinggi, lebihsegar, dan packaging yang lebih baik, sehingga sayuran hidroponik yang dijualdi beberapa supermarket selalu cepat terjual habis. Dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan gerakan vegan/vegetarian dalam mengatasi permasalahan pemanasan global, tentunya permintaan sayuran dan buah-buahan yang berasal dari proses yang ramah lingkungan akan menjadi permintaan utama dalam daftar konsumsi mereka. Karena terbatasnya persediaan, dan makin tingginya permintaan sayuran jenishidroponik ini sehingga peluang bisnis yang ramah lingkungan ini cukup baikuntuk digeluti oleh para pengusaha dalam skala yang besar, termasuk peluangekspor ke pasar negara tetangga yang permintaannya sangat tinggi, seperti Singapura dan Malaysia. Dari beberapa referensi yang diperoleh, biaya investasi untuk penanaman hidroponik secara komersial dengan skala kecil untuk luas tanah sekitar 100 m2sekitar Rp 150 juta untuk pembuatan bak tanaman, bak penampung air, pipasaluran air, media , cairan larutan, dan bibit tanaman. Pengembalian investasinya sekitar Rp 500 juta hingga Rp 750 juta per tahun. Suatu peluang usaha yang pantas untuk digeluti ! 2.6. Teknik Budidaya Sayuran secara Hidroponik A. Media Media hidroponik yang baik memiliki pH yang netral atau antara 5.5 -6.5. Selain itu media harus porous dan dapat mempertahankan kelembaban. Media yang digunakan dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan tahap pertumbuhan tanaman : • Media untuk persemaian atau pembibitan Untuk persemaian dapat digunkan media berupa pasir halus, arang sekam atau rockwool. Pasir halus sering digunakan karena mudah diperoleh dan harganya murah, namun kurang dapat menahan air dan tidak terdapat nutrisi di dalamnya. Media yang biasa digunakan adalah campuran arang sekam dan serbuk gergaji atau serbuk sabut kelapa. • Media untuk tanaman dewasa Media untuk tanaman dewasa hampir sama dengan media semai, yaitu pasir agak kasar, arang sekam, rockwool dan lain-lain. Media yang ideal adalah arang sekam. Keuntungannya adalah kebersihan dan sterilitas media lebih terjamin bebas dari kotoran maupun organisme yang dapat mengganggu seperti cacing, kutu dan sebagainya yang dapt hidup dalam pasir. Media arang sekam bersifat lebih ringan namun lebih mudah hancur, penggunaannya hanya dapat untuk dua kali pemakaian. Arang sekam dapat dibeli di toko-toko pertanian atau membuat sendiri. B. Benih Pemilihan benih sangat penting karena produktivitas tanaman teranganutng dari keunggulan benih yang dipilih. Periksa label kemasan benih, yaitu tanggal kadaluarsa, persentase tumbuh dan
kemurnian benih. Pemilihan komoditas yang akan ditanam diperhitungkan masak-masak mengenai harga dan pemasarannya. Contoh sayuran eksklusif yang mempunyai nilai jual di atas rat-rata adalah tomat Recento, ketimun Jepang, Melon, parika, selada, kailan, melon dan lain-lain. C. Peralatan Budidaya Hidroponik • Peralatan yang diperlukan adalah : Wadah semai, bisa menggunakan pot plastik, polybag kecil, bak plastik, nampan semai, atau kotak kayu. Wadah tanaman dewasa, umumnya digunakan polybag berukuran 30-40 cm dengan lobang secukupnya untuk mengalirkan kelebihan air saat penyiraman. Kertas tissu/koran basah untuk menjaga kelembaban Ayakan pasir untuk mengayak media semai Handsprayer untuk penyiraman Centong pengaduk media Pinset untuk mengambil bibit dari wadah semai Polybag ukuran 5 kg untuk penanaman transplant Benang rami (seperti yang sering digunakan tukang bangunan) untuk mengikat tanaman Ember penyiram D. Pelaksanaan • Persiapan media semai Sebelum melakukan persemaian, sempuran media semai diaduk dahulu secara merata. • Persemaian tanaman Persemaian benih besar Untuk benih yang berukuran besar seperti benih melon dan ketimun, sebaiknya dilakukan perendaman di dala air hangat kuku selama 2-3 jam dan langsung ditanamkan dalam wadah semai yang berisi media dan telah disiram dengan air. Benih diletakkan dengan pinset secara horisontal 4-5 mm dibawah permukaan media. Transplanting bibit dari wadah semai ke wadah yang lebih besar dapat dilakukan ketika tinggi bibit sekitar 12-15 cm (28-30 hari setelah semai). Persemaian benih kecil Untuk benih berukuran kecil seperti tomat, cabai, terong dan sebagainya cara persemaiannya berbeda dengan benih besar. Pertama siapkan wadah semai dengan media setebal 5-7 cm. Di tempat terpisah tuangkan benih yang dicampurkan dengan pasir kering steril secukupnya dan diaduk merata. Benih yang telah tercampur dengan pasir ditebarkan di atas permukaan media semai secara merata, kemudian ditutup dengan media semai tipis-tipis (3-5 mm). Setelah itu permukaan wadah semai ditutup dengan kertas tisu yang telah dibasahi dengan handsprayer kemudian simpan di tempat gelap dan aman.Wadah semai sebaiknya dikenakan sinar matahari tip pagi selama 1-2 jam agar perkecambahan tumbuh dengan baik dan sehat. Setelah benih mulai berkecambah, kertas tisu dibuang. Setelah bibit mencapai tinggi 2-3 cm dipindahkan ke dalam pot/polybag pembibitan. • Perlakuan semai Bibit kecil yang telah berkecambah di dalam wadah semai perlu disirami dengan air biasa. Penyiraman jangan berlebih, karena dapat menyebabkan serangan penyakit busuk. • Pembibitan
Setalah bibit berumur 15-17 hari (bibit yang berasal dari benih kecil) perlu dipindahkan dari wadah semai ke pot/polybag pembibitan agar dapat tumbuh dengan baik. Caranya adalah dengan mencabut kecambah di wadah semai (umur 3-4 minggu setelah semai) secara hati-hati dengan tangan agar akar tidak rusak kemudian tanam pada lubang tanam yang telah dibuat pada pot/polybag pembibitan. • Transplanting/pindah tanam Sebelum dilakukan pindah tanam, perlu dilakukan persiapan media tanam, yaitu dengan mengisikan media tanam ke polybag. Sebaiknya pengisian dilakukan di dekat lokasi penanaman di dalam green house agar sterilitas media tetap terjaga. Setelah wadah tanam siap dan dibuatkan lubang tanam, maka transplanting siap dilakukan. Transplanting dilakukan dengan membalikkan pot pembibitan secara perlahan-lahan dan menahan permukaannya dengan jemari tangan (bibit dijepit diantara jari telunjuk dan jari tengah). Jika pada pembibitan digunakan polybag, maka cara transplanting bisa dilakukan dengan memotong/menggunting dasar polybag secara horisontal. • Penyiraman Penyiraman dilakukan secara kontinu, dengan indikator apabila media tumbuh dipegang dengan tangan terasa kering. Meida tanam hidroponik bersifat kering sehingga penyiraman tanaman jangan sampai terlambat. Jenis dan cara penyiraman adalah sebagai berikut: • Penyiraman manual Penyiraman dilakukan dengan handsprayer, gembor/emprat atau gayung. Cara penyiramannya adalah sebagai berikut : • Pada masa persemaian Cara penyiraman untuk benih berukuran kecil cukup dengan handsprayer 4-5 kali sehari untuk menjaga kelembaban media. Untuk benih berukuran besar digunakan gembor/emprat berlubang halus atau tree sprayer. • Pada masa pembibitan Penyiraman dilakukan dengan gembor dilakukan sebanyak 5-6 kali sehari dan ditambahkan larutan encer hara. • Pada masa pertumbuhan dan produksi Penyiraman dilakukan dengan memeberikan 1.5-2.5 l larutan encer hara setiap harinya. • Penyiraman otomatis Penyiraman dapat dilakukan dengan Sprinkle Irrigation System dan Drip Irrigation System, yaitu sistem penyiraman semprot dan tetes . Sumber tenaga berasal dari pompa. • Perawatan Tanaman. Perawatan tanaman yang perlu dilakukan antara lain adalah : • Pemangkasan Pemangkasan dilakukan untuk membuang cabang yang tidak dikehendaki, tunas air, atau cabang yang terkena serangan penyakit. Pemangkasan dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Misal pada tomat recento hanya dipelihara satu batang utama untuk produksi. • Pengikatan Tanaman yang telah berada di wadah tanam selama 7 hari memerlukan penopang agar dapat berdiri tegak sehingga tanaman dapat tumbuh rapi dan teratur. Penopang tersebut diberikan dengan cara mengikat tanaman dengan tali (benang rami). • Penjarangan bunga (pada sayuran buah) Penjarangan bunga perlu dilakukan agar pertumbuhan buah sama besar. Namun hasil penelitian
penjarangan bunga pada ketimun Gherkin tidak menunjukkan hasil yang berbeda dengan perlakuan tanpa penjarangan bunga. • Pengendalian hama dan penyakit Pengendalian dapat dilakukan baik secara manual maupun dengan pestisida. • Panen dan Pasca panen Pemanenan Dalam pemanenan perlu diperhatikan cara pengambilan buah/ hasil panen agar diperoleh mutu yang baik, misalnya dengan menggunakan alat bantu pisau atau gunting panen. Cara panen yang benar dan hati-hati akan mencegah kerusakan tanaman yang dapat mengganggu produksi berikutnya. Kriteria panen masing-masing jenis sayuran berlainan satu sama lainnya dan tergantung dari pasar. Makin besar buah belum tentu makin mahal/laku, malah termasuk kriteria buah afkir sehingga waktu panen yang tepat dan pengawasan pada proses produksi perlu diperhatikan. Penanganan pasca panen Pemasaran produk hasil budidaya hidroponik sangat dipengaruhi oleh perlakuan pasca panen. Standar harga penjualan produksi tergantung dari menarik atau tidaknya produk yang dihasilkan, terutama dilihat dari penampilan produk (bentuk, warna, dan ukuran). Perlakuan pasca panen sangat penting karena kualitas produk tidak semata-mata dari hasil produksi saja, melainkan sangat tegantung dan ditentukan oleh penanganan pasca panen, kemasan, sistem penyusunan, metode pengangkutam maupun selektivitas produk. Kerusakan produk dapat dikurangai dengan penanganan pasca panen yang tepat sehingga diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah pada produk yang dijual.
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 3.1. Kesimpulan Hidroponik adalah suatu metode bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah, melainkan dengan menggunakan larutan mineral bernutrisi atau bahan lainnya yang mengandung unsur hara seperti sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batubata, serbuk kayu, dan lain-lain sebagai pengganti media tanah. Terdapat dua teknik utama dalam cara bercocok tanam hidroponik. Yang pertama menggunakan larutan dan satunya menggunakan media. Beberapa Faktor Penting yang Harus Diperhatikan larutan nutrisi, media, dan oksigen. Prospek usaha dengan menggunakan teknik budidaya hidroponik ini sangat bagus sekali, jika teknik yang dijalankan sesuai dan benar, karena semakin tingginya permintaan sayuran yang berkualitas tinggi di kalangan kita saat ini.
3.2 Saran a. Penulis menyarankan kepada pembaca, bahwa teknik budidaya secara hidroponik ini sangat bagus jika diterapkan dalam penanaman tanaman, karena bisa kita lakukan dimanapun. b. Penulis menyarankan, pembaca jangan memandang mahal dahulu, karena hasil yang didapatkan bisa mencapai 5 kali lipat dari modal yang ditanamkan.
DAFTAR PUSTAKA http://id.wikipedia.org/wiki/Hidroponik http://anekaplanta.wordpress.com/2007/12/21/hidroponik/ http://ayobertani.wordpress.com/2009/04/17/teknik-budidaya-sayuran-secara-hidroponik/ http://www.g-excess.com/4457/pengertian-dan-penjelasan-tanaman-hidroponik/ http://sumansutra.wordpress.com/tanaman-hidroponik/ http://agrotek.utm.ac.id/component/content/article/46-berita-terkini/130-teknik-budidayasayuran-secara-hidroponik.html http://blog.ub.ac.id/mauidzotuss/2011/12/04/tanaman-hodroponik/
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pertambahan penduduk di Indonesia setiap tahun mengalami peningkatan secara terus-menerus, sehingga mengakibatkan permintaan akan beras, sayuran, dan buah-buahan sangat banyak. Untuk dapat menanggulangi hal itu, pemerintah melakukan suatu tindakan dengan meningkatkan hasil produksi di bidang pertanian, khususnya untuk padi, sayuran dan buah-buahan untuk mencukupi permintaan di dalam negeri. Dengan kondisi lahan yang semakin menurun yangterdapat di Indonesia karena adanya pertambahan penduduk yang mengalami peningkatan tiap tahun sehingga terjadi penurunan luas lahan. Maka dilakukan inofasi-inofasi baru untuk menanggulangi hal tersebut. Salah satunya adalah dengan membuat media tanam non tanah yang dapat dimanfaatkan oleh penduduk dalam pengolaan dibidang pertanian. Adanya media tanam non tanah, dibuat untuk dikondisikan yang sesuai dengan kebutuhan tanaman agar memperoleh hasil produksi menjadi baik, dibandingkan media tanah. Media tanam merupakan suatu tempat tumbuh tanaman. Tanaman dapat tumbuh dengan baik jika berada dalam media tanam yang baik, yaitu di dalam ketersediaan unsur hara yang ada, dengan adanya mineral dan kondisi yang yang baik yang terdapat dalam media tanam tersebut. Dengan adanya peningkatan kemampuan berfikir manusia maka dalam pembuatan media tanam mampu dilakukan dengan teknik tertentu. Keteknikan merupakan suatu cara yang dilakukan untuk mempersiapkan media tumbuh tanaman, baik berupa tanah maupun non tanah. Media tanam yang baik sangat mempengaruhi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman. Dengan adanya perkembangan dan pengetahuan yang sangat pesat maka dapat diketahui bahwa media tanam tidak hanya dapat dilakukan dengan media tanam tanah melainkan dengan media tanam non tanah. Pengembangan secara terus-menerus mengenai keteknikan dalam media tanam dilakukan dalam memperoleh media tanam yang baik untuk mencukupi kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Contohnya pada media tanam hidroponik. Media ini dapat dijadikan sebagai media tumbuh tanaman yang baik dengan media tanam non tanah. Media tanam hidroponik mempunyai berbagai manfaat salah satunya adalah dengan pengefisienkan penggunaan lahan, adanya penggunaan pestisida yang efisien dibandingkan dengan kultur tanah. Dengan adanya pemanfaatan media tanam non tanah dengan berbagai keteknikan tertentu, diharapkan dapat mengatasi berbagai macam
kondisi lingkungan yang kurang mendukung pada peningkatan hasil produksi di bidang pertanian.
1.2 Rumusan masalah 1. Apa yang dimaksud dengan hidroponik cair? 2. Bagaimana pembuatan media hidroponik cair? 3. Apa kelebihan dan kekurangan media hidroponik cair pada sistem NFT (Nutrient Film Technique)? 4. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi media hidroponik cair pada sistem NFT (Nutrient Film Technique)? 5. Bagaimana pemberian nutrisi pada sistem NFT (Nutrient Film Technique)?
1.2 Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian hidroponik cair (non substrat). 2. Untuk mengetahui pembuatan media tanam non tanah dalam bentuk cair untuk budidaya system hidroponik NFT (Nutrient Film Technique). 3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan media cair budidaya system hidroponik NFT (Nutrient Film Technique). 4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dalam media cair non substrat budidaya sytem hidroponik NFT (Nutrient Film Technique). 5. Untuk mengetahui pemberian nutrisi pada sistem NFT (Nutrient Film Technique).
II. TINJAUAN PUSTAKA
Media tanaman merupakan hal terpenting yang harus diperhatikan karena merupakan salah satu penyedia segala kebutuhan yang dibutuhkan oleh tanaman, seperti unsur hara, mineral dan air. Kebutuhan akan unsur hara, mineral dan air dipengaruh oleh adanya media tanam yang baik dan sesuai. Selain media tanam tanah juga terdapat media tanam non tanah. Media tanam non tanah adalah media tanam yang terbuat dari bahan-bahan tertentu yang dilakukan dengan teknik tertentu untuk memperoleh media tanam yang diharapkan. Salah satu media tanam non tanah adalah hidroponik, hidroponik merupakan budidaya tanaman
tanpa menggunakan tanah sebagi media tanaman dengan penambahan nutrisi unsur hara untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. (Perwatasari, 2012) Hidroponik memiliki berbagai keuntungan dalam pengembangan di bidang pertanian. Keuntungan dari penggunaan media hidroponik dalam bidang pertanian adalah hidroponik dapat memberikan suatu lingkungan pertumbuhan yang lebih baik dan terkontrol, penngunaan air, nutrisi dan pestisida secara nyata lebih efisien dibandingkan kultur media, hidroponik tidak membutuhkan lahan yang luas dibandingkan kultur jaringan, dan penanaman untuk hidroponik tidak terikat oleh adanya musim. (Mas’ud, 2009) Hidroponik dapat dibagi menjadi dua, yaitu hidroponik aktif dan hidroponik pasif. Hidroponik aktif adalah system dimana larutan disimpan dalam tangki dan dialirkan ke akar tanaman kemudian larutan tersebut akan dikembalikan lagi ketangki. Sedangkan hidroponik pasif adalah system aliran nutrisi diam yang dapat disimpan dalam bak atau wadah tertentu, tanpa adanya pergerakan di dalamnya dan bersifat diam. Adanya macam media hidroponik dalam bentuk pasif maupun aktif diberlakukan sampai tanaman tersebut dipanen. (Sibarani. 2005) Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman hidroponik di dalam greenhouse antara lain adalah temperatur udara, kelembaban udara. temperatur larutan nutrisi, dan pH larutan nutrisi. Hal tersebut harus benar-benar diperhatikan untuk memperoleh hasil yang baik. (Herry suhardianto. 2009) Air merupakan hal penting yang harus diperhatikan dalam ketersediaan terhadap tanaman. Tanaman tidak mampu bertahan hidup jika kekurangan air. Dalam jangka waktu pendek tanaman akan membutuhkan air dan akan layu atau bahkan mati karena disebabkan kekurangan air tersebut. Maka dalam hidroponik air harus diperhatikan jangan sampai kekurangan air karena, air menjadi bahan pengangkut makanan dari akar sampai menyebar keseluruh tubuh tanaman. (Haryato, 2009) Dalam pemberian air atau yang disebut dengan irigasi pada media tanam hidroponik harus dilakukan dengan teratur dan sesuai agar tidak terjadi kekeringan pada media tanam dan tanaman tidak kekurangan air. Penyiraman sebaiknya dilakukan 2 kali sehari,. Penyiraman dilakukan ketika tidak terjadi hujan. Jika terjadi hujan penyiraman tidak usah dilakukan, karena dapat megakibatkan pertumbuhan tersebut tidak sesuai. (Anas D. Susila, 2008) Pada budidaya hidroponik, semua kebutuhan nutrisi diupayakan tersedia dalam jumlah yang tepat dan mudah diserap oleh tanaman. Nutrisi itu diberikan dalam bentuk
larutan yang bahannya dapat berasal dari bahan organik maupun anorganik. Pemberian nutrisi melalui permukaan media tanam atau akar tanaman. Dari ketersediaan bentuk cair, tanaman dapat menyerap unsur hara dengan baik karena dalam bentuk cair merupakan awal dari kemudahan tanaman dalam ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan. Ketersediaan nutrisi untuk tanaman sangattergantung pada kemampuan tanah menyediakan unsur-unsur hara dalam jumlah cukup dan lengkap. (Siswandi. 2008) Pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan akar sangat mempengaruhi, karena dengan adanya ketersediaan unsur hara yang tercukupi akar tanaman dapat berkembang dengan baik sehingga dapat memenuhi kebutuhan tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Diharapkan dengan adanya berbagai macam media tanam yang baik dapat meningkatkan produktifitas pada tanaman yang ditanam. (Nina Rosana, 2011) Pemupukan dalam media hidroponik memiliki cara pemupukan yang berbeda dengan media tanam pada tanah. Pupuk yang diberikan adalah pupuk berupa pupuk cair, cara pemberiannya dapat dilakukan dengan irigasi tetes atau dengan disiramkan pada media tanam tersebut. Cara irigasi tetes merupakan cara yang pas dalam pemberian pupuk, karena dapat menghambat adanya kekeringan. Hal ini dilakukan karena media non tanah mudah meneruskan air atau tidak dapat menyimpan air. Sedangkan pada kenyatannya media tanam non tanah membutuhkan nutrisi yang baik. (Redaksi Agromedia. 2007) Pemberian pupuk yang diberikan kepada tanaman yang ditanam pada media tanam non tanah harus sesuai. Agar tanaman tersebut tidak mati karena adanya unsur hara yang berlebihan. Kecukupan unsur hara untuk media tanam non tanah harus sesuai dengan kebutuhan tanaman, terutama untuk unsur-unsur makro dan mikro yang sangat dibutuhkan tanaman baik dalam pertumbuhan vegetative merupakan untk pertumbuhan generative. (Pinus Lingga dan Marsono. 2008) III. PEMBAHASAN
Hidroponik merupakan suatu media non tanah dengan memanfaatkan larutan tertentu sebagai penyedia unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Pada awalnya sistem hidroponik identic dengan penanaman tanpa media tanah, akan tetapi sesuai dengan perkembangan teknologi, hidroponik digunakan untuk penumbuhan tanaman dengan mengontrol nutrisi tanaman sesuai dengan kebutuhannya, salah satu metoda yang mulai banyak digunakan adalah nutrient film technique yang merupakan sistem hidroponik tertutup, yang mana nutrisi akan mengalir secara terus menerus atau dalam jangka
waktu tertentu secara teratur. Pengertian hidroponik substrat adalah memanfaatkan air sebagai media penanaman, sehingga menyuplai nutrisi yang terdapat di luar ke dalam media cair tersebut. Beberapa keunggulan dari teknik NFT adalah Perawatan lebih praktis dan gangguan hama lebih terkontrol, pemakaian pupuk lebih hemat, tanaman hidroponik dapat tumbuh lebih pesat dengan keadaan tidak kotor dan tidak rusak, teberapa jenis tanaman bisa dibudidayakan di luar musim, tanaman hidroponik dilakukan pada lahan atau ruang yang terbatas, misalnya: di atap, dapur, atau garasi. Keunggulan dari teknik NFT ini hampir sama dengan teknik hidroponik lainnya, hanya saja teknik NFT lebih sedikit memerlukan tempat. Dari keunggulan ini, teknik NFT dapat menjadi pilihan masa depan dengan kondisi lahan yang sempit. Selain adanya media hidroponik substrat juga ada media hidroponik non substrat. Media hidroponik non substrat ini adalah adanya prinsip kerja NFT (Nutrient Film Technique). Prinsip kerja NFT ini adalah media hidroponik yang tidak menggunakan tanah atau media lainnya, akan tetapi menggunakan air sebagai media. Tanaman yang akan ditanam langsung ditanam pada media tersebut. Kondisi akar yang ditanam pada media NFT ini diletakkan langsung pada talang yang telah terisi air dan nutrisi. Sehingga akar langsung menyentuh langsung pada air tersebut. Budidaya hidroponik merupakan suatu langkah yang dapat dilakukan untuk budidaya tanaman. Budidaya hidroponik berbeda dengan budidaya konversional. Dalam budidaya hidroponik memiliki banyak keuntungan, akan tetapi juga memiliki kekurangan. Keuntungan dari budidaya hidroponik adalah produksi per tanaman lebih besar dan kualitas lebih baik, kehilangan setelah panen lebih kecil, harga lebih tinggi dan relative konstan, kepadatan tanaman per luas dapat dilipatgandakan sehingga menghemat pengunaan lahan, nutrisis yang dibutuhkan tanaman cukup tersedia dan lebih efisien, mutu produk lebih efisien, tidak tergantung musim tanam dan panen dapat diatur sesuai dengan kebutuhan pasar. Sedangkan kekurangannya adalah biaya yang dikeluarkan dalam pembuatan media hidroponik ini mahal, perawatannya lumayan susah karena adanya penjagaan nutrisi yang akan diberikan dan volume air yang diberikan harus diperhatikan dengan sebaik mungkin, dan hanya tanaman tertentu saja yang dapat ditanam pada media tanam hidroponik ini. Berikut ini merupakan hal-hal yang harus diperhatikan dalam media hidroponik NFT yaitu : 1. Suhu, kondisi suhu yang terdapat pada green house pada penempatan hidroponik tersebut harus sesuai sehingga tanaman yang ditanam pada hidroponik tidak mati. Sedangkan suhu
mempengaruhi tanaman yang ditanam dalam hidroponik tersebut dapat berkembang dengan baik atau tidak. 2. Aliran nutrisi, aliran nutrisi juga mempengaruhi tanaman tersebut dapat tumbuh dengan baik atau tidak, jika aliran nutrisi yang ada dalam media NFT itu baik, maka pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman juga akan baik. Sehingga aliran nutrisi yang ada harus disesuaikan, baik kecepatan aliran yang terdapat dalam hidroponik tersebut maupun arah aliran pada media hidroponik NFT tersebut. Agar tanaman dapat memperoleh nutrisi yang ada secara merata. Dan agar tidak terjadi endapan nutrisi dalam media tersebut. Jika terjadai endapan nutrisi pada media hidroponik tersebut, maka tanaman tidak dapat memperoleh nutrisi dengan baik dan cukup. 3. Ketersediaan oksigen harus tercukupi, adanya ketersediaan oksigen juga harus diperhatikan dalam penanaman hidroponik jenis NFT tersebut. Hal tersebut harus diperhatikan karena dalam melangsungkan hidupnya tanaman membutuhkan oksigen, sehingga ketersediaan oksigen yanga ada harus benar-benar diperhatikan terutama pada perakaran tempat akar memperoleh nutrisi yang disediakan dan diberikan secara eksternal. 4. Adanya air yang bersih, karena media yang digunakan dalam media hidroponik non substrat ini adalah air, maka kebersihan air yang menjadi media tempat tanaman dapat tumbuh tersebut harus bersih. Hal ini terjadi apabila air yang digunakan sebagai media tersebut bersih, maka akar tanaman tersebut tidak akan terserang penyakit. Contohnya seperti fungi dan bakteri lain yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman pada media NFT tersebut. 5. Ketersediaan nutrisi yang cukup bagi tanaman tersebut, karena media yang digunakan adalah air, maka nutrisi yang dibutuhkan harus tersedia dengan baik. Nutrisi yang diberikan juga harus sesuai dengan takaran yang dibuthkan oleh tanaman tersebut agar tanaman dapat menyerap nutrisi tersebut secara optimal. 6. Penggunaaan timer standart (sebagai pengatur metode penyiraman otomatis), sehingga proses penyiraman tanaman tidak dapatdisesuaikan dengan kebutuhan tanaman itu sendiri (terjadi pemborosan air dan nutrisi). 7. Kemiringan talang (1-5%) untuk pengaliran larutan nutrisi, kecepatan aliran masuk tidak boleh terlalu cepat (dapat diatur oleh pembukaan kran berkisar 0.3-0.75 L/menit) dan lebar talang yang memadai untuk menghindari terbendungnya larutan nutrisi. Pemberian nutrisi dalam system NFT harus benar-benar diperhatikan, karena apabila terjadi kekurangan atau kelebihan nutrisi dapat mengakibatkan tanaman tersebut tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Dalam pemberian nutrisi dalam system NFT memiliki
ketentuan-ketentuan dosis yang harus benar-benar diperhatikan yaitu dapat dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut : {Volume talang (liter)+Volume bak (liter)} x Dosis penggunaan nutrisi (grm/liter) Maka dengan perhitungan tersebut dapat diketahui berapa banyak dosis pupuk yang harus diberikan pada media NFT tersebut. Sedangkan untuk pemberian nutrisi tersbut harus memperhatikan tanaman yang ditanam, karena pada tanaman yang ditanam memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda-beda sehingga perlu dilakukan adanya perhitungan terhadap nutrisi yang akan diberikan kepada tanaman tersebut.
Cara kerja dari model teknik NFT diatas adalah air yang sudah bernutrisi dialirkan menuju talang-talang yang sudah dibuat dan di tanami oleh tanaman. Talang yang dibuta tidak datar melainkan dibuat miring. Kemiringan talang dibuat agar nutrisi yang terlarut dan dialirkan ke talang-talang tidak mngendap dan dapat terserap sempurna oleh tanaman. Aliran air diatur kecepatannya dari tingkat kemiringan talang tersebut. Fungsi lain dari air yang selalu mengalir adalah memberikan suplai oksigen bagi akar, agar dapat mengalirkan nutrisi yang diserap ke bagian atas tanaman. Nutrisi pada air nantinya akan habis karena diserap oleh tanaman, indikasi dari nutrisi yang habis adalah buih yang ada pada bag akan habis. Jarak antar tanaman diatur sedemikian rupa agar nutrsi dapat terserap sempurna. Aliran air harus selalu mengalir agar sirkulasi pada talang tetap baik. IV. KESIMPULAN
Kesimpulan Hidroponik merupakan teknologi tanam yang sudah modern, bisa dikatakan sebagai penanaman tanpa menggunakan media tanah. Hidroponik adalah teknik media tanam menggunakan air sebagai media untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman. Segala bentuk kebutuhan tanaman seperti nutrisi dan oksigen di akumulasikan dengan air, sehingga tanaman tidak mati. Beberapa keunggulan dari teknik NFT adalah Perawatan lebih praktis dan gangguan hama lebih terkontrol, pemakaian pupuk lebih hemat, tanaman hidroponik dapat tumbuh lebih pesat dengan keadaan tidak kotor dan tidak rusak, teberapa jenis tanaman bisa dibudidayakan di luar musim, tanaman hidroponik dilakukan pada lahan atau ruang yang terbatas DAFTAR PUSTAKA
Agromedia, Redaksi. 2007. Budidaya Tanaman Melon. Jakarta Selatan. Agromedia Pustaka. Haryato. 2009. Bertanam Seledri Secara Hidroponik. Yogyakarta. Kanisius. Lingga, Pinus dan Marsono. 2008. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Depok. Penebar Swadaya. Sibarani., Sahat. 2009. Analisis Sistem Irigasi Hidroponik NFT (Nutrien Film Technique ) pada Selada (Lactuca sativa var. crispa L). Mas’ud, Hidayati. 2009. Sistem Hidroponik dengan Nutrisi dan Media Tanam Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Hasil Selada. Media Litbang Sulteng 2 (2) : 131-136. Perwtasari, Balia. 2012. Pengaruh Media Tanam dan Nutrisi terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Pakchoi (Brassica Juncea L.) dengan Sistem Hidroponik. Agrovigor 5 (1) : 14-25. Rosana, Nina. 2011. Teknik Penggunaan Beberapa Media Tanam pada Beberapa Klon Mawar Mini. Buletin Teknik Pertanian 16 (1) : 21-23. Siswandi. 2008. Berbagi Formulasi Kebutuhan Nutrisi Sistem Hidroponik. Inovasi Pertanian 7 (1) : 103-110. Suhardiyanto, Herry., dkk. 2008. Aplikasi PCL untuk Mengendalikan Lingkungan Pertumbuhan Tanaman Krisan pada Sistem Ebb and Flow. Ilmiah Ilmu Kompoter 6 (1) : 1-7. Susila, Anas D. 2008. Pengembangan Teknologi Maju untuk Meningkatkan Produksi Sayuran Berkualitas Sepanjang Tahun