MENGENAL “HIDROPONIK” LEBIH DEKAT MAKALAH Ditulis untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Oleh: Adi Rahmanto
(1150402011112)
Syifaul Ma’arif
(115040201111295)
Cahya Asih Erma Yunita
(115040201111299)
Dara Muslimah Daulay
(115040201111301)
Indah Nur Khulillah
(115040201111302)
Eka Lorenza Br Ginting
(115040201111303)
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012
HIDROPONIKPage 1
KATA PENGANTAR Segala puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan jalan dan kemudahan kepada kami dalam penyusunan Makalah Bahasa Indonesia. Salawat dan salam tetap tercurah kepada Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya. Makalah Mengenal ”Hidroponik” Lebih Dekat ini merupakan hasil yang di dapat dari berbagai macam sumber tertulis. Pembahasan mengenai isi makalah merupakan hasil studi pustaka yang telah cukup menjawab permasalahan. Dalam makalah ini dijelaskan mengenai budidaya tanaman tanpa tanah melainkan dengan air atau hidroponik. Budidaya hidroponik merupakan alternatif budidaya masa depan pada lahan sempit. Berbagai jenis hidroponik, teknik dan cara pengaplikasiannya akan dijelaskan di dalam makalah ini. Terima kasih kami ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu kelancaran dalam pembuatan laporan ini, kepada dosen mata kuliah Dasar Budidaya Tanaman, asisten dosen mata kuliah Dasar Budidaya Tanaman, serta semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah ikut membantu dalam penyusunan laporan akhir ini. Segala kebenaran adalah murni dari Allah SWT dan kekurangan adalah milik kami. Oleh karena itu, kami menerima kritik dan saran yang kiranya dapat menjadikan laporan akhir ini lebih baik lagi. Malang, Maret 2012
Tim Penulis
HIDROPONIKPage 2
ABSTRAK
HIDROPONIKPage 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang
1.2
Rumusan Masalah
1.3
Tujuan Penulisan
1.4
Manfaat Hasil Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI 2.1
Pengertian Hidroponik
2.2
Macam-macam Hidroponik
2.2.1
Static solution culture / kultur air statis
2.2.2
Continuous-flow solution culture
Nutrient Film Technique (NFT) DFT 2.2.3
Kultur Agregat
2.2.4
Aeroponics
2.2.5
Passive sub-irrigation
2.2.6
Ebb and flow atau flood and drain sub-irrigation
2.2.7
Run to waste
2.2.8
Deep water culture
2.2.9
Bubbleponics
2.2.10
Bioponic
HIDROPONIKPage 4
2.3
Media Tanam Hidroponik
2.3.1
Arang sekam
2.3.2
Spons
2.3.3
Expanded clay
2.3.4
Rock wool
2.3.5
Coir
2.3.6
Perlit
2.3.7
Vermiculit (Anonim, 2012)
2.3.8
Pasir
2.3.9
Kerikil
2.3.10
Serbuk kayu
2.4
Nutrisi untuk Hidroponik
2.5
Budidaya dengan Hidroponik
2.5.1
Irigasi
2.5.2
Tanaman
2.6
Keuntungan dan Kekurangan Hidroponik
BAB III PEMBAHASAN MASALAH BAB IV PENUTUP 4.1
Kesimpulan
4.2
Saran
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
HIDROPONIKPage 5
DAFTAR GAMBAR
HIDROPONIKPage 6
DAFTAR TABEL
HIDROPONIKPage 7
HIDROPONIKPage 8
BAB I PENDAHULUAN 1.
Latar Belakang Bertanam dengan sistem hidroponik, dalam dunia pertanian bukan merupakan hal yang baru. Namun demikian hingga kini masih banyak masyarakat yang belum tahu dengan jelas bagaimana cara melakukan dan apa keuntungannya. Untuk itu dalam tulisan ini akan dipaparkan secara ringkas dan praktis bertanam dengan cara hidroponik. Dalam kajian bahasa, hidroponik berasal dari kata hydro yang berarti air dan ponos yang berarti kerja. Jadi, hidroponik memiliki pengertian secara bebas teknik bercocok tanam dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman, atau dalam pengertian sehari-hari bercocok tanam tanpa tanah. Dari pengertian ini terlihat bahwa munculnya teknik bertanam secara hidroponik diawali oleh semakin tingginya perhatian manusia akan pentingnya kebutuhan pupuk bagi tanaman. Dimanapun tumbuhnya sebuah tanaman akan tetap dapat tumbuh dengan baik apabila nutrisi (hara) yang dibutuhkan selalu tercukupi. Dalam konteks ini fungsi dari tanah adalah untuk penyangga tanaman dan air yang ada merupakan pelarut unsur hara (nutrisi), untuk kemudian bisa diserap tanamanan. Dari pola pikir inilah yang akhirnya melahirkan teknik bertanam dengan hidroponik, dimana yang ditekankan adalah pemenuhan kebutuhan nutrisi (hara) sebagaimana yang telah disampaikan dimuka. Seperti yang kita ketahui lahan di perkotaan saat ini telah didirikan gedunggedung pencakar langit. Macet adalah salah satu dampak yang paling dapat kita rasakan dari padanya lahan di perkotaan. Dan itu membuktikan bahwa lahan di perkotaan sudah sangatlah padat. Apa yang dapat kita lakukan dengan lahan yang minim tersebut? dan jika seseorang yang ingin bercocok tanam di perkotaan, pertanyaan yang paling pertama muncul yaitu apakah ada lahan untuk bercocok tanam
di
kota
?
Di sini kami mencoba memberikan solusi yaitu dengan cara menggunakan teknik penanaman secara hidroponik .Kata hidroponik berasal dari kata Hudor yang berarti air, dan Ponos yang berarti pekerjaan. Jadi , teknik hidroponik adalah teknik menanam/bercocok tanam tanpa menggunakan tanah. Di Indonesia sendiri teknik seperti ini banyak menggunakan kultur air, kultur pasir,gravel culture, dan juga Oleh
HIDROPONIKPage 9
karena itu,berdasarkan latar belakang di atas kami mencoba menerapkannya di sekolah ini. Perbedaan teknik hidroponiuk yang sering anda temui di luar sana dengan teknik hidroponik kami yaitu terletak pada penggunaan pipa yang kami tidak gunakan , tapi sebagai gantinya kami mengambi bahan dari alam yaitu bambu. Yang kami anggap dapat menggantikan fungsi pipa dalam metode hidroponik ini.
2.
Rumusan Masalah
3.
Tujuan Penulisan
4.
Manfaat Hasil Penulisan
HIDROPONIKPage 10
BAB II LANDASAN TEORI 1.
Pengertian Hidroponik Hidroponik berasal dari kata Yunani yaitu hydro yang berarti air dan ponos yang artinya daya. Hidroponik juga dikenal sebagai soilless culture atau budidaya tanaman tanpa tanah. Jadi hidroponik berarti budidaya tanaman yang mamanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam atau soilles.
Sejarah awal mula hidroponik telah berkembang secara sederhana sejak zaman Babilonia dengan taman gantung dan suku Aztek dengan rakit rumput. Pada tahun 1600-an diketahui tanaman yang diairi dengan air berlumpur tumbuh lebih bagus dibandingkan dengan air bening. Hal tersebut mengindikasikan bahwa tanaman menyerap sesuatu dari air berlumpur misalnya nutrisi tanaman. Tahun 1860-1861
Sach Knop memperkenalkan susunan hara untuk tanaman atau
nutrikultur. Tahun 1925 Gericke Universitas California memperkenalkan hidroponik di luar Laboratorium untuk tentara Amerika di SamUdra Pasifik.
Gambar 1 Hidroponik suku Aztek dengan rakit rumput
Bercocok tanam dengan hidroponik dengan meletakkan akar pohon ke dalam larutan nutrien. Cara ini hanya menggunakan air dan larutan nutrien agen utama untuk pertumbuhan. Teknik hidroponik sangat mudah dan menyenangkan
serta
tidak
memerlukan
biaya
yang
tinggi
untuk
penggunannya. Terdapat dua teknik utama dalam bercocok tanam dengan hidroponik yaitu menggunakan larutan dan menggunakan media. Metode
HIDROPONIKPage 11
yang menggunakan larutan tidak membutuhkan media keras untuk pertumbuhan akar, hanya cukup dengan larutan mineral bernutrisi. Contoh cara dalam teknik larutan yang umum dipakai adalah teknik larutan statis dan teknik larutan alir. Sedangkan untuk teknik media adalah tergantung dari jenis media yang dipergunakan, bisa berupa sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batu bata, serbuk kayu, dan lain-lain sebagai pengganti media tanah.
2. 1.
Macam-macam Hidroponik Static solution culture / kultur air statis Teknik ini telah lama dikenal, yaitu sejak pertengahan abad ke-15 oleh bangsa Aztec. Dalam metode ini tanaman ditumbuhkan pada media tertentu yang di bagian dasar terdapat larutan yang mengandung hara makro dan mikro, sehingga ujung akar tanaman akan menyentuh larutan yang mengandung nutrisi tersebut. Dalam teknik ini, tanaman disemai pada media tertentu bisa
berupa ember plastik, baskom, bak semen, atau tangki. Larutan biasanya dialirkan secara pelan-pelan atau tidak perlu dialirkan. Jika tidak dialirkan, maka ketinggian larutan dijaga serendah mungkin sehingga akar tanaman berada di atas larutan, dan dengan demikian tanaman akan cukup memperoleh oksigen. Terdapat lubang untuk setiap tanaman. Tempat bak bisa disesuaikan dengan pertumbuhan tanaman. Bak yang tembus pandang bisa ditutup dengan aluminium foil, kertas pembungkus makanan, plastik hitam atau bahan lainnya untuk menghindari cahaya sehingga dapat menghindari tumbuhnya lumur di dalam bak. Untuk menghasilkan gelembung oksigen dalam larutan, bisa menggunakan pompa akuarium. Larutan bias diganti secara teratur, misalnya setiap minggu, atau apabila larutan turun dibawah ketinggian tertentu bisa diisi kembali dengan air atau larutan bernurtrisi yang baru. 2.
Continuous-flow solution culture ● Nutrient Film Technique
(NFT)
Teknik ini menggunakan parit buatan yang terbuat dari lempengan logam tipis anti karat, dan tanaman disemai di parit tersebut. Di sekitar saluran parit tersebut dialirkan air mineral bernutrisi sehingga sekitar
HIDROPONIKPage 12
tanaman akan terbentuk lapisan tipis yang dipakai sebagai makanan tanaman. Parit dibuat dengan aliran air yang sangat tipis lapisannya sehingga cukup melewati akar dan menimbulkan lapisan nutrisi disekitar akar dan terdapat oksigen yang cukup untuk tanaman.
● 3.
DFT
Kultur Agregat Media tanam berupa kerikil, pasir, arang sekam padi (kuntan), dan lainlain yang harus disterilkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Pemberian hara dengan cara mengairi media tanam atau dengan cara menyiapkan larutan hara dalam tangki atau drum, lalu dialirkan ke tanaman melalui selang plastik.
4.
Aeroponics
5.
Passive sub-irrigation
6.
Ebb and flow atau flood and drain sub-irrigation
7.
Run to waste
8.
Deep water culture
9.
Bubbleponics
10.
3.
Bioponic
Media Tanam Hidroponik Media tanam inert adalah media tanam yang tidak menyediakan unsur hara. Pada umumnya media tanam inert berfungsi sebagai buffer dan penyangga tanaman. 1.
Arang sekam Arang sekam (kuntan) adalah sekam bakar yang berwarna hitam yang dihasilkan dari pembakaran yang tidak sempurna, dan telah banyak digunakan sabagai media tanam secara komersial pada sistem hidroponik. Komposisi arang sekam paling banyak ditempati oleh SiO2 yaitu 52% dan C sebanyak 31%. Komponen lainnya adalah Fe2O3, K2O, MgO, CaO, MnO, dan Cu dalam
HIDROPONIKPage 13
jumlah relatif kecil serta bahan organik. Karakteristik lain adalah sangat ringan, kasar sehingga sirkulasi udara tinggi karena banyak pori, kapasitas menahan air yang tinggi, warnanya yang hitam dapat mengabsorbsi sinar matahari secara efektif, pH tinggi (8.5 – 9.0), serta dapat menghilangkan pengaruh penyakit khususnya bakteri dan gulma.
2.
Spons
3.
Expanded clay
4.
Rock wool
5.
Coir
6.
Perlit
7.
Vermiculit (Anonim, 2012)
8.
Pasir
9.
Kerikil
10.
Serbuk kayu
4.
Nutrisi untuk Hidroponik
5.
Budidaya dengan Hidroponik 1.
Irigasi
2.
Tanaman Golongan tanaman hortikultura Meliputi : tanaman sayur, tanaman buah, tanaman hias, pertamanan, dan tanaman obat-obatan Pada hakekatnya berlaku untuk semua jenis tanaman baik tahunan, biennial, maupun annual Pada umumnya merupakan tanaman annual (semusim) Sayuran : selada, sawi, pakchoi, tomat, wortel, asparagus, brokoli, cabai, seledri, bawang merah, bawang putih, bawang daun, terong dll Buah : melon, tomat, mentimun, semangka, strawberi, paprika dll Tanaman hias : krisan, gerberra, anggrek, kaladium, kaktus dll
6.
Keuntungan dan Kekurangan Hidroponik
HIDROPONIKPage 14
● ●
●
●
●
●
Memiliki unsur Hara seperti Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo, dan Cl. Media tanam dianjurkan mampu menyerap unsur hara, mengandung air, oksigen. Bahannya bisa dari pasir, kerikil, batu, arang, sekam jerami bahkan spons (bukan stereofom). Oksigen penting untuk tanaman karena teknik hidroponik menggunakan air. Hal ini supaya ada sirkulasi udara pada tanaman persis seperti ikan dengan air. Kita tahu ada ikan-ikan tertentu yang kalau tidak diberi oksigen bisa mati. Mutu dan kualitas air penting sekali diperhatikan karena itu tadi hidroponik sangat bergantung kepada air. Kalau airnya terlalu banyak mengandung logam berat. Airnya bisa berbahaya bagi tanaman dan bagi manusia juga. Tanaman dengan metode hidroponik sebagian bisa tumbuh dengan sangat cepat. Hal ini berbeda dengan tumbulampot (tumbuhan dalam pot). Tidak terlalu banyak menggunakan pupuk.
HIDROPONIKPage 15
BAB III PEMBAHASAN MASALAH
HIDROPONIKPage 16
BAB IV PENUTUP 1.
Kesimpulan
2.
Saran
HIDROPONIKPage 17
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Hidroponik. [Online] 25 April 2012. [Dikutip: 7 Mei 2012.] http://id.wikipedia.org/wiki/Hidroponik. —. 2009. Teknik Budidaya Sayuran secara Hidroponik. [Online] 17 April 2009. [Dikutip: 7 Mei
2012.]
http://ayobertani.wordpress.com/2009/04/17/teknik-budidaya-sayuran-
secara-hidroponik/. Samanglangi, Ardiansyah Dan Andi. 2011. Kumpulan Tugas. [Online] 25 Maret 2011. [Dikutip: 7 Mei 2012.] http://ardisamankpunyatugas.blogspot.com/2011/03/karya-tulisteknik-hidroponik-dengan.html.
HIDROPONIKPage 18
LAMPIRAN
HIDROPONIKPage 19
HIDROPONIKPage 20