PENDAHULUAN
Brown-Séquard Syndrome pertama kali ditemukan oleh Charles Edouard Brown-Séquard (1817-1894) pada pasien dengan hemiseksi korda spinalis pada tahun 1849
(5)
. BrownBrown-Séq Séquar uard d adalah adalah seoran seorang g yang yang dikena dikenang ng berkat berkat kontri kontribus businy inyaa di
bidang neurologi. Ia adalah seorang peneliti dan penulis. Brown-Séquard penulis. Brown-Séquard Syndrome adalah penemuan pertamanya (3). Brown-Séquard Syndrome adalah adalah suatu suatu kondis kondisii neurolo neurologis gis yang ditand ditandai ai dengan kehilangan kehilangan fungsi motorik, motorik, propriosep proprioseptif tif dan rasa getar ipsilater ipsilateral al akibat disfungsi disfungsi traktus kortikospi kortikospinal nal dan kolumna kolumna dorsalis, dorsalis, disertai dengan kehilangan kehilangan sens sensas asii nyer nyerii dan dan suhu suhu kont kontra rala late tera rall seba sebaga gaii akib akibat at dari dari disf disfun ungs gsii trak traktu tuss spinothalamikus.(5) Penyebab paling sering dari Brown-Séquard Syndrome adalah cedera akibat trauma korda spinalis
(5)
. Brown-Séquard Syndrome dapat juga disebabkan tumor
pada korda spinalis, trauma (misalnya pada pungsi di leher dan tulang belakang), iske iskemi miaa (pada (pada obst obstru ruks ksii pemb pembul uluh uh darah darah)) sert sertaa infe infeks ksii atau atau infl inflam amas asii sepe sepert rtii tuberculosis atau multiple sclerosis
(1)
. Herniasi discus cervicalis yang disebabkan
Brown-Séquard Syndrome merupakan kasus yang jarang (5). Brown-Séquard Syndrome disebut disebut juga juga Brown-Séquard’s hemiplegia dan Brown-Séquard’s Paralysis.(4)
DEFINISI
Brown-Séquard Syndrome didefinisikan sebagai sebuah lesi inkomplit pada korda spinalis yang ditandai dengan paralysis upper motor neuron ipsilateral dan kehila kehilangan ngan sensas sensasii propri propriose osepti ptiff dengan dengan kehila kehilangan ngan sensas sensasii rasa rasa sakit sakit dan suhu suhu kontralateral.(2)
EPIDEMIOLOGI
Angka insiden Brown-Séquard insiden Brown-Séquard Syndrome Synd rome di Amerika Serikat tidak diketahui, begitu juga di seluruh dunia. Tetapi, insiden cedera spinal di Amerika Serikat 11.000
kasus per tahun dan 2-4 % dari kasus tersebut disertai Brown-Séquard Syndrome. Angka prevalensi cedera spinal di Amerika Serikat mencapai 247.000. Angka kematian 5,7% jika tidak ada tindakan operasi dan 2,7% jika disertai intervensi operasi. Angka kesakitan dapat terjadi pada setiap cedera spinal. Komplikasi yang paling sering adalah ulkus peptikum, pneumonia, infeksi saluran kemih, deep-vein thrombosis, emboli pulmonal dan infeksi pasca operasi. Berdasarkan ras, 70,1 % kasus Brown-Séquard Syndrome terjadi pada populasi kulit putih, 19,6% terjadi pada populasi Afro-Amerika, 1,2% pada populasi Asia, 1,3% pada populasi Indian-Amerika dan 7,8% pada ras lain. Usia yang paling sering terkena adalah 16-30 tahun, dan usia paling sering adalah diatas 30 tahun.
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi dari Brown-Séquard Syndrome adalah kerusakan traktus korda spinalis asenden dan desenden pada satu sisi korda spinalis. Serabut motorik dari traktus kortikospinal menyilang pada pertemuan antara medulla dan korda spinalis. Kolumna dorsalis asenden membawa sensasi getar dan posisi ipsilateral terhadap akar masuknya impuls dan menyilang diatas korda spinalis di medulla. Traktus spinotalamikus membawa sensasi nyeri, suhu dan raba kasar dari sisi kontralateral tubuh. Pada lokasi terjadinya cedera spinal, akar saraf dapat terkena.(3)
GEJALA KLINIS
Brown-Séquard Syndrome ditandai dengan paresis yang asimetris disertai hypalgesia yang lebih jelas pada sisi yang mengalami paresis. Brown-Séquard Syndrome murni sering berhubungan dengan hal-hal berikut (2): •
Gangguan traktus kortikospinal lateralis : o
Paralisis spastic ipsilateral dibawah letak lesi
o
Tanda Babinski positif ipsilateral dari letak lesi
o
Refleks patologis dan tanda Babinski positif (mungkin tidak didapatkan pada cedera akut)
•
Gangguan kolumna alba posterior : berkurangnya sensasi taktil untuk diskriminasi, rasa getar dan posisi ipsilateral dibawah letak lesi.
•
Gangguan traktus spinotalamikus lateralis : berkurangnya sensasi nyeri dan sensasi suhu kontralateral. Hal ini biasanya terjadi pada 2-3 segmen dibawah letak lesi.(2)
ETIOLOGI
Brown-Séquard Syndrome dapat disebabkan oleh segala macam mekanisme yang mengakibatkan kerusakan pada satu sisi korda spinalis. Penyebab paling sering adalah cedera akibat trauma, sering juga akibat mekanisme penetrasi seperti tikaman atau tembakan pistol(3). Beberapa penyebab Brown-Séquard Syndrome lainnya (2) : •
Tumor korda spinalis, metastasis atau intrinsic
•
Trauma, tajam maupun tumpul
•
Penyakit degeneratif seperti herniasi discus dan spondilosis servikal
•
Iskemia
•
Infeksi atau inflamasi yang disebabkan oleh :
•
o
Meningitis
o
Empyema
o
Herpes zoster
o
Herper simplex
o
Myelitis
o
Tuberkulosis
o
Syphilis
o
Multiple sclerosis
Perdarahan, termasuk spinal subdural / epidural dan hematomyelia
DIAGNOSIS DIFERENSIAL
Diagnosis banding Brown-Séquard Syndrome antara lain fraktur cervical, multiple sclerosis, infeksi korda spinalis, cedera korda spinalis,stroke akibat iskemik, (2)
poliomielitis akut, Guillain-Barre Syndrome, post-traumatic syringomielia.(3)
PEMERIKSAAN PENUNJANG •
Pemeriksaan Laboratorium Diagnosis Brown-Séquard Syndrome ditegakkan berdasarkan anamnesis dan gejala
klinis.
Pemeriksaan
laboratorium
tidak
terlalu
diperlukan
untuk
mengevaluasi kondisi pasien tetapi sangat membantu dalam mengikuti perjalanan penyakit pasien. Pemeriksaan laboratorium dapat berguna pada Brown-Séquard Syndrome yang disebabkan keadaan nontraumatik.(2) seperti infeksi atau neoplasma (3). •
Pemeriksaan Radiologis : o
Foto polos spinal dapat menggambarkan cedera tulang yang disebakan trauma tajam maupun tumpul.
o
Pemeriksaan MRI menunjukkan luasnya cedera korda spinalis dan ini sangat membantu untuk membedakannya dengan penyebab nontraumatik.
o
CT_Mielogram dapat membantu jika MRI dikontraindikasikan atau tidak tersedia. (2)
•
Pemeriksaan lain : o
Pemeriksaan Bakteri Tahan Asam (BTA) disebabkan oleh tuberkulosis.(3)
PENATALAKSANAAN
dapat dilakukan jika dicurigai
Pasien dengan Brown-Séquard Syndrome akibat trauma perlu dievaluasi kemungkinan adanya cedera lain, seperti halnya penderita trauma. Evaluasi lain dapat meliputi : -
pemasangan kateter urin
-
imobilisasi
-
pemasangan naso-gastric tube
-
Imobilisasi servikal, vertebra dorsal bawah, dan imobilisasi dengan hard collar jika terjadi cedera servikal.
-
Pasien dengan Brown-Séquard Syndrome mengalami kehilangan daya sensasi. Untuk mengetahui adanya kemungkinan cedera intraabdominal dapat dilakukan CT-scan atau peritoneal lavage.(2)
Pemberian medikamentosa
(farmakoterapi) bertujuan untuk mencegah
komplikasi. Banyak penelitian menunjukkan penyembuhan yang lebih baik pada penderita yang diberikan steroid dosis tinggi pada awal pengobatan.(2)
Kortikosteroid Nama Obat
Methylprednisolon (Solu-Medrol, Depo-Medrol) Meningkatkan
Dosis Dewasa
inflamasi
dengan
menekan
leukosit
polimorfonuklear dengan meningkatkan permeabilitas kapiler 30 mg/ KgBB IV bolus dalam 15 menit Dilanjutkan 5,4 mg/KgBB/jam dalam infus 23 jam
Kontraindikasi Interaksi Obat
(harus dilakukan kurang dari 8 jam post trauma) Riwayat alergi; infeksi virus, bakteri atau tuberculosis kulit Penggunaan dengan digoxin dapat meningkatkan kadar toksisitas digitalis; peningkatan kadar estrogen; dapat meningkatkan
Perhatian
fenobarbital, fenitoin dan rifampin jika digunakan bersama. Secara perlahan dapat meningkatkan kejadian infeksi dan perdarahan saluran cerna, komplikasi lain : hiperglikemia, edema, osteonecrosis,
ulkus
peptikum,
hipokalemia,
osteoporosis,
euphoria, psikosis, gangguan tumbuh kembang, miopati dan
infeksi.
KOMPLIKASI
Dapat terjadi komplikasi yang berhubungan dengan cedera spinal.(2)
PROGNOSIS
Prognosis untuk Brown-Séquard Syndrome kurang baik dan tergantung dari penyebabnya. Penatalaksanaan yang dini dengan steroid dosis tinggi telah menunjukkan keuntungan.(2)