LAPORAN MAGANG
GERAKAN MASYARAKAT MELALUI “ARSAN BANSAL” SEBAGAI S EBAGAI
UPAYA PEMENUHAN JAMBAN SEHAT DAN PROMOSI KESEHATAN STOP BABS DI WILAYAH PUSKESMAS KERSANA KABUPATEN BREBES
Laporan ini diajukan sebagai Salah satu syarat untuk menyelesaikan Tugas mata kuliah Magang
OLEH : Ria Nurhayati 6411414021
JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017
i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan magang ini telah disetujui oleh Pembimbing materi dan pembimbing lapangan Program magang mahasiswa Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang
Semarang, Semarang 2017 Pembimbing Lapangan ( Puskesmas Tempat Magang)
Yunita S.KM NIP.19690620 NIP.19690620 199503 2 003
Pembimbing Materi/Akademik
Sofwan Indarjo S.KM.,M.Kes. (NIP. 197607192008121002 )
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan Institusi ini dapat diselesaikan dengan baik, sebagai bagian dari kegiatan intrakulikuler bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang. Harapannya kegiatan Praktek Kerja Lapangan Institusi ini dapat memberikan pengalaman bekerja, bersosialisasi, berinteraksi, mengidentifikasi dan mencari jalan keluar dari tiap masalah yang muncul dalam kehidupan bermasyarakat. Sehingga setelah selesai menjalankan program PKL Institusi ini akan terciptalah sarjana yang mampu mensosialisasikan ilmunya dalam dunia Kerja. PKL Institusi ini di laksnakan seama 35 hari mulai taanggal 2 Oktober 2017 sampai dengan 3 November 2017 di Puskesmas Kersana Kabupaten Brebes. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung kami selama kegiatan hingga akhir penyusunan laporan ini. Antara lain kepada : 1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum selaku Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin pelaksanaan PKL Institusi 2. Prof. Dr. Tandiyo Rahayu, M.Pd selaku dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan yang telah memberikan izin pelaksanaan PKL Institusi. 3. Irwan Budiono selaku Ketua jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat yang telah mendukung dan meberikan izin pelaksanaan PKL Institusi. 4. Sofwan Indarjo S.KM.,M.Kes. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menjalankan kegiatan PKL Institusi. 5. dr. Bambang Wahyu Widodo selaku
Kepala
Puskkesmas
Kersna
Kabupaten Brebes yang telah menerima dan mengarahkan kegiatan PKL Institusi
iii
6. Yunita, S.KM. selaku Pembimbing Lapangan yang telah membimbing, mengarahkan, memberikan pelajaran , ilmu, pengalaman selama kegiatan PKL Institusi. 7. Staf dan Karyawan Puskesmas Kersana yang banyak meberikan pengalaman dan menerima kami di puskesmas kersana selama kegiatan PKL Institusi. 8. Seluruh Kader yang telah membantu terselengaranya kegiatan intervensi “Arsal Jamsal” 9. Seluruh masyarakat Desa se- kecamatan Kersna yang telah ikut berperan dalam membantu terlaksananya program. 10. Semua pihak yang membantu yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan PKL Institusi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan dan waktu, oleh karena itu kami mengharap kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Demikian laporan pelakanaan PKL Institusi tahun 2017, semoga dapat memberikan manfaat bagi almamater dan pihak-pihak terkait.
Semarang,2 November 2017
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................... i Lembar Pengesahan ...................................................................................... ii Kata Pengantar .............................................................................................. iii Daftar Isi ......................................................................................................... iv Daftar Tabel ................................................................................................... x Daftar Gambar................................................................................................ xi Daftar Lampiran............................................................................................. xii BAB I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang ........................................................................1
1.2
Permasalahan .........................................................................4
1.3
Tujuan ....................................................................................5
1.4
Manfaat ..................................................................................5
BAB II. ANALISIS SITUASI
2.1
Analisis Situasi Umum ..........................................................8
2.2
Analisis Situasi Khusus pada Unit Penelitian .........................17
BAB III. IDENTIFIKASI MASALAH
3.1
Identifikasi Permasalahan pada Unit Penelitian ....................19
3.2
Prioritas Masalah dengan Metode Delbeq ..............................20
3.3
Pembahasan Prioritas Masalah ................................................22
BAB IV. PENYELESAIAN MASALAH
4.1
Alternatif Penyelesaian Masalah ...........................................29
v
4.2
Prioritas Alternatif Penyelesaian Masalah ..............................29
4.3
Perumusan Intervensi .............................................................32
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Simpulan .................................................................................43
5.2
Saran .....................................................................................44
Daftar Pustaka .................................................................................................45 Lampiran ...........................................................................................................47
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Jumlah dan ketenagakerjaan Puskesmas Kersana ............................15 Tabel 2.2 Data Presentase masyarakat yang memmilki Jamban di wilayah puskesmas kersana Tahun 2016 ......................................................18 Tabel 3.1 Penentuan Prioritas Masalah dengan Metode Delbeq ......................21 Tabel 4.1 Kriteria Penilaian Prioritas Alternatif Penyelesaian Masalah ..........30 Tabel 4.2 Pemilihan Alternatif Penyelesaian Masalah .....................................31 Tabel 4.3 Perencanaan progam Intervensi ........................................................32 Tabel 4.4 Pelaksanaan Program intervensi Desa Pende ...................................37 Tabel 4.5 Evaluasi Progam ...............................................................................41
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta lokasi Puskesmas Kersana ....................................................10 Gambar 2.2 Bagan Struktur Organisasi Puskesmas Kersana Kabupaten Brebes tahun 2016 .......................................................................................16
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Keterangan PKL institusi .....................................................60 Lampiran 2 Daftar Hadir Mahasiswa Magang .................................................61 Lampiran 3 Aktivitas Kegiatan Magang ...........................................................64 Lampiran 4 Lembar Konsultasi Magang ..........................................................65 Lampiran 5 Daftar Peserta Arisan Jamban Desa Pende ...................................48 Lampiran 6 Dokumentasi Kegiatan Magang ....................................................49
ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara berkembang yang saat ini mempunyai permasalahan di bidang sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat, sebagaimana negara berkembang lainnya. Pada kondisi sanitasi saat ini, jumlah penduduk yang hidup dalam akses sanitasi yang buruk mencapai 72.500.000 jiwa. Mereka tersebar di perkotaan (18,20%) dan perdesaan (40%). Kementerian Kesehatan menjelaskan bahwa di Indonesia ada 226 kota yang masih bermasalah dengan pengelolaan air limbah, 240 kota menghadapi masalah pengelolaan sampah, serta 100 kota masih bermasalah dengan drainase. Sedangkan kota yang bermasalah dengan ketiganya sebanyak 52 kota. Perilaku hidup Bersih dan Sehat adalah perilaku yang di praktekan oleh setiap individu untuk meningkatkan kesehatanya dan berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat. Penyebab penyakit dari kurangnya menajaga perilaku hidup bersih dan sehat sangat banyak, dapat dikatakan bahwa hampir semua pneyakit berkaitan dengan perilau hdp bersih dan sehat. Sanitasi sebagai kebutuhan dasar manusia menuntut konsekuensi pemerintah untuk mendorong terpenuhinya kebutuhan tersebut. Saat ini Indonesia masih menghadapi tantangan untuk menuntaskan target Rencana Pembangunan
Jangka
Menengah
Nasional
1
(RPJMN)
2015-2019
yang
2
menetapkan tarcapainya akses universal 100% air minum, 0% pemukiman kumuh dan 100% stop bebas buang air besar sembarangan. Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat STBM) merupakan salah satu upaya untuk menuntaskan permasalahan sanitasi di Indonesia. Sampai saat ini tercatat baru 20,5% desa/kelurahan di Indonesia yang dinyatakan terverifikasi sebagai desa ODF (Open defecation free), sedangkan di Jawa Tengah tercatat 25,4% desa/kelurahan terverifikasi ODF. Tujuan adanya Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI nomor 03 tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM adalah untuk menurunkan angka kejadian diare dan meningkatkan higienitas dan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia. Program STBM merupakan pendekatan untuk mengubah perilaku higienis dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan. Pelaksanaan program STBM yang menitiberatkan pada kesadaran dan partisipasi masyarakat akan pentingnya buang air besar di Jamban sehat menjadi suatu tantangan bagi petugas sanitasi Puskesmas . (Davik, 2016) Diketahui bahwa penduduk dengan akses fasilitas sanitasi yang layak di kbupaten brebes adalah sebanyak 1.042.329 jiwa dari 1.781.379 penduduk atau sebesar 58,5%. Jenis sarana jamban yang paling banyak digunakan penduduk di Kabupaten Brebes adalah jamban berbentuk leher angsa sebesar 95,33% sedangkan yang paling sedikit digunakan adalah jenis jamban berbentuk plengsengan sebesar 40,76%. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ada 102 desa dari 297 desa di Kabupaten Brebes. Selain itu yang melaksanakan STBM di kabupaten brebes hanya sebesar 59,3% dari 102 desa. Salah satunya adalah desa
3
kersana yang di perkirakan hanya 1 dari 13 desa yang melaksanakan STBM.(Profil kesehatan kabupaten brebes.2016) Wilayah kerja puskesmas kersana adalah salah satu wilayah yang masi memiliki masalah saitasi dan perilaku bhpb. Akses jamban pada tahun 2015 mencapai 68,22% dan masih banyak di temukan masyarakat yang melakuka praktek buang air besar sembarangan ( BABS). Penduduk yang belum mengakses jamban sehat di wilayah kerja puskesmas kersana tersebut sebagian melakukan praktik buang air besar sembarangan dengan cara mengalirkan tinja hasil BAB dari jamban ke sungai (11,28%) maupun BAB langsung di sungai/got/parit/sawah/kebun.
Kondisi
geografis
desa
di
wilayah
kerja
puskesmas kersana adalah sebagian wilayahnya berupa lahan pertanian dan dilewati banyak aliran sungai menjadikan alternatif warga yang belum memiliki sarana jamban untuk BAB di sungai atau sawah. Perubahan rona lingkungan akibat pembangunan jalan tol yang melewati wilayah Kelurahan Kauman Kidul juga membawa dampak banjir pada rumah-rumah warga di sekitar sungai. Hal ini menjadikan resiko pencemaran semakin luas dari tinja yang terbawa aliran sungai maupun banjir sehingga dilakukan upaya perbaikan melalui program STBM dengan metode pemicuan. Hal
ini
kemungkinan
disebabkan
karena
kurangnya
pengetahuan
masyarakat tentang bahaya buang air besar sembarangan dan rendahnya ekonomi masyarakat kersana. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk memberikan alternatif penyelesaian masalah BABS di Puskesmas Kersana. Alternatif pemecahan masalah tersebut, penulis gunakan sebagai
4
laporan magang yang diberi judul “Gerakan masyarakat melalui “arsan bansal” sebagai upaya pemenuhan jamban sehat dan promosi kesehatan stop babs di wilayah Puskesmas Kersana Kabupaten Brebes” 1.2. Permasalahan 2.1. 1 Permasalahan Umum
Dari uraian yang telah dikemukakan diatas permasalahan yang ada yaitu: Bagaimana menciptakan masyarakat yang peduli terhadap pentingnya memilki jamban sehat dan menghindari perilaku BABS dengan “Gerakan masyarakat peduli PHBS melalui “jamban masal” sebagai upaya pemenuhan jamban sehat dan promosi kesehatan stop BABS di wilayah kerja Puskesmas Kersana? 2.1. 2 Permasalahan Khusus
1. Apakah alasan masyarakat masih melakukan perilaku Buang Air Besar Sembarangan di wilayah kerja Puskesmas Kersana? 2. Apakah masyarakat mampu termotivasi untuk mengikuti “Arsal Jamban” sebagai upaya pemenuhan jamban Sehat dan promosi kesehatan stop BABS di wilayah kerja puskesmas Kersana? 3. Bagaimana upaya untuk menerapkan pentingnya memiliki jamban sehat dan mencegah perilaku BABS di wilayah kerja puskesmas kersana?
5
1.3. Tujuan 3.1. 1 Tujuan Umum
Menciptakan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kersana menjadi masyarakat yang peduli terhadapa pentingnya memiliki jamban Sehat melalui “ Gerakan masyarakat peduli PHBS melalui “ Jamban Masal” sebagai upaya pemenuhan jamban sehat serta perubahan perilaku BABS di wilayah kerja Puskesmas Kersana. 3.1. 2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui apakah alasan masyarakat masih melakukan perilaku Buang Air Besar Sembarangan di wilayah kerja Puskesmas Kersana? 2. Untuk Mengetahui apakah masyarakat mampu termotivasi untuk mengikuti “Arsal Jamban” sebagai upaya pemenuhan jamban Sehat dan promosi kesehatan stop BABS di wilayah kerja puskesmas Kersana? 3. Untuk Mengetahui bagaimana upaya untuk menerapkan pentingnya memiliki jamban sehat dan mencegah perilaku BABS di wilayah kerja puskesmas kersana? 1.4. Manfaat
Dari hasil kegiatan magang dan penyusunan laporan ini semoga dapat bermanfaat baik bagi mahasiswa, instansi, masyarakat maupun jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat.
6
1.4.1
Bagi Mahasiswa
1. Ilmu yang telah didapatkan selama di bangku kuliah dapat diterapkan, sehingga dapat membandingkan antara teori dengan fakta yang ada di lapangan. 2. Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam memecahkan masalah kesehatan yang ada pada masyarakat. 3. Memperoleh pengalaman kerja, sehingga mendapatkan gambaran jika nanti bekerja di instansi, khususnya di Puskesmas. 1.4.2
Bagi Puskesmas Kersana
1. Sebagai bahan pertimbangan terhadap pengambilan kebijakan di bidang kesehatan. 2. Membina dan meningkatkan kerjasama yang baik dalam meningkatkan kualitas mahasiswa yang bermutu dan kredibel. 1.1.1
Bagi Masyarakat
1. Memberikan informasi tentang kehamilan resiko tinggi kepada masyarakat. 2. Memberikan gambaran sekaligus sebagai langkah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang STBM. 3. Masyarakat lebih peduli terhadap pentingnya mengakses dan memiliki jamban sehat. 4. Masyarakat termotivasi untuk tidak membuang Air Besar Sembarangan 5. Masyarakat dapat melakukan tindakan pembuatan jamban masal.
7
1.1.2
Bagi Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat
1. Laporan magang dapat menjadi salah satu referensi yang digunakan mahasiswa Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat untuk menambah pengetahuan. 2. Laporan magang dapat menjadi salah satu audit internal kualitas pengajaran.
8
BAB II ANALISIS SITUASI 2.1 Analisis Situasi Umum 2.1. 1 Gambaran Umum Puskesmas Kersana
Pelayanan Kesehatan merupakan salah satu hak mendasar masyarakat yang penyediaanya wajib diselenggarakan oleh pemerintah sebagaimana diamanatkan dalam undang-undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1) “ Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan” dan pasal 34 ayat (4) “ Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan dan fasilitas pelayanan umum yang layak”. Salah satu bentuk pelayanan kesehatan untuk masyarakat yang di selenggarakan oleh pemerintah adalah puskesmas. Salah satu puskesmas yang ada di kabupaten brebes adalah puskesmas kersana. Puskesmas kersana berdiri sejak tanun 1976 dengan memberikan pelayanan rawat jalan, pada tahun 2014 menjadi puskesmas rawat inap yang kemudian memberikan pelayanan persalinan normal pada tahun 2015. Puskesmas Kersana adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes yang berperan dan bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu
8
9
kepada masyarakat di wilayah kerjanya yang meliputi upaya Preventif (pencegahan),
Promotif
(peningkatan
kesehatan),
kuratif
(pengobatan),
Rehabilitatif (pemulihan pengobatan). Puskesmas Kersana sebagai salah satu puskesmas yang berada di wilayah Kecamatan Kersana, yang merupakan puskesmas rawat jalan dan rawat inap untuk umum. Ditinjau dari letaknya Puskesmas Kersana yang cukup strategis, dengan luas wilayah 1.161 m 2. Puskesmas Kersana mempunyai 13 Desa binaan yaitu : 1. Desa Kersana 2. Desa Ciampel 3. Desa Jagapura 4. Desa Cigedod 5. Desa kubangpari 6. Desa Kradenan 7. Desa Pende 8. Desa Limbangan 9. Desa Kemukten 10. Desa Cikandang 11. Desa Sindangjaya 12. Desa Sutamaja 13. Desa Kramat sampang Berdasarkan letak geografis, kecamatan Kersana terletak Barat – selatan dari Brebes dengan batas – batas sebagai berikut :
10
Sebelah Utara
: Kec. Tanjung
Sebelah Selatan
: Kec. Banjarharjo
Sebelah Timur
: Kec. Ketanggungan
Sebelah Barat
: Kec. Tanjung
Kecamatan Kersana dengan luas 25,23 Km 2 secara administratif terbagi menjadi 13 desa 77 RW dan 384 RT, puskesmas kersana terletak terletak pada titik koordinat sebagai berikut : S = 6055’45.55” dan T= 108 051’35.89” S = 6055’46.96” dan T= 108 051’35.84” S = 6055’46.92” dan T= 108 051’34.96” S= 6055’45.53” dan T= 108 051’35.11” Gambar 2.1. Peta Lokasi Puskesmas Kersana
RUMAH WARGA
N A N M A I L K U A J M E P
PUSKESMAS KERSANA
JALAN PEMUDA
RUMAH WARGA
U
11
2.1. 2 Tujuan , Visi , Misi dan Tata Nilai Puskesmas
2.1.2.1. Tujuan Tujuan Puskesmas Kersana adalah mewujudkan masyarakat yang : 1. Menjadi Puskesmas terbaik pilihan masyarakat; 2. Memberikan layanan kesehatan yang berorientasi pada kepuasan pasien; 3. Mewujudkan tata kelola Puskesmas yang profesional, akuntabel dan efektif dan efisien. 2.1.2.2. Visi Visi Puskesmas Kersana adalah Menjadi Puskesmas dengan pelayanan PRIMA menuju masyarakat Kersana sehat. 2.1.2.3. Misi Misi Puskesmas Kersana adalah : 1. Mewujudkan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu, Profesional, Merata dan Terjangkau oleh Masyarakat Secara Efisien dan Efektif. 2. Mewujudkan Derajat Kesehatan Masyarakat yang Optimal. 3. Mendorong Kemandirian Masyarakat Untuk Berperilaku Sehat dan Hidup Dalam
Lingkungan
yang
Sehat
Dalam
Upaya
Menyeluruh. 2.1.2.4. Tata Nilai Tata nilai Puskesmas Kersana adalah PRIMA :
Kesehatan
Secara
12
1. Profesional : Memiliki kompetensi dan kemampuan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik. 2. Ramah : Memiliki sikap yang sopan dan santun kepada seluruh masyarakat dan rekan sekerja. 3. Inisiatif & Inovatif : Memiliki kemampuan untuk bekerja mandiri dengan ide-ide kreatif serta memberi terobosan bagi peningkatan pelayanan kesehatan. 4. Malu : Memiliki budaya malu bila tidak melaksanakan tugas dengan sebaik baiknya. 5. Akuntabel : Memberikan pelayanan kesehatan sesuai pedoman dan standar pelayanan yang ditetapkan, dapat diukur dan dipertanggung jawabkan. 2.1.2.5. Moto Melayani dengan hati, kepuasan Anda merupakan kepuasan Kami. 2.1. 3 Kependudukan wilayah Puskesmas Kersna
Penduduk
sebagai
salah
satu
sumber
daya
pendukung
dalam
pembangunan menjadi aspek yang penting untuk diuraikan. 2.1.3.1 Angka Pertumbuhan Penduduk Jumlah Penduduk Kecamatan Kersana tahun 2016 menurut data Statistik sebanyak 59.027 Jumlah penduduk tertinggi pada Desa Limbangan yaitu 8.109 jiwa, sedangkan yang terendah Desa Kramat Sampang yaitu 1.214 jiwa. 2.1.3.2 Kepadatan Penduduk
13
Kepadatan penduduk di kecamatan Kersana tahun 2016 tercatat 2.333 jiwa/km2. Berdasarkan lampiran tabel 1 desa yang terpadat adalah Desa Limbangan 3118,85 jiwa/km2 dan yang terendah Desa Kramat Sampang 1517,50 jiwa/km2. Semakin tinggi kepadatan penduduk satu daerah dapat menyebabkan kurangnya keseimbangan antara penduduk dan lingkungan, sehingga dapat mengakibatkan sanitasi lingkungan yang kurang baik dan penularan penyakit bertambah cepat.
2.1.3.3 Sex Ratio Jumlah penduduk laki – laki 29.349 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 29.678 jiwa dilihat dari angka tersebut menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki – laki lebih sedikit dibanding jumlah penduduk perempuan. 2.1.3.4 Tingkat Pendidikan Penduduk Jumlah penduduk laki – laki dan perempuan yang berusia 10 tahun keatas selama tahun 2016 menurut tingkat pendidikannya adalah sebagi berikut : 1. - tidk memiliki ijazah SD
: 16.950
2. - SD / MI
: 1.121
3. - SMP / MTS
: 27.019
4. - SMA / MA
: 2.772
5. - Sekolah menengah kejuruan
: 1.500
14
6. - AKADEMI / DIPLOMA III
: 888
2.1. 4 Data Ketenagakerjaan Puskesmas Kersana
Untuk
mencukupi
kebutuhan
tenaga
kesehatan
telah
dilakukan
pemenuhan kebutuhan dengan menempatkan pegawai yang diangkat oleh Pemerintah Pusat dan provinsi serta Kabupaten baik sebagai PNS, Pegawai Tidak Tetap dan Tenaga Honor Daerah. Adapun jenis tenaga kesehatan yang ada dikelompokkan menjadi 8 profesi kesehatan yaitu : a. Tenaga Medis ( Dokter umum, Dokter Gigi ) b. Tenaga Perawat ( Peramat Umum & Perawat Gigi) c. Tenaga Bidan ( lulusan DIII & DIV) d. Tenaga Kefarmasian ( Apoteker dan Asisten Apoteker ) e. Tenaga Gizi ( DIII Gizi {SPAG dan AKZI}) f. Tenaga Teknis Medis ( Analis Kesehatan, Rekam Medis) g. Tenaga Sanitasi (Lulusan SPPH, APK, dan DIII Kesehatan Lingkungan)
15
Tabel 2.1 Jumlah dan Jenis Tenaga Kerja Puskesmas Kersana No.
Jabatan/ Tugas
Jumlah Tenaga Kerja
Tenaga Kesehatan
1.
Dokter umum/fungsional
4
2.
Dokter gigi
1
3.
Bidan
30
4.
Perawat
25
5.
Perawat Gigi
1
Tenaga Non kesehatan dan lainya
1.
Rekam Medik
1
2.
Sanitarian
2
3.
Ahli Gizi
2
4.
Analisis Kesehatan
2
6.
Apoteker
2
7.
Asisten Apoteker
1
8.
Petugas Rontgen
1
9.
Penyuluh Kesehatan (Promkes)
2
10.
Petugas Surveilence
2
11.
Petugas Laborat
2
12.
Administrasi Kesehatan
2
13.
Administrasi Umum/ Tata Usaha
5
14.
Penjaga/Satpam
2
15.
Petugas Kebersihan
3
16.
Pramusaji
1
17.
Sopir
2 Jumlah
93
16
2.1. 5 Struktur Organisasi
Gambar 2.2 Bagan Organisasi Puskesmas Kersana Kabupaten Brebes Tahun KEPALA PUSKESMAS dr. Bambang Wahyu Widodo
TIM AUDIT INTERNAL Iin Indriati, Amd. Keb
KEPALA TATA USAHA Sri widiastuti
KETUA TIM MUTU dr. Imam Setiyoso
SISTEM INFORMASI PUSKESMAS
KEPEGAWAIAN
Sri widiastuti
KEUANGAN
UMUMKaryono
Iwan Suryawan
& Giri Suranto
PERENCANAAN & PENGANGGARAN
Sri Hartanti,
PENANGGUNGJAWAB UKM DAN PERKESMAS
PENANGGUNGJAWAB JARINGAN PELAYANAN PUSKESMAS DAN JEJARING FASILITAS YANKES
PENANGGUNGJAWAB UKP, KEFARMASIAN dan LABORATORIUM
Wamad, S.Kep
Wiwik Markhamah Amd. Ke UKM ESENSIAL
UKM PENGEMBANGAN
Evi Irawanti, SKM
Sri Hartanti, AMK
PELAYANAN UKGM ( UKGS & UKGMJ)
PELAYANAN KESEHATAN GIGI & MULUT
Fakhrur Rozi
PELAYANAN KIA – KB UKP
PELAYANAN KESLING Yunita, SKM
PELAYANAN KIA – KB UKM Ade Rosiati Indah,Amd Keb
PELAYANAN GIZI UKM Sri utari, AMG
PENDAFTARAN Gunawan Setiyono,AMKOM
PELAYANAN PEMERIKSAAN UMUM
PELAYANAN PROMKES
Fakhrur Rozi
PUSKESMAS PEMBANTU PENDE : Ivon Rosalina, Amd. Keb KRADENAN :Dany Hijahyanti, Amd. Keb LIMBANGAN :Titin Khuroningsih,Amd.Keb KUBANGPARI: Dyah Ayu Trihastuti, Amd.Keb
Fakhrur Rozi
PUSKESMAS KELILING
Ade Rosiati Indah,Amd Keb PELAYANAN GAWAT DARURAT
Wamad, S.Kep
Rohana, S.Ke PELAYANAN GIZI UKP Sri Utami, AMG PELAYANAN PERSALINAN
BIDAN DESA
Nurul Lail, Amd.Keb
Iin Indriati, Amd. Keb PELAYANAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT Wiwik Markhamah, AMK
PELAYANAN RAWAT INAP
dr. Imam Seti oso
JEJARING FASYANKES
PELAYANAN KEFARMASIAN
Rohana, S.Kep
Riza Afri ani, Amd. Farm
PELAYANAN PERKESMAS Nur Aenisah, AMK
PELAYANAN LABORATORIUM
Reni Dwi Arini, Am. Ak
17
2.2.
Analisis Situasi Khusus
Pengelolaan Program Perilaku Hidup Sehat dan Bersih yang bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit , merubah perilaku hidup yang buruk menjadi baik dan sehat serta meningkatkan kesejahteraan kesehatan masyarakat secara efektif dan efisien. Pemantapan program tersebut di dukung oleh kegiatan pokok sebagai berikut : 1. Mencegah perilaku BABS (Buang Air Besar Sembarangan) 2. Membiasakan mencuci tangan menggunakan sabun 3. Memotivasi masyarakat untuk menjaga makanan dan minuman yang sehat dan Aman. 4. Memotivasi masyarakat agar dapat mengolah sampah dengan baik dan benar. 5. Meningkatkan penggunaan SPAL, atau pengolahan limbah rumah tangga dengan baik dan benar Upaya Puskesmas Kersana dalam bidang Promosi kesehatan dan Kesehatan Lingkungan pada kali ini adalah melakukan pemicuan tentang Sanitasi Total Berbasih Masyarakat (STBM) oleh tenaga kesehatan dari Puskesmas serta Gasurkes (Petugas Survei Kesehatan) yang bekerja dibawah Dinas Kesehatan kabupaten Brebes. Berikut adalah tabel mengenai angka masyarakat Desa kersana yang tidak memiliki Jamban Sehat pada bulan Oktober 2017.
18
Tabel 2.2 Data Persentase Masyarakat yang Memiliki Jamban Sehat tahun 2016
NO
Nama Desa
Jumlah KK
Prentase Masyarakat
memliki jamban
memiliki Jamban Sehat
Sehat
(%)
1.
Desa Kradenan
385
53,63
2.
Desa Sindagjaya
547
54,32
3.
Desa pende
906
59,49
4.
Desa Kubangpari
918
57,45
5.
Desa Cikandang
872
54,20
6.
Desa Cigedog
984
64,52
7.
Desa Ciampel
512
48,72
8.
Desa Jagapura
1040
49,59
9.
Desa Kersana
806
58,28
10.
Desa Kemukten
699
50,98
11.
Desa Kramat Sampang
111
26,30
12.
Desa Limbangan
926
37,77
13.
Desa Sutamaja
326
34,03
Total
9032
50,99
Berdasarkan Tabel tersebut dapat diketahui bahwa dari 13 desa yang terdapat di kecamatan kersana dengan jumlah sebanyak 17.714 KK, hanya terdapat 9.032 KK yang memilki jamban Sehat atau sebesar 50,99%, sehingga dapat dikatakan hampir 50% dari KK yang ada di kecamatan Kersana tidakk memiliki jamban sehat, sehingga perlu adanya intervensi untuk merubah perilaku agar menjadi baik dan sehat.
19
BAB III IDENTIFIKASI MASALAH 3.1 Identifikasi Masalah Pada Unit Penelitian
Perilaku Hidup bersih dan sehat adalah salah satu item yang utama perlu dilakukan oleh setiap orang, karena hidup itu perlu berperilaku bersih sehingga dapat menjadi sehat. Banyak akibat yang dapat terjadi apabila tidak menerapkan PHBS dengan baik. Masalah PHBS yang masih marak adalah perilaku BABS ( Buang Air Besar Sembarangan), itu adalah salah satu perilaku yang perlu dihentikan, karena dapat menyebabkan berbagai msalah seperti Diare , penyakit kecacingan dan dapat mencemari Air. Data masyarakat yang
memiliki jamban di puskesmaas Kersana pada
tahun 2015 50,23% dan tidak ada peningkatan di tahun 2016 masih sebanyak 50,23% sehingga dapat di katakan bahwa ini adalah sebuah masalah yang perlu di cari solusi penyelesainya. Data kejadian diare di wilayah puskesmas kersana pada tahun 2016 adalah 1260 kasus atau 53,2% Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan pihak terkait di lapangan selama kegiatan magang, faktor-faktor yang menyebabkan masih terdapatnya masyarakat yang melakukan BABS adalah sebagai berikut: 1.
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya dari BABS (Buang Air Besar Sembarangan)
2.
Kurannya sosial Ekonomi, untuk memenuhi pembuatan jamban sehat.
20
3.
Sosial budaya melakukan BABS tidak dapat dihilahkan karena sudah menjadi kebiasaan.
4.
Menganggap memiliki jamban sehat tidak terlalu penting daripada kebutuhan lainnya.
3.2 Perioritas dengan Metode Delbeq
Metode yang digunakan dalam menentukan prioritas masalah adalah metode Delbecq. Metode tersebut didasarkan pada kriteria-kriteria dengan teknik pemberian bobot yang berkisar antara 0-10, meliputi: 1.
Besar Masalah Yaitu persentase (%) atau jumlah kelompok penduduk yang ada dan kemungkinan terkena masalah tersebut atau persentase jumlah dan besarnya keterlibatan penduduk dan instansi terkait.
2.
Kegawatan Masalah Yaitu kecenderungan tingginya angka morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas (angka kematian) dari waktu ke waktu.
3.
Ketersediaan Dana/Biaya Jumlah/besar dana yang diperlukan untuk mengatasi masalah, baik dari segi instansi yang bertanggung jawab terhadap penyelesaian masalah atau dari masyarakat yang terkena masalah. Terkait dengan besar anggaran yang dikeluarkan untuk mengatasi masalah.
4.
Kemudahan Yaitu tersedianya sumber daya (tenaga, sarana/prasarana, waktu, serta cara/metode dan teknologi dalam penyelesaian suatu masalah, seperti
21
tersedianya peraturan-peraturan, juklak, juknis, petunjuk operasional, dsb). Termasuk dalam kriteria ini adalah kemudahan dalam penanganannya Tabel 3.1 Penentuan Prioritas Masalah dengan metode Delbeq Permasalahan Bobot rata-rata
Kriteria Besar Kegawatan Masalah (8) (9)
Jumlah otal Skor Besar Biaya (7)
Kurangnya pengetahuan masyarakat 7x8 6x9 4x9 mengenai bahaya dari BABS 2. Kurannya sosial Ekonomi, untuk memenuhi 8x8 7x9 6x9 pembuatan jamban sehat. 3. Sosial budaya melakukan BABS tidak dapat dihilahkan 8x8 7x9 4x9 karena sudah menjadi kebiasaan. 4. Menganggap memiliki jamban sehat 8x8 7x9 4x9 tidak terlalu penting daripada kebutuhan Berdasarkan Tabel penetapan perioritas masalah
Skala Prioritas
Kemudahn (6)
1.
6x6
182
III
6x6
217
I
4x6
187
II
3x6
181
IV
dengan menggunakan
kriteria besar msalah, kegawatan masalah, ketersediaan Dana/Biaya, dan
22
kemudahan, diatas Terlihat bahwa yang mejadi perioritas maslah adalah Kurangnya sosial Ekonomi untuk pemenuhan jamban Sehat. 3.3 Pembahasan Perioritas Masalah
3.3.1 Pengertian PHBS merupakan singkatan dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yaitu sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai upaya agar dirinya sehat dan aktif membantu kesehatan masyarakat di sekitarnya. PHBS memang sepertinya mudah dikatakan tapi penerapannya sangat sulit karena membutuhkan kesadaran dan kesungguhan akan pentingnya menjaga kesehatan. Semua perilaku manusia sebenarnya pasti punya pengaruh terhadap kesehatan, apapun bentuknya, mulai dari makan, tidur, mandi, berpakaian, sampai cara belajar, hanya saja diprioritaskan mana perilaku yang berpotensi menimbulkan penyakit. Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih
dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia. STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) adalah pendekatan untuk mengubah perilaku higienis dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan.
23
Open Defecation Free yang selanjutnya disebut sebagai ODF adalah kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak buang air besar sembarangan. Jamban sehat adalah fasilitas pembuangan tinja yang efektif untuk memutus mata rantai penularan penyakit. Diare adalah sebuah penyakit di saat tinja atau feses berubah menjadi lembek atau cair yang biasanya terjadi paling sedikit tiga kali dalam 24 jam. Di negara berkembang, diare adalah penyebab kematian paling umum kematian balita, dan juga membunuh lebih dari 2,6 juta orang setiap tahunnya 3.3.2 Pilar STBM ( Sanitasi Total Berbasih Masyarakat) 1. Tidak buang air besar (BAB) sembarangan. Tinja atau kotoran manusia merupakan media sebagai tempat berkembang dan berinduknya bibit penyakit menular (misal kuman/bakteri, virus dan cacing). Apabila tinja tersebut dibuang di sembarang tempat, misal kebun, kolam, sungai, dll maka bibit penyakit tersebut akan menyebar luas ke lingkungan, dan akhirnya akan masuk dalam tubuh manusia, dan berisiko menimbulkan penyakit pada seseorang dan bahkan bahkan menjadi wabah penyakit pada masyarakat yang lebih luas. Stop buang air besar sembarangan (STOP BABS) akan memberikan manfaat dalam hal-hal sebagai berikut :
24
a.
Menjaga lingkungan menjadi bersih, sehat, nyaman dan tidak berbau dan lebih indah
b.
Tidak mencemari sumber air /badan air yang dapat dijadikan sebagai air baku air minum atau air untuk kegiatan sehari-hari lainya seperti mandi, cuci, dll
c.
Tidak mengundang vector (serangga dan binatang) yang dapat menyebarluaskan
bibit
penyakit,
sehingga
dapat
mencegah
penyakit menular Prinsip utama tempat pembuangan tinja /jamban sehat a. Tidak mencemari sumber air /badan air atau Jarak tempat penampungan tinja terhadap sumber air di atas 10 meter. b. Tidak mencemari lingkungan (bau) c. Tidak ada kontak dengan Vektor. d. Konstruksi yang aman e. Sebagai tambahan adalah adanya saluran SPAL, pengelolaan tinja dan milik sendiri. 2. Mencuci tangan pakai sabun. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) merupakan salah satu pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang tertuang dalam surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 852/SK/Menkes/IX2008. Pentingnya CTPS adalah dapat mencegah penyakit seperti diare, typhus perut, kecacingan, flu babi, flu burung dan virus baru H1N1. Menurut hasil Penelitian (Curtis tahun 2011),
25
CTPS dapat menurunkan angka diare sebesar 47% dan menurunkan kejajian ISPA dan Flu Burung 50%. Seperti halnya perilaku buang air besar sembarangan, perilaku cuci tangan, terlebih cuci tangan pakai sabun merupakan masih merupakan sasaran penting dalam promosi kesehatan, khususnya terkait perilaku hidup bersih dan sehat. Hal ini disebabkan perilaku tersebut masih sangat rendah, yakni 43,50% (KPI Juli 2011). Dan berdasarkan Human Services (BHS) di Indonesia Tahun 2006, perilaku CTPS, dilihat dari sisi waktu kritis CTPS ditemukan bahwa : a. 12% setelah buang air besar, b. 9% setelah membersihkan tinja bayi dan balita c. 7% sebelum memberi makan kepada bayi. d. 14% sebelum makan. Ada 5 waktu kritis untuk cuci tangan pakai sabun yang harus diperhatikan, yaitu saat-saat sebagai berikut: a. Sebelum makan b. Sebelum menghidangkan makanan c. Sebelum memberi makan kepada bayi/balita d. Setelah buang air besar/buang air kecil / Setelah menceboki bayi/anak e. Setelah memegang unggas/hewan Apa manfaat cuci tangan Manfaat yang diperoleh setelah seseorang melakukan cuci tangan pakai sabun, yaitu antara lain:
26
a. membunuh kuman penyakit yang ada ditangan b. mencegah penularan penyakit, seperti diare, ISPA, , flu burung, flu babi, disentri, typhus, dll c. tangan menjadi bersih dan indah Langkah Cuci Tangan Pakai Sabun a. Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir b. Gunakan Sabun dan gosok hingga berbusa c. Gosok dengan seksama selama 20 meint d. Gosoklah telapak tangan, punggung tangan, pergelangan tangan, antara / sela-sela jari dan bawah kuku e. Bilas sampai bersih f. Keringkan dengan lap bersih. 3. Mengelola air minum dan makanan yang aman. Air merupakan kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk minum, mandi, cuci, dan keperluan lainnya. Bila kita tidak menggunakan air yang bersih. Air banyak dijumpai di alam, dan merupakan benda social yang melimpah ruah seperti kita lihat di laut, sungai, danau dan lain-lain. Namun demikian air yang bersih yang sehat merupakan benda ekonomi, yang kini susah untuk diperoleh bagi masyarakat. Air merupakan suatu unsure yang sangat penting dalam aspek kesehatan masyarakat, dimana air dapat menjadi sumber dan tempat
27
perindukan dan media kehidupan bibit penyakit. Banyak penyakit yang tterkait dengan air, baik air kotor dan bahkan juga air yang bersih secara fisik, seperti diare, demam berdarah, dll Air dialam akan digunakan sebagai sumber air baku air minum bagi masyarakat.
Air
yang
tercemar
akan
menyebabkan
susah
dalam
pengolahanya, memerlukan teknologi yang kadang-kadang canggih. Untuk itu air dialam harus dipelihara, dan diccegah dari pencemaran. 4. Mengelola sampah dengan benar. 5. Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman. 3.3.3 Tanda Gejala Penyakit Diare a. Berak encer atau cair lebih dari 3 kali dalam 24 jam b. Gelisah dan rewel c. Badan lemah dan lesu d. Muntah-muntah e. Rasa haus f. Menurunnya nafsu makan 3.3.4 Penyebab Diare a. Minum air tidak dimasak b. Makan jajanan kurang bersih c. Makan dengan tangan yang kotor d. Berak disembarang tempat e. Mengguankan air kotor untuk keperluan sehari-hari
28
f. Makanan tidak ditutup sehingga dihinggapi lalat dan terkena debu dan kotoran. g. Ikan, jamur atau singkong dan makan makanan yang mengandung racun h. Makanan dan minuman yang basi atau menggunakan zat pewarna berlebihan
BAB IV ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH 4.1 Alternatif Penyelesaian Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang ada di puskesmas Kersana, maka di dapatkan alternatif penyelesaian masalah atau pengendalian yang bertujuan untuk menciptakan sosial budaya tanpa BABS dan mendorong masyarakat untuk memiliki jamban sehat di wilayah kerja Puskesmas Kersana adalah sebagai berikut : A. Penyuluhan mengenai (STBM) Sanitasi Total Berbasih Masyarakat kepada masyarakat yang tidak memiliki jamban sehat. B. Gerakan masyarakat melalui “ Arsan Bansal “ Arisan Jamban Masal kepada Kader sebagai upaya promosi kesehatan Stop BABS. C. Penempelan Stiker pembeda jamban sebagai media promosi kesehatan 4.2 Prioritas Alternatif Penyelesaian Masalah
Setelah diketahui alternatif penyelesaian masalah yang ada, maka perlu dipilih prioritas penyelesaian masalah yang akan dilakukan dalam kegiatan intervensi sehingga akan lebih memudahkan dalam melaksanakan kegiatan tersebut. Adapun prioritas pemecahan masalah dan pengambilan dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT. Analisis terhadap alternatif yang dikemukakan sebaiknya memperhatikan hal-hal berikut: 1. Biaya 2. Manfaat 29
30
3. Efektivitas 4. Efisiensi 5. Dukungan internal 6. Dukungan eksternal 7. Waktu Untuk memilih prioritas jalan keluar, dapat memakai teknik kriteria matriks dengan pemberian skor (1 s/d 5) pada aspek-aspek ters ebut diatas. Tabel 4.1 Kriteria Penilaian Prioritas Alternatif Penyelesaian Masalah No
1
Kriteria
Biaya
Skor 1
2
3
4
5
Sangat
Mahal
Cukup
Murah
Sangat Murah
Besar
Sangat Besar
Efektif
Sangat Efektif
Efisien
Sangat Efisien
Didukung
Sangat
Mahal 2
Manfaat
Sangat
Murah Kurang
Kurang 3
Efektivitas
Cukup Besar
Sangat
Kurang
Cukup
Kurang
Efektif
Efektif
Sangat
Kurang
Cukup
Kurang
Efisien
Efisien
Efektif 4
Efisiensi
Efisien 5
Dukungan
Sangat
Kurang
Cukup
Internal
Kurang
Didukung
Didukung
Didukung
Didukung 6
Dukungan
Sangat
Kurang
Cukup
Didukung
Sangat
Eksternal
Kurang
Didukung
Didukung
Sangat
Kurang
Cukup
Tidak
Sangat Tidak
Menyita
Menyita
Menyita
Menyita
Menyita
Didukung
Didukung 7
Waktu
31
Tabel 4.2 Pemilihan Alternatif Penyelesaian Masalah No
Kriteria
Alternatif penyelesaian masalah A
B
C
1
Biaya
2
5
1
2
Manfaat
4
5
2
3
Efektivitas
2
4
3
4
Efisiensi
2
3
3
5
Dukungan internal
2
3
3
6
Dukungan eksternal
2
3
2
7
Waktu
3
3
1
Jumlah
17
26
15
Prioritas
II
I
III
Keterangan: Prioritas penyelesaian masalah: I.
Gerakan masyarakat melalui “ Arsan Bansal “
Arisan Jamban Masal
sebagai upaya pemenuhan Jamban Sehat dan promosi kesehatan Stop BABS. II.
Penyuluhan mengenai (STBM) Sanitasi Total Berbasih Masyarakat kepada masyarakat yang tidak memiliki jamban sehat.
III.
Penempelan Stiker pembeda jamban sebagai media promosi kesehatan
32
Berdasarkan hasil penetapan masalah tersebut, maka ditetapkan prioritas penyelesaian
masalah
adalah
dengan
pembentukan arisan
jamban
pada
masyarakat yang tidak memiliki jamban sebagai upaya pemenuhan jamban sehat dan mencegah perilaku BABS melalui kegiatan intervensi dengan nama kegiatan Gerakan masyarakat melalui “ Arsan Bansal “ Arisan Jamban Masal sebagai upaya pemenuhan Jamban Sehat dan promosi kesehatan Stop BABS. 4.3 Perumusan Intervensi
Program Intervensi dari permsalahan yang sudah dijelaskan mengenai sanitasi buang air besar sembarang dengan intervensi Arisan jamban, program ini di sarankan kepada pihak puskesmas untuk dapat merealisasikan nya. 4.3.1 Perencanaan
Tabel 4.3 Perencanaan Program No
1.
Rencana
Nama Kegiatan
Keterangan
Gerakan masyarakat melalui “ Arsan Bansal “ Arisan Jamban Masal sebagai upaya pemenuhan Jamban Sehat dan promosi kesehatan Stop BABS.
2.
Tujuan
1. Menciptakan masyarakat sekitar wilayah kerja Puskesmas Kersana menjadi masyarakat yang peduli
terhadap
masyarakat
yang
masih
melakukan BABS 2. Meningkatkan
pengetahuan
masyarakat
mengenai bahayanya melakukan BABS. 3. Memotivasi masyarakat yang masih melakukan BABS dengan alasan karena kurangnya ekonomi
33
dapat dimudahkan Arisan
Jamban
dengan menggunakan “ Masal”
sehingga
semua
masyarakat dapat memulai untuk Stop BABS dengan mengikuti arisan. 3.
Sasaran
Sasaran kegiatan ini kepada masyarakat yang tidak mempunyai Jamban Sehat.
4.
Pelaksana
Pelaksana dari program “ Arisan Jamban Masal “ ini
Kegiatan
adalah oleh petugas kesehatan dari puskesmas kersana yang dibantu oleh oleh kader masing – masing desa,
5.
Waktu
-
6.
Tempat
Rumah Warga
7.
Metode
Metode yang digunakan dalam program ini dalah melibatkan petugas kesehatan puskesmas Kersana, Kader dan masyarakat yang tidak memiliki jamban, yang di koordinatori oleh masing masing kader desa dengan survey pendataan Arisan Jamban setalah melakukan pemicuan.
8.
Biaya
Rp. 100.000-,/ Desa
9.
Sumber Dana
BKOP
10.
Legalisasi Program
Legalisasi dari kegiatan ini dapat dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa hal, yaitu : 1. Perencanaan
Program
Gerakan
Masyarakat
34
melalui “Arsan Bansal” Arisan Jamban Masal sebagai upaya pemenuhan Jamban Sehat dan promosi kesehatan Stop BABS dilaksanakan dengan mengacu pada semua peraturan yang berlaku. 2. Menjunjung etika dan tata nilai masyarakat didaerah setempat 3. Tidak
memberikan
peluang
bagi
penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan 4. Pada Program Gerakan Masyarakat melalui “Arsan Bansal” Arisan Jamban Masal sebagai upaya pemenuhan Jamban Sehat dan promosi kesehatan Stop BABS dapat dilegalisasikan oleh instansi terkait. 11.
Mekanisme Kerja
1. Petugas Puskesmas mendata dan membentuk kader
yang
akan
diikutsertakan
dalam
kepengurusan arisan Jamban masing- masing Desa. 2. Kader di beri pembinaan menngenai progrma dan pengetahuan khususnya tentang STBM. 3. Kader setiap desa mendata masyarakat yang tidak memilki jamban ntuk mengikuti “Arisan Jamban” agar lebih ringan.
35
4. Kader
mengkoordinatori
atau
mengurus
pengumpulan uang “Arisan Jamban Masal” 5. Petugas Kesehatan tetap memantau kegiatan. 9.
Indikator
Input : -
Masyarakat yang tidak mempunyai jamban sehat
-
Kertas Rencana Tindak Lanjut pembuatan jamban sehat
-
5 kader setiap desa sebagai koordinator pemegang arisan.
Proses: -
Terlaksnanya kegiatan pemenuhan jamban sehat melalui arisan jambal masal sesuai dengan rencana kegiatan
-
Jumlah masyarakat yang mengikuti Arisan Jamban
minimal
60%
dari
jumlah
masyarakat yang tidak memilki Jamban Sehat. -
Pendataan
Masyarakat
yang
mengikuti
Arisan Jamban Masal. -
Masyarakat Terpicu sehingga mengikuti arisan Jamban sebagai upaya pemenuhan Jamban Sehat.
36
Output: -
Jumlah Masyarakat yang mengikuti Arisan Jamban minimal 60%.
-
Terjadi peningkatan niat untuk membuat jamban sehat dilihat dari banyak atau tidaknya pengikut Arisan jamban.
-
Selama 2-3 tahun pelaporan masyarakat yang melakukan BABS akan berkurang.
Perencanaan kegiatan intervensi yang bertema Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan nama kegiatan (Gerakan masyarakat melalui “ Arsan Bansal “ Arisan Jamban Masal sebagai upaya pemenuhan Jamban Sehat dan promosi kesehatan Stop BABS. Kegiatan ini bertujuan untuk Menciptakan masyarakat sekitar wilayah kerja Puskesmas Kersana menjadi masyarakat yang peduli terhadap masyarakat yang masih melakukan BABS, Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai bahayanya melakukan BABS, dan Memotivasi masyarakat yang masih melakukan BABS dengan alasan karena kurangnya ekonomi dapat dimudahkan dengan menggunakan “ Arisan Jamban Masal” sehingga semua masyarakat dapat memulai untuk Stop BABS.
37
4.3.2 Pelaksanaan
Pelaksanaan Program ini yang seharusanya dilakukan di masing masing Desa di wilayah kerja puskesmas Kersana. Berikut adalah salah satu pelaksanaan kegiatan “ Gerakan masyarakat melalui “Arsan Bansal” sebagai upaya pemenuhan jamban sehat dan promosi kesehatan Stop BABS” di desa pende. Tabel 4.4 pelaksanaan kegiatan di Desa Pende No
1.
Rencana
Nama Kegiatan
Keterangan
Gerakan masyarakat melalui “ Arsan Bansal “ Arisan Jamban Masal sebagai upaya pemenuhan Jamban Sehat dan promosi kesehatan Stop BABS.
2.
Tujuan
1. Menciptakan masyarakat sekitar wilayah kerja
Puskesmas
Kersana
menjadi
masyarakat yang peduli terhadap masyarakat yang masih melakukan BABS 2. Meningkatkan
pengetahuan
masyarakat
mengenai bahayanya melakukan BABS. 3. Memotivasi
masyarakat
yang
masih
melakukan BABS dengan alasan karena kurangnya
ekonomi
dapat
dimudahkan
dengan menggunakan “ Arisan Jamban Masal” sehingga semua masyarakat dapat memulai
untuk
Stop
BABS
dengan
mengikuti arisan. 3.
Sasaran
Sasaran kegiatan ini kepada masyarakat yang tidak mempunyai Jamban Sehat.
38
4.
Pelaksana
Pelaksana dari program “ Arisan Jamban Masal “ ini
Kegiatan
adalah oleh petugas kesehatan dari puskesmas kersana yang dibantu oleh oleh kader masing – masing desa,
5.
Waktu
23 Oktober 2017 09.00-12.00
6.
Tempat
Balai Desa Pende
7.
Metode
Metode yang digunakan dalam program ini dalah melibatkan petugas kesehatan puskesmas Kersana, Kader dan masyarakat yang tidak memiliki jamban, yang di koordinatori oleh masing masing kader desa. Pada pelaksanaan kali ini di lakukan di kegiatan
Pemicuan
yang
mengumpulkan
20
masyarakat yang tidak mempunyai Jamban Sehat, setelah kegiatan pemicuan selesai dilanjut dengan pendataan arisan jamban yang sebelumnya di jelaskan beberapa keuntungan- keuntungannya. 8.
Biaya
10.000
9.
Sumber Dana
Pribadi
11.
Mekanisme pelaksanaan kegiatan
1. Mengumpulkan 20 masyarakat yang tidak menggunkan Jamban sehat.. 2. Petugas kesehatan memberikan penjekasan pada kegiatan “ pemicuan STBM” serta di
39
lakukan tanya jawab. 3. Menjelaskan Arisan Jamban 4. Kader masing-masing RW desa Pende mendata siapa yang akan mengikuti arisan Jamban. 9.
Indikator
Input : -
20 Masyarakat yang tidak mempunyai jamban sehat
-
Kertas Rencana Tindak Lanjut pembuatan jamban sehat
-
5 kader setiap desa sebagai koordinator pemegang arisan.
Proses: -
Terlaksnanya uji coba kegiatan pemenuhan jamban sehat melalui arisan jambal masal di desa pende sesuai dengan rencana kegiatan
-
Masyarakt antusias dalam pendataan dan prosedur arisan jamban
-
Jumlah masyarakat yang mengikuti arisan jamban 65% , dari 20 masyarakat terdapat 13
masyarakat
jamban. Output:
yang
mnegikuti
arisan
40
-
Jumlah masyarakat yang mengikuti arisan jamban 65% , dari 20 masyarakat terdapat 13
masyarakat
yang
mnegikuti
arisan
jamban. -
Terjadi peningkatan niat untuk membuat jamban sehat dilihat dari banyak atau tidaknya pengikut Arisan jamban.
-
Selama 2-3 tahun pelaporan masyarakat yang melakukan BABS akan berkurang.
Pelaksanaan Kegiatan program intervensi yang bertema Perilaku Hidup Bersih dan sehat dengan nama Kegiatan “ Gerakan Masyarakat melalui “ Arsan Bansal” sebagai upaya pemenuhan jamban sehat dan promosi kesehatan stop BABS. Kegiatan ini adalah salah satu uji coba dari intervensi yang kami sarankan ke puskesmas kersana. Pada kegiatan Pemicuan STBM yang sudah terjadwal terlakasna di setiap tahunya, dapat di selipkan sebuah kegiatan arisan jamban. Pada pelaksnaan program ini di laksanakan di desa pende dengan jumlah peserta 20 peserta. Yang di lakukan pada 23 Oktober 2017 pukul 09.00 sampai 12.00 yang dilakukan setelah kegiatan pemicuan. Pelaksanaan kegiatan “Gerakan masyarakat melalu “ Arsan Jamsal” arisan jamban sebagai upaya pmenuhan jamban sehat dan promosi kesehatan stop BABS.
41
4.3.3 Evaluasi
Evaluasi dijalankan mengikuti suatu kerangka kerja system yang dapat menilai setiap tahap pelaksanaan program, mulai tahap input, proses kegiatan, output, hasil sampai dengan dampak program Tabel 4.5 evaluasai Program Intervenasi Indikator Rencana Kegiatan
Input : -
Masyarakat yang tidak mempunyai jamban sehat
-
Kertas Rencana Tindak Lanjut pembuatan jamban sehat
-
5
kader
setiap
desa
sebagai
koordinator pemegang arisan. Proses: -
Terlaksnanya kegiatan pemenuhan jamban sehat melalui arisan jambal masal
sesuai
dengan
rencana
kegiatan -
Jumlah masyarakat yang mengikuti Arisan Jamban minimal 60% dari jumlah
masyarakat
yang
tidak
42
memilki Jamban Sehat. -
Pendataan
Masyarakat
yang
mengikuti Arisan Jamban Masal. -
Masyarakat
Terpicu
sehingga
mengikuti arisan Jamban sebagai upaya pemenuhan Jamban Sehat. Output: -
Jumlah
Masyarakat
yang
mengikuti Arisan Jamban minimal 60%. -
Terjadi peningkatan niat untuk membuat jamban sehat dilihat dari banyak atau tidaknya pengikut Arisan jamban.
-
Selama
2-3
masyarakat
tahun yang
pelaporan melakukan
BABS akan berkurang. Outcome -
Penurunan
angka
Kejadian
penyakit Diare di wilayah Kerja Puskesmas Semarang
Kersana
Kabupaten
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan
Alasan masyarakat yang tidak menggunakan jamba sehat dan melakukan perilaku buang air besar sembarangan berdasarkan analisis dan wawancara pda narsumber yang berkaitan adalah: 1. Sudah Menjadi kebiasaan masyarakat dan susah untuk di hilangkan karena menjadi tidak bisa terbiasa menggunakan Jamban, 2. Karena Faktor ekonomi yang hampir 50% termasuk masyarakt yang berpendapatan dibawah rata-rata. 3. Kurang nya kepedulian dan pengetahuan terhadap pentingnya memilki jamban sehat. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan BABS adalah dengan Arsan jamsal atau arisan jambab Masal, intervensi ini adlaah sebagai saran kepada pihak puskesmas agar dapat diterapkan sesuai dengan perencanan yang telah di buat. Setelah di uji coba dengan salah satu desa di kecamatan kersana, dari 20 masyarakat yang tidakmemilki jamban sehat, 13 diantaranya adalah mau untuk mengikuti Arisan Jamban.
43
44
5.2 Saran 5.2.1 Petugas Kesehatan
Memberikan penyuluhan terpadu dan lebih intensif yang mengaitkan kader puskesmas dan masyarakat mengenai STBM untuk meningkatkan pengethuan masyarakat dan memotivasi untuk berhenti melakukan BABS. 5.2.2 Kader Kesehatan/Masyarakat
1. Membantu dalam menjalankan program “ARSAN BANSAl” 2. Selalu menyampaikan informasi yang berkaitan tentang kesehatan khususnya STBM. 3. Masyrakat mengikuti “Arisan jamban Masal” kemudian sampai pembuatan jamban dan di laporkan kepada petugas Kesehatan.
45
DAFTAR PUSTAKA
Davik,
F.
ilmid
(2016)
‘EVALUASI
PROGRAM
SANITASI
TOTAL
BERBASIS MASYARAKAT PILAR STOP BABS DI PUSKESMAS KABUPATEN PORBOLINGGO’, 4, pp. 107– 116. Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes.2015.Profil Kesehatan Kabupaten Brebes Tahun 2015:Dinas Kesehatan Kementrian RI.2015.Profil Kesehatan RI tahun 2015:Jakarta Puskesmas
Kersana.2016.Prodil
Kesehatan
Puskesmas
Kersana
tahun
Kesehatan
Puskesmas
Kersana
tahun
2016:Puskesmas Kersana Puskesmas
Kersana.2015.Prodil 2015:Puskesmas Kersana
Pudjaningrum, dkk. 2016. PENGARUH METODE PEMICUAN TERHADAP PERUBAHAN
PERILAKU
BUANG
PADA
MASYARAKAT
SEMBARANGAN KAUMAN
KIDUL
KOTA
SALATIGA.
AIR
BESAR
KELURAHAN
Jurnal
Kesehatan
masyarakat, Volume 4, Nomor 5, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346). Wijiyanti, Amalinda Kris, Laksmono Widagdo 2), Zahroh Shaluhiyah3y.
2016
FAKTOR-
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN BUANG AIR BESAR DI JAMBAN DI DESA GUNUNGSARI KECAMATAN PULOSARI
KABUPATEN
PEMALANG
JURNAL
KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)Volume 4, Nomor 1,
46
Januari
2016
(ISSN:
2356-3346)
J
http://ejournal-
s1.undip.ac.id/index.php/jkm Farouk Ilmid Davik.2016. EVALUASI PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT PILAR STOP BABS DI PUKSESMAS KABUPATEN PROBOLINGGO: Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 4 Nomor 2 Juli- Desember 2016
47
LAMPIRAN-LAMPIRAN
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
LAMPIRAN DAFTAR PESERTA ARISAN JAMBAN DESA PENDE No.
Nama
TTD
Kersna, 17 Oktober 2017
Yunita, S.KM. NIP.19690620 199503 2 003
58
LAMPIRAN
DOKUMENTASI KEGIATAN MAGANG PUSKESMAS KERSANA KABUPATEN BREBES
Foto Bersama Kader Imunisasi Desa Pende
59
Foto Kegiatan Pemicuan di Desa Kramat smpang
Kegiatan Hari Cuci Tangan Sedunia