LAPORAN EKSKURSI GEOLOGI STRUKTUR DESA CIPICUNG KECAMATAN JATIGEDE KABUPATEN SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Praktikum Geologi Struktur Semester IV Program Studi Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung Tahun Akademik 2016/2017
Disusun oleh : Kelompok 2
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG 1438 H / 2017 M
Judul
Tim Penyusun Nama Anggota
: LAPORAN EKSKURSI GEOLOGI STRUKTUR DESA CIPICUNG KECAMATAN JATIGEDE KABUPATEN SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT : Kelompok 2 : 1. Resma Nugraha (10070113004) 2. Faiz Muhdofar Bahari (10070115036) 3. Andhika Gilang Pratama (10070115041) 4. Reka Juliantika (10070115042) 5. Juni Rahmat Hasibuan (10070115053)
Bandung, 12 Juli 2017 Menyetujui,
Fajar Shodik Asisten Pembimbing Pembimbing
Raden M. Ridwan Koordinator Lapangan
Hary Susanto General Manager Labolaratorium Geologi
Mengetahui, Kasie Laboratorium Geologi
Dr.Yunus Ashari, Ir., M.T NIK: 0980158
KATA PENGANTAR
A s s alamuala alamualaii k um Warahmatulla Warahmatullahi hi Waba W abarak rak atuh, atuh,
Alhamdulillahirabill Alhamdulillahirabillalamin, alamin, puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT. karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan yang berjudul “Laporan Ekskursi Geologi Struktur Desa Cipicung, Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat”.
Dalam pembuatan laporan ini kami mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terimakasih sebesarbesarnya kepada: 1. Orang Tua kami kami yang telah telah mendukung mendukung kami baik baik materi maupun maupun moril. moril. 2. Bapak Dr. Ir. Yunus Ashari., M.T. M.T. selaku Kasie. Kasie. Laboratorium Laboratorium Geologi. 3. Hary Susanto, selaku General Manager Labolatorium Geologi. 4. Asisten Labolatorium Labolatorium Geologi Geologi yang telah telah memberikan memberikan materi-materi untuk menunjang kegitan penyusunan laporan ini. 5. Asisten
pembimbing
yang
telah
dengan
sabar s abar
membantu membant u
dan
membimbing kami dalam pembuatan laporan akhir ini. Kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam pembuatan penyusunan laporan ini. Kami menyadari sepenuhnnya, bahwa penulisan laporan ini masih banyak kekurangan, kekurangan, oleh karena itu kami sangat sangat mengharapkan mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaiakan dan kesempurnaan laporan ini diwaktu yang akan datang. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan para pembaca pada umumnya. Was s alam alamuala ualaii k um Warahmatullahi Warahmatullahi Wabar Wabar akatuh.
Bandung, 17 Juli 2017
Kelompok 2
PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam suatu kegiatan ekplorasi seringkali ditemukan suatu bahan galian atau singkapan yang telah mengalami beberapa perubahan baik dari bentuk maupun kondisi dari bahan galian tersebut yang dikarenakan adanya suatu proses deformasi dan kejadian struktur pada daerah tempat bahan galian atau singkapan tersebut berada. Maka dari itu diperlukan kajian mengenai bentuk (arsitektur) batuan sebagai hasil dari proses adanya proses deformasi, yaitu kajian ilmu geologi struktur. Kajian geologi struktur lebih ditekankan pada studi mengenai unsur struktur geologi seperti perlipatan ( fold ), rekahan (fracture), patahan (fault ), dan sebagainya yang merupakan bagian dari satuan tektonik. Selain dari teori yang ada, perlu juga dilakukan langsung pengamatan dilapangan sehingga akan dapat mengetahui kondisi lapangan yang mengalami gejala struktur secara langsung serta akan dapat melihat keadaan lapangan sebenarnya secara langsung . Maka dari itu untuk dapat menerapkan hal tersebut dilakukan suatu kegiatan lapangan berupa kegiatan ekskursi sehingga dapat melihat keadaan lapangan yang mengalami gejala struktur secara langsung. Pemilihan lokasi kegiatan ekskursi di Sungai Cisaar di Desa Cipicung, Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat ini didasarkan karena pada daerah ini terdapat banyak singkapan dan struktur
yang dapat
dijadikan sebagai objek pengamatan yang mengalami gejala-gejala struktur yang terjadi. Hal ini dapat diketahui dan dilihat dari peta topografi dan peta geologi pada daerah kegiatan tersebut, yang mana dengan melakukan analisis morfometri akan mendapat informasi mengenai kondisi daerah kegiatan secara umum dari daerah kegiatan tersebut. Oleh karena itu lokasi ini memenuhi syarat untuk dijadikan sebagai objek pengamatan dan tempat kegiatan ekskursi, sehingga nantinya dapat mengkorelasikan hasil pada peta dan keadaan sebenarnya.
Maksud dan Tujuan Maksud Maksud
dari
kegiatan
ini
adalah
untuk
menganalisis
dan
mengkorelasikan gejala-gejala struktur yang ada serta memahami proses keterbentukan struktur yang ada di daerah Desa Cipicung, Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang
Tujuan Adapun tujuan dari kegiatan ekskursi ini adalah : TUJUAN SESUIAKAN DENGAN TUGAS KALIAN CONTOH : MENGETAHUI STRUKTUR GEOLOGI YANG BERKEMBANG DI LOKASI KEGIATAN 1. Pengukuran kedudukan
singkapan yang tersingkap di Kecematan
Jatigede Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat, serta kedudukan dari struktur yang berada pada daerah tersebut . 2. Mendeskripsikan batuan yang tersingkapa di Kecematan Jatigede Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Baratberada di daerah pengamatan. 3. Mengetahui struktur geologi yang berada di Kecematan Jatigede Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat melalui pemetaan geologi. 4. Mengkorelasikan setiap struktur geologi yang berada disetiap singkapan yang berada di Kecematan Jatigede Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat .
LOKASI DAERAH KEGIATAN LOKASI KEGIATAN Lokasi kegiatan ekskursi geologi struktur bertempatan di Desa Cipicung, Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat. Kegiatan ekskursi geologi struktur dilaksanakan pada tanggal 8 Juli – 9 Juli 2017 Secara geografis, daerah tersebut terletak pada koordinat 0182000 mE – 0183500 mE dan 9124150 mS – 9242500 mS. Lokasi kegiatan ekskursi geologi struktur ini secara administratif berbatasan langsung dengan wilayah, diantaranya: Sebelah utara
: Kecamatan Jatiwangi
Sebelah selatan
: Kecamatan Lemahsugi
Sebelah barat
: Kecamatan Sukaraja
Sebelah timur
: Kecamatan Maja dan Kecamatan Majalengka
KESAMPAIAN DAERAH Lokasi kegiatan memiliki jarak ±104 km dengan waktu tempuh ±3 jam 10 menit dalam kondisi lalu lintas yang lengang, jarak tersebut dari Kota Bandung tepatnya dari Kampus Universitas Islam Bandung dengan alat transportasi berupa kendaran roda empat. Adapun rute perjalanan yang dilalui menuju daerah penelitian melewati Jalan Layang Pasupati lalu menuju Jalan Tol Pasteur menuju gerbang Tol Cileunyi keluar di Jalan Tol Cileunyi dilanjutkan menuju Jalan Raya Jatinangor Tanjungsari menuju Jalan Prabu Gajah Agung menuju arah Wado atau jalan Raya Wado - Kadipaten hingga tiba di Desa Cipicung. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta kesampaian daerah. (Peta dapat dilihat pada gambar 1).
Sumber peta administrasi daerah
Gambar 1 Peta Kesampaian
TOPOGRAFI, MORFOLOGI, DAN VEGETASI DAERAH KEGIATAN Topografi Kondisi topografi pada daerah penelitian yang berada di desa Cipicung Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat yakni berada pada elevasi 100 hingga 500 mdpl. Daerah penelitian ini jika dilihat dari peta maka berada pada kontur yang relatif rapat. Hal ini menandakan bahwa daerah tersebut berada pada daerah yang relatif curam. Pada daerah sebelah barat hingga barat laut daerah ini berada pada kontur yang relatif rapat sedangkan daerah yang berada pada bagian utara hingga timur laut berada pada kotur yang relatif renggang sehingga menandakan daerah ini memiliki permukaan yang relatif landai. Sedangkan pada wilayah timur hingga barat daya memiliki kontur yang rapat dengan elevasi yang perubahannya memiliki jarak yang dekat sehingga daerah ini diindikaskan memiliki permukaan yang relatif curam.
Sumber peta rupa bumi lembar situraja dan majalengka Jangan menggunakan sumber lagi kan udah ada di peta
Gambar 2 Peta Topografi Daerah Kegiatan
Morfologi Jika dilihat dari peta morfologi bagian utara pada daerah penelitian ini didominas oleh warna kuning dengan persen lereng rata – rata 15,75% ini menandakan bahwa daerah ini memiliki bentuk topografi berupa lereng atau bergelombang sedangkan bagian barat hingga menuju timur laut memiliki warna jingga atau yang mendominasi pada peta morfoloogi ini dengan persen lereng rata – rata 22,88% menandakan bahwa daerah ini memiliki topografi menengah curam hingga berbukit, dan daerah yang berwana merah muda memiliki topografi curam atau berbukit curam. Klasifikasi ini berdasaran pada klasifikasi persen lereng menurut Van Zuidam dan dari hasil perhitungan persen lereng maka daerah tersebut termasuk kedalam daerah bukit dan bergelombang.
Sumber peta rupa bumi lembar situraja dan majalengka
Gambar 3 Peta Morfologi Daerah Kegiatan
Vegetasi Vegetasi yang dijumpai pada daerah kegiatan ini didominasi oleh pohon pisang, pohon bambu, pohon petai cina, pohon mangga dan semak belukar. Tabel 1 Vegetasi Daerah Kegiatan
Nama
Foto
N 2750 E Pohon Pisang (Musa Paradisiaca)
N 2450 E Pohon Bambu (Bambusa Glauscencens)
N 1680 E
Pohon Petai Cina (Leucaena Leucocephala)
N 790 E Pohon Mangga (Mangifera Indica)
Nama
Foto
N 3180 E Semak Belukar (Centella asiatica)
KONDISI GEOLOGI REGIONAL Fisiografi Kondisi daerah penelitian pada dasarnya sudah pernah dilakukan penelitian terdahulu oleh para peneliti. Peneltian yang dilakuakn secara umum memberikan informasi mengenai keadaan geomorfologi, stratigrafi dan struktur geologi yang berada pada daerah peneitian dan sekitarnya. Berdasarkan pembagian fisiografi Jawa Barat Van Bemmelen (1970) telah membagi daerah Jawa bagian barat menjadi beberapa jalur fisiografi. Pembagian zona fisiografi daerah Jawa bagian barat tersebut yaitu : a. Zona Dataran Rendah Pantai Jakarta b. Zona Bogor c. Zona Bandung d. Zona Pegunungan Bayah e. Zona Pegunungan Selatan Jawa Barat Berdasarkan letaknya, maka secara f isiografi, daerah penelitian termasuk kedalam Zona Bogor bagian Timur. Zona Bogor terdapat di bagian selatan Zona Dataran Rendah Pantai Jakarta, dan membentang dari barat ke timur, yaitu mulai dari Rangkasbitung, Bogor, Subang, Sumedang, dan berakhir di Bumiayu dengan panjang kurang lebih 40 km. Zona Bogor ini merupakan daerah antiklinorium yang cembung ke utara dengan arah sumbu lipatan barat – timur. Inti antiklinorium ini terdiri dari lapisan-lapisan batuan berumur Miosen dan sayapnya ditempati batuan yang lebih muda yaitu berumur Pliosen – Pleistosen. Batuannya terdiri atas batupasir, batulempung dan breksi yang merupakan endapan turbidit, disertai beberapa intrusi hypabisal, konglomerat dan hasil endapan gunungapi. Disamping itu juga terdapat lensa-lensa batugamping. Endapannya terdiri oleh akumulasi endapan Neogen yang tebal dengan dicirikan oleh endapan laut dalam. (Van Bemmelen, 1949 op. Cit. Martodjojo, 1984)
Stratigrafi Kondisi geologi regional pada daerah pengamatan didominasi oleh batuan sedimen hal ini disebabkan kaerana daerah tersebut berada diantara Gunung Tangkuban Perahu dan Gunung Tampomas sehingga batuan protolit yang terbentuk diindikasi berasa dari batuan beku yang berasal dari kedua
gunung tersebut yang telah terbentuk sebelumnya selain itu pada lokasi kegiatan ekskursi
terdapat Sungai Cisaar yang menjadi media proses sedimentasi.
Daerah kegiatan ekskursi lapangan geologi struktur yang diamati merupakan anggota atas, serpih dan satuan batuan gunung api. Diteliti oleh pusat penelitian dan
pengembangan
geologi
dengan
hasil
berupa
peta
geologi
lembar
Arjawinangun (1995) dengan skala 1 : 100.000. Wilayah ini termasuk dalam formasi Omtu, Omtl, dan ha,. Keterangan Startigrafinya mencakup :
Qvu (HASIL GUNUNG API TUA TAK TERURAIKAN) Breksi gunungapi, lahar, lava bersifat andesit dan basalt.
Qob (BREKSI TERLI PAT) Breksi gunung api bersifat andesit, breksi tufaan, batupasir kasar, lempung tufaan, grauwacke.
Pt (FORMASI TJITALANG) Batupasir tufaan berwarna coklat muda, lempung tufaan, konglomerat, kadang – kadang ditemukan lensa – lensa batupasir gampingan yang keras.
Pk (FORMASI KALIWANGSU) Batulempung dengan sisipan batupasir tufaan konglomerat; kadang – kadang ditemukan lapisan – lapisan batupasir gampingan dan batu gamping.
Msc (FORMASI SUBANG ANGGOTA BATU LEMPUNG) Batulempung mengandung lapisan batugamping abu – abu tua. Kadang – kadang dijumpai juga ditemukan sisipan batupasir galukonit hijau.
Mhu (FORMASI HALANG ANGGOTA ATAS) Batupasir tuga, lempung, konglomerat. Batupasir merupakan bagian yang utama.
Mhl (FORMASI HALANG ANGGOTA BAWAH) Breksi gunungapi yang bersifat andesit dan basalt. Disamping itu ditemukan juga tufa dan lempung serta konglomerat; morfologi berupa questa.
Omtu (FORMASI HALANG ANGGOTA SERPIH) Batulempung dengan selingan batupasir fsn gamping, pasir gampingan, pasir tufaan (400-500 m)
Omtl (FORMASI TJINAMBO ANGGOTA BATUPASIR, GRAUWACKE) Grauwacke dengan timbulan tinggi, batupasir gampingan, tifa, lempung, lanau. Grauwacke disini mempunyai ciri perlapisan tebal, dengan sisipan serpih dan lempung tipis yang padat berwarna kehitam – hitaman.
Ha (ANDESIT HORNBLENDA) Berbentuk retas lempeng, retas dengan lebar antara 20 – 30 meter.
Sumber peta geologi lembar Ardjawinangun 1973
Gambar 4 Peta Geologi Regional
KEGIATAN LAPANGAN Kegiatan ini bertempat di Sungai Cisaar, Desa Cipicung, Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat. Kegiatan dimulai dengan menyusuri hilir menuju hulu sungai maka didapatkan data berupa titik koordinat stasiun yang didapat dengan memploting setiap stasiun pada gps selama kegiatan berlangsung. Data yang didapat berupa koordinat x,y dan ketinggian (z) pada setiap stasiun. Kegaiatan ini memerlukan peralatan dan perlengkapan yang dapat membantu pada saat proses kegiatan. Peralatan dan perlengkapan yang digunakan yaitu: Tabel 2 Perlengkapan dan Peralatan yang Digunakan Perlengkapan dan Peralatan
Palu Geologi
Kompas
Larutan HCl
Foto
GPS
Meteran
Alat Tulis
Berikut untuk rangkain kegiatan ekskursi lapangan geologi struktur adalah sebagai berikut: a. Hari Pertama Hari Pertama, pada tanggal 8 Juli dilakukan kumpul di SDN Cimukti pada pukul 07.00 WIB yang dibuka dengan briefing dan melakukan kalibrasi GPS setelah itu menuju daerah kegiatan ekskursi lapangan geologi struktur. Dimulai dengan menyusuri hilir menuju hulu di sungai Cisaat. Kegiatan hari pertama ini dilakukan pengambilan data dari statsiun 1 sampai dengan stasiun 4, adapun data yang didapat sebagi berikut : Tabel 3 Kegiatan Lapangan Stasiun
Koordinat dan Elevasi
Titik
0182146 mE
Pemberangkatan
9242416 mN
(SDN CIMUKTI)
179 mdpl
Kedudukan
Jenis Batuan
Keterangan
Foto
Stasiun
Koordinat dan Elevasi
Kedudukan
Jenis Batuan
Keterangan
Foto
Dibagi menjadi 3 titik
pengamatan
Batuan didominasi oleh batu lempung dengan sisipan batu pasir.
Vegetasi
didominasi
pohon mangga. Stasiun 1 (St.01)
0182310 mE 9242464 mN 142 mdpl
Blok 1 : N 2340E/ 760 0
0
Blok 2 : N 235 E/ 74 0
0
Blok 3 : N 68 E/ 71
Batu Lempung Batu Pasir
Lebar sungai 24,6 m.
Lokasi
singkapan
kiri
menghulu Struktur geologi yang
berada pada st.1 ini merupakan dikarenakan kedudukan
lipatan terdapat yang
berbeda dan kesamaan lapisan yang terbalik.
N 780 E
Stasiun
Koordinat dan Elevasi
Kedudukan
Jenis Batuan
Keterangan
Foto
Dibagi menjadi 3 titik
pengamatan
Batuan didominasi oleh batu lempung dengan sisipan batu pasir.
Vegetasi
didominasi
semak belukar. Stasiun 2 (St.02)
0182252 mE 9242252 mN 149 mdpl
Blok 1 : N 2820E/ 810 0
0
Blok 2 : N 92 E/ 88 Blok 3 : N
2950E/
840
Batu Lempung
Lokasi
singkapan
kiri
menghulu
Batu Pasir
Pada
st.2
Struktur
geologi
yang
berada
pada
daerah
merupakan antiklin. yang
ini lipatan
Kedudukan berbeda
keterbalikan lapisan batuan.
serta
susunan
N 670 E
Stasiun
Koordinat dan Elevasi
Kedudukan
Jenis Batuan
Keterangan
Foto
Dibagi menjadi 2 titik
pengamatan
Batuan didominasi oleh batu lempung dengan sisipan batu pasir.
Vegetasi
didominasi N 2230 E
pohon mangga. 0182384 mE Stasiun 3
9242214 mN 151 mdpl
Lokasi
0
0
Blok 1 : N 115 E/ 60 Blok 2 : N
1170E/
780
Batu Lempung Batu Pasir
singkapan
kiri
menghulu
Adanya struktur geologi berupa sesar, kekar.
Dengan
pergeseran
sesar sejauh 1cm. Kekar yang terbentuk
diakibatkan
adanya
sesar mayor sehingga mempengaruhi daerah disekitarnya.
Stasiun
Koordinat dan Elevasi
Kedudukan
Jenis Batuan
Keterangan Dibagi menjadi 1 titik
pengamatan
0182413 mE Stasiun 4
9242085 mN 167 mdpl
Blok 1 : N 3510E/ 880
Batu Lempung
Blok 2 : N 260E/ 700
Batu Pasir
Batuan didominasi oleh batu lempung dengan sisipan batu pasir.
Dilakukan
pengukuran
meassure section
Adanya struktur geologi berupa sesar, kekar.
Foto
N 2230 E
b. Hari Kedua Hari Kedua, pada tanggal 9 Juli. Dimulai dari SD Negeri Cimukti pukul 07.00 WIB setelah itu menuju daerah kegiatan ekskursi lapangan geologi struktur. Dimulai dengan menyusuri hilir menuju hulu sungai. Kegiatan hari kedua ini dilakukan pengambilan data dari statsiun 5 sampai dengan stasiun 10. Adapun data yang didapat sebagi berikut :
Stasiun
Koordinat dan Elevasi
Kedudukan
Jenis Batuan
Keterangan
Foto
Jenis
batuan
didominasi
oleh
batuan
lempung
dengan sisipan pasir.
Singkapan
berada
pada N 1300 E
kanan menghulu.
Stasiun 5
9242448 mN 159 mdpl
Struktur
geologi
yang
Batu Lempung
berada
pada
st.5
Batu Pasir
merupakan
0182053 mE N 1220E/ 680
terbentuk
kekar akibat
yang adanya
sesar – sesar minor yang mempengaruhi
darah
sektanya
sehingga
terbentuk
kekar – kekar
akbat dari sesar tersebut.
Stasiun
Koordinat dan Elevasi
Kedudukan
Jenis Batuan
Keterangan
Jenis
batuan
Foto
didominasi
oleh batu lempung dengan sisipan pasir.
Dibagi
menjadi
7
titik
didominasi
oleh
pengamatan. Vegetasi
pohon mangga. Lokasi
singkapan
0182527 mE Stasiun 6
9241980 mN 183 mdpl
berada
pada kiri menghulu.
Batu Lempung Batu Pasir
N 2230 E
Struktur
geologi
yang
bekembang pada daerah ini merupakan zona hancuran yang dimana pengambilan data – data yang berupa kedudukan
memiliki
kedudukan yang bermacam
–
macam
dengan
kemenerusan lapisan yang memiliki perberdaan arah.
Stasiun
Koordinat dan Elevasi
Kedudukan
Jenis Batuan
Keterangan
Jenis
batuan
Foto
didominasi
oleh batu lempung dengan sisipan pasir.
Dibagi
menjadi
1
titik
didominasi
oleh
pengamatan. Vegetasi
semak belukar. Lokasi
singkapan
berada
pada kanan menghulu. 0182579 mE Stasiun 7
9241997 mN 180 mdpl
0
0
N 128 E/ 70
Batu Lempung
Struktur
geologi
yang
bekembang pada daerah ini
Batu Pasir
merupakan zona hancuran yang dimana pengambilan data – data yang berupa kedudukan
memiliki
kedudukan yang bermacam
–
macam
dengan
kemenerusan lapisan yang memiliki perberdaan arah. St.7
ini
merupakan
kemenerusan dari st.6
satu
N 1000 E
Stasiun
Koordinat dan Elevasi
Kedudukan
Jenis Batuan
Keterangan
Jenis
batuan
Foto
didominasi
oleh batu lempung dengan sisipan pasir.
Dibagi
menjadi
3
titik
didominasi
oleh
pengamatan. Blok 1 : N
3250E/
410
9241967 mN
Blok 2 : N
1220E/
750
180 mdpl
Blok 3 : N 1210E/ 670
0182681 mE Stasiun 8
Batu Lempung
Vegetasi
semak belukar.
Batu Pasir
Lokasi
singkapan
pada
kiri
berada
dan
kanan
geologi
yang
menghulu.
Struktur
bekembang pada daerah ini merupakan sesar
N 3510 E
Stasiun
Koordinat dan Elevasi
Kedudukan
Jenis Batuan
Keterangan
Jenis
batuan
Foto
didominasi
oleh batu lempung dengan sisipan pasir.
Dibagi
menjadi
1
titik
didominasi
oleh
pengamatan. Vegetasi
semak belukar dan pohon
0182858 mE Stasiun 9
9241820 mN 187 mdpl
N 1400E/ 730
Batu Lempung Batu Pasir
mangga. Lokasi
singkapan
berada
pada kiri menghulu.
Struktur
geologi
yang
bekembang pada daerah ini merupakan kekar. Sehingga pengambilan data pada st.9 difokuskan
pada
pengambilan data kekar
N 2400 E
Stasiun
Koordinat dan Elevasi
Kedudukan
Jenis Batuan
Keterangan Jenis
batuan
Foto
didominasi
oleh batu lempung dengan sisipan pasir.
Dibagi
menjadi
1
titik
didominasi
oleh
pengamatan. Vegetasi
pohon mangga dan semak N 1230 E
belukar. 0182966 mE Stasiun 10
9241738 mN 187 mdpl
Lokasi
Batu Lempung Batu Pasir
singkapan
berada
pada kanan menghulu.
Struktur
geologi
yang
bekembang pada daerah ini merupakan zona hancuran yang dimana pengambilan data – data yang berupa kedudukan kedudukan dengan lapisan
memiliki yang
berbeda
kemenerusan yang
perberdaan arah.
memiliki
HASIL KEGIATAN LAPANGAN Dari hasil kegiatan ekskursi lapangan geologi struktur yang berlokasi di Desa Cipicung, Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat di dapatkan data – data hasil pengamatan sebagai berikut: A.
Peta dan Penampang Lintasan Sungai Kegiatan ini dilakukan dengan melakukan pemetaan sungai di Sungai
Cisaar di Desa Cipicung, Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat yang terdiri dari 10 stasiun pengamatan. Pada kegiatan penyusuran sungai, pemetaan terhadap lintasan penyusuran sungai juga dilakukan dengan melakukan pengukuran terhadap lebar sungai, panjang sungai, dan slope. Pengukuran arah sungai dengan menggunakan kompas. Dapat dilihat dari penampang peta lintasan pada daerah penelitian bahwa daerah sungai pada daerah penelitian merupakan suatu sungai jenis paralel ditandai dengan kondisi morfologi daerah penelitian yang mempunyai persen lereng yang cukup curam. Berdasarkan peta morfologi tempat penelitian terdapat juga bukit yang cukup mendominasi. hasil data yang didapat dari pemetaan sungai cisaar.
Pada objek pengamatan st.1 objek pengamatan dibagi menjadi 3 blok pengamatan dengan data koordinat 0182310 mE dan 9242464 mN dengan kedudukan tiap blok yakni blok 1 N 241 0 E/850, kedudukan pada blok 2 yakni N 2310 E/790 dan pada blok 3 kedudukannya yakni N 66 0 E/810. Dengan lebar sungai 24,6 m kondisi cuaca pada saat dilakukan pengabilan data dalam keadaan cerah, vegetasi berupa pohon bambu, pohon mangga dan semak belukar. Singkapan ini dibagi menjadi 3 blok dikarenakan jika dilakukan pengamatan secara dekat terlihat adanya perbedaan arah kemenerusan pada lapisan batuan yang diamati, dimana pada blok 1 dan 2 kedudukan pada masing
– masing blok hampir dalam angka bedekatan sedangkan pada blok 3 sangat jauh nilai kedudukannya. Setelah dilakukan pengamatan maka dilakukan pendeskrpsain batuan yang dimana batuan tersebut diindikasikan merupakan batuan lempung dengan sisipan pasir.
Gambar 5 Data Singkapan St.1
Gambar 6 Hasil Deskrpsi Bautuan St.1
B.
Meas ure S ection Pengukuran measure section ini dilakukan pada st. 4. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui keadaan dari geologi daerah tersebut, baik dipermukaan maupun dibawah permukaan sehingga daerah pengamatan dapat ditentukan, apakah daerah tersebut terpengaruh oleh struktur hal ini dapat diamati melalui kemenerusan dari lapisan batuan yang berada pada daerah tersebut. Selain hal tersebut metode in dapat digunakan sebagai metode pengamatan tahapan awal untuk menuju ketahapan pengeboran.
GAMBAR XXX DVKGDL;
C.
Diagram Roset Salah satu metode yang digunakan dalam mengamati struktur yang
berada pada pada daerah pengamatan, adalah diagram roset. Hal ini dakibatkan metode roset akan menggambarkan arah gaya utama yang mempengaruhi terjadinya struktur yang berada pada daerah tersebut. Dari pengamatan yang dilakukan menggunakan daerah pengamatan sekmen 4,
daripengamtan yang
dilakukan dengan menggunakan metode roset ini dapat ditentukan gaya utama yang mempengaruhi adanya struktur di daerah kecamatan jatinunggal kabupaten sumedang berasal dari arah timur laut menuju barat laut. Dalam pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan diagram roset dilakukan pengambilan data kekar dilapangan, sebab keberadaan dari kekar pada daerah pengamatan menunjukkan daerah tersebut berada pada daerah struktur.
Titik Pengamatan
Stasiun 4
Stasiun 5
Stasiun 6
Diagram Roset
Stasiun 7
Stasiun 8
Stasiun 9
(Data kekar terlampir pada lapiran diagram roset) Roset buat 3 aja 1. DATA DARI STATION 1 S/D 4 2. DATA STATION 5 S/D 8 3. DATA STATION 9 DAN 10
KESIMPULAN KARNA TUJUANNYA SALAH JADI DI PERBAIKI LAGI YA Dari pengukuran yang dilakukan terhadap singkapan yang berada didaerah Kecematan Jatigede Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat, stasun satu mempunyai kedudukan N 234 0E/ 760 pada blok 2, Blok 2 : N 235 0E/ 740, Blok 3 : N 68 0E/ 710, sedangkan pada stasiun 2 mempunyai beberapa kedudukan Blok 1 : N 2820E/ 810, Blok 2 : N 920E/ 880, Blok 3 : N 295 0E/ 840. Dimana pada stasiun 3 mempunyaikedudukan Blok 1 : N 115 0E/ 600, Blok 2 : N 117 0E/ 780. Stasiun 4 mempunyai kedudukan Blok 1 : N 351 0E/ 880 , Blok 2 : N 260E/ 700, stasiun 5 N 1220E/ 680, stasiun enam mempunyai beberapa kedudukan yaitu sebagai berikut ini Blok 1 : N 121 0E/ 710 , Blok 2 : N 129 0E/ 590 , Blok 3 : N 1220E/ 620 , Blok 4 : N 3150E/ 720 , Blok 5 : N 1220E/ 240, Blok 6 : N 1280E/ 550 ,Blok 7 : N 1300E/ 740, stasiun 7 : N 3150E/ 720, stasiun 8 : N 3250E/ 410, stasiun 9 : N 1280E/ 700, stasiun 10 : N 0E/ 0 Berdasarkan hasil dari deskripsi batuan yang diambil dari lapangan, dari st.1 hingga st. 10 batuan yang berada pada darah penelitian didominasi oleh batuan sedimen berupa batu lempung dan batu pasir. Batu pasir didominasi oleh batu pasr halus hingga batu basir sangat halus. Jika dikorelasikan dengan peta geologi maka daerah tersebut sesuai dengan keadaan dilapangan, dimana pada peta daerah peneltian berada pada formasi Omtu dimana formasi halang anggota serpih batu lempung dengan selingan batupasir fsn gamping, pasir gampingan, pasir tufaan. Pada stasiun 1 terdapat struktur geologi berupa lipatan, yang discikan dengan adanya perbedaan kedudukan serta adanya kebalikan litologi antara blok 1 dan blok 3, dimana lipatan pada stasiun ini merupakan lipatan sinklin. Pada stasiun 2 terdapat struktur geologi berupa lipatan tetapi lipatan ini merupakan lipatan antiklin dimana lipatan pada stasiun 2 ini juga ditemukan perbedaan kedudukan serta keterbalikan lapisan tetapi dimensi sama, lipatan pada stasiun 2 ini memanjang dari blok 1 hingga blok 3 yang dimana blok 1 ini berada di kiri menghulu sedangkan blok 3 berada di kanan menghulu. Pada stasiun 3 t erdapat kekar dengan luas pengukuran sebanyak 3 x 3 m. Sedangkan pada stasiun 4 disini dilakukan pengukuran master section dengan luas pengukuran dan lebar sungainya yakni xx. Pada stasiun 5 terdapat struktur geologi berupa kekar dan